Anda di halaman 1dari 27

Chronic Venous

Insufficiency
Preseptor : Ihsan Soemanto, SpB.Sub.BVE

Presentan :
Laisa Khosi 12100121535
Yusran Nur Muwafiq 12100121642
M Mufti Dewantara 12100121661
Anatomi
1. The superficial and perforating veins of the lower limb
2. The deep veins of the lower limb
3. Small veins and the microvenous circulation
1. Superficial and perforating veins of the lower limb
● GVS : great saphenous vein yang terletak di saphenous compartment
akan drainase ke common femoral vein (CFV) pada persimpangan
saphenofemoral junction (SFJ)
● Accessory saphenous vein yang paling penting yaitu anterior
accessory saphenous vein (AASV) yang mengalir hampir paralel dan
sedikit lateral dari GSV di paha
● SSV : small saphenous vein mengalir keatas pada posterior calf/betis
ke popliteal vein di popliteal fossa
● vena yang menghubungkan GSV dan SSV disebut intersaphenous
veins > Giacomini vein yang menghubungakan SSV di popliteal
fossa dengan cephalad GSV
● Tributaries saphenous trunks dan accessory vein terletak di jaringan
subkutran yang dapat terlihat dan teraba
● Perforating veins menghubungkan superficial dan deep vein
2. The deep veins of the lower limb
● Vena tibialis posterior berpasangan dan vena peroneal di
betis bergabung membentuk trunkus tibioperoneal, yang
bergabung dengan vena tibialis anterior.
● Vena ini naik di kanal adduktor menjadi vena femoralis
(FV), yang bergabung dengan deep femoral vein (DFV)
untuk membentuk CFV di selangkangan.
● Di atas ligamentum inguinalis, CFV berlanjut sebagai
vena iliaka eksternal (EIV) dan, setelah menerima vena
iliaka internal (IIV), berlanjut sebagai vena iliaka
komunis (CIV). Di sisi kiri CIV melewati antara arteri
iliaka komunis kanan dan kolom vertebral. Dari
pertemuan CIV kanan dan kiri, vena cava inferior
(IVC) naik di sebelah kanan aorta
3. Small vein and the microvenous circulation
● Katup vena tidak terdapat pada vena dan venula <2 mm.
● Suatu studi vena kecil di kulit kaki bagian bawah menunjukkan bahwa katup memang ada bahkan di vena
dengan diameter dari 100 um - 2 mm, dan katup mikro ini juga bisa tidak kompeten.
● Pada tributaries generasi ketiga dari GSV dapat terlihat apa yang disebut katup “boundary”, yang mampu
mencegah refluks ke kulit.
● Ketika refluks GSV hadir, ketidakmampuan katup mikro ini mungkin memainkan peran penting dalam
perkembangan perubahan kulit
Definisi
Insufisiensi vena kronis (CVI) adalah kondisi umum yang
biasanya melibatkan edema ekstremitas bawah, perubahan
kulit trofik, dan ketidaknyamanan akibat hipertensi vena
Epidemiologi
- Diperkirakan 6-7 juta orang di Amerika Serikat memenuhi kriteria diagnostik untuk
insufisiensi vena kronis.
- Populasi umum antara 1-17% pria dan 1-40% wanita mengalami insufisiensi vena
kronis
- Di antara semua pasien insufisiensi vena kronis, sekitar 1% hingga 2,7% akan
mengembangkan ulkus stasis vena. Pembentukan ulkus membawa prognosis yang
buruk, dengan 40% pasien mengalami kekambuhan meskipun pengobatan standar.
Etiologi
● Refluks vena (faktor penting) --> terjadi akibat kelainan katup vena
○ Refluks katup primer: ketika tidak ada penyebab yang diketahui dari disfungsi
katup
○ Refluks katup sekunder: ketika penyebab yang dapat diidentifikasi hadir;
penyebab paling sering adalah DVT
● Obstruksi vena
● Disfungsi pompa otot betis
● Atau kombinasi 3 faktor di atas
● Hilangnya elastisitas dinding vena
Etiologi
Dapat diklasifikasikan sebagai:
a. Primer
→ Presentasi gejala tanpa peristiwa pencetus
→ Dihasilkan dari kelainan kongenital atau kelainan intrinsik dinding vena
→ Berkurangnya kandungan elastin, peningkatan remodelling matriks ekstraseluler dan infiltrasi
inflamasi → mengubah integritas vena → dilatasi dan inkompetensi katup

b. Sekunder
→ Disebut sindrom post trombotik (PTS) terjadi sebagai akibat dari DVT → memicu respons
inflamasi → injury pada dinding vena
Faktor Risiko
Tidak dapat dimodifikasi
- Perempuan
- Usia lanjut
- Obstruksi vena iliaka non-trombotik (sindrom may-thurner)
- Genetik → Kelemahan dinding vena

Modifikasi
- Merokok
- Obesitas
- Berdiri terlalu lama
- DVT
- Cedera vena
- Gaya hidup menetap
- Penggunaan kontrasepsi oral
- Cedera kaki
- Hipertensi
- Riwayat DVT
Patofisiologi
Tanda dan Gejala
Gejala:
● Nyeri kaki
● Rasa berat
● Kaki lelah
● Bengkak,
● Gatal pada kulit
● Kram malam hari
● Keluhan membaik dengan istirahat dan elevasi kaki,

Tanda:
Dijelaskan per ekstremitas sebagai komponen "C" dari klasifikasi CEAP, dari
C1 hingga C6
Diagnosis
● Anamnesis : gejala, faktor risiko, riwayat DVT, riwayat tromboemboli, alergi, dan pengobatan
● Pemeriksaan Fisik:
- Menilai ulkus, pulsasi distal, dan neuropati
- Lingkar kedua kaki di pergelangan kaki dan betis dapat diukur untuk kasus edema.
- Melakukan tes brodie-trendelenburg untuk membedakan antara CVI akibat katup vena superfisial
atau vena sistem dalam
● Pemeriksaan Penunjang
- Pengujian refluks vena → mengidentifikasi daerah yang terkena dan memberikan
beberapa indikasi etiologi dan patofisiologi
- Duplex Ultrasound →Gold standar untuk menilai fungsi vena dan identifikasi daerah
anatomi yang terkena
- Cross sectional imaging (Magnetic resonance venography, Computed tomography
venography)
- Plethysmography → menilai refluks dan disfungsi pompa otot (jarang dilakukan)
Diagnosis Banding
- Lymphedema
- Cellulitis
- Varicose veins
Management
Tujuan -> mengurangi ketidaknyamanan dan edema, menstabilkan tampilan kulit, menghilangkan rasa nyeri dan
menyembuhkan ulcer.

Terapi konservatif :
● Menyarankan pasien aktif bergerak dan berdiam diri dengan posisi sama dalam waktu lama. jika kondisi
mengharuskan untuk duduk atau berdiri dalam waktu yang lama, maka pasien perlu melakukan elevasi tungkai
ke atas dan ke bawah secara bergantian
● Elevasi tungkai kira-kira 15 cm. Elevasi kaki berguna menurunkan statis pada vena, mengurangi nyeri dan
edema.
● Menurunkan berat badan jika berat badan berlebih
● Menggunakan kaos kaki untuk kompresi medik secara berkelanjutan.
● Menganjurkan berolahraga secara teratur yang meningkatkan pompa otot betis, tetapi menghindari olahraga
yang dapat meningkatkan tekanan vena (tenis, bulu tangkis)
Management
Terapi Invasif :
● Kompresi
tekanan kompresi berbeda-beda tergantung kondisi luka. jika terdapat ulkus, maka kompresi diberikan dengan
minimal tekanan 40 mmHg dalam empat lapisan perban kompresi selama satu minggu.
● Skleroterapi
vena yang dilatasi seperti pada varises dan telengiektasia diberikan suntikan menggunakan agen kimia cair atau
berbentuk busa yang dapat merusak endotelium dan dapat mengecilkan ukuran vena.

Beberapa jenis obat yang dapat dikonsumsi untuk mengatasi CVI adalah:

● Antibiotik, untuk mengatasi infeksi akibat luka terbuka di kulit


● Obat antikoagulan (pengencer darah), seperti warfarin dan rivaroxaban, untuk mencegah penggumpalan darah
● Obat diuretik, seperti furosemide, untuk mengurangi penumpukan cairan dalam tubuh
● Obat untuk melancarkan aliran darah, seperti pentoxifylline
Management: Pembedahan
Ligasi Vena Perforator
Inkompetensi vena perforasi → terlibat dalam perkembangan
ulkus vena
Teknik → SEPS (Vena Perforator Endoskopi Subfasial)

a. Posisikan kaki yang terkena ditinggikan 45-60 derajat


b. Lutut ditekuk, dan dua sayatan kecil dibuat di kaki medial
proksimal jauh dari area indurasi maksimal di
pergelangan kaki.
c. Trokar laparoskopi kemudian diposisikan, dan diseksi
subfascial dilakukan
d. Vena Perforator kemudian diidentifikasi dan dipotong dua
kali dan dibagi.
e. Setelah prosedur selesai, kaki dibungkus dengan perban
kompresi selama 5 hari pasca operasi.
Management: Pembedahan
Superficial Venous Surgery
Sebagai terapi tambahan selain terapi kompresi pada pasien dengan ulkus vena,

Mengurangi kekambuhan ulkus vena dalam 4 tahun.

Deep Venous Valvular Reconstruction (Jarang dilakukan)


Teknik yang terdiri dari perbaikan katup, transplantasi segmen vena dari lengan, transposisi vena
inkompeten ke vena kompeten yang berdekatan, dan implantasi segmen vena termasuk katup kompeten.

Transplantasi Valve: Melibatkan segmen inkompeten di femoral vein/ popliteal vein dengan segmen
axillary/brachial vein kompeten
Komplikasi

● Sindrom pasca-flebitis
● Ulkus vena
● Leg Discoloration
● DVT
● Pulmonary Embolism
● Bleeding
● Secondary lymphedema
● Chronic Pain
Prognosis

● CVI Tanpa koreksi → kondisinya progresif


● Ulkus vena sering terjadi dan sulit diobati
● Hampir 60% mengembangkan flebitis yang sering berkembang menjadi trombosis vena dalam
pada lebih dari 50% pasien.
● Insufisiensi vena juga dapat menyebabkan perdarahan hebat.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai