Anda di halaman 1dari 25

VARISES

Trias Adam
112020052

Pembimbing : dr. Melvin P. Togatorop, Sp.B


Anatomi
Definisi
Varises tungkai adalah vena superfisial yang mengalami dilatasi, pemanjangan dan berkelok-kelok
dengan fungsi katup yang abnormal.
Epidemiologi
Varises tungkai lebih sering terjadi pada wanita daripada pria, hal ini sering dikaitkan dengan kehamilan dan faktor
hormonal.
Data Studi pada Edinburgh Vein Study 2003 USA, dimana partisipasi orang-orang yang dipilih secara acak.
Ditemukan pria tiga kali lebih sedikit dibanding wanita, dimana wanita 33,6% dan laki-laki 11,0%.
Etiologi
1. Vena varikosa primer
Vena varikosa primer terjadi jika katup sistem vena superfisial (vena saphena magna, vena saphena parva, dan vena
perforantes) gagal untuk menutup sebagaimana mestinya.
2. Vena varikosa sekunder
Varises sekunder terjadi akibat sistem vena profunda mengalami thrombosis / tromboplebitis atau adanya fistula
arteovenosa.
3. Kelemahan dinding pembuluh vena
Berkurangnya elastisitas dinding pembuluh vena yang menyebabkan pembuluh vena melemah dan tak sanggup
mengalirkan darah ke jantung sebagaimana mestinya.
Faktor – faktor
◦ Faktor genetik
◦ Faktor kehamilan
◦ Faktor hormonal
◦ Faktor berdiri lama
◦ Obesitas
◦ Faktor usia
◦ Merokok
Patofisiologi
Varices primer
- Kelemahan struktural pada dinding pembuluh darah yang diturunkan.
- Gangguan katup vena, daun katup tidak mampu menutup dan menahan aliran refluks.
- Kurangnya dukungan dari luar resistensi jaringan subkutan.

Varices sekunder
- Gangguan patologi sistem vena dalam
- Dilatasi vena-vena permukaan, penghubung, atau kolateral

Kerusakan katup vena pada system vena dalam  mengganggu aliran darah menuju jantung  resultan statis
 penimbunan darah menyebabkan hipertensi vena dalam.
Klasifikasi

Secara klinis, jenis :


◦ Varises trunkal
◦ Varises retikuler
◦ Varises kapiler
Gambaran Klinis
Stadium 1
Keluhan samar (tidak khas) rasa berat, mudah lelah pada tungkai setelah berdiri atau duduk lama.
Gambaran pelebaran vena berwarna kebiruan tidak jelas.
Stadium 2
Mulai tampak pelebaran vena, palpable dan menonjol.
Stadium 3
Varises tampak jelas, memanjang, berkelok – kelok pada paha atau tungkai bawah, dapat disertai
telangiektasis / “spider vein”
Stadium 4
Terjadi kelainan trofik berupa ulkus varikosum.
CEAP
◦ Derajat 0 : tidak terlihat atau teraba tanda gangguan vena
◦ Derajat 1 : telangiektasis, vena retikular
◦ Derajat 2 : varises vena
◦ Derajat 3 : edem tanpa perubahan kulit
◦ Derajat 4 : perubahan kulit akibat gangguan vena (pigmentasi, dermatitis statis, lipodermatosklerosis)
◦ Derajat 5 : perubahan kulit seperti di atas dengan ulkus yang tidak aktif
◦ Derajat 6 : perubahan kulit seperti di atas dengan ulkus aktif
Diagnosis
Anamnesis
-Keluhan rasa berat, rasa lelah, rasa nyeri, rasa panas / sensasi terbakar pada tungkai, kejang otot betis, bengkak serta
keluhan kosmetik.
-Keluhan biasanya berkurang dengan elevasi tungkai, untuk berjalan atau pemakain bebat elastik dan makin bertambah
setelah berdiri lama, selama kehamilan, menstruasi, atau pengobatan hormonal .
-Faktor predisposisi
-Riwayat penyakit sistemik.
Pemeriksaan Fisik
◦ Inspeksi tungkai dilakukan dibawah penyinaran yang cukup pada posisi eksorotasi tungkai dan pemeriksaan pada
tungkai yang abduksi dari arah belakang akan membantu visualisasi varises.
◦ Daerah vena yang berkelok diraba untuk menilai ketegangan varises dan besarnya pelebaranvena, pulsasi arteri
harus teraba, bila tidak teraba maka harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui apakah ada
obstruksi arteri.
◦ Distribusi anatomi varises perlu digambarkan dengan jelas.
Tes Trendelenburg 
- Angkat tungkai beberapa waktu, pasang torniket pada paha bagian atas
- Pasien diminta berdiri, lalu tiba-tiba penekanan dilepas. Bila vena terisi dengan segera berarti katup
inkompeten.
- Tes dicoba untuk kedua kalinya tanpa melepas penekanan. Bila selama kira-kira 20-30 detik vena-vena terisi,
maka berarti katup vena komukantes tidak inkompeten lagi.
Tes Perthes 
- Torniket dipasang pada pangkal paha, pasien diminta berjalan-jalan berkeliling
- Vena-vena tungkai melebar: ada obstruksi
- Vena tidak melebar: vv. komunikantes profunda masih baik dan darah terus naik lewat system profunda.
Pemeriksaan Khusus Vena
◦ ULTRASONOGRAFI DOPPLER PHOTOPLETHYSMOGRAPHY (PPG)
PLEBOGRAPHY
Tatalaksana
Terapi Kompresi
Cara ini berfungsi sebagai katup vena yang membantu pompa otot betis untuk mencegah kembalinya aliran
darah vena, edem kaki, dan bocornya bahan fibrin sehingga mencegah pembesaran vena lebih lanjut, tetapi
tidak mengembalikan ukuran vena.

Tingkat kompresi (mmHg) Indikasi

15-20 mmHg Varises ringan (selama kehamilan, pasca bedah)

21-30 mmHg Varises telah menimbulkan gejala,pascaskleroterapi

31-45 mmHg Post-thrombotic syndrome, ulkus telah sembuh

>45 mmHg Phlebolymphedema


Compression Bandages Pneumatic Compression Pump
Tatalaksana
Skleroterapi
1. Endovenous Laser Therapy
2. Radiofrekuensi ablasi (RF)
Terapi Pembedahan
Ambualtory phlebectomy (Stab Avulsion)
Ligasi Vena Saphena Magna dan Stripping Vena
Komplikasi
◦ Pendarahan
◦ Infeksi
◦ Edema tungkai
◦ Kerusakan saraf kulit
◦ Limfokel
◦ Thrombosis vena dalam
Kesimpulan
Varises merupakan suatu kondisi terjadinya pelebaran pembuluh darah, terutama pembuluh darah balik (vena).
Prinsip tatalaksana pada pasien dengan varises adalah mengurangi gejala-gejala yang berhubungan dengan varises
seperti mengurangi rasa nyeri, bengkak, pelebaran dan penonjolan vena, mencegah komplikasi lebih lanjut,
meningkatkan kualitas hidup pasien dengan memperbaiki kemampuan mobilisasi pada pasien. Tatalaksana yang
dapat diberikan dapat berupa pengobatan konservatif, kompresi stoking, maupun tindakan operasi skleroterapi,
ligasi vena, dan stripping.
Terima Kasih 

Anda mungkin juga menyukai