Anda di halaman 1dari 13

Referat

VARISES
Disusun Oleh :
Mega Mahardika, S.Ked

Pembimbing :
dr. Raja MN Sitorus, Sp.B

DEPARTEMEN BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA – PAPUA
2021
DEFINISI

Varises merupakan kondisi dimana pembuluh


darah balik vena, terutama vena perifer,
mengalami pelebaran, berkelok-kelok disertai
kegagalan fungsi katup. Terjadi terutama pada
vena kaki (vena tungkai).
EPIDEMIOLOGI

• lebih sering terjadi pada wanita dari pada pria

Wanita : 25 - 40 %
Pria : 10 -15 %
ANATOMI

• Sistem vena pada tungkai terdiri dari komponen vena


superfisialis, vena profunda, vena komunikans
(perforantes). Sistem superfisialis sendiri terdiri dari
vena safena magna dan vena safena parva.Keduanya
memiliki arti klinis yang sangat penting

• Vena safena magna merupakan vena terpanjang di


tubuh, mulai dari kaki sampai ke fossa ovalis dan
mengalirkan darah dari bagian medial kaki serta kulit
sisi medial tungkai.Vena ini merupakan vena yang
paling sering menderita varises vena tungkai.
ETIOLOGI

• Karena peningkatan tekanan vena superfisialis


• Herediter
• Berdiri terlalu lama
• Pada wanita rentan menderita varises vena tungkai  pengaruh peningkatan hormon
• Umur merupakan faktor risiko independen dari varises
PATOFISIOLOGI

 Pada keadaan normal katup vena bekerja satu arah dalam mengalirkan darah vena naik keatas dan masuk
kedalam.Pertama darah dikumpulkan dalam kapiler vena superfisialis kemudian dialirkan ke pembuluh vena yang
lebih besar, akhirnya melewati katup vena ke vena profunda yang kemudian ke sirkulasi sentral menuju jantung dan
paru.

 Di dalam kompartemen otot, vena profunda akan mengalirkan darah naik keatas melawan gravitasi dibantu oleh
adanya kontraksi otot yang menghasikan suatu mekanisme pompa otot.

 Peningkatan tekanan di dalam lumen paling sering disebabkan oleh terjadinya insufisiensi vena dengan adanya
refluks yang melewati katup vena yang inkompeten baik terjadi pada vena profunda maupun pada vena
superficial.Peningkatan tekanan vena yang bersifat kronis juga dapat disebabkan oleh adanya obstruksi aliran darah
vena.

 Kegagalan pada satu katup vena akan memicu terjadinya kegagalan pada katup-katup lainnya. Peningkatan
tekanan yang berlebihan di dalam sistem vena superfisial akan menyebabkan terjadinya dilatasi vena yang
bersifat lokal. Setelah beberapa katup vena mengalami kegagalan, fungsi vena untuk mengalirkan darah ke
atas dan ke vena profunda akan mengalami gangguan. Tanpa adanya katup-katup fungsional, aliran darah vena
akan mengalir karena adanya gradien tekanan dan gravitasi
KLASIFIKASI DAN GAMBARAN KLINIS Derajat 1: vena
reticular
Menurut klasifikasi CEAP berdasarkan berat ringan
manifestasi klinisnya

• Derajat 0 : Tidak terlihat atau teraba tanda gangguan vena


• Derajat 1 : Telangiektasis, Vena retrikuler
• Derajat 1:
Derajat 2 : Varises Vena
• telangiektasis
Derajat 3 : Edem tanpa perubahan kulit
• Derajat 4 : Perubahan kulit akibat gangguan vena
(pigmentasi, dermatitis statis, lipodermatoskelrosis)
• Derajat 5 : Perubahan kulit seperti di atas dengan ulkus yang
sudah sembuh
• Derajat 6 : Perubahan kulit seperti diatas dengan ulkus aktif

Derajat 2 : varises
vena
Gejala yang dapat timbul pada vena varikosa antara lain:

• Rasa berat di ekstremitas bawah (saat berdiri atau


duduk lama)
• Rasa nyeri di ekstremitas bawah (saat berdiri atau
duduk lama)
• Sensasi terbakar
• Rasa gatal (inflamasi kutaneus)
• Rasa kram di malam hari (pengurangan edema
pada posisi berbaring)
DIAGNOSIS
Anamnesis

1. Keluhan : Terdiri atas keluhan rasa berat, rasa lelah, rasa nyeri, rasa panas/sensasi terbakar pada
tungkai, kejang otot betis, bengkak serta keluhan kosmetik.
2. Riwayat insufisiensi vena : Kapan Mulai terlihat abnormalitas pada vena , Onsetnya, dan riwayat
sebelumnya.
3. Riwayat pengobatan penyakit vena sebelumnya
4. Riwayat menderita tromboplebitis vena superficial atau vena profunda
5. Riwayat menderi penyakit vaskuler
6. Riwayat keluarga
Pemeriksaan Fisik

• Inspeksi  distal ke proksimal dari depan ke belakang


• Palpasi  membantu untuk menemukan keadaan vena yang normal dan abnormal.
• Perkusi  mengetahui kedaan katup vena superficial
• Manuver Perthes  membedakan antara aliran darah retrograde dengan aliran darah antegrade
• Tes Trendelenburg  membedakan antara pasien dengan refluks vena superficial dengan
pasien dengan inkopetensi katup vena profunda
• Auskultasi menggunakan Doppler
Berdasarkan NICE Guideline untuk vena varikosa, penanganan vena
TATALAKSANA varikosa sebagai berikit :
Intervensi

• Valve Reconstruction : Operasi ini meliputi teknik


1. Skleroterapi  Terapi ini dilakukan dengan injeksi agen
terbuka yaitu open valvuloplasty serta teknik tertutup
sklerosan (sodium tetradecyl sulfate, polidocanol, dsb) ke
dengan transcommissural valvuloplasty.
dalam vena varikosa dengan jarum kecil. Tujuannya
adalah membuat perlukaan endotelial sehingga
menyebabkan trombosis dan fibrosis.
2. Endovenous ablation menggunakan energi termal Non-intervensi
dalam bentuk radiofrekuensi atau laser
3. Terapi Bedah:
1. Stoking kompresi
• Ligasi dan Stripping
• Subfascial Endoscopic Perforator Surgery (SEPS) : untuk
meligasi vena perforator
KOMPLIKASI
• Kasus ringan atrofi dan pigmentasi kulit di temukan di atas pergelangan kaki, ulserasi
sekunder dapat terjadi, sering sebagai akibat dari trauma kecil atau bukan trauma.
• Varises lanjut  Lipodermatosklerosis perubahan kulit berupa pigmentasi dan indurasi
jaringan lemak akibat reaksi inflamasi
• Gangguan hemodinamik vena tepi.
• Emboli  merupakan komplikasi varises yang paling jarang terjadi, tetapi bisa
menyebabkan kematian bila memasuki sirkulasi pulmonal.
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai