Anda di halaman 1dari 24

VARISES

Pembimbing : dr Sri Nur Bowo, Sp BTKV


Penyusun : Johannes Romandi Nofian Wawin
112019005
Pendahuluan
Penyakit vena kronis pada tungkai dimana adanya
keadaan yang menyatakan gangguan aliran darah vena
(venous return) pada tungkai.
Gangguan fungsi pada vena tersebut akan bertambah
berat seiring berjalannya waktu.
Perdarahan spontan jarang terjadi, biasanya terdapat
trauma ringan.
Varises dan komplikasinya jarang sekali menyebabkan
kematian, seberapapun besar dan banyaknya keluhan
yang diderita pasien.
DEFINISI
Varises (varus=bengkok) adalah pelebaran pebuluh balik (vena) yang
berkelok-kelok yang ditandai oleh katup yang berada didalamnya yang
tidak berfungsi secara baik.
 Bila hanya melebar saja disebut venektasi.
Terdapat tiga jenis vena pada tungkai , yaitu :
1. Vena Tepi terletak dibawah kulit dan hanya dilindungi oleh jaringan
longgar dan kulit. Vena tepi yang utama adalah vena safena magna
(VSM) dan vena safena parva (VSP). Kedua vena ini berhubungan
dibeberapa tempat melalui vena vena kecil.
2. Vena Dalam  diliputi otot dan fascia serta berdampingan dengan
arterinya.
3. Vena Penghubung (Perforantes)  adalah vena yang menghubungkan
vena tepi ke vena dalam, yaitu dengan cara langsung menembus
fascia.
Etiologi
 Primer : Penyebab varices vena yang pasti
belum diketahui, herediter, sehingga terbentuk
varices yang primer dan spontan.
Varices sekunder merupakan gejala sisa
thrombosis vena profunda akibat dilatasi vena
kolateral dan kerusakan katup vena profunda.
Faktor penyokong lain :
1. Faktor keturunan : akibat perubahan hormon
dan bertambahnya berat badan.
2. Kehamilan : aliran darah dari kaki, tungkai,
pangkal paha dan perut bagian bawah pun
terhambat.
3. Kurang gerak :otot sekitar pembuluh darah
vena tidak mampu memompa darah secara
maksimal.
4. Faktor berdiri lama : memperparah beban
kerja pembuluh vena, tekanan vena 10 kali lebih
besar, sehingga terjadi inkompetensi pada
katup.
5. Obesitas :tekanan hidrostatik yang meningkat
6. Faktor usia :Dinding vena menjadi lemah
karena lamina elastic menjadi tipis dan atrofik,
degenerasi otot polos.
Patofisiologi
Varices primer
- kelemahan struktural pada dinding pembuluh darah
yang diturunkan
- Gangguan katup vena, daun katup tidak mampu
menutup dan menahan aliran refluks.
- Kurangnya dukungan dari luar resistensi jaringan
subkutan.
Varices sekunder
- Gangguan patologi sistem vena dalam
- Dilatasi vena-vena permukaan, penghubung, atau
kolateral.
kerusakan katup vena pada system vena dalam 
mengganggu aliran darah menuju jantung  resultan statis
 penimbunan darah menyebabkan hipertensi vena dalam.
Klasifikasi dan Gambaran Klinis
Secara klinis varises tungkai dikelompokan berdasarkan
jenisnya, yaitu :
1. Varises truncal : varises v.saphena magna, v.saphena
parva diameter : > 8 mm, warna : biru-biru kehijauan.
2. Varises reticular : cabang v.saphena magna/ v.saphena
parva diameter : 2-8 mm, warna : biru-biru kehijauan.
3. Varises kapiler : vena subkutis (kelompok serabut halus
pembuluh darah)
diameter : 0,1 - 1 mm, warna : merah atau sianotik
(jarang).
Gejala-gejala varises antara lain :
1. terasa berat, otot yang mudah pegal,
kaku, panas dan sakit di seputar kaki
maupun tungkai, sakit dirasakan menjelang
malam.
2. Mudah kram, meski kaki dalam kondisi
santai.
3. spider navy.
4. Perubahan warna kulit (pigmentasi) di
seputar mata kaki, luka di sekitar mata kaki
yang sulit sembuh.
5. Kaki bengkak (edema)
6. Tampak urat kebiru-biruan dan berkelok-
kelok. ( varices kronis)
Pemeriksaan Fisik dilakukan :
Tes Trendelenburg 
- angkat tungkai beberapa waktu
- dipasang torniket pada paha bagian atas
- Pasien diminta berdiri, lalu tiba-tiba penekanan dilepas.
Bila vena terisi dengan segera berarti katup inkompeten.
- tes dicoba untuk kedua kalinya tanpa melepas penekanan.
Bila selama kira-kira 20-30 detik vena-vena terisi, maka
berarti katup vena komukantes tidak inkompeten lagi.
Tes Perthes 
- Torniket dipasang pada pangkal paha, pasien diminta
berjalan-jalan berkeliling
- Vena-vena tungkai melebar :ada obstruksi
- Vena tidak melebar :vv.komunikantes profunda masih baik
dan darah terus naik lewat system profunda.
Tes Perban 
- Vena-vena superficial tungkai bawah ditekan dengan perban
elastis.
- Pasien berjalan-jalan selama 10 menit .
- nyeri ada : obstruksi pada system profunda
*Stadium ringan-berat
Varises tungkai
* Stadium 1
Keluhan samar, mudah lelah pada tungkai setelah berdiri atau
duduk lama. Gambaran pelebaran vena berwarna kebiruan tak
jelas
* Stadium 2
Mulai terlihat pelebaran vena dan menonjol
* Stadium 3
Varises tampak jelas, memanjang, berkelok padapaha atau
tungkai bawah disertai telangiektasis/spider vein
* Stadium 4
Tjd kelainan kulit dan atau ulkus krn sindrom insufusiensi
vena menahun.
Pencegahan
1. Makan makanan bergizi dan olahraga teratur.
2. Hindari berdiri terlalu lama. Sedapat mungkin
melakukan relaksasi jika dalam aktifitas sehari-
hari dituntut berdiri lama.
3. Hindari terlalu lama duduk dengan kaki
menyilang. Posisi ini dapat menghambat aliran
darah dari tungkai ke arah jantung.
4. Hindari pemakaian pakaian bawah yang terlalu
ketat.
5. Jika sedang bepergian jauh, usahakan
meluruskan kaki secara berkala dan memijit-mijit
tungkai sehabis bepergian.
6. Gunakan kaos kaki elastis untuk mencegah
penekanan pada tungkai.
7. Bagi yang suka sepatu hak tinggi, dapat
menggunakannya agar otot sekitar varises
berkontraksi dan untuk memperlancar aliran
darah
Penatalaksanaan
a. Perawatan Non Bedah
- balutan elastik dari ujung kaki sampai ke paha
- penderita disuruh banyak jalan.
b. Perawatan dengan Pembedahan
Indikasi :
- kelainan yang bersifat progresif
- komplikasi dan pertimbangan kosmetik.
Tujuan :
- menghilangkan gejala
- mengurangi atau mencegah komplikasi
- memulihkan fisiologi vena
- memperbaiki penampilan (kosmetik).
c. Perawatan dengan suntikkan sklerotik
- Penderita tidak mau dioperasi
- varisesnya masih sedikit, diameter <1 mm.
Cairan hipertonik/ cairan alkali kuat :
- Obliterasi pembuluh vena yang bersangkutan.
- Dilakukan < 6 tempat pada sekali perawatan.
Jenis larutan :
- monoetanolamin oleat (diberikan 2 ml)
- fenol 2 % dalam gliserin 30 % (dosis maksimum 6 ml
Kekurangan :
- Angka kekambuhan yang lebih besar
- I nkompetensi pada percabangan (junctional incompetence).
*Terapi minimal
invasif pada varises :
1. Endovenous Ablation
Terapi menggunakan alat Radiofrekuensi, yaitu semacam kawat panjang yang
dimasukkan ke dalam lumen vena safena (endoluminal), akan menimbulkan
kerusakan dinding dan katup vena safena (ablasio) oleh pengaruh panas yang
membakar yang dihasilakan arus listrik (thermal electrocoagulation) kerusakan yang
terjadi adalah pada sel-sel, jaringan kolagen mengalami kontraksi dan menimbulkan
karbonasi sehingga darah vena mengalami koagulasi. Menyebabkan vena safena
menghilang dan tidak dapat ditemukan lagi dengan ultrasonografi selama 2 tahun.

2. Endovenous Laser Treatment atau EVLT.


Dengan memasukkan sinar laser melalui alat yang dimasukkan ke dalam lumen vena
safena yang juga menimbulkan efek koagulasi, kerusakan/kontraksi kolagen
sehingga terjadi kerusakan dinding vena dan katupnya.
Keuntungan ke dua prosedur
ini:
•      Waktu pemulihan pendek di bandingkan dengan
prosedur bedah.
•      Tidak berbekas
•      Terjangkau
•      Tidak banyak menyita waktu kerja pasien
•      Dengan jelas adanya pengecilan ukuran varises
vena pada banyak pasien.
•      Dapat langsung kembali melakukan aktivitas
normal
•      Tidak memerlukan anastesi umum atau
perawatan.
*Merupakan terapi laser eksternal yang di
aplikasikan langsung pada varises kecil
superfisial di permukan kulit atau spider vein
dan varises vena kecil lainnya. Prosedur ini
membuat lambat laun vena yang dilaser
menghilang dan tidak kelihatan. Tidak semua
tipe dan warna kulit aman untuk di terapi
dengan sinar laser ini. Umumnya membutuhkan
dua sampai lima kali terapi untuk
menghilangkan spider vein pada kaki.

SKIN LASER
Efek samping yang mungkin terjadi:
- Kemerahan dan pembengkakan pada
daerah kulit setelah terapi, tetapi beberapa
hari menghilang.
- Perubahan warna kulit akibat sinar
laser akan menghialng kira-kira 1-2 bulan.
- Kulit terbakar dan jaringan parut
akibat sinar laser jarang sekali terjadi
 Pada insufisiensi vena safena magna dengan
insufisiensi katup safenofemoral, maka sebaiknya
dilakukan ligasi tinggi vena safena magna. Semua
cabang kecil harus diikat dengan seksama karena
cabang ini merupakan sumber kekambuhan.
Selain ligasi tinggi ini, biasanya vena safena magna
dan parva dikeluarkan seluruhnya dengan bantuan
alat kawat yang dimasukan di vena safena magna
setinggi maleolus medialis di pergelangan kaki sampai
keluar di setinggi lipat paha sehingga dapat di cabut
sekaligus dari atas ke bawah.

*Ligasi vena
communicantes
*kesimpulan

* Varises adalahPenyakit vena kronis pada


tungkai dimana terdapat keadaan yang
menyatakan adanya gangguan aliran darah
vena (venous return) pada tungkai, dan
gangguan berada pada vena superfisial. Dengan
prognosisnya dubia ad bonam.

Anda mungkin juga menyukai