PENGANTAR ESWL
Pembimbing:
dr. Aris Alpendri, Sp.BU
Disusun Oleh:
Stevani Sarah Prikila Rumetna
112019120
Disusun oleh:
Stevani Sarah Priskila Rumetna
112019120
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas nikmat yang diberikan sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Referat dengan judul “Pengantar
ESWL”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dalam
Kepaniteraan Klinik di Stase Ilmu Bedah. Dalam kesempatan kali ini, penulis
mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam
penyusunan dan penyelesaian makalah ini, terutama kepada dr. Aris Alpendri,
Sp.BU selaku pembimbing atas pengarahannya selama penulis belajar dalam
Kepaniteraan Klinik. Dan kepada para dokter dan staff Ilmu Bedah RSAU Dr.
Esnawan Antariksa, serta rekan-rekan seperjuangan dalam Kepaniteraan Klinik
Ilmu Bedah. Penulis sangat terbuka dalam menerima kritik dan saran karena
penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya.
Penulis
Nama Stevani Sarah Priskila Rumetna
NIM 112019120
Tanggal 07 Januari 2021
Judul kasus Pengantar ESWL
Skor
Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
Pengumpulan data
Analisa masalah
Penguasaan teori
Referensi
Pengambilan keputusan klinis
Cara penyajian
Bentuk laporan
Total
Nilai %= (Total/35)x100%
Keterangan : 1 = sangat kurang (20%), 2 = kurang (40%), 3 = sedang (60%), 4 = baik (80%),
dan 5 =sangat baik (100%)
Komentar penilai
Nama Penilai
Paraf/Stempel
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Cara Kerja
Lalu untuk jenis batu, tidak semua jenis batu dapat merespon dengan
ESWL karena komposisi yang keras sehingga mempengaruhi efektifitas dari
ESWL contohnya yaitu batu kalsium oksalat monohidrat, kalsium oksalat
trihidrat, sistin. Sedangkan batu asam urat, batu kalsium oksalat dihidrat, batu
ammonium magnesium fosfat mudah dipecah. Penelitian yang dilakukan oleh
Badaway et all menyatakan, ESWL dapat dilakukan pada anak-anak dengan
tingkat keberhasilan pada batu ginjal dan uretra sebanyak 83,4%. Penelitian yang
dilakukan juga oleh Ahmad Ricardo menyatakan ESWL menjadi modalitas utama
bagi anak-anak dengan batu pada lokasi renocaliceal. Stamatiou et all pun
melaporkan dari 26 anak yang menggunakan terapi ESWL, 21 anak berhasil.1-6 ,
Sistem pemfokusan
Mekanisme kopling
Dalam perambatan dan transmiri gelombang, energy hilang pada benda
dengan kerapatan yang berbeda. Sistem kopling diperlukan untuk meminimalkan
pembuangan energi gelombang kejut saat melintasi permukaan kulit. Pada
lithotriptord genersi pertama pasien ditempatkan dalam bak air namun pada
generasi ke dua dan ketiga, sudah menggunakan drum kecil atau bantal dengan
membrane silicon yang digunakan sebagai pengganti bak air untuk memberikan
kontak bebas udara dengan kulit pasien. Inovasi ini menghasilkan hasil menarik
yaitu penggunaan anestesi yang sedikit dibangkan generasi pertama.2
Lokalisasi
Sistem fokus yang dimiliki suatu alat ESWL sangat menentukan hasil
akhir terapi yaitu angka bebas batu pasca ESWL dan juga terjadinya persepsi
nyeri saat prosedur berlangsung. Sumber energi piezoelektrik mempunyai
aperture alat yang lebih besar, yaitu 30-50 cm dibandingkan dengan sumber
energi lain, sehingga alat ini dapat memberikan terapi dengan nyeri yang minimal
dibandingkan alat lainnya. Apertura suatu alat berfungsi untuk memfokuskan
gelombang kejut yang dihasilkan ke daerah sasaran. Lithotriptor dengan apertura
yang lebar, seperti piezoelektrik akan menghasilkan kepadatan energi yang rendah
pada area masuk di kulit. Hal itu disebabkan karena tekanan gelombang kejut
yang mengenai kulit akan didistribusikan secara merata ke daerah yang lebih luas,
sehingga persepsi nyeri yang dirasakan lebih rendah. Semakin besar zona fokus
yang dimiliki suatu alat maka semakin efektif fragmentasi batu, namun zona fokus
yang lebih besar akan mengakibatkan lebih banyak energi gelombang kejut yang
disebarkan ke jaringan tubuh sekitar.1-3,7
Patomekanisme
Persiapan Pasien
Indikasi
Kontraindikasi
Kontraindikasi absolut
- Infeksi saluran kemih akuta atau urosepsis
- Gangguan perdarahan yang tidak terkoreksi atau koagulopati
- Kehamilan
- Obstruksi yang tidak dikoreksi di bagian distal bahu
Kontraindikasi relatif
- Tubuh habitus : obesitas massif dan deformitas ortopedi atau tulang
belakang dapat menjadi komplikasi atau mencegah pemosisian yang
benar. Dalam situasi ini, mencoba memposisikan pasien sebelum
induksi anestesi berguna untuk memastikan kepraktidan pendekatan
- Ektopi atau malformasi ginjal. Contoh : ginjal tapal kuda
- Drainase intrarenal yang kompleks. Contoh : stenosis infundibular)
- Hipertensi yang tidak terkontrol (karena peningkatan resiko
perdarahan)
- Gangguan gastrointestinal.
- Insifisiensi ginjal. Angka bebas batu pada pasien dengan insufisiensi
ginjal (57%). Pada pasien dengan fungsi ginjal yang lebih baik (66%)
- Riwayat bedah bati ginjal terbuka sebelumnya. Angka bebas batu
secara keseluruhan setelah pengobatan ESWL ditemukan secara
signifikan lebih rendah pada pasien dengan riwayat operasi terbuka,
terutama bagi mereka yang memiliki batiu di kelopak bawah1,3.,9
Komplikasi
PENUTUP
Prognosis
Kesimpulan
10. Gültekin MH, Türegün FA, Ozkan B, Tülü B, Güleç GG, Tansu N, et al.
Does Previous Open Renal Stone Surgery Affect the Outcome of
Extracorporeal Shockwave Lithotripsy Treatment in Adults with Renal
Stones?. J Endourol. 2017 Dec. 31 (12):1295-1300.