Anda di halaman 1dari 10

Keky Afrians

201920401011173

F-33

1. Bedah Plastik

• Ilmu Bedah Plastik merupakan cabang ilmu kedokteran yang berasal dari kata Yunani
“Plastikos” yang artinya adalah untuk membentuk atau mencetak.

• Ruang lingkup bedah plastik

 Bedah Rekontruksi

Deformitas yang perlu diperbaiki dapat disebabkan oleh kelainan bawaan, trauma,
penyakit infeksi, tumor atau keganasan. Replantasi jari yang teramputasi melalui bedah
mikrovaskuler.

 Bedah Estetik / Kosmetik

Tindakan membedah sesuatu yang pada hakikatnya normal dan mengubahnya


menurut keinginan yang bersangkutan.

2. Skin Graft

a. Definisi

Tindakan transplantasi kulit denganmelepaskan sebagian atau seluruh tebal kulit dari
daerah donor ke daerah yang membutuhkan (resipien = host), dimana dibutuhkan suplai darah
baru untuk menjamin kehidupan kulit yang dipindahkan.

b. Indikasi

1. Luka terbuka yang memiliki permukaan luka dengan vaskularisasi yang cukup baik seperti
otot, fasia, dermis, perikondrium, periosteum, paratenon, peritoneum, meningen, pleura, dan
jaringan granulasi.
2. Tidak dapat ditutup primer
3. Ingin cepat sembuh
4. Luka akibat trauma, luka bakar, luka akibat eksisi keganasan, release kontraktur, eksisi parut /
keloid, eksisi tattoo
c. Tahapan

Terdapat 3 fase dari skin graft yaitu: imbibition, inosculation, dan revascularization.
Pada fase imbibition terjadi proses absorpsi nutrient ke dalam graft yang nantinya akan menjadi
sumber nutrisi pada graft selam 24-48 jam pertama. Fase kedua yaitu inosculation yang
merupakan proses dimana pembuluh darah donor dan resipien saling berhubungan. Selama
kedua fase ini, graft saling menempel ke jaringan resipien dengan adanya deposisi fibrosa pada
permukaannya. Pada fase ketiga yaitu revascularization terjadi diferensiasi dari pembuluh darah
pada arteriola dan venula.

d. STSG (Split Thickness Skin Grafting)


• Definisi
Transplantasi kulit bebas yang terdiri atas epidermis dan Sebagian dermis
• STSG dibedakan lagi atas ketebalan dermis, yaitu :
1. Thin STSG yaitu epidermis disertai ¼ tebal lapisan dermis (0,005- 0,012 inchi)
2. Intermediate STSG yaitu epidermis disertai ½ tebal lapisan dermis (0,012-0,018
inchi)
3. Thick STSG yaitu epidermis disertai ¾ tebal lapisan dermis (0,018-0,030 inchi)
 Keuntungan STSG
1. Kemungkinan penerimaan (take) lebih besar
2. Dapat digunakan untuk menutup defek yang luas
3. Kulit donor dapat diambil dari daerah tubuh mana saja
4. Daerah donor dapat sembuh sendiri melalui epitelisasi spontan
 Kerugian STSG
1. Kecenderungan mengalami kontraksi sekunder
2. Permukaan kulit tampak mengkilat, sehingga secara estetik kurang baik
3. Diperlukan waktu penyembuhan luka pada daerah donor

e. FTSG (Full Thickness Skin Grafting)


• Definisi
Transplantasi kulit bebas yang terdiri atas epidermis dan seluruh tebal dermis tanpa
lapisan lemak dibawahnya
 Keuntungan FTSG
1. Kecenderungan untuk terjadi kontraksi sekunder lebih kecil
2. Kecenderungan untuk berubah warna lebih kecil
3. Kecenderungan permukaan kulit mengkilat lebih kecil
4. Secara estetik lebih baik dibandig STSG
 Kerugian FTSG
1. Kemungkinan take lebih kecil
2. Hanya dapat menutup defek yang tidak luas
3. Daerah donor harus dijahit atau ditutp oleh STSG bila tidak dapat dijahit primer
dengan sempurna
4. Daerah donor terbatas dibeberapa tempat saja seperti inguinal, supraklavikular,
retroaurikular, dll.
f. Tehnik Mengerjakan Skin Graft
• Split Tickness Skin Graft
• Donor dapat diambil dari daerah mana saja ditubuh. Menggunakan blade mata
pisau no. 22, pisau khusus Humby, dermatome. Ketebalan tergantung pada
control dari operator atau berdasarkan kalibrasi pada alat
• Full Tickness Skin Graft
• Defek yang ada dibuat patron dari kasa atau karet sarung tangan bedah, kemudian
dibuat disain pada daerah donor sesuai dengan patron.dilakukan insisi sesuai
desain sampai sedalam dermis dengan menggunakan pisau no. 15 atau 10.
g. Penempelan Skin Graft
• Penjahitan Interrupted disekeliling graft dengan benang non absorble 4-0 atau 5-0.
Jahitan dimulai dari graft ke tepi luka resipien. Diatas kulit ditutup tulle yang dilapisi
kasa lembab NaCl 0.9 % dan selanjutnya dilapis dengan kasa steril kering
• Luka donor pada STSG ditutup tulle dan ksa steril kemudian dibalut dengan verban
elastis
• Luka donor FTSG ditutup primer tanpa ketegangan.
h. Penutupan Luka Post Skin Graft
• Penutupan luka post skin graft dengan menggunaka sofra-tulle yang kemudian ditutup
dengan kasa lembab dan diatasnya ditutup dengan kapas kering.
• Selanjutnya dilakukan fiksasi dengan menggunakan Tie Over dan dressing bandage.

3. Skin Flap
a. Definisi
• Pemindahan jaringan kulit dan jaringan lemak dibawahnya dan mempunyai
vaskularisasinya sendiri
b. Indikasi
• Recipient bad yang vascularisasinya jelek (misalnya diatas tulang, fascia, tendo, saraf,
pembuluh darah).
• Kebutuhan rekonstruksi pada daerah wajah pasca kegagalan dengan skin graft/ full
thickness skin graft misalnya pada kelopak mata,bibir, telinga, hidung dll).
• Kebutuhan akan jaringan penunjang (Padding).
• Kebutuhan akan restorasi sensitasi/ vascular.
• Kebutuhan akan dilakukannya reoperasi kembali dikemudian hari, guna perbaikan
struktur dibawahnya
c. Klasifikasi (Basu, 2016)

a. Berdasarkan vaskularisasi:

- Random Flaps

Jika flap diperdarahi oleh pembuluh darah yang tidak mempunyai nama, sebagian besar

flap adalah random, diperdarahi oleh pleksus dermal sub dermal.

Gambar 1 Pleksus Dermal-Subdermal

- Axial Flaps

Disuplai oleh vaskuler yang bisa diidentifikasi (punya nama).


Gambar 2 Axial Flaps

b. Berdasarkan cara memindahkannya:

- Local Flaps

Diputar atau digeser ke samping.

 Rotation Flaps

Transposition Flaps
 Interpolation Flaps

 Advancement Flaps
Didorong ke depan.

- Distant Flaps (Flap Jauh)

 Direct
 Indirect
Sumber :

1. Grabb and Smith's Plastic Surgery 6th eds , Lippincott Williams &Wilkins -2007
2. Grande Donald, 2019, Skin Grafting, Medscape
3. Khosh Maurice, 2018, Full-Thickness Skin Grafts, Medscape
4. Wax Mark, 2019, Split-Thickness Skin Graft, Medscape
5. Basu Adhish. 2016. Classification of flaps and application of the concept of vascular

terrirories. Textbook of plastic reconstructive and aesthetic surgery, Edition: 1. Chapter:

5.

6. Sjamsuhidajat R, de Jong W. 2019. Dalam: Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 4. Jakarta:

EGC. Hal. 313-317.

7. Taylor B, Bayat A. 2003. Basic Plastic Surgery Techniques And Principles: Flap Surgery.
Volume 11. Edisi 5.

Anda mungkin juga menyukai