PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kulit memiliki fungsi yaitu melindungi jaringan bagian dalam tubuh dari
trauma,radiasi,infeksi,mengatur suhu tubuh dengan cara berkeringat,vase
kontruksi atau vasodilatasi.
Luka yang tidak dapat ditutup secara primer, dapat dilakukan penutupan
dengan berbagai cara diantaranya dengan melakukan skin graft.
Skin graft telah dilakukan di India sejak 2000 tahun yang lalu tetapi tidak
mengalami perkembangan hingga abad ke-19. Pada abad ke-19 skin graft mulai
diperkenalkan di dunia barat. Selama 100 tahun terakhir, alat dan metode yang
digunakan mengalami banyak perubahan. Beberapa nama berhubungan dengan
perkembangan awal skin graft yaitu bunger tahun 1823 dilakukan pemindahan
dari kulit paha ke hidung. Reverdin tahun 1869 melakukan eksisi kulit kecil dan
tipis (epidermic graft) yang letakkan pada permukaan granulasi. Ollier (1872)
dan Thiersch (1874) mengemukakan dan mengembangkan tentang thin spli
thickness skin graft
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan skin graft ?
2. Apa penyebab dilakukannya skin graft ?
3. Apa tujuan dilakukannya skin graft ?
1
4. Apa klasifikasi dari skin graft ?
5. Bagaimana proses penatalaksanaan skingraft ?
6. Bagaiamana peran fisioterapis pada penanganan skin graft ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi skin graft
2. Untuk mengetahui penyebab dilakukannaya skin graft
3. Untuk mengetahui tujuan dilakukannya skin graft
4. Untuk mengetahui klasifikasi dari skin graft
5. Untuk mengatahui penatalaksanaan dari skin graft
6. Untuk mengetahui peran fisioterapis pada penangan skin graft
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Skin graft merupakan Suatu tindakan penutupan luka sederhana dimana kulit
dipindahkan dari lokasi donor dan ditransfer ke lokasi resipien. Kulit yang digunakan
untuk pencakkokan kulit dapat berasal dari mana saja dari tubuh, namun lazimnya
berasal dari pantat, paha, perut .(YUDIN 2007)
B. ETIOLOGI
Penyebab dilakukannya skin graft yaitu karena kerusakan kulit yang hebat
pada kulit sehingga terjadi gangguan pada fungsi kulit itu sendiri, misalnya: luka
bakar yang hebat, ulserasi, biopsi, luka karena trauma / area yan terinfeksi dengan
kehilangan kulit yang luas. Juga luka-luka bekas operasi yang luas sehingga tidak
dapat ditutup secra langsung dengan kulit yang ada di skitarnya.
C. TUJUAN
1. Tujuan umum :
Untuk memperbaiki kecacatan atau kelainan yang timbul akibat
kecelakaan
2. Tujuan khusus :
Mempercepat penyembuhan luka
Mencegah kontraktur
Mengurangi lamanya perwatan
3
Memperbaikai efek yang terjadi akibat terjadinya eksisi tumor kulit
Menutup daerah kulit yang terkelupas dan menutup luka dimana kulit
sekitarnya tidak cukup menutupinya
D. KLASIFIKASI
Klasifikasi skin graft dibagi menjadi 4 bagian, yaitu :
1.Berdasarkan letak
Meshed skin graft
Skin graft pada daerah mata dan lubang
Sheet skin graft
Skin graft pada derah wajah, leher, tangan dan kaki
2.Berdasarkan Ketebalan
Split Thickness Skin Graft (STSG) : graft ini mengandung epidermis dan
sebagian dermis. Tipe ini dibagi 3 yaitu :
Thin Split Thickness Skin Graft, ukuran 8-12/1000 inci.
Intermediet (medium) Split Thickness Skin Graft, ukuran 14-20/1000 inci
Thick Split Thickness Skin Graft, ukuran 22-28/1000 inci.
3.Berdasarkan sumber donornya
Autografi
Skin graft yang donornya adalah jaringa yang diperoleh dari kulit pasien
sendiri
Allograft
Skin graft yang donoronya adalah jaringan yang diperoleh oleh spesies
yang sama
Zenograft atau heterograft
Skin graft yang donornya adalah jaringan yang diperoleh oleh spesies
yang lain /Skin graft yang donornya adalah jaringan yang diperoleh oleh
spesies yang lain /bedada
4
E. PENATALAKSANAAN
Kulit yang digunakan untuk graft dapat berasal dari bagian bagian tubuh yang
lain , seperti punggung. Permukaan kulit dapat diperluas dengan membuat irisan yang
bila direnggang akan membentuk jala, sehingga luasnya mencapai 1,5 kali sampai 6-9
kali luas semula. Tehnik cangkok jala ini disebut mesh dan biasanya digunakan
pada skin loss yang luas/parah.untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka
diperlukan beberapa pensyaratan antara lain, perdarahan pada daerah resipien harus
baik, tidak ada infeksi dan keadaan umum penderita.
Flap adalah cangkok jaringan kulit beserta jaringan lunak dibawahnya yang
diangkat dari tempat asalnya tetapi tetap mempunyai hubungan perdarahan dengan
tempat asal. Flap yang dipindahkan akan membentuk perdarahan baru ditempat
resipien.
5
a. Mencapai kecocokan warna sedekat mungkin dengan memperhatikan jumlah
cangkokan kulit yang diperlukan.
b. Mencocokkan tekstur dan kualitas kulit untuk membawa rambut.
c. Mendapatkan cangkokan kulit yang setebal mungkin tanpa mengganggu
kesembuhan luka pada lokasi donor.
d. Mempertimbangkan efek kosmetik pada lokasi donor setelah kesembuhan terjadi
sehingga lokasi ini sebaiknya dipilih dari tempat yang tersembunyi.
Agar cangkokan kulit dapat hidup dan efektif, beberapa persyaratan harus
dipenuhi:
a. Lokasi resipien harus memiliki pasokan darah yang adekuat sehingga fungsi
fisiologi yang normal dapat berlangsung kembali.
b. Cangkokan harus melekat rapat dengan dasar (bed) lokasi resipien (untuk
menghindari penumpukan darah atau cairan)
c. Cangkokan harus terfiksasi kuat (terimobilisasi) sehingga posisinya dipertahankan
pada lokasi resipien.
d. Daerah pencangkokan harus bebas dari infeksi.
Dalam pemasangan pada lokasi resipien, cangkokan kulit atau graf dapat
dijahitkan. Cangkokan ini bisa dipotong dan dibentangkan seperti jala agar menutupi
suatu daerah yang lebar. Proses revaskularisasi (pembentukan kembali pasokan
darah) dan pelekatan kembali cangkokan kulit pada dasar lokasi resipien dinamakan
take.
Setelah cangkokan kulit terpasang pada tempatnya, cangkokan ini dapat
dibiarkan terbuka (pada daerah yang tidak mungkin dimobilisasi) atau di tutup
dengan kasa pembalut tipis atau pembalut tekan menurut daerahnya.
6
F. KOMPLIKASI
a) Kegagalan graft
Skin graft dapat mengalami kegagalan karena sejumlah alasan. Alasan yang paling
sering terjadi adalah adanya hubungan yang kurang baik pada graft atau kurangnya
perlekatan pada dasar daerah resipien. Timbulnya hematom dan seroma dibawah graft
akan mencegah hubungan dan perlekatan pada graft dengan lapisan dasar luka.
Pergerakan pada graft atau pemberian suhu yang tinggi pada graft juga dapat menjadi
penyebab kegagalan graft.
Sumber kegagalan yang lain diantaranya adalah daerah resipien yang buruk. Luka
dengan vaskularisasi yang kurang atau permukaan luka yang terkontaminasi
merupakan alasan terbesar bagi kegagalan graft. Bakteri dan respon terhadap bakteri
akan merangsang dikeluarkannya enzim proteolitik dan terjadinya proses inflamasi
pada luka sehingga akan mengacaukan perlekatan fibrin pada graft. Teknik yang
salah juga dapat menyebabkan kegagalan graft. Memberikan penekanan yang terlalu
kuat, peregangan yang terlalu ketat atau trauma pada saat melakukan penanganan
dapat menyebabkan graft gagal baik sebagian ataupun seluruhnya.
f) Hiperpigmentasi
7
g) Nyeri
h) Hematom
Hematom atau timbunan darah dapat membuat kulit donor mati. Hematom biasanya
dapat diketahui lima hari setelah operasi. Jika hal ini terjadi maka kulit donor harus
diambil dan diganti dengan yang baru. Hematom juga menjadi komplikasi tersering
dari pemasangan graft.
G. PENANGANAN FISIOTERAPI
Contoh penanganan fisioterapi pada skin graft terhadap kasus luka bakar derajat III
Pada kasus luka bakar derajat III, ini mengenai lapisan epidermis dan dermis serta
lapisan yang lebih dalam. Tidak ada lagi elemen hidup yang tersisa yang
memungkinkan penyembuhan dari dasar luka sehingga tidak ada proses epitelisasi
spontan dari dasar luka maupun apendises kulit. Oleh karena itu, luka bakar pada
derajat III salah satu penanganannya memerlukan penanganan skin graft karena tanpa
skin graft, penyembuhan hanya terjadi pada tepi luka dengan pembentukan jaringan
parut akan tetapi saraf dan jaringan kulit tidak dapat terbentuk kembali seperti
semula.
Pada derajat ini, tidak ada bulla dan tidak terasa nyeri akibat saraf sensorik
mengalami kerusakan. Dermis yang terbakar kemudian mengering dan menciut
disebut skar.
8
dibiarkan, akan menebal dan berakhir dengan jaringan parut yang menebal dan
menyempit. Keadaan ini disebut kontraktur.
Tahap ini dimulai segera, setelah pasien dirawat di rumah sakit sampai pasien
dibawa ke ruang operasi untuk skin grafting.
Mengurangi edema.
Breathing Exercise
9
Elevation
Passive Exercise
Positioning
Strengthening exercise
Ultra Sound
Cold Pack
Elevasi
10
Passive Exercise
Splint
Positioning
Functional Exercise
Group exercise
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
sumsum tulang, kornea dan organ-organ lain seperti ginjal, jantung, paru-paru,
Autograft
Pemindahan atau pemotongan kulit dari satu lokasi ke lokasi lain pada
Allograft
Kulit berasal dari individu lain atau dari kulit pengganti atau jaringan yang
Xenograft
Skin graft dilakukan pada pasien yang mengalami kerusakan kulit yang
hehat sehingga terjadi gangguan pada fungsi kulit itu sendiri, misalnya pada
luka bakar yang hebat, ulserasi, biopsi, luka karena trauma atau area yang
12
terinfeksi dengan kehilangan kulit yang luas. Penempatan graft pada luka
pelaksanaan prosedur skin graft berdasarkan pada beberapa faktor yaitu: ukuran
luka, tempat luka dan kemampuan kulit sehat yang ada pada tubuh.
B. SARAN-SARAN
pengetahuan tentang Skin Graft. Selain itu kami mengharapkan kritik dan
13
DAFTAR PUSTAKA
Grabde D. Skin Grafting [online].Sept 19th 2006 [cited 2008 Agustus 10th];
Available fromt URL: http://www.emedicine.com/plastic/TOPIC382.HTM
http://bedahplastikfkunand.blogspot.co.id/2011/10/skin-grafting-cangkok-kulit.html
https://bedahumum.wordpress.com/2008/10/10/tandur-alih-kulit-skin-graft/
Skin Graft. [online]. May 3rd2007 [cited 2008 Agustus 10th]. Available from : URL :
http://www.nlm.nih.ov/medlineplus/ency/article/002982.htm
http://cupdate1.blogspot.co.id/2014/12/askep-skin-graft.html
skin Graft. [online]. Jun 17th2005 [cited 2008 Agustus 10th],Available from URL :
http://www.childrensnyp.org/mschony/P01760.html.
14