LANSIA
OLEH :
KELOMPOK 5
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas tentang Asuhan
Keperawatan Kelompok Komunitas dengan Hipertensi.
Makalah ini dibuat sebagai bahan pembelajaran bagi mahasiswa, khususnya
dalam pelajaran keperawatan. Makalah ini disusun dari berbagai sumber yang
mempunyai relevansi yang sangat erat dengan pendidikan keperawatan yang
diambil dari buku dan media elektronik. Makalah ini disusun dalam bentuk yang
simple dan menarik agar mudah dimengerti oleh kita semua.
Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini dapat dipergunakan dengan
semestinya dan dapat bermanfaat bagi kita semua. Penulis juga menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu masukan-masukan baik
berupa kritik dan saran sangat penulis harapkan demi penyempurnaan penyusunan
makalah yang akan datang. .
1. Lansia
a. Pengertian Lansia
Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Dimana
seseorang akan mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial secara
bertahap. Seseorang dikatan lansia apabila usianya sudah mencapai diatas
60 tahun (Azizah, 2011).
Masa dewasa tua (lansia) merupakan masa dimana seseorang telah
pensiun, biasanya diantara usia 65 dan 75 tahun. Seseorang akan menjadi
lanjut usia seiring bertambahnya usia (Potter & Perry, 2005).
Lanjut usia adalah seseorang yang memiliki tiga macam usia yaitu
usia kronologis dimana seseorang berusia 60 tahun keatas, usia biologis
dimana seseorang dalam kondisi pematangan jaringan, dan usia
psikologis dimana kemampuan seseorang untuk dapat menyesuaikan
terhadap setiap situasi yang dihadapi (Noorkasiani, 2009).
b. Proses Menua
Proses menua merupakan proses yang terus-menerus atau
berkelanjutan secara alamiah dan secara perlahan mengalami perubahan
yang terkait waktu, bersifat universal, intrinsik, progresif, dan
destrimental. Keadaan tersebut dapat menyebabkan berkurangnya
kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan untuk dapat bertahan hidup
(Nugroho, 2008).
Proses menua atau ageing proses adalah proses menghilangnya atau
menurunnya fungsi-fungsi dalam diri yang dilatarbelakangi oleh aspek
psikologis, bilogis, dan sosial sehingga terjadi perubahan yang dapat
mempengaruhi kehidupan (Noorkasiani, 2009).
Proses menua (ageing process) adalah suatu proses menghilang secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau
mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya. Proses penuaan
secara progresif terjadi perubahan fisiologis dan anatomis organ tubuh
yang berlangsung seiring berlalunya waktu (Azizah, 2011).
c. Teori- Teori Proses Menua
Menurut Nugroho (2008) dan Azizah (2011) teori-teori proses penuaan
terdiri dari :
1) Teori Fisiologi
Teori ini merupakan teori intrinsik dan ekstrinsik. Terdiri atas teori
oksidasi stress, dan teori dipakai-aus (wear and tear theory). Di sini
terjadi kelebihan usaha dan stress yang menyebabkan sel tubuh lelah
terpakai (regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan
lingkungan internal).
2) Teori Sosialisasi
a) Teori Interaksi Sosial
Teori ini menjelaskan bahwa kemampuan lansia untuk terus
menjalin interaksi sosial merupakan kunci mempertahankan status
sosial berdasarkan kemampuan bersosialisasi. Pokok-pokok
social exchange theory antara lain:
(1) Masyarakat terdiri atas aktor sosial yang berupa mencapai
tujuannya masing-masing.
(2) Terjadi interaksi sosial yang memerlukan waktu dan biaya.
(3) Untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai seseorang aktor
mengeluarkan biaya.
b) Teori Aktivitas atau Kegiatan
(1) Ketentuan tentang semakin menurunnya jumlah kegiatan
secara langsung. Teori ini menyatakan bahwa lansia yang
sukses adalah mereka yang aktif dan banyak ikut serta dalam
kegiatan sosial.
(2) Lanjut usia akan merasakan kepuasan bila dapat melakukan
aktifitas dan mempertahankan aktivitas tersebut selama
mungkin
(3) Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup
lanjut usia.
(4) Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu
agar tetap stabil dari usia pertengahan sampai lanjut usia.
c) Teori Kepribadian Lanjut (continuity theory)
Teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada
lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personalitas yang
dimilikinya. Teori ini mengemukakan adanya kesinambunhgan
dalam siklus kehidupan lanjut usia. Hal ini dapat dilihat dari gaya
hidup, perilaku, dan harapan seseorang ternyata tidak berubah,
walau ia telah lanjut usia.
d) Teori Pembebasan atau Penarikan Diri (disengagement theory)
Teori ini membahas putusnya pergaulan atau hubungan dengan
masyarakat dan kemunduran individu dengan individu lain. Teori
ini juga menyatakan bahwa bertambahnya usia, seseorang secara
perlahan mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau
menarik diri dari pergaulan sekitarnya keadaan ini mengakibatkan
interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun
kuantitas sehingga sering terjadi kehilangan ganda (triple loss)
yaitu :
(1) Kehilangan peran (loss role)
(2) Kehilangan kontak sosial (restriction of contacts and
relationship)
(3) Berkurangnya komitmen ( reduced commitment to social
more and values)
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian multidimensional meliputi kesehatan mental dan fisik, fungsi
tubuh, dan situasi social. Pengkajian yang difokuskan pada pengkajian unutk
etiologi fisiologis, psikologis, dan lingkungan dari kondisi gangguan mental pada
lanjut usia yag dirawat (Kushariyadi, 2010).
Menurut Anderson E dan McFarlene, dalam model asuhan keperawatan
pengkajian secara umum meliputi inti komunitas yaitu penduduk serta delapan
subsistem yang mempengaruhinya. Inti komunitas, perlu dikaji tentang
pendidikan, pekerjaan, agama, keyakinan/nilai yang dianut serta data-data tentang
subsistem sebagai berikut :
1. Data inti
a. Demografi, Karekteristik Umur Dan Sex, Vital Statistik
Data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri : jumlah penduduk
lansia dalam wilayah, umur, pendidikan, jenis kelamin, vital stastistik,
pekerjaan, agama, nilai nilai, keyakinan serta riwayat timbulnya
kelompok atau komunitas yang dapat dicontohkan sebagai berikut:
Jumlah penduduk : 987 jiwa
Laki laki : 523 jiwa
Perempuan : 464 jiwa
Pendidikan penduduk : Para penduduk mayoritas berpendidikan hingga
lulus SLTA dan beberapa diantaranya perguruan tinggi.
Suku Bangsa : Suku Jawa
Status perkawinan : Menikah dan kebanyakan penduduk di komunitas
tersebut adalah janda (lansia) karena kebanyakan pasangannya meninggal.
Nilai dan kepercayaan : Nilai dan norma para masyarakat masih mengenal
nilai kesopanan, gotong royong dan kerukunan antar warganya. Hal ini
dapat dilihat dari adanya kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang masih
terus berjalan. Seperti: kerja bakti, arisan, dan takziyah.
Agama : Mayoritas beragama Islam dan beberapa diantaranya beragama
nasrani
2. Data subsistem
a. Lingkungan fisik
- Kualitas udara
Keadaan udara di daerah tempat tinggal lansia beriklim sejuk atau
panas, apakah terdapat polusi udara yang dapat mengganggu
pernafasan warga atau tidak.
- Kualitas air
Sumber air yang digunakan warga untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari, keadaan saluran air disekitar rumah.
- Tingkat kebisingannya
Adanya sumber suara / bising yang dapat mengganggu keadaan
lansia, contohnya seperti pabrik.
- Jarak antar rumah/ kepadatan
Jarak antar rumah satu dengan yang lainnya, apakah saling
berdempetan.
b. Pendidikan
Riwayat pendidikan, pendidikan terakhir dan juga apakah ada sarana
pendidikan yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan
warga.
c. Keamanan dan transportasi
Keadaan penjagaan lingkungan sekitar seperti adanya siskamling, satpam
atau polisi. Apakah dari keamaan tersebut menimbulkan stress atau tidak.
Sarana transportasi yang digunakan warga untuk mobilisasi sehari
menggunakan kendaraan umum atau kendaraan pribadi.
d. Politik dan pemerintahan
Kebijakan yang ada didaerah tersebut apakah cukup menunjang sehingga
memudahkan komunitas mendapat pelayanan di berbagai bidang termasuk
kesehatan.
e. Pelayanan social dan kesehatan
Tersedianya tempat pelayanan kesehatan (rumah sakit, puskesmas, balai
pengobatan) untuk melakukan deteksi dini gangguan atau merawat atau
memantau apabila gangguan sudah terjadi serta karakteristik pemakaian
fasilitas pelayanan kesehatan.
f. Komunikasi
Sarana komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan di komunitas
tersebut untuk saling berkomunikasi antar warga atau untuk mendapatkan
informasi dari luar misalnya televisi, radio, koran, atau leaflet yang
diberikan kepada komunitas.
g. Ekonomi
Tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan, masih bekerja atau
tidak, bagaimana dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
h. Rekreasi
Apakah tersedia sarananya, kapan saja dibuka, dan apakah biayanya
terjangkau oleh komunitas. Rekreasi ini hendaknya dapat digunakan
komunitas untuk mengurangi stress.
B. Diagnosa keperawatan
Untuk menentukan masalah kesehatan pada masyarakat dapatlah dirumuskan
diagnosa keperawatan komunitas yang terdiri dari :
- Masalah (Problem)
Yaitu kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang terjadi.
- Penyebab (Etiologi)
Yang meliputi perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat,
lingkungan fisik dan biologis, psikologis dan sosial serta interaksi perilaku
dengan lingkungan.
- Tanda dan Gejala (Sign and Sympton)
Yaitu informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa serta serangkaian
petunjuk timbulnya masalah.
Contoh Diagnosa Keperawatan :
- Defisiensi kesehatan komunitas lansia di Desa X berhubungan dengan
ketidakcukupan akses pada pemberi layanan kesehatan.
- Defisiensi pengetahuan lansia di Desa X berhubungan dengan
kurangnya sumber pengetahuan.
C. Rencana Keperawatan
DIAGNOSA
KEP. TUJUAN RENCANA EVALUASI
KOMUNITAS INTERVENSI
KRITERIA STANDAR
Defisiensi NOC : NIC : Kognitif 90 % dari total lansia
kesehatan Keefektifan Pendidikan mengetahui tentang :
komunitas lansia Program Kesehatan (5510) 1.Pengertian
di Desa X Komunitas(2808) MANDIRI : hipertensi.
berhubungan 1. Tujuan Program 1. Targetkan 2.Penyebab
dengan yang dapat sasaran pada hipertensi.
ketidakcukupan dicapai. kelompok 3.Tanda gejala
akses pada 2. Konsistensi beresiko tinggi hipertensi.
pemberi layanan metode dengan dan rentang usia 4.Komplikasi
kesehatan tujuan program. yang akan hipertensi.
(Domain 1 Kelas 3. Kepuasan peserta mendapat
2 (Manajemen terhadap manfaat besar 80 % dari total lansia
Kesehatan) program. dari pendidikan mengetahui tentang :
00215) 4. Dukungan dari kesehatan. 1. Penatalaksanaan
KERJA SAMA
1. Rencanakan
tindak lanjut
jangka panjang
untuk
memperkuat
perilaku
kesehatan dengan
cara
menganjurkan
lansia untuk
mengikuti
kegiatan
posyandu lansia
(posbindu) di
tingkat
Kelurahan.
2. Ikut dalam
kegiatan Posbindu
DAFTAR PUSTAKA