Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air Susu Ibu atau yang sering disingkat dengan ASI

merupakan satu-satunya makanan yang terbaik untuk bayi, karena

memiliki komposisi gizi yang paling lengkap untuk pertumbuhan dan

perkembangan bayi (Sugiarti, 2011). Melihat manfaat yang besar, maka

pemberian ASI Eksklusif sangat dianjurkan. Maksud ASI Eksklusif disini

adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa makanan tambahaan lain

seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan makanan padat

seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim sejak

lahir hingga bayi umur 6 bulan (Sugiarti, 2011). Tak perlu diragukan lagi,

Asi Esklusif (ASI) adalah asupan terbaik untuk bayi. Sayangnya sampai

saat ini, masih sedikit ibu yang memberikan ASI esklusif selama 6 bulan

dan dilanjutkan hingga dua tahun dengan makanan pendamping ASI.

Aturan mengenai ASI esklusif dituang dalam Undang – Undang No 36

Tahun 2009 tentang Kesehatan dan Peraturan Pemerintah No 33 Tahun

2012 tentang Pemberia Air Susu Esklusif. Pembentukan masyarakat

yang berkualitas dimulai sejak berada dalam kandungan hingga beranjak

dewasa. Pemberian ASI dapat membantu bayi memulai kehidupannya

dengan baik. Adanya faktor protektin dan nutrient yang terkandung

dalam ASI memberikan status gizi yang baik pada bayi serta mengurangi

angka kesakitan dan kematian pada bayi (Haryono dan Setianingsih,

2014). Menurut penelitian pemberian ASI eksklusif dapat mencegah

obesitas, diare, infeksi saluran pernafasan, otitis media, asma, diabetes


dan leukemia. Berbagai masalah kurang gizi maupun gizi lebih juga

timbul akibat pemberian makanan dalam usia kurang dari 6 bulan. Selain

itu ASI eksklusif juga dapat mengoptimalkan perkembangan motorik,

intelektual dan emosi (Maryunani, 2015). Menyusui terbukti

meningkatkan kesehatan bagi ibu dan anak. Meningkatkan pemberian

ASI ke tingkat hampir universal ternyata dapat menyelamatkan lebih dari

800.000 jiwa setiap tahun, mayoritas adalah anak di bawah 6 bulan.

Menyusui mengurangi resiko terkena kanker payudara, kenker ovarium,

diabetes tipe 2 dan penyakit jantung. Diperkirakan peningkatan menyusui

dapat mencegah 20.000 kematian setiap tahun akibat kanker payudara

(WHO 2019).

Menurut World Healt Organization (WHO) tahun 2015 cakupan

Asi eksklusif di Africa Tengah sebanyak 25%, America latin dan Karibia

sebanyak 32%,Asia Timur sebanyak 30%, Asia Selatan sebanyak 47%

dan negara berkembang sebanyak 46%. Secara keseluruhan kurang dari

40% anak dibawah usia 6 bulan diberi Asi ekskulsif. Di Indonesia, bayi

yang mendapat Asi eksklusif tahun 2017 sebesar 35,70% dan tahun

2018 sebesar 68,74% (Profil Kesehatan Indonesia tahun 2017 dan

2018). Di propinsi DI Yogyakarta sendiri cakupan bayi yang

mendapatkan Asi eksklusif yaitu tahun 2017 sebesar 75,04% dan tahun

2018 sebesar 67,55%, sementara untuk kabupaten Sleman cakupan Asi

eksklusif sebesar 82,62% (Profil Kesehatan DIY). Rendahnya angka ibu

menyusui ini dilatarbelakangi oleh minimnya kesadaran atas pentingnya

ASI bagi pertumbuhan anak. Perkaranya adalah pendidikan yang kurang

memadai. Rendahnya pengetahuan itu gagal menjadi penyaring sebagai

ii
informasi yang diterima oleh seorang ibu. Rendahnya pemberia Asi juga

didorong oleh implementasi dari regulasi yang kurang memadai.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan


pemberian ASI eksklusif seperti pengetahuan, pendidikan dan dukungan
keluarga (Nugroho, 2011). Faktor lainnya yang juga dapat
mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif yaitu kondisi fisik
dan psikis ibu serta kondisi bayi yang tidak sehat. Setelah melahirkan,
ibu mengalami perubahan fisik dan fisiologis yang mengakibatkan
perubahan pada psikisnya, kondisi ini dapat mempengaruhi proses
laktasi (Purwanti, 2012).
Pengetahuan adalah suatu hasil dari rasa keingintahuan melalui
proses sensoris, terutama pada mata dan telinga terhadap objek tertentu
pengetahuan merupakan domain yang penting dalam terbentuknya
perilaku terbuka atau open behavior (Donsu, 2017). Pengetahuan
dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal dan sangat erat hubungannya
diharapkan dengan pendidikan yang tinggi maka akan semakin luas
pengetahuannya tetapi orang yang berpendidikan rendah tidak mutlak
berpengetahuan rendah pula peningkatan pengetahuan tidak mutlak
diperoleh dari pendidikan formal saja, tetapi juga dapat diperoleh dari
pendidikan non formal.
Menurut Salfina (2003) mengatakan bahwa 75,6% ibu yang tidak

memberikan ASI Eksklusif adalah ibu dengan pendidikan tamat SD, dan

berstatus sebagai pekerja lepas atau buruh (Firmansyah, 2012).

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI

dengan tindakan ASI Eksklusif.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah ada Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang Asi

eksklusif dengan keberhasilan pemberian Asi eksklusif;

iii
2. Apakah ada hubungan tentang tingkat pengetahuan ibu tentang

kepentingan Asi eksklusif untuk perkembangan bayi;

3. Apakah faktor – faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan

pemberian Asi eksklusif;

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui adanya hubungan antara tingkat pengetahuan

ibu tentang ASI dengan keberhasilan pemberian ASI Eksklusif.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang Asi eksklusif;

b. Menentukan hubungan tentang tingkat pengetahuan ibu

tentang kepentingan Asi eksklusif untuk perkembangan bayi

di tingkat puskesmas;

c. Mengetahuai faktor – faktor lain yang mempengaruhi

keberhasilan pemberian Asi eksklusif;

D. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini berhubungan dengan mata kuliah

ilmu Keperawatan Komunitas

1. Responden

Responden dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki

bayi usia 6 -24 bulan yang berhasil memberikan Asi secara

eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Depok III

2. Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskemas Depok III

3. Waktu

iv
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2020 s/d bulan

Januari 2021

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Masyarakat

Menambah pengetahuan masyarakat terutama kaum ibu,

sehingga ibu dapat memberikan Asi kepada bayinya secara

eksklusif dan dilanjutkan hingga usia 2 tahun.

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Sebagai masukan bagi puskesmas dan tenaga ahli untuk

menyarankan agar ibu memberikan ASI secara Eksklusif serta

menjelaskan manfaat pemberian ASI terhadap ibu dan bayinya.

3. Bagi Peneliti

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai sumbangan

pemikiran dan bahan pertimbangan untuk memberikan ASI

Eksklusif kepada bayi sampai usia 6 bulan.

F. Keaslian Penelitian

Peneliti belum menemukan penelitian yang serupa dengan penelitian

ini yang membahas tentang tingkat pengertahuan ibu dengan

keberhasilan pemberian Asi Eksklusif. Adapun penelitian yang

hampir mirip ialah :

1. Nova Rachmaniah (2014) yang berjudul “ Hubungan tingkat

pengetahuan ibu tentang Asi dengan tindakan pemberian Asi

eksklusif ”. Jenis penelitian yang digunakan adalah bersifat

observasioal analitik dengan pendekatan cross sectional.

Populasi yang diambil adalah Ibu yang memiliki anak usia 6-24

v
bulan di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Katasura. Sampel

penelitian adalah ibu yang membawa anaknya datang ke wilayah

kerja Puskesmas Kecamatan Katasura. Teknik yang digunakan

cluster random sampling dengan besar sampel 72 ibu dan anak.

Hasil penelitian ini penelitian ini membuktikan bahwa tingkat

pengetahuan ibu tentang ASI berpengaruh pada tindakan ASI

Eksklusif.

2. Turoso (2016) yang berjudul “ Hubungan tingkat pengetahuan

dan Pendidikan ibu dengan keberhasilan Pemberian Asi

Ekskulsif”. Penekitian menggunakan Case Control dengan

pendekatan retrospektif. Populasi yang diambil adalah Ibu bayi

di Desa Kelapa Gading Kecamatan Wangon Kabupaten

Banyumas tahun 2015. Jumlah ibu bayi usia 6 – 12 bulan

Januari 2016 yang Asi Eksklusif sebanyak 96 orang. Teknik

sampel yang digunakan yang adalah total sampling. Hasil

penelitian ini penelitian ini membuktikan bahwa terdapat

hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan ibu terhadap

keberhasilan pemberian ASI Eksklusif.

vi

Anda mungkin juga menyukai