Anda di halaman 1dari 15

ASKEP SISTEM MUSKULOSKELETAL

(FRAKTUR TERBUKA)
Kelompok 1

Diana Pebrianti
Dian susilawati
Lia asli lotim sd
senawati
SISTEM MUSKULOSKELETAL
(FRAKTUR TERBUKA)
A. PENGKAJIAN
1. Aktivitas / istirahat
2. Sirkulasi
3. Neuro sensori
4. Nyeri atau kenyamanan
5. Keamanan
B. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan Rontgen; menentukan lokasi/luasnya fraktur/trauma, dan jenis fraktur.
2. Scan tulang, tomogram, CT Scen/MRI:memperlihat kan tingkat keparahan fraktur, juga dapat
untuk mengindentifikasi kerusakan jaringan lunak.
3. Arteriogram :dilakukanbiladicurigakanadanyakerusakanvaskuler.
4. Hitung darah lengkap : Ht mungkin meningkat (hemokonsentrasi) atau menurun (perdarahan
bermakna pada sisi fraktur atau organ jauh pada multiple trauma). Peningkatan jumlah SDP ada
proses setres normal setelah trauma.
5. Kreatinin : trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk klirens ginjal.
6. Profil koagulasi: perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah, tranfusi multifel atau cedara hati.
Next…

7. Angiografi
Digital Sub Pemeriksaan sisitem arteri. Suatu bahan kontras radiopaque diinjeksikan ke dalam
arteri tertentu, dan diambil foto sinar-X serial sistem arteri yang dipasok oleh arteri tersebut.

8. straction Angiography (DSA)


menggunakan teknologi komputer untuk menggambarkan sistem arteri melalui kateter vena.

9. Mielografi
Suatu pemeriksaan dengan menyuntikkan bahan kontras ke dalam rongga subarakhnoidspinalis lumbal,
dilakukan untuk melihat adanya herniasi diskus, stenosis spinal(penyempitan kanalis spinalis) atau
adanya tumor.

10. Arthografi
penyuntikkan bahan radiopaque atau udara ke dalam rongga sendi untuk melihat struktur jaringan
lunak dan kontur sendi. Sendi diletakkan dalam kisaran pergerakannya sementara diambil gambar sinar-
X serial. pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengidentifikasi adanya robekan akut atau kronik
kapsul sendi atau ligamen penyangga lutut, bahu, tumit, pinggul dan pergelangan tangana
Next…

11.Arthrosentesis(aspirasi sendi)

dilakukan untuk memperoleh cairan sinovial untuk keperluan pemeriksaan atau untuk meghilangkan
nyeri akibat efusi. normalnya, cairan sinovial adalah jernih dan volumenya sedikit. Cairan sinovial lalu
diperiksa secara makroskopis terkait dengan volume, karna, kejernihan, dan adanya bekuan musin.

12. Arthroskopi

Merupakan prosedur endoskopi yang memungkinkan pandangan langsung ke dalam


sendiMenggambarkan derajat sejauh mana matriks tulang “mengambil” isotop radioa ktif khusus tulang
yang diinjeksikan ke dalam sistem tersebut. pemindai dilakukan empat sampai enam jam setelah isotop
diinjeksikan. derajat ambilan nuklida berhubungan langsung dengan metabolisme tulang.

13. Termografi
Mengukur derajat pancaran panas dari permukaan kulit. kondisi inflamasi seperti artritisdan infeksi,
neoplasma harus dievakuasi. pemeriksaan serial berguna untuk mendokumentasikan episode inflamasi
dan respons klien terhadap terapi pengobatan anti inflamasi.

14. Elektromiografi
Memberi infoemasi mengenai potensial listrik otot dan saraf yang menyarafi. Tujuannya adalah
menentukan abnormalitas fungsi unit motor end.
Next…

16. Absorpsiometri foton tunggal dan ganda

uji noninvasif untuk menentukan kandungan mineral tulang pada pergelangan tanganatau tulang
belakang. osteoporosis dapat dideteksi dengan menggunakan alat densitometri.

17. Biopsi
dilakukan untuk menentukan struktur dan komposisi tulang, otot, dan sinovium serta untuk membantu
menentukan penyakit tertentu. Tindakan yang dilakukan setelah pelaksanaan prosedur adalah memantau
adanya edema, perdarahan dan nyeri.(lukman,Nurna.Ningsih.2009)

D. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Secara umum Doenges (2002) merumuskan delapan masalah/diagnosis keperawatan,yaitu:
1. Risiko tinggi trauma tambahan
2. Nyeri berhubungan dengan spasme otot
3. Risiko tinggi terhadap disfungsi neurovaskuler periferngan
4. Risiko tinggi terhadap kerusakan pertukaran gas
5. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan rangka neuromuscular
6. Kerusakan integritas kulit/jaringan (actual/risiko tinggi)berhubungan dengan cedera tusuk,fraktur
terbuka,pemasangan pentraksi,perubahan sensasi,imobilisasi fisik.
7. Risiko tinggi terhadap infeksi
8. Kurang pengetahuan tentang kondisi,prognosis, dan kebutuhan pengobatan.
Sementara\ Smeltzer (2002) merumuskan tiga diagnosis/masalah keperawatan yang terjadi pada
fraktur tertutup yaitu:
1) Nyeri berhubungan dengan fraktur
2) Risiko terhadap cedera berhubungan dengan kerusakan neurovaskuler,tekanan,dan disuse
3) Kurang perawatan diri berhubungan dengan hilangnya kemampuan menjalankan kativitas
kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat di simpulkan bahwa ada Sembilan masalah/diagnosis
keperawatan yang dapat ditemukan pada klien fraktur yaitu sebagai berikut:
1) Risiko tinggi tyrauma tambahan berhubungan dengan kerusakan
neuromuscular,tekanan,dan disuse.
2) Nyeri berhubungan spasme otot,gerakan fragmen tulang,cedera pada jaringan
lunak,stress,ansietas,alat vtraksi/imobolisasi.
3) Risiko tingginterhadap disfungsi neuro vaskuler perifer.
4) Risiko tinggi terhadap kerusakan pertukaran gas
5) Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakanrangka neuromuscular.
6) Kurang perawatan diri berhubungan dengan hilangnya kemampuan menjalankan aktivitas
kehidupan sehari-hari.
7) Kerusakan integritas kulit /jaringan (actual/risiko tinggi)berhubungan dengan cedera
tusuk,fraktur terbuka,pemasangan pen traksi,perubahan sensasi,mobilisasi fisik.
8) Risiko tinggi terhadap infeksi.
9) Kurang pengetahuan tentang kondisi ,prognosis,dan kebutuhan pengobatan.
E. INTERVENSI
1. Kurang perawatan diri berhubungan dengan hilangnya kemampuan menjalankan aktivitas
kehidupan sehari-hari

Tindakan Rasional

MANDIRI 1. Fraktur mempengaruhi


1. Dorong klien mengekspresikan kemampuan seseorang
perasaan dan mendiskusikan melakukan aktivitas sehari-hari
cedera dan masalah yang seperti kehilangan
berhubungan dengan cedera pekerjaan,perubahan gaya hidup.
2. Motivasi pengguinaan mekanisme 2. Pengehentian mendadak rutinitas
penyelesaian masalah secara dan rencana memerlukan
adaftif. mekanisme penyelesaian
3. Libatkan orng yang berarti dan masalah.
layanan dukungan bila perlu 3. Orang lain dapat membantu klien
4. Modifikasi lingkungan rumah bila melakukan aktivitas sehari-hari.
diperlukan 4. Akomodasi untuk
5. Dorong klien berpartisipasi penatalaksanaan dirumah
dalam pengembangan program mungkin doperlukan untuk
terapi meningkatkan perawatan diri dan
6. jelaskan berbagai program terapi keamanan.
Next….

Tindakan Rasional

7. Dorong pertisipasi aktivitas 6. Pendidikan dan pemahaman


sehari-hari dalam batasan klien dapat meningkatkan
terapeutik kepatuhan
8. Ajarkan penggunaan modalitas 7. Rasa harga diri dapat
terapi dan bantuan mobilisasi ditingkatkan dengan aktivitas
secara aman.Lakukan perawatan diri
supervisiagar pemakainya 8. Cedera akibat penggunaan
terjamin modalitas atau alat bantu
9. Evaluasi kemampuan klien mobilisasi dapat dicegah melalui
untuk melakukan perawatan diri pendidikan
di rumah:merencanakan regimen 9. Menyakinkan kemapuan klien
terapi,mengenali resiko untuk menangani fraktur di
masalah,mengenali situasi yang rumah.kekurangan pengetahuan
tidak aman,dan meneruskan dan persiapan perawatan diri
supervise kesehatan. yang buruk dirumah
menyumbang terjadinya ansietas
dan ketidakdisiplinan terhadap
program terapi.
2. Nyeri berhubungan dengan spasme otot,gerakan fragmen tulang,cedera pada jaringan –
jaringan lunak,stress,ansietas,alat traksi atau imobilisasi.

Tindakan Rasional
1. Pertahankan imobilisasi bagian 1.Mengurangi nyeri dan mencegah kesalahan posisi
yang sakit dengan tirah tulang/tegangan jaringan yang cedar.
baring,gips,pembebat.

2. Tinggikan ekstremitas yang 2.Meningkatkan aliran balik vena,mengurangi


sakit. adema, dan mengurangi nyeri.
3. Hindari penggunaan sprei/bantal 3.Meningkatkan kenyamanan karna meningkatnya
plastic di bawah ekstremitas produksi panas dalam gips yang kering.
dalam gips.
4. Tinggikan penutup tempat 4.mempertahankan kehangatan tubuh tampak
tidur,pertahankan linen terbuka ketidaknyamanan karna tekanan selimut pada
pada ibu jari kaki. bagian yang sakit.

5. Evaluasi nyeri; 5.Mengurangi efektifitas intervensi. Tingkat ansietas


lokasi,karaktristik,intensitas(skal dapat mempengaruhi persepsi reaksi terhadap
a0-10), perhatikan petujuk nyeri nyeri.
non verbal (perubahan tanda
vital dan emosi/perilaku)
Next…
6 . Dorong klien untuk 6. Membantu mengatasi ansietas. Klien dapat
mengekspresikan masalah merasakan kebutuhan untuk menghilangkan
hubungan dengan cedera. pengalaman kecelakaan.
7. Jelaskan prosedur sebelum memulai 7. Memungkinkan klien untuk siap secara mental
tindakan. dalam melakukan aktivitas,dan berpartisipasi
dalammelakukan aktivitas dan berpartisivasi dalam
mengontrol tingklat ketidaknyamanan.
8. Berikan obat sebelum perawatan 8. Meningkatkan relaksasi otot dan partisipasi klien.
latihan /aktivitas
9. Lakukan dan awasi latihan rentang 9. Mempertahankan kekuatan/mobilitas otot yang sakit
gerak pasif /aktif dan memudahkan resolusi inflamasi pada jaringan
yang cedera.
10. Berikan alternatif tindakan 10 .meningkatkan sirkulasi umum,menurunkan area
kenyamanan,seperti pijatan tekanan lokal dan kelelahan otot.
punggung,perubahan posisi.
11. Dorong penggunaan manejmen 11. Mengfokuskan kembali perhatian,meningkatkan
setres,seperti relaksasi rasa kontrol, dan dapat meningkatkan kemampuan
progresif,latihan nafas koping dalam menejmen nyeri,yang mungkin
dalam,imajinasi menetap untuk priode yang lama.
visualisasi,sentuhan terapeutik.
Next…
12. Identifikasi aktivitas terapeutik yang 12.mencegah kebosanan,menurunkan tegangan, meningkatkan
tepat untuk usia klien,kemampuan kekuatan otot,dan dapat meningkatkan harga diri dan
fisik,dan penampilan pribadi. kemampuan koping klien

13. Obserpasi adanya keluhan nyeri yang 13.dapat mengindikasikan terjadinya komflikasi,seperti
tidak biasa,tiba-tiba atau dalam,lokasi infeksi,iskemia jaringan,sindrom kompertemen
progresif atau buruk tidak hilang
dengan analgesik.

Kolaborasi
14. Lakukan kompres dingin 24-48 jam 14.Menurunkan adema atau pembentukan
pertama sesuai kebutuhan hematom,menurunkan sensasi nyeri.

15 Berikan obat sesuai order: narkotik dan 15.Untuk menurunkan nyeri dan atau sepasme otot.
analgesik non narkotik,NSAID,berikan
narkotik sesuai order selama 3-5 hari

16. Berikan/awasi analgesic yang dikontrol 16.pemberian rutin mempertahankan kadar anelgesik darah
klien. secara adekuat,mencegah fluktuasi dalam menghilangkan
nyeri akibat spasme/tegangan otot
E. EVALUASI

Evaluasi dilakukan dengan cara membandingkan antara kriteria hasil yang telah ditetapkan dalam perencanaan
dengan data objektif maupun subjektif yang diperoleh dari respon pasien saat pelaksanaan tindakan.

1. Tidak mengalami nyeri


a. Tampak rileks
b. Mengungkapkan rasa nyaman
c. Mempergunakan upaya untuk untuk mrningkatkan rasa nyaman
d. Berpartisipasi dalam aktivitas keperawatan diri dan rehabilitasi
2. Tidak mengalami nyeri anggota partum
a. Melapor tidak merasakan persepsi rasa pada bagian yang fraktur
b. Mengemukakan tiadanya perasaan tak normal pada sisa tungkai
3. Mengalami penyembuhan luka
a. Mengontrol odema
b. Mengalami jaringan perut yang sembuh tidak nyeri, tekan , tidak melekat
c. Memperlihatkan perawatan sisa tungkai
4. Memperlihatkan peningkatan citra tubuh
a. Menerima perubahan citra tubuh
b. Berpartisipasi dalam aktivitas perawatan diri
c. Memperlihatkan peningkatan kemandirian
d. Memproyeksikan dfiri sebagai manusia utuh
e. Mampu kembali mengambil tanggungjawab peran
f. Kembali kepada kontak sosial
g. Memperlihatkan rasa percaya diri dalam kemampuan
Next…

5. Memperlihatkan resolusi kesedihan


a. Mengekspresikan kesedihan
b. Memanfaatkan keluarga dan sahabat dalam berbagi rasa
c. Memutuskan diri pada fungsi masa depan
6. Mencapai kemandirian perawatan diri
a. Meminta bantuan bila diperlukan
b. Mempergunakan alat bantu dan pertolongan untuk memungkinkan pada perawatan diri
c. Mengungkapkan kepuasan mengenao kemampuan menjalankan aktivitas kehidupan seharti-hari
7. Mencapai mobilitas mandiri maksimal
a. Menghindari posisi yang daopat menyebabkan terjadinya kontraktur
b. Memperlihatkan rentang gerak aktiv penuh
c. etap seimbang saat duduk dan berpindah
d. Meningkatnya kekuatan dan ketahanan
e. Memperlihatkan teknik berpindah yang aman
f. Mampu memfungsionalkan proses tesis dengan aman
g. Mampu mengatasi hambatan lingkungan untuk menjalankan mobilitas
h. Memanfaatkan layanan dan sumber daya komunitas saat diperlukan
8. Tidak memperlihatkan komplikasi perdarahan, infeksi, kerusakan kulit.
a. Tidak mengalami perdarahan berlebihan
b. Kadar darah tetap
c. Bebas dari tanda infeksi local systemic
d. Mereposisi sendiri sering mungkin
e. Bebas dari masalah yang berhubungan dengan tekanan
f. Melaporkan setiap ada ketidaknyamanan dan iritasi kulit segera.
THANKS
YOU 
Any question?

Anda mungkin juga menyukai