Anda di halaman 1dari 128

HUBUNGAN ANTARA STRATEGI KOPING DENGAN KECEMASAN

MENGHADAPI UJIAN OSCE PADA MAHASISWA SEMESTER 2


PRODI ILMU KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH
SAMARINDA

SKRIPSI PENELITIAN

Diajukan Oleh :

AHMAD ROBIANTO
NIM: 1311308230648

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
SAMARINDA

1
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ahmad Robianto


NIM : 1311308230648
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Judul Penelitian : Hubungan Antara Strategi Koping Dengan
Kecemasan Menghadapi Ujian OSCE Pada
Mahasiswa Semester 2 Prodi Ilmu
Keperawatan STIKES Muhammadiyah
Samarinda

Menyatakan bahwa penelitian yang saya tulis ini benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran
orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa terdapat plagiat dalam


penelitian ini, maka saya bersedia menerima sangsi sesuai ketentuan
perundang-undangan (Permendiknas No. 17, tahun 2010).

Samarinda, 31 Juli 2017


Mahasiswa

Ahmad Robianto
NIM : 1311308230648

2
LEMBAR PERSETUJUAN

HUBUNGAN ANTARA STRATEGI KOPING DENGAN KECEMASAN


MENGHADAPI UJIAN OSCE PADA MAHASISWA SEMESTER 2
PRODI ILMU KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH
SAMARINDA

SKRIPSI PENELITIAN

DI SUSUN OLEH :
AHMAD ROBIANTO
1311308230648

Diseminarkan dan Diujikan


Pada tanggal Juli 2017

Pembimbing

Dr. Hj. Nunung Herlina, S.kep.,M.pd


NIDK : 8830940017
Mengetahui,
Koordinator Mata Ajar Skripsi

Ns. Faried Rahman Hidayat, S.Kep.,M.Kes


NBP: 1304

3
LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN ANTARA STRATEGI KOPING DENGAN KECEMASAN


MENGHADAPI UJIAN OSCE PADA MAHASISWA SEMESTER 2
PRODI ILMU KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH
SAMARINDA

SKRIPSI PENELITIAN

DI SUSUN OLEH :
AHMAD ROBIANTO
1311308230648

Diseminarkan dan Diujikan


Pada tanggal Juli 2017

Penguji I Penguji II Penguji III

Rusni Masnina, S.Kp.,MPH Ns. M. Aminudin, S.Kep.,MSc Dr. Hj. Nunung Herlina,
NIDN: 1105077501 NIDN: 34010175 S.Kp.,M.Pd
NIDK : 8830940017

Mengetahui,
Ketua
Program Studi S1 Keperawatan

Ns. Siti Khoiroh Muflikhatin, M.Kep


NIDN: 1115017703

4
HUBUNGAN ANTARA STRATEGI KOPING DENGAN KECEMASAN
MENGHADAPI UJIAN OSECE PADA MAHASISWA SEMESTER 2
 PRODI ILMU KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH
SAMARINDATAHUN 2017
Ahmad Robianto1, Nunung Herlina2
INTISARI

Latar   Belakang:  Pada studi pendahuluan, peneliti melakukan wawancara dengan 6


mahasiswa semester 1 pada tanggal 11 Desember 2016 Prodi Ilmu Keperawatan Stikes
Muhammadiyah Samarinda. Pada saat wawancara 3 dari 6 mahasiswa menggunakan
strategi koping dengan mempertimbangkan masalah dan meminta pendapat kepada
orang lain tentang masalah yang dihadaipinya, dan 3 mahasiswa lainnya mencari
dukungan dan menggunakan bantuan dari orang lain berupa nasehat maupun tindakan
didalam menghadapi masalahnya.

Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui hubungan strategi koping dengan kecemasan


menghadapi ujian OSCE pada mahasiswa semestere 2 Prodi Ilmu Keperawatan STIKES
Muhammadiyah Samarinda tahun 2017.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan metode


korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 108
mahasiswa. Pemilihan sampel menggunakan metode simple random sampling.
Penelitian ini menggunakan uji statistik kolerasi Chi-Square.

Hasil Penelitian: Hasil penelitian ini didapatkan hasil yang menggunakan strategi koping
adaptif berjumlah 38 responden (88.4%), didapatkan responden yang mengalami
kecemasan ringan 38 responden (88.4%), dan terdapat 5 responden (11.6%) mengalami
kecemasan sedang, sedangkan dari 42 responden (100%) dengan strategi koping
maladaptif didapatkan responden yang mengalami kecemasan ringan sebanyak 6
responden (14.3%) dan kecemasan sedang sebanyak 36 responden (85.7%). Hasil uji
statistik yang diperoleh menunjukkan bahwa hasil P value (0.000) < 0.05, maka dapat
dinyatakan hipotesis nol ditolak dan menerima hipotesi alternatif yang mengatakan
terdapat hubungan antara strategi koping dengan kecemasan menghadapi ujian OSCE
pada mahasiswa semester 2 Prodi Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah
Samarinda.

Kesimpulan: Dari semua mahasiswa semester 2 Prodi Ilmu Keperawatan STIKES


Muhammadiyah Samarinda sebagian besar mimiliki strategi koping adaptif dalam
menghadapi ujian OSCE, dan sebagian besar mengalami kecemasan sedang saat
menghadapi ujian OSCE.

Kata Kunci: OSCE, Strategi Koping, Kecemasan.

1 Mahasiswa program Studi Ilmu keperawatan STIKES Muhammadiyah Samarinda


2 Dosen STIKES Muhammadiyah Samarinda

5
RELATIONSHIP BETWEEN COPING STARTEGY WITH ANXIETY
WHILE DEAL WITH OSCE TEST TO 2th SEMESTER BACHELOR 
OF NURSING PROGRAM STUDENT ON STIKES 
MUHAMMADIYAH SAMARINDA IN 2017
Ahmad Robianto3, Nunung Herlina4
ABSTRACT

Background : On earlier study, researcher does interview with 6 1 st semester student at


11 December 2016 on Bachelor of Nursing Program Stikes Muhammadiyah Samarinda.
On interview, 3 of 6 students used coping strategy with problem considering and ask
opinion to other people about problem which they are dealt, and 3 other students ask
support and other help like advice or action to deal with their problem.

Research Purpose : To know the relationship between coping strategy with anxiety while
deal with OSCE test to 2th semester Bachelor of Nursing Program on STIKES
Muhammadiyah Samarinda in 2017.

Method : This research was quantitative which was used correlation method with cross
sectional approaching. Total of population on this research were 108 students. Sample
collection used simple random sampling method. This research used Chi-Square
correlation statistic test.

Research Result : This research result were obtained result which used adaptive coping
strategy with total 38 respondents (88.4%), respondents which experienced mild anxiety
were 38 respondents (88.4%), and there were 5 respondents (11.6%) experienced
moderate anxiety, whereas from 42 respondents (100%) with maladaptive coping were
obtained respondent who experienced mild anxiety were 6 respondents (14.3%) and total
of moderate anxiety were 36 respondents (85.7%). Statistic result test which was
obtained to showed that p value result (0.000) < 0.05, then could be stated that zero
hypothesis was rejected and it accepted alternative hypothesis which said there was
relationship between coping strategy with anxiety while deal OSCE test to 2 th Semester
Bachelor of Nursing Program Student on STIKES Muhammadiyah Samarinda.

Conclusion : From all 2th semester Bachelor of Nursing Student on STIKES


Muhammadiyah most of them had adaptive coping strategy while deal with OSCE test,
and most of them experienced moderate anxiety while deal with OSCE test.

Keyword : OSCE, Coping Strategy, Anxiet

3 Student of Bachelor Nursing Program STIKES Muhammadiyah Samarinda


4 Lecturer of STIKES Muhammadiyah Samarinda

6
     MOTTO

‫ا‬ ‫ب ايلاعيلام سفههسو فى س‬


‫سابييال ا‬ ‫سمين سخسر سج افى سطسل ا‬

‘’Barang siapa keluar untuk


mencari ilmu maka dia berada
di jalan Allah ‘’
(HR.Turmudzi)

7
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan berkat, rahmat, hidayah serta kekuatan sehingga penulis

dapat menyelesaikan penyusunan skripsi penelitian dengan judul

“Hubungan Antara Strategi Koping Dengan Kecemasan Menghadapi Ujian

OSCE Pada Mahasiswa Semester 2 Prodi Ilmu Keperawatan STIKES

Muhammadiyah Samarinda”

Terwujudnya skripsi penelitian ini tidak lepas dari bantuan berbagai

pihak yang telah mendorong dan membimbing penulis, baik tenaga, ide-

ide, maupun pemikiran, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis

ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang

terhormat :

1. Bapak Ghozali M Hasyim, M.Kes selaku ketua STIKES

Muhammadiyah Samarinda.
2. Ns. Siti Khoiroh Muflikhatin, M.Kep selaku ketua Program Studi

Sarjana Keperawatan.
3. Ibu Dr. Hj. Nunung Herlina, S.Kp., M.Pd selaku pembimbing yang

telah menyediakan waktu, membimbing, serta memberikan semangat

selama proses pengajuan judul sampai selesainya penyusunan skripsi

ini.

8
4. Ibu Rusni Masnina, S.Kp., MPH selaku penguji I yang berkenan

memberikan masukan demi perbaikan dan kemajuan dalam

penyusunan skripsi ini.


5. Ibu Dr. Hj. Nunung Herlina, S.Kp., M.Pd selaku penguji III yang

berkenan memberikan masukan demi perbaikan dan kemajuan dalam

penyusunan skripsi ini.


6. Bapak Ns. Faried Rahman Hidayat, S.Kep.,M.Kes selaku koordinator

mata kuliah Skripsi II.


7. Bapak Ramdhany Ismahmudi, S.Kep., M.Pd selaku pembimbing

akademik penulis yang telah memberikan dukungan moral untuk

penulis selama berkuliah di STIKES Muhammadiyah Samarinda.


8. Seluruh Bapak/Ibu Dosen STIKES Muhammadiyah Samarinda yang

telah banyak membimbing dan memberikan ilmu pengetahuan kepada

penulis.
9. Ibunda Patimah dan ayah Yun Palu dan kakak Hastuti terimakasih

sedalam-dalamnya atas segala dukungan moril maupun materil serta

segala ketulusan dan kemurnian cinta, didikan, nasihat, dan atas

segala bentuk perpanjangan tangan Allah SWT untuk ananda.


10. Untuk sahabat-sahabatku M. Iqbal, M. Rizky, Indra Irawan, Fahri

Ramadhani, Ferli terimakasih untuk segala dukungan dari kalian

disaat suka maupun duka. Salah satu hal terindah di dunia adalah

bisa mengenal dan berjuang bersama-sama kalian.


11. Seluruh teman-teman seperjuangan mahasiswa S1 Keperawatan

STIKES Muhammadiyah Samarinda Angkatan 2013 yang selalu

memberikan semangat, nasihat, dan kebersamaan selama bersama-

sama kuliah dan berjuang untuk masa depan.

9
Semoga segala bantuan yang tidak ternilai harganya ini mendapat

imbalan di sisi Allah SWT sebagai amal ibadah, Aamiin.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

oleh karena itu kritik serta saran yang membangun dari berbagai pihak

sangat penulis harapkan demi perbaikan-perbaikan ke depannya.

Samarinda, Juli 2017

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

HALAMAN JUDUL............................................................................. i

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN............................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN................................................................ iii

10
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................. iv

MOTO ............................................................................................v

INTISARI............................................................................................ vi

ABSTRACT........................................................................................ vii

KATA PENGANTAR........................................................................... viii

DAFTAR ISI....................................................................................... xi

DAFTAR TABEL................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR............................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN......................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah............................................... 1


B. Rumusan Masalah........................................................ 5
C. Tujuan Penelitian.......................................................... 5
D. Manfaat Penelitian........................................................ 6
E. Keaslian Penelitian....................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................ 9

A. Telaah Pustaka............................................................. 10
B. Penelitian Terkait........................................................... 37
C. Kerangka Teori Penelitian............................................. 38
D. Kerangka Konsep Penelitian........................................ 39
E. Hipotesis....................................................................... 40

BAB III METODE PENELITIAN..................................................... 41

A. Rancangan Penelitian.................................................. 41
B. Populasi dan Sampel................................................... 42
C. Waktu dan Tempat Penelitian...................................... 46
D. Definisi Operasional..................................................... 46
E. Instrumen Penelitian.................................................... 48

11
F. Uji Validitas dan Reliabilitas......................................... 49
G. Teknik Pengumpulan Data........................................... 52
H. Teknik Analisa Data...................................................... 53
I. Etika Penelitian............................................................ 58
J. Jalannya penelitian...................................................... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................... 61

A. Hasil Penelitian.............................................................. 62

B. Pembahasan.................................................................. 68

C. Keterbatasan Penelitian................................................ 80

BAB V SIMPULAN DAN SARAN................................................... 82

A. Simpulan........................................................................ 82

B. Saran............................................................................. 83

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional ....................................................... 47

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen dengan Hasil Uji Validitas................. 49

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasar usia ......................... 63

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasar jenis kelamin........... 63

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Strategi Koping .......... 64

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Kecemasan.................. 65

12
Tabel 4.5 Analisa Bivariate antara Strategi Koping Dengan Kecemasan

Menghadapi Ujian OSCE.................................................................. 66

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Teori Penelitian ................................ 38

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Konsep Penelitian ........................... 39

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Biodata Peneliti

Lampiran 2 : Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 3 : Lembar Persetujuan Responden

Lampiran 4 : Kuesioner Penelitian Bagian A

Lampiran 5 : Kuesioner Penelitian Bagian B

Lampiran 6 : Tabel Validitas

Lampiran 7 : Hasil Kuisioner Strategi Koping

Lampiran 8 : Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas

13
Lampiran 9 : Uji Normalitas

Lampiran 10 : Frekuensi Karakteristik Responden dan Variabel

Lampiran 12 : Uji Univariat

Lampiran 13 : Uji Bivariat

Lampiran 14 : Surat Izin Uji Validitas

Lampiran 15 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 16 : Lembar Konsultasi

14
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kecemasan merupakan perasaan keprihatinan, ketidakpastian dan

ketakutan tanpa stimulus yang jelas, dikaitkan dengan perubahan

fisiologis (takikardi, berkeringat, tremor, dan lain-lain). Sebagian besar

orang mendeskripsikan perasaan cemas dengan berbagai istilah

seperti gelisah, ketakutan luar biasa, dan menghadapi suatu kesulitan.

Kecemasan merupakan kondisi normal yang dapat terjadi pada setiap

orang. Kecemasan dapat dikategorikan dari tingkat yang sangat rendah

sampai dengan tingkat tertinggi. Pada tingkat yang sedang, kecemasan

dapat bermanfaat karena meningkatkan kewaspadaan untuk sinyal

dalam tanda bahaya. Kecemasan sangat mengganggu homeostatis

dan fungsi individu, karena itu perlu segera dihilangkan dengan

berbagai macam cara penyesuaian. Faktor yang mempengaruhi

terjadinya kecemasan antara lain lingkungan sosial, personal (individu),

akademik. Contoh yang dapat menimbulkan perasaan cemas pada

seseorang seperti pada saat berbicara di depan umum untuk pertama

kalinya atau sedang menjalani ujian (Videbeck, 2008).


Kecemasan adalah reaksi yang dapat dialami oleh siapapun,

seperti yang berhubungan pada saat ini adalah kecemasan pada

mahasiswa saat menghadapi ujian klinik. Mahasiswa memiliki

kewajiban yang mutlak yaitu belajar. Mahasiswa akan dihadapkan


2

dengan berbagai masalah dalam menempuh ilmu keperawatan salah

satu masalah dalam bidang akademik adalah ujian. Menghadapi ujian

merupakan stressor yang dapat mengganggu daya tahan mahasiswa,

oleh karena itu mahasiswa rentan terhadap kecemasan (Ivon, 2014).

Bagi mahasiswa Ilmu Keperawatan semester 2 STIKES

Muhammadiyah Samarinda, Objective Structured Clinical Examination

(OSCE) merupakan ujian klinik atau skill lab yang akan mereka hadapi.

Kondisi tersebut yang dapat menimbulkan rasa cemas pada mahasiswa

semester 2 Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah Samarinda.


OSCE adalah suatu metode untuk menguji kompetensi

keterampilan klinik secara obyektif dan terstruktur. Obyektif karena

semua peserta ujian diuji dengan materi ujian yang sama. Penguji

OSCE diberikan panduan lembar penilaian dan cara menilai

keterampilan klinik yang dilakukan peserta ujian. Subyektifnya dapat

dihindari dengan menuggunakan metode ini, karena penguji menilai

berdasarkan tindakan yang dilakukan peserta kemudian

mencocokannya dengan kriteria penilaian yang ada, bukan

berdasarkan pengetahuan penguji. Terstruktur karena semua instruksi

ujian dituliskan dengan urut pada lembar yang telah disediakan. Pada

prosesnya, penguji akan menilai setiap peserta ujian di satu stasiun.

Penguji menilai dengan cara melakukan observasi dan mengajukan

pertanyaan serta menunjukkan hasil pemeriksaan penunjang jika

diminta dalam soal. Waktu ujian yang menjadi tanggungjawab setiap


3

penguji, tergantung banyak sedikitnya materi yang harus diujikan.

Standar OSCE Nasional adalah 15 menit, untuk setiap penguji yang

bertanggungjawab pada setiap stasiun ujian. Kompetensi klinik yang

diujikan yaitu anamnesa, pemeriksaan fisik, keterampilan prosedur

klinik, interpretasi hasil laboratorium, manajemen terapi, kemampuan

komunikasi dan perilaku profesional (Dikti, 2011).

Individu mengatasi kecemasan diri untuk beradaptasi dalam situasi

yang menekan menciptakan proses akan penyangkalannya secara

kognitif, pengambilan jarak yang disertai dalam bentuk perilaku individu

yang menunjukan penyangkalan tersebut, yang biasa disebut dengan

koping (Sholicatun 2011). Strategi koping sendiri didefinisikan sebagai

suatu proses tertentu yang disertai dengan usaha dalam rangka

mengubah domain kognitif dan atau prilaku secara konstan untuk

mengatur dan mengendalikan tuntutan dan tekanan ekternal maupun

internal yang diprediksi akan dapat membebani dan melampaui

kemampuan dan ketahanan individu yang bersangkutan (Lazarus &

Folkman dalam kertamuda & Herdiansyah, 2009). Koping merupakan

strategi-strategi yang digunakan individu dalam menghadapi situasi dan

kondisi yang dipakai sebagai penyebab stres atau distres psikologis

(Mohiro,. dkk, dalam Sholicatun, 2011). Strategi koping yang digunakan

oleh seorang individu membuang pikiran dan ingatan yang menyakitkan

agar dapat fokus pada apa yang dicapai, walaupun terkadang individu
4

tersebut melakukan suatu secara tidak sadar dikarenakan pikiran yang

ia tekan atau disingkirkan ( Rasmus, 2004 dalam Mulyadi, 2014 ).

Kejadian Kecemasan ini normal terjadi dalam kehidupan, namun

kecemasan dapat menjadi abnormal jika respon terhadap stimulus

berlebihan. Pada mahasiswa, kecemasan berpengaruh terhadap

proses pendidikan. OSCE merupakan salah satu bagian dari ujian

komprehensif yang menguji keterampilan medis mahasiswa yang akan

memasuki kepaniteraan klinik. Ujian ini hampir sama dengan ujian skills

lab, tapi materi ujian lebih banyak dan setting ujian juga berbeda

sehingga situasi tersebut menimbulkan kecemasan pada mahasiswa

menjelang OSCE, salah satu yang dapat mempengaruhi kecemasan

pada mahasiswa yang akan menjalankan OSCE adalah strategi koping,

dimana strategi ini dapat mempengaruhi tentang bagaimana

mahasiswa berdaptasi dalam masalah tersebut, dengan strategi ini

mahasiswa dapat mengendalikan kecemasannya sebelum OSCE.

Berdasarkan uraian diatas peneliti berminat membuat penelitian

dengan judul hubungan antara strategi koping dengan kecemasan

mengahadapi ujian OSCE, maka dari itu peneliti mengajukan judul

“Hubungan antara strategi koping dengan kecemasan menghadapi

ujian OSCE pada mahasiswa semester 2 Prodi Ilmu Keperawatan

STIKES Muhammadiyah Samarinda.

Pada studi pendahuluan, peneliti melakukan wawancara dengan 6

mahasiswa semester 1 pada tanggal 11 Desember 2016 Prodi Ilmu


5

Keperawatan Stikes Muhammadiyah Samarinda dinyatakan bahwa

mereka memiliki ekspektasi yang tinggi untuk bisa lulus dalam ujian

OSCE yang mereka inginkan, tetapi mereka merasa cemas karena

untuk pertama kalinya menunjukkan skill atau keterampilan dalam

keperawatan dan berhadapan langsung dengan dosen penguji OSCE.

Pada saat wawancara 3 dari 6 mahasiswa menggunakan strategi

koping dengan mempertimbangkan masalah dan meminta pendapat

kepada orang lain tentang masalah yang dihadaipinya, dan 3

mahasiswa lainnya mencari dukungan dan menggunakan bantuan dari

orang lain berupa nasehat maupun tindakan didalam menghadapi

masalahnya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas rumusan masalah peneliti

ini adalah : “Apakah ada hubungan antara strategi koping dengan

kecemasan menghadapi ujian OSCE pada mahasiswa semester 2

Prodi Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah Samarinda ?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum :
Mengetahui hubungan antara strategi koping dengan kecemasan

dalam menghadapi ujian OSCE pada mahasiswa semester 2 Prodi

Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah Samarinda.


2. Tujuan khusus :
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk :
a. Mengidentifikasi karakteristik responden. (usia, jenis kelamin).
b. Mengidentifikasi strategi koping pada mahasiswa semester 2 Prodi

Ilmu Keperawatan.
6

c. Mengidentifikasi kecamasan dalam mengahadapi ujian OSCE pada

mahasiswa semester 2 Prodi Ilmu Keperawatan.


d. Menganalisa hubungan antara strategi koping dengan kecemasan

dalam menghadapi ujian OSCE pada mahasiswa semester 2 Prodi

Ilmu Keperawatan.

. Manfaat Penelitian
1. Mahasiswa keperawatan

Penelitian ini dapat bermanfaat untuk mahasiswa keperawatan

dalam menambah pengetahuan tentang kecemasan dalam

menghadapi ujian pada mahasiswa keperawatan dan dapat

menghadapi kecemasan yang terjadi dengan coping strategis.

. Institusi pendidikan

Penelitian ini bermanfaat untuk masukkan bagi institusi dan

tambahan literatur untuk penelitian selanjutnya.

. Penelitian

Bermanfaat sebagai rujukkan untuk mengembangkan penelitian

ini dan sebagai motivator dalam melaksanakan penelitian

selanjutnya.

. Peneliti

Bermanfaat untuk menambah wawasan peneliti mengenai

permasalahan kejiwaan yang banyak dihadapi di masyarakat dan


7

membantu peneliti untuk kelancaran proses belajar dalam

menyelesaikan studi preklinik.

. Keaslian Penelitian
1. Penelitian yang telah dilakukan oleh Zulkarnain (2009) yang berjudul

Sense of humor dan kecemasan menghadapi ujian di kalangan

mahasiswa. Persamaan yang dilakukan peneliti terletak pada

variabel dependen, yaitu kecemasan mengadapi ujian, sedangkan

perbedaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti terletak pada

obyek penelitian. Peneliti mengambil obyek penelitian yaitu

mahasiswa semester 2 Prodi Ilmu Keperawatan STIKES

Muhammadiyah Samarinda, sedangkan Zulkarnain (2009)

mengambil obyek penelitian yaitu mahasiswa Fakultas Psikologi

Universitas Sumatera Utara.


2. Penelitian yang telah dilakukan oleh Nurlaila (2011) dengan judul

pelatihan efikasi diri untuk menurunkan kecemasan pada siswa-siswi

yang akan menghadapi ujian akhir Nasional. Penelitian

menggunakan quasi eksperimen dengan desain penelitian untreated

control group design with pre test and post test, variabel independen

yang diteliti yaitu efikasi diri, dan variabel dependen kecemasan

menghadapi ujian. Persamaan penelitian ini pada variabel dependen

yaitu Kecemasan Menghadapi Ujian dan perbedaan penelitian ini

Nurlaila (2011) menggunakan desain quasi ekperimental sedangkan

peneliti menggunakan desain deskriptif kolerasi dengan pendekatan


8

cross-sectional dan pengambilan sampel dilakukan dengan simple

random sampling. Nurlaila juga mengambil obyek pada Universitas

Muhammadiyah Metro, sedangkan peneliti di Prodi Ilmu

Keperawatan STIKES Muhammadiyah Samarinda.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka
1. Kecemasan
a. Pengertian kecemasan
Kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang ditandai

dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam

dan berkelanjutan (Hawari, 2008). Kecemasan adalah perasaan


9

takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi. Ketika

merasa cemas, individu merasa tidak nyaman atau takut atau

mungkin memiliki firasat akan ditimpa malapetaka padahal ia tidak

mengerti mengapa emosi yang mengancam tersebut terjadi

(Videbeck, 2008).
. Gejala Kecemasan
Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh orang

mengalami gangguan kecemasan antara lain sebagai berikut :


1) Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri,

mudah tersinggung
2) Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut
3) Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang
4) Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan
5) Gangguan konsentrasi dan daya ingat
6) Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot tulang,

pendengaran berdenging (tinitus), berdebar-debar, sesak nafas,

gangguan panik, gangguan phobik dan gangguan obseif-

kumpulsif (Hawari, 2001).

. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan


Menurut Videbeck (2008), ada beberapa faktor-faktor yang

mempengaruhi kecemasan seseorang :


1) Potensi stressor
Stressor psikososial merupakan setiap keadaan atau peristiwa

yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang

sehingga orang itu terpaksa mengadakan adaptasi.


2) Maturitas
Individu yang memiliki kematangan kepribadian lebih sukar

mengalami gangguan kecemasan karena individu yang matur


10

mempunyai daya adaptasi yang lebih besar terhadap

kecemasan.
3) Tingkat pendidikan dan status ekonomi
Tingkat ekonomi dan status pendidikan yang rendah pada

seseorang akan mengakibatkan orang itu mudah mengalami

ansietas.

4) Keadaan fisik
Seseorang yang memiliki gangguan fisik seperti cedera operasi

akan mudah mengalami kelelahan fisik sehingga lebih mudah

mengalami cemas.
5) Sosial budaya
Seseorang yang mempunyai falsafah hidup yang jelas dan

keyakinan agama yang kuat umumnya lebih sukar mengalami

kecemasan.
6) Umur
Seseorang yang berumur lebih muda ternyata lebih mudah

mengalami gangguan kecemasan akibat stress daripada yang

lebih tua.
7) Lingkungan atau sanitasi
Seseorang yang berada di lingkungan asing ternyata lebih

mudah mengalami kecemasan.


8) Jenis kelamin
Stres lebih banyak dialami wanita dari pada pria.

. Tingkat kecemasan
Menurut Stuart dan Sundeen dalam (Hawari, 2011), membagi

tingkat kecemasan menjadi empat tingkatan yaitu :


1) Kecemasan ringan
Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan dalam

kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi


11

waspada. Kecemasan ringan dapat memotivasi belajar dan

menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas. Manifestasi yang

muncul pada tingkat ini adalah kelelahan, iritabel, kesadaran

meningkat, mampu untuk belajar, motivasi meningkat dan

tingkah laku sesuai dengan situasi.


2) Kecemasan sedang
Memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada masalah

yang penting dan mengesampingkan yang lain sehingga

seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat

melakukan sesuatu yang terarah. Manifestasi yang muncul

pada tingkat ini yaitu kelelahan meningkat, denyut jantung dan

pernapasan meningkat, ketegangan otot meningkat, bicara

cepat dengan volume tinggi, mampu untuk belajar namun tidak

terfokus pada rangsang yang tidak menambah kecemasan,

mudah tersinggung, tidak sabar, mudah lupa, mudah marah

dan menangis.
3) Kecemasan Berat
Seseorang dengan kecemasan berat cenderung untuk

memusatkan perhatian pada sesuatu yang terinci dan spesifik

serta tidak dapat berfikir tentang hal lain. Orang tersebut

memerlukan banyak pengarahan untuk memusatkan pada

suatu area lain. Manifestasi yang muncul pada tingkat ini

adalah mengeluh pusing, sakit kepala, mual, tidak dapat tidur,

sering kencing, diare, palpitasi, tidak mau belajar secara efektif,


12

berfokus pada dirinya sendiri, perasaan tidak berdaya, bingung

dan disorientasi.
4) Panik
Panik berhubungan dengan terperangah, ketakutan, teror

karena mengalami kehilangan kendali. Orang yang sedang

panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan

pengarahan. Tanda dan gejala yang terjadi pada keadaan ini

adalah susah bernafas, dilatasi pupil, palpitasi, pucat,

diaphoresis, pembicaraan inkoheren, tidak dapat berespon

terhadap perintah yang sederhana, berteriak-teriak, menjerit

dan mengalami halusinasi. Panik dapat mengakibatkan

peningkatan motorik, penurunan kemampuan berhubungan

dengan orang lain dan tidak mampu berfikir secara rasional.

. Proses terjadinya kecemasan


1) Faktor predisposisi kecemasan
Menurut Lestari (2009) penyebab kecemasan dapat

dipahami melalui beberapa teori yaitu :


a) Teori psikoanalitik
Menurut Freud, kecemasan adalah konflik emosional yang

terjadi antara dua elemen kepribadian id dan superego. Id

mewakili dorongan insting dan impuls primitif seseorang,

sedangkan super ego mencerminkan hati nurani seseorang.

Ego berfungsi menengahi tuntutan dua dari elemen yang

bertentangan dan fungsi kecemasan adalah mengingatkan

ego bahwa ada bahaya.


b) Teori tingkah laku (pribadi)
13

Teori ini berkaitan dengan pendapat bahwa kecemasan

adalah hasil frustasi, dimana segala sesuatu yang

menghalangi terhadap kemampuan seseorang untuk

mencapai tujuan yang diinginkan dapat menimbulkan

kecemasan. Faktor presipitasi yang aktual mungkin adalah

sejumlah stressor internal dan ekternal, tetapi faktor-faktor

tersebut bekerja menghambat usaha seseorang untuk

memperoleh kepuasan dan kenyamanan. Selain itu

kecemasan juga sebagai suatu dorongan untuk belajar

berdasarkan keinginan dari dalam untuk menghindari

kepedihan.
c) Teori keluarga
Menunjukkan bahwa gangguan kecemasan merupakan hal

yang biasa ditemui dalam suatu keluarga dan juga terkait

dengan tugas perkembangan individu dalam keluarga.


d) Teori biologis
Menunjukan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk

benzodiazepine. Reseptor ini mungkin membantu mengatur

kecemasan. Penghambat asam aminobutirikgamma

neroregulator (GABA) juga mungkin memainkan peran

utuma dalam mekanisme biologis berhubungan dengan

kecemasan, sebagai mana halnya dengan endorfin. Selain

itu, telah dibuktikan bahwa kesehatan umum seseorang

mempunyai akibat nyata sebagai predisposisi terhadap

kecemasan. Kecemasan mungkin disertai dengan gangguan


14

fisik dan selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang untuk

mengisi stresor.
2) Faktor presipitasi kecemasan
Faktor pencetus mungkin berasal dari sumber internal

atau eksternal. Ada dua kategori faktor pencetus kecemasan,

yaitu ancaman terhadap integritas fisik dan terhadap sistem

diri adalah :
a) Ancaman terhadap integritas fisik
Ancaman pada kategori ini meiliputi ketidakmampuan

fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas

untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari. Sumber internal

dapat berupa kegagalan mekanisme fisiologis seperti

jantung, sistem imun, regulasi temperatur, perubahn biologis

yang normal seperti kehamilan dan penuaan. Sumber

ekternal dapat berupa infeksi virus atau bakteri, zat polutan,

luka trauma. Kecemasan dapat timbul akibat kekhawatiran

terhadap tindakan operasi yang mempengaruhi integritas

tubuh secara keseluruhan.


b) Ancaman terhadap sistem tubuh
Ancaman pada kategori ini dapat membahayakan identitas,

harga diri dan fungsi sosial berupa kesulitan melakukan

hubungan interpersonal di rumah, di tempat kerja dan di

masyarakat. Sumber ekternal dapat berupa kehilangan

pasangan, orangtua, teman, perubahan status pekerjaan,

dilema etik yang timbul dari aspek religius seseorang,

tekanan dari kelompok sosial dan budaya. Ancaman


15

terhadap sistem diri terjadi saat tindakan operasi akan

dilakukan sehingga akan menghasilkan suatu kecemasan.


. Alat ukur kecemasan
Untuk mengetahui sejauhmana derajat kecemasan

seseorang apakah ringan, sedang, berat atau berat sekali, orang

menggunakan alat ukur (instrumen) yang dikenal dengan nama

Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A). Skala HARS pertama

kali digunakan pada tahun 1959, yang diperkenalkan oleh Max

Hamilton dan sekarang telah menjadi standar dalam pengukuran

kecemasan terutama dalam penelitian trial clinic. Skala HARS

telah dibuktikan memiliki validitas dan reliabilitas cukup tinggi

untuk melakukan pengukuran pengukuran kecemasan pada

penelitian trial clinic yaitu 0,93 dan 0,97. Kondisi ini menunjukkan

bahwa pengukuran kecemasan dengan menggunakan skala

HARS akan diperoleh hasil yang valid dan reliabel

(http://www.wahanaarta.com ,diperoleh pada tanggal 23 Oktober

2013).
Alat ukur ini terdiri dari 14 kelompok gejala yang masing-

masing kelompok dirinci lagi dengan gejala-gejala yang lebih

spesifik. Masing-masing kelompok gejala diberi penilaian angka

(score) antara 0-4, yang artinya adalah:


Nilai 0 = tidak ada gejala (keluhan)
1 = gejala ringan
2 = gejala sedang
3 = gejala berat
4 = gejala berat sekali
Skala Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) meliputi:
16

1) Perasaan cemas: firasat buruk, takut akan pikiran sendiri,

mudah tersinggung.
2) Ketegangan: merasa tegang, gelisah, gemetar, mudah

terganggu dan lesu.


3) Ketakutan: takut terhadap gelap, terhadap orang asing, bila

tinggal sendiri dan takut pada binatang besar.


4) Gangguan tidur: sukar memulai tidur, terbangun pada

malam hari, tidur tidak pulas dan mimpi buruk.


5) Gangguan kecerdasan: penurunan daya ingat, mudah lupa

dan sulit konsentrasi


6) Perasaan depresi: hilangnya minat, berkurangnya

kesenangan pada hobi, sedih, perasaan tidak

menyenangkan sepanjang hari.


7) Gejala somatik: nyeri otot-otot dan kaku, gertakan gigi,

suara tidak stabil dan kedutan otot.


8) Gejala sensorik: perasaan ditusuk-tusuk, penglihatan kabur,

muka merah dan pucat serta merasa lemah.


9) Gejala kardiovaskular: takikardi, nyeri di dada, denyut nadi

mengeras dan detak jantung hilang sekejap.


10) Gejala pernafasan: rasa tertekan di dada, perasaan

tercekik, sering menarik nafas panjang dan merasa nafas

pendek.
11) Gejala gastrointestinal: sulit menelan, obstipasi, berat badan

menurun, mual dan muntah, nyeri lambung sebelum dan

sesudah makan, perasaan panas di perut.


12) Gejala urogenital: sering kencing, tidak dapat menahan

kencing, amenorea, ereksi lemah atau impotensi.


13) Gejala vegetatif: mulut kering, mudah berkeringat, muka

merah, bulu roma berdiri, pusing atau sakit kepala.


17

Penilaian atau pemakaian alat ukur ini dilakukan oleh

dokter (psikiater) atau orang yang telah dilatih untuk

menggunakannya melalui teknik wawancara langsung. Masing-

masing nilai angka (score) dari ke 14 kelompok gejala tersebut

dijumlahkan, dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat

diketahui derajat kecemasan sesorang (Nursalam, 2009), yaitu:


Total Nilai (score):
<6 = tidak ada kecemasan
7.14= kecemasan ringan
15-27 = kecemasan sedang
>27 = kecemasan berat

2. Strategi Coping
a. Defenisi Coping
Menurut Lazarus & Folkman ( dalam Sarafino, 2006 ) coping

adalah suatu proses dimana individu mencoba untuk mengatur

kesenjangan persepsi antara tuntutan situasi yang menekan

dengan kemampuan mereka dalam memenuhi tuntutan tersebut.

Menurut Taylor (2009) coping didefinisikan sebagai pikiran dan

perilaku yang digunakan untuk mengatur tuntutan internal maupun

eksternal dari situasi yang menekan. Koping adalah sebuah

mekanisme untuk mengatasi perubahan yang dihadapi atau

beban yang diterima tubuh dan beban tersebut menimbulkan

respon tubuh yang sifatnya nonspesifik yaitu stres. Apabila

mekanisme coping ini berhasil, seseorang akan dapat beradaptasi

terhadap perubahan atau beban tersebut (Ahyar, 2010). Menurut


18

Rasmun (2004) koping adalah proses yang dilalui oleh individu

dalam menyelesaikan situasi stressful. Koping tersebut adalah

merupakan respon individu terhadap situasi yang mengancam

dirinya baik fisik maupun psikologik.


Jadi dapat dismpulkan bahwa coping adalah segala usaha

individu untuk mengatur tuntutan lingkungan dan konflik yang

muncul, mengurangi ketidak sesuaian/kesenjangan persepsi

antara tuntutan situasi yang menekan dengan kemampuan

individu dalam memenuhi tuntutan tersebut.


b. Defenisi Strategi Coping
Strategi koping sendiri didefinisikan sebagai psikopatologis

saja tidaklah cukup untuk suatu proses tertentu yang disertai

dengan suatu mencerminkan hasil yang relevan. Informasi usaha

dalam rangka merubah domain kognitif dan mengenai fungsi

sosial dan kualitas hidup diyakini atau perilaku secara konstan

untuk mengatur dan penting untuk evaluasi jangka panjang

penderita. mengendalikan tuntutan dan tekanan eksternal

Pengukuran kualitas hidup ini penting maupun internal yang

diprediksi akan dapat dalam mengembangkan treatment yang

dapat membebani dan melampaui kemampuan dan membantu

penderita untuk merasa ketahanan individu yang bersangkutan

(Lazarus& terpenuhi dan puas dalam hidupnya. Dari

Folkmandalam Kertamuda & Herdiansyah, 2009). Menurut

Lazarus dan Folkman (dalam Hapsari, dkk, 2006) menyatakan


19

bahwa strategi coping yang merupakan respon individu terhadap

tekanan yang dihadapi secara garis besar dibedakan atas dua

fungsi utama yaitu: Problem Focused Coping (PFC) dan

Emotional Focused Coping (EFC). PFC atau yang biasa disebut

strategi menghadapi masalah yang berorientasi pada masalah

merupakan usaha yang dilakukan oleh individu dengan cara

menghadapi secara langsung sumber penyebab masalah. EFC

atau yang biasa disebut strategi menghadapi masalah yang

berorientasi pada emosi merupakan perilaku yang diarahkan pada

usaha untuk menghadapi tekanantekanan emosi atau stress yang

ditimbulkan oleh masalah yang dihadapi.


. Karakteristik coping
Tan dkk (2011), menyatakan koping adaptif berarti menangani

atau mengatasi stressor secara efektif atau positif, sedangkan

koping maladaptif berarti mengatasi stressor secara negatif atau

tidak efektif. Koping adaptif berkontribusi dalam menyelesaikan

stres, sedangkan maladaptif dapat menyebabkan masalah lebih

lanjut. Kertamuda & Herdiansyah (2009) menambahkan koping

adaptif mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar dan

mencapai tujuan. Koping maladaptif menghambat fungsi integrasi,

memecah pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung

menguasa Lazarus & Folkman (Aldwin & Revenson, 2006)

mengklasifikasikan strategi coping yang digunakan menjadi dua

yaitu:
20

a. Problem focused coping (PFC)

Problem focused coping (PFC) merupakan strategi coping

untuk menghadapi masalah secara langsung melalui tindakan

yang ditujukan untuk menghilangkan atau mengubah sumber-

sumber stres. Bentuk-bentuk strategi

coping ini adalah : 1) Countiousness (kehati-hatian) yaitu

individu berpikir dan mampu mempertimbangkan beberapa

pemecahan masalah serta mengevaluasi strategi-strategi yang

pernah dilakukan sebelumnya atau meminta pendapat orang

lain, 2) Instrumental action yaitu usaha-usaha langsung individu

dalam menemukan solusi permasalahannya serta menyusun

langkah-langkah yang akan dilakukan, 3) Negosiasi,

merupakan salah satu taktik dalam PFC yang diarahkan

langsung pada orang lain atau mengubah pikiran orang lain

demi mendapatkan hal yang positif dari situasi yang

problematik tersebut. Problem focused coping memungkinkan

individu membuat rencana dan tindakan lebih lanjut, berusaha

menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi untuk

memperoleh apa yang telah direncanakan dan diinginkan

sebelumnya. Pada strategi coping berbentuk PFC dalam

mengatasi masalahnya, individu akan berpikir logis dan

berusaha memecahkan permasalahan dengan positif. 12

Problem focused coping digunakan untuk mengontrol hal yang


21

terjadi antara individu dengan lingkungan melalui pemecahan

masalah, pembuatan keputusan dan tindakan langsung.

Problem focused coping dapat diarahkan pada lingkungan

maupun pada diri sendiri. Folkman (1984) menyatakan bahwa

PFC juga dapat berupa pembuatan rencana tindakan,

melaksanakan, mempertahankan untuk mendapatkan hasil

yang diinginkan.

b. Emotion focused coping (EFC)

Emotion focused coping merupakan strategi untuk meredakan

emosi individu yang ditimbulkan oleh stressor (sumber stres),

tanpa berusaha untuk mengubah suatu situasi yang menjadi

sumber stres secara langsung. Bentuk strategi coping ini adalah:

1) Pelarian diri adalah individu berusaha untuk menghindarkan

diri dari pemecahan masalah yang sedang dihadapi, 2)

Penyalahan diri adalah individu selalu menyalahkan dirinya

sendiri dan menghukum diri sendiri serta menyesali yang telah

terjadi, 3) Minimalisasi adalah individu menolak masalah yang

ada dengan cara menganggap seolah-olah tidak ada masalah,

bersikap pasrah, dan acuh tak acuh terhadap lingkungan, 4)

Pencarian makna adalah individu menghadapi masalah yang

mengandung stres dengan mencari arti kegagalan bagi dirinya

serta melihat segi-segi yang penting dalam hidupnya di

lingkungan.
22

1) Adaptif
Coping yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar

dan mencapai tujuan. Masih mengontrol emosi pada dirinya

dengan cara berbicara dengan orang lain, melakukan aktifitas

yasng kontruktif, memiliki persepsi yang luas, dapat menerima

dukungan dari orang lain, dan dapat memecahkan masalah.


2) Maladaptif
Coping yang menghambat fungsi integritas, memecah

pertumbuhan, menurunkan otonomi, dan cendrung menguasai

lingkungan. Perilaku cendrung merusak, melakukan aktifitas

yang kurang sehat seperti obat-obatan dan alkohol, tidak

mampu berfikir apa-apa, perilaku cendrung menghindar atau

menarik diri, dan tidak mampu menyelesaikan masalah. (Stuart

& Sudden, 2008).

. Klasifikasi dan bentuk coping


Lazarus & Folkman (dalam Sarafino, 2006) secara umum

membedakan bentuk dan fungsi coping dalam dua klsifikasi yaitu:


1) Problem Focused Coping (PFC) adalah merupakan bentuk

coping yang lebih diarahkan kepada upaya untuk mengurangi

tuntutan dari situasi yang penuh tekanan. Artinya coping yang

muncul terfokus pada masalah individu yang akan mengatasi

stres dengan mempelajari cara-cara keterampilan yang baru.

Individu cenderung menggunakan strategi ini ketika mereka

percaya bahwa tuntutan situasi dapat diubah (Lazarus &


23

Folkman dalam Sarafino, 2006). Strategi ini melibatkan usaha

untuk melakukan sesuatu hal terhadap kondisi stres yang

mengancam individu (Taylor, 2009).


2) Emotion Focused Coping (EFC) merupakan bentuk coping

yang diarahkan untuk mengatur respon emosional terhadap

situasi yang menekan. Individu dapat mengatur respon

emosionalnya dengan pendekatan behavioral dan kognitif.

Contoh dari pendekatan behavioral adalah pengguna alkohol,

narkoba, mencari dukungan emosional dari teman-teman dan

mengikuti berbagai aktivitas seperti berolahraga atau menonton

televisi yang dapat mengalihkan perhatian individu dari

masalahnya. Sementara pendeketan kognitif melibatkan

bagaimna individu berfikir tentang situasi yang menekan.

Dalam pendekatan kognitif, individu melakukan redefine

terhadap situasi yang menekan membuat perbandingan

dengan individu lain yang mengalami situasi yang lebih buruk,

dan melihat situasi yang diluar dari masalah. Inidividu cendrung

untuk menggunakan strategi ini ketika mereka percaya mereka

dapat melakukan sedikit perubahan untuk mengubah kondisi

yang mengemukakan pengklarifikasian bentuk coping sebagai

berikut :
a) Perilaku coping yang berorentasi pada masalah (Problem-

Focused coping )
(1) Plainfull problem solving
24

individu memikirkan dan mempertimbangkan secara

matang beberapa alternatif pemecahan masalah yang

mungkin dilakukan, meminta pendapat dan pandangan

dari orang lain tentang masalah yang dihadapi, bersikap

hati-hati sebelum memutuskan sesuatu dan

mengevaluasi strategi yang pernah dilakukan.


(2) Direct action
meliputi tindakan yang ditunjukkan untuk menyelesaikan

masalah secara langsung serta menyusun secara

lengkap apa yang diperlukan.


(3) Assistance seeking
individu mencari dukungan dan menggunakan bantuan

dari orang lain berupa nasehat maupun tindakan didalam

menghadapi masalahnya.
(4) Information Seeking
individu mencari informasi dari orang lain yang dapat

digunakan untuk mengatasi permasalah individu

tersebut.
b) Perilaku coping yang berorientasi pada emosi (Emotional

Focused Coping)
(1) Avoidance
Individu menghindari masalah yang ada dengan cara

berkhayal atau membayangkan seandainya ia berada

pada situasi yang menyenangkan.


(2) Denial
Individu menolak masalah yang ada dengan

menganggap seolah-olah masalah individu tidak ada,


25

artinya individu tersebut mengabaikan masalah yang

dihadapinya.
(3) Self-criticim
Keadaan individu yang larut dalam permasalahan dan

menyalahkan diri sendiri atas kejadian atau masalah

yang dialaminya.
(4) Positive reappraisal
Individu melihat sisi positif dari masalah yang dialami

dalam kehidupannya dengan mencari arti atau

keuntungan dari pengalaman tersebut.


c. Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi Coping:
a. Harapan akan self-efficacy, harapan akan self-efficacy

berkenaan dengan harapan terhadap kemampuan diri dalam

mengatasi tantangan yang kita hadapi, harapan terhadap

kemampuan diri untuk menampilkan tingkah laku terampil, dan

harapan terhadap kemampuan diri untuk dapat menghasilkan

perubahan hidup (Mutoharoh, 2010).

b. Dukungan sosial, individu dengan dukungan sosial yang tinggi

akan mengalami stres yang rendah ketika mengalami stres,

dan mereka akan mengatasi stres atau melakukan koping lebih

baik (Taylor, 2012).

c. Optimisme, pikiran yang optimis dapat menghadapi suatu

masalah lebih efektif dibandingkan pikiran yang pesimis

berdasarkan cara individu melihat suatu ancaman. Individu

dengan pikiran optimis akan melihat masalah sebagai sesuatu


26

hal yang harus dihadapi sehingga mereka memilih

menyelesaikan masalah yang ada (Mutoharoh, 2010).

d. Pendidikan, tingkat pendidikan individu memberikan

kesempatan yang lebih banyak terhadap diterimanya

pengetahuan baru (Mutoharoh, 2010).

e. Jenis kelamin, terdapat perbedaan koping antara laki-laki dan

perempuan. Anak laki-laki sering menunjukkan perilaku-

perilaku yang kita anggap sulit yaitu gembira berlebihan dan

kadang-kadang melakukan kegiatan fisik yang agresif,

menentang, menolak otoritas. Perempuan diberi penghargaan

atas sensitivitas, kelembutan, dan perasaan kasih (Mutoharoh,

2010).

3. Mahasiswa

Mahasiswa adalah manusia yang tercipta untuk selalu berpikir

yang saling melengkapi (Siswoyo, 2007). Menurut Rahmawati (2006,

dalam Mahdiyanto, 2011) mahasiswa merupakan kalangan muda

yang berumur antara 19 sampai 28 tahun yang memang dalam usia

tersebut mengalami suatu peralihan dari tahap remaja ketahap

dewasa. Sosok mahasiswa juga kental dengan nuansa kedinamisan

dan sikap kenyataan objektif, sistematik dan rasional. (youth) adalah

suatu periode yang disebut dengan “studenhood” yang terjadi hanya


27

pada individu yang memasuki post secondary education dan

sebelum masuk kedalam dunia kerja yang menetap. sejalan dengan

pendapat Cherul, Mahdiyanto (2011) dan Rahmawati, 2006

menyebutkan bahwa mahasiswa merupakan anggota masyarakat

yang mempunyai ciri-ciri tertentu antara lain :

a. Mempunyai kesempatan dan kemampuan untuk belajar

diperguruan tinggi sehingga dapat digolongkan dalam kaum

intelgensian.
b. Mahasiswa diharapkan nantinya dapat bertindak sebagai

pemimpin masyarakat ataupun dalam dunia kerja.


c. Mahasiswa diharapkan dapat menjadi daya penggerak yang

dinamis bagi proses moderenisasi.


d. Mahasiswa diharapkan dapat memasuki dunia kerja sebagai

tenaga yang berkualitas dan profesional.


4. Objective Structured Clinical Examination (OSCE)
a. Defenisi OSCE
Saat ini uji kompetensi dilakukan dengan penitikberatan pada

uji pengetahuan dalam bentuk ujian pilih ganda. Metode ini kurang

menggambarkan kompetensi lulusan karena aspek keterampilan

klinik dan perilaku kurang teruji. Hal ini semakin mendorong

diterapkannya metode uji keterampilan klinik, salah satunya

adalah OSCE menurut (Achmad et al, 2011). OSCE untuk Prodi

Ilmu Keperawatan di STIKES Muhammadiyah Samarinda

dilaksanakan setiap akhir semester sejak semester 2 (Dua).

Setealah selesai ujian teori (UAS). Pelaksanaan ujian OSCE ini


28

menuntut mahasiswa untuk mempraktekkan kemampuan yang

telah dipelajari dikampus dan dikelompok belajarnya.


OSCE adalah suatu metode yang menguji kompetensi klnik

secara objektif dan terstruktur dalam bentuk putaran station

dengan waktu tertentu. Objektif karena semua mahasiswa dijui

dengan ujian yang sama. Terstruktur karena diuji keterampilan

klinik tertentu dengan menggunakan lembar penilaian tertentu.

Selama ujian peserta berkeliling melalui beberpa statsiun yang

berurutan. Pada masing-masing stasiun ada suatu tugas atau soal

yang harus dilakukan/didemonstrasikan atau pernyataan yang

harus dijawab. Peserta akan diobservasi oleh penguji. Pada

beberpa stasiun peserta juga dapat diuji mengenai kemampuan

menginterprestasi data atau materi klink serta menjawab

pertanyaan secara lisan. Setiap stasiun dibuat seperti kondisi

klinik yang mendekati senyata mungkin. Dalam OSCE penilaian

berdasarkan pada keputusan yang sifatnya menyeluruh dari

berbagai komponen kompetensi. Semua peserta uji terhadap

materi klinik yang sama. Lamanya waktu untuk masing-masing

stasiun terbatas (Achamad, dkk, 2011)


Metode ujian OSCE merupakan alat untuk menilai

komponen kompetensi klinik seperti pengkajian riwayat

kesehatan, pemeriksaan fisik, keterampilan prosedur,

keterampilan komunikasi, dan perilaku professional yang diuji

menggunakan check list dan telah disiapkan meningkatkan


29

objektifitas penilaian. Penggunaan format OSCE bersifat fleksibel,

dan pengamatan langsung pada tiap tiap mahasiswa dapat

dilaksanakan secara terstruktur / terencana (HPEQ, 2013).


Secara spesifik aspek yang dapat di evaluasi dari tahp

persiapan dan pelaksanaan OSCE meunurut Nursalam & Efendi

(2008) sebagai beriukut :


1) Aspek yang dapat dievaluasi dengan OSCE
(1) Pengkajian riwayat hidup
(2) Pemeriksaan fisik
(3) Labolatorium
(4) Identifikasi pemeriksaan
(5) Merumuskan/ menyimpulkan data
(6) Interpretasi pemeriksaan
(7) Menetapkan pengelolaan klinik
(8) Mendemonstrasikan prosedur
(9) Kemajuan berkomunikasi
(10) Pemberian pendidikan keperawatan
2) Pelaksaan OSCE
(1)Tempat secara terpisah diruang evaluasi (10 terminal)
(a) Soal/ intruksi
(b) Klien
(c) Alat
(d) Staf (bila perlu)
(2)Beri nomor urut setiap terminal
(3)Penanggung jawab memonitor pelaksaan OSCE: setiap

terminal harus dilalui dalam waktu 5 menit.


OSCE dikembangkan untuk menjawab problem-problem yang

berhubungan dengan ujian klinik berdasarkan standar bangsal (rumah

sakit). Masalah dasar dari ujian OSCE ini adalah kurangnya standarisasi

dari : bahan-bahan klinik yang dipakai, ruang lingkup (lebih sempit),

variasi penguji. OSCE disusun sedemikian rupa sehingga semua

mahasiswa menghadapi bahan-bahan yang yang identik dan sangat mirip,

demikian juga dengan penguji yang sama atau system penilaian yang
30

merujuk pada kriteria dan terstandarisasi sehingga tidak ada variasi dalam

penilaian penguji. Dengan cara ini, semua mahasiswa mendapatkan tes

objektif dan terstruktur dengan jelas. Setiap perbedaan nilai antara

mahasiswa mencerminkan perbedaan kemampuan atau kompetensi

dalam tugas yang dinilai, bukannya perbedaan variabelitas dalam bahan

klinik atau bias penguji (Riwanto, 2008).


Ujian OSCE biasanya memakai bentuk sirkuit stase yang masing-

masing berlangsung dalam waktu 5 sampai 10 menit. Disetiap stase,

mahasiswa mahasiswa diminta untuk mngerjakan tugas, misalnya : Tanya-

jawab dengan seorang pasien atau pasien simulasi untuk menjelaskan

prosedur pemeriksaan dari sebagian atau system. Salah satu manfaat

yang dapat diraskan pada ujian semacam ini adalah bahwa ujian ini dapat

memproses sejumlah besar kandidat secara adil (Riwanto, 2008).


Ujian dengan metode OSCE memiliki keunggulan dalam menilai

kinerja klinis dan perilaku professional. Untuk menjamin pelaksaan OSCE

yang berkualitas, perlu dilakukan berbagai persiapan seperti penetapan

kompetensi berdasarkan skoringnya, selanjutnya dilakukan

pengembangan dan penetapan blue print. Blue print adalah kerangka

dasar yang merupakan pedoman untuk merancang pengembangan soal

ujian agar dapat menjamin asuhan keperawatan yang komphrensif, aman

serta menggambarkan kompetensi utama sebgai seorang perawat

professional (HPEQ, 2013)


Menurut (HPEQ, 2013) dalam metode ujian OSCE ada beberapa

kategori kompetensi yang akan diukur untuk mencapai kemampuan, yaitu:


a. Komunikasi, edeukasi, dan konseling
31

Komunikasi kemampuan penyampaian pesan secara verbal dan

non verbal tentang perawatan dan kesehatan klien dari perawat kepada

klien dan keluarga klien serta tim kesehatan lain sesuai dengan teknik

komunikasi. Komunikasi dalam hal ini dufokuskan pada edukasi atau

konseling dengan penerapan teknik komunikasi terapeutik.


Edukasi : kemampuan memberikan informasi atau pesan yang

disampaikan oleh perawat kepada klien dan keluarga dalam merubah

sikap dan perilaku sehat, meningkatkan pola hidup sehat dan

menurunkan angka pada tingkat individu dan keluarga.


Konseling : kemampuan memberikan pertimbangan kepada klien dan

keluarga agar mampu mengenal kebutuhannya dan mengambil

keputusan prilaku kesehatan.


Kompetensi pada aspek ini bagi lulusan DIII keperawatan adalah

komunikasi dan edukasi, sedangkan untuk Ners adalah komunikasi,

edukasi, dan konseling.


b. Pengkajian Keperawatan
Adalah aktifitas pengumpulan data tentang kasus kesehatan kien

secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkat, dan berkesinambung.

Pengkajian meliputi : wawancara, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

penunjang.
Kompetensi pada aspek ini bagi DIII keperawatan : mampu melakukan

pengkajian sederhana meliputi wawancara, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang. Sedangkan kompetensi untuk Ners adalah

mampu melakukan pengkajian secara komprehensif meliputi

wawancara, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.


c. Diagnosa dan perencanaan
32

Aktivitas menganalisis data pengkajian untuk merumuskan masalah

atau diagnosa keperawatan dan rencana tindakan untuk mengatasi

masalah kesehatan dan meningkatan kesehatan klien. Kompetensi

pada aspek ini bagi lulusan DIII keperawatan adalah mampu

merumuskan masalah keperawatan dan intervensi keperawatan awal

atau sederhana. Sedangkan kompetensi bagi lulusan Ners adalah

mampu merumuskan diagnosis keperawatan dan intervensi

keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien baik mandiri maupun

kolaboratif, dan mampu membuat keputusan etik.


d. Implementasi
Aktivitas mengimplementasikan tindakan yang telah di identifikasi

dalam rencana asuhan keperawatan karakteristik implementasi

berfokus pada bagaimana suatu tindakan dilakukan.


Kompetensi pada aspek ini bagi DIII keperawatan adalah mampu

melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan SOP berdasarkan

perencanaan yang telah ditetapkan oleh perawat profesional,

Sedangkan untuk Ners adalah mampu menerapkan pengetahuan,

kerangka etik dan legal dalam sistem kesehatan, menjalankan fungsi

advokasi, mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan sesuai

SOP, mampu berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.


e. Evaluasi
Aktivitas mengevaluasi perkembangan kesehatan klien terhadap

tindakan dalam pencapaian tujuan, sesuai rencana yang telah

ditetapkan. Kompetensi pada aspek ini bagi lulusan DIII keperawatan

adalah mampu melakukan sesuai kriteria hasil yang telah ditetapkan.


33

Sedangkan untuk Ners adalah mampu menjamin kualitas asuhan

secara holistik dengan konsisten dan mampu menggunakan prinsip-

prinsip peningkatan kualitas dalam praktik.


f. Perilaku profesional
Berperilaku atau berpenampilan sesuai dengan kaidah etik, norma,

budaya, dan standar profesional dalam melakukan aktifitas praktik

keperawatan.
. Penelitian Terkait
Penelitian yang terkait dengan hubungan antara strategi coping

dengan kecemasan menghadapi ujian OSCE pada mahasiswa

semester 2 Prodi Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah

Samarinda antara lain :


1. Amir (2014) melakukan penelitian dengan judul “Hubungan tingkat

kecemasan dalam menghadapi Objektif Structured Clinical

Examination (OSCE) Dengan nilai OSCE Mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Andalas” Berdasarkan hasil penelitian,

didapatkan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,042 dan nilai

signifikansi >0,05. Dengan demikian terdapat korelasi negatif yang

tidak bermakna antara tingkat kecemasan dengan nilai OSCE

mahasiswa FK Unand. Berdasarkan hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara

tingkat kecemasan dalam menghadapi OSCE dengan nilai OSCE

mahasiswa FK Unand.
2. Ivon, ddk (2014) melakukan penelitian dengan judul “Hubungan

Adversity Qoustion (AQ) Dengan Nilai OSCE Kedokteran

Universitas Riau”. Berdasarkan hasil penelitian, AQ mahasiswa


34

memiliki skor rata-rata 76,48, nilai tengah dari kelompok data

adalah 76, standar deviasi 6,685, skor terendah 51 dan skor

tertinggi 97, dan nilai terbanyak muncul adalah 73. Terdapat

hubungan positif yang signifikan antara AQ dengan nilai OSCE

pada mahasiswa angkatan 2013 Fakultas Kedokteran Universitas

Riau (p = 0,033) dengan kekuatan korelasi lemah dan arah

hubungan positif ( r = 0,202).


. Kerangka Teori Penelitan
Kerangka atau landasan teori adalah kesimpulan dari tinjauan

pustaka yang berisi tentang konsep-konsep teori yang dipergunakan

atau berhubungan dengan penelitian yang akan dilaksanakan

(Notoadmojo, 2012)

Strategi coping adalah mengemukakan Kecemasan adalah gangguan alam perasaan


bahwa pada esensinya, strategi coping yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau
adalah strategi yang digunakan individu kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan
untuk melakukan penyesuaian antara (Hawari, 2011).
Faktor faktor mempengaruhi kecemasan :
sumber-smber
Faktor faktor yang dimilikinya
mempengaruhi dengan
coping : 1. Potensi stressor
tuntutan yang dibebankan
1. Kesehatan fisik lingkungan 2. Maturitas
2. Keyakinan
kepadanya. Doddsatau pandangan positif
(1999) 3. Tingkat pendidikan dan status
3. Keterampilan memecahkan masalah ekonomi
4. Keterampilan sosial 4. Keadaan fisik
5. Dukungan sosial 5. Sosial budaya
6. materi 6. Umur
7. Lingkungan atau sanitasi
8. Jenis kelamin
Gambar 2.1 kerangka teori penelitian hubungan antara strategi coping
dengan kecemasan menghadapi ujian OSCE

. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi

hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang


35

lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari

masalah yang ingin diteliti (Notoadmodjo, 2012).

Variabel Variabel Dependen (Y)


Independen (X) Kecemasan K
Mahasiswa 1. Tidak cemas
Strategi Koping
semester 2 2. Cemas ringan
1. Adaptif
3.Cemas sedang
2. Maladaptif
4. Cemas berat
Karakteristik
Responden
1.Umur
2.Jenis kelamin

Keterangan :
= variabel yang diteliti
= variabel yang tidak diteliti
= Arah hubungan

Gambar 2.2 kerangka konsep penelitian hubungan antara strategi


coping dengan kecemasan menghadapi ujian OSCE
. Hipotesis penelitian
Hipotesis dalam suatu penelitian berari jawaban sementara

penelitian, patokan duga, atau dalil sementara, yang kebenaranya akan

dibuktikan dalam penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2012).


Hipotesi merupakan suatu pernyataan yang penting

kedudukannya dalam penelitan. Hipotesis dibagi menjadi dua jenis

menurut Notoatmodjo (2012) yaitu :


1. Hipotesis kerja (hipotesis alternatif) disingkat Ha
Hipotesis alternatif atau (Ha) adalah hipotesis penelitian, dimana

hipotesis ini menyatakan adanya suatu hubungan, pengaruh, dan

perbedaan antara dua atau lebih variabel (Nursalam, 2011). Dalam

penelitian ini hipotesisnya adalah ada hubungan antara strategi


36

coping dengan kecemasan menghadapi ujian OSCE pada

mahasiswa semester 2 STIKES Muhammadiya Samarinda.


2. Hipotesis nol disingkat H0
Hipotesis nol (H0) adalah hipotesis yang digunakan untuk

pengukuran statistik dan interpretasi statistik. Hipotesi nol dapat

sederhana atau kompleks dan bersifat sebab atau akibat (Nursalam,

2011), Dalam penelitian ini hipotesisnya adalah tidak ada hubungan

antara strategi coping dengan kecemasan menghadapi ujian OSCE

pada mahasiswa semester 2 STIKES Muhammadiya Samarinda.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian merupakan suatu yang sangat penting dalam

penelitian, memungkinkan pengontrolan maksimal beberapa faktor

yang dapat mempengaruhi akurasi suatu hasil, dapat digunakan

penelitian sebagai petunjuk dalam perencanaan dan pelaksanaan

penelitian untuk mencapai suatu tujuan atau menjawab suatu

pertanyaan penelitian dan merupakan hasil akhir dari suatu tahap

keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana

suatu penelitian bisa diterapkan (Nursalam, 2008).

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif

korelasi dengan jenis penelitian kuantitatif melalui pendekatan cross


37

sectional. Studi cross sectional mengukur variabel dependen dan

variabel independen secara bersamaan digunakan untuk mengetahui

hubungan antara variabel yang terdapat dimasyarakat pada suatu saat

tertentu (Candra, 2008).

Penelitian ini menggambarkan tentang variable yang diteliti yaitu

variabel independen adalah strategi koping dan variabel dependen

kecemasan menghadapi ujian OSCE, digunakan untuk mengetahui

hubungan antara strategi koping dengan kecemasan menghadapi ujian

OSCE pada mahasiswa semester 2 Prodi Ilmu Keperawatan STIKES

Muhammadiyah Samarinda.

B. Populasi dan Sampel


a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari suatu variabel yang

menyangkut masalah yang diteliti, bisa berupa orang, kejadian,

perilaku atau sesuatu lain yang akan dilakukan penelitian

(Nursalam, 2008). Sedangkan menurut Sugiyono pengertian

populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2009). Populasi penelitian ini adalah

seluruh mahasiswa semester 2 di Prodi Ilmu Keperawatan STIKES

Muhammadiyah Samarinda yang berjumlah 108 orang.


38

b. Sampel

Sampel merupakan bagian (sub set) dari populasi yang

dipilih dengan cara tertentu hingga dianggap dapat mewakili

populasinya. Sampel adalah bagian populasi terjangkau yang dapat

dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling,

sedangkan sampling itu sendiri adalah suatu proses menyeleksi

porsi populasi yang dapat mewakili populasi yang ada (Nursalam,

2008).

Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan

teknik simple random sampling yaitu metode penarikan dari sebuah

populasi atau semesta dengan cara tertentu sehingga setiap

anggota populasi atau semesta tadi memiliki peluang yang sama

untuk terpilih atau terambil (Kerlinger, 2006), dengan demikian

sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester 2 Prodi

Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah Samarinda dengan

jumlah populasi sebanyak 108 orang. Pengambilan sampel dari

populasi sebanyak 108 orang ini peneliti menggunakan rumus dari

Notoatmodjo, (2005) sebagai berikut :

N
n=
1+ N ( d)2

Keterangan :

n = Besar sampel
39

N = Besar populasi

d = Tingkat kepercayaan/ ketepatan 5 %

Dengan menggunakan rumus di atas dapat diambil

jumlah sampel sebagai berikut :

108
n= 2
1+108( 0,05)

108
¿
1+108( 0,0025)

108
¿
1+0,27

108
¿
1,27

= 85,03

= 85

Maka dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampel

sebanyak 85 responden Tehnik sampling yang digunakan

dalam penelitian ini adalah tehnik Probability Sampling dengan

sistem pengambilan sampel secara Acak Stratifikasi atau

Stratified Random Sampling yaitu merupakan tehnik

pengambilan sampel anggota populasi yang dilakukan dengan

memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut.

Tehnik sampling ini digunakan untuk menentukan jumlah

sampel, bila populasi berstrata secara proporsional. Rumus

Proportionate Stratified Random Sampling adalah


40

¿xn
¿=
N

Keterangan :

Ni = Ukuran tiap strata sampel

Ni = ukuran tiap strata populasi

n = ukuran (total) sampel

N = ukuran (total) populasi

Berikut ini adalah tehnik penarikan sampel:

Tabel 3.1
Hubungan antara status emosional dengan kejadian jerawat pada
remaja di SMA Negeri 1 Marangkayu.
No. Kelas Jumlah Populasi Sampel
54 x 85
1 A 54 orang =42,5 42
108
54 x 85
2 B 54 orang =42,5 43
108
Jumlah sampel 85

Adapun kriteria sampel dalam penelitan ini yang terbagi dalam

dua kriteria, yaitu sebagai berikut :

a. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari

suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam,

2012). Kriteria inklusi penelitian ini adalah sebagai berikut :


41

1) Mahasiswa semester 2 Prodi Ilmu Keperawatan STIKES

Muhammadiyah Samarinda
2) Mahasiswa yang masih aktif dalam perkuliahan
3) Masiswa yang hadir saat penelitian
4) Bersedia menjadi responden
b. Kriteria eksklusi
Kriteria ekslusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan

subyek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena sebagai

sebab (Nursalam, 2008). Merupakan kriteria dimana subyek

penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi

syarat sebagai sampel penelitian yang penyebabnya antara lain

adalah hambatan etis, menolak menjadi responden, atau berada

pada suatu keadaan yang tidak memungkinkan untuk dilakukan

penelitian. Karakteristik sampel yang tidak layak diteliti dalam

penelitian ini adalah


1) Mahasiswa yang tidak hadir (sakit, izin).
2) Mahasiswa yang tidak bersedia menjadi responden.

C. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian dilakukan pada mahasiswa semester 2 Prodi Ilmu

Keperawatan STIKES Muhammadiyah Samarinda pada tanggal 3 Juni

2017.

D. Definisi Operasional
Defenisi operasinal adalah uraian tentang batasan variabel yang

dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang

bersangkutan (Notoatmodjo, 2010). Defenisi operasional ini bermanfaat

untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap

variabel-variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrumen


42

(alat ukur). Defenisi operasional adalah mendefenisikan variabel secara

operasional berdasarkan karakteristik yang telah diamati, sehingga

memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran

secara cermat terhadap suatu obyek atau fenomena yang kemudian

dapat diulangi lagi oleh orang lain (Nursalam, 2003).

3.1 Tabel Defenisi Operasional


43

No Variabel Defenisi Cara Ukur Hasil Ukur Skala


Operasional Ukur
1 Independen Starategi Mengajukan pertanyaan Data ordinal
koping adalah dengan kuesioner skala berdistribusi
Strategi cara yang Strategi Koping Way of tidak
Koping digunakan Coping (Lazarus, 2014) normal:
individu dalam yang telah dimodifikasi.
menyelesaikan 1.Dikatakan
masalah, adaptif jika
mengatasi hasil ≥ nilai
perubahan median
yang terjadi, 84.00
dan situasi 2.
yang Dikatakan
mengancam, maladaptif
baik secara jika hasil <
kognitif maupun nilai median
perilaku 84.00

2 Dependen Ansietas Kuisioner (SKALA Jumlah Ordinal


kecemasan adalah HARS) dengan jumlah pertanyaan
kekhawatiran pertanyaan 14 yang 14 untuk
yang tidak jelas terkait antara lain: mengukur
dan menyebar, Perasaan ansietas, kecemasan
yang berkaitan ketegangan, ketakutan, mahasiswa
dengan gangguan kecerdasan,
perasaan tidak perasaan depresi, gejala Dengan
pasti dan tidak somatik, gejala respirasi, kategori:
berdaya gejala-gejala 1. 0 - 14 =
keadaan ini kardiovaskuler,gejala normal
tidak memiliki gastrointestinal, gejala 2. 14 - 20
obyek yang urinaria, gejala
= ringan
spesifik otonom,gejala tingkah
laku. 3. 21 – 27
Unsur yang dinilai dapat =
menggunakan skoring, sedang
dengan ketentuan 4. 28 – 41
penilaian sebagai = berat
berikut: 42 – 56
. Tidak ada gejala dari = berat
pilihan yang ada sekali
1. Satu gejala dari
pilihan yang ada
2. Kurang dari separuh
dari pilihan yang ada
3. Separuh atau lebih
dari pilihan yang ada
4. Semua gejala ada
44

E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitias yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik (Arikunto, 2010).


Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner

tertutup. Kuesioner dalam penelitian ini dibagi menjadi 3 pembagian

yaitu :
1. Kuesioner A : Untuk mengetahui karakteristik responden (usia, jenis

kelamin).
2. Kuesioner B : Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui strategi

koping pada mahasiswa semester 2 Prodi S1 Keperawatan STIKES

Muhammadiyah Samarinda. Pada kuesioner ini menggunakan skala

strategi koping way of coping (Lazarus, 2014).


Instrument penelitian ini dibuat sebagai hasil modifikasi dari intrumen

lazarus, terdiri dari pertanyaan dengan favorebel 19 item dan

unfavorabel 5 item. Variabel strategi koping digunakan skala likert

diungkapkan melalui pertanyaan yang dijawab oleh responden

denga pilihan selalu skor 5, sering skor 4, kadang-kadang skor 3,

jarang skor 2, tidak pernah skor 1 (Halim, 2014).


3. Kuesioner C : kuesioner ini digunakan untuk mengetahui kecemasan

menghadapi ujian OSCE pada mahasiswa semester 2 Prodi S1

Keperawatan STIKES Muhammadiyah Samarinda. Pada kuesioner

ini menggunakan (SKALA HARS).


3.2 Kisi-kisi instrumen penelitian strategi koping

No Butir
No Indikator Jumlah Butir
favorabel unfavorabel
1 (PFC) Problem
45

Focused Coping 1.2.3.4.5 6 6


7.8 9 3
a. Cautioness 10.11 2

b. Instrumental Actions

c. Negotiation
2 (EFC) Emotional

Focused Coping 12.13 14 3


15.16.17 3
a. Escapism 18.19.20 21 4
22.23 24 3
b. Minimization

c. Seeking Meaning

d. Self blame
Total 19 5 24

F. Uji Validitas dan Reliabilitas


Setelah kita menyelesaikan dalam membuat instrumen atau alat

penelitian yang berupa kuesioner, dimana kuesioner tersebut akan kita

gunakan untuk proses penelitian, kemudian kita sebagai peneliti harus

melakukan uji validitas dan reliabilitias karena suatu kuesioner

dikatakan valid jika kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu

yang diukur oleh kuesioner tersebut (Notoatmodjo, 2002). Uji validitas

dan reliabilitas dalam penelitian ini hanya dilakukan pada kuesioner B,

sedangkan kuesioner A dan B tidak dilakukan uji validitas dan

reliabilitas.
Uji kuesioner ini dilakukan di STIKES Muhammadiyah Samarinda,

pada mahasiswa semester 2 dengan Prodi Ilmu Keperawatan. Peneliti

melakukan uji validitas dan reliabilitas pada kuesioner dengan

mengambil responden sebanyak 23 orang, dimana 23 responden

tersebut merupakan mahasiswa semester 2 Prodi Ilmu Keperawatan di


46

STIKES Muhammadiyah Samarinda. Alasan peneliti melakukan uji

validitas dan reliabilitas untuk kuesioner pada mahasiswa semester 2

Ilmu Keperawatan adalah karena memiliki beberapa kesamaan antara

lain jurusan yang sama yaitu S1 Keperawatan, kuliah dikampus yang

sama, memiliki ruang yang sama, dan memiliki kesamaan dalam

karakteristik responden sesama mahasiswa.


1. Mengukur validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menujukkan alat ukur itu benar-

benar mengukur apa yang diukur. Demikian pula kuesioner sabagai

alat ukur harus mengukur apa yang harus diukur. Untuk

mengetahui apakah ada kuisioner yang kita susun tersebut mampu

mengukur apa yang kita ukur, maka perlu diuji dengan uji kolerasi

antara skor tiap-tiap item dengan skors total kuesioner tersebut

(Notoatmodjo, 2012). Pada penelitian ini uji validitas dilakukan

pada variabel strategi koping. Uji validitas digunakan dalam

penelitian adalah Pearson product moment dengan rumus:


47

X
Y
∑¿
¿
¿
¿
X2
Y2
n ∑ Y 2− ∑ ¿
¿
¿
∑ ¿−¿
X 2−¿
n∑¿
¿
∑ ¿¿
XY −¿
n∑¿
r hitung =¿

Keterangan :

r hitung : koefisien korelasi skor item dan skor total

n : jumlah sampel

ΣX : jumlah skor item

ΣY : jumlah skor total

ΣXY : jumlah perkalian skor item dengan skor total

ΣX2 : jumlah kuadrat skor item

ΣY2 : jumlah kuadrat skor total

Keputusan uji hasil perhitungan r hitung dibandingkan dengan

r tabel dengan taraf kesalahan 5% jika r hitung > r tabel maka

instrument tersebut dikatakan valid.


48

Hasil uji validitas yang dilakukan pada instrumen strategi

koping didapatkan dari 24 pernyataan dinyatakan valid.

2. Mengukur reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana

suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini

berarti menunjukan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap

konsisten atau tetap asas bila dilakukan pengukuran dua kali atau

lebih terhadap gejela yang sama, dengan menggunakan alat ukur

yang sama (Notoadmodjo, 2012). Pada penelitian ini uji reliabilitas

dilakukan pada variabel strategi koping. Pengujian reliabilitas

menggunakan Alpha Cronbach Alpha dengan rumus :

∑σ 2

r 11 = [ ](
k
k−1
1− 2 b
σ1 )
Keterangan :

r 11 : reliabilitas instrument

k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal


2
Σ σb : jumlah varians butir

2
σ1 : varians total

Keputusan uji :

Bila r alpha > 0,6 artinya reliabel

Bila r alpha < 0,6 artinya tidak reliabel (Hastono, 2007)


49

Dari uji reliabilitas yang dilakukan pada instrumen strategi koping

semua kuesioner dinyatakan reliabel dengan nilai reliabilitas untuk

kuesioner strategi koping sebesar 0.755.

G. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan pada subyek

dan proses pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan

dalam penelitian (Nursalam, 2008). Data dikumpulkan dari

responden dengan menggunakan kuesioner yang disesuaikan

dengan variabel. Prosedur pengumpulan data yang dilakukan

secara langsung pada subyek mahasiswa dengan tahapan sebagai

berikut :

1. Setelah mendapatkan persetujuan untuk melakukan penelitian

di Stikes Muhammadiyah Samarinda, peneliti mempersiapkan

instrument penelitian berupa kuesioner untuk pengumpulan

data.

2. Melakukan pendekatan kepada para calon responden dengan :

a. Menjelaskan tujuan dan latar belakang perihal kepentingan

penelitian.

b. Membagikan kuesioner dan menjelaskan tata cara dalam

pengisian kuesioner.

c. Memberikan waktu sekitar 20-30 menit bagi para responden

untuk mengisi lembaran kuesioner penelitian.


50

d. Setelah kuesioner selesai diisi, kuesioner dikumpul ke

peneliti lalu peneliti akan mengecek jika ada item yang

belum diisi.

e. Peneliti meminta kembali kepada responden yang

bersangkutan untuk mengisi item yang belum diisi.

H. Teknik Analisa Data


1. Uji normalitas data
Setelah data terkumpul, dilakukan uji normalitas data denga uji

Kolmogorov Smirnov, adapun kriteria data normal dengan nilai

kemaknaan (p) > 0,05 (Dahlan, 2012). Secara analitik data dikatakan

berdistribusi normal jika signifikan atau nilai probabilitas > 0,05, dan

dikatakan berdistribusi tidak normal jika signifikan atau probabilitas ≤

0,05. Untuk mendeteksi normalitas dapat digunakan beberapa cara

yaitu, secara deskriptif dapat menghitung koefisien varians,

menghitung rasio skewness, menghitung kurtosis, melihat histogram,

melihat normal Q-Q plot, melihat detrended normal Q-Q plot, dan

melihat Box plot.


Berdasarkan uji normalitas data, strategi koping memiliki nilai

Kolmogorov Smirnov yaitu 0.032 yang lebih kecil dari α 0.05

sehingga data tersebut tidak berdistribusi normal. Dapat disimpulkan

bahwa variabel strategi koping dalam penelitian ini menggunakan

titik potong median.


2. Metode pengolahan data
51

Menurut Notoatmodjo (2010) setelah kuesioner diisi oleh

responden maka data diolah melalui tahapan sebagai berikut :

a. Editing

Editing yaitu pemeriksaan kembali kebenaran data yang

dikumpulkan. Hasil kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu.

Kalau ternyata masih ada data yang tidak lengkap dan tidak

mungkin dilakukan pengulangan, maka data tersebut tidak diolah

atau dimasukkan dalam pengolahan data (data missing)

b. Coding

Coding yaitu usaha memberi kode-kode tertentu pada

jawaban responden. Apabila yang digunakan adalah analisis

kuantitatif, kode yang diberikan adalah angka. Jika angka itu

berlaku sebagai skala pengukuran, angka itu disebut skor (Wasis,

2008).

Coding merupakan hasil jawaban setiap pertanyaan di beri

kode sesuai dengan petunjuk coding. Pemberian kode dilakukan

untuk menyederhanakan data yang diperoleh. Untuk jawaban

pernyataan strategi koping yang bersifat favorable diberi skor

sebagai berikut:

. Selalu dengan skor 5

2. Sering dengan skor 4

3. Kadang-kadang dengan skor 3

4. Jarang dengan skor 2


52

5. Tidak pernah dengan skor 1

sedangkan pada pernyataan strategi koping yang bersifat

unfavorable diberi skor sebagai berikut:

. Selalu dengan skor 1

2. Sering dengan skor 2

3. Kadang-kadang dengan skor 3

4. Jarang dengan skor 4

5. Tidak pernah dengan skor 5

Untuk hasil ukur pada strategi koping diberi kode sebagai berikut:

1. Adaptif jika median ≥ 84.00 dengan kode 1


2. Maladaptif jika median ≤ 84.00 dengan kode 2

Untuk jawaban pertanyaan pada kecemasan diberi kode sebagai

berikut:

1. Tidak ada kecemasan dengan skor 0

2. Kecemasan ringan dengan skor 1

3. Kecemasan sedang dengan skor 2

4. Kecemasan berat dengan skor 3

5. Kecemasan berat sekali dengan skor 4

c. Data Entry

Data entry yaitu memindahkan data yang telah diubah

menjadi kode ke dalam mesin pengolah data menggunakan

program komputer.
53

d. Tabulating

Tabulating yaitu usaha untuk menyajikan data, terutama

pengolahan data yang akan menjurus ke analisis kuntitatif.

Biasanya pengolahan data seperti menggunakan tabel, baik tabel

distribusi frekuensi maupun tabel silang (Wasis, 2008).

e. Cleaning

Cleaning yaitu memastikan bahwa seluruh data yang telah

dimasukkan ke dalam mesin pengolahan data sudah sesuai

dengan yang sebenarnya (Prasetyo dan Jannah, 2011).

3. Analisa Data

Kuesioner dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian.

Dalam penelitian ini perlu dilakukan dua bentuk analisa yaitu

analisa univariat dan analisa bivariat :

a. Analisa Univariat

Bentuk analisa univariat tergantung dari jenis

datanya, data umum numerik digunakan nilai rata-rata

(mean) dan median, sedangan data yang jenisnya kategorik

analisanya dengan menggunakan nilai proporsi atau

persentasi (Notoatmodjo, 2010).

1) Persentasi
54

f
p= × 100
n
%

Keterangan :

p : Presentasi yang dicari

n : Jumlah keseluruhan sampel / responden

f : Frekuensi sampel / responden untuk setiap pernyataan

b. Analisa Bivariat

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji chi

square dengan menggunakan α = 0,05 dan 95% Confidence

Interval (CI) dengan menggunakan komputer. Uji ini

digunakan bila penelitian berupa frekuensi-frekuensi dalam

bentuk kategori baik nominal atau ordinal. Uji ini digunakan

untuk menentukan siginifikasi dua variabel atau lebih.

Pembuktian uji Chi square menurut (Riyanto, 2009)

dapat menggunakan formula:

2
O −E ¿
¿
¿
¿
2
x =∑ ¿

Keterangan :

X2 : Lambang Chi Square

Σ : Jumlah skor

O : Nilai observasi
55

E : Nilai harapan

Keputusan uji

1. Bila P value < α 0,05 dan χ2 tabel > χ 2 tabel

maka Ho ditolak
2 2
2. Bila P value ≥ α 0,05 dan χ hitung < χ tabel

maka Ho gagal ditolak


I. Etika Penelitian

Etika penelitan bertujuan untuk melindungi hak-hak, menjamin

identitas responden dan mencegah kemungkinan terjadinya ancaman

terhadap responden. Sebelum penelitian ini dimulai, dilakukan

penjelasan kepada responden tentang tujuan penelitian, manfaat,

jaminan, kerahasiaan responden dan bagaimana cara mengisi

kuesioner. menurut Wasis (2008) dalam penelitian ini, peneliti akan

memperhatikan etika dalam penelitian yang akan dilakukan dengan

langkah-langkah :

1. Informed concent atau lembar persetujuan, diberikan pada

responden yang diteliti yang memenuhi kriteria, peneliti menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan. Subjek yang bersedia

menjadi responden menandatangani lembar persetujuan untuk

dijadikan sebagai responden.

2. Beneficence yaitu mengandung konsekuensi bahwa semuanya demi

kebaikan responden, guna mendapatkan suatu metode dari konsep

yang baru untuk kebaikan responden.


56

3. Anonimitas yaitu untuk menjaga kerahasiaan responden, tetapi

lembar persetujuan diberi kode yang hanya diketahui oleh peneliti.

4. Confidentiality atau kerahasiaan informasi yang dilaporkan sebagai

hasil suatu penelitian.

5. Veracity yaitu pemberian penjelasan kepada responden tentang

manfaat, efek dan apa yang didapat oleh responden dalam penelitian

ini.

6. Justice yaitu peneliti harus bersikap adil kepada responden dalam

melaksanaan penelitian.

J. Jalannya Penelitian
1. Membuat dan menyerahkan surat permohonan izin untuk uji validitas

dan penelitian kepada perwakilan LPPM dalam pada mahasiswa

semester 2 Ilmu Keperawatan di STIKES Muhammadiyah

Samarinda.
2. Setelah mendapatkan persetujuan peneliti melakukan uji validitas

pada mahasiswa semester 2 dan melakukan penelitian pada

mahasiswa semester 2 Prodi Ilmu Keperawatan STIKES

Muhammadiyah Samarinda.
3. Melakukan pengumpulan data kemudian dilakukan analisa dengan

menggunakan program komputer, kemudian dilanjutkan dengan

pembahasan dan kesimpulan.


4. Menyusun laporan hasil penelitian
57

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan mengenai

Hubungan Antara Strategi Koping Dengan Kecemasan Menghadapi Ujian

OSCE Pada Mahasiswa Semester 2 Prodi Ilmu Keperawatan STIKES

Muhammadiyah Samarinda. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 3

juni 2017.

Pengumpulan data menggunakan instrumet yang diolah

berdasarkan teknik pengolahan data yang telah diuraikan pada bab

sebelumnya. Pengolahan data dilakukan setelah data primer yang didapat

dengan memberikan kuesioner kepada 85 responden.

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Peneliti melakukan penelitian pada tanggal 3 juni 2017 di

kampus STIKES Muhammadiyah Samarinda yang berlamatkan di

kompleks STIKES Muhammadiyah Samarinda Jl. Ir. H. Juanda No 15

Samarinda.

Kampus STIKES Muhammadiyah berdiri berdasarkan SK

MENDIKNAS RI Nomor : 143/D/O/2009 sebagai pengembangan dari

Akademik Keperawatan (AKPER) dan Akademik Kesehatan

Lingkungan (AKL) Muhammadiyah Samarinda. Penggabungan dua


58

Akademik ini menjadi sekolah tinggi disertai dengan penambahan dua

Program Studi Jenjang Sarjana yaitu Prodi Ilmu keperawatan dan

Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat. STIKES Muhammadiyah

Samarinda bernaung dibawah Majelis Pendidikan Tinggi Pimpinan

Pusat Muhammadiyah.

Ilmu keperawatan adalah Program Studi yang ada di STIKES

Muhammadiyah Samarinda. Berdesarkan kurikulum perkuliahan

Keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan memiliki

kurikulum ini berkisar 40% sampai dengan 80% dari total keseluruhan

beban studi sebesar 160 sks dengan masa pendidikan selambat-

lambatnya 8 semester. Kegiatan akademik diberikan dalam bentuk

kuliah tatap muka, praktikum labolatorium, kerja lapangan, kerja klinik,

penelitian dan kegiatan akademik lainnya.

B. Hasil Penelitian

Hasil penelitian disajikan secara bertahap sesuai dengan

tahapan analisa yang telah direncanakan yaitu analisa univariat

yang meliputi jenis kelamin, umur dan analisa bivariate yaitu

meliputi tingkat kecemasan pada mahasiswa Prodi Ilmu

Keperawatan Semester 2 STIKES Muhammadiyah Samarinda.

1. Karakteristik Responden
Berdasarkan kuesioner yang telah diisi oleh responden

mahasiswa semester 2 Prodi Ilmu Keperawatan STIKES

Muhammadiyah Samarinda didapatkan hasil sebagai berikut :


59

a. Umur

Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan usia di STIKES


Muhammadiyah Samarinda
Umur Frekuensi Presentase (%)
18 tahun 77 90.6
19 tahun 8 9.4
Total 85 100
Sumber data primer

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa dari

85 responden yang terlibat dalam penelitian ini didapatkan

umur responden adalah sebagai berikut. Responden dengan

umur 18 tahun sebanyak 77 responden (90,6%), responden

dengan umur 19 tahun sebanyak 8 responden (9,4%). Dari

total 85 responden, terbanyak responden dengan usia 18

tahun.
b. Jenis Kelamin

Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin di STIKES


Muhammadiyah Samarinda
Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)
Laki-laki 20 23.5
Perempuan 65 76.5
Total 85 100
Sumber data primer

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa dari 85

responden yang terlibat dalam penelitian ini didapatkan

sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki yaitu

sebanyak 20 responden (23,5%), Sedangkan yang berjenis

kelamin perempuan berjumlah 65 responden (76,5%). Dari


60

total 85 responden terbanyak responden yang berjenis

kelamin perempuan yaitu sebanyak 65 responden (76,5%).

C. Analisa univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

menggambarkan karakteristik yang diteliti, yaitu variabel bebas

dan variabel terikat :


a. Variabel bebas (Variabel Independen)

Variabel bebas pada penelitian ini adalah strategi koping.

Berdasarkan jawaban kuesioner dari 85 responden mahasiswa

semester 2 Prodi Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah

Samarinda, diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.3 Distribusi berdasarkan strategi koping mahasiswa semester 2


Prodi Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah Samarinda
Strategi koping Frekuensi Presentase (%)
Adaptif 43 50.6%
Maladaptif 42 49.4%
Total 85 100%
Sumber : Data primer

Pada tabel 4.3 Distribusi berdasarkan strategi koping

pada mahasiswa semester 2 Prodi Ilmu Keperawatan STIKES

Muhammadiyah Samarinda terlihat bahwa responden yang

adaptif sebanyak 43 orang (50.6%), dan yang maladaptif 42

orang (49.4%).

b. Variabel terikat (Variabel Dependen)

Variabel terikat pada penelitian ini adalah kecemasan.

Berdasarkan jawaban kuesioner dari 85 responden mahasiswa


61

semester 2 Prodi Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah

Samarinda, diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.3 Distribusi berdasarkan kecemasan mahasiswa semester 2 Prodi


Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah Samarinda
Kecemasan Frekuensi Presentase (%)
Ringan 44 51.8%
Sedang 41 48.2%
Total 85 100%
Sumber : Data primer

Pada tabel 4.4 distribusi berdasarkan kecemasan

mahasiswa semester 2 Prodi Ilmu Keperawatan STIKES

muhammadiyah Samarinda menunjukkan bahwa sebagian

besar mahasiswa mengalami kecemasan ringan yaitu

sebanyak 44 orang (51.8%), dan sebagiannya lagi

mengalami kecemasan sedang yaitu 41 orang (48.2%)

D. Analisa bivariat
Bagian ini memperlihatkan hasil analisa bivariat untuk

mengetahui hasil dengan menggunakan rancangan deskriptif

korelasi yaitu menggunakan uji statistik Chi-Square. Sebelum

melakukan uji statistik dilakukan uji normalitas data

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui data

berdistribusi normal atau tidak. Pada uij normalitas

Kolmogorov-Smirnov didapatkan hasil untuk strategi koping

dengan p=0,032 < 0,05 yang memiliki data tidak normal,

koefisien varians didapatkan nilai 41,961% (tidak normal), rasio


62

skewness didapatkan nillai 0,156 (tidak normal), rasio kurtosis

didapatkan nilai -.092 ( tidak normal ). Histogram tidak simetris (

tidak normal ), normal Q-Q Plot data berada disekitar garis

( normal ), dan detrended Q-Q Plot ada beberapa data yang

tidak berada disekitar garis ( tidak normal ) sehingga dapat

disimpulkan bahwa data tidak berdistribusi normal.


Analisa bivariat bertujuan untuk mengetahui hasil kolerasi

antara variabel independen dan variabel dependen. Analisa

bivariat dilakukan menggunakan uji Chi-Square.

Tabel 4.4 Hubungan Antara Strategi Koping Dengan Kecemasan


Mengahadapi Ujian OSCE Pada Mahasiswa Semester 2 Prodi Ilmu
Keperawatan STIKES Muhammadiyah Samarinda

Strategi Kecemasan
P
Koping Tidak Cemas Cemas Cemas Total OR
value
cemas ringan sedang berat
Adaptif 0 38 5 0 43 0.000 45.600
(88.4%) (11.6%) (100%) (12.789-
162.594)
Maladaptif 0 6 36 0 42
(14.3%) (65%) (100%)
Total 0 44 41 0 85
(51.8%) (48.2%) (100%)

Da

Sumber : data primer

Dari hasil diatas berhubung di spss tidak ada nilai 0 dalam

pengkategorian, kemudian peneliti menggabungkan kategorik

tidak cemas dan cemas ringan menjadi kecemasan ringan,

sedangkan cemas sedang dan cemas berat menjadi

kecemasan sedang, setelah dilakukan penggabungan peneliti


63

melakukan uji Chi-Square kembali dengan hasil sebagai

berikut :

Strategi kecemasan P
Total QR
koping Ringan Sedang Value
Adaptif 38 5 43 0.000 45.600
(88.4%) (11.6%) (100%) (12.789-
162.594)

Maladaptif 6 36 42
(14.3%) (85.7%) (100%)
Total 44 41 85
(51.8%) (48.2%) (100%)
Sumber : data primer

Dari analisa pada tabel diatas 4.4 diatas tentang hubungan

antara strategi koping dengan kecemasan menghadapi ujian OSCE

pada mahasiswa menunjukkan bahwa mahasiswa yang

menggunakan strategi koping ada 43 responden (100%), dimana

yang menggunakan strategi koping adaptif berjumlah 38 responden

(88.4%), didapatkan responden yang mengalami kecemasan ringan

38 responden (88.4%), dan terdapat 5 responden (11.6%)

mengalami kecemasan sedang, sedangkan dari 42 responden

(100%) dengan strategi koping maladaptif didapatkan responden

yang mengalami kecemasan ringan sebanyak 6 responden (14.3%)

dan kecemasan sedang sebanyak 36 responden (85.7%).

Hasil uji statistik yang diperoleh menunjukkan bahwa hasil P

value (0.000) < 0.05, maka dapat dinyatakan hipotesis nol ditolak

dan menerima hipotesi alternatif yang mengatakan terdapat

hubungan antara strategi koping dengan kecemasan menghadapi


64

ujian OSCE pada mahasiswa semester 2 Prodi Ilmu Keperawatan

STIKES Muhammadiyah Samarinda.

Hasil Odd Ratio menunjukkan nilai 45.600 artinya

mahasiswa yang memiliki strategi koping yang adaptif mempunyai

peluang 45 kali mengalami cemas ringan dibandingkan dengan

mahasiswa yang memiliki strategi koping maladaptif dengan

kecemasan sedang.

E. Pembahasan
Pada pembahasan ini akan dibahas hasil penelitian yang

didapat dari analisa univariat tentang karakteristik responden.

Variabel bebas dan variabel terikat serta analisa bivariat dari

hubungan kedua variabel tersebut.

1. Analisa Univariat
a. Karakteristik Responden
1) Usia responden
Berdasarkan karakteristik responden dilihat dari usia

menunjukkan bahwa proporsi teringgi adalah usia 18 tahun

yaitu sebanyak 77 orang (90.6%), dan 19 tahun sebanyak 8

orang (9.4%). Menurut teori tugas perkembangan oleh

(Robert Havighurst) bahwa usia 18-22 tahun adalah usia

akhir remaja memiliki tugas perkembangan mencoba

memperoleh otonomi dari orang tua, mulainya

pembentukkan identitas, mulai mematuhi nilai moral

masyarakat, dan mulai memilih kerja yang sesuai.


65

Masa remaja (adolescence) adalah sebagai periode

masa transisi perkembangan biologis, kognitif, dan sosial

emosional (Santrock, 2007). Remaja akhir sebelumnya

tidak mempunyai tempat yang jelas, mereka sudah

termasuk golongan anak, tetapi belum juga dapat diterima

secara penuh untuk masuk kedalam golongan orang

dewasa, remaja akhir ada diantara anak dan orang

dewasa, oleh karena itu remaja akhir seringkali dikenal

dengan fase “mencara jati diri” remaja akhir masih belum

mampu menguasai dan memfungsikan secara maksimal

fisik maupun psikisnya, dengan demikian bila remaja

tersebut mengalami stressor yang berlebihan maka

dampak yang timbul seperti tekanan psikologis yang

menyebabkan remaja tersebut dapat mengalami cemas.


Peneliti menganalisis dari hasil penelitian karakteristik

umur dan literatur yang tertera diatas bahwa usia

mahasiswa semester 2 yang sewajarnya memang masih

berusia 18 tahun, walaupun masih ada umur 19 tahun. Usia

mahasiswa adalah periode masa transisi menuju dewasa

awal dan merupakan puncak emosional, dengan demikian

stressor berlebihan dapat menyebabkan kecemasan pada

remaja tersebut dengan kata lain, usia remaja biasanya

kurang mampu toleransi terhadap setressor yang


66

berlebihan, oleh sebab itu peneliti menyarankan saat usia

remaja akhir sebaiknya memilih aktifitas seperti olahraga,

seni dan lai-lain untuk mencegah timbulnya kecemasan

karena dengan aktifitas yang positif seseorang dapat

mengalihkan stressor yang dapat menimbulkan

kecemasan.
2) Jenis Kelamin Responden

Berdasarkan karakteristik responden dilihat dari jenis

kelamin, mayoritas adalah perempuan yaitu berjumlah 65

responden (76.5%). Naam (2009) dalam Pambudi (2012)

mengatakan bahwa proporsi perempuan dalam pendidikan

keperawatan memang jauh lebih besar dari pada laki-laki.

Profesi keperawatan yang didominasi kaum perempuan

disebabkan karena sikap dasar perempuan yang identik

sebagai sosok yang ramah, sabar, telaten, lemah lembut,

berbelas kasih, dan gemar bersosialisasi. Kaum

perempuan dianggap memiliki naluri keibuan dan sifat

caring terhadap orang lain (Pambudi, 2012).

Menurut asumsi peneliti perempuan lebih banyak

dalam penelitian ini karena seorang perawat dituntut untuk

memiliki sikap caring dimana diungkapkan pula didalam

teori bahwa sifat-sifat yang termasuk dalam caring meliputi

sikap sabar, jujur, dan rendah hati. Selain itu caring


67

didefinisikan pula sebagai sesuatu rasa peduli, hormat, dan

menghormati orang lain, sifat-sifat ini memiliki oleh kaum

perempuan sehingga banyak orang beranggapan bahwa

profesi keperawatan dianggap sesuai untuk kaum

perempuan sehingga banyak perempuan yang tertarik

mengambil jurusan keperawatan dibandingkan laki-laki.

Peneliti menyarankan untuk mahasiswa semester 2

yang sedang menghadapi ujian OSCE bagi perempuan

maupun laki-laki perlu melakukan upaya pencegahan

terhadap kecemasan, meskipun cemas yang dialami

ringan. Upaya yang dapat dilakukan dengan edukasi

mengenal terget dan waktu untuk siap saat menghadapi

ujian OSCE.

b. Strategi koping mahasiswa menghadapi ujian OSCE

Berdasarkan pada penelitian pada tabel 4.3 mahasiswa

yang menggunakan strategi koping adaptif sebanyak 43

orang (50.6%), sedangkan mahasiswa yang menggunakan

strategi koping maladaptif yaitu sebanyak 42 orang (49.4).

Koping adalah sebuah mekanisme untuk mengatasi

perubahan yang dihadapi atau beban yang diterima tubuh

dan beban tersebut menimbulkan respon tubuh yang

sifatnya nonspesifik yaitu stres. Apabila mekanisme coping


68

ini berhasil, seseorang akan dapat beradaptasi terhadap

perubahan atau beban tersebut (Ahyar, 2010).

Strategi koping sendiri didefinisikan sebagai suatu

proses tertentu yang disertai dengan suatu mencerminkan

hasil yang relevan. Informasi usaha dalam rangka merubah

domain kognitif dan mengenai fungsi sosial dan kualitas

hidup diyakini atau perilaku secara konstan untuk mengatur

dan penting untuk evaluasi jangka panjang penderita.

mengendalikan tuntutan dan tekanan eksternal Pengukuran

kualitas hidup ini penting maupun internal yang diprediksi

akan dapat dalam mengembangkan treatment yang dapat

membebani dan melampaui kemampuan dan membantu

penderita untuk merasa ketahanan individu yang

bersangkutan (Lazarus& terpenuhi dan puas dalam

hidupnya. Dari (Folkmandalam Kertamuda & Herdiansyah,

2009). Menurut Lazarus dan Folkman (dalam Hapsari, dkk,

2006) menyatakan bahwa strategi coping yang merupakan

respon individu terhadap tekanan yang dihadapi secara

garis besar dibedakan atas dua fungsi utama yaitu:

Problem Focused Coping (PFC) dan Emotional Focused

Coping (EFC). PFC atau yang biasa disebut strategi

menghadapi masalah yang berorientasi pada masalah

merupakan usaha yang dilakukan oleh individu dengan


69

cara menghadapi secara langsung sumber penyebab

masalah. EFC atau yang biasa disebut strategi menghadapi

masalah yang berorientasi pada emosi merupakan perilaku

yang diarahkan pada usaha untuk menghadapi tekanan

tekanan emosi atau stress yang ditimbulkan oleh masalah

yang dihadapi.
Fenomena yang terkait mengenai strategi koping

adalah tentang bagaimana seseorang menghadapi suatu

masalah dengan menggunakan sikap atau tingkah laku

yang berbeda-beda. Sebagaimana diungkapkan oleh

(Bernard, 2001), yaitu adanya kecemasan, depresiasi diri,

rendahnya toleransi, adanya hal-hal yang lebih

menyenangkan, tidak dapat mengatur waktu, adanya

gangguan dari lingkungan, pendekatan tugas yang sangat

buruk, kurangnya ketegasan, adanya permusuhan dengan

orang lain dan mengalami setres dan keletihan.


Menurut asumsi peneliti dari hasil penelitian didapatkan

dari kejadian yang dialami, bahwa strategi koping perlu

pada mahasiswa yang sedang ingin mengahadapi ujian

OSCE untuk pertama kalinya, agar tidak menimbulkan

kecemasan, karena kecemasan dapat menyebabkan

kondisi fisik dan psikologis mahasiswa terganggu. Hal ini

sudah jelas bahwa responden yang berstatus mahasiswa

semester 2 dapat mengatasi cemas dan setress akademi


70

yang berasal dari setressor yang dapat menjadi tuntutan

perkuliahan. Kesimpulannya adalah jika mahasiswa yang

menghadapi ujian OSCE memiliki kemampuan strategi

koping yang baik, maka kecemasan yang dialaminya akan

semakin rendah.
c. Tingkat Kecemasan

Berdasarkan pada tabel 4.4 tingkat kecemasan dapat

diketahui bahwa mahasiswa yang mengalami cemas

sedang sebanyak 44 orang (51.8%), sedangkan

mahasiswa yang mengalami cemas sedang sebanyak 41

orang (48.2%). Kecemasan adalah perasaan takut yang

tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi. Kecemasan

merupakan alat peringat internal yang memberikan tanda

bahaya kepada individu dan cemas merupakan keadaan

yang wajar, karena seseorang pasti menginginkan segala

sesuatu dalam kehidupannya dapat berjalan dengan lancar

dan terhindar dari segala marabahaya atau kegagalan serta

sesuai dengan harapannya (Videbeck, 2008).

Kecemasan disebabkan oleh adanya pikiran yahng

tidak rasional pada diri seseorang, karena pada dasarnya

emosi-emosi adalah produk pemikiran manusia. Jika

seseorang berpikir buruk tentang sesuatu, maka orang


71

tersebut akan merasakan sesuatu itu sebagai hal yang

buruk dan begitu juga sebaliknya (Corey, 2009).

Mahasiswa dan mahasiswi dapat mengalami

kecemasan akibat pengaruh faktor lingkungan, maupun

kurikulum pendidikan, kondisi tersebut merupakan stresor

yang dapat menimbulkan rasa cemas pada mahasiswa.

Demikian pula permasalahan yang muncul ketika

seorang mahasiswa menghadapi ujian OSCE, tanpa sebab

yang jelas beberapa dari mahasiswa merasa cemas karena

menganggap ujian OSCE adalah ujian yang sulit untuk

dilalui, kesulitan-kesulitan saat ingin menghadapi ujian

OSCE yang sering dirasakan sebagai sesuatu beban yang

berat, akibatnya kesulitan-kesulitan yang dirasakan

tersebut berkembang menjadi sikap yang negatif yang

akhirnya dapat menimbulkan suatu kecemasan dan

hilangnya motivasi, yang akhirnya dapat menyebabkan

mahasiswa sulit saat mengahadapi ujian OSCE tersebut.

(Hariwijaya, 2008).

Menurut asumsi peneliti dari hasil penelitian,

didapatkan bahwa responden yang berstatus mahasiswa

semester 2 yang sedang menghadapi ujian OSCE dapat

mempengaruhi tingkat kecemasan kepada mahasiswa, dan


72

terlebih lagi ujian OSCE merupakan ujian inti didalam Prodi

Ilmu keperawatan sebagai persyaratan lulus dalam matak

kuliah tersebut, tuntutan ini lah yang memberikan tekanan

kepada mahasiswa itu sendiri. Ketika hal itu terjadi maka

beban yang berlebihan akan mengundang cemas pada

mahasiswa.

Oleh sebab itu peneliti menyarankan bagi mahasiswa

yang sedagn menghadapi ujian OSCE untuk meningkatkan

strategi koping yang baik dan positif. Mahasiswa dapat

memilih kegiatan seperti berolahraga seni dan lain-lain,

sehingga mahasiswa mencegah timbulnya kecemasan

pada saat menghadapi ujian OSCE tersebut.

2. Analisa Bivariat
Hubungan antara strategi koping dengan kecemasan

menghadapi ujian OSCE pada mahasiswa semester 2 prodi

Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah Samarinda.


Berdasarkan analisa bivariat yang menggunakan uji

Chi-Square diperoleh bahwa p value = 0,000 (<0,05), yang

berarti H0 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan bermakna antara strategi koping dengan kecemasan

saat menghadapi ujian OSCE pada mahasiswa semester 2

Prodi Ilmu keperawatan STIKES Muhammadiyah Samarinda.


Dari tabel 4.5 didapatkan 6 responden (14.3%)

memiliki strategi koping maladaptif tetapi hanya mengalami


73

kecemasan ringan, dan 5 responden (11,6%) dengan strategi

koping adaptif mengalami kecemasan sedang, karena tingkat

kecemasan tidak hanya dipengaruhi oleh strategi koping.

Menurut Suliswati (2005), kecemasan dapat dipengaruhi

beberapa faktor, yaitu faktor sosial lingkungan, faktor biologis,

faktor behavioral, faktor kognitif dan emosional.


Ujian OSCE merupakan suatu metode yang menguji

kompetensi klnik secara objektif dan terstruktur dalam bentuk

putaran station dengan waktu tertentu. Objektif karena semua

mahasiswa dijui dengan ujian yang sama. Terstruktur karena

diuji keterampilan klinik tertentu dengan menggunakan lembar

penilaian tertentu. Selama ujian peserta berkeliling melalui

beberpa statsiun yang berurutan. Pada masing-masing stasiun

ada suatu tugas atau soal yang harus

dilakukan/didemonstrasikan atau pernyataan yang harus

dijawab. Peserta akan diobservasi oleh penguji. Pada beberpa

stasiun peserta juga dapat diuji mengenai kemampuan

menginterprestasi data atau materi klink serta menjawab

pertanyaan secara lisan. Setiap stasiun dibuat seperti kondisi

klinik yang mendekati senyata mungkin. Dalam OSCE penilaian

berdasarkan pada keputusan yang sifatnya menyeluruh dari

berbagai komponen kompetensi. Semua peserta uji terhadap

materi klinik yang sama. Lamanya waktu untuk masing-masing


74

stasiun terbatas (Achamad, et al, 2011), hal ini lah yang dapat

membuat mahasiswa menimbulkan rasa cemas dimana ujian

OSCE juga harus memiliki beberapa kemampuan Komunikasi,

edeukasi, dan konseling, Pengkajian Keperawatan, diagnosa

dan perencenaan, implementasi, evaluasi dan prilaku

profesional (HPEQ, 2013).


Rasa kecemasan yang dialami mahasiswa saat

menghadapi ujian OSCE suatu hal yang wajar, karena

Spielberger (dalam Colombus,2009), mengatakan bahwa

kecemasan merupakan perasaan bersalah seseorang ketika

melakukan tindakan yang salah serta timbul karena adanya

ancaman langsung pada beberapa nilai-nilai penting

kepribadian individual. Pernyataan tersebut sesuai dengan

keadaan yang dialami oleh mahasiswa semester 2 yang

sedang menghadapi ujian OSCE, dimana mahasiswa tersebut

merasa cemas, tidak nyaman, dan tidak senang, serta

perasaan terancam akan bisa atau tidaknya diri meraka saat

mengahadapi ujian OSCE.

Pervin & John (1997, dalam Oktary 2007), berpendapat

bahwa kecemasan muncul bukan karena adanya hal yang

mengancam tapi disebabkan karena adanya persepsi tentang

ketidakmampuan diri dalam menghadapinya, sedangkan teori

kecemasan Spielberger mengatakan bahwa kecemasan


75

muncul dari rasa bersalah dan juga timbul karena ada ancaman

langsung beberapa nilai penting kepribadian individu.

Berdasarkan kedua teori tersebut, maka hal ini dapat dikaitkan

dengan strategi koping. Strategi koping adalah Menurut

Lazarus dan Folkman (dalam Hapsari, dkk, 2006) menyatakan

bahwa strategi coping yang merupakan respon individu

terhadap tekanan yang dihadapi secara garis besar dibedakan

atas dua fungsi utama yaitu: Problem Focused Coping (PFC)

dan Emotional Focused Coping (EFC). PFC atau yang biasa

disebut strategi menghadapi masalah yang berorientasi pada

masalah merupakan usaha yang dilakukan oleh individu

dengan cara menghadapi secara langsung sumber penyebab

masalah. EFC atau yang biasa disebut strategi menghadapi

masalah yang berorientasi pada emosi merupakan perilaku

yang diarahkan pada usaha untuk menghadapi tekanantekanan

emosi atau stress yang ditimbulkan oleh masalah yang

dihadapi.

Menurut asumsi peneliti dari hasil penelitian didapatkan dari

kejadian yang dialami oleh mahasiswa semester 2 memiliki

strategi koping yang baik dan dapat mengatasi cemas yang

dialami mahasiswa semester 2 saat menghadapi ujian OSCE,

oleh sebab itu diharapkan mahasiswa memiliki strategi koping


76

yang baik sehingga dapat mengatasi kecemasan dalam

menghadapi ujian OSCE dan berbagi tuntutan selama

perkuliahan.
3. Keterbatasan penelitian
Dalam penelitian ini terdapat kelemahan-kelemahan yang

disebabkan karena keterbatasan peneliti dianatara adalah

sebagai berikut:
a. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan cross

sectional dimana pengukuran semua variabel baik

independen dan dependen dilakukan dalam waktu

bersamaan sehingga dalam penelitian ini hubungan sebab

akibat yang diidentifikasi masih lemah.


b. Jenis instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner

dimana responden sering tidak teliti dalam menjawab

sehingga ada pertanyaan yang terlawati dan tidak dijawab,

padahal sukar diulangi diberikan kembali kepadanya.


c. Pada saat pengambilan data, peneliti membagikan langsung

ke semua responden dalam satu tempat dan kurangnya

pengawasan peneliti kepada responden mengisi kuesioner

sehingga dapat memungkinkan responden menjawab

pertanyaan tidak sesuai dengan apa yang dirasakan

responden.
d. Tingkat kecemasan mahasiswa dapat berubah-ubah sesuai

dengan situasi dan kondisi, karena ada berbagai macam

faktor yang dapat mempengaruhi kecemasan mahasiswa.


77

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:


1. Karakteristik responden mahasiswa semester 2 Prodi Ilmu

Keperawatan STIKES Muhammadiyah Samarinda diperoleh usia

18 tahun sebanyak 77 responden (90,6%), responden dengan usia

19 tahun sebanyak 8 responden (9,4%), sedangkan dilihat dari

jenis kelaminnya didapatkan responden yang berjenis kelamin laki-


78

laki yaitu sebanyak 20 responden (23,5%), sedangkan perempuan

berjumlah 65 responden (76,5%).


2. Karakteristik responden Strategi Koping pada mahasiswa semester

2 Prodi Ilmu keperawatan di STIKES Muhammadiyah Samarinda

diperoleh bahwa responden yang memiliki strategi koping adaptif

sebanyak 43 orang (50.6%), sedangkan maladaptif sebanyak 42

orang (49.4%).
3. Karakteristik responden kecemasan pada mahasiswa semester 2

Prodi Ilmu keperawatan di STIKES Muhammadiyah Samarinda

diperoleh bahwa responden yang mengalami kecemasan ringan

sebanyak 44 orang (51.8%) dan yang mengalami kecemasan

sedang yaitu sebanyak 41 orang (48.2%).


4. Terdapat hubungan yang bermakna antara strategi koping dengan

kecemasan menghadapi ujian OSCE pada mahasiswa semester 2.


B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diambil dalam penelitian ini,

beberapa saran yang bisa disampaikan adalah sebagai berikut :


1. Mahasiswa STIKES Muhammadiyah Samarinda.
Hasil penelitian ini bisa menjadi tambahan pengetahuan

mahasiswa dalam koping khususnya strategi koping yang

diakibatkan oleh kecemasan. Mahasiswa disarankan segera

mengidentifikasi sumber cemas seperti ketakutan dan khawatir

agar tidak masuk ke dalam stres yang kurang baik (koping

maladaptif). Dapat digunakan sebagai bahan referensi atau

perbandingan untuk penelitian selanjutnya yang akan dilakukan

oleh mahasiswa STIKES Muhammadiyah Samarinda serta dapat


79

meningkatkan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan dalam

mempelajari, mengidentifikasi serta mengembangkan teori-teori

yang telah dipelajari secara benar.


2. Institusi STIKES Muhammadiyah Samarinda.
Dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam pengkajian

kecemasan dikarenakan instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini merupakan instrumen yang sudah baku dan tidak

didapatkan di kampus serta dapat digunakan sebagai bahan

bacaan dan arsip di perpustakaan STIKES Muhammadiyah

Samarinda, dan untuk mengatasi rasa kecemasan peneliti

menyarankan untuk OSCE agar dosen tidak begitu seperti

menakut-nakuti, karena rasa takut tersebut dapat menimbulkan

stressor dan kecemasan pada mahasiswa.


3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini hanya meneliti hubungan antara strategi koping

dengan kecemasan menghadapi ujian OSCE pada mahasiswa

semester 2, sementara banyak faktor-faktor lain yang

mempengaruhi kecemasan. Peneliti selanjutnya hendaknya

menambahkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kecemasan.

Diharapkan peneliti selanjutnya menggunakan metode observasi

agar data lebih akurat.


DAFTAR PUSTAKA

Achmad dkk. (2011). Panduan Penyelenggara Ujian OSCE.


http://hpeq.dikti.go.id/v2/images/produk/panduan penyelenggaraan ujian
osce.pdf. Diakses Pada Tanggal 11 November 2015.

Ahyar., 2010. Konsep Diri dan Mekanisme Koping dalam Aplikasi


Proses Keperawatan. diakses 19 April 2010

Alimul, H. (2003). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah.


Edisi I. Jakarta: Salemba Medika

Amir, D.P. (2014). Hubungan tingkat kecemasan dalam


menghadapi Objective Structured Clinical Examination (OSCE) dengaan
nilai OSCE mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Skripsi

Arikunto, . (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.


Edisi ke 5. Jakarta: Rineka Cipta

Candra, (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Penerbit


Buku Kedokteran EGC.

Dikti, (2011). Panduan Penyelenggaraan Ujian OSCE. Diakses dari


http://hpeq.dikti.go.id pada tanggal 20 Mei 2015.

Folkman, S., Lazarus, R. S., Schetter, C. D., Delongis, A., Gruen, R.


J. (2006). Dynamics of a Stressful Encounter: Cognitive Appraisal,
Coping, and Encounter Outcomes. Journal of Personality and Social
Psychology

Hapsari, R.A. Karyani, U. dan Taufik. (2006). Perjuangan Hidup


Pengungsi Kerusuhan Etnis (Studi Kualitatif Tentang Bentuk-Bentuk
Perilaku Coping Pada Pengungsi di Madura). Indigenous, Vol. 6, No. 2.
Surakarta : Fakultas Psikkologi UMS.

Hawari. D (2008). Manajemen Cemas dan Depresi. Jakarta: Balai


Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

_________(2011). Manajemen Stres, Cemas, Dan Depresi.


Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Hidayat, (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah.
Edisi 2., Jakarta: Salemba Medika

Henriani, (2016). Perbedaan Tingkat Kecemasan Antara


Mahasiswa Laki-Laki Dan Mahasiswa Perempuan S1 Keperawatan
Angkatan 2014 STIKES Muhammadiyah Samarinda Dalam Menghadapi
Ujian OSCE.

HPEQ, (2013). Blueprint OSCE Pendidikan DIII Keperawatan Dan


Ners.http://xa.yimg.com/kq/groups/21863226/104024717/name/BLUEPRI
NT+(15=NOPEMBER+2013)+akmani+(MF)(2).pdf. Diakses Pada Tanggal
11 November 2015.

Ivone, (2014). Hubungan Adversity Quastion (AQ) Dengan Nilai


OSCE Kedokteran Universitas Riau.

Kerlinger, F.N. & Lee.H.B. (2006). Foundation of behavioral


Research (Edisi Terjemahan). New York: Hartcourt College Publisher.

Kertamuda, F dan Herdiansyah H. (2009). Pengaruh Strategi


Coping terhadap Penyesuaian Diri Mahasiswa Baru. Jurnal Universitas
Paramadina. Vol, 6. No.1 . 11-23

Lestari, (2009). Kumpulan Teori Untuk Kajian Pustaka Penelitian


Kesehatan.

Mahdiyanto, E. Hubungan Persepsi Mahasiswa Tentang Praktik


Klinik Keperawatan Dengan Stres Pada Mahasiswa Semester II Program
Diploma 3 Keperawatan Stikes Muhammadiyah Samarinda [Skripsi Tidak
Dipublikasikan]. Indonesia, Stikes Muhammadiyah Samarinda; 2011

Mulyadi, E. (2014). Hubungan Mekanisme Koping Individu dengan


Kecemasan Komunikasi Interpersonal pada Mahasiswa NERS. Jurnal
Kesehatan "Wiraraja Medika" , 54-60.

Mutoharoh. (2010). Faktor-faktor berhubungan dengan Mekanisme


Koping Klien Gagal Ginjal kronik yang menjalani Terapi Hemodialisa di
RS. Umum Pusat (RSUP) Fatmawati. Skripsi Keperawatan Universitas
Bandung.http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2340/1/
ITOH%20MUT OHAROH-FKIK.PDF

Nurlaila, (2011). Pelatihan Efikasi Diri Untuk Menurunkan


Kecemasan Pada Siswa-Siswi Yang Akan Menghadapi Ujian Akhir
Nasional.
Nursalam. (2003). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian
Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika

Nursalam & Efendi, F (2008). Pendidikan Dalam Keperawatan.


Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian


Keperawatan. Jakarta

________(2013). Konsep Penerapan Metode Penelitian Ilmu


Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Notoatmodjo, S, (2005). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya.


Jakarta: Rineka Cipta.

_________(2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT.


Rineka Cipta

Pambudi, P.S. & Wijayanti D.Y. (2012). Hubungan Konsep Diri


dengan Prestasi Akademik pada Mahasiswa Keperawatan. Jurnal Nursing
Studies. Vol 1 No 1. Hal 149-156.

Prasetyo, dan Jannah. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif.


Jakarta: Rajawali Press.

Rahmawati Siregar Ade. (2006). Motivasi Mahasiswa Ditinjau Dari


Pola Asuh [Online]. Tersedia:http://www.USU.co.id 20 Maret 2009.

Riyanto, (2011). Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan


(Dilengkapi Uji Validitas dan Reliabilitas Serta Aplikasi Program SPSS).
Yogjakarta: Nuha Medika.

Santrock, (2002). Life Span Development. Jakarta: Erlangga

_________2007). Psikologi Perkembangan. Edisi 11 Jilid 1.


Jakarta: Erlangga

Sarafino, E. P. (2006). Health Psycology, biopsysosial Interactions (


th
4 ed). John Wiley & Sons : USA

Sholichatun, Y. (2011). Stres dan Strategi Coping Pada Anak Didik


di Lembaga Pemasyarakatan Anak. PSIKOISLAMIKA , 23-42.

Siswoyo, D. dkk. 2007. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press


Stuart, G. W & Sundeen. S.J. (2008).”Principles & Practices of
Psychiatric Nursing (6th ed)”. St. lois: Washington D.C Mosby Company.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan


Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Suliswati. (2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa.


Jakarta: EGC.

Tan, G. (2011). Adaptive Versus Maladaptive Coping and Belief and


their Relation to Cronic Pain Adjustment. The Clinical Journal of Pain

Taylor, S. E. (2009). Health Psychology. 7th edition. New York :


McGraw-Hill, International Edition.

Videbeck, L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Wasis. (2008). Pedoman Riset Praktis untuk Profesi Perawat.


Jakarta: EGC.

Zulkarnain (2009). Sense Of Humor dan Kecemasan Menghadapi


Ujian Dikalangan Mahasiswa Fakultas Universitas Sumatera Utara.
Lampiran..
.
Lampiran 1

BIODATA PENELITI

FOTO
3X4

A. Data Pribadi
Nama : Ahmad Robianto
Tempat, tgl lahir : Sangkulirang, 21 Maret 1995
Alamat asal : Jl. Mesjid Ar-rahmah GG. P. Hidayat

RT 007
B. Riwayat Pendidikan
Pendidikan formal
 Tamat TK : Tahun 2001 di TK Ananda Sangkulirang
 Tamat SD : Tahun 2007 di SDN 007 Sangkulirang
 Tamat SMP : Tahun 2010 di MTS Nurusa’adah

Sangkulirang
 Tamat SMA : Tahun 2013 di SMAN 1 Negri Sangkulirang

Lampiran 2

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN


Kepada Yth,
Calon responden
Di-
Tempat
Dengan hormat,
Saya bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Ahmad Robianto
Nim : 1311308230648
Alamat : Jl. Merdeka 1 no. 34 RT 90 Samarinda

Adalah mahasiswa STIKES Muhammadiyah Samarinda yang


sedang melakukan penelitian tentang “Hubungan Antara Strategi
Koping Dengan Kecemasan Menghadapi Ujian OSCE Pada
Mahasiswa Semester 2 Prodi Ilmu Keperawatan STIKES
Muhammadiyah Samarinda”.

Tujuan penelitan ialah mengetahui “Hubungan Antara Strategi


Koping Dengan Kecemasan Menghadapi Ujian OSCE Pada Mahasiswa.
Diharapkan untuk mengisi lembar pertanyaan yang diberikan oleh peneliti.
Penelitian ini tidak mengakibatkan kerugian karena semua informasi yang
diberikan akan dijamin kerahasiaanya.
Apabila saudara bersedia, mohon menandatangani surat persetujuan
ini atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Samarinda, 3 Juni 2017

Peneliti,

Ahmad Robianto

Lampiran 3
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Setalah mendapat penjelasan, saya bersedia berpartisipasi sebagai


responden penelitian dengan judul “Hubungan Antara Strategi Koping
Dengan Kecemasan Menghadapi Ujian OSCE Pada Mahasiswa
Semester 2 Prodi Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah
Samarinda”.

Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak akan berakibat negatif


pada saya dan segala informasi yang saya berikan adalah sebenar-
benarnya.

Untuk itu saya menyatakan dengna secara suka rela bersedia


menjadi responden dan berpartisipasi aktif dalam penelitian ini.

Samarinda, 3 Juni 2017


Responden

(Tanpa nama)

Lampiran 4
BAGIAN A

HUBUNGAN ANTARA STRATEGI KOPING DENGAN KECEMASAN


MENGHADAPI UJIAN OSCE PADA MAHASISWA SEMESTER 2
PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH
SAMARINDA

Datas Demografi

Kode Responden : ……..(Diisi oleh peneliti)

Usia :

Jenis Kelamin :

Apakah ada masalah lain yang dapat membuat anda cemas selain
menghadapi ujian OSCE?

Ya

Tidak

Jika“Ya”tuliskan masalahnya………………………………………….
BAGIAN B

KUESIONER STRATEGI KOPING

Petunjuk PengisianBacalah setiap pertanyaan dibawah ini dengan


seksama kemudian berikan jawaban saudara pada lembar jawaban
bagi setiap pertanyaan tersebut dengan cara memberikan tanda ()
pada kolom yang sesuai dengan pilihan saudara, kolom tesebut
sebagai berikut:

SL : apabila pernyataan tersebut dirasa selalu saudara rasakan


dalam kehidupan sehari hari

SR : apabila pernyataan tersebut dirasa sering saudara rasakan


dalam kehidupan sehari hari

KK : apabila pernyataan tersebut dirasa kadang-kadang saudara


rasakan dalam kehidupan sehari hari

JR : apabila pernyataan tersebut dirasa jarang saudara rasakan


dalam kehidupan sehari-hari.

TP : apabila pernyataan tersebut tidak pernah sauadara rasakan


dalam kehidupan sehari-hari.
Pertanyaan SL SR KK JR TP
1. saya punya cara lain untuk menghadapi
masalah saya

2. saya meminta saran kepada orang lain


untuk mengatasi masalah saya

3. saya tidak akan terburu-buru menghadapi


masalah

4. Saya mencoba memahami masalah yang


saya hadapi saat ini

5. Saya belajar dari pengalaman untuk


menghadapi masalah

6. Saya mengkomunikasikan pada orang lain


tentang masalah saya

7. Saya membuat rencana tentang segala


sesuatu dalam menghadapi masalah saya

8. Saya suka membaca buku- buku, majalah


yang berkaitan dengan masalah saya

9. Saya berbagi masalah saya dengan orang


lain

10. Saya menghadapi masalah sesuai dengan


kemampuan diri saya

11.saya akan menceritakan setelah masalah SL SR KK JR TP


saya selesai

12. Saya tidur siang lebih banyak untuk


melupakan masalah saya
13. Saya berangan-angan ketika saya bangun
tidur, saya sudah tidak memiliki masalah

14. Saya berharap agar Tuhan mengubah


takdir saya

15. saya tidak fokus kepada masalah yang


saya alami

16. Saya merasa masalah saya selesai


dengan seiring berjalan nya waktu

17. Saya berusaha melupakan semua


masalah yang berkaitan dengan saya

18. Saya merenung dan mengambil hikmah


dari masalah yang saya alami

19. Saya menyadari bahwa saya yang


menyebabkan masalah

20. Saya menemukan pengalaman dari setiap


masalah

21. Saya tidak merubah kebiasaan buruk saya


yang dapat menyebabkan masalah

22. Saya merenung memikirkan masalah SL SR KK JR TP


yang saya alami

23.Saya marah pada diri saya semenjak


mempunyai masalah

24. Saya merasa marah pada Tuhan yang


memberikan saya masalah
Lampiran 5

BAGIAN B

KUESIONER TINGKAT KECEMASAN-HARS

(HAMILTON ANXIETY RATING SCALE)


Berilah tanda check list (√) untuk jawaban yang menurut anda benar

mengenai tingkat kecemasan pada pasien pre OSCE.

Diisi Responde diisi peneliti

1. Perasaan cemas ditandai dengan :


Firasat buruk
Takut akan pikiran sendiri
Mudah tersinggung
2. Ketegangan yang ditandai oleh :
Badan terasa tegang
Badan terasa lesu
Tidak dapat istiahat dengan tenang
Mudah menangis
Badan gemetar
Gelisah /tidak tenang
3. Ketakutan ditandai oleh :
Ketakutan pada gelap
Ketakutan ditinggal sendiri
Ketakutan pada orang asing
Ketakutan pada binatang besar
Ketakutan pada keramaian lalu lintas
Ketakutan pada kerumunan orang banyak
4. Gangguan tidur ditandai oleh :
Sulit untuk dapat tidur
Terbangun malam hari
Mimpi buruk saat tidur
Bangun dengan badan lesu
5. Gangguan kecerdasan ditandai oleh :
Sukar konsentrasi/sulit konsentrasi
Sering bingung
Daya ingat menurun
6. Perasaan depresi ditandi oleh :
Menjadi kehilangan minat
Perasaan selalu sedih
Bangun dini hari
7. Gejala somatik ditandai oleh :
Nyeri pada otot
Kaku pada bagian tubuh
Suara tidak stabil
8. Gejala Sensorik ditandai oleh :
Penglihatan kabur
Muka merah dan pucat
Merasa lemah
Perasaan seperti ditusuk-tusuk
9. Gejala kardiovaskuler ditandai oleh :
Takikardi/ denyut jantung lebih cepat
Nyeri dada
Berdebar- debar
Denyut nadi cepat
10. Gejala pernafasan ditandai oleh :
Rasa tertekan atau rasa sempit didada
Merasa nafas pendek atau sesak
Sering menarik nafas panjang
11. Gejala gastrointestinal ditandai oleh:
Mual muntah
Perut melilit
Nyeri lambung sebelum/ sesudah makan
Rasa panas diperut
Perut terasa kembung atau penuh
Konstipasi /sulit buang air besar
Berat badan menurun
12. Gejala Urogenital ditandai oleh :
Sering terasa kencing
Amenor /menstruasi yang tidak teratur
13. Gejala vegetative /otonom meliputi :
Mulut terasa kering
Mudah berkeringat

Pusing/sakit kepala

14. Pengamatan prilaku sewaktu mengisi kuesioner


Ditandai oleh :
Diisi oleh peneliti
Gelisah
Tidak tenang
Mengerutkan dahi atau kening
Muka tegang
Nafas pendek dan cepat
Muka merah
Skor penilaian :

<6 = tidak ada kecemasan

6 – 14 = kecemasan ringan

15 - 27 = kecemasan sedang

>27 = kecemasan berat


Uji Validitas Strategi Koping

No Nomor Butir Pertanyaan Kuesioner Strategi Koping


1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 total
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4
1 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 1 69
2 4 4 4 4 2 3 3 3 3 4 4 3 4 4 2 4 3 4 3 2 2 4 2 1 76
3 5 5 5 5 5 4 5 3 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 3 5 112
4 5 5 5 5 4 3 5 3 5 4 5 5 3 4 2 3 3 4 3 2 2 5 2 1 88
5 5 5 5 4 5 1 1 1 4 5 4 1 1 4 2 2 2 5 1 2 1 5 2 1 69
6 2 2 5 2 2 2 2 1 1 3 1 2 2 3 1 2 3 3 3 1 1 2 1 1 48
7 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 2 4 4 3 4 1 70
8 4 4 4 5 4 2 2 1 5 4 5 1 2 5 3 2 3 4 3 3 3 3 3 1 76
9 5 5 5 3 5 4 3 4 3 5 3 3 4 3 2 5 3 5 3 2 2 5 2 1 85
10 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 5 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 69
11 4 5 4 4 5 4 4 3 4 5 4 4 4 4 1 4 4 5 4 1 1 5 1 1 85
12 5 5 5 3 5 3 4 3 4 5 4 4 3 3 3 3 5 4 4 3 1 4 2 1 86
13 5 5 5 4 4 3 4 5 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 1 94
14 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 110
15 3 2 3 1 2 1 1 1 2 3 1 1 1 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 1 48
16 4 4 4 3 4 4 3 2 3 4 3 3 4 3 2 4 3 4 3 2 2 4 2 1 75
17 3 3 3 4 4 3 3 2 5 3 5 3 3 4 2 3 2 3 2 2 2 3 2 1 70
18 4 4 4 4 4 2 5 3 4 4 4 5 3 4 1 2 2 4 2 1 1 4 3 1 75
19 5 5 5 5 5 3 2 4 5 5 5 1 3 5 2 3 3 5 3 2 1 5 2 1 85
20 3 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 2 3 1 2 2 3 2 1 1 3 2 1 56
21 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 4 3 1 79
22 5 4 4 3 3 2 2 3 3 5 3 2 2 3 2 2 4 5 4 2 2 5 2 1 73
23 4 4 4 3 4 2 2 3 3 4 3 2 2 3 2 3 5 4 4 2 2 4 2 1 72
Jumlah Butir Pertayaan Strategi Koping Kategorik Keterangan
reponden
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 Tota
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 l

1 4 3 2 5 4 4 3 4 4 4 5 4 5 4 3 4 5 5 3 5 4 5 3 5 97 1 adaptif

2 3 4 3 3 4 1 4 2 1 5 3 3 5 1 4 2 4 2 3 5 3 4 4 4 77 2 maladaptif

3 3 4 4 5 5 5 5 5 3 5 3 5 1 5 3 3 5 5 1 5 5 3 1 5 94 1 adaptif

4 3 3 3 4 4 3 3 2 3 4 3 3 4 1 3 4 4 3 1 4 3 3 2 5 75 2 maladaptif

5 5 3 3 3 3 3 5 5 4 5 3 2 2 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 93 1 adaptif

6 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 5 4 3 2 3 4 5 5 4 5 4 5 93 1 adaptif

7 5 3 3 3 5 3 3 1 3 3 3 5 3 3 1 4 4 5 3 5 5 3 2 5 83 2 maladaptif

8 3 3 3 5 5 4 4 1 4 5 3 1 1 1 5 5 5 5 3 5 5 5 2 5 88 1 adaptif

9 4 5 3 5 5 3 3 3 5 3 1 5 4 3 5 4 4 5 2 4 3 5 3 5 92 1 adaptif

10 3 4 4 4 5 1 4 3 1 5 4 3 5 1 3 4 4 5 1 4 4 4 1 5 82 2 maladaptif

11 4 5 3 4 5 3 3 3 1 4 3 3 4 3 3 5 5 4 4 4 3 5 3 5 89 1 adaptif

12 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 2 3 3 4 4 4 4 5 4 3 3 84 2 maladaptif

13 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 2 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 85 1 adaptif

14 4 4 3 3 4 3 5 2 2 4 3 1 2 5 1 3 1 4 3 4 4 4 1 5 75 2 maladaptif

15 4 3 3 4 4 4 4 2 4 3 4 2 4 2 3 3 2 3 4 4 4 5 4 4 83 2 maladaptif

16 3 4 4 4 5 1 4 5 1 5 4 3 4 1 3 3 3 4 3 5 2 4 1 5 81 2 maladaptif

17 5 3 5 5 5 4 2 2 4 4 3 2 3 1 5 5 5 5 3 5 1 5 4 4 90 1 adaptif

18 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 1 3 1 3 3 3 3 4 2 2 3 5 70 2 maladaptif

19 4 5 4 5 4 3 4 3 3 3 3 2 4 2 3 5 1 5 4 5 4 3 2 4 85 1 adaptif

20 4 3 3 4 4 4 3 2 4 4 2 3 3 4 4 2 2 4 3 4 3 3 2 5 79 2 maladaptif

21 4 4 3 3 4 1 3 4 1 5 2 2 3 4 3 4 4 4 3 5 2 4 1 5 78 1 adaptif

22 5 3 2 5 3 4 4 4 4 3 3 2 4 4 2 3 4 3 3 5 3 5 2 5 85 2 maladaptif

23 3 5 5 4 4 1 3 2 1 3 3 2 5 4 3 4 4 4 3 4 3 4 2 4 80 2 maladaptif

24 4 3 3 5 4 3 3 3 4 4 3 2 3 4 3 4 2 4 4 4 4 5 5 4 87 1 adaptif

25 3 5 4 5 5 1 4 3 2 4 2 2 2 3 2 5 2 4 4 5 3 4 2 4 80 2 maladaptif

26 5 2 3 5 5 5 3 1 5 5 3 3 2 1 3 5 3 5 3 5 5 3 3 5 88 1 adaptif

27 5 2 3 5 5 5 3 1 5 5 3 3 2 1 3 5 3 5 3 5 5 3 3 5 88 1 adaptif

28 3 4 3 4 4 2 3 3 3 3 3 4 4 2 2 4 4 4 3 4 2 4 3 5 80 2 maladaptif
29 5 3 4 5 5 4 3 3 3 4 2 1 1 5 3 3 2 5 3 5 5 5 2 5 86 1 adaptif

30 5 2 5 5 5 5 3 2 3 3 3 5 4 2 2 1 1 5 1 5 4 2 2 5 80 2 maladaptif

31 4 3 4 5 5 3 4 3 5 4 3 2 5 4 2 3 4 5 3 5 4 5 2 5 92 1 adaptif

32 5 2 5 5 5 2 5 1 4 5 1 2 5 1 1 5 5 5 5 5 5 5 4 5 93 1 adaptif

33 3 4 3 3 5 4 3 1 4 4 4 4 5 4 2 2 2 5 3 5 5 3 1 5 84 1 adaptif

34 3 5 3 5 5 1 4 4 2 4 3 2 2 3 3 4 4 4 5 4 4 3 3 5 85 1 adaptif

35 5 2 3 5 5 4 3 1 4 5 2 3 1 1 3 5 3 3 2 4 4 4 3 5 80 2 maladaptif

36 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 2 1 5 2 2 1 4 4 4 3 4 5 78 2 maladaptif

37 3 2 3 5 4 5 3 4 5 2 2 5 1 2 5 5 5 4 4 1 5 2 3 4 84 1 adaptif

38 3 3 2 2 4 4 4 3 5 4 3 2 3 3 2 4 3 2 2 3 5 1 2 5 74 2 maladaptif

39 4 5 5 5 5 1 3 2 3 5 3 1 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 100 1 adaptif

40 4 4 4 5 4 4 5 5 3 5 2 1 5 1 3 5 1 5 4 5 5 5 1 5 91 1 adaptif

41 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 2 3 3 4 2 3 4 3 3 4 5 82 2 maladaptif

42 4 5 3 4 5 2 3 2 4 4 3 2 4 2 3 3 3 4 4 4 3 4 2 5 82 2 maladaptif

43 5 2 5 5 5 5 3 2 3 3 3 5 4 2 2 1 1 5 1 5 4 2 2 5 80 2 maladaptif

44 3 4 4 5 5 5 5 5 3 5 3 5 1 5 3 3 5 5 1 5 5 3 1 5 94 1 adaptif

45 3 3 3 4 4 3 3 2 3 4 3 3 4 1 3 4 4 3 1 4 3 3 2 5 75 2 maladaptif

46 5 3 3 3 3 3 5 5 4 5 3 2 2 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 93 1 adaptif

47 4 4 3 3 4 3 5 2 2 4 3 1 2 5 1 3 1 4 3 4 4 4 1 5 75 2 maladaptif

48 4 3 3 4 4 4 4 2 4 3 4 2 4 2 3 3 2 3 4 4 4 5 4 4 83 2 maladaptif

49 3 4 4 4 5 1 4 5 1 5 4 3 4 1 3 3 3 4 3 5 2 4 1 5 81 2 maladaptif

50 5 3 5 5 5 4 2 2 4 4 3 2 3 1 5 5 5 5 3 5 1 5 4 4 90 1 adaptif

51 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 1 3 1 3 3 3 3 4 2 2 3 5 70 2 maladaptif

52 4 5 4 5 4 3 4 3 3 3 3 2 4 2 3 5 1 5 4 5 4 3 2 4 85 1 adaptif

53 4 3 3 4 4 4 3 2 4 4 2 3 3 4 4 2 2 4 3 4 3 3 2 5 79 2 maladaptif

54 4 4 3 3 4 1 3 4 1 5 2 2 3 4 3 4 4 4 3 5 2 4 1 5 78 2 maladaptif

55 5 3 2 5 3 4 4 4 4 3 3 2 4 4 2 3 4 3 3 5 3 5 2 5 85 1 adaptif

56 3 5 5 4 4 1 3 2 1 3 3 2 5 4 3 4 4 4 3 4 3 4 2 4 80 2 maladaptif

57 3 4 4 4 5 1 4 3 1 5 4 3 5 1 3 4 4 5 1 4 4 4 1 5 82 2 maladaptif

58 4 5 3 4 5 3 3 3 1 4 3 3 4 3 3 5 5 4 4 4 3 5 3 5 89 1 adaptif

59 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 2 3 3 4 4 4 4 5 4 3 3 84 1 adaptif

60 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 2 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 85 1 adaptif

61 4 4 3 3 4 3 5 2 2 4 3 1 2 5 1 3 1 4 3 4 4 4 1 5 75 2 maladaptif

62 4 4 3 3 4 1 3 4 1 5 2 2 3 4 3 4 4 4 3 5 2 4 1 5 78 2 maladaptif

63 5 3 2 5 3 4 4 4 4 3 3 2 4 4 2 3 4 3 3 5 3 5 2 5 85 1 adaptif

64 3 5 5 4 4 1 3 2 1 3 3 2 5 4 3 4 4 4 3 4 3 4 2 4 80 2 maladaptif

65 4 3 3 5 4 3 3 3 4 4 3 2 3 4 3 4 2 4 4 4 4 5 5 4 87 1 adaptif

66 3 5 4 5 5 1 4 3 2 4 2 2 2 3 2 5 2 4 4 5 3 4 2 4 80 2 maladaptif

67 5 2 3 5 5 5 3 1 5 5 3 3 2 1 3 5 3 5 3 5 5 3 3 5 88 1 adaptif
68 5 2 3 5 5 5 3 1 5 5 3 3 2 1 3 5 3 5 3 5 5 3 3 5 88 1 adaptif

69 4 3 3 4 4 4 4 2 4 3 4 2 4 2 3 3 2 3 4 4 4 5 4 4 83 2 maladaptif

70 3 4 4 4 5 1 4 5 1 5 4 3 4 1 3 3 3 4 3 5 2 4 1 5 81 2 maladaptif

71 5 3 5 5 5 4 2 2 4 4 3 2 3 1 5 5 5 5 3 5 1 5 4 4 90 1 adaptif

72 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 1 3 1 3 3 3 3 4 2 2 3 5 70 2 maladaptif

73 4 5 5 5 5 1 3 2 3 5 3 1 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 100 1 adaptif

74 4 4 4 5 4 4 5 5 3 5 2 1 5 1 3 5 1 5 4 5 5 5 1 5 91 1 adaptif

75 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 2 3 3 4 2 3 4 3 3 4 5 82 2 maladaptif

76 4 5 3 4 5 2 3 2 4 4 3 2 4 2 3 3 3 4 4 4 3 4 2 5 82 2 maladaptif

77 5 2 5 5 5 5 3 2 3 3 3 5 4 2 2 1 1 5 1 5 4 2 2 5 80 2 maladaptif

78 3 4 4 5 5 5 5 5 3 5 3 5 1 5 3 3 5 5 1 5 5 3 1 5 94 1 adaptif

79 4 5 3 5 5 3 3 3 5 3 1 5 4 3 5 4 4 5 2 4 3 5 3 5 92 1 adaptif

80 3 4 4 4 5 1 4 3 1 5 4 3 5 1 3 4 4 5 1 4 4 4 1 5 82 2 maladaptif

81 4 5 3 4 5 3 3 3 1 4 3 3 4 3 3 5 5 4 4 4 3 5 3 5 89 1 adaptif

82 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 2 3 3 4 4 4 4 5 4 3 3 84 1 adaptif

83 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 2 3 3 4 4 4 4 5 4 3 3 84 1 adaptif

84 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 2 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 85 1 adaptif

85 4 4 3 3 4 3 5 2 2 4 3 1 2 5 1 3 1 4 3 4 4 4 1 5 75 2 maladaptif
Responde
n Jumlah Keterangan
1 3 kecemasan sedang
2 2 kecemasan ringan
3 2 kecemasan ringan
4 2 kecemasan ringan
5 2 kecemasan ringan
6 2 kecemasan ringan
7 2 kecemasan ringan
8 3 kecemasan sedang
9 3 kecemasan sedang
10 2 kecemasan ringan
11 3 kecemasan sedang
12 2 kecemasan ringan
13 2 kecemasan ringan
14 3 kecemasan sedang
15 2 kecemasan ringan
16 3 kecemasan sedang
17 3 kecemasan sedang
18 3 kecemasan sedang
19 2 kecemasan ringan
20 3 kecemasan sedang
21 2 kecemasan ringan
22 3 kecemasan sedang
23 3 kecemasan sedang
24 2 kecemasan ringan
25 3 kecemasan sedang
26 2 kecemasan ringan
27 2 kecemasan ringan
28 3 kecemasan sedang
29 2 kecemasan ringan
30 3 kecemasan sedang
31 2 kecemasan ringan
32 2 kecemasan ringan
33 2 kecemasan ringan
34 2 kecemasan ringan
35 3 kecemasan sedang
36 3 kecemasan sedang
37 2 kecemasan ringan
38 3 kecemasan sedang
39 2 kecemasan ringan
40 2 kecemasan ringan
41 3 kecemasan sedang
42 3 kecemasan sedang
43 3 kecemasan sedang
44 2 kecemasan ringan
45 3 kecemasan sedang
46 2 kecemasan ringan
47 3 kecemasan sedang
48 3 kecemasan sedang
49 3 kecemasan sedang
50 2 kecemasan ringan
51 3 kecemasan sedang
52 2 kecemasan ringan
53 3 kecemasan sedang
54 3 kecemasan sedang
55 2 kecemasan ringan
56 3 kecemasan sedang
57 3 kecemasan sedang
58 2 kecemasan ringan
59 2 kecemasan ringan
60 2 kecemasan ringan
61 3 kecemasan sedang
62 3 kecemasan sedang
63 2 kecemasan ringan
64 3 kecemasan sedang
65 2 kecemasan ringan
66 3 kecemasan sedang
67 2 kecemasan ringan
68 2 kecemasan ringan
69 3 kecemasan sedang
70 2 kecemasan ringan
71 3 kecemasan sedang
72 2 kecemasan ringan
73 2 kecemasan ringan
74 2 kecemasan ringan
75 3 kecemasan sedang
76 3 kecemasan sedang
77 3 kecemasan sedang
78 2 kecemasan ringan
79 2 kecemasan ringan
80 3 kecemasan sedang
No r hitung r tabel keputusan
buti
r
1 0.682 0.396 Valid
81 2 kecemasan ringan
82 2 2 0.831 0.396 kecemasan ringan Valid
83 2 kecemasan ringan
3 0.581 0.396 Valid
84 2 kecemasan ringan
85 4 3 0.739 0.396 kecemasan sedangValid

5 0.725 0.396 Valid

6 0.696 0.396 Valid

7 0.723 0.396 Valid

8 0.724 0.396 Valid

9 0.653 0.396 Valid

10 0.597 0.396 Valid

11 0.736 0.396 Valid

12 0.656 0.396 Valid

13 0.674 0.396 Valid

14 0.561 0.396 Valid

15 0.613 0.396 Valid

16 0.539 0.396 Valid

17 0.478 0.396 Valid

18 0.578 0.396 Valid

19 0.550 0.396 Valid

20 0.651 0.396 Valid

21 0.560 0.396 Valid

22 0.750 0.396 Valid

23 0.429 0.396 Valid

24 0.659 0.396 Valid


Reliability

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 23 100.0
Excluded
a 0 .0

Total 23 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
.755 25
Explore

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

strategi koping 85 100.0% 0 .0% 85 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

strategi koping Mean 84.06 .703

95% Confidence Interval for Lower Bound 82.66


Mean
Upper Bound 85.46

5% Trimmed Mean 84.02

Median 84.00

Variance 41.961

Std. Deviation 6.478

Minimum 70

Maximum 100

Range 30

Interquartile Range 8

Skewness .156 .261

Kurtosis -.092 .517


Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

strategi koping .101 85 .032 .984 85 .381

a. Lilliefors Significance Correction


Statistics

usia

N Valid 85

Missing 0

Mean 1.09

Std. Error of Mean .032

Median 1.00

Mode 1

Std. Deviation .294

Variance .086

Range 1

Minimum 1

Maximum 2

Sum 93

usia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid usia 18 77 90.6 90.6 90.6

usia 19 8 9.4 9.4 100.0

Total 85 100.0 100.0


Statistics

jenis_kelamin

N Valid 85

Missing 0

Mean 1.76

Std. Error of Mean .046

Median 2.00

Mode 2

Std. Deviation .427

Variance .182

Range 1

Minimum 1

Maximum 2

Sum 150

jenis_kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid laki-laki 20 23.5 23.5 23.5

perempuan 65 76.5 76.5 100.0

Total 85 100.0 100.0


Statistics

strategi_koping kecemasan

N Valid 85 85

Missing 0 0

Mean 1.49 2.48

Median 1.00 2.00

Mode 1 2

Sum 127 211

Percentiles 25 1.00 2.00

50 1.00 2.00

75 2.00 3.00

strategi_koping

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid adaptif 43 50.6 50.6 50.6

maladaptif 42 49.4 49.4 100.0

Total 85 100.0 100.0

kecemasan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid kecemasan ringan 44 51.8 51.8 51.8

kecemasan sedang 41 48.2 48.2 100.0

Total 85 100.0 100.0


Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

strategi_koping * kecemasan 85 100.0% 0 .0% 85 100.0%

strategi_koping * kecemasan Crosstabulation

kecemasan

kecemasan kecemasan
ringan sedang Total

strategi_koping adaptif Count 38 5 43

Expected Count 22.3 20.7 43.0

% within strategi_koping 88.4% 11.6% 100.0%

% within kecemasan 86.4% 12.2% 50.6%

% of Total 44.7% 5.9% 50.6%

maladaptif Count 6 36 42

Expected Count 21.7 20.3 42.0

% within strategi_koping 14.3% 85.7% 100.0%

% within kecemasan 13.6% 87.8% 49.4%

% of Total 7.1% 42.4% 49.4%

Total Count 44 41 85

Expected Count 44.0 41.0 85.0

% within strategi_koping 51.8% 48.2% 100.0%

% within kecemasan 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 51.8% 48.2% 100.0%


Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 46.706a 1 .000

Continuity Correctionb 43.786 1 .000

Likelihood Ratio 52.367 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 46.157 1 .000

N of Valid Casesb 85

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 20,26.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for


strategi_koping (adaptif / 45.600 12.789 162.594
maladaptif)

For cohort kecemasan =


6.186 2.926 13.079
kecemasan ringan

For cohort kecemasan =


.136 .059 .312
kecemasan sedang

N of Valid Cases 85

Anda mungkin juga menyukai