Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA KEGIATAN

TERAPI BERMAIN BONEKA TANGAN PADA ANAK TODLER


DI RUANG MELATI RS HARAPAN BANGSA

Disusun oleh:
Kelompok 3/C 2017
1. Viola Alvionita 172310101146
2. Diki Maulana R 172310101148
3. Githania Riswan 172310101155
4. Rizky Dewanda 1723110101160
5. Iftitah Rahma R 172310101164
6. Rafika Diana Martha 172310101165

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
JEMBER
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TERAPI BERMAIN
Pokok Bahasan : Terapi Bermain Tebak Hewan Menggunakan Boneka Tangan
Tujuan : Menurunkan stress akibat hospitalisasi
Hari/Tanggal : Kamis, 24 Oktober 2019
Tempat : RS. Harapan Bangsa/Ruangan Melati
Waktu : 35 menit (16.00 – 16.35 WIB)
Pelaksana : Mahasiswa Keperawatan

I. Latar Belakang
Hospitalisasi merupakan keadaan dimana orang sakit berada pada lingkungan rumah
sakit untuk mendapatkan pertolongan dalam perawatan atau pengobatan sehingga dapat
mengatasi atau meringankan penyakitnya (Wong, 2000). Hospitalisasi pada anak dapat
menyebabkan kecemasan dan stress (Nursalam, 2005). Hospitalisasi juga dapat
menimbulkan ketegangan dan ketakutan serta dapat menimbulkan gangguan emosi atau
tingkah laku yang mempengaruhi kesembuhan dan perjalan penyakit anak selama dirawat di
rumah sakit (Posted, 2009).
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan pengaruh hospitalisasi
pada anak yaitu dengan melakukan kegiatan bermain. Bermain merupakan suatu tindakan
yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesenangan dan kepuasan. Bermain
merupakan aktivitas yang dapat menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak dan
merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial sehingga bermain
merupakan media yang baik untuk belajar karene dengan bermain anak-anak akan belajar
berkomunikasi, menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, melakukan apa yang dapat
dilakukannya, dan dapat mengenal waktu, jarak serta suara (Erlita 2006).

II. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Selah mendapatkan terapi bermain selama 35 menit, diharapkan anak bisa merasa
tenang selama perawatan di rumah sakit dan tidak takut terhadap perawatan sehingga
anak bisa merasa nyaman dan aman selama dirawat di rumah sakit.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapat terapi bermain selama 35 menit diharapkan anak mampu:
1. Menurunkan stress akibat hospitalisasi
2. Meningkatkan afektif, psikomotor, kognitif dan konsentrasi anak

III. Manfaat untuk anak sakit


1. Mengurangi tingkat stressor pada anak karena hospitalisasi.
2. Membantu proses penyembuhan.
3. Sebagai sarana terapi non-farmakologi.
4. Memberi peralihan dan relaksasi.
5. Membantu anak untuk merasa aman dalam lingkungan yang asing.

IV. Sasaran
Anak usia Todler di ruang melati rs harapan bangsa.

IV. Metode
Anak-anak akan diberikan cerita mengenai binatang melalui boneka tangan. Setelah itu,
setiap anak akan diberikan satu boneka binatang. Kemudian setiap anak akan
dipersilahkan bermain boneka tangan sesuai keinginannya.

V. Media
1. Boneka Tangan Berbentuk Binatang.
VI. Setting Tempat
Peserta penyuluhan duduk berhadapan dengan tim penyuluhan

Keterangan :
: Peserta : Moderator

: Leader : Fasilitator

: Observer

VII. Struktur Organisasi


1. Leader :Rizky
2. Fasilitator :Diki,Githania,Iftitah.
3. Moderator :Rafika
4. Observer :Viola

VIII. Kriteria Peserta


1. Anak usia toddler (1-3 tahun)
2. Tidak mempunyai kebertasan (fisik atau akibat terapi lain)
3. Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai
4. Anak yang dapat memegang boneka tangan
5. Anak yang mau berpatisipasi dalam terapi bermain boneka tangan.
IX. Job Description
No. Peran Uraian Tugas
1. Leader 1. Memimpin jalannya permainan
2. Menjelaskan jalannya permaianan
2. Moderator 1. Memandu jalannya permainan
2. Membuka acara dan menyampaikan maksud serta tujuan
kegiatan
3. Menjelaskan kontrak waktu dan mekanisme kegiatan
4. Menutup acara penyuluhan
3. Fasilitator 1. Membantu dan mengkondisikan peserta selama aktivitas terapi
2. Meminta tanda tangan peserta yang hadir (absensi)
3. Memfasilitasi peserta untuk aktif bermain
4. Observer 1. Menilai keaktifan peserta
2. Melakukan evaluasi kegiatan

X. Pelaksanaan
No Waktu Kegiatan Kegiatan Peserta
1. 5 Menit Pembukaan:
1. Mengucapkan salam 1) Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri 2) Mengenal tim
3. Menjelaskan kontrak waktu terapi
4. Menjelaskan tujuan dari terapi bermain 3) Mengetahui
kontrak waktu
terapi bermain
4) Mengerti tujuan
dari terapi
bermain
2. 25 Menit Pelaksanaan:
1) Menjelaskan tata cara terapi bermain 1) Mendengarkan
pada peserta dan
2) Memandu peserta dalam menebak memperhatikan
hewan melalui boneka tangan. penjelasan
2) Melaksanakan
terapi yang sudah
diberikan
3. 5 Menit Terminasi:
1) Memberikan motivasi dan pujian kepada 1) Mendengarkan
seluruh anak yang telah mengikuti dan
program terapi bermain membalas salam
2) Mengucapkan terimakasih kepada anak
dan orang tua
3) Mengucapkan salam penutup

XI. Evaluasi
1. Kriteria struktur
1) Kontrak waktu dan tempat diberikan 1 hari sebelum acara dilaksanakan
2) Penentuan tempat yang akan digunakan dalam kegiatan bermain
3) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat kegiatan
bermain dilaksanakan
2. Kriteria proses
1) Anak antusias dalam kegiatan terapi bermain menebak hewan melalui boneka
tangan.Anak mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir
2) Tidak terdapat anak yang rewel atau malas untuk mengikiti terapi bermain
3. Kriteria hasil
1) Anak terlihat senang dan gembira
2) Kecemasan anak berkurang
3) Acara dimulai tepat waktu tanpa kendala
4) Anak mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan
5) Anak terbukti memahami terapi bermain yang telah disampaikan yang dilihat dari
kemampuan melakukan terapi sesuai panduan.
MATERI TERAPI BERMAIN
MENEBAK HEWAN MELALUI BONEKA TANGAN.
A. PENGERTIAN
Felt Puppets atau boneka tangan merupakan permainan yang memberikan peluang
kepada anak untuk menceritakan perasaan selama di rumah sakit dengan menggunakan
puppets (boneka terbuat dari kain flanel) yang dimasukkan ke tangan. Anak akan
mengungkapkan dan menggambarkan perasaan selama di rumah sakit dengan menggunakan
boneka yang telah dibuat sendiri (Linard, 2013). Terapi bermain boneka tangan dapat
memberikan dampak terapeutik pada peningkatan komunikasi anak dan merupakan media
untuk mengekspresikan perasaan yang mereka alami selama di rumah sakit. Seringkali anak
takut untuk mengungkapkan perasaannya pada saat mengalami perawatan medis sehingga
dengan diberikan terapi bermain Felt Puppets diharapkan kecemasan anak menjadi
berkurang (Mulyaningrum, 2013). Berdasarkan latar belakang diatas maka tujuan penelitian
ini adalah untuk menganalisis pengaruh terapi bermain felt puppets terhadap tingkat
kecemasan hospitalisasi pada anak usia sekolah.

B. KLASIFIKASI BERMAIN
Jenis permainan berdasarkan sifat, dapat terbagi menjadi permainan bersifat aktif dan
bersifat pasif (Hurlock 2005). Dikatakan permaian aktif apabila kegiatan yang dilakukan
mendapatkan kesenangan dan kepuasan secara tersendiri dari kegiatan yang dilakukannya
sendiri. Sedangkan untuk permainan yang bersifat pasif adalah permainan yang tidak
melibatkan diri, namun dalam pengamatan tersebut, anak dapat memberikan respon yang
pasif untuk perkembangan anak. Macam-macam permainan menurut sifat juga dapat
dibedakan menjadi (Wong 2004) :
1. Bermain afektif sosial
Permainan ini menunjukkan respon perasaan senang dalam berhubungan dengan
orang lain.
2. Bermain bersenang-senang
Permainan ini dilakukan dengan memperoleh kesenangan dan kepuasan tersendiri
bagi pemain tanpa memperdulikan kondisi sekitarnya atau kehadiran orang lain
disekitarnya. Sifat dari permainan ini tergantung pada stimulasi yang di berikan pada
anak.
3. Bermain keterampilan
Permainan ini dapat melatih kemampuan keterampilan anak yang dilakukan
dengan menggunakan objek sebagai sarana untuk mendukung kreativitas anak.
4. Bermain Dramatik
Permainan ini dilakukan dengan memperagakan peran orang lain dengan cara
berpura-pura sebagai seorang ibu atau guru dalam kehidupan sehari-hari. Permainan ini
dilakukan pada anak yang sudah mendapatkan pengalaman kehidupan bersosial dan
mampu berkomunikasi dengan baik. Kerena dalam permainan ini, anak dituntut untuk
melakukan peran sebagai orang lain.
5. Bermain konstruksi
Permainan ini dilakukan untuk membangun kecerdasan anak, dengan melakukan
kegiatan bermain secara konstruktif dengan objek seperti balok yang tersusun secara
benar. Dalam permainan ini, anak dapat berperan aktif untuk menyelesaikan tugas-tugas
dalam permainan.
6. Permainan/ Game
Permainan ini dilakukan secara aktif yang dapat dilakukan secara tersendiri atau
berkelompok. Dalam permainan ini, anak dapat dilatih dalam mengembangkan emosi
anak.

7. Bermain Oonkoler
Permainan ini dilakukan secara pasif, dengan melihat suatu permainan yang
dilakukan oleh anak lain. Permainan ini juga dapat memberikan kepuasan secara
tersendiri dengan cara melihatnya.
8. Bermain Soliter/Mandiri
Permainan ini dilakukan secara mandiri, tanpa memperdulikan kehadiran orang
lain. Dalam permainan ini, anak dapat membantu pembentukan kemandirian pada anak.
9. Bermain Pararel
Permainan ini dilakukan secara mandiri, tetapi masih dalam kelompok bermain.
Anak dapat menyelesaikan permaianan secara mandiri di dalam kelompok bermain,
dengan menstimulasi kemandirian anak dalam menyelesaikan tugas dengan baik.
10. Bermain Asosiatif
Permainan ini dilakuakan secara berkelompok, namun tidak terdapat suatu aturan
yang mengikat. Dalam permainan ini, anak dapat mengembangkan kretaivitasnya.
11. Bermain kooperatif
Permainan ini dilakukan secara berkelompok dengan mengikuti sebuah peraturan
yang jelas. Dalam permainan ini, anak dituntut untuk mengembangkan kreativitas
dengan mengikuti peraturan kelompok yang sudah terbentuk.

C. MANFAAT BERMAIN
Menurut Wong (2004), manfaat bermain pada anak adalah:
1. Perkembangan sensorik dan motorik
Anak akan terstimulasi aktivitas sosorik dan motoriknya dalam melakukan
permainan, sehingga dalam permainan anak akan mengalami perkembangan pada otot.
2. Perkembangan sosialisasi dan moral
Bermain dapat meningkatkan perkembangan sosial anak, karena melalui bermain
anak dapat berinteraksi dengan lingkuganya, sehingga anak akan mudah untuk belajar
menerima, memahami bahasa lawan bicara, atau belajar menganai nilai sosial pada
kelompoknya.
3. Perkembangan kognitif
Bermain anak akan mengeksplorasi dan memanipulasi segala sesuatu yang ada
pada lingkungan di sekitarnya, seperti mengenal warna, bentuk, ukuran, tekstur, dan
anak akan terlatih untuk memecahkan masalah secara mandiri.
4. Kreativitas
Permaianan akan menuntut anak melakukan kretivitas untuk meralisasikan ide-ide
dalam permainan tersebut. Dengan adanya hal tersebut, anak akan mengembangkan
kreativitas dalam melakukan hal-hal baru.
5. Nilai terapeutik
Permainan akan mengajarkan pelajaran benar atau salah, sehingga anak akan
belajar melalui nilai-nilai tersebut supaya anak dapat menyeimbangkan nilai-nilai yang
akan diterapkan.
6. Kesadaran diri
Permainan akan membentuk anak dalam memperoleh nilai moral yang tertanam
dalam permainan, sehingga anak dapat mengembangkan kemampuannya dalam
mengatur tingkah laku.

D. FUNGSI TERAPI BERMAIN BONEKA TANGAN


Keuntungan-keuntungan yang didapat dari bermain dengan bermain boneka tanganr, antara
lain:
1. Membuang ekstra energi.
2. Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot dan organ-
organ.
3. Anak belajar mengontrol diri.
4. Berkembanghnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang hidupnya.
5. Meningkatnya daya konsentrasi
6. Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada disekitar anak.
7. Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan kedukaan.
8. Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya.
9. Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan.
10. Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.
E. FAKTOR YANG MENGHAMBAT PERMAINAN
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemainan anak (Hurlock 2005):
1. Kesehatan
Kesehatan yang dapat mempengaruhi peran aktif anak dalam bermain, karena dalam
melakukan permainan anak membutuhkan energi yang banyak seperti permainan yang
melibatkan olahraga didalamnya.
2. Perkembangan motorik
Permainan akan membutuhkan keterampilan motorik dalam mencapai keberhasilan
dalam permainan. Permainan aktif tergantung dari perkembangan motorik yang dibangun
selama permainan berlangsung.
3. Intelegensi
Tingkat kecerdasan sangat berpengaruh dalam jalannya permainan. Dengan kecerdasan
yang dimiliki, maka anak akan berperan secara aktif daripada anak yang memiliki
kecerdasan yang kurang.
4. Jenis kelamin
Anak laki-laki memiliki sifat yang kasar dalam melakukan permainan, dan cenderung
tertarik dengan kegiatan bermain yang memiliki jenis permainan yang banyak
dibandingkan dengan anak perempuan.
5. Lingkungan
Lingkungan dapat memberikan konstribusi penting dalam memberikan pengaruh yang
baik dalam bermain. Lingkugan yang buruk akan mengakibatkan anak kurang bermain
karena kesehtan yang buruk, kurangnya tempat dan alat untuk bermain.
6. Status sosioekonomi
Anak yang memiliki tingkat sosioekonomi yang tinggi akan menyukai kegiatan
permainan yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi, seperti sepatu roda atau lomba
atletik dengan temannya. Sebaliknya, anak yang memiliki tingkat sosioekonomi yang
rendah akan bermain dengan alat-alat yang memiliki nilai ekonomis yang tidak mahal
seperti, bola, kelereng, atau berenang.
7. Jumlah waktu bebas
Kegiatan sehari-hari dapat mempengaruhi permainan anak, karena ketersediaan waktu
yang digunakan untuk melakukan suatu permainan relatif lama dan membutuhkan energi
yang cukup. Jika anak memiliki kegiatan yang cukup padat, maka anak akan merasa
malas untuk melakukan suatu permianan.
8. Peralatan bermain
Permainan yang bervariasi akan mempengaruhi anak untuk melakukan suatu permainan.
Perlengkapan seperti banyaknya balok, akan memudahkan anak dalam bermain
konstruktif dengan membentuk beberapa bentuk kreasi.
F. USIA YANG DI PILIH
Usia yang di pilih dalam mengikuti terapi mencocokkan gambar adalah usia toddler.
Anak usia toddler adalah anak usia 12 – 36 bulan (1-3 tahun) pada periode ini anak
berusaha mencari tahu bagaimana sesuatu bekerja dan bagaimana mengontrol orang lain melalui
kemarahan, penolakan dan tindakan keras kepala. Hal ini merupakan periode yang sangat
penting untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan intelektual secara optimal.
G. JENIS PERMAINAN UNTUK USIA TODDLER
1. Mainan yang dapat ditarik dan didorong
2. Alat masak
3. Boneka, Blockies,Telepon, gambar dalam buku, bola, dram yang dapat dipukul, krayon,
kertas.
4. Permainan mencocokkan gambar
5. Permainan boneka tangan

H. JENIS PERMAINAN YG DI PILIH


Permainan boneka tangan

I. EVALUASI
Peserta terapi bermain boneka tangan mampu:
a. Anak bisa menyebutkan nama hewan
b. Anak dapat menebak warna boneka
c. Anak dapat berkonsentrasi dengan baik
d. Merasa senang,tenang terkait hospitalisasi.

DAFTAR PUSTAKA
Adz-Dzaky, M. Hamdani Bakran. 2001. Konseling dan Psikoterapi Islam. Yogyakarta: Fajar
Pustaka Baru.

Alimul Hidayat,A.Aziz.(2005).Pengantar ilmu keperawatan anak 1., Jakarta: Salemba Medika.

Ardi, A.T (2013) Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Bandung : Krya Putra Darwati. Arikunto,
Suharsimi (2006) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Asmadi (2008) Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep Dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Jakarta: Salemba Medika. Bastable.

Bordbar, Mohammad. Faridhosseini, Farhad (2010) Psychoeducation for Bipolar M Disorder.


Jurnal: Clinical, Research, Treatment Approaches to Affective Disorders.

Friedman, Marilyn M (1981). Keperawatan Keluarga; teori dan Praktik. Jakarta : EGC

Soetjiningsih, 1988, Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta.

DAFTAR HADIR PESERTA


TERAPI BERMAIN DI RUANG DI RUANG ISMAIL RS SITI HOTIJAH SEPANJANG

No. NAMA ALAMAT TTD


1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.
11. 11.
12. 12.
13. 13.
14. 14.
15. 15.
16. 16.
17 17.
18. 18.
19. 19.
20. 20.
21. 21.
22. 22.
23. 23.
24. 24.
25. 25.

CATATAN RESPON BERMAIN


TERAPI BERMAIN MENCOCOKKAN GAMBAR DI RUANG ISMAIL RS SITI
HOTIJAH SEPANJANG
No. NAMA RESPON SUASANA

LEMBAR OBSERVASI TERAPI BERMAIN DI RUANG ……………………….


Kriteria Struktur Kriteria Proses Kriteria Hasil
a. Kontrak waktu dan Pembukaan:
tempat diberikan 1 a. Mengucapkan salam dan a. Peserta antusias terhadap terapi( )
hari sebelum acara memperkenalkan diri ( ) b. Peserta mendengarkan dan
dilakukan ( ) b. Menyampaikan tujuan dan maksud memperhatikan terapi ( )
b. Pembuatan satuan tujuan ( ) c. Peserta yang datang sejumlah 8
acara kegiatan terapi c. Menjelaskan kontrak waktu dan orang atau lebih ( )
bermain ( ) mekanisme kegiatan( ) d. Acara dimulai tepat waktu ( )
c. Peserta ditempat d. Menyebutkan terapi bermain yang e. Peserta dapat megikuti kegiatan
yang telah akan diberikan( ) sesuai dengan aturan yang telah
ditentukan ( ) Pelaksanaan: dijelaskan ( )
d. Pengorganisasian a. Menjelaskan terapi bermain f. Peserta mampu menjawab dengan
penyelenggaraan ( ) benar 75% dari pertanyaan
terapi bermain b. Menjelaskan pengertian terapi penyuluh
dilakukan sebelum bermain ( ) ( )
dan saat terapi c. Menjelaskan manfaat terapi bermain
dilaksanakan ( ) ( )
d. Memandu pasien untuk melakukan
terapi yang sudah disiapkan
e. Menjawab pertanyaan-pertanyaan
pasien dan keluarga ( )

Anda mungkin juga menyukai