Anda di halaman 1dari 6

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)

Hari : Kamis Nama Klien : Tn.A

Tanggal : 3 Mei 2018 No.RM : 23456

Jam : 09.00 Nama Perawat : Icha Hani / 213115113

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien :
Subjektif
 Klien mengatakan berpikir bahwa dirinya tidak berdaya
 Klien mengungkapkan tidak mampu menghadapi kenyataan yang terjadi
 Klien mengatakan merasa sedih
 Klien mengatakan tidak berguna dan malu dengan wajahnya
 Klien mengatakan tidak nafsu makan
 Klien mengatakan mengalami sulit tidur

Objektif

 Klien memiliki trauma pada bagian wajah dan dagu


 4 gigi seri atas dan 2 gigi seri bawah klien terlepas
 Klien mengalami Vulnus Laceratum di ekstremitas atas dan bawah
 Klien nampak menutup mulutnya
 Klien kadang-kadang menolak interaksi
 Klien terlihat malas menjawab atau menjawab seperlunya
 Klien lebih banyak diam, melamun, kontak mata kurang
2. Diagnosa Keperawatan : Harga Diri Rendah Situasional
3. Tujuan Keperawatan :
Pasien mampu :
a. Menigkatkan kesadaran kesadaran tentang hubungan positif antara
harga diri dan pemecahan masalah yang efektif
b. Melakukan keterampilan positif untuk meningkatkan harga diri
c. Melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang
efektif
d. Menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan fisik
4. Tindakan Keperawatan
a. Mendiskusikan harga diri rendah : penyebab, proses terjadinya masalah,
tanda dan gejala, dan akibat
b. Membantu klien mengembangkan pola pikir positif
c. Membantu mengembangkan kembali harga diri yang positif melalui
kegiatan positif

B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


1. Pra Interaksi
“ Assalamu’alaikum wr.wb. perkenalkan nama saya Icha. Saya adalah
perawat jiwa diruangan ini, hari ini saya akan melakukan komunikasi
terapeutik pada Tn.A yang mengalami Harga Diri Rendah. Dalam
melakukan komter saya ingin menjadi perawat yang profesional dan
tunggu-tunggu oleh klien. Norma yang saya anut adalah agama islam,
maka saya akan menggunakan istilah-istilah dalam islam. Saya sedikit
meyakini bahwa klien mengalami Harga Diri Rendah disebabkan pikiran
negatif terhadap dirinya sendiri. Saya hafal dengan tahapan komter dan
saya sudah mempelajari berbagai teknik komter, namun saya terkadang
lupa tahapan di fase kerja. Saat ini saya merasa cemas karena baru
pertama kali menghadapi klien dengan ketidakberdayaan karena Closed
Fraktur Mandibula. Untuk mengatasi kecemasan saya, saya akan
memegang pulpen saat melakukan komter ke klien. Saat ini saya akan
melakukan komunikasi tentang pengalihan pikiran negatif ke pikiran
positif pada klien. Saya akan melakukan komter diruangan klien dengan
posisi klien duduk berhadapan dengan saya.”

2. Interaksi (SP1)
a. Fase Orientasi
1) Bina hubungan saling percaya
a) Salam terapeutik :
“Assalamu’alaikum bapak, bagaimana kondisinya
hari ini?” (Klien menjawab)
b) Perkenalan :
“Bapak perkenalkan, nama saya Icha Hani, saya
perawat jiwa diruangan ini yang akan merawat
bapak hari ini. Benar ini dengan bapak A?” (Klien
menjawab)

c) Membuka pembicaraan dengan topik umum :


“Baik bapak A, boleh saya panggil bapak A dengan
panggilan ‘bapak’?” (Klien menjawab)
“Ohh baik bapak sudah makan pak?” (Klien
menjawab)
“Makannya habis tidak pak?” (Klien menjawab)
“Bapak sudah minum obat?” (Klien menjawab)

d) Evaluasi/Validasi :
“Alhamdulillah, bapak makannya sudah habis yaa pak
dan sudah minum obat juga yaa.” (Klien menjawab)
“Bagaimana kondisi bapak sekarang pak?” (Klien
menjawab)

2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan latihan


pengendalian ketidakberdayaan
“Baik bapak, hari ini dan besok kita akan ngobrol tentang
perasaan bapak sekarang tujuannya supaya bapak dapat
berpikir lebih positif dan meningkatkan motivasi bapak
untuk menjalankan kehidupan bapak, untuk hari ini
waktunya kira-kira 30 menit kita ngobrol disini yaa pak, apa
bapak bersedia?” (Klien menjawab)

b. Fase Kerja
3) Bantu pasien mengenal Harga Diri Rendah :
a) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan
perasaannya
“Bapak, apa yang sekarang sedang bapak rasakan?”
(Klien menjawab)

b) Bantu pasien mengenal penyebab harga diri rendah


“Apa yang menyebabkan bapak merasa rendah
diri?” (Klien menjawab)

c) Bantu klien menyadari perilaku akibat ketidakberdayaan


“Bapak tau tidak dampak jika bapak selalu merasa
rendah diri?” (Klien menjawab)

d) Bantu klien dalam menggambarkan dengan jelas


keadaan evaluasi yang positif yang terdahulu
“Bapak, sebelum kecelakaan bagaimana perasaan
bapak mengenai keadaan tubuh bapak?” (Klien
menjawab)

4) Bantu klien mengidentifikasi strategi pemecahan yang lalu,


kekuatan, keterbatasan serta potensi yang dimiliki
“Bapak saat bapak menghadapi masalah bagaimana cara
bapak menyelesaikan masalah tersebut? Adakah halangan
dalam memecahkan masalah tersebut?” (Klien menjawab)

5) Jelaskan pada pasien hubungan antara harga diri dan


kemampuan pemecahan masalah yang efektif
“Bapak, sekarang bapak sedang mengalami masalah harga
diri rendah, banyak faktor yang menyebabkan bapak
mengalami masalah ini dan untuk sekarang bapak
mengalaminya dikarenakan kecelakaan yang bapak alami.
Namun, bapak bisa mengatasi masalah tersebut, bagaimana
jika bapak ceritakan hobi bapak yang sering bapak lakukan
dan bapak selalu senang dan bangga?” (Klien menjawab)
6) Diskusikan aspek positif dan kemampuan diri sendiri, keluarga
dan lingkungan
“Bapak suka main catur? Alhamdulillah bapak suka
menang yaa main caturnya? Keluarga bapak juga suka
main catur?” (Klien menjawab)
“Bapak pernah menang kejuaraan catur tingkat
kecamatan? Alhamdulillah pak bapak hebat.” (Klien
menjawab)

7) Latih satu kemampuan positif yang dimiliki


“Bapak, bisa minta tolong ajarkan saya main catur?” (Klien
menjawab)
“Kebetulan teman saya juga suka main catur pak, mari pak
kita main sama-sama, ajarkan saya yaa pak” (Klien
menjawab)

8) Tekankan bahwa kegiatan melakukan kemampuan positif


berguna untuk menumbuhkan harga diri positif
“Alhamdulillah bapak menang, saya juga akhinya bisa
mengalahkan teman saya pak hehe, bapak hebatloh pak,
meskipun sekarang bapak sedang sakit bapak masih hebat
dalam main catur. Bapak masih hebatkan, sekarang bapak
tidak perlu rendah diri lagi ya pak.” (Klien menjawab)

c. Fase Terminasi
1) Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
a) Evaluasi Klien (Subjektif) :
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita
mendiskusikan masalah bapak?” (Klien menjawab)
b) Evaluasi Perawat (Objektif) : Klien nampak tenang dan
nampak bersemangat
2) Rencana tindak lanjut : Melatih kemampuan positif yang kedua
“Bapak, untuk pertemuan selanjutnya kita akan melakukan
kemampuan positif yang kedua yaitu membuat kerajinan
dari rotan.” (Klien menjawab)

3) Kontrak yang akan datang


“Baik Bapak, besok hari jum’at saya akan kembali lagi
untuk membuat kerajinan dari rotan, kira-kira bapak bisa
di jam berapa pak?” (Klien menjawab)
“Baik jam 10.00 yaa pak, kalau untuk tempatnya bapak
ingin dimana?”(Klien menjawab).
“Oohh baik disini diruangan bapak saja yaa pak.” (Klien
menjawab)

4) Salam terapeutik
“Alhamdulillah bapak, untuk pertemuan hari ini kita
cukupkan yaa pak, sebelumnya ada yang ingin bapak
tanyakan?” (Klien menjawab)
“Baik jika tidak ada, kalau bapak perlu bantuan saya bisa
panggil saya diruangan, baik bapak selamat istirahat.
Assalaamu’alaikum.“(Klien menjawab)

3. Post Interaksi
“Alhamdulillah setelah melaksanakan komter saya merasa lega, karena
klien kooperatif dan mempercayai saya untuk mengetahui masalahnya,
namun tadi saya sedikit terhambat difase kerja karena lupa tahapan fase
kerja. Saya akan belajar lebih giat tentang komunikasi terapeutik sehingga
saya tidak mendapatkan kesulitan saat membantu klien dalam komunikasi
terapeutik.”

Anda mungkin juga menyukai