A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien :
Subjektif
Klien mengatakan berpikir bahwa dirinya tidak berdaya
Klien mengungkapkan tidak mampu menghadapi kenyataan yang terjadi
Klien mengatakan merasa sedih
Klien mengatakan tidak berguna dan malu dengan wajahnya
Klien mengatakan tidak nafsu makan
Klien mengatakan mengalami sulit tidur
Objektif
2. Interaksi (SP1)
a. Fase Orientasi
1) Bina hubungan saling percaya
a) Salam terapeutik :
“Assalamu’alaikum bapak, bagaimana kondisinya
hari ini?” (Klien menjawab)
b) Perkenalan :
“Bapak perkenalkan, nama saya Icha Hani, saya
perawat jiwa diruangan ini yang akan merawat
bapak hari ini. Benar ini dengan bapak A?” (Klien
menjawab)
d) Evaluasi/Validasi :
“Alhamdulillah, bapak makannya sudah habis yaa pak
dan sudah minum obat juga yaa.” (Klien menjawab)
“Bagaimana kondisi bapak sekarang pak?” (Klien
menjawab)
b. Fase Kerja
3) Bantu pasien mengenal Harga Diri Rendah :
a) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan
perasaannya
“Bapak, apa yang sekarang sedang bapak rasakan?”
(Klien menjawab)
c. Fase Terminasi
1) Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
a) Evaluasi Klien (Subjektif) :
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita
mendiskusikan masalah bapak?” (Klien menjawab)
b) Evaluasi Perawat (Objektif) : Klien nampak tenang dan
nampak bersemangat
2) Rencana tindak lanjut : Melatih kemampuan positif yang kedua
“Bapak, untuk pertemuan selanjutnya kita akan melakukan
kemampuan positif yang kedua yaitu membuat kerajinan
dari rotan.” (Klien menjawab)
4) Salam terapeutik
“Alhamdulillah bapak, untuk pertemuan hari ini kita
cukupkan yaa pak, sebelumnya ada yang ingin bapak
tanyakan?” (Klien menjawab)
“Baik jika tidak ada, kalau bapak perlu bantuan saya bisa
panggil saya diruangan, baik bapak selamat istirahat.
Assalaamu’alaikum.“(Klien menjawab)
3. Post Interaksi
“Alhamdulillah setelah melaksanakan komter saya merasa lega, karena
klien kooperatif dan mempercayai saya untuk mengetahui masalahnya,
namun tadi saya sedikit terhambat difase kerja karena lupa tahapan fase
kerja. Saya akan belajar lebih giat tentang komunikasi terapeutik sehingga
saya tidak mendapatkan kesulitan saat membantu klien dalam komunikasi
terapeutik.”