A. KONSEP TEORI
1. Pengertian
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu dengan berat badan lahir 2500 gram-4000 gram, menangis
spontan kurang dari 30 detik setelah lahir dengan nilai APGAR Antara 7 – 10
(Bobak & Jensen, 2012). Menurut Depkes (2005) bayi baru lahir normal adalah
bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat
lahir 2500 gram sampai 4000 gram ( Wagiyo & Putrono, 2016).
Asuhan segera bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi
tersebut selama jam pertama setelah kelahiran sebagian besar bayi baru lahir
akan menunjukkan usaha napas pernapasan spontan dengan sedikit bantuan atau
gangguan (Prawiroharjo, S, 2002).
2) Sistem cardiovaskuler
Di dalam rahim darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi berasal dari
plasenta masuk ke dalam tubuh janin melalui vena umbilikalis, sebagian besar
masuk ke vena kava inferior melalui duktus dan vena, darah dari sel-sel tubuh
yang miskin oksigen serta penuh dengan sisa-sisa pembakaran dan sebagian
akan dialirkan ke plasenta melalui arteri umbilikalis, demikian seterusnya.
Ketika janin dilahirkan segera, bayi menghirup dan menangis kuat, dengan
demikian paru-paru akan berkembang, tekanan paru-paru mengecil dan darah
mengalir ke paru-paru, dengan demikian foramen ovale, duktus arterious dan
duktus venosus menutup. Arteri umbilikalis, vena umbilikalis dan arteri hepatika
menjadi ligamen.
Setelah lahir, darah bayi baru lahir harus melewati paru untuk mengambil
oksigen dan bersirkulasi keseluruh tubuh guna menghantarkan oksigen ke
jaringan. Agar terbentuk sirkulasi yang baik guna mendukung kehidupan diluar
rahim, terjadi dua perubahan beasar yaitu penutupan foramen ovale pada atrium
paru dan aorta, kemudian penutupan duktus arteriosus antara arteri paru dan
aorta. Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh
sistem pembuluh darah tubuh. Jadi, perubahan tekanan tersebut langsung
berpengaruh pada aliran darah. Oksigen menyebabkan sistem pembuluh darah
mengubah tekanan dengan cara mengurangi atau meningkatkan resistensinya
sehingga mengubah aliran darah. Vena umbilikus, duktus venosus, dan arteri
hipogastrika pada tali pusat menutup secara fungsional dalam beberapa menit
setelah bayi lahir dan setelah talipusat di klem. Penutupan anatomi jaringan
fibrosa berlangsung dalam 2-3 bulan (Rochmah, 2012.hlm.7)
Maryanti, dkk (2011, hlm.16) mengatakan perubahan sistem kardiovaskuler
yaitu oksigen menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanan dengan cara
mengurangi atau meningkatkan resistensinya sehingga mengubah aliran darah.
Perubahan sistem kardiovaskuler yang terjadi tiga tahap yaitu pertama
penutupan foramen ovale, dengan proses pemotongan tali pusat yang
menyebabkan terjadinya penurunan sirkulasi darah. Hal ini merangsang
timbulnya pernapasan pertama kali dan menyebabkan paru berkembang. Kedua
penutupan duktus arteriosus botali, ini merupakan pembuluh darah yang
menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta, pulmonalis menghubungkan
ventrikel kanan ke paru untuk memberikan nutrisi dan pemeliharaan organ paru
(pada masa janin), bukan untuk proses pernapasan. Pada proses pernapasan
terjadi perubahan tekanan pada atriun kanan karena foramen ovale telah
menutup, darah akan dialirkan melalui arteri pulmonalis menuju paru proses ini
berfungsi setelah janin lahir. Dan yang ketiga yaitu vena dan arteri umbilikalis,
duktus venosus dan arteri hipogastrika dari talipusat menutup secara fungsional
dalam beberpa menit setelah lahir dan setelah tali pusat di klem.
3) Sistem hematopoiesis
Volume darah bayi baru lahir bervariasi dari 80-110 ml/kg selama hari
pertama dan meningkat dua kali lipat pada akhir tahun pertama. Nilai rata-rata
hemoglobin dan sel darah merah lebih tinggi dari nilai normal orang dewasa.
Hb bayi baru lahir 14,5 – 22,5 gr/dl, Ht 44 – 72%, SDM 5 – 7,5 juta/mm 3 dan
Leukosit sekitar 18000/mm3. Darah bayi baru lahir mengandung sekitar 80% Hb
janin. Presentasi Hb janin menurun sampai 55% pada minggu kelima dan 5%
pada minggu ke 20.
4) Sistem Metabolisme
Otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Pada saat kelahiran,
setelah tali pusat diklem, seorang bayi harus mulai mempertahankan kadar
glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru lahir kadar glukosa darah akan
turun dalam waktu 1-2 jam. Bayi baru lahir yang tidak dapat mencerna makanan
dalam jumlah yang cukup akan membuat glukosa dari glikogen. Hal ini hanya
terjadi jika bayi mempunyai persediaan glikogen yang cukup. Seorang bayi yang
sehat akan menyimpan glukosa sebagai glikogen, terutama dalam hati, selama
bulan-bulan terakhir kehidupan dalam rahim. Bayi yang mengalami hipotermi
saat lahir, kemudian mengakibatkan hipoksia akan menggunakan persediaan
glikogen dalam satu jam pertama kelahiran. Keseimbangan glukosa tidak
sepenuhnya tercapai hingga 3-4 jam pertama pada bayi cukup bulan yang sehat.
Jika semua persediaan digunakan dalam satu jam pertama, otak bayi akan
mengalami risiko. Bayi baru lahir kurang bulan, IUGR, dan gawat janin
merupakan kelompok yang paling berisiko, karena simpanan energi mereka
berkuang atau digunakan sebelum lahir. Pada jam-jam pertama energi didapat
dari pembakaran karbohidrat dan pada hari kedua energi berasal dari
pembakaran lemak. Energi tambahan yang diperlukan neonatus pada jam-jam
pertama sesudah lahir diambil dari hasil metabolisme lemak sehingga kadar gula
darah dapat mencapai 120 mg/100 ml (Rochmah, 2012.hlm.9).
5) Sistem Pencernaan
Pada kehamilan 4 bulan, pencernaan telah cukup terbentuk dan janin telah
dapat menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak. Absorpsi air
ketuban terjadi melalui mukosa seluruh saluran pencernaan, janin minum air
ketuban dapat dibuktikan dengan adanya mekonium (zat yang berwarna hitam
kehijauan). Mekonium merupakan tinja pertama yang biasanya dikeluarkan
dalam 24 jam pertama.
Secara fungsional, saluran gastrointestinal bayi belum matur dibandingkan
orang dewasa, membran mukosa pada mulut berwarna merah jambu dan basah.
Gigi tertanam didalam gusi dan sekresi ptialin sedikit. Sebelum lahir janin cukup
bulan akan mulai mengisap dan menelan. Kapasitas lambung sangat terbatas,
kurang dari 30 ml untuk bayi baru lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan
bertambah secara perlahan, seiring dengan pertumbuhan bayi. Pengaturan
makan yang sering oleh bayi sendiri sangat penting, contohnya memberikan
makan sesuai keinginan bayi (ASI on demand) (Rochmah, 2012)
Refleks gumoh dan batuk yang matang sudah terbentuk dengan baik pada
saat lahir. Kemampuan neonatus cukup bulan untuk menelan dan mencerna
makanan selain susu masih terbatas, hubungan antara esofagus bawah dan
lambung masih belum sempurna sehingga mengakibatkan gumoh pada
neonatus (Maryanti. 2011.hlm.20)
6) Hepar
Hepar janin pada kehamilan 4 bulan mempunyai peranan dalam
metabolisme hidrat arang, dan glikogen mulai disimpan di dalam hepar, setelah
bayi lahir simpanan glikogen cepat terpakai, vitamin A dan D juga sudah
disimpan dalam hepar. Fungsi hepar janin dalam kandungan segera setelah lahir
dalam keadaan imatur (belum matang). Hal ini dibuktikan dengan
ketidakseimbangan hepar untuk meniadakan bekas penghancuran darah dari
peredaran darah. Enzim hepar belum aktif benar pada neonatus, misalnya enzim
UDPGT (Uridin Disfosfat Glukoronide Transferase) dan enzim GGFD (Glukosa 6
Fosfat Dehidrogerase) yang berfungsi dalam sintesis bilirubin sering kurang
sehingga neonatus memperlihatkan gejala ikterus fisiologis.
Selama kehidupan janin sampai tingkat tertentu setelah lahir, hati terus
membantu pembentukan darah, dan selama periode neonatus hati memproduksi
zat yang esensial untuk pembekuan darah. Penyimpanan zat besi ibu cukup
memadai bagi bayi sampai lima bulan kehidupan ekstra uterin, pada saat ini bayi
baru lahir menjadi rentan terhadap defesiensi terhadap zat besi (Stright.
2005.hlm.217)
Menurut Maryanti, dkk (2011,hlm.21) setelah lahir hati menunjukkan
perubahan biokimia dan morfolofis berupa kenaikan kadar protein dan
penurunan kadar lemak dan glikogen. Enzim hepar belum aktif benar, seperti
enzim dehidrogenas dan transferase glukoronil sering kurang sehingga neonatus
memperlihatkan gejala ikterus neonatorum fisiologis
7) Sistem termogenik
Pada neonatus apabila mengalami hipotermi, bayi mengadakan penyesuaian
suhu terutama dengan NST (Non Sheviring Thermogenesis) yaitu dengan
pembakaran “Brown Fat” (lemak coklat) yang memberikan lebih banyak energi
daripada lemak biasa. Cara penghilangan tubuh dapat melalui konveksi aliran
panas mengalir dari permukaan tubuh ke udara sekeliling yang lebih dingin.
Radiasi yaitu kehilangan panas dari permukaan tubuh ke permukaan benda yang
lebih dingin tanpa kontak secara langsung. Evaporasi yaitu perubahan cairan
menjadi uap seperti yang terjadi jika air keluar dari paru-paru dan kulit sebagai
uap dan konduksi yaitu kehilangan panas dari permukaan tubuh ke permukaan
benda yang lebih dingin dengan kontak secara langsung.
Mekanisme kemungkinan hilangnya panas tubuh dari bayi baru lahir
kelingkungannya melalui cara pertama evaporasi yaitu kehilangan panas melalui
proses penguapan atau perpindahan panas dengan cara merubah cairan
menjadi uap. Pencegahannya, setelah bayi lahir segera mengeringkan bayi
secara seksama dan menyelimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan
kering serta menutup bagian kepala bayi.
Cara kedua konduksi yaitu kehilangan panas dari tubuh bayi kebenda
sekitarnya yang kontak langsung dengan tubuh bayi, misalnya menimbang bayi
tanpa mengalasi timbangan bayi dan menggunakan stetoskop untuk
pemeriksaan bayi baru lahir (Muslihatun. 2010.hlm.12)
Cara ketiga konveksi yaitu kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi
terpapar udara sekitar yang lebih dingin, misalnya aliran udara dingin dari kipas
angin, dan hembusan udara dingin melalului ventilasi. Cara keempat radiasi yaitu
kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda-benda
yang mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh bayi, misalnya bayi terlalu
dekat ke dinding tanpa memakai penutup kepala atau topi (JNPK-KR, 2012).
8) Kelenjar endokrin
Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu, pada waktu bayi
baru lahir kadang-kadang hormon tersebut masih berfungsi misalkan
pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai haid perempuan. Kelenjar tiroid
sudah terbentuk sempurna sewaktu lahir dan mulai berfungsi sejak beberapa
bulan sebelum lahir.
5. Klasifikasi
Menurut Kosim (2012) ada beberapa klasifikasi pada berat badan lahir yaitu:
a. Menurut Berat Lahir
1) Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)Bayi yang dilahirkan dengan berat lahir < 2500
gram tanpamemandang masa gestasi)
2) Bayi Berat Lahir Cukup/Normal Bayi yang dilahirkan dengan berat lahir > 2500–
4000 gram)
3) Bayi Berat Lahir Lebih Bayi yang dilahirkan dengan berat lahir > 4000 gram
7. Penatalaksanaan Medis
Tes diagnostik
a. pH tali pusat, tingkat 7,20 sampai 7,24 menunjukkan status praasidosis,
tingkat rendah menunjukkan gangguan asfiksia bermakna.
b. Hemoglobin mencapai 15 sampai 20 g. hematokrit berkisar antara 43%
sampai 61%.
c. Tes Coombs langsung pada daerah tali pusat menentukan adanya kompleks
antigen-antibodi pada membran sel darah merah yang menunjukkan kondisi
hemolitik.
d. Bilirubin Total sebanyak 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1
sampai 2 hari dan 12 mg/dl pada 3 sampai 5 hari.
e. Jumlah sel darah putih (SDP) : 18000/mm 3, neutrofil meningkat sampai
23.000-24.000/mm3, hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis).
f. Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan
anemia atau hemolisis berlebihan).
g. Hematokrit (Ht) 43-61% (peningkatan sampai 65% atau lebih menandakan
polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragi
prenatal/perinatal).
h. Bilirubin total : 6mg/dl pada hari pertama kehidupan, lebih besar 8mg/dl 1-2
hari dan 12mg/dl pada 3-5 hari.
i. Golongan darah dan RH. (Marllyn. E, Doenges, 2001).
Terapi
a. Non Farmakologi
1) Pengukuran nilai APGAR Score (pada menit pertama dan menit kelima
setelah dilahirkan)
2) Kontrol suhu, suhu rektal sekali kemudian suhu aksila
3) Penimbangan BB setiap hari
4) Jadwal menyusui
5) Higiene dan perawatan tali pusat
b. Farmakologi
1) Suction dan oksigen
2) Vitamin K
3) Perawatan mata (obat mata entromisin 0,5% atau tetrasimin 1%, perak
nitral atau neosporin)
4) Vaksinasi hepatitis B
Vaksinasi hepatitis B direkomendasikan untuk semua bayi. Tempat yang
biasa dipakai untuk menyuntikkan obat ini pada bayi baru lahir adalah
muskulus vastus lateralis. (Bobak, M Irene, 2005)
8. Komplikasi
Kondisi–kondisi yang menjadikan neonatus berisiko tinggi, antara lain :
a. Bayi dengan berat badan lahir rendah
Bayi dengan berat badan lahir rendah yaitubayi baru lahir yang berat
badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram).
Komplikasi yang dapat terjadi pada bayi dengan berat badan lahir rendah
diantaranya adalah penyakit hipotermia, gangguan pernafasan, membran
hialin, ikterus, pneumonia, aspirasidan hiperbilirubinemia (Prawirohardjo,
2010).
b. Asfiksia neonatorum
Suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal bernafas secara spontan dan
teratur segera setelah lahir sehingga bayi tidak dapat memasukkan oksigen
dan tidak dapat mengeluarkan zat asamarang dari tubuhnya (Karyuni, 2009).
c. Perdarahan tali pusat
Perdarahan yang terjadi pada tali pusat bisa timbul karena trauma pada
pengikatan tali pusat yang kurang baik atau kegagalan proses pembentukkan
trombus normal. Selain itu, perdarahan pada tali pusat juga dapat sebagai
petunjuk adanya penyakit pada bayi (Dewi, 2010).
d. Kejang neonatus
Kejang pada neonatus bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan suatu
gejala penting akan adanya penyakit lain sebagai penyebab kejang atau
adanya kelainan susunan saraf pusat. Penyebab utama terjadinya kejang
adalah kelainan bawaan pada otak, sedangkansebab sekunder adalah
gangguan metabolik atau penyakit lainseperti penyakit infeksi. Di negara
berkembang, kejang pada neonatus sering disebabkan oleh tetanus
neonatorum, sepsis, meningitis, ensefalitis, pendarahan otak, dan cacat
bawaan (Tanto,Liwang, 2014).
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Aktivitas/Istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi tampak semi koma
saat tidur, meringis atau tersenyum adalah bukti tidur dengan gerakan mata
cepat, tidur sehari rata-rata 20 jam.
b. Pernapasan dan peredaran darah
Bayi normal mulai bernapas 30 detik sesudah lahir, untuk menilai status
kesehatan bayi dalam kaitannya dengan pernapasan dan peredaran darah
dapat digunakan metode APGAR Score. Namun secara praktis dapat dilihat
dari frekuensi denyut jantung dan pernapasan serta wajah, ekstremitas dan
seluruh tubuh, frekwensi denyut jantung bayi normal berkisar antara 120-140
kali/menit (12 jam pertama setelah kelahiran), dapat berfluktuasi dari 70-100
kali/menit (tidur) sampai 180 kali/menit (menangis).
Pengkajian setelah lahir Pengkajian ini bertujuan untuk mengkaji adaptasi bayi
barulahir dari kehidupan dalam uterus ke kehidupan luar uterus yaitu dengan
penilaian APGAR, meliputi:
APGAR 0 1 2
Badan merah,
Appearance/ warna Biru/pucat Seluruh
ekstremitas
kulit seluruh tubuh tuubuh merah
biru
Pulse/denyut
Tidak terdengar <100x/menit >100x/menit
jantung
Grimace/reflek Tidak ada Gerakan Gerakan
iritability respon sedikit kuat/melawan
Fleksi pada
Activity/tonus otot Lemah Gerakan aktif
ekstremitas
Menangis
Respiration Tidak ada Menangis kuat
lemah/merintih
Hasil nilai APGAR skor dinilai setiap variabel dinilai dengan angka 0,1dan 2,
nilai tertinggi adalah 10, selanjutnya ditentukan keadaan bayi: Nilai 7-10
menunjukkan bayi baik (vigorous baby), Nilai 4-6 menunjukkan depresi
sedang dan membutuhkan tindakan resusitasi, Nilai 0-3 menunjukkan bayi
mengalami depresi serius dan membutuhkan resusitasi segera sampai
ventilasi.
Pernapasan bayi normal berkisar antara 30-60 kali/menit warna ekstremitas,
wajah dan seluruh tubuh bayi adalah kemerahan. Tekanan darah sistolik bayi
baru lahir 78 dan tekanan diastolik rata-rata 42, tekanan darah berbeda dari
hari ke hari selama bulan pertama kelahiran. Tekanan darah sistolik bayi
sering menurun (sekitar 15 mmHg) selama satu jam pertama setelah lahir.
Menangis dan bergerak biasanya menyebabkan peningkatan tekanan darah
sistolik.
c. Suhu Tubuh
Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,50C-370C. Pengukuran suhu
tubuh dapat dilakukan pada aksila atau pada rektal.
d. Kulit
Kulit neonatus yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan padat dengan
sedikit pengelupasan, terutama pada telapak tangan, kaki dan selangkangan.
Kulit biasanya dilapisi dengan zat lemak berwara putih kekuningan terutama
daerah lipatan dan bahu yang disebut verniks kaseosa.
e. Keadaan dan Kelengkapan Ekstremitas
Dilihat apakah ada cacat bawaan berupa kelainan bentuk, kelainan jumlah
atau tidak sama sekali pada semua anggota tubuh dari ujung rambut sampai
ujung kaki juga lubang anus (rektal) dan jenis kelamin.
f. Tali Pusat
Pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena umbilikalis. Keadaan tali
pusat harus kering, tidak ada perdarahan, tidak ada kemerahan disekitarnya.
g. Refleks
Beberapa refleks yang terdapat pada bayi :
1) Refleks moro (refleks terkejut). Bila diberi rangsangan yang
mengagetkan akan terjadi refleks lengan dan tangan terbuka.
2) Refleks menggenggam (palmer graps). Bila telapak tangan dirangsang
akan memberi reaksi seperti menggenggam. Plantar graps, bila telapak
kaki dirangsang akan memberi reaksi.
3) Refleks berjalan (stepping). Bila kakinya ditekankan pada bidang datang
atau diangkat akan bergerak seperti berjalan.
4) Refleks mencari (rooting). Bila pipi bayi disentuh akan menoleh
kepalanya ke sisi yang disentuh itu mencari puting susu.
5) Refleks menghisap (sucking). Bila memasukan sesuatu ke dalam mulut
bayi akan membuat gerakan menghisap.
h. Berat Badan
Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami berat badan fisiologis. Namun
harus waspada jangan sampai melampaui 10% dari berat badan lahir. Berat
badan lahir normal adalah 2500 sampai 4000 gram.
i. Mekonium
Mekonium adalah feces bayi yang berupa pasta kental berwarna gelap hitam
kehijauan dan lengket. Mekonium akan mulai keluar dalam 24 jam pertama.
j. Antropometri
Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan atas dan
panjang badan dengan menggunakan pita pengukur. Lingkar kepala fronto-
occipitalis 34cm, suboksipito-bregmantika 32cm, mento occipitalis 35cm.
Lingkar dada normal 32-34 cm. Lingkar lengan atas normal 10-11 cm. Panjang
badan normal 48-50 cm.
k. Seksualitas
Genetalia wanita ; Labia vagina agak kemerahan atau edema, tanda
vagina/himen dapat terlihat, rabas mukosa putih (smegma) atau rabas
berdarah sedikit mungkin ada.
Genetalia pria ; Testis turun, skrotum tertutup dengan rugae, fimosis biasa
terjadi.
Pemfis Terlampir
Pemeriksaan TTV
Suhu, pernafasan, detak jantung, tekanan darah
Ukur antropometri
BB, TB, LK, LD
Kulit
Warna (sekitar mulut, kuku jari, lembut, mulus, elastis, hangat, merah muda)
Lanugo (bulu-bulu halus)
Verniks caseosa (lemak sekitar tubuh bayi)
Milia (bintik putih pada hidung)
Mongolia spot (bercak hitam berpigmen)
Deskuamasi (pelepasan kulit)
Edema toksikum (bercak merah)
Nevi (tanda lahir)
Kepala
Kesimetrisan, kebersihan
Caput squadenum, cefal hematom
Sutura
Fontanel anterior-posterior
Molding
Mikro/akrosefalus
Kesimetrisan wajah
Mata
Kesimetrisan, kelopak mata, kebersihan mata, kekeruhan mata, konjungtiva
(anemis, merah muda, kemerhan), sclera
Reflek pada cahaya (dengan penlight)
Blink reflek
Kornea reflek (menggunakan kapas)
Glaberal’s reflek (ketuh dahi)
Doll’s eyes reflek (menatap k satu arah)
Telinga
Kebersihan kesimetrisan, konsistensi
Reflek startle
Reflek moro
Hidung
Kesimetrisan, septum nasal, kebersihan, pengeluaran secret, PCH
Mulut
Warna bibir dan mukosa, bentuk mulut, hipersaliva
Rooting reflek, sucking reflek, swallowing reflek, bite nipes reflek, chewing reflex,
ekstruksi
Leher
Bentuk, kebersihan ROM, massa, benjolan, pembesaran KGB
Tonick neck reflek
Dada
Kesimetrisan, bentuk mamae, keluaran, retraksi, pola nafas, palpasi dada, ictus
cordis, suara dan irama jantung, bunyi afas, bunyi jantung, titik PMI
Abdomen
Bentuk abdomen, tali pusar, bising usus, distensi, hepar teraba, gnjal teraba,
massa, turgor
Punggung/bokong
Giant reflek
Perez reflek
Crawling reflek (merangkak)
Genetalia
P : labia mayora sudah menutupi labia minora, ukuran, warna, lesi, kelainan
hymen interforatae
L : penis, warna, ukuran, meatus urinarius, bentuk, letak, skrotum testis, kekuatan,
kelancaran urin, kelainan
Anus
Lubang anus, tanda prolapse, atresia ani, kulit sekitar, meconium
Ekstremitas atas
Simetris, jumlah jari, garis simian, keadaan kuku, CRT
Reflek palmar’s grasp
Ekstremitas bawah
Kesimetrisan, kelengkapan jari, clubfoot, kuku
Reflek babinski
Wagiyo, N., & Putrono. (2016). Asuhan Keperawatan Intranatal Antenatal dan Bayi Baru
Lahir Fisiologis dan Patologis. Yogyakarta: Andi.
Bobak & Jense. 2012. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
OLEH :
NPM 214119084
2020