Anda di halaman 1dari 25

ADAPTASI BAYI BARU

LAHIR

BY : NS. MUSTIKA MARAHAYU, S.KEP. M.kes


 Bayi baru lahir adalah bayi dari kehamilan
37 minggu sampai 42 minggu dan berat
badan lahir 2500 gr sampai dengan 4.000
gram.
 Neonatus adalah bayi yang baru mengalami
proses kelahiran dan harus menyesuaikan
diri dari kehidupan intra uterine kehidupan
ke ekstra uterine.
 Periode neonatal yang berlangsung sejak
bayi lahir sampai usianya 28 hari,
merupakan waktu berlangsungnya
perubahan fisik yang dramastis pada bayi
baru lahir.
 BBL normal (BBLN)
Bayi yg lahir oleh ibu dengan usia
kehamilan 37 sampai 42 minggu.,
memiliki BL 2500 gr- 4000 gr, ketika lahir
lngsng menangis dan tidk memiliki
kelainan congenital (cacat bawaaan)
CIRI- CIRI BBLN
 lahir aterm 37-40 minggu
 BBL 2,5 - 4 kg
 PB 48 – 52 cm
 LD 30 – 38 cm
 LK 33 – 35 cm
 Frekuensi jantung 120 – 160 kai/menit
 Pernfasan 40- 60 kali/mnt
 Kulit bayi terlihat kemerahan dn licin krn jaringan sub
cutan
 Reflek sucking (hisap dan menelan) sdh tebntuk dg
baik
 reflek rooting (mncari puting susu dg dg rgsngan
taktil pd pipi dn mulut)sdh terbentuk dg baik
NEXT..
 Reflek morrow/ gerakan memeluk jika
dikagetkn sdh bik
 Reflek grasping / menggenggam sdh baik
 Memiliki eliminasi yg baik, (mekonium pd
BBL akan keluar pd 24 jam pertama
berwarna hitam kecoklatan
 Pd anak laki2 ditandai dg testis berada pd
skortum dan penis yg berlubang, dn pd
anak perempuan labia mayora sdh
menutupi labia minora.
Periode transisi dibagi menjadi 3:

1. Periode pertama Reaktifitas


2. Periode tidur
3. Periode kedua Reaktivitas
PERIODE PERTAMA REAKTIVITAS
 Ialah Periode yg dimulai pd saat bayi baru
lahir dan berlangsung seama 30 menit.
ASUHAN :
a. Kaji dan pantau frekuensi jantung &
pernafasan, setiap 30 menit pd 4 jam
pertama setelah kelahiran
b. Jaga bayi agar tetap hangat (36,5 – 37 C)
dg penggunaaan selimut hangat diatas
kepala
c. Tempat ibu dan bayi bersama-saa kulit ke
kulit, agar ada interaksi ibu dan bayi.
PERODE TIDUR

 IalahSetelah periode pertama dan


berakhir
2 – 4 jam .
ASUHAN :
Fase tidur ini bayi tidak berespon terhadap
stimulus eksternal, orangtua dpt memeluk
dan mengendongnya.
PERODE KEDUA REAKTIVITAS
 Karakteristik:
 A. Bayi kerap berkemih dan mengeuarkan mekonium

 B. Peningkatan sekresi mukus

 C. Refleks mnghisap sngt kuat dn bayi sngt aktif

ASUHAN
a. Observasi bayi terhadap kemungkinan tersedak pd
pengeluaran mukus
b. Kaji kebutuhan bayi ntuk memberikan ASI

c. Observasi kemungkinan apnoe dn stimulus segera


misa : miringkan bayi
APGAR SKOR
KARAKTERISTIK BIOLOGIS
a. Sistem Kardiovaskuler

 Frekuensi rata-rata berkisar antara 120 dan 160


kali/menit. Pada usia satu minggu, frekuensi
denyut jantung bayi rata-rata ialah 128 kali/menit
saat tidur dan 163 kali/menit saat bangun (Lowrey,
1986).
 Bunyi "Lub" (bunyi jantung pertama) dan bunyi
"Dub" (bunyi jantung kedua). Siklus normal jantung
bermula dari sistol (Guyton, 1991). Bunyi jantung
selama periode neonatal bernada tinggi (high
pitch), lebih cepat (short in duration), dan memiliki
intensitas yang lebih besar dari bunyi jantung
orang dewasa.
b. Sistem Hematopoeisis

 Saat bayi lahir, nilai Hb (14,5-22,5 g/dl)


 Hematokrit dari (44% - 72%)

 Sel darah merah (5 - 7,5 juta/mm³)

 Darah bayi baru lahir mengandung sekitar


80% Hb janin. Golongan darah bayi baru lahir
ditentukan pada awal kehidupan janin. Akan
tetapi selama periode neonatal terjadi
peningkatan kemampuan aglutinogen
membran SDM secara bertahab.
 C. Sistem pernafasan

 Setelah pernapasan mulai berfungsi,


napas bayi menjadi dangkal dan tidak
teratur, bervariasi dari 30 sampai 60
kali/menit, disertai apnea singkat (kurang
dari 15 detik). Bayi baru lahir biasanya
bernapas melalui hidung.
D. Ginjal
 Terdapat variasi komposisi cairan tubuh.
Konsentrasi natrium, fosfat, klorida dan
asam organik lebih tinggi dan konsentrasi
ion lebih rendah pada BBL.
TINJA

MEKONIUM : fases bayi yang pertama yang


berwarna hitam kecoklatan, tidak berbau
dan lengket.
a. Mekonium akan keluar dalam 24 jam
pertama.
b. Mekonium dikaji untuk menentukan faal
alat pencernan lubang anus ada atau
tidak.
c. Feses transisi (kecil-kecil, bewarna coklat
sampai hijau akibat mekonium)
dikeluarkan sejak hari ke 3 dan ke 6.
1. Resiko Tinggi terhadap pertukaran gas
a. Ukur apgar score pd menit dan ke 5 stlh
kelahiran.
Rasional : Membantu menentukan
kebutuhan trhdp intervensi segera (missal
: penghisapan lender, O2)
 skor 0 – 3 asfiksia berat,
 skor 4 – 6 : kesulitan beradaptasi trhdp
kehidupan ekstra uteri,
 skor 7 – 10 :normal
b. Perhatikan komplikasi prenatal yang
mempengaruhi placenta dan janin (misal
: kelainan jantung, ginjal, hipertensi atau
diabetes).
Rasional: Komplikasi ini dapat
mengakibatkan hipoksia kronis dan
asidosis
2. Bersihkan jalan nafas, hisap nasofaring
 Rasional:

a. Membantu menghilangkan akumulasi cairan,


memudahkan upaya pernafasan dan membantu
mencegah aspirasi (bila cairan mengandung
mekonium)
b. Keringkan bayi dengan selimut hangat, kepala
ditutupi, tempatkan di ketiak ibu.
 Rasional:

 Menurunkan efek stress dingin dan berhubungan


dengan hipoksia yang selanjutnya dapat menekan
upaya pernafasan dan mengakibatkan osidosis.
c. Tempatkan bayi pada posisi Trendelen
Burg
 Rasional :
Memudahkan drainage mucus dari
nosofaring dan trakea dengan gravitasi.
d. Perhatikan nada dan intensitas menangis
 Rasional :
Pada awalnya sehat, menangis kuat
meningkatkan PO2 alveolas dan menghasilkan
perubahan kimia yang diperlukan untuk
mengubah sirkulasi janin menjadi sirkulasi bayi.
e. Perhatikan nada optikal
 Rasional : Frekwensi jantung < 100
x/menit menandakan asfiksia baru.
Takikardi (frekwensi > 160 x/menit)
menandakan asfiksia baru atau respon
normal periode pertama reaktivitas.
f. Berikan rangsangan taktil
 Rasional :
Merangsang upaya pernafasan dan dapat
meningkatkan inspirasi O2.
g. Observasi warna kulit terhadap lokasi dan
luasnya synosis, kaji tonus otot
 Rasional :
 Akrosianosis menunjukkan lambatnya
sirkulasi perifer, terjadi 85% bayi baru lahir
selama jam pertama, namun synosis
umum dan fleksiditas (kaku) menunjukkan
ketidak adekuatan oksigenasi jaringan.
3. Resiko tinggi terhadap perubahan suhu
tubuh
a. Keringkan tubuh bayi dengan selimut,
kepala ditutupi.
 Rasional:Mengurangi kehilangan panas
akibat evaporasi dan konduksi, melindungi
kelembaban bayi dari aliran udara dan
membatasi stress akibat perpindahan
lingkungan.
c. Kaji suhu inti neonatus, pantau suhu kulit
secara kontinyu.
d. Observasi bayi terhadap tanda-tanda stress
dingin (yaitu penurunan suhu inti,
peningkatan aktifitas ekstremitas, fleksi,
belang-belang atau pucat dan kulit tangan/
kaki).
 Rasional : Bila suhu lingkugan
turun,meningkt (metabolisme dan konsumsi
O2), besar permukaan tubuh akan
melepaskan ketekolanin adrenal, yang
meningkatkan pelepasan vasokosntruksi,
selanjutnya mendinginkan kulit.
TERIMA KASIH . . .

Anda mungkin juga menyukai