Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

BAYI BARU LAHIR

DI SUSUN OLEH :

SUTRIAN

NIM 62.20.1.19.434

POLTEKKES PALANGKA RAYA

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2021/2022


A. Pengertian

BBL Normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu – 42


minggu dengan berat badan 2500-4000 gram. (Asuhan Kesehatan Anak Dalam
Konteks Keluarga, 2013)
BBL Normal adalah bayi yang dikeluarkan dari hasil konsepsi melalui
jalan lahir dan dapat hidup diluar dengan berat 2,5 – 4 kg, dengan usia Kehamilan
36 – 42 minggu, menangis spontan dan bernafas spontan, teratur dan tonus otot
baik. (Asuhan Persalinan Normal, 2013)
BBL Normal adalah Adaptasi fisiologi adalah sangat berguna bagi bayi
untuk menjaga kelangsungan hidupnya diluar uterus, artinya nantinya bayi harus
dapat melakukan sendiri segala kegiatan untuk mempertahankan hidupnya.
(Perawatan Ibu bersalin, Fitramaya 2017)

B. Karakteristik Bayi Baru Lahir Normal


Adapun karakteristik pada bayi baru lahir normal adalah :
1. Berat badan 2500 – 4000 gr
2. Panjang badan lahir 48 – 52 cm
3. LIDA 30 – 38 cm
4. LIKA 33 – 35 cm
5. Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 160x/menit, kemudian menurun
-120x/menit.
6. Pernafasan pada menit pertama cepat kira-kira 80x.menit, kemudian menurun
kira-kira 40x/menit.
7. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan
diliputi vernix caseosa.
8. Rambut lainnya telah tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna.
9. Genetalia :
♀ : Labia mayora sudah menutupi labia minora.
♂ : Testis sudah turun
10. Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
11. Reflek morro sudah baik, bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan gerakan
seperti memeluk.
12. Graff reflek sudah baik, apabila diletakkan sesuatu benda diatas telapak
tangan bayi akan menggenggam.
13. Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama,
mekonium berwarna hitam kecoklatan.

C. Perubahan Yang Terjadi Pada Bayi Baru Lahir


1. Perubahan Metabolisme Karbohidrat
Dalam waktu 2 jam setelah lahir akan terjadi penurunan kadar gula darah, untuk
menambah energi pada jam-jam pertama setelah lahir diambil dari metabolisme
asam lemak.
2. Perubahan Suhu Tubuh
Ketika bayi baru lahir, bayi berada dalam suhu lingkungan yang lebih rendah
dari suhu didalam rahim ibu, akibatnya metabolisme jaringan meningkat dan
kebutuhan O2 juga.
3. Perubahan Pernafasan
Selama dalam uterus janin mendapat O2 dari plasenta, setelah lahir melalui
paru-paru bayi.
4. Perubahan Sirkulasi
Dengan berkembangnya paru → tekanan O2 meningkat → CO2 menurun
mengakibatkan resistensi pembu;uh darah sehingga aliran darah meningkat, hal
ini menyebabkan darah dalam uterus pulmonalis mengalir ke paru → puctus
arterosus menutup.
Dengan munculnya arteri dan vena umbilikasi dan terpotongnya tapi pisat,
aliran darah dalam plesenta melalui vena kawa inferior dan foramen ovale ke
atrium kiri terhenti, sirkulasi janin sekarang berubah menjadi sirkulasi bayi
yang hidup diluar badan ibu.
5. Perubahan alat pencernaan, hati ginjal mulai berfungsi.
D. Pengkajian Keperawatan
Fokus utama pengkajian pada bayi baru lahir adalah transisi dari kehidupan
intrauterus ke ekstra uterus dengan mengenalkan kepada anggota keluarga sesuai
kondisi neonatus.
1. Sirkulasi
Nadi apical dapat berfluktuasi dari 110 sampai 180 kali/menit. Tekanan darah
60 mmHg sampai 80 mmHg untuk systole dan 40 mmHg sampai 45 mmHg
untuk diatole. Bunyi jantung seperti murmur biasa terjadi selama beberapa jam
pertama kehidupan. Nadi perifer mungkin lemah, nadi brakhialis dan radialis
lebih mudah dipalpasi daripada nadi femoralis.
2. Eliminasi
Pada bayi baru lahir tidak ada perbedaan. Bayi yang lahir cukup bulan tanpa
ada kelainan dapat segera berkemih secara spontan. Abdomen lunak tanpa
distensi, bising usus akan aktif dalam beberapa jam setelah kelahiran.
Pengeluaran feses mekonium dalam 24 jam sampai 48 jam setelah kelahiran.
3. Makanan/Cairan
Berat badan pada bayi baru lahir mencapai 2500 gram sampai 4000 gram
dengan panjang badan 44cm sampai 55cm.
4. Neurosensori
Tonus otot fleksi hipertonik dari semua ekstremitas. Sadar dan aktif
mendemonstrasikan reflex menghisap selama 30 menit pertama setelah
kelahiran. Kaput suksedaneum dan/molding mungkin ada selama 3 sampai 4
hari. Sutura cranial yang bertumpang tindih mungkin terlihat, sedikit obliterasi
fontanel anterior. Mata dan kelopak mata mungkin udema, hemorargi
subkonjungtiva atau hemorargi retina mungkin terlihat, konjungtivitis selama 1
sampai 2 hari ungkin terjadi setelah penetesan obat mata oftalmik terapeutik.
Adanya reflex moro, plantar, genggaman palmar, dan babinski’s.
5. Pernapasan
Apgar skor optimal, harus mencapai 7 sampai 10. Rentang dari 30 samapai
60/menit dengan pola periodic yang dapat terlihat. Bunyi nafas bilateral,
kadang-kadang krekels. Takipnea mungkin terlihat, diagfragmaik dan
abdominal dengan gerakan sinkron dari dada dam abdomen. Pernapasan
dangkal dan cuping hidung kadang terlihat. Krekels pernapasan dapat menetap
selama beberapa jam pertama setelah kelahiran.
6. Keamanan
Suhu terntang dari 36,5⁰C sampai 37,5⁰C. kulit berwarna merah muda dan ada
pengelupasan pada tangan dan kaki. Akrosianosis mungkin ada selama
beberapa hari periode transisi. Sefalohematoma dapat tampak sehari setelah
kelahiran, peningkatan ukuran pada usia 2 sampai 3 hari kemudian direabsorpsi
perlahan selama 1 sampai 6 bulan.
7. Pemeriksaan Penunjang
a. pH tali pusat, tingkat 7,20 sampai 7,24 menunjukkan status praasidosis,
tingkat rendah menunjukkan gangguan asfiksia bermakna.
b. Hemoglobin mencapai 15 sampai 20 g. hematokrit berkisar antara 43%
sampai 61%.
c. Tes Coombs langsung pada daerah tali pusat menentukan adanya kompleks
antigen-antibodi pada membran sel darah merah yang menunjukkan kondisi
hemolitik.
d. Bilirubin Total sebanyak 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1
sampai 2 hari dan 12 mg/dl pada 3 sampai 5 hari.

E. Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan yang muncul pada bayi baru lahir adalah :
1. Resiko tinggi terhadap gangguan pertukaran gas berhubungan dengan stressor
prenatal atau intrapartum, produksi mucus yang berlebihan.
2. Resiko tinggi terhadap perubahan suhu tubuh berhubungan dengan jumlah
lemak subkutan yang terbatas, sumber yang tidak dapa diperbaharui dari lemak
cokelat, dan lapisan epidermis yang tipis.
3. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan transisi perkembangan atau
penambahan anggota keluarga baru.
4. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
peningkatan laju metabolic, kebutuhan kalori tinggi, simpanan nutrisi minimal.
5. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan anomaly congenital yang tidak
terdeteksi dan pemajanan tehadap agen-agen infeksius.

F. Perencanaan Keperawatan
Diagnosa 1 :
Resiko tinggi terhadap gangguan pertukaran gas berhubungan dengan stressor
prenatal atau intrapartum, produksi mucus yang berlebihan.
Tujuan dan Kriteria Hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan resiko
tinggi terhadap pertukaran gas teratasi dengan criteria hasil :
1. Mempertahankan jalan nafas yang paten
2. Frekuensi dan pernafasan dalam batas normal
3. Tidak ada sianosis
4. Bebas dari tanda distress pernapasan
Rencana Tindakan :
1. Ukur agar skor pada menit pertama dan menit kelima.
2. Perhatikan komplikasi prenatal yang mempengaruhi status plasenta dan janin.
3. Tinjau ulang status janin intrapartum, termasuk denyut jantung janin.
4. Kaji frekuensi dan upaya pernafasan awal.
5. Perhatikan adanya pernafasan cuping hidung, pernafasan mendengkur, krekels,
dan ronkhi.
6. Tempatkan bayi pada posisi trendelenburg yang dimodifikasi pada sudut 10⁰.
7. Perhatikan nadi apical.
8. Berikan rangsangan taktil dan sensori yang tepat.
9. Observasi adanya sianosis.
Diagnosa 2 :
Resiko tinggi terhadap perubahan suhu tubuh berhubungan dengan jumlah lemak
subkutan yang terbatas, sumber yang tidak dapa diperbaharui dari lemak cokelat,
dan lapisan epidermis yang tipis.
Tujuan dan Kriteria Hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan resiko
tinggi terhadap perubahan suhu tubuh teratasi dengan criteria hasil :
1. Tanda-tanda vital dalam batas normal.
2. Tidak ada tanda-tanda hipotermia.
Rencana Tindakan :
1. Tempatkan bayi baru lahir pada lingkungan yang hangat.
2. Pertahankan suhu lingkungan dalam zona termoneural.
3. Jangan mandikan bayi jika suhu tubuh belum stabil.
4. Perhatikan tanda-tanda sekunder distress dingin.

Diagnosa 3 :
Perubahan proses keluarga berhubungan dengan transisi perkembangan atau
penambahan anggota keluarga baru.
Tujuan dan Kriteria Hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan perubahan
proses keluarga teratasi dengan criteria hasil :
1. Orang tua memulai proses kedekatan dengan cara bermakna.
2. Dapat dengan tepat mengidentifikasi bayi.
Rencana Tindakan :
1. Informasikan kepada orang tua tentang kebutuhan neonatus.
2. Anjurkan orang tua untuk mengelus atau berbicara kepada bayi.
3. Diskusikan kemampuan bayi untuk berinteraksi.
4. Gunakan system identifikasi yang dapat diterima oleh hukum.
Diagnosa 4 :
Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
peningkatan laju metabolic, kebutuhan metabolic tinggi, simpanan nutrisi yang
minimal.
Tujuan dan Kriteria Hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan resiko
perubahan nutrisi teratasi dengan criteria hasil :
1. Bebas dari tanda-tanda hipoglikemia.
2. Glukosa darah dalam batas normal.
Rencana Tindakan :
1. Perhatikan nilai apgar skor.
2. Turunkan stressor fisik.
3. Timbang berat badan bayi.
4. Observasi bayi adanya tanda hipoglikemia.
5. Auskultasi bising usus.
6. Anjurkan keluarga memberikan makanan pada bayi sesuai jadwal.

Diagnosa 5 :
Resiko tinggi cedera/infeksi berhubungan dengan anomaly congenital yang tidak
terdeteksi dan pemajanan tehadap agen-agen infeksius.
Tujuan dan Kriteria Hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan resiko
terjadinya cedera/infeksi teratasi dengan criteria hasil :
1. Bebas dari tanda-tanda infeksi.
2. Pemulihan tepat waktu pada punting tali pusat.
Rencana Tindakan :
Tinjau ulang factor ibu yang cenderung membuat bayi terkena infeksi.
Inspeksi kulit terhadap adanya ruam.kaji adanya tanda-tanda infeksi terutama pada
tali pusat.perhatikan adanya letargi.
Berikan ASI sedini mungkin.
Pantau pemerikaan laboratorium darah.

G. Penatalaksanaan Keperawatan
a) Segera setelah melahirkan bayi
1. sambil secara ceepat menilai pernafasannya, letakkan bayi edngan handuk
diatas perut ibu.
2. Dengan kain bersih dan kering atau kasa lap darah dan lahir dari wajah bayi.
Untuk mencegah jalan udaranya terhalang.
3. Klem dipotong tali pusat.
a. Mengklem tali pusat dengan dua buah klem, pada titik kira-kira 2 dan 3
cm dari pengkal pusat bayi.
b. Mempertahankan tali pusat diantara kedua kklem sambil melindungi bayi
dari gunting dengan tangan kiri anda.
c. Mempertahankan kebersihan pada saat memotong tali pusat. Mengganti
sarung tangan bila ternyata sudah kotor. Memotong tali pusat dengan
pisau atau gunting yang steril atau disinfeksi tingkat tinggi.
d. Memeriksa tali pusat setiap 15 menit. Apabila masih ada perdarahan,
lakukan pengikatan ulang yang lebih hanyat.
4. Jagalah agar bayi tetap hangat
a. Memastikan bayi tersebut tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi
dan kulit ibu.
b. Mengganti handuk atau kain yang basah, dan bungkus bayi terebut
dengan selimut dan jangan lupa memastikan bahwa kepala yang telah
terlindung dengan baik untuk mencegah keluarnya panas tubuh.
5. Kontak dini dengan ibu.
a. Memberikan bayi kepada ibunya secepat mungkin untuk kehangatan.
b. Untuk ikatan batin dan pemberian ASI.
6. Pernafasan
Periksa pernafasan dan warna kulit bayi setiap 5 menit.
7. Perawatan mata
Obat mata eritromisin 0,5%/ tetrasikklin 1% dianjurkan untuk pencegahan
penyakit mata karena klamidia.
8. Pemeriksaan fisik bayi
a. Gunakan tempat yang aman (hangat dan bersih) untuk pemeriksaan.
b. Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan, menggunakan sarung
tangan dan bertindak lembut pada saat menangani bayi.
c. Lihat, dengarkan dan raasakan tiap-tiap daerah, dimulai dari kepala dan
berlanjut secara sistematis menuju jari kaki.
d. Menulis hasil pengamatan.
b) Pemeriksaan fisik bayi
1. Kepala : Simetris/ tidak, terdapat caput succedanum/ tidak, terdapat cephal
hematoma.
2. Telinga : Periksa hubungan letak dengan mata dan kepala.
3. Mata : Tanda-tanda infeksi yakni Pus.
4. Hidung dan Mulut : Bibir dan langitan, periksa adanya sumbing, reflek
hisap, dinilai dengan mengamati bayi pada saat menyusu.
5. Leher : Ada pembengkakan/ tidak
6. Dada : Simetris/ tidak, bunyi nafas, bunyi jantung, putingnya menonjol/
tidak/ Bahu, lengan dan tangan gerakan normal atau tidak, jumlah jari.
7. Perut : Bentuk penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis, perdarahan
tali pusat.
8. Jenis kelamin
♂ : Testis berada dalam skrotum, penis berulang dan pada ujung letak
lubang ini.
♀ : Vagina berlubang, uretra berlubang, labia minor dan mayor.
9. Tungkai dan kaki : Gerakan normal, tampak normal, jumlah jari.
10. Punggung dan anus : Pembengkakan/ ada cekungan, spina bifida/
tidak, ada anus/ tidak, berlubang/ tidak.
11. Kulit : Verniks, warna, pembengkakan, tanda-tanda lahir.
12. Sistem syaraf : Adanya reflek morro, lakukan rangsangan dengan
suara keras yaitu pemeriksa bertepuk tangan.

H. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi respon klien terhadap asuhan yang diberikan dan pencapaian hasil
yang diharapkan adalah tahap akhir dari proses keperawatan. Fase evaluasi perlu
untuk menentukan seberapa baik rencana asuhan keperawatan tersebut berjalan,
dan bagaimana secara proses yang terus menerus. Revisi rencana keperawatan
adalah komponen penting dari fase evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA

Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : 2014. JNPK-KR

Sarwono, Prawiroharjo. 2000. Ilmu Kebidanan. Jakarta : 2017

Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta : 2004. YBP-SP


http://cerahmasadepanku.blogspot.com/2013/04/laporan-pendahuluan-
bbln.html

Anda mungkin juga menyukai