Anda di halaman 1dari 6

LITERATURE REVIEW: TERAPI KOMPLEMENTER DALAM MENGATASI

MUAL DAN MUNTAH PADA KEHAMILAN

A. Definisi Keperawatan Komplementer


Terapi komplementer adalah bidang ilmu kesehatan yang bertujuan
untuk menangani berbagai penyakit dengan teknik tradisional, yang juga
dikenal sebagai pengobatan alternatif. Terapi komplementer tidak dilakukan
dengan tindakan bedah dan obat komersial yang diproduksi secara masal,
namun biasanya menggunakan berbagai jenis terapi dan obat herbal.
Terapi komplementer adalah terapi tradisional yang diberikan sebagai
pendamping pengobatan modern. Komplementer adalah penggunaan terapi
tradisional ke dalam pengobatan modern (Andrews et al., 2016)
Terapi komplementer adalah sebuah kelompok dari macam - macam
sistem pengobatan dan perawatan kesehatan, praktik dan produk yang secara
umum tidak menjadi bagian dari pengobatan konvensional.

B. Tujuan Terapi Komplementer


Komplementer adalah bersifat melengkapi, bersifat menyempurnakan.
Pengobatan komplementer dilakukan dengan tujuan melengkapi pengobatan
medis konvensional dan bersifat rasional yang tidak bertentangan dengan nilai
dan hukum kesehatan di Indonesia. Standar praktek pengobatan
komplementer telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia.

C. Indikasi dan Kontra Indikasi Keperawatan Komplementer


1. Indikasi
Terapi komplementer adalah terapi untuk mengobati gejala penyakit yang
bukan merupakan bagian dari pengobatan standar dokter. Terapi ini
biasanya pasien jalani bersamaan dengan pengobatan dokter sebagai
pengobatan tambahan, pelengkap, atau pendukung.
2. Kontra Indikiasi
Berupa perdarahan atau memar pada kulit, sementara pada terapi
homeopati, penggunaan obat bisa saja menimbulkan intetaksi dengan
obat lain yang juga diminum pasien. Risiko tersebut bisa terjadi pada siapa
saja. Akan tetapi, lebih tinggi terjadi pada orang dengan alat pacu jantung,
sedang hamil, memiliki kelainan darah, atau masalah kesehatan lainnya.
PEMBAHASAN
Mual dan muntah kehamilan atau Nausea and Vomiting of Pregnancy
(NVP), dalam istilah medis dikenal dengan emesis gravidarum merupakan
komplikasi umum yang terjadi selama kehamilan hingga 85% pada ibu hamil
(Madjunkova et al., 2015). Mual dan muntah merupakan gejala umum, mulai
dari rasa tidak enak sampai muntah yang berkepanjangan. Keadaan ini dalam
kesehatan dikenal morning sickness karena munculnya pagi hari (Elsa &
Pertiwi, 2017).

Berdasarkan hasil analisis 5 artikel yang telah diulas oleh penulis


didapatkan 1 terapi kompelementer yang palig sering digunakan yaitu
Aromaterapi yang bermanfaat sebagai relaksasi, menigkatka kualitas tidur,
mengurangi gangguan pernafasan, meredakan nyeri dan mengurangi mual.

Jenis minyak aromaterapi yang umum digunakan menurut (Andria,


2013), yaitu:

a. Citronella Mengurangi ketegangan, meredakan hidung tersumbat, mengatasi


insomnia, dengkur, dan migrain.
b. Kayu Putih (Eucalyptus) Untuk melegakan pernapasan, meringankan
masalah hidung sensitif, bronchitis, asma, batuk, pilek, demam, dan juga flu.
c. Lavender Membantu memudahkan tidur, meredakan kegelisahan, mengatasi
masalah depresi, dan mengurangi perasaan ketegangan.
d. Teh Hijau (Green Tea) Bermanfaat untuk memperbaiki sistem peredaran
darah, membantu mengeluarkan dahak dan membersihkan paru – paru, juga
dipercaya untuk memperlambat penuaan.
e. Cendana (Sandalwood) Bermanfaat untuk menghilangkan rasa cemas dan
aromanya sangat bermanfaat untuk meditasi.
f. Bunga Mawar (Rose) Untuk menciptakan suasana romantis dan penuh
gairah, memperbaiki metabolisme dan sistem peredaran darah,
menyeimbangkan hormon, meringankan kepekaan kulit sensitif dan alergi
g. Bunga Kenanga (Ylang-Ylang) Berguna untuk meringankan tekanan darah
tinggi, mengeluarkan sebum pada kulit. Aroma yang menyegarkan,
membangkitkan suasana, mengurangi sakit perut, ketegangan, dan
menyembuhkan sakit kepala
h. Chammomile Digunakan untuk menenangkan dan mengakhiri stres,
membuat tidur menjadi lebih nyenyak
i. Bunga Melati (Jasmine) Sebagai aphrodisiac sensual untuk merangsang dan
menciptakan suasana romantis.

CARA KERJA AROMATERAPI

a. Minyak Essensial Aromaterapi Berbentuk cairan atau minyak dan


penggunaanya bermacam-macam, pada umumnya digunakan dengan cara
dipanaskan pada tungku. Namun bisa juga jika dioleskan pada kain atau
pada saluran udara.
b. Dupa Aromaterapi Awalnya hanya digunakan untuk acara keagamaan
tertentu, namun seiring dengan perkembangan jaman, dupa pun kini sudah
menjadi bagian dari salah satu bentuk aromaterapi. Bentuknya padat dan
berasap jika dibakar, digunakan untuk ruangan berukuran besar atau pada
ruangan terbuka. Jenis dupa aromaterapi ini, terdiri dari tiga jenis, yaitu
dupa aroma terapi panjang, dupa aromaterapi pendek, dan dupa
aromaterapi berbentuk kerucut.
c. Lilin Aromaterapi Ada dua jenis lilin yang digunakan, yaitu lilin yang
digunakan untuk pemanas tungku dan lilin aromaterapi. Lilin yang
digunakan untuk memanaskan tungku aromaterapi tindak memiliki wangi
aroma, karena hanya berfungsi untuk memanaskan tungku yang berisi
essensial oil. Sedangkan lilin aromaterapi akan mengeluarkan wangi
aromaterapi jika dibakar.
d. Minyak Pijat Aromaterapi Bentuk ini memiliki wangi yang sama dengan
bentuk aromaterapi yang lain, hanya saja cara penggunaannya yang
berbeda, karena ini digunakan untuk minyak pijat.
e. Garam Aromaterapi Fungsi dari garam aromaterapi dipercaya dapat
mengeluarkan toksin atau racun yang ada dalam tubuh. Garam aromaterapi
digunakan dengan cara merendam bagian tubuh tertentu seperti kaki, untuk
mengurangi rasa lelah.
f. Sabun Aromaterapi Bentuknya berupa sabun padat dengan berbagai wangi
aromaterapi, namun tidak hanya sekedar wangi saja. Sabun aromaterapi
memiliki berbagai kandungan atau ekstrak dari tumbuh-tumbuhan yang
dibenamkan dalam sabun ini, sehingga sabun ini juga baik untuk kesehatan
tubuh, seperti menghaluskan kulit dan menjauhkan dari serangga.
KESIMPULAN

Dari 5 artikel yang dapat digunakan dalam menurunkan tekanan darah pada
pasien hipertensi seperti: Minyak Essensial, Dupa Aromaterapi, lilin
Aromaterapi, Minyak Pijat Aromaterapi, Garam Aromaterapi, dan Sabun
Aromaterapi.
DAFTAR PUSTAKA

Jamilah, Suwondo, A., Wahyuni, S., & Suhartono. (2016). Efektifitas Kombinasi
Pijat Oksitosin Tehnik Effleurage Dan Aromaterapi Rose Terhadap Kadar
Hormon Prolaktin Ibu Post Partum Normal Di Wilayah Puskesmas Dawe
Kudus Tahun 2013. 19.

Judha, M. & Syafitri, E. N. (2018). Efektivitas Pemberian Aromaterapilemon


Terhadap Kecemasan Pada Lansia Di Unit Pelayanan Lanjut Usia Budi
Dharma, Umbulharjo Yogyakarta. 5(Suppl 1), 29–33.

Kia, Y. P., Safajou, F., Shahnazi, M., & Nazemiyeh, H. (2016). The Effect of
Lemon Inhalation Aromatherapy on Nausea and Vomiting of Pregnancy :
A Double-Blinded , Randomized , Controlled Clinical Trial. 16(3).

Kurniasari, F., Darmayanti, N., & Astuti, S. D. (2017). Pemanfaatan Aromaterapi


Pada Berbagai Produk (Parfum Solid, Lipbalm, Dan Lilin Anti Nyamuk).
1(2), 13–17.

Lubis, R., Evita, S. & Siregar, Y. (2019). Pemberian Aromaterapi Minyak


Peppermint Secara Inhalasi Pada Ibu Hamil Di PMB Linda Silalahi Pancur
Batu Tahun 2019.

Madjunkova, S., Maltepe, C., & Koren, G. (2018). The Leading Concerns of
American Women with Nausea and Vomiting of Pregnancy Calling
Motherisk NVP Helpline. 2013.

Anda mungkin juga menyukai