Anda di halaman 1dari 7

Terapi komplementer di Komunitas berdasarkan evidence Based (komunitas 2)

TERAPI KOMPLEMENTER INHALASI AROMATERAPI LEMON PADA IBU HAMIL


DENGAN MUAL MUNTAH

PENYUSUN:

Anti Alya Nuretha, Azyad Raffi R, Catur Putri Ardina, Dini Ristya Lestari, Eko
Wahyu Junianto

BAB. 1. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Mual muntah pada kehamiilan (morning sickness) dialami oleh
sekitar 70-80% wanita hamil dan merupakan fenomena yang sering
terjadi pada umur kehamilan 5-12 minggu. Mual muntah pada kehamilan
biasanya bersifat ringan dan merupakan kondisi yang dapat dikontrol
sesuai dengan kondisi masing-masing individu. Meskipun kondisi ini
biasanya berhenti pada trimester pertama namun gejalanya dapat
menimbulkan gangguan nutrisi, dehidrasi, kelemahan, penurunan berat
badan, serta ketidakseimbangan elektrolit, jika hal ini tidak ditangani
bisa mengakibatkan hiperemesis gravidarum yang dilaporkan terjadi
sekitar 0,05-2% dari semua kehamilan (Runiani, 2010). Mual muntah
pada ibu hamil biasanya mengurang pada akhir trimester pertama. Akan
tetapi, ada kalanya keluhan tersebut bertambah, sehingga pekerjaan
sehari-hari terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Mual dan
muntah ini terjadi pada 50% hingga 90% kehamilan dimana pada
umumnya dimulai pada usia kehamilan 9 hingga 10 minggu, memuncak
pada 11 hingga 12 minggu dan mereda pada 12 hingga 14 minggu. Pada
kasus-kasus yang parah gejala ini dapat berlanjut hingga usia kehamilan
22 minggu (Prawiroharjo, 2010).
Penatalaksanaan mual dan muntah pada kehamilan tergantung pada
beratnya gejala. Pengobatan yang dilakukan mulai dari yang paling
ringan dengan perubahan diet sampai pendekatan dengan pengobatan
antimietik, rawat inap, atau pemberian nutrisi parenteral. Pengobatan
terdiri atas terapi secara farmakologi dan non farmakologi, bahkan
Terapi komplementer di Komunitas berdasarkan evidence Based (komunitas 2)

sekarang dengan berbagai terapi komplementer. Terapi farmakologi


dilakukan dengan pemberian antimietik, antihistamin, dan
kortikosteroid. Terapi non farmakologi dan terapi komplementer
dilakukan dengan cara pengaturan diet, dukungan emosional, akupresur
dan jahe (Runiani, 2010). Aromaterapi merupakan salah satu teknik
pengobatan atau perawatan menggunakan bau-bauan yang
menggunakan essential oil (Dewi, Putra, & Witarsa, 2013). yang sering
digunakan dalam aromaterapi. Aroma terapi lemon adalah jenis
aromaterapi yang aman untuk kehamilan dan melahirkan (Medforth,
Battersby, Evans, Marsh & Walker, 2013). Aromaterapi lemon telah
banyak digunakan oleh wanita sebanyak 40% untuk meredakan mual
muntah dan 26,5% dari mereka telah dilaporkan sebagai cara yang
efektif untuk mengontrol gejala mual muntah (Safajou, Shahnazi, &
Nazemiyeh, 2014).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Materniti (2016) menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh pemberian inhalasi aromatherapy lemon
terhadap mual muntah pada ibu hamil trimester 1.
Studi pendahuluan di UPT Puskesmas Karya Penggawa Kabupaten
Pesisir Barat, yaitu pada bulan September – Oktober 2017 memperoleh
hasil terdapat 55,2% ibu hamil yang mengalami mual muntah dari 48 ibu
hamil trimester I, dan sebagian besar ibu hamil tersebut belum
mengetahui bahwa penggunaan inhalasi aromaterapi lemon yang
merupakan salah satu terapi kompementer yang dapat dilakukan untuk
mengurangi mual dan muntah. Penelitian ini bertujuan mengetahui
prosedur pemberian terapi inhalasi aromaterapi lemon terhadap mual
muntah pada ibu hamil trimester I.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui terapi inhalasi aromaterapi lemon sebagai
penurun frekuensi mual dan muntah pada ibu hamil
2. Tujuan Khusus
Terapi komplementer di Komunitas berdasarkan evidence Based (komunitas 2)

Agar mahasiswa mengetahui dan memahami tentang


prosedur dan cara pemberian terapi komplementer inhalasi lemon
pada ibu hamil.

BAB II. TINJAUAN TEORI

A. MUAL MUNTAH PADA IBU HAMIL


Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang
sering terjadi pada 60-80 % Primigravida dan 40-60 % Multigravida.
Mual biasanya terjadi pada pagi hari tetapi dapat pula timbul setiap saat
pada malam hari. Rasa mual biasanya dimulai pada minggu-minggu
pertama kehamilan dan berakhir pada bulan keempat. Namun sekitar 12
% ibu hamil masih mengalaminya hingga 9 bulan (Maria & Harsina,
2020).
Penyebab mual dan muntah ini bermacam-macam antara lain karena
adanya perubahan hormon dalam tubuh, psikologis, sampai gaya hidup.
Pola makan yang buruk sebelum maupun pada minggu-minggu awal
kehamilan, kurang tidur atau kurang istirahat dan stres dapat
memperberat rasa mual dan muntah. Beberapa hal yang dapat dilakukan
untuk mengurangi rasa mual meskipun tidak dapat dihilangkan sama
sekali, adalah dengan mengkonsumsi makanan seimbang, cukup
bergerak dan cukup istirahat(Maria & Harsina, 2020).

B. TERAPI KOMPLEMENTER
1. Terapi Inhalasi Aromaterapi Lemon
o Definisi
Aromaterapi merupakan salah satu teknik pengobatan atau
perawatan menggunakan bau-bauan yang menggunakan
essential oil (Dewi, Putra, & Witarsa, 2013). yang sering
digunakan dalam aromaterapi. Aroma terapi lemon adalah jenis
aromaterapi yang aman untuk kehamilan dan melahirkan
(Medforth, Battersby, Evans, Marsh & Walker, 2013).
Aromaterapi lemon telah banyak digunakan oleh wanita
sebanyak 40% untuk meredakan mual muntah dan 26,5% dari
Terapi komplementer di Komunitas berdasarkan evidence Based (komunitas 2)

mereka telah dilaporkan sebagai cara yang efektif untuk


mengontrol gejala mual muntah (Safajou, Shahnazi, &
Nazemiyeh, 2014).

o Manfaat/tujuan
Aromaterapi lemon memiliki manfaat yang telah terbukti
efektif dalam menurunkan frekuensi mual dan muntah pada ibu
hamil(Maesaroh & Putri, 2019).

o Kandungan pada aromaterapi lemon


Menurut (Cheraghi and Valadi, 2010) aromaterapi lemon
merupakan salah satu aromaterapi dengan kandungan utama
Limonene yang dapat mengurangi rasa sakit (analgetik)
termasuk rasa mual.
Kandungan Linalil Asetat pada aromaterapi lemon berfungsi
untuk menormalkan keadaan emosi serta keadaan tubuh yang
tidak seimbang serta memiliki khasiat sebagai penenang dan
tonikum khususnya pada system syaraf (Rofi’ah et al., 2019).
Kandungan Linalil Asetat yang terdapat pada aromaterapi lemon
merupakan senyawa ester yang terbentuk melalui penggabungan
asam organik dan alkohol. Ester berguna untuk menormalkan
keadaan emosi serta keadaan tubuh yang tidak seimbang serta
memiliki khasiat sebagai penenang dan tonikum khususnya pada
sistem syaraf. Adanya kandungan zat-zat tersebut dapat
dijadikan dasar bagi tenaga kesehatan khususnya perawat untuk
memberikan asuhan kepada ibu hamil yang mengalami mual
muntah untuk menggunakan terapi komplementer aromaterapi
lemon untuk mengatasi keluhan yang dialami.

o Mekanisme kerja
Aroma terapi minyak esensial dapat mengatasi keluhan fisik
dan psikis yang berefek melalui indra penciuman dengan
mencium aroma dari minyak esensial. Indra penciuman
Terapi komplementer di Komunitas berdasarkan evidence Based (komunitas 2)

merangsang daya ingat yang bersifat emosional dengan


memberikan reaksi fisik berupa tingkah laku. Aroma yang sangat
lembut dan menyenangkan dapat membangkitkan semangat
maupun perasaan tenang dan santai (Poerwadi, 2006). Organ
penciuman merupakan satu-satunya indera perasa dengan
berbagai reseptor saraf yang berhubungan langsung dengan
dunia luar dan merupakan saluran langsung ke otak. Hanya
sejumlah 8 molekul sudah dapat memicu impuls elektrik pada
ujung saraf. Dibutuhkan kurang lebih sekitar 40 ujung saraf yang
harus di rangsang sebelum seseorang sadar bau apa yang sedang
dicium.
Saat aromaterapi dihirup, molekul yang mudah menguap dari
minyak tersebut dibawa oleh arus udara ke “atap“ hidung di
mana silia-silia yang lembut muncul dari sel-sel reseptor. Ketika
molekul- molekul itu menempel pada rambut-rambut tersebut,
suatu pesan elektrokimia akan ditransmisikanmelalui saluran
olfactory ke dalam systemlimbik. Hal ini akan merangsang
memori dan respons emosional. Hipotalamus berperan sebagai
relay dan regulator, memunculkan pesan-pesan yang harus
disampaikan kebagian lain otak serta bagian badan yang lain.
Pesan yang diterima itu kemudian diubah menjadi tindakan yang
berupa pelepasan senyawa neurokimia yang menyebabkan
euphoria, relaks, dan sedative (Koensoemardiyah, 2009).

2. SOP
(diambil dari evidence base practice dari studi literatur)

SOP INHALASI AROMATHERAPI LEMON

Pengertian/definisi 1. Aromaterapi lemon adalah essential oil yang dihasilkan


dari ekstraksi kulit jeruk lemon (Citrus Lemon) yang
sering digunakan dalam aromaterapi(Maesaroh & Putri,
2019).
2. Terapi inhalasi adalah pemberian obat secara inhalasi
(hirupan) ke dalam saluran respiratori (Rahajoe et al.,
2010).
Terapi komplementer di Komunitas berdasarkan evidence Based (komunitas 2)

(Astuti et al., 2019)


3. Ibu Hamil adalah seorang ibu yang mengalami kehamilan
atau konsepsi yang dimulai dari awal kehamilan sampai
lahirnya janin.
4. Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah
gejala yang sering terjadi pada 60-80 % Primigravida dan
40-60 % Multigravida (Maria & Harsina, 2020).
Tujuan Mengurangi frekuensi mual dan muntah pada ibu hamil trimester I

Indikasi Ibu hamil trimester I yang mengalami mual dan muntah


Kontraindikasi Ibu hamil dengan kontra indikasi terhadap aromaterapi inhalasi
(boleh kosong jika tidak lemon, misal ibu sedang mengalami serangan asam dan sakit gigi.
ada)
Peralatan yang digunakan aromatherapi lemon
tissue
Prosedur A. Tahap pra interaksi
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk
memberikan terapi inhalasi aromaterapi lemon.
2. Mempersiapkan klien ibu hamil trimester I yang
mengalami mual dan muntah.

B. Tahap orientasi
1. Memberi salam terhadap klien
2. Memperkenalkan diri dan peran
3. Memberitahu tujuan kepada klien
4. Memberitahu klien prosedur yang akan dilakukan
5. Memberitahu klien mengenai manfaat dari prosedur yang
akan dilakukan
6. Menanyakan kesediaan klien
7. Kontrak waktu dengan klien

C. Tahap kerja
1. Pada saat ibu hamil merasa atau telah mual, diperintahkan
meneteskan aromatherapi lemon pada tissue sebanyak 5
tetes;
2. Letakan tissue dengan jarak 3 cm dari hidung ibu hamil
3. Anjurkan ibu hamil menghirup dalam 3 kali pernapasan
dan diulangi kembali 5-10, jika ibu masih mengalami mual.

D. Tahap terminasi
1. Menanyakan kenyamanan pada klien ibu hamil setelah
dilakukannya prosedur
2. Memberikan reinforcement positif pada klien ibu hamil
3. Menutup pertemuan dan memberikan salam

Referensi Astuti, W. T., Marhamah, E., & Diniyah, N. (2019). Penerapan


Terapi Inhalasi Nebulizer Untuk Mengatasi Bersihan Jalan
Napas Pada Pasien Brokopneumonia. Jurnal Keperawatan,
Terapi komplementer di Komunitas berdasarkan evidence Based (komunitas 2)

5(2), 7–13. http://ejournal.akperkbn.ac.id


Maesaroh, S., & Putri, M. (2019). Inhalasi Aromaterapi Lemon
Menurunkan Frekuensi Mual Muntah pada Ibu Hamil. Jurnal
Kesehatan Metro Sai Wawai, 12(1), 30.
https://doi.org/10.26630/jkm.v12i1.1741
Maria, & Harsina. (2020). Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil
Trimester I Tentang Abortus Di Puskesmas Harapan
Kabupaten Jayapura. Junral Ilmiah Kesehatan Ibu Dan Anak,
43(1), 2020.
Rofi’ah, S., Widatiningsih, S., & Sukini, T. (2019). Efektivitas
Aromaterapi Lemon untuk Mengatasi Emesis Gravidarum.
Jurnal Kebidanan, 9(1), 9–16.
https://doi.org/10.31983/jkb.v9i1.3814

Anda mungkin juga menyukai