Anda di halaman 1dari 5

MODUL UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN MASA KEHAMILAN EMESIS

GRAVIDARUM DAN TATA LAKSANA NON-FARMAKOLOGIS (DENGAN


AROMATERAPI)

A. PENGERTIAN
Keluhan yang sering kita temui pada ibu hamil adalah masalah mual muntah
terutama pada trimester pertama. Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan
biasanya mual ini mulai dialami sejak awal kehamilan. Konsepsi menimbulkan perubahan
pada semua sistem pada tubuh ibu termasuk sistem endokrin dan gastro intestinal
sehingga menimbulkan berbagai ketidaknyamanan atau keluhan fisiologis seperti keluhan
mual muntah. Kejadian mual muntah yang dialami ibu hamil berkisar 50 – 90 % dan
sekitar 25 % ibu yang mengalami mual muntah pada awal kehamilan membutuhkan
waktu untuk beristirahat dari Pekerjaannya (Prawirohardjo, 2009).
Salah satu bentuk terapi komplementer dalam mengurangi terjadinya mual adalah
pemberian aromaterapi. Aromaterapi adalah proses penyembuhan yang menggunakan
bau-bauan dari tumbuhan murni yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan,
kesejahteraan tubuh, pikiran, dan jiwa. Aromaterapi sering digunakan untuk praktek
pengobatan alternatif (Laura, Misrawati, and Worest 2015). Aromaterapi telah digunakan
sejak zaman Mesir kuno yang memang terkenal dengan ilmu pengetahuan yang tinggi.
Merekalah yang menciptakan dan meramaikan dunia pengobatan, farmasi, parfum serta
kosmetik. Dari Mesir, aromaterapi dibawa ke Yunani, Cina, India serta Timur Tengah
sebelum masuk ke Eropa di abad pertengahan. Pada abad ke 19 dimana ilmu kedokteran
mulai terkenal, beberapa dokter pada zaman itu tetap memakai minyak esensial dalam
praktek sehari-hari mereka. Pada zaman aromaterapi modern, aromaterapi digali oleh
Robert Tisserand yang meniulis buku The Art of aromatherapy (Poerwadi 2006). Riset
kedokteran pada tahun-tahun belakangan ini mengungkapkan fakta bahwa bau yang kita
cium memiliki dampak penting pada perasaan kita. Menurut hasil penelitian ilmiah, bau
berpengaruh secara langsung terhadap otak seperti obat. Misalnya, mencium lavender
meningkatkan frekuensi gelombang alfa terhadap kepala bagian belakang dan keadaan ini
dikaitkan dengan relaksasi (Sharma 2009).

B. KELEBIHAN AROMATERAPI
Aroma terapi merupakan salah satu bentuk terapi relaksasi yang memiliki kelebihan
meliputi:
1. Aromaterapi memberikan banyak manfaat bagi kesehatan dan tubuh diantaranya
membantu menghilangkan kelelahan fisik
2. Ketegangan pikiran akibat stres, merangsang gairah hidup, memberikan rasa nyaman
dan segar, mengurangi rasa cemas dan dan gelisah, serta mengatasi sulit tidur
(insomnia).
3. Mampu untuk mengurangi ketegangan pikiran yang berlebihan. Sejauh ini, semua
penyakit bisa disembuhkan dengan aromaterapi medis, baik secara langsung maupun
diintegrasikan dengan cabang ilmu kedokteran lain, khususnya antar cabang
kedokteran naturopati (Sudewo 2009).

C. MEKANISME PEMBERIAN AROMATERAPI


Mekanisme aroma terapi adalah dimulai dari aroma yang dihirup memasuki hidung
dan berhubungan dengan silia, penerima di dalam silia dihubungkan dengan alat
penghirup yang berada di ujung saluran bau. Bau-bauan diubah oleh silia menjadi impuls
listrik yang dipancarkan ke otak melalui sistem penghirup. Semua impulsi mencapai
sistem limbik di hipotalamus selanjutnya akan meningkatkan gelombang alfa di dalam
otak dan akan membantu kita untuk merasa rileks (Sari and Leonard 2018). Meskipun
begitu, terdapat beberapa wangi aromaterapi dapat menyebabkan seorang ibu hamil
mengalami kontraksi. Namun, jika tidak bermasalah dalam mencium wewangian, ibu
hamil dapat memilih wewangian yang bisa menambah relaksasi. Mekanisme kerja
aromaterapi pada tubuh manusia adalah sebagai berikut: minyak tumbuh-tumbuhan yang
merupakan sumber aromaterapi dapat masuk ke dalam tubuh dengan 2 cara yaitu
diabsorbsi kulit dan inhalasi, pemberian aromaterapi dapat dilakukkan dengan cara
Inhalasi, Topikal atau dioles, Pijatan, dan Semprotan untuk ruangan.
Penelitian yang berkaitan dengan pemberian aromaterapi pada ibu hamil mengatakan
bahwa pemberian aromaterapi pepermint inhalasi pada ibu hamil trimester I efektif
menurunkan mual muntah dan menurut Tillett (2010) dan Burns (2000) dalam Systematic
Review Smith (2011) belum ada penelitian atau bukti nyata bahwa pemberian
aromaterapi pada ibu berdampak merugikan ibu maupun janin.

D. JENIS AROMATERAPI
Aromaterapi memiliki beberapa sediaan yaitu sebagai berikut:
1. Essensial oil
Essensial oil merupakan salah satu aromaterapi yang berbentuk cairan atau minyak.
Komponen aroma minyak atsiri cepat berinteraksi saat dihirup, senyawa tersebut
berinteraksi dengan sistem saraf pusat dan merangsang pada sistem olfactory atau
saraf kranial satu kemudian sistem tersebut akan menstimulasi saraf-saraf pada otak.
Penggunaannya bermacam-macam yaitu, dipanaskan pada tungku aromaterapi,
dioleskan pada kain, dioleskan pada saluran udara atau diaplikasikan langsung pada
kulit. Essesnsial oil biasanya digunakan sebagai bahan campuran untuk pembuatan
parfum, lilin, gel, krim dan sabun (Fitri Kurniasari, Nila Darmayanti 2017).
2. Parfum
Parfum adalah campuran minyak esensial dan senyawa aroma, fiksatif, dan pelarut
yang digunakan untuk memberikan bau wangi untuk tubuh manusia maupun objek.
Bentuk sediaan aromaterapi ini juga dapat digunakan untuk ruangan. (Fitri Kurniasari,
Nila Darmayanti 2017). Parfum atau pengharum ruangan memegang peranan penting
dalam kehidupan manusia karena bias memberikan kesenangan hidup (joys of live),
mempengaruhi kejiwaan dan mewangikan bahan yang tidak berbau wangi. Selain itu
juga dapat untuk merelaksasikan tubuh, menyegarkan pikiran, untuk memperbaiki
mood (Hardiyati, Simanjuntak, and Suwarno 2019).
3. Lilin aromaterapi
Lilin aromaterapi merupakan sebuah benda yang dapat memberikan penggunanya
ketenangan. Lilin ini terdiri dari berbagai aroma dari minyak esensial yang
terkandung pada masing-masing lilin sehingga menghasilkan wangi yang beraneka
ragam (Kurniasari, Damayanti, and Astuti 2017)
4. Gel aromaterapi
Gel merupakan sediaan semi solid yang dapat digunakan untuk berbagai pemakaian,
baik untuk ruangan maupun langsung digunakan pada kulit.
5. Dupa
Dupa merupakan produk aromaterapi yang menggunakan minyak atsiri. Bentuk dari
sediaan ini dapat berupa stick ataupun cone. Produk ini dibuat dengan mencampurkan
serbuk-serbuk zat aktif dengan minyak atsiri.
6. Krim pijat
Krim pijat merupakan salah satu produk aromaterapi dengan menggunakan minyak
atsiri sekitar 2% dan bahan tambahan yang berfungsi sebagai basis dalam pembuatan
krim.
7. Garam aromaterapi
Sediaan garam aromaterapi digunakan sebagai salah satu produk mandi. Biasanya
bentuk sediaan aromaterapi ini digunakan di tempat spa. Meskipun begitu, garam
aromaterapi juga dapat digunakan di rumah. Cara memakainya cukup mudah yaitu
dengan memasukkan garam tersebut beberapa sendok dalam air hangat yang akan
digunakan untuk mandi bisa juga hanya untuk merendam kaki.
8. Sabun
Sabun merupakan salah satu bahan yang digunakan untuk mandi, sama halnya dengan
garam aromaterapi. Fungsi dari sabun ini yaitu untuk menghilangkan bakteri dan
memberikan rasa segar pada tubuh (Sofiani and Pratiwi 2017).

Terdapat beberapa aroma terapi untuk mengurangi kecemasan, nyeri, dan mual
muntah pada ibu hamil meliputi:
a. Lavender Aromaterapi adalah salah satu strategi non- farmakologis untuk manajemen
kecemasan. Lavender (Lavandula angustifolia dan Lavandula stoechas, dari keluarga
Labiatae) adalah tanaman dengan aroma anxiolytic dan aroma relaxasi. Komponen
utama lavender adalah linalool yaitu agen penenang yang memengaruhi gamma-
amino asam butirat (GABA) reseptor pada sistem saraf pusat dan linalyl asetat
narkotika agent. Penelitian sebelumnya menegaskan efek positif lavender pada
pemeriksaan kecemasan pada saat persalinan pada wanita primipara dan hemodialisis
terkait kecemasan.
b. Citrus Aurantium (Jeruk) Minyak esensial meningkatkan suasana hati dan
mengurangi kecemasan selama persalinan dengan merangsang jalur penciuman dalam
sistem limbik. Minyak esensial yang diserap melalui inhalasi, memengaruhi enzim,
kanal ion dan reseptor, dan akhirnya merangsang otak. Citrus Aurantium memiliki
efek antidepresan dan meningkatkan sirkulasi darah di otak. 47 Inhalasi juga
memungkinkan minyak ini melintasi barier darah-otak dan berinteraksi dengan pusat
reseptor sistem saraf.
c. Mawar
Salah satu herbal esensial yang digunakan dalam aromaterapi adalah mawar. Aroma
mawar efektif pada sistem saraf pusat. Kandungan sytrinol dan 2- fenil etil alkohol
pada mawar dikenal sebagai anti kecemasan. Penelitian menunjukkan, penggunaan
aromatherapi mawar menurunkan kecemasan sebesar 71%.
d. Lemon
Aman untuk diberikan pada ibu hamil dalam mengatasi mual muntah pada awal
kehamilan secara non farmakologi karena memiliki kelebihan murah dan tidak
mempunyai efek farmakologi.

Anda mungkin juga menyukai