TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Aromaterapi
a. Definisi
yang sudah diteliti dan ternyata efektif sebagai sedatif penenang ringan
b. Manfaat aromaterapi
antara lain:
jiwa
fungsi tubuh
bahan
melalui dua sistem fisiologis yaitu sistem sirkulasi tubuh dan sistem
sirkulasi dan agen kimia kepeda organ yang tubuh. Secara fisiologis,
Bau yang menimbulkan rasa tenang akan merangsang daerah otak yang
efek rileks sebagai akibat inhibisi eksitasi sel (Rujito dkk 2016).
satu- satunya saluran terbuka yang menuju otak. Melalui saraf ini,
meningkatkan serotonin.
e. Metode pemakaian
1) Dihirup
luar tubuh ke dalam tubuh dengan satu tahap yang mudah, yaitu
pada selembar kain atau kapas. Hal ini berguna untuk minyak
2) Penguapan
meletakkan lilin kecil atau lampu minyak dan bagian atas terdapat
kemudian nyalakan lilin, lampu minyak atau listrik. Setelah air dan
3) Pijatan
a. Definisi
metode napas dalam (deep breathing) dan napas dalam dengan pola
napas dalam dan lambat secara sadar dan teratur akan meningkatkan
hipertensi primer. Hal ini jika dilakukan secara teratur dan tidak
hidung.
menarik napas.
bawah.
Bare, 2013).
dilakukan dimana saja dan kapan saja, tidak membahayakan dan dapat
insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam
keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gr, sedangkan menurut
tidak (kedaruratan).
Posisi duduk atau posisi tidur lateral dengan tusukan pada garis
diatas meja operasi tanpa dipindah lagi dan hanya diperlukan sedikit
lateral. Beri bantal kepala, untuk pasien agar tulang belakang stabil.
jarum spinal dicabut dan keluar likuor, pasang semprit berisi obat
Jika anda yakin ujung jarum spinal pada posisi yang benar dan
bedah urologi, bedah abdomen bawah, serta bedah abdomen atas dan
ringan.
baik psikis maupun fisik pasien agar pasien siap dan optimal untuk
Poltekkes Kemenkes Yogyakarata
25
karena merupakan hal yang wajar terjadi pada ibu hamil. Tulang
yang berkaitan dengan faktor resiko atau penyulit anestesi pada ibu
4) Berikan ondansetron4 – 8 mg IV
hypotensive syndrome”
0,01/kgbb (im) 30-45 menit atau setengah dosis (iv) 5-10 menit pra
tahap evaluasi sampai dengan pra induksi, untuk terapi cairan bedah
a. Definisi
respons otonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui
paling dominan pada pre operasi sectio caesarea dari berbagai faktor
semua usia, lebih sering pada usia dewasa dan lebih banyak pada
wanita. Sebagian besar terjadi pada umur 21-45 tahun. Faktor eksternal
keluarganya yang sakit dan yang tidak dapat membantu diirinya sendiri
Poltekkes Kemenkes Yogyakarata
29
dirasakan.
terinci dan spesifik dan tidak dapat berpikir tentang hal lain. Semua
Nihayati, 2015) d.
Gejala kecemasan
berdaya.
membingungkan.
persepsi menurun.
g. Mekanisme kecemasan
(Sadock, 2015)
h. Penatalaksanaan kecemasan
1) Terapi famakologi
pasien pra bedah, bebas dari rasa cemas dan takut, sehingga pasien
(Mangku, 2010)
dibuat pertama kali oleh Moerman pada tahun 1995 di Belanda. APAIS
Poltekkes Kemenkes Yogyakarata
35
kecemasan pra opertif. Dalam APAIS terdapat dua hal yang dapat
kecemasan pasien.
No Pertanyaan Skor
1 Saya merasa cemas mengenai tindakan 1 2 3 4 5
anestesi
2 saya memikirkan mengenai tindakan 1 2 3 4 5
anestesi
3 saya ingin tahu sebanyak mungkin 1 2 3 4 5
mengenai tindakan anestesi
4 Saya merasa cemas mengenai prosedur 1 2 3 4 5
operasi
Poltekkes Kemenkes Yogyakarata
36
panik.
Berdasarkan tinjauan teori dan apa yang telah diuraikan maka digunakan kerangka teori dalam bentuk bagan sebagai berikut.
Faktor yang
memepengaruhi
Kecemasan
kecemasan pre SC
1. Ringan Menurunkan kecemasan
1. Umur 2. Sedang
2. Pekerjaan 3. Berat
3. Dukungan 4. Panik
keluarga
Gambar 1. Kerangka Teori
Sumber : (Ahsan, 2017) Mangku (2010) (Julianto, 2017) (Yusuf, PK, & Nihayati, 2015)
36
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
37 C. Kerangka konsep
Keterangan
: Diteliti
D. Hipotesis Penelitian
untuk melihat apakah ada pengaruh antara variable pengaruh atau dipengaruhi.
breathing pada pre operasi sectio caesarea terhadap kecemasan dengan spinal
deep breathing pada pre operasi sectio caesarea terhadap kecemasan dengan
38
38