Anda di halaman 1dari 27

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS TERAPI KOMPLEMENTER

1. Judul : Modul Aromaterapi

2. Pembagian Tugas

a. Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4

- Ayu Ilmi Juliansari

- Elyn Diana Maulida

- Hairum Mida

- Yuliana Tien Raudlatul J

- Nur Azizah Elsafira

b. Merapikan dan melengkapi penulisan

- Firdatul Marwani

- Riski Indra Permana

Sumenep, 16 April 2022

Menyetujui Fasilitator Ketua Kelompok 5

Nurilla Kholidah, S.Kep., Ns., M.Kep. Yuliana Tien Raudlatul J

ii
DAFTAR ISI

COVER
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS TERAPI KOMPLEMENTER................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1. Latar Belakang........................................................................................1
BAB 2 KONSEP TEORI.......................................................................................3
2.1. Konsep Aroma Terapi.............................................................................3
2.1.1. Definisi Aroma Terapi.......................................................................3
2.1.2. Jenis Aroma Terapi............................................................................3
2.1.3. Mekanisme Kerja Aroma Terapi........................................................5
2.1.4. Prinsip Aroma Terapi.........................................................................7
2.1.5. Penerapan Aroma Terapi...................................................................9
2.2. SOP Pemberian Aroma Terapi............................................................12
2.2.1. Pengertian Aroma Terapi.................................................................12
2.2.2. Tujuan Aroma Terapi.......................................................................12
2.2.3. Indikasi.............................................................................................13
2.2.4. Kontra Indikasi.................................................................................13
2.2.5. Persiapan Klien................................................................................13
2.2.6. Persiapan Alat dan Bahan................................................................13
2.2.7. Prosedur Aroma Terapi....................................................................13
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN..................................................................15
3.1. Pengkajian..............................................................................................15
3.1.1. Keluhan Utama................................................................................15
3.1.2. Riwayat Kesehatan Sekarang...........................................................15
3.1.3. Riwayat Penyakit Dahulu.................................................................15
3.1.4. Analisa Data.....................................................................................16
3.1.5. Diagnosa Keperawatan....................................................................17
3.1.6. Intervensi Keperawatan....................................................................17
3.1.7. Implementasi Keperawatan..............................................................20
3.1.8. Pemberian Aroma Terapi.................................................................21

iii
3.1.9. Evaluasi............................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................23

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sejak 5000 tahun yang lalu, penggunaan metode aromaterapi sudah

digunakan oleh bangsa Mesir yaitu dengan menggunakan getah dan minyak

dari tumbuhan yang ada di sekitar negeri itu untuk perawatan tubuh, dupa

pengharum ruangan maupun obat berbagai penyakit. Sementara di China

telah menggunakan rempah-rempah dan wewangian untuk meningkatkan

kualitas kehidupannya, terutama yang berkaitan dengan dengan perawatan

tubuh dan penyembuhan berbagai macam penyakit (Jaelani, 2009).

Aromaterapi telah berkembang pada abad ke-3 Masehi yang

mengembangkan penggunaan minyak esensial. Penggunaan aromaterapi

juga digunakan sebagai keperluan kosmetik yang dikembangkan oleh

bangsa Arab yaitu Abu Ali al-Husain bin Abdullah bin Sina pada tahun 980-

1037 Masehi. Pada masa Renaissance, penggunaan aromaterapi semakin

dikenal luas oleh masyarakat Perancis. Namun sejak ilmu kedokteran mulai

dikenalkan dan berkembang pesat, penggunaan aromaterapi berangsur-

angsur mulai terlupakan (Jaelani, 2009).

Di Indonesia aromaterapi sendiri telah dikenal sejak lama. Namun secara

historis baru tercatat pada masa kerajaan Mataran Islam. Pemanfaatan bahan-

bahan aromaterapi ang berasal dari tumbuhan telah didokumentasikan secara

cermat dan teliti yang terkumpul dalam bentuk buku yang bernama “Serat

Primbon Jampi Jawi” yang dilakukan oleh Baginda Sri Sultan Hamengku

Buwono II (1792-1828) (Jaelani, 2009).

1
Aromaterapi ini memiliki banyak manfaat, sehingga banyak peneliti yang

tertarik untuk membahas tentang aromaterapi. Salah satu contohnya yaitu

pengaruh aromaterapi terhadap insomnia pada lansia karena aromaterapi

disini dapat memberikan efek ketenangan atau rileks pada penderita insomnia

(Adiyati, 2010).

Manfaat aromaterapi ini secara empiris yaitu : Dimanfaatkan sebagai

pengobatan, merupakan salah satu metode perawatan yang efisien, dapat

membantu kelancaran fungsi sistem tubuh, dapat menumbuhkan perasaan

yang tenang pada pikiran, jasmani maupun rohani, dan masih banyak lagi

manfaat lainnya (Jaelani, 2009).

2
BAB 2

KONSEP TEORI

2.1. Konsep Aroma Terapi

2.1.1. Definisi Aroma Terapi

Aroma terapi berasal dari kata aroma yang berarti harum atau

wangi, dan therapy yang dapat diartikan sebagai cara pengobatan

atau penyembuhan. Sehingga aroma terapi merupakan suatu cara

perawatan tubuh dan penyembuhan penyakit dengan menggunakan

minyak esensial (Jaelani, 2009).

Aroma terapi merupakan pengobatan alternatif dengan

menggunakan tumbuhan aromatik murni berupa bahan cairan

tanaman yang mudah menguap dan senyawa aromatik lain dari

tumbuhan. Aroma terapi sering diartikan sebagai penggunaan

minyak atsiri untuk meningkatkan kesehatan dan vitalitas tubuh,

pikiran, serta jiwa dengan cara inhalasi, mandi rendam, kompres,

pemakaian topikal dan pijat (Abidin, 2019).

2.1.2. Jenis Aroma Terapi

Ada beberapa jenis aromaterapi diantaranya yaitu :

1. Lemon

Minyak essensial diambil dari kulit buah lemon. Mempunyai

efek menjernihkan, meremajakan, membengkitkan rasa senang

dan semangat, juga baik untuk penanganan pertama digigit ular

3
dan serangga. Aromaterapi lemon dapat mengurangi stress,

pikiran negatif dan rasa takut (Abidin, 2019).

2. Lavender

Bunga lavender memiliki nama latin Lavandula Angustifolia,

berwarna lembayung muda. Sari minyaknya diambil dari bagian

pucuk bunga, selain mampu mengusir nyamuk ternyata juga

memberikan efek meningkatkan ketenangan, keseimbangan,

rasa nyaman, rasa keterbukaan, dan keyakinan. Selain itu juga

mengurangi rasa tertekan, stres, rasa sakit saat menstruasi, emosi

yang tidak seimbang, histeria, rasa frustasi, dan kepanikan

(Abidin, 2019).

3. Rosemary

Rosemary atau lebih dikenal di Indonesia sebagai rosmarin ini

berasal dari Mediterania, Eropa. Aromaterapi rosemary dapat

memberikan efek relaksasi, memperbaiki suasana hati,

meningkatkan kualitas tidur, serta meredakan stres dan rasa

cemas (Pertiwi, Idriansari, & Kusumaningrum 2016).

4. Peppermint

Peppermint (mentha pipperita) Bahan Aktif dalam Peppermint

adalah Menthol, yang merupakan senyawa organik yang

menghasilkan sensasi dingin ketika diterapkan pada mulut atau

kulit. Peppermint dapat membantu melegakan hidung sehingga

membuat napas menjadi lebih muda serta berfungsi sebagai

anestesi ringan yang bersifat sementara. Peppermint sering

4
digunakan untuk membantu mengobati flu, mual dan

menenangkan peradangan (Amelia, Oktorina & Astuti 2018).

5. Cendana (Sandalwood)

Aromaterapi cendana membantu mengurangi depresi, mengatasi

sulit tidur, stress, perasaan sedih dan sangat bermanfaat untuk

meditasi. Minyak atsiri yang diperoleh dari kayu cendana

digunakan sebagai obat-obatan berkhasiat sebagai sedatif,

relaksasi dan mengatasi kasus insomnia serta serangan asma.

minyak cendana sebagai preventif dari efek karsinogenik yang

ditimbulkan oleh bahan kimia serta pengobatan terhadap kanker

kulit (Ariyanti & Asbur 2018).

6. Eucalyptus (minyak kayu putih)

Minyak kayu putih adalah salah satu obat tradisional yang

digunakan untuk penyakit saluran nafas seperti asma,

sinusitis, dan paru-paru. Umumnya minyak kayu putih

diaplikasikan dengan cara dioleskan dan inhalas khasiat dari

minyak kayu putih sebagai pelega saluran nafas (Sudradjat

2020).

7. Green tea

Green tea dikenal memiliki manfaat dapat memperbaiki sistem

peredaran darah, membantu mengeluarkan dahak dan

membersihkan paru – paru dipercaya juga untuk memperlambat

penuaan serta insomnia (Handayani & Nurlita 2019).

2.1.3. Mekanisme Kerja Aroma Terapi

5
Mekanisme kerja aromaterapi didalam tubuh berlangsung

melalui dua sistem fisiologis yaitu sistem sirkulasi tubuh dan sistem

penciuman. Bau merupakan suatu molekul yang mudah menguap ke

udara dan akan masuk ke rongga hidung melalui penghirupan

sehingga akan direkam oleh otak sebagai proses penciuman. Proses

penciuman terbagi dalam tiga tingkatan, dimulai dengan penerimaan

molekul bau pada epitallium olfaktori yang merupakan suatu

reseptor berisi 20 juta ujung saraf. Selanjutnya bau tersebut akan

ditramisikan sebagai suatu pesan ke pusat penciuman yang terleltak

pada bagian belakang hidung. Pada tempat ini, sel neuron

menginterpretasikan bau tersebut dan mengantarkannya ke sistem

limbik . Sistem limbik merupakan pusat nyeri, senang, marah, takut,

depresi, dan berbagai emosi lainnya. selanjutnya respon dikirim ke

hipotalamus untuk diolah.

Melalui penghantaran respons yang dilakukan oleh hipotalamus

seluruh sistem minyak essensial tersebut akan diantar oleh sistem

sirkulasi dan agen kimia kepeda organ yang tubuh. Secara fisiologis,

kandungan unsur-unsur terapeutik dari bahan aromatic akan

memperbaiki ketidakseimbangan yang terjadi didalam system tubuh.

Menurut Setyoadi & Kushariyadi (2011) Bau yang menimbulkan

rasa tenang akan merangsang daerah otak yang disebut nuklues rafe

untuk mengeluarkan sekresi serotonin. Sekresi serotonin berguna

untuk menimbulkan efek rileks sebagai akibat inhibisi eksitasi sel

(Khoirullisa, 2019) Perasaan rileks yang dihasilkan oleh citrus

6
aurantium aromaterapi dikarenakan kembalinya sirkulasi secara

normal. Serotonin yang menyebabkan euporia, relaks atau sedatif

(Khoirullisa, 2019). Saraf penciuman (nervus olfaktorius) adalah

satu- satunya saluran terbuka yang menuju otak. Melalui saraf ini,

aroma akan mengalir ke bagian otak sehingga mampu memicu

memori terpendam dan memengaruhi tingkah laku emosional yang

bersangkutan. Hal ini biasa terjadi karena aroma tersebut menyentuh

langsung pusat emosi dan kemudian bertugas menyeimbangkan

kondisi emosional (Khoirullisa, 2019). Untuk itu citrus aurantium

dengan cara inhalasi dapat menurunkan kecemasan dengan

meningkatkan serotonin

2.1.4. Prinsip Aroma Terapi

Aromaterapi memiliki prinsip yang sama dengan pengobatan

alamiah lainnya seperti homeopati dan pengobatan dengan jejamuan.

Secara universal, ada tiga prinsip dasar pada tindakan pengobatan

atau perawatan alamiah yaitu prinsip life force, yin dan yang, serta

makanan organik (Ideawati, 2011). Masing-masing prinsip ini

bersifat sangat individualistik, yaitu sangat tergantung pada masing-

masing sifat individu yang membutuhkan perawatan alamiah ini.

Oleh karena itu, pada keadaan tertentu tindakan perawatan yang

dilakukan dari orang ke orang dan dari tindakan ke tindakan lainnya

sangatlah bervariasi.

Life force merupakan energi atau kekuatan pada tubuh manusia

yang membuat seseorang akan tetap berada pada kondisi yang

7
konstan dan harmonis. Bangsa Cina menyebut energi ini chi dan

bangsa India menyebutnya prana, yang merupakan inti dari seluruh

kehidupan makhluk hidup, baik manusia maupun tumbuhan

sehingga setiap makhluk hidup mempunyai karakteristik masing-

masing.

Life force secara berkesinambungan akan membawa tubuh

manusia pada kondisi kesehatan yang seimbang. Kekuatan ini sangat

berperan pada setiap aktivitas tubuh baik pada pengaturan suhu,

tekanan darah, pernapasan, dan pengaturan keseimbangan unsur

kimiawi tubuh.

Life force merupakan satu-satunya kekuatan yang dapat

menyembuhkan seluruh gangguan yang terjadi pada tubuh manusia

sehingga kita harus bekerja selaras dengan kekuatan ini dan tidak

melawan sistem kerjanya. Pengobatan kimiawi sangat sering hanya

berfungsi menekan gejala penyakit sehingga fungsi life force lainnya

di dalam tubuh akan kabur. Aromaterapi mempunyai prinsip

merangsang pembentukan life force seoptimal mungkin.

Yin dan yang mencerminkan kekuatan positif dan negatif atau

kekuatan aktif dan pasif. Pada suatu bagian tumbuhan terdapat pusat

energi sehingga tumbuhan tersebut dapat tumbuh dan berbunga.

Pada manusia, hal ini dimanifestasikan dalam bentuk keselarasan

kesehatan dan harmoni kehidupan. Mekanisme kerja yin dan yang

dapat terlihat di mana saja, menyangkut berbagai keseimbangan dan

siklus hidup di muka bumi ini seperti: wanita (yin) dan pria (yang);

8
dingin (yin) dan panas (yang); gelap (yin) dan terang (yang); lembab

(yin) dan kering (yang); masuk (yin) dan keluar (yang).

Minyak esensial juga mengandung insur yin dan yang untuk

membantu tubuh mentransformasi kualitas organnya satu dengan

yang lainnya. Proses transformasi di dalam tubuh tidak muncul

secara mendadak sehingga perawatan dengan aromaterapi tidak

menghasilkan efek yang cepat sebagaimana pada pengobatan medis

dengan bahan kimia. Kepentingan makanan organik terhadap

kesehatan telah mulai disadari oleh sejumlah masyarakat. Menjadi

seorang vegetarian bukan sekedar tidak makan daging atau ikan saja,

tetapi yang lebih penting adalah bagaimana cara mengolah dan dari

mana sumber tanaman tersebut diperoleh.

Makanan yang terlalu banyak mengalami proses pengolahan

akan menurunkan life force yang ada dalam tubuh manusia.

Tanaman yang menggunakan pestisida atau bahan makanan yang

diperoleh melalui proses olahan tepung, gula, makanan kaleng, dan

sebagainya dikenal sebagai makanan nonorganik. Dari sudut

pandang kesehatan, makanan-makanan ini mengandung radikal

bebas yang dapat meracuni tubuh secara perlahan.

2.1.5. Penerapan Aroma Terapi

Beberapa penerapan dan metode pemakaian Aroma terapi :

a. Dihirup

Merupakan salah satu cara yang diperkenalkan dalam

penggunaan aromaterapi yang paling sederhana dan cepat.Inhalasi

9
juga merupakan metode yang paling tua. Aromaterapi masuk dari

luar tubuh ke dalam tubuh dengan satu tahap yang mudah, yaitu

lewat paru – paru di alirkan ke pembuluh darah melalui alveoli.

Inhalasi sama dengan metode penciuman bau, di mana dapat

dengan mudah merangsang olfaktori pada setiap kali bernafas dan

tidak akan mengganggu pernafasan normal apabila mencium bau

yang berbeda dari minyak essensial. Menurut Walls (2009)

aromaterapi inhalasi dapat dilakukan dengan menggunakan

elektrik, baterai, atau lilin diffuser, atau meletakkan aromaterapi

dalam jumlah yang sedikit pada selembar kain atau kapas. Hal ini

berguna untuk minyak esensial relaksasi dan penenang

(Khoirullisa, 2019).

b. Pijat

Merupakan tehnik yang paling umum. Melalui pemijatan,

daya penyembuhan yang terkandung dalam minyak essensial bisa

menembus melalui kulit dan dibawa ke dalam tubuh, kemudian

akan mempengaruhi jaringan internal dan organ – organ tubuh.

Minyak essesnsial berbahaya jika dipergunakan langsung ke kulit,

maka dalam penggunaanya harus dilarutkan dulu dengan minyak

dasar seperti minyak zaitun, minyak kedelai, dan minyak tertentu

lainnya. Minyak lavender, ialah salah satu minyak yang terkenal

sebagai minyak pijat yang dapat memberikan relaksasi. Terapi

aroma yang digunakan dengan cara pijat ini merupakan cara yang

sangat digemari untuk menghilangkan rasa lelah pada tubuh,

10
memperbaiki sirkulasi darah dan merangsang tubuh untuk

mengeluarkan racun, serta meningkatkan kesehatan pikiran.

Dalam penggunaannya dibutuhkan dua tetes minyak essensial

yang ditambahkan dengan 1 ml minyak pijat (Khoirullisa, 2019).

c. Kompress

Penggunaan melalui proses kompress membutuhkan sedikit

minyak aromaterapi. Kompress hangat dengan minyak

aromaterapi dapat digunakan untuk menurunkan nyeri punggung

dan nyeri perut. Kompress dingin yang mengandung minyak

lavender digunakan pada bagian perineum saat persalinan

(Khoirullisa, 2019).

d. Berendam

Cara ini menggunakan aromaterapi dengan cara

menambahkan tetesan minyak essensial ke dalam air hangat yang

digunakan untuk berendam. Dengan cara ini efek minyak

essensial akan membuat perasaan (secara psikologis dan fisik)

menjadi lebihrileks, serta dapat menghilangkan nyeri dan pegal,

memberikan efek kesehatan (Khoirullisa, 2019).

e. Penyulingan dengan uap (diuapkan)

Teknik ini tergolong untuk penyulingan dalam skala

perusahaan besar dan memerlukan biaya yang cukup besar karena

memakai dua buah ketel dan sebagian besar peralatan memakai

bahan stainless steel (SS) dan mild steel (MS). IGA Prima Dewi

AP 2013 mengatakan biaya besar untuk pengadaan alat-alat

11
sepadan dengan hasil minyak esensial yang diperoleh, dimana

kualitas minyak jauh lebih sempurna. Prinsip kerja teknik ini

sebenarnya hampir sama dengan teknik dikukus, namun antara

ketel uap dan ketel penyulingan harus dipisah. Ketel uap yang

berisi air dipanaskan, lalu uapnya dialirkan ke ketel penyulingan

yang berisi bahan baku. Suhu uap diusahakan tidak lebih dari

1000 celcius, agar tidak terlalu panas dan dapat merusak hasil

sulingan. Partikel-partikel minyak pada bahan baku terbawa

bersama uap dan dialirkan ke alat pendingin. Di dalam alat

pendingin terjadi proses pengembunan sehingga uap air yang

bercampur minyak akan mengembun dan mencair kembali.

Setelah itu, campuran ini dialirkan ke alat pemisah yang akan

memisahkan minyak dari air. Dalam tabung pemisah, minyak

akan berada di bagian 8 atas karena berat jenisnya lebih ringan

daripada air. Selanjutnya, dengan membuka keran pada tabung

pemisah, air yang ada dalam tabung dapat dikeluarkan dan yang

tertinggal dalam tabung hanya minyak hasil penyulingan.

2.2. SOP Pemberian Aroma Terapi

2.2.1. Pengertian Aroma Terapi

Aromaterapi merupakan terapi yang menggunakan minyak

essensial dengan cara dihirup.

2.2.2. Tujuan Aromaterapi

Sebagai antiseptik dan penyembuhan luka, mempunyai efek

relaksasi, mengatasi kecemasan dan depresi, mengatasi radang kulit

12
akibat gigitan serangga, bisul, bercak, ruam dan luka bakar, dapat

mengatasi jamur pada kulit.

2.2.3. Indikasi

1. Klien yang mengalami ketidaknyamanan

2. Klien yang mengalami ansietas

3. Klien yang mengalami keluhan sesuai tujuan aromaterapi

4. Klien dengan kesulitan tidur

2.2.4. Kontra Indikasi

Klien yang mempunyai alergi terhadap aromaterapi yang diberikan.

2.2.5. Persiapan Klien

Posisikan klien senyaman mungkin.

2.2.6. Persiapan Alat dan Bahan

a. Aromaterapi essential oil

b. Tissue

c. Sarung tangan

2.2.7. Prosedur Aroma Terapi

a. Pra Interaksi

1) Cek catatan keperawatan dan catatan medis klien

2) Identifikasi faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan

kontraindikasi

3) Siapkan alat dan bahan

b. Orientasi

13
1) Beri salam terapeutik dan panggil klien dengan namanya

dan memperkenalkan diri.

2) Menanyakan keluhan klien.

3) Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada klien

beri kesempatan klien untuk bertanya pengaturan posisi

yang nyaman bagi klien.

c. Tahap Kerja

1) Jaga privasi klien

2) Atur posisi klien senyaman mungkin

3) Lakukan cuci tangan dan menggunakan sarung tangan

4) Teteskan 0,1 ml aromaterapi essential oil pada tissue.

5) Anjurkan pasien untuk menghirup aromaterapi essential oil

selama 5 menit.

6) Setelah terapi selesai bersihkan alat dan atur posisi nyaman

untuk klien.

7) Alat-alat dirapikan kemudian.

8) Cuci tangan.

d. Terminasi

1) Evaluasi hasil kegiatan

2) Berikan umpan balik positif

3) Salam terapeutik untuk mengakhiri intervensi

14
BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1. Pengkajian

3.1.1. Keluhan Utama

Keluhan utama yang dirasakan klien adalah khawatir dengan

operasi yang akan dialaminya.

3.1.2. Riwayat Kesehatan Sekarang

Klien datang dengan keluhan adanya benjolan kurang lebih 1

bulan yang lalu, klien mengatakan sekitar 2 minggu yang lalubada

klien terasa nyeri mulai dari punggung belakang, bahu dan menjalar

pada tangan kanan dan kiri hingga jari-jari juga nyeri, rasa nyeri itu

timbul ketika malam hari.

3.1.3. Riwayat Penyakit Dahulu

Klien mengatakan pada masa kanak-kanak Ny. S hanya

mengalami sakit ringan seperti batuk, flu, serta demam. Klien juga

tidak pernah mengalami kecelakaan, klien mengatakan sekitar 5

tahun yang lalu pernah 1 kali dirawat di RS karena digigit ular hijau.

15
3.1.4. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah

1. DS : Agen cedera Nyeri Akut


- Pasien mengatakan biologis
nyeri pada payudara.
P : terdapat benjolan
pada payudara
dan nyeri hilang
ketika dikompres
Q : seperti dipukul-
pukul
R : punggung belakang,
bahu, menjalar
sampai ke dua
tangan dan jari-jari
S:4
T : nyeri timbul ketika
malam hari selama
1-2 jam
DO :
- Klien tampak gelisah,
ekspresi wajah dan
mata tampak lesu
- Klien tampak sering
berubah posisi untuk
menghindari nyeri
TD : 120/80 mmHg
RR : 21×/menit
N : 108×/menit
S : 36,5˚C
2. DS : Ketidaknyamanan Insomnia
- Klien mengatakan sulit fisik (nyeri)
tidur ketika merasakan
nyeri, sulit tidur
kembali setelah
terbangun
- Tidur sebelum sakit ±
8-9 jam
- Tidur selama sakit ± 5
jam

DO :
- Klien tampak tidak
bergairah atau lesu

16
- Tidur klien sebelum
sakit ± 8-9 jam/hari
- Tidur klien selama
sakit ± 5 jam/hari
3. DS : Kekhawatiran Ansietas
- Klien mengatakan mengalami
jantungnya terasa kegagalan
berdebar-debar
- Klien merasa khawatir
dengan operasi yang
akan dialaminya besok
DO :
- Klien nampak khawatir
dan gelisah
- Kontak mata tidak
fokus
- Wajah klien tampak
merah
- Pemeriksaan
kecemasan
menggunakan HRS-A
score 16 (ringan)
3.1.5. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis

2. Insomnia berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik (nyeri)

3. Ansietas berhubungan dengan Kekhawatiran mengalami

kegagalan

3.1.6. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional


Keperawat Kriteria Hasil
an
1. Nyeri akut Setelah 1. Observa 1. Mengetah
berhubunga dilakukan si TTV ui TTV
n dengan tindakan 2. Kaji 2. Mengetah
agen cedera keperawatan nyeri ui
biologis selama 2×24 3. Berikan kualitas,
jam, diharapkan posisi skala, dan
nyeri dapat yang karakterist
berkurang dan nyaman ik nyeri
terkontrol pada 3. Membant

17
dengan kriteria pasien u klien
hasil : 4. Ajarkan memberi
1. TTV selalu teknik kenyaman
dalam relaksasi an
rentang nafas 4. Suplai
normal dalam oksigen
2. Ekspresi 5. Anjurka ke seluruh
wajah rileks n klien tubuh
3. Wajah dan untuk maksimal
mata tampak melakuk 5. Memberi
bercahaya an kenyaman
kompres an pada
dingin/h klien
angat 6. Memberi
6. Anjurka kenyaman
n pada an pada
klien klien
dan 7. Menghila
keluarga ngkan dan
melakuk menguran
an gi nyeri
masase
7. Kolabor
asi
dengan
dokter
untuk
memberi
kan
terapi
analgesi
k
2. Insomnia Setelah 1. Kaji 1. Mengeta
berhubunga dilakukan pola hui
n dengan tindakan tidur masalah
ketidaknya keperawatan 2. Berikan yang
manan fisik selama 2×24 tindakan menyeba
(nyeri) jam, diharapkan keperaw bkan
pola tidur klien atan susah
tercukupi dengan tidur
dengan kriteria memberi 2. Memper
hasil : kan mudah
1. Perasaan posisi tidur
segar setelah yang 3. Meningk
bangun tidur nyaman atkan
2. Jumlah tidur 3. Berikan kualitas
7-8 jam/hari lingkung tidur

18
3. Kemudahan an yang 4. Merelak
dalam tidur tenang sasikan
dan otot-otot
damai 5. Memberi
4. Anjurka kan
n klien ketenang
untuk an agar
mandi klien
air lebih
hangat nyenyak
di sore
hari
5. Kolabor
asi
dengan
keluarga
untuk
mencipta
kan
lingkung
an yang
tenang
dan
damai
3. Ansietas Setelah 1. Kaji dan 1. Menentuk
berhubunga dilakukan dokume an
n dengan tindakan ntasi tindakan
Kekhawatir keperawatan kecemas selanjutny
an selama 2×24 an klien a secara
mengalami jam, diharapkan 2. Berikan tepat
kegagalan tingkat ansietas aromater 2. Meralasas
menurun dengan api ikan dan
kriteria hasil : lavender menurunk
1. Perilaku oil an
gelisah 3. Berikan kecemasa
menurun informas n klien
2. Perilaku i tentang 3. Klien dan
tegang prosedur keluarga
menurun operasi dapat
3. Frekuensi 4. Kolabor mengetah
nadi asi ui
menurun dengan prosedur
4. Kontak mata keluarga operasi
membaik untuk 4. Menurunk
memberi an
kan kecemasa
dukunga n klien
n 5. Menegang

19
5. Anjurka kan otot
n klien dan
untuk membuat
melakuk relaks
an
tindakan
relaksasi
nafas
dalam
3.1.7. Implementasi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Implementasi

1. Nyeri akut berhubungan 1. Mengobservasi TTV


dengan agen cedera biologis 2. Mengkaji nyeri
3. Memberikan posisi yang
nyaman pada pasien
4. Mengajarkan teknik relaksasi
nafas dalam
5. Menganjurkan klien untuk
melakukan kompres
dingin/hangat
6. Menganjurkan pada klien dan
keluarga melakukan masase
7. Kolaborasikan dengan dokter
untuk memberikan terapi
analgesik
2. Insomnia berhubungan 1. Mengkaji pola tidur
dengan ketidaknyamanan 2. Memberikan tindakan
fisik (nyeri) keperawatan dengan
memberikan posisi yang
nyaman
3. Memberikan lingkungan
yang tenang dan damai
4. Menganjurkan klien untuk
mandi air hangat di sore hari
5. Kolaborasikan dengan
keluarga untuk menciptakan
lingkungan yang tenang dan
damai
3. Ansietas berhubungan 1. Mengkaji dan dokumentasi
dengan Kekhawatiran kecemasan klien
mengalami kegagalan 2. Memberikan aromaterapi
lavender oil
3. Memberikan informasi
tentang prosedur operasi

20
4. Kolaborasikan dengan
keluarga untuk memberikan
dukungan
5. Menganjurkan klien untuk
melakukan tindakan relaksasi
nafas dalam
3.1.8. Pemberian Aroma Terapi Lavender Oil

Pemberian tindakan aromaterapi lavender oil dilakukan selama 2

hari. Dan diberikan 2 jam sebelum dilakukan operasi dengan durasi

selama 15 menit.

3.1.9. Evaluasi

No Diagnosa Keperawatan Evaluasi

1. Nyeri akut berhubungan S:


dengan agen cedera biologis - Klien mengatakan badannya
nyeri karena munculnya
benjolan dipayudara dan nyeri
hilang ketika diberikan
kompres hangat
O:
- Klien tampak rileks dan
perubahan posisi yang untuk
mengurangi rasa nyeri sudah
berkurang, ekspresi wajah dan
mata kurang bercahaya
A : masalah belum teratasi
P : pertahankan intevensi

2. Insomnia berhubungan S:
dengan ketidaknyamanan - Klien mengatakan semalam
fisik (nyeri) sudah bisa tidur nyenyak
- Klien mengatakan semalam
tidur mulai jam 21.00-02.00
WIB kemudian tidur kembali
jam 03.00-05.30 WIB
O:
- Klien nampak lebih rileks
- Jumlah jam tidur klien
semalam ± 7 jam
A : masalah teratasi

21
P : intervensi dihentikan

3. Ansietas berhubungan S:
dengan Kekhawatiran - Klien mengatakan sudah lebih
mengalami kegagalan rileks, tidak terlalu gugup dan
merasa harus berani untuk
menghadapi operasi.
- Klien juga mengatakn
jantungnya sudah tidak
berdebar-debar lagi
O:
- Klien tampak lebih rileks dan
sudah tidak nampak begitu
cemas dan gelisah, muka
sudah tidak merah, kontak
mata sudah fokus
- Pemeriksaan HRS-A score 11
(tidak ada kecemasan)
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan

22
DAFTAR PUSTAKA

bidin, Z. (2019). Buku Ajar Keperawatan Komplementer "Terapi Komplementer


Solusi Cerdas Optimalkan Kesehatan". Jember.

Adiyati, S. (2010). Pengaruh Aromaterapi terhadap Insomnia Pada Lansia di


PSTW Unit Budi Luhur Kasongan Bantul Yogyakarta. Jurnal Kebidanan,
21-27.

Ideawati, Z. (2011). Mengembangkan Usaha Melalui Produk Minyak Esensial.


Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta: Wonderful Indonesia.

Jaelani. (2009). Aroma Terapi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Khoirullisa, I. (2019). Pengaruh Aromaterapi Citrus Aurantium dengan Slow


Deep BreathingPada Pre Operasi Sectio Caesarea terhadap Kecemasan
dengan Spinal Anestesi di RS PKU Muhammadiyah Bantul. Yogyakarta:
Poltekkes Kemen

kes Yogyakarta.

23

Anda mungkin juga menyukai