TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
2.1.1 Pengembangan Obat Herbal
Pengembangan obat tradisional yang kandungan zat aktifnya kecil (<1%)
sehingga sulit diisolasi. Dalam hal ini kandungan kimianya akan banyak jenisnya
sehingga dapat dikatakan sebagai standarisasi ekstrak tanaman obat (campuran
galenik). Standarisasi dalam hal ini dapata dilakukan mulai dari bahan baku obat
sampai menjadi sediaan Fitofarmaka. Ekstrak terstandar (muktikomponen/
campuran bahan aktif) atau sediaan fitofarmaka yang mengandung ekstrak
terstandar yang berkhasiat, terjamin kualitasnya, keamanannya serta kemanfaatan
terapinya (Jamu, OHT dan Fitofarmaka) (Parwata, 2016).
2.1.2 Pengertian Aromaterapi
Aromaterapi merupakan suatu bentuk pengobatan alternatif menggunakan
bahan tanaman volatil, banyak dikenal dalam bentuk minyak esensial dan
berbagai macam bentuk lain yang bertujuan untuk mengatur fungsi kognitif,
mood, dan kesehatan. Aromaterapi dibentuk dari berbagai jenis ekstrak tanaman
seperti bunga, daun, kayu, akar tanaman, kulit kayu, dan bagian-bagian lain dari
tanaman dengan cara pembuatan yang berbeda-beda dengan cara penggunaan dan
fungsinya masing-masing.2 Ada banyak jenis aromaterapi, seperti minyak
esensial, dupa, lilin, garam, minyak pijat, dan sabun.12 Jenis tanaman yang
digunakan sebagai esktrak juga sangat banyak, yaitu rosemary, sandalwood,
jasmine, orange, basil, ginger, lemon, tea tree, ylang-ylang, dan masih banyak lagi
(Primadiati, 2012).
Beberapa minyak essensial yang sudah diteliti dan ternyata efektif sebagai
sedatif penenang ringan yang berfungsi nmenenangkan sistem saraf pusat yang
dapat membantu mengatasi insomnia terutama diakibatkan oleh stress, gelisah,
ketegangan, dan depresi (Setyoadi & Kushariyadi, 2011).
Dalam bidang pengobatan, aromaterapi digolongkan dalam terapi
komplementer, yaitu terapi yang dilakukan untuk melengkapi terapi konvensional.
Minyak atsiri digunakan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan, sering digabungkan untuk menenangkan sentuhan penyembuhan
dengan sifat teraupeutik dari minyak atsiri (Koensoemardiyah, 2009).
2.1.3 Manfaat Aromaterapi
Menurut Fitri Kurniasari (2017), beberapa manfaat aromaterapi adalah
sebagai berikut:
a. Antidepresan. Minyak atsiri yang digunakan untuk mengurangi depresi
antara lain minyak peppermint, chamomile, lavender, dan melati.
b. Meningkatkn memori. Minyak sage adalah minyak yang paling sering
direkomendasikan untuk efek meningkatkan memori.
c. Meningkatkan jumlah energi. Banyak minyak esensial yang dikenal
berguna untuk meningkatkan sirkulasi darah, meningkatkan energi, dan
merangsang tubuh dan pikiran tanpa efek samping yang berbahaya.
Minyak esensial yang terbaik untuk mendorong energi termasuk lada
hitam, kapulaga, kayu manis, minyak cengkeh, angelica, melati, pohon
teh, dan rosemary.
d. Penyembuhan dan pemulihan. Beberapa minyak esensial yang paling
populer untuk mempercepat proses penyembuhan termasuk lavender,
calendula, rosehip, everlasting, dan minyak buckthorn.
e. Sakit kepala. Beberapa minyak esensial yang terkait dapat mengurangi
sakit kepala dan migrain adalah peppermint, eucalyptus, minyak esensial
cendana, dan minyak rosemary.
f. Mengatasi insomnia. Beberapa minyak esensial terbaik untuk mengatasi
gangguan insomnia termasuk lavender, chamomile, melati, benzoin, neroli,
mawar, cendana, dan minyak esensial ylang ylang.
g. Sistem kekebalan tubuh. Beberapa minyak yang paling efektif untuk
meningkatkan sistem kekebalan tubuh termasuk oregano, kemenyan,
lemon, peppermint, kayu manis, dan minyak esensial eucalyptus.
Menghilangkan rasa nyeri. Minyak esensia termasuk lavender, chamomile,
clary sage, juniper, kayu putih, rosemary, dan minyak peppermint, bisa
digunakan untuk tujuan ini.
2.1.4 Mekanisme Kerja Aromaterapi
Mekanisme kerja aromaterapi didalam tubuh berlangsung melalui dua
sistem fisiologis yaitu sistem sirkulasi tubuh dan sistem penciuman. Bau
merupakan suatu molekul yang mudah menguap ke udara dan akan masuk ke
rongga hidung melalui penghirupan sehingga akan direkam oleh otak sebagai
proses penciuman. Proses penciuman terbagi dalam tiga tingkatan, dimulai
dengan penerimaan molekul bau pada epitallium olfaktori yang merupakan suatu
reseptor berisi 20 juta ujung saraf. Selanjutnya bau tersebut akan ditramisikan
sebagai suatu pesan ke pusat penciuman yang terleltak pada bagian belakang
hidung. Pada tempat ini, sel neuron menginterpretasikan bau tersebut dan
mengantarkannya ke sistem limbik. Sistem limbik merupakan pusat nyeri, senang,
marah, takut, depresi, dan berbagai emosi lainnya. selanjutnya respon dikirim ke
hipotalamus untuk diolah (Hongratanaworakit, 2004).
Melalui penghantaran respons yang dilakukan oleh hipotalamus seluruh
sistem minyak essensial tersebut akan diantar oleh sistem sirkulasi dan agen kimia
kepeda organ yang tubuh. Secara fisiologis, kandungan unsur-unsur terapeutik
dari bahan aromatic akan memperbaiki ketidakseimbangan yang terjadi didalam
system tubuh. Bau yang menimbulkan rasa tenang akan merangsang daerah otak
yang disebut nuklues rafe untuk mengeluarkan sekresi serotonin (Setyoadi &
Kushariyadi, 2011).
Saraf penciuman (nervus olfaktorius) adalah satu- satunya saluran terbuka
yang menuju otak. Melalui saraf ini, aromaakan mengalir ke bagian otak sehingga
mampu memicu memori terpendam dan memengaruhi tingkah laku emosional
yang bersangkutan. Hal ini bias terjadi karena aroma tersebut menyentuh langsung
pusat emosi dan kemudian bertugas menyeimbangkan kondisi emosional
(Setyoadi & Kushariyadi, 2011).
2.1.5 Bentuk Sediaan Aromaterapi
Menurut Sofiani (2019), bentuk sediaan aromaterapi terbagi menjafi
beberapa bentuk yaitu:
1. Gel Aromaterapi, merupakan sediaan semi solid yang dapat digunakan
untuk berbagai pemakaian, baik topical maupun untuk ruangan. Dalam pembuatan
gel untuk produk aromaterapi biasanya ditambahkan minyak atsiri sekitar 1- 2%.
2. Dupa, merupakan produk aromaterapi yang menggunakan minyak atsiri.
Bentuk dari sediaan dupa ini dapat berupa stick ataupun cone. Produk ini dibuat
dengan mencampurkan serbuk-serbuk zat aktif dengan minyak atsiri. Keuntungan
dari produk aromaterapi jenis dupa ini adalah harga yang relatif murah dan
banyak diminati. Kerugian dari produk aromaterapi ini adalah kandungan minyak
atsiri akan rendah ketika dupa tersebut dibakar, karena sifat dari minyak atsiri
yang mudah menguap.
3. Garam aromaterapi, digunakan sebagai salah satu produk mandi.
Keuntungan dari produk aromaterapi ini adalah untuk merelaksasikan tubuh
memberikan perasaan tenang, dengan terbentuknya foaming. Penggunaan garam
aromaterapi ini biasanya untuk menghilangkan rasa sakit di kaki.
4. Lilin aromaterapi, adalah salah satu produk alternatif yang dapat dirasakan
khasiatnya dengan menggunakan indra penciuman (secara inhalasi). Menurut
Raharja tahun 2016, produk lilin aromaterapi ini dapat dirasakan dengan cara
penghirupan aroma dari tetesan minyak atsiri dalam wadah berisi air panas.
Keuntungan dari lilin aromaterapi ini adalah dari sisi penggunaan sangat mudah
dilakukan. Tetapi kerugiannya yaitu wangi minyak atsiri dari produk aromaterapi
tersebut baru dapat dirasakan ketika dibakar.
5. Krim Pijat, merupakan salah satu produk aromaterapi dengan
menggunakan minyak atsiri sekitar 2% dan bahan tambahan yang berfungsi
sebagai basis dalam pembuatan krim. Keuntungan dari krim pijat ini adalah untuk
memberikan rasa panas pada tubuh dan aroma yang wangi dari minyak atsiri.
6. Sabun, merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mandi. Sama
halnya dengan garam aromaterapi, fungsi sabun aromaterapi ini untuk
memberikan rasa segar pada tubuh serta menghilangkan bakteri yang ada pada
tubuh.
7. Roll on, sediaan aromaterapi jenis ini paling banyak digunakan Di
samping penggunaannya yang unik, mudah, dan menarik, sediaan ini mampu
menghilangkan rasa pegal, pusing, sakit kepala, serta kondisi tidak enak lainnya.
Penambahan minyak atsiri pada sediaan ini sekitar 2% dari total komposisi
lainnya.
2.1.6 Metode Pemakaian
1. Dihirup
Merupakan salah satu cara yang diperkenalkan dalam penggunaan
aromaterapi yang paling sederhana dan cepat. Inhalasi juga merupakan metode
yang paling tua. Aromaterapi masuk dari luar tubuh ke dalam tubuh dengan satu
tahap yang mudah, yaitu lewat paru – paru di alirkan ke pembuluh darah melalui
alveoli. Inhalasi sama dengan metode penciuman bau, di mana dapat dengan
mudah merangsang olfaktori pada setiap kali bernafas dan tidak akan
mengganggu pernafasan normal apabila mencium bau yang berbeda dari minyak
essensial. Aromaterapi inhalasi dapat dilakukan dengan menggunakan elektrik,
baterai, atau lilin diffuser, atau meletakkan aromaterapi dalam jumlah yang sedikit
pada selembar kain atau kapas. Hal ini berguna untuk minyak essensial relaksasi
dan penenang (Walls, 2009).
2. Penguapan
Alat yang digunakan untuk menyebarkan aromaterapi dengan cara
penguapan ini mempunyai rongga seperti gua untuk meletakkan lilin kecil atau
lampu minyak dan bagian atas terdapat cekungan seperti cangkir biasanya terbuat
dari kuningan untuk meletakkan sedikit air dan beberapa tetes minyak esensial.
Cara penggunaannya adalah mengisi cekungan cangkir pada tungku dengan air
dan tambahkan beberapa tetes minyak esensial, kemudian nyalakan lilin, lampu
minyak atau listrik. Setelah air dan minyak menjadi panas, penguapan pun terjadi
dan seluruh ruangan akan terpenuhi dengan bau aromatik (Sharma, 2009).
3. Pijatan
Pijat merupakan salah satu bentuk pengobatan yang sangat sering
dikolaborasikan dengan aromaterapi. Beberapa tetes minyak esensial dicampurkan
dalam minyak untuk pijat sehingga dapat memberikan efek simultan antara terapi
sentuhan dan terapi wangi-wangian. Pijatan dapat memperbaiki peredaran darah,
mengembalikan kekenyalan otot, membuang racun dan melepaskan energi yang
terperangkap di dalam otot. Wangi-wangian memicu rasa senang dan sehat
(Sharma, 2009).
4. Semprotan untuk ruangan
Minyak esensial bersifat lebih alami daripada aerosol yang dapat merusak
ozon dalam penggunaannya sebagai pewangi ruangan. Penggunaannya adalah
dengan menambahkan sekitar 10-12 tetes minyak esensial ke dalam setengah liter
air dan menyemprotkan campuran tersebut ke seluruh ruangan dengan bantuan
botol penyemprot (Hapsari, 2011).
5. Mandi dengan berendam
Mandi dengan berendam merupakan cara yang paling mudah untuk
menikmati aromaterapi. Tambahkan beberapa tetes minyak aroma ke dalam air
berendam, kemudian berendamlah selama 20 menit. Minyak esensial akan berefek
pada tubuh dengan cara memasuki badan lewat kulit. Campurkan minyak esensial
dengan cara yang tepat, karena beberapa minyak aroma tidak mudah larut dalam
air (Sharma, 2009).
2.1.7 Metode Penarikan Senyawa
Destilasi atau penyulingan merupakan proses pemurnian suatu campuran
yang biasanya berupa cairan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Destilasi
merupakan proses pemisahan fisik yang tidak memerlukan reaksi kimia. Secara
komersial, destilasi memiliki sejumlah aplikasi, misalnya untuk memisahkan
minyak mentah menjadi fraksi-fraksi yang lebih ringan yang digunakan sebagai
bahan bakar dalam transportasi, pembangkit listrik, maupun dalam proses
pemanasan sehari-hari. Air disuling untuk untuk menghilangkan kotoran, seperti
kandungan garam-garam laut. Udara disuling untuk memisahkan komponen-
komponen penyusunnya, terutama oksigen, nitrogen, dan argon untuk keperluan
industri maupun laboratorium.
Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap
ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik
didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Ada 4 jenis destilasi yang akan
dibahas disini, yaitu destilasi sederhana, destilasi fraksionasi, destilasi uap, dan
destilasi vakum. Selain itu ada pula destilasi ekstraktif dan destilasi azeotropik
homogen, destilasi dengan menggunakan garam berion, destilasi pressureswing,
serta destilasi reaktif (Mustiadi dkk, 2020).
Rumus Struktur :