TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan mendeskripsikan tentang konsep aromaterapi, konsep dasar nyeri,
2. 1 AROMATERAPI LAVENDER
Aromaterapi berasal dari kata aroma yang berarti harum dan wangi, dan
10
11
Minyak essensial adalah minyak yang berasal dari saripati tumbuhan aromatis
yang biasa disebut minyak atsiri. Minyak atsiri ini merupakan hormon atau life
force tumbuhan, yang biasa didapat dengan cara ekstraksi. Minyak esensial itu
Hidung memiliki kemampuan untuk membedakan lebih dari 100.000 aroma yang
berbeda yang mempengaruhi dan itu terjadi tanpa disadari. Aroma tersebut
12
mempengaruhi bagian otak yang berkaitan dengan mood, emosi, ingatan, dan
Aromaterapi mempunyai efek yang positif karena diketahui bahwa aroma yang
segar, harum merangsang sensori, reseptor dan pada akhirnya mempengaruhi organ
yang lainnya sehingga menimbulkan efek kuat terhadap emosi. Aroma ditangkap
oleh reseptor di hidung yang kemudian memberikan informasi lebih jauh ke area
di otak yang mengontrol emosi dan memori maupun memberikan informasi juga
a. Aromaterapi merupakan salah satu metode perawatan yang tepat dan efisien
romantis.
yang dapat menjadikan makanan ataupun jasad renik menjadi lebih awet.
Minyak esensial memiliki peran amat penting bagi perkembangan kesehatan saat
ini, yaitu sebagai sumber obat-obatan alami yang aman dan murah, melalui metode
aromaterapi. Hal ini cukup beralasan, karena pada minyak esensial terdapat
kandungan kimia bahan aktif yang memiliki khasiat dan efek yang cepat dalam
Adapun efektivitas kimia bahan aktif minyak essensial tersebut dapat dijelaskan
a. Butiran molekulnya sangat kecil dengan mudah dapat diserap melalui aliran
darah hingga pembuluh kapiler darah di seluruh jaringan tubuh. Zat-zat aktif
jaringan tubuh, sehingga akan lebih mudah mencapai sasaran lokasi yang akan
b. Minyak essensial juga memiliki sifat mudah larut dalam lemak, sehingga
dengan mudah terserap ke dalam lapisan kulit dan lapisan kulit yang ada di
d. Efek dari zat aktifnya dapat mempengaruhi lapisan dinding usus secara
langsung, selaput lendir, dan otot-otot pada dinding usus di sekitarnya bila
e. Minyak essensial juga mampu mempengaruhi impuls dan refleks saraf yang
diterima oleh ujung-ujung reseptor saraf pada lapisan terluar dari kulit,
aktivitas fungsi kerja otak melalui sistem saraf yang berhubungan dengan
bening. Dalam hal ini, efektifitas zat-zat aktifnya dapat membantu produksi
g. Minyak essensial juga ikut membantu kerja enzim, antara lain enzim pencernaan
serangga.(Sunito, 2010).
15
Bentuk aroma terapi yang banyak ditemukan adalah aroma terapi berbentuk lilin
dan dupa (incense stick dan incense cone). Adapula yang berbentuk minyak
esensial tapi umumnya tidak murni, hanya beberapa persen saja menurut Sunito
1. Dupa
Dibuat dari bubuk akar yang dicampur minyak essensial grade III, cara
penggunaanya adalah dengan cara dibakar.
2. Lilin
Biasanya lilin aromaterapi wanginya itu-itu saja, misalnya sandalwood dan
membeku. Bahan baku lilin itu kemudian dicampur dengan beberapa tetes
lilin yang bagus tak mudah meleleh dan asapnya tidak hitam.
memanipulasi suhu tubuh atau dengan memblokir efek rasa sakit. Caranya
adalah dengan menambahkan 3-6 tetes minyak essensial pada setengah liter
air. Masukan handuk kecil pada air tersebut dan peras. Lalu, letakkan
handuk tersebut pada wilayah yang diinginkan. Bisa juga untuk mengompres
16
wajah dengan menambahkan 2 tetes minyak essensial pada satu mangkuk air
hangat. Masukan kain atau handuk kecil pada air dan peras. Letakan pada
wajah selama beberapa menit. Ulangi cara tersebut selama tiga kali.
b. Pemijatan /Massage
Pemijatan/massage termasuk salah satu cara terapi yang sudah berumur tua.
Meskipun metode ini tergolong sederhana, namun cara terapi ini masih sering
yang sejenis dalam 10-14 tetes minyak dasar, atau tiga kali dari dosis tersebut
bila menggunakan tiga macam minyak esensial. Cara pemijatan ini dapat
c. Steaming
Streaming merupakan salah satu cara alami untuk mendapatkan uap aromatis
melalui penguapan air panas. Dalam terapi ini, setidaknya digunakan 3-5 tetes
minyak esensial dalm 250 ml air panas. Tutuplah kepala dan mangkok dengan
handuk, sambil muka ditundukkan selama 10-15 menit hingga uap panas
mengenai muka.
Adapun maksud dari terapi ini adalah untuk menyalurkan khasiat zat-zat yang
dihasilkan oleh minyak esensial secara langsung atau melalui alat bantu aroma
terapi. Seperti tabung inhaler dan spray, anglo, lilin, kapas, tisu ataupun
pemanas elektrik. Zat-zat yang dihasilkan dapat berupa gas, tetes-tetes uap
17
yang halus, asap, serta uap sublimasi yang akan terhirup lewat hidung dan
tertelan lewat mulut. Caranya adalah teteskan satu tetes minyak esensial pada
tisu, kapas atau sapu tangan. Hirup selama menit 15-30 menit.
ketika minyak atsiri dalam hal ini adalah aroma lavender dihirup, molekul yang
mudah menguap (volatile) dari minyak tersebut dibawa oleh arus udara ke
“atap” hidung dimana silia-silia yang lembut muncul dari sel-sel reseptor.
dalam sistem limbik. Hal ini akan merangsang memori dan respons emosional.
yang harus disampaikan ke bagian otak serta bagian badan yang lain. Pesan yang
diterima itu kemudian diubah menjadi tindakan yang berupa pelepasan senyawa
atau sedatif. Sistem limbik ini terutama digunakan dalam ekspresi emosional.
Bau yang dihasilkan aromaterapi akan berikatan dengan gugus steroid di dalam
penenang kimia alami. Respon bau yang dihasilkan akan merangsang kerja sel
dkk,2014).
18
tipe C dan tipe delta A dimana mereka bersinaps di kornu dorsalis. Proses
nyeri tidak dikirim ke korteks serebri dan selanjutnya akan menurunkan persepsi
nyeri. Sesuai dengan teori gate control yang dikemukakan oleh Melzack dan
Wall bahwa impuls nyeri dihantarkan saat sebuah pertahanan dibuka dan impuls
subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau
1) Nyeri Psikogenik
Nyeri psikogenik adalah nyeri yang tidak diketahui secara fisik yang timbul
akibat psikologis.
19
2) Nyeri Neurologis
Nyeri neurologis adalah bentuk nyeri yang tajam karena adanya spasme di
3) Nyeri Inflamasi
Nyeri inflamasi adalah nyeri yang terasa pada bagian tubuh yang lain,
4) Nyeri Phantom
Nyeri phantom adalah nyeri yang disebabkan karena salah satu ekstrimitas
diamputasi.
1) Nyeri Akut
Nyeri akut biasanya tiba-tiba dan umumnya berkaitan dengan cidera spesifik.
Nyeri ini umumnya terjadi kurang dari 6bulan dan biasanya kurang dari 1
bulan. Untuk tujuan devinisi nyeri akut dapat dijelaskan sebagai nyeri yang
2) Nyeri Kronik
Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjang
suatu periode waktu. Nyeri kronik sering didefinisikan sebagai nyeri yang
periode yang dapat berubah untuk membedakan antara nyeri akut dan nyeri
difus dan dapat menyebar ke beberapa arah. Durasi bervariasi tetapi biasanya
Nyeri alih merupakan fenomena umum dalam nyeri visena karena banyak
organ yang tidak memiliki reseptor nyeri. Nyeri terasa di bagian tubuh yang
terpisah dari sumber nyeri dan dapat terasa dengan berbagai karakteristik.
4) Radiasi
Sensasi nyeri meluas dari tempat awal cidera ke bagian tubuh yang lain. Nyeri
terasa seakan menyebar ke bagian tubuh bawah atau sepanjang bagian tubuh.
nyeri akan lebih sedikit gelisah dan lebih toleran terhadap nyeri dibanding
2) Ansietas
semua keadaan. Namun ansietas yang relevan, atau berhubungan dengan nyeri
dapat dapat meningkatkan persepsi pasien terhadap nyeri. Ansietas yang tidak
21
3) Budaya
berespon terhadap nyeri. Namun, budaya dan etnik tidak mempengaruhi persepsi
nyeri.
4) Usia
Pengaruh usia pada persepsi nyeri dan toleransi nyeri tidak di ketahui secara
luas. Pengkajian nyeri pada lansia mungkin sulit karena perubahan fisiologis
dan psikologis yang menyertai proses penuaan. Cara lansia berespon terhadap
nyeri dapat berbeda dengan orang yang berusia lebih muda. Penilaian tentang
nyeri dan keadekuatan pengobatan harus didasarkan pada laporan nyeri pasien
dan pereda ketimbang didasarkan pada usia. Pengaruh usia pada persepsi nyeri
5) Efek plasebo
1) Wong Baker Pain Rating Scale (Gambar 1) Digunakan pada pasien dewasa dan
anak >3 tahun yang tidak dapat menggambarkan intensitas nyerinya dengan
angka.
dimengerti, sensitif terhadap dosis, jenis kelamin, dan perbedaan etnis. Lebih
baik daripada VAS terutama untuk menilai nyeri akut. Namun, kekurangannya
dianggap terdapat jarak yang sama antar kata yang menggambarkan efek
analgesik.
untuk menggambarkan tingkat nyeri. Dua ujung ekstrem juga digunakan pada
skala ini, sama seperti pada VAS atau skala reda nyeri (Gambar 3). Skala
numerik verbal ini lebih bermanfaat pada periode pascabedah, karena secara
motorik. Skala verbal menggunakan katakata dan bukan garis atau angka untuk
menggambarkan tingkat nyeri. Skala yang digunakan dapat berupa tidak ada
nyeri, sedang, parah. Hilang/redanya nyeri dapat dinyatakan sebagai sama sekali
tidak hilang, sedikit berkurang, cukup berkurang, baik/ nyeri hilang sama sekali.
Karena skala ini membatasi pilihan kata pasien, skala ini tidak dapat
4) Visual Analog Scale (VAS) Skala analog visual (VAS) adalah cara yang paling
banyak digunakan untuk menilai nyeri. Skala linier ini menggambarkan secara
visual gradasi tingkat nyeri yang mungkin dialami seorang pasien. Rentang
nyeri diwakili sebagai garis sepanjang 10 cm, dengan atau tanpa tanda pada tiap
sentimeter (Gambar 4). Tanda pada kedua ujung garis ini dapat berupa angka
atau pernyataan deskriptif. Ujung yang satu mewakili tidak ada nyeri, sedangkan
ujung yang lain mewakili rasa nyeri terparah yang mungkin terjadi. Skala dapat
dibuat vertikal atau horizontal. VAS juga dapat diadaptasi menjadi skala
hilangnya/ reda rasa nyeri. Digunakan pada pasien anak >8 tahun dan dewasa.
Namun, untuk periode pascabedah, VAS tidak banyak bermanfaat karena VAS
Sectio caesarea didefinisikan sebagai kelahiran janin melalui insisi pada dinding
melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding
cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh, dan pada umumnya
25
dilakukan dengan membuat sayatan, pada bagian tubuh yang akan ditangani, lalu
dilakukan tindakan perbaikan dan diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka.
atau cacat, serta mengobati kondisi yang sulit atau tidak mungkin disembuhkan
Pada Proses operasi digunakan anastesi agar pasien tidak merasakan nyeri pada
saat dibedah. Namun setelah operasi selesai dan pasien mulai sadar dan efek
anastesi habis bereaksi, pasien akan merasakan nyeri pada bagian tubuh yang
mengalami pembedahan. Pada operasi Sectio Caesaria ada 7 lapisan perut yang
harus disayat. Sementara saat proses penutupan luka, 7 lapisan tersebut dijahit satu
demi satu menggunakan beberapa macam benang jahit. Rasa nyeri didaerah sayatan
1) Insisi Vertikal
Insisi vertikal linea mediana infraumbilical adalah insisi yang paling cepat
dilakukan. Insisi harus cukup panjang supaya bayi dapat dilahirkan dengan
mudah. Karena itu, panjang insisi harus sesuai dengan perkiraan ukuran janin.
2) Insisi Transversal
setinggi garis rambut pubis dan diperluas melewati batas lateral M. rectus.
3) Insisi Uterus
digunakan insisi vertikal segmen bawah. Insisi ini disebut insisi klasik yaitu
insisi vertikal kedalam korpus uteri diatas segmen bawah uterus mencapai
fundus uteri.
Sectio Caesarea Klasik atau Corporal (dengan insisi memanjang pada korpus
uteri) dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus uteri kira-
kira10 cm.
Kelebihan:
Kekurangan
2) Sectio Caesarea Ismika atau profundal (Low Servical dengan insisi pada segmen
bawah rahim)
Kelebihan
Kekurangan
a. Luka dapat melebar ke kiri, kanan, dan bawah sehingga dapat menyebabkan
Menurut sayatan pada rahim, Sectio Caesarea dapat dilakukan dengan cara:
dengan:
Masase adalah stimulasi kutaneus tubuh secara umum, sering dipusatkan pada
Terapi es (dingin) dan panas dapat menjadi strategi pereda nyeri yang
c. Distraksi
selain pada nyeri, dapat menjadi strategi yang sangat berhasil dan mungkin
efektif lainya.
Imajinasi terbimbing
suatu cara yang dirancang secara khusus untuk mencapai efek positif
tertentu.
e. Hipnotis
f. Teknik Relaksasi
Merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada klien yang
g. Aromaterapi lavender
2. 4 PENELITIAN TERKAIT
Pratiwi (2012) dengan judul penelitiannya penurunan intensitas nyeri akibat luka post
sampling . Hasil uji statistik menggunakan uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukan
bahwa intensitas skala nyeri sebelum dilakukan intervensi adalah 6,6 dalam kategori nyeri
berat , sedangkan sesudah dilakukan 3,6 dimana nilai tersebut dalam kategori sedang.
Dwijayanti, Wening dkk (2013) dengan judul penelitiannya efek aromaterapi lavender
inhalasi terhadap intensitas nyeri pasca sectio caesarea. Jenis penelitian yang digunakan
yaitu pre-eksperimental dengan one group pretest & post test design. Sampel didapatkan
uji paired t-test. Sebelum dilakukan pemberian inhalasi nilai rata-rata intensitas nyeri
pada skala 5,44 sesudah pemberian inhalasi mengalami penurunan yaitu rata-rata skala
4,31, (p=0,001). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan intensitas nyeri pasca sectio caesarea setelah pemberian aromaterapi lavender.
30
Swandari, Prita (2014) dalam penelitiannya berjudul perbedaan tingkat nyeri sebelum
dan sesudah pemberian aromaterapi lavender pada ibu post sectio caesarea di RSUD
nilai rata-rata 2,829. Sehingga terlihat adanya perubahan mean senilai 1,585. Hasil uji
lavender terhadap intensitas nyeri pada pasien post sectio caesarea di Ruang Ayyub 1 RS
menggunakan uji Wilcoxon Match Paired Test. Dengan hasil penelitiannya sebelum
dan sesudah diberikan tindakan pemberian aromaterapi lavender sebagian besar kategori
sedang sebanyak 22 responden (62,9%). Hasil uji statistik diperoleh p 0,000 (α< 0,05).
2. 5 KERANGKA TEORI
Skema 2.1
Faktor-faktor yang
mempengaruhi nyeri :
a. Pengalaman masa
lalu Pentalaksanaan nyeri non farmakologi :
b. Ansietas
c. Budaya a. Stimulasi dan Masase kutaneus
d. Usia b. Terapi es dan panas
e. Efek placebo
c. Stimulasi Saraf Elektris Traskutan
d. Distraksi
e. Imajinasi terbimbing
f. Hipnotis
Nyeri sectio caesarea
g. Teknik Relaksasi
h. Aromaterapi lavender
Nyeri menurun
Sumber: Modifikasi teori menurut Smeltzer & Bare (2007), Potter & Perry (2005) dan
Cunningham (2013)