Anda di halaman 1dari 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Aromaterapi a.

Definisi Aromaterapi adalah terapi


yang menggunakan minyak essensial atau sari minyak murni untuk membantu memperbaiki atau
menjaga kesehatan, membangkitkan semangat, menyegarkan serta menenangkan jiwa dan raga
(Astuti, 2015). Beberapa minyak essensial yang sudah diteliti dan ternyata efektif sebagai sedatif
penenang ringan yang berfungsi nmenenangkan sistem saraf pusat yang dapat membantu mengatasi
insomnia terutama diakibatkan oleh stress, gelisah, ketegangan, dan depresi (Setyoadi &
Kushariyadi, 2011 ). Bentuk aromaterapi ada yang berupa minyak, sabun, dan lilin aromaterapi.
Salah satu jenis macam – macam aromaterapi dari rumpun tumbuhan adalah citrus aurantium.
Kandungan minyak pada citrus aurantium memiliki efek anti spasmodik dan obat penenang ringan.
Kandungan citrus aurantium terdiri dari minyak essensial yang disebut dengan neroli. Kandungan
tersebut ialah : limonene (96,24%), linalool (0,44%), linaly asetat, geranyl asetat, geraniol, nerol,
neryl acetate. Dalam jurnal ilmiah (Suci, 2016) disebutkan bahwa kandungan linalool bersifat sebagai
penenang(sedatif) dan limonene memiliki manfaat sebagai melancarkan peredarah darah . 12 13
Poltekkes Kemenkes Yogyakarata b. Manfaat aromaterapi Menurut Setyoadi & Kushariyadi (2011)
manfaat aromaterapi antara lain: 1. Mengatasi insomnia dan depresi, meredakan kegelisahan 2.
Mengurangi perasaan ketegangan 3. Meningkatakan kesehatan dan kesejahteraan tubuh, pikiran
dan jiwa 4. Menjaga kestabilan ataupun keseimbanagan sistem yang terdapat dalam tubuh menjadi
sehat dan menarik 5. Merupakan pengobatan holistik untuk menyeimbangkan semua fungsi tubuh c.
Kelebihan aromaterapi citrus aurantium Kelebihan pada aromaterapi ini adalah ada pada efeknya
yaitu anti spasmodik dan obat penenang ringan. Menurut Arianti, 2016 menyebutkan bahwa
penggunaan tumbuhan sebagai bahan komplementer salah satunya citrus dari minyak essensial yang
berasal dari bahan alami adalah dapat membuat keadaan santai, menenangkan pikiran. Citrus
aurantium bahasa latin dari jeruk. Citrus yang mengandung linalool tersebut menjadi salah satu
aromaterapi yang dapat digunakan secara inhalasi (hirup) atau pijat pada kulit. Aromaterapi citrus
aurantium cara penggunaannya hanya dengan meneteskan di atas kassa atau tisu, sehingga tidak
terlalu merepotkan dalam penggunaan Setyoadi & Kushariyadi (2011) 14 Poltekkes Kemenkes
Yogyakarata d. Mekanisme kerja aromaterapi Mekanisme kerja aromaterapi didalam tubuh
berlangsung melalui dua sistem fisiologis yaitu sistem sirkulasi tubuh dan sistem penciuman. Bau
merupakan suatu molekul yang mudah menguap ke udara dan akan masuk ke rongga hidung melalui
penghirupan sehingga akan direkam oleh otak sebagai proses penciuman. Proses penciuman terbagi
dalam tiga tingkatan, dimulai dengan penerimaan molekul bau pada epitallium olfaktori yang
merupakan suatu reseptor berisi 20 juta ujung saraf. Selanjutnya bau tersebut akan ditramisikan
sebagai suatu pesan ke pusat penciuman yang terleltak pada bagian belakang hidung. Pada tempat
ini, sel neuron menginterpretasikan bau tersebut dan mengantarkannya ke sistem limbik . Sistem
limbik merupakan pusat nyeri, senang, marah, takut, depresi, dan berbagai emosi lainnya.
selanjutnya respon dikirim ke hipotalamus untuk diolah. Melalui penghantaran respons yang
dilakukan oleh hipotalamus seluruh sistem minyak essensial tersebut akan diantar oleh sistem
sirkulasi dan agen kimia kepeda organ yang tubuh. Secara fisiologis, kandungan unsur-unsur
terapeutik dari bahan aromatic akan memperbaiki ketidakseimbangan yang terjadi didalam system
tubuh. Bau yang menimbulkan rasa tenang akan merangsang daerah otak yang disebut nuklues rafe
untuk mengeluarkan sekresi serotonin (Setyoadi & Kushariyadi, 2011). Sekresi serotonin berguna
untuk menimbulkan efek rileks sebagai akibat inhibisi eksitasi sel (Rujito dkk 15 Poltekkes Kemenkes
Yogyakarata 2016). Perasaan rileks yang dihasilkan oleh citrus aurantium aromaterapi dikarenakan
kembalinya sirkulasi secara normal. Serotonin yang menyebabkan euporia, relaks atau sedatif
(Koesmardiansyah, 2009). Saraf penciuman (nervus olfaktorius) adalah satu- satunya saluran terbuka
yang menuju otak. Melalui saraf ini, aromaakan mengalir ke bagian otak sehingga mampu memicu
memori terpendam dan memengaruhi tingkah laku emosional yang bersangkutan. Hal ini bias terjadi
karena aroma tersebut menyentuh langsung pusat emosi dan kemudian bertugas menyeimbangkan
kondisi emosional (Setyoadi & Kushariyadi, 2011). Untuk itu citrus aurantium dengan cara inhalasi
dapat menurunkan kecemasan dengan meningkatkan serotonin. e. Metode pemakaian 1) Dihirup
Merupakan salah satu cara yang diperkenalkan dalam penggunaan aromaterapi yang paling
sederhana dan cepat.Inhalasi juga merupakan metode yang paling tua. Aromaterapi masuk dari luar
tubuh ke dalam tubuh dengan satu tahap yang mudah, yaitu lewat paru – paru di alirkan ke
pembuluh darah melalui alveoli. Inhalasi sama dengan metode penciuman bau, di mana dapat
dengan mudah merangsang olfaktori pada setiap kali bernafas dan tidak akan mengganggu
pernafasan normal apabila mencium bau yang berbeda dari minyak essensial. Aromaterapi inhalasi
dapat 16 Poltekkes Kemenkes Yogyakarata dilakukan dengan menggunakan elektrik, baterai, atau
lilin diffuser, atau meletakkan aromaterapi dalam jumlah yang sedikit pada selembar kain atau
kapas. Hal ini berguna untuk minyak essensial relaksasi dan penenang (Walls, 2009) 2) Penguapan
Alat yang digunakan untuk menyebarkan aromaterapi dengan cara penguapan ini mempunyai
rongga seperti gua untuk meletakkan lilin kecil atau lampu minyak dan bagian atas terdapat
cekungan seperti cangkir biasanya terbuat dari kuningan untuk meletakkan sedikit air dan beberapa
tetes minyak esensial (Sharma, 2009). Cara penggunaannya adalah mengisi cekungan cangkir pada
tungku dengan air dan tambahkan beberapa tetes minyak esensial, kemudian nyalakan lilin, lampu
minyak atau listrik. Setelah air dan minyak menjadi panas, penguapan pun terjadi dan seluruh
ruangan akan terpenuhi dengan bau aromatik. (Sharma, 2009 3) Pijatan Pijat merupakan salah satu
bentuk pengobatan yang sangat sering dikolaborasikan dengan aromaterapi. Beberapa tetes minyak
esensial dicampurkan dalam minyak untuk pijat sehingga dapat memberikan efek simultan antara
terapi sentuhan dan terapi wangiwangian. Pijatan dapat memperbaiki peredaran darah,
mengembalikan kekenyalan otot, membuang racun dan melepaskan energi yang terperangkap di
dalam otot. Wangi-wangian memicu rasa senang dan sehat (Sharma, 2009). 17 Poltekkes Kemenkes
Yogyakarata 4) Semprotan untuk ruangan Minyak esensial bersifat lebih alami daripada aerosol yang
dapat merusak ozon dalam penggunaannya sebagai pewangi ruangan. Penggunaannya adalah
dengan menambahkan sekitar 10- 12 tetes minyak esensial ke dalam setengah liter air dan
menyemprotkan campuran tersebut ke seluruh ruangan dengan bantuan botol penyemprot
(Hapsari, 2011). 5) Mandi dengan berendam Mandi dengan berendam merupakan cara yang paling
mudah untuk menikmati aromaterapi. Tambahkan beberapa tetes minyak aroma ke dalam air
berendam, kemudian berendamlah selama 20 menit. Minyak esensial akan berefek pada tubuh
dengan cara memasuki badan lewat kulit. Campurkan minyak esensial dengan cara yang tepat,
karena beberapa minyak aroma tidak mudah larut dalam air (Sharma, 2009).

. Uraian Teori 1. Massage Effleurage a. Definisi Massage adalah suatu istilah yang digunakan untuk
menunjukkan manipulasi tertentu dari jaringan lunak tubuh. Manipulasi tersebut sebagian besar
efektif dibentuk dengan tangan diatur guna tujuan untuk mempengaruhi saraf, otot, sistem
pernapasan, peredaran darah dan limphe yang bersifat setempat dan menyeluruh (Alimah, 2012).
Massage merupakan salah satu manajemen nyeri non farmakologi untuk membuat tubuh menjadi
rileks, bermanfaat mengurangi rasa sakit atau nyeri, menentramkan diri, relaksasi, menenangkan
saraf dan menurunkan tekanan darah (Maryunani, 2010). b. Teknik Massage Effleurage Massage
Effleurage adalah teknik pijatan yang dilakukan untuk membantu mempercepat proses pemulihan
nyeri dengan menggunakan sentuhan tangan untuk menimbulkan efek relaksasi. Effleurage
merupakan manipulasi gosokan yang halus dengan tekanan relatif ringan sampai kuat, gosokan ini
mempergunakan seluruh permukaan tangan satu atau permukaan kedua belah tangan, sentuhan
yang 11 sempurna dan arah gosokan selalu menuju ke jantung atau searah dengan jalannya aliran
pembulu darah balik, maka mempunyai pengaruh terhadap peredaran darah atau membantu
mengalirnya pembulu darah balik kembali ke jantung karena adanya tekanan dan dorongan gosokan
tersebut. Effleurage adalah suatu pergerakan stroking dalam atau dangkal, effleurage pada
umumnya digunakan untuk membantu pengembalian kandungan getah bening dan pembuluh darah
di dalam ekstremitas tersebut. Effleurage juga digunakan untuk memeriksa dan mengevaluasi area
nyeri dan ketidakteraturan jaringan lunak atau peregangan kelompok otot yang spesifik (Alimah,
2012). Gambar 2.1 Teknik Massage Effleurage Posisi Tidur Miring Kanan. 12 c. Efek Massage
Effleurage Menurut Wijanarko dan Riyadi (2010), ada beberapa efek massage yaitu: 1) Efek terhadap
peredaran darah dan lymphe Massage effleurage menimbulkan efek memperlancar peredaran
darah. Manipulasi yang dikerjakan dengan gerakan atau menuju kearah jantung, secara mekanis
akan membantu mendorong pengaliran darah dalam pembulu vena menuju ke jantung. Massage
juga membantu pengaliran cairan limphe menjadi lebih cepat, ini berarti membantu penyerapan
sisa-sisa pembakaran yang tidak digunakan lagi. 2) Efek terhadap otot Massage effleurage
memberikan efek memperlancar proses penyerapan sisa-sisa pembakaran yang berada di dalam
jaringan otot yang dapat menimbulkan kelelahan. Dengan manipulasi yang memberikan penekanan
kepada jaringan otot maka darah yang ada di dalam jaringan otot, yang mengandung zat-zat sisa
pembakaran yang tidak diperlukan lagi terlepas keluar dari jaringan otot dan masuk kedalam
pembuluh vena. Kemudian saat penekanan kendor maka darah yang mengandung bahan bakar baru
mengalirkan bahan tersebut ke jaringan, sehingga kelelahan dapat dikurangi. Selain itu massage juga
memberi efek bagi otot yang mengalami ketegangan atau pemendekan karena massage pada otot
berfungsi 13 mendorong keluarnya sisa-sasa metabolisme, merangsang saraf secara halus dan
lembut agar mengurangi atau melemahkan rangsang yang berlebihan pada saraf yang dapat
menimbulkan ketegangan. 3) Efek massage terhadap kulit Massage effleurage memberikan efek
melonggarkan perlekatan dan menghilangkan penebalan-penebalan kecil yang terjadi pada jaringan
di bawah kulit, dengan demikian memperbaiki penyerapan. 4) Efek massage terhadap saraf Sistem
saraf perifer adalah bagian dari sistem saraf yang di dalam sarafnya terdiri dari sel-sel saraf motorik
yang terletak di luar otak dan susmsum tulang belakang. Sel-sel sistem saraf sensorik mengirimkan
informasi ke sistem saraf pusat dari organorgan internal atau dari rangsangan eksternal. Sel sistem
saraf motorik tersebut membawa informasi dari sistem saraf pusat (SSP) ke organ, otot, dan
kelenjar. Sistem saraf perifer dibagi menjadi dua cabang yaitu sistem saraf somatik dan sistem saraf
otonom. Sistem saraf somatic terutama merupakan sistem saraf motorik, yang semua sistem saraf
ke otot, sedangkan sistem saraf otonom adalah sistem saraf yang mewakili persarafan motorik dari
otot polos, otot jantung dan sel-sel kelenjar. Sistem otonom ini terdiri dari dua komponen fisiologis
dan anatomis yang berbeda, yang 14 saling bertentangan yaitu sistem saraf simpatik dan
parasimpatik, dapat melancarkan sistem saraf dan meningkatkan kinerja saraf sehingga tubuh dapat
lebih baik. 5) Efek massage terhadap respon nyeri Menurut Alimul (2009), prosedur tindakan
massage dengan teknik effleurage efektif dilakukan 10 menit untuk mengurangi nyeri. Stimulasi
massage effleurage dapat merangsang tubuh melepaskan senyawa endorphin yang merupakan
pereda sakit alami dan merangsang serat saraf yang menutup gerbang sinap sehingga transmisi
impuls nyeri ke medulla spinalis dan otak di hambat. Selain itu teori gate control mengatakan bahwa
massage effleurage mengaktifkan transmisi serabut saraf sensori A – beta yang lebih besar dan lebih
cepat. Proses ini menurunkan transmisi nyeri melalui serabut dan delta A berdiameter kecil
(Fatmawati, 2017). Sejauh ini massage effleurage telah banyak digunakan untuk mengurangi nyeri
persalinan. Massage effleurage dapat mengurangi nyeri selama 10-15 menit. Massage effleurage
membantu ibu merasa lebih segar, rileks, dan nyaman selama persalinan, lebih bebas dari rasa sakit,
seperti penelitian Fatmawati (2017), dengan judul efektifitas massage effleurage terhadap
pengurangan sensasi rasa nyeri persalinan pada ibu primipara, dalam penelitian ini di dapatkan hasil
bahwa nyeri persalinan 15 sebelum massage effleurage nyeri sedang sedangkan setelah massage
effleurage menjadi nyeri ringan, hal ini berarti massage effleurage efektif terhadap pengurangan
sensasi rasa nyeri persalinan kala I pada ibu bersalin primipara. d. Indikasi massage effleurage
Menurut (Alimah, 2012) indikasi dari massage effleurage adalah sebagai berikut: 1) Kelelahan yang
sangat 2) Otot kaku, lengket, tebal dan nyeri 3) Ganggguan atau ketegangan saraf 4) Kelayuhan atau
kelemahan otot e. Kontraindikasi dari massage effleurage adalah sebagai berikut (Alimah, 2012): 1)
Cidera yang bersifat akut 2) Demam 3) Edema 4) Penyakit kulit 5) Pengapuran pembuluh darah arteri
6) Luka bakar 7) Patah tulang (fraktur)

Anda mungkin juga menyukai