Disusun Oleh :
NIM : 20121133
A. Definisi
B. Mekanisme
Mekanisme kerja bahan aromaterapi adalah melalui sistem sirkulasi tubuh dan
sistem penciuman. Organ penciuman merupakan satu-satunya indera perasa dengan
berbagai reseptor saraf yang berhubungan langsung dengan dunia luar dan merupakan
saluran langsung ke otak. Hanya sejumlah 8 molekul sudah dapat memicu impuls
elektris pada ujung saraf. Dibutuhkan kurang lebih sekitar 40 ujung saraf yang harus
dirangsang sebelum seseorang sadar bau apa yang dicium (Deveraux, 2003).
Bau merupakan suatu molekul yang mudah menguap di udara. Apabila masuk
ke rongga hidung melalui penghirupan, akan diterjemahkan oleh otak sebagai proses
penciuman. Proses penciuman terbagi dalam tiga tahap; dimulai dengan penerimaan
molekul bau tersebut oleh olfactory epithelium, yang merupakan suatu reseptor yang
berisi 20 juta ujung saraf. Selanjutnya bau tersebut akan ditransmisikan sebagai suatu
pesan ke pusat penciuman yang terletak pada bagian belakang hidung (Howard dan
Hughes, 2007).
Pusat penciuman sebesar biji buah delima pada pangkal otak. Pada tempat ini
berbagai sel neuron menginterpretasikan bau tersebut dan mengantarnya ke sistem
limbik yang selanjutnya akan dikirim ke hipotalamus untuk diolah (Deveraux, 2002).
Bila minyak esensial dihirup, molekul yang mudah menguap akan membawa
unsur aromatik yang terdapat dalam kandungan minyak tersebut ke puncak hidung.
Rambut getar yang terdapat dalamnya, yang berfungsi sebagai reseptor, akan
menghantarkan pesan elektrokimia ke pusat emosi dan daya ingat seseorang yang
selanjutnya akan mengantarkan pesan balik ke seluruh tubuh melalui sistem sirkulasi
(Howard dan Hughes, 2007).
Pesan yang diantar ke seluruh tubuh akan dikonversikan menjadi suatu aksi
dengan pelepasan substansi neurokimia berupa perasaan senang, rileks, tenang atau
terangsang. Melalui penghirupan, sebagian molekul akan masuk ke dalam paru-paru.
Molekul aromatik akan diserap oleh lapisan mukosa pada saluran pernafasan, baik
pada bronkus maupun pada cabang halusnya (bronkioli). Pada saat terjadi pertukaran
gas di dalam alveoli, molekul tersebut akan diangkut oleh sirkulasi darah di dalam
paru-paru. Pernafasan yang dalam akan meningkatkan jumlah bahan aromatik ke
dalam tubuh (Deveraux, 2002).
Respon bau yang dihasilkan akan merangsang kerja sel neurokimia otak.
Sebagai contoh, bau yang menyenangkan akan menstimulasi talamus untuk
mengeluarkan enkefalin yang berfungsi sebagai penghilang rasa sakit alami dan
menghasilkan perasaan tenang (Howard dan Hughes, 2007).
Kelenjar pituitari juga melepaskan agen kimia ke dalam sirkulasi darah untuk
mengatur fungsi kelenjar lain seperti tiroid dan adrenal. Bau yang menimbulkan rasa
tenang akan merangsang daerah di otak yang disebut raphe nucleus untuk
mengeluarkan sekresi serotonin yang menghantarkan kita untuk tidur (Howard dan
Hughes, 2007).
C. Tujuan
Aromaterapi adalah terapi menggunakan essential oil atau sari minyak murni
untuk mengurangi masalah kesehatan dan memperbaiki kualitas hidup,
membangkitkan semangat, gairah, menyegarkan serta menenangkan jiwa, dan
merangsang proses penyembuhan. Aromaterapi biasa digunakan untuk rileksasi dan
pengobatan. Aromaterapi dapat digunakan untuk menghilangkan nyeri, perawatan
kulit, mengurangi ketegangan dan kelelahan, serta memperkuat kondisi tubuh secara
keseluruhan.
D. Manfaat
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa ibu yang dipijat 20 menit setiap jam
selama tahapan persalinan dapat menurunkan rasa sakit. Hal tersebut karena pijat
aromaterapi lebih merangsang tubuh untuk melepaskan senyawa endorphin yang
merupakan pereda sakit alami dan juga menciptakan perasaan nyaman. Pijat
aromaterapi pada ibu hamil dapat di lakukan di bagiantubuh seperti leher, kepala,
punggung dan tungkai. Essential oil yang bisa digunakan antara lain base oil dari
kacang almond serta minyak zaitun. Untuk pemakaian essential oil harus
berdasarkan rekomendasi ahli aromaterapi dan harus memperhatikan respon klien
dikarnakan ada beberapa jenis oil mengandung zat yang sangat kuat dan dapat
mempenggaruhikontraksi jika salah digunakan (Danuatmaja dan Meiliasari, 2008).
E. Indikasi
f. Lavender
Jika proses penyulingan dibuat dari bahan lain (non-stainless steel), minyak
yang dihasilkan akan tampak keruh. Pertama yang harus kita lakukan sebelum
penyulingan adalah memotong bunga lavender menjadi bagian yang lebih kecil.
Hal ini bertujuan agar kelenjar minyak pada bunga dapat terbuka sebanyak
mungkin sehingga memaksimalkan produksi minyak esensial. Tahap selanjutnya
adalah mengeringkan bunga lavender pada tempat yang teduh atau ruang tertutup
selama kurang lebih dua hari. Hal ini bertujuan untuk mempercepat proses
penyulingan dan mendapatkan hasil yang lebih baik. Jangan langsung
mengeringkan di bawah sinar matahari karena dapat mengakibatkan sebagian
minyak dari bunga ikut menguap. Selain itu, pengeringan yang terlalu cepat dapat
mengakibatkan bunga menjadi rapuh dan sulit untuk disuling. Bila dua tahap di
atas telah dikerjakan, bunga lavender siap untuk disuling menjadi minyak esensial.
Dari biji wijen hitam yang diperas akan menghasilkan minyak wijen (bening
berwarna kuning, tidak berbau,berasa manis dan tidak mudah menjadi tengik), yang
mengandung gliserida dengan berbagai asam lemak (asam stearin,palmitin dan olein)
beserta sesamid. Kandungan bahan lain adalah lechitin, cholin,fytin, globulin,
sesamin, albumnin dan asam aminarginin (Rusmin, dkk, 2007).
F. Kontraindikasi
Selain jenis minyak esensial, ada pula jenis aromaterapI yaitu minyak asiri
yang mempunyai kontraiindikasi dalam pemakaiannya, salah satunya adalah minyak
asiri bersifat larut dalam lemak serta mudah masuk ke dalam kulit dan selanjutnya
masuk ke dalam aliran darah. Beberapa tetes minyak asiri sudah dapat memberikan
efek bagi tubuh. Oleh karena itu, penggunaannya harus hati-hati. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan saat menggunakan minyak asiri adalah sebagai berikut :
a) Minyak asiri bersifat pekat karena merupakan konsentrat, sehingga harus digunakan
secara hati-hati.
b) Saat digunakan, sebagian besar minyak asiri harus diencerkan dengan minyak pelarut.
c) Pada anak-anak, jenis dan dosis minyak asiri yang digunakan harus diperhatikan
karena kulitnya sangat lembut dan sensitif.
d) Hindari penggunaan minyak asiri di daerah mata.
e) Jangan menggunakan minyak asiri dengan kadar lebih dari 2,5%.
f) Minyak asiri konsentrat tidak boleh diminum langsung.
g) Pada orang yang mempunyai kulit sensitif atau peka, sebaiknya menggunakan larutan
minyak asiri dengan kadar 1%.
G. Cara Pemakaian
a. Inhalasi
1) Tissue atau Gulungan Gabus Ambil 1-5 tetes minyak esensial, teteskan
pada tissue atau kapas, kemudian hirup 5-10 menit. Dapat juga tissue atau
kapas tersebut diletakkan dibawah bantal.
2) Steam Tambahkan 1-5 tetes minyak esensial dalam alat steam atau
penguapan yang telah diisi air. Letakkan alat tersebut disamping atau
sejajar kepala pasien. Anjurkan pasien untuk menghirup selama 10 menit.
Anjurkan pasien untuk menutup mata dan melepaskan kontak lensa atau
kacamata selama inhalasi, karena dapat menyebabkan pedih.
b. Masase/Pijat
Terapi aroma yang digunakan dengan cara pijat, merupakan cara yang
sangat digemari untuk menghilangkan rasa lelah pada tubuh, memperbaiki
sirkulasi darah dan merangsang tubuh untuk mengeluarkan racun serta
meningkatkan kesehatan pikiran. Dalam penggunaannya dibutuhkan 2 tetes
essensial oil ditambah 1 mL minyak pijat (Hutasoid, 2002).
c. Kompres
d. Berendam
Al-Kaheel, Abdel Daem. 2013. Penggobatan Qur’ani: Manjurnya Berobat dengan Alquran.
Ahli bahasa Muhammad Misbah. Jakarta: Amza.
Bangun, Argi Virgona & Nur’aeni, Susi. 2013. Pengaruh Aromaterapi Lavender Terhadap
Intensitas Nyeri pada Pasien Pasca Operasi di Rumah Sakit Dustira Cimahi. [serial
online]. http://keperawatan.unsoed.ac.id/sites/default/files/jks2013 0802_120-126.pdf.
[27 September 2014].
Davis C, Marie C, Kerri H, Mark J, Julie F. 2005. The Effect Of Aromatherapy Massage with
Music on the Strss and Anxiety Levels of Emergency Nurses. Australasian Emegency
Nursing Journal. 8: 43-50.
Danuatmaja, Bonny & Meiliasari, Mila. 2008. Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit. Jakarta:
Puspa swara.
Deveraux C. 2003. Aromatheraphy: Essential Oil and How to Use Them. United States: Tutle
Publishing, pp: 73-75.
Ribkahwati, dkk. Profil Minyak Atsiri Mahkota Bunga Mawar (Rosa hybrida L.) Kultivar
Lokal. [serial online].
http://www.researchgate.net/profile/Hery_Purnobasuki/publication/25123729
2_PROFIL_MINYAK_ATSIRI_MAHKOTA_BUNGA_MAWAR_(Rosa_hybrida
_L.)/links/00b7d51ef9e642e65e000000. [diakses 29 november].
Rho, Han, Kim, Lee. 2005. Effects of Aromatherapy Massage on Anxietas and Self- Esteem
in Korean Elderly Woman: A pilot Study. International Journal of Neurosciene, 116:
1447-1455.
Rusmin, Devi & Balittro. 2007. Manfaat Dan Budidaya Wijen (Sesamum indicum L.).Warta
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 13 Nomor 1. ISSN0853
8204. Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian Pusat Penelitian Dan
Pengembangan Perkebunan.
Setiyanti, A., A. (2008). Bentuk penggunaan dan jenis aromaterapi [serial online], didapat
dari URL: http://teena82.wordpress.com.
Worwood, V.A. 2002. The Complete Book of Essential Oils and Aromatherapy. New World
Library.