DIABETES MELITUS
OLEH :
TRI INDRAYATI, Amd.Kep.
NIP. 19830703 201001 2 027
Disusun oleh :
Mengetahui
Atasan Langsung
A. LATAR BELAKANG
Diabetes Militus merupakan penyakit gangguan metabolik menahun
akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat
menggunakan insulin yang di produksi secara efektif (Depkes, 2014). Diabetes
melitus merupakan penyebab hiperglikemi. Hiperglikemi disebabkan oleh
berbagai hal, namun hiperglikemi paling sering disebabkan oleh diabetes melitus.
Pada diabetes melitus gula menumpuk dalam darah sehingga gagal masuk ke
dalam sel. Kegagalan tersebut terjadi akibat hormon insulin jumlahnya kurang
atau cacat fungsi. Hormon insulin merupakan hormon yang membantu masuknya
gula darah (WHO, 2016). Menurut International Diabetes Federation-7 (2015),
bahwa metabolisme tubuh hormon insulin bertanggung jawab dalam mengatur
kadar glukosa darah. Hormon ini diproduksi dalam pankreas kemudian
dikeluarkan untuk digunakan sebagai sumber energi..
Diabetes melitus adalah penyakit gangguan metabolik kronik yang terjadi
karena sel beta pankreas tidak memproduksi hormon insulin dalam jumlah yang
memadai atau insulin tidak dapat bekerja secara efektif (Kemenkes RI, 2019).
Insulin merupakan hormon yang dihasilkan oleh pankreas dan berfungsi untuk
memasukkan glukosa yang diperoleh dari makanan ke dalam sel yang selanjutnya
akan diubah menjadi energi yang dibutuhkan oleh otot dan jaringan untuk bekerja
sesuai fungsinya (Arnold Hongdiyanto, 2014). Penyebab kematian diabetes
melitus tidak hanya disebabkan karena keadaan hiperglikemik tetapi juga
disebabkan karena komplikasi seperti penyakit kardiovaskular, nefropati,
retinopati, dan ulcus pedis (Arnold Hongdiyanto, 2014)..
International Diabetes Federation (IDF) menyebutkan bahwa prevalensi
diabetes melitus di dunia adalah 1,9% dan telah menjadikan diabetes melitus
sebagai penyebab kematian ke tujuh di dunia. Pada tahun 2013 angka kejadian
diabetes di dunia sebanyak 382 juta jiwa di mana proporsi kejadian diabetes
melitus tipe 2 adalah 95% dari populasi dunia (Fatimah N R, 2015; sImelda,
2019). Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018,
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah pasien diabetes melitus dari
6,9% pada tahun 2013 meningkat menjadi 10,9% pada tahun 2018 (Riskesdas,
2018).
Berdasarkan hasil pendataan pada tanggal 30 Mei 2022 yang di rawat di
bangsal Melati Timur RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen diketahui bahwa
Tn. S di diagnosa penyakit diabetes mellitus dengan No RM 626834, oleh karena
itu pasien Tn. S dan keluarga menjadi binaan saya, dan perlu dilakukannya
penyuluhan atau pendidikan kesehatan tentang diabetes mellitus (DM). Sehingga
Tn. S dan keluarga dapat mengetahui apa itu penyakit DM dan bagaimana
penanggulangannya. Diharapkan tingkat kesadaran terhadap kesehatan dapat
terjaga.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit, Tn. S dan keluarga
dapat menjelaskan kembali tentang penyakit Diabetes Melitus atau penyakit
gula.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan Tn. S dan keluarga :
a. Mampu menjelaskan penyakit Diabetes Melitus dengan bahasanya
sendiri.
b. Mampu menyebutkan penyebab Diabetes Melitus.
c. Mampu menyebutkan tanda dan gejala Diabetes Melitus.
d. Mampu menyebutkan komplikasi Diabetes Melitus.
e. Mampu menjelaskan penatalaksanaan dan cara mencegah penyakit
Diabetes Melitus.
C. MATERI
Terlampir
D. METODE
Ceramah dan Diskusi
E. MEDIA
Leaflet
F. SASARAN
Tn. S dan keluarga yang berada di bangsal Melati Timur RSUD dr Soehadi
Prijonegoro Sragen .
G. KEGIATAN PENYULUHAN
Kegiatan
No. Tugas Penyuluh Respon Waktu
Penyuluhan
1. Pembukaan. Menyampaikan salam Menjawab salam 5 Menit
Perkenalan Mendengarakan
Menyampaikan tujuan
Kontrak waktu
Tes awal Memberi respon
H. SETTING TEMPAT
Keterangan :
I. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Persiapan
a. Materi sudah siap 1 hari sebelum penkes
b. Media sudah siap 1 hari sebelum penkes
c. SAP sudah jadi 1 hari sebelum penkes
2. Evaluasi Proses
a. Tn. S dan keluarga kooperatif serta aktif bertanya
b. Media digunakan secara efektif
3. Evaluasi Hasil
a. Tn. S dan Keluarga mampu menjelaskan penyakit Diabetes Melitus
dengan bahasanya sendiri.
b. Tn. S dan Keluarga mampu menyebutkan penyebab Diabetes Melitus.
c. Tn. S dan Keluarga mampu menyebutkan tanda dan gejala Diabetes
Melitus.
d. Tn. S dan Keluarga mampu menyebutkan komplikasi Diabetes Melitus.
e. Tn. S dan Keluarga mampu menjelaskan penatalaksanaan dan cara
mencegah penyakit Diabetes Melitus.
TINJAUAN TEORI
2. Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat menyebabkan resistensi insulin dan gangguan
sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik
diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
Selain itu terdapat pula faktor-faktor resiko tertentu yang berhubungan
dengan proses terjadinya diabetes tipe II diantarannya :
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia diatas 65 tahun)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
d. Kelompok etnik
2. Keluhan Lain
a. Gangguan Saraf Tepi/Kesemutan
Penderita mengeluh rasa sakit atau kesemutan terutama pada kaki diwaktu
malam hari sehingga mengganggu tidur.
b. Gangguan Penglihatan
Pada fase awal diabetes sering dijumpai gangguan penglihatan yang
mendorong penderita untuk mengganti kacamatanya berulang kali agar
tetap dapat melihat dengan baik.
c. Gatal/Bisul
Kelainan kulit berupa gatal, biasanya terjadi di daerah kemaluan dan
daerah lipatan kulit seperti ketiak dan dibawah payu dara. Sering pula
dikeluhkan timbulnya bisul dan luka yang lama sembuhnya. Luka ini
dapat timbul karena akibat hal yang sepele seperti luka lecet karena sepatu
atau tertusuk peniti.
d. Gangguan Ereksi
Gangguan ereksi ini menjadi masalah, tersembunyi karena sering tidak
secara terus terang dikemukakan penderitanya. Hal ini terkait dengan
budaya masyarakat yang masih merasa malu membicarakan masalah seks,
apalagi menyangkut kemampuan atau kejantanan seseorang.
e. Keputihan
Pada wanita keputihan dan gatal merupakan keluhan yang sering
ditemukan dan kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala yang
dirasakan.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. (2014). Buku Saku Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :
EGC