A. Latar Belakang
Salah satu pemeriksaan laboratorium yang sering dilakukan adalah pemeriksaan glukosa darah.
Pemeriksaan glukosa darah yang dilakukan di laboratorium salah satunya adalah glukosa darah
sewaktu. Glukosa merupakan kerbohidrat terpenting yang kebanyakan diserap kedalam aliran
darah sebagai glukosa dan gula lain diubah menjadi glukosa di hati. Pemeriksaan kadar glukosa
darah banyak diusulkan oleh paraklinisi baik untuk tujuan skrining atau pemantauan penyakit
Diabetes Militus (Nur Ramadhani, Garini, Nurhayati, & Harianja, 2019).
Diabetes mellitus (DM) umumnya dikenal sebagai kencing manis. Diabetes militus adalah
penyakit yang ditandai dengan hiperglikemia (peningkatan kadar gula darah) yang terus
menerusdan bervariasi, terutama setelah makan. Diabetes mellitus merupakan keadaan
hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang
menimbulkan berbagai komplikasi kronik padamata, ginjal, dan pembuluh darah, disertai
lesipada membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron (Herlena, 2014).
Menurut WHO kenaikan jumlah penduduk dunia yang terkena penyakit diabetes semakin
mengkhawatirkan. Pada tahun 2000 jumlah penduduk dunia yang menderita diabetes sudah
mencapai 171.230.000 orang dan pada tahun 2030 diperkirakan akan mencapai jumlah
366.210.100 orang atau naik sebesar 114 % dalam kurun waktu 30 tahun. Beberapa faktor yang
memegang peranan penting dalam perkembangan kasus penderita diabetes mellitus adalah pola
makan, perilaku yang menyimpang dan mengarah pada makanan yang siap saji dengan
kandungan berenergi tinggi, lemak dan sedikit serat yang dapat memicu diabetes mellitus.
Kontrol glikemik penderita diabetes mellitus sangat dipengaruhi oleh kepatuhan klien tentang
anjuran diet DM, meliputi jenis, 2 jumlah dan waktu yang tepat untuk tercapainya tujuan
pengobatan dan memerlukan pemeriksaan yang sebenarnya tidak diperlukan (Tarwoto, 2012).
Penderita Diabetes Mellitus yang tidak menunjukkan sikap yang baik terhadap pengelolaan diet,
maka akan terjadi komplikasi yang bisa menimbulkan kematian. Sikap penderita DM sangat
dipengaruhi oleh pengetahuan, dalam hal ini pengetahuan yang akan membuat penderita
Diabetes Mellitus menentukan sikap, berpikir dan berusaha untuk tidak terkena penyakit maupun
mengurangi kondisi penyakitnya. Apa bila penderita DM mempunyai pengetahuan yang baik,
maka sikap terhadap diet DM dapat mendukung terhadap kepatuhan pengelolaan diet DM sendiri
(Efendi, 2009).
Banyaknya komplikasi yang dapat ditimbulkan, maka tindakan pencegahan yang dapat
dilakukan oleh penderita DM untuk mencegah timbulnya komplikasi, yaitu dengan cara
mengontrol kadar gula darah secara rutin, patuh dalam diit rendah gula, pemekriksaan secara
rutin gula darah, latihan jasmani, dan perawatan kaki diabetik yang penting dilakukan oleh
penderita DM (Arisman, 2011). Salah satu cara untuk mengurangi resiko terjadinya komplikasi
dan kekambuhan dari DM adalah dengan cara penerapan kepatuhan diet DM. Penderita harus
memperhatikan kepatuhan terhadap diit diabetes millitus, karena salah satu faktor untuk
menstabilkan kadar gula dalam darah menjadi normal dan mencegah terjadinya komplikasi
adalah dengan cara mematuhi diet (Rahayu. 2011).
Sumatera Barat memiliki prevalensi total DM sebanyak 1,6% pada tahun 2018, dimana Sumatera
Barat berada di urutan ke 21 dari 34 provinsi di Indonesia. Menurut data Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Barat tahun 2018, jumlah kasus DM di Sumatera Barat tahun 2018 berjumlah
44.280 kasus, dengan jumlah kasus tertinggi berada di wilayah Kota Padang berjumlah 12.231
kasus.
Data dari Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2018, jumlah penderita diabetes mellitus di Kota
Padang yakni sebanyak 60.854 orang dengan jumlah pengunjung Puskesmas berkisar 33.439
orang. Berdasarkan persentase jumlah penderita diabetes mellitus yang mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar didapatkan data bahwa posisi pertama berada di wilayah kerja
Puskesmas Kuranji sebesar 136,9%, diikuti oleh Puskesmas Pauh sebesar 64,6% dan Puskesmas
Lubuk Buaya sebesar 24,4%.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan pasien dan keluarga pasien diharapkan dapat
memahami dan mengerti tentang Diabetes Melitus serta dapat melakukan perawatan pada
penyakit Diabetes Melitus.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1x30 menit, pasien dan keluarga pasien
dapat :
a. Memahami pengertian diabetes melitus
b. Memahami penyebab diabetes melitus
c. Memahami tanda dan gejala diabetes melitus
d. Memahami komplikasi diabetes melitus
e. Memahami pengobatan diabetes melitus
C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik
Edukasi Diabetes Melitus
2. Sasaran
Sasaran penyuluhan adalah pengunjung laboratorium
3. Metode
4. Media dan Alat
5. Waktu dan Tempat
Hari / Tanggal : Senin, 1 Juni 2022
Jam : 10.00 WIB
Tempat : Laboratorium RSI Ibnu Sina Padang
6. Setting Tempat
Setting tempat pelaksanaan adalah sebagai berikut
7. Proses Kegiatan
penyuluhan
Menutup dengan salam
8. Evaluasi
Lampiran Materi
DIABETES MELITUS
A. PENGERTIAN
Diabetes Melitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa di dalam darah
tinggi karena tubuh tidak dapat menghasilkan atau menggunakan insulin secara efektif.
Insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh pancreas, yang bertanggungjawab
dalam mempertahankan kadar gula darah yang normal. Insulin memasukkan gula
kedalam sel sehingga bias menghasilkan energy atau disimpan sebagai cadangan energi.
B. PENYEBAB
1. Keturunan
2. Usia
3. Kegemukan
4. Kurang gerak
5. Kehilangan insulin
6. Alkoholisme
7. Obat-obatan
E. PENGELOLAAN DM
Perawatan DM dirumah saat ini sangat dianjurkan karena pengobatan dan
perawatan DM membutuhkan waktu yang lama.
Cara Perawatan Pasien DM di Rumah adalah dengan jalan :
1. Minum obat secara teratur sesuai program
2. Diet yang tepat
3. Olahraga yang teratur
4. Kontrol GD teratur
5. Pencegahan komplikasi
Cara mencegah atau menghindari agar tidak terjadi luka pada kaki pada penderita DM :
1. Hindari terlalu sering merendam kaki
2. Hindari penggunaan botol panas/penghangat kaki dari listrik
3. Hindari penggunaan pisau/silet untuk memotong kuku atau menghilangkan kalus
4. hindari kaos kaki / sepatu yang terlalu sempit
5. Hindari Rokok