Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

DIABETES MELITUS PADA LANSIA

DISUSUN OLEH:

EVI SALAWATI
NIM : PO. 62.20.1.16.139

POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
KELAS REGULER ANGKATAN III SEMESTER VIII
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
DIABETES MELITUS PADA LANSIA

Nama KK                    : Ny. F

Nama Klien                 : Ny. F

Umur                           : 62 tahun

Alamat                        : Jalan Surung I

Materi Penyuluhan      : Diabetes Melitus Pada Lansia

SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. Sasaran  : Ny. F
B. Topik : Diabetes Melitus pada Lansia
C. Sub Pokok Bahasan:
 Pengertian diabetes melitus
 Penyebab diabetes melitus
 Klasifikasi  diabetes melitus
 Gejala klinis diabetes melitus
 Penatalaksanaan diabetes melitus
 Makanan untuk diabetes melitus
D. Tujuan Penyuluhan :
a. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan para lansia dapat mengetahui
tentang penyakit Diabetes Melitus sehingga dapat menjaga
kesehatan mereka.
b. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah mendapatkan penyuluhan lansia mampu :
 Menjelaskan pengertian diabetes melitus
 Memahami penyebab dari diabetes melitus
 Memahami klasifikasi diabetes melitus
 Memahami gejala klinis dari diabetes melitus
 Menjelaskan penatalaksanaan dari diabetes melitus
 Menjelaskan makanan untuk diabetes melitus
E. Waktu : 1 x 30 menit
F. Hari/Tanggal : Sabtu, 1 Desember 22
G. Metode
Metode yang digunakan dalam Penyuluhan Kesehatan DM Pada Lansia ini adalah:
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
H. Media
Media yang digunakan dalam Penyuluhan Kesehatan Diabetes Melitus ini adalah:
a. Leaflet
I. Kegiatan Penyuluhan
No. Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta WAKTU

1. Pembukaan : 3 Menit
1. Membuka kegiatan dengan 1. Menjawab salam
mengucapkan salam. 2. Mendengarkan
2. Memperkenalkan diri 3. Memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan 4. Memperhatikan
4. Menyebutkan materi yang akan
diberikan
2. Pelaksanaan : 15 menit
1. Menjelaskan pengertian diabetes 1. Memperhatikan
melitus 2. Bertanya dan
2. Memahami penyebab dari diabetes menjawab
melitus pertanyaan yang
3. Memahami klasifikasi  diajukan
diabetes melitus 3. Memperhatikan
4. Memahami gejala klinis dari diabetes 4. Bertanya dan
melitus menjawab pertanyaan
5. Menjelaskan  yang diajukan
penatalaksanaan dari 
diabetes melitus
6. Menjelaskan makanan 
untuk diabetes melitus
3. Evaluasi : 10 Menit
1. Menanyakan kepada peserta 1. Menjawab pertanyaan
tentang materi yang telah diberikan,
dan reinforcement kepada peserta
yang dapat menjawab pertanyaan.
4. Terminasi : 2
1. Mengucapkan terima kasih atas 1. Mendengarkan
peran serta peserta. 2. Menjawab salam
2. Mengucapkan salam penutup

J. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur

a. Menyiapkan SAP

b. Menyiapkan media

c. Menyiapkan tempat

d. Kontrak waktu dan sasaran

2. Evaluasi Proses

a. Kegiatan Penyuluhan di lakukan sesuai jadwal yang di rencanakan

b. Peserta penyuluhan kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses


penyuluhan

3. Evaluasi Lisan
 Jelaskan Pengertian diabetes melitus
 Jelaskan Penyebab diabetes melitus
 Jelaskan Klasifikasi  diabetes melitus
 Jelaskan Gejala klinis diabetes melitus
 Jelaskan Penatalaksanaan diabetes melitus
 Jelaskan Makanan untuk diabetes melitus

Lampiran
MATERI PENYULUHAN

   1.  PENGERTIAN

Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu penyakit kronis yang terjadi


ketikapankreas tidak dapat menghasilkan insulin dalam jumlah yang cukup, atau
ketika tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang dihasilkan dengan efektif.
Menurut American Diabetes Assosiation (ADA), DM adalah suatu penyakit dimana
tubuh tidak dapat menghasilkan atau menggunakan insulin secara normal.

Menurut kriteria who (1999), kadar glukosa normal darah vena pada waktu
puasa tidak melebihi 126 mg/dl dan 2 jam sesudah beban glukosa oral 75 gr tidak
melebihi 200mg/dl. apabila hormon insulin yang dihasilkan oleh sel beta pankreas
tidak memadai untuk mengubah glukosa menjadi sumber energi bagi sel, maka
glukosa tersebut akan tetap berada dalam darah dan kadar glukosa dalam darah
akan meningkat sehingga timbullah DM.

     2.  PENYEBAB

Pada lansia cenderung terjadi peningkatan berat badan, bukan karena


mengkonsumsi kalori berlebih namun karena perubahan rasio lemak-otot dan
penurunan laju metabolisme basal. Hal ini dapat menjadi faktor predisposisi
terjadinya diabetes mellitus. Penyebab diabetes mellitus pada lansia secara umum
dapat digolongkan ke dalam dua besar: Proses menua/kemunduran (Penurunan
sensitifitas indra pengecap, penurunan fungsi pankreas, dan penurunan kualitas
insulin sehingga insulin tidak berfungsi dengan baik).

 Gaya hidup (life style) yang jelek (banyak makan, jarang olahraga, minum
alkohol, dll.) Keberadaan penyakit lain, sering menderita stress juga dapat menjadi
penyebab terjadinya diabetes mellitus. Selain itu perubahan fungsi fisik yang
menyebabkan keletihan dapat menutupi tanda dan gejala diabetes dan menghalangi
lansia untuk mencari bantuan medis. Keletihan, perlu bangun pada malam hari untuk
buang air kecil, dan infeksi yang sering merupakan indikator diabetes yang mungkin
tidak diperhatikan oleh lansia dan anggota keluarganya karena mereka percaya
bahwa hal tersebut adalah bagian dari proses penuaan itu sendiri.
    3.  KLASIFIKASI

a.  Diabetes melitus tipe I

Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut baik melalui
proses imunologik maupun idiopatik. Karakteristik Diabetes Melitus tipe I:

1.   Mudah terjadi ketoasidosis


2. Pengobatan harus dengan insulin
3. Biasanya kurus
4.  Biasanya terjadi pada umur yang masih muda
·          10%nya ada riwayat diabetes pada keluarga

b. Diabetes melitus tipe II


Bervariasi mulai yang predominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin
relatif sampai yang predominan gangguan sekresi insulin bersama resistensi
insulin. Karakteristik DM tipe II:

1. Sukar terjadi ketoasidosis


2. Pengobatan tidak harus dengan insulin
3. Gemuk atau tidak gemuk
4. Biasanya terjadi pada umur > 45 tahun
·            30%nya ada riwayat diabetes pada keluarga ± 100% kembar identik terkena

     4. GEJALA KLINIS

Keluhan umum pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia pada lansia


umumnya tidak ada. Osmotik diuresis akibat glukosuria tertunda disebabkan ambang
ginjal yang tinggi, dan dapat muncul keluhan nokturia disertai gangguan tidur, atau
bahkan inkontinensia urin. Perasaan haus pada pasien DM lansia kurang dirasakan,
akibatnya mereka tidak bereaksi adekuat terhadap dehidrasi. Karena itu tidak terjadi
polidipsia atau baru terjadi pada stadium lanjut. Sebaliknya yang sering mengganggu
pasien adalah keluhan akibat komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah
dan saraf.

Pada DM lansia terdapat perubahan patofisiologi akibat proses menua,


sehingga gambaran klinisnya bervariasi dari kasus tanpa gejala sampai kasus
dengan komplikasi yang luas. Keluhan yang sering muncul adalah adanya gangguan
penglihatan karena katarak, rasa kesemutan pada tungkai serta kelemahan otot
(neuropati perifer) dan luka pada tungkai yang sukar sembuh dengan pengobatan
lazim.

Menurut Supartondo, gejala-gejala akibat DM pada usia lanjut yang sering ditemukan

adalah :

a. Katarak                                     

b. Glaukoma

c. Retinopati

d. Gatal seluruh badan

e. Pruritus Vulvae

f. Infeksi bakteri kulit

g. Infeksi jamur di kulit

h. Dermatopati

i. Neuropati perifer

j. Neuropati viseral

k. Amiotropi

l. Ulkus Neurotropik

m. Penyakit ginjal

n. Penyakit pembuluh darah perifer

o. Penyakit koroner

p. Penyakit pembuluh darah otak

q. Hipertensi
   5.  PENATALAKSANAAN

Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas


insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi vaskuler
serta neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar
glukosa darah normal.

Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :

a.     Diet

Suatu perencanaan makanan yang terdiri dari 10% lemak, 15% Protein, 75%
Karbohidrat kompleks direkomendasikan untuk mencegah diabetes. Kandungan
rendah lemak dalam diet ini tidak hanya mencegah arterosklerosis, tetapi juga
meningkatkan aktivitas reseptor insulin.

b.       Latihan

Latihan juga diperlukan untuk membantu mencegah diabetes. Pemeriksaan


sebelum latihan sebaiknya dilakukan untuk memastikan bahwa klien lansia
secara fisik mampu mengikuti program latihan kebugaran. Pengkajian pada
tingkat aktivitas klien yang terbaru dan pilihan gaya hidup dapat membantu
menentukan jenis latihan yang mungkin paling berhasil. Berjalan atau berenang,
dua aktivitas dengan dampak rendah, merupakan permulaan yang sangat baik
untuk para pemula. Untuk lansia dengan NIDDM, olahraga dapat secara
langsung meningkatkan fungsi fisiologis dengan mengurangi kadar glukosa
darah, meningkatkan stamina dan kesejahteraan emosional, dan meningkatkan
sirkulasi, serta membantu menurunkan berat badan.

c.      Pemantauan

Pada pasien dengan diabetes, kadar glukosa darah harus selalu diperiksa
secara rutin. Selain itu, perubahan berat badan lansia juga harus dipantau untuk
mengetahui terjadinya obesitas yang dapat meningkatkan resiko DM pada
lansia.

d.      Terapi (jika diperlukan)

Sulfoniluria adalah kelompok obat yang paling sering diresepkan dan efektif
hanya untuk penanganan NIDDM. Pemberian insulin juga dapat dilakukan untuk
mepertahankan kadar glukosa darah dalam parameter yang  telah ditentukan
untuk membatasi komplikasi penyakit yang membahayakan.

e.        Pendidikan

- Diet yang harus dikonsumsi

- Latihan

·- Penggunaan insulin

  6. TIPS MAKAN UNTUK DIABETES MELITUS

1.    Perbanyak Sayuran

Penderita DM bisa memperbanyak porsi sayuran setiap hari karena manfaatnya yang
sangat baik untuk tubuh. Konsumsi sayur-sayuran sangat penting untuk mengontrol
tubuh dengan serat yang dapat mengikat karbohidrat untuk diabetes. Sayuran
menyediakan sumber besar serat, mineral dan vitamin. Adapun sayur-sayuran yang
sangat dianjurkan adalah kubis, bayam, brokoli, buncis, wortel, tomat dan paprika.

2.    Makan Buah-buahan

       Berbagai buah-buahan juga memberikan serat, mineral dan vitamin yang diperlukan

untuk tubuh.

3.    Makan Sedikit Lemak


 Penderita diabetes juga dapat makan makanan yang mengandung banyak protein
semisal daging. Jika makan daging cobalah agar makan daging dengan sedikit lemak
seperti misalnya dada ayam, ikan, daging tanpa lemak atau kalkun tanpa kulit.

4.    Perbanyak Air Putih

 Air putih sangat dibutuhkan untuk tubuh karena dapat melarutkan racun-racun yang
ada dalam tubuh. Hindari minuman manis dan bersoda, ini bisa berdampak buruk
untuk kesehatan.

5.    Minum Susu Rendah Lemak

Susu merupakan salah satu sumber diperlukan banyak elemen-elemen penting yang
dibutuhkan tubuh. Sumber bebas lemak susu seperti yoghurt dan susu rendah lemak
sangat baik untuk tubuh.

6.    Batasi Karbohidrat

Pastikan untuk menghindari atau membatasi asupan karbohidrat yang meliputi jagung
sirup, madu, permen, gula, beras putih, roti putih atau item yang mengandung
fruktosa, glukosa atau sukrosa.

DAFTAR PUSTAKA
Alimul, A., A,.A. (2006).Pengantar kebutuhan dasar manusia 1 . Jakarta: Salemba Medika.

Potter, P.,A& Perry, A.,G.(2005). Buku ajar fundamental keperawatan: Konsep,proses,dan


praktik (edisi 4) Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai