Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

HERNIA INGUINALIS

DISUSUN OLEH:

EVI SALAWATI
NIM : PO. 62.20.1.16.139

POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
KELAS REGULER ANGKATAN III SEMESTER VIII
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
HERNIA INGUINALIS

Nama Klien                 : Tn. RN


Umur                           : 48 tahun
Alamat                         : Jalan Mahir Mahar
Materi Penyuluhan      : Mengetahui Penatalaksanaan dan Perawatan Post Operasi Hernia
Inguinalis

SATUAN ACARA PENYULUHAN


A. Sasaran  : Tn. RN dan Keluarga
B. Topik : Mengetahui Penatalaksanaan dan Perawatan Post
Operasi Hernia
C. Sub Pokok Bahasan:
1. Pengertian Hernia
2. Penyebab Hernia
3. Gejala Hernia
4. Komplikasi Hernia
5. Pemeriksaan Penunjang
6. Penatalaksanaan
7. Perawatan Post Operasi
D. Tujuan Penyuluhan :
a. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan keluarga Tn. RN dan keluarga
dapat mengetahui penatalaksanaan dan perawatan post operasi hernia
b. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah mendapatkan penyuluhan Tn. RN dan keluarga mampu :
1) Menjelaskan pengertian hernia
2) Memahami penyebab hernia
3) Memahami gejala hernia
4) Memahami komplikasi hernia
5) Memahami pemeriksaan penunjang
6) Memahami penatalaksanaan
7) Memahami perawatan post operasi
E. Waktu : 1 x 30 menit
F. Hari/Tanggal : Senin, 20 April 2020
G. Metode
Metode yang digunakan dalam Penyuluhan Kesehatan pada Tn. RN dan keluarga
adalah:
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
H. Media
Media yang digunakan dalam Penyuluhan Kesehatan Diabetes Melitus ini adalah:
a. Leaflet
I. Kegiatan Penyuluhan
No. Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta WAKTU

1. Pembukaan : 3 Menit
1. Membuka kegiatan dengan 1. Menjawab salam
mengucapkan salam.
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan 3. Memperhatikan
4. Menyebutkan materi yang akan
diberikan 4. Memperhatikan
2. Pelaksanaan : 15 menit
1. Menjelaskan pengertian hernia 1. Memperhatikan
2. Menjelaskan penyebab hernia
3. Menjelaskan gejala hernia 2. Bertanya dan
4. Menjelaskan komplikasi hernia menjawab
5. Menjelaskan pemeriksaan pertanyaan yang
penunjang diajukan
6. Menjelaskan penatalaksanaan 3. Memperhatikan
7. Menjelaskan perawatan post operasi 4. Bertanya menjawab
pertanyaan yang
diajukan
3. Evaluasi : 10 Menit
1. Menanyakan kepada peserta 1. Menjawab pertanyaan
tentang materi yang telah diberikan,
dan reinforcement kepada peserta
yang dapat menjawab pertanyaan.
4. Terminasi : 2 Menit
1. Mengucapkan terimakasih atas 1. Mendengarkan
peran serta peserta. 2. Menjawab salam
2. Mengucapkan salam penutup

J. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur

a. Menyiapkan SAP

b. Menyiapkan media

c. Menyiapkan tempat

d. Kontrak waktu dan sasaran

2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan Penyuluhan di lakukan sesuai jadwal yang di rencanakan

b. Peserta penyuluhan kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses


penyuluhan

3. Evaluasi Lisan
a. Menjelaskan pengertian hernia
b. Menjelaskan penyebab hernia
c. Menjelaskan gejala hernia
d. Menjelaskan komplikasi hernia
e. Menjelaskan pemeriksaan penunjang
f. Menjelaskan penatalaksanaan
g. Menjelaskan perawatan post operasi
Lampiran
MATERI PENYULUHAN
A. PENGERTIAN
Hernia merupakan kelemahan atau defek di dinding rongga peritoneum dapat
menyebabkan
peritoneum menonjol membentuk kantung yang di lapisi oleh serosa dan disebut kantung
hernia (Robbins & Cotran : 2010 )
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian
lemah dari dinding rongga yang bersangkutan (R. Sjamsuhidayat & Wim de Jong : 2005)
Hernia inguinalis adalah hernia yang melalui anulus inguinalis internus yang terletak
disebelah lateral vasa epigastrika inferior, menyusuri kanalis inguinalis dan keluar ke
rongga perut melalui anulus inguinalis eksternus (Arif Mansjoer  : 2000)
Dari ketiga definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa hernia adalah penonjolan isi suatu
organ seperti peritoneum, lemak, usus dan kandung kemih melalui bagian yang lemah dari
dinding abdomen sehingga menimbulkan kantung berisikan material  abnormal dengan
penyebab congenital ataupun yang didapat.
B. PENYEBAB

faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami hernia, terutama
ketika otot tubuh mulai melemah. Di antaranya adalah:

1. Terlalu sering mengangkat beban berat.


2. Konstipasi yang menyebabkan penderitanya harus mengejan saat buang air besar.
3. Kehamilan yang menyebabkan meningkatnya tekanan dalam dinding perut.
4. Penumpukan cairan di dalam rongga perut.
5. Berat badan meningkat secara tiba-tiba.
6. Bersin yang berlangsung lama.

C. GEJALA
1. Penonjolan di daerah inguinal
2. Nyeri pada benjolan/bila terjadi strangulasi.
3. Obstruksi usus yang ditandai dengan muntah, nyeri abdomen seperti kram dan
distensi abdomen.
4. Terdengar bising usus pada benjolan
5. Kembung
6. Perubahan pola eliminasi BAB
7. Gelisah
8. Dehidrasi
9. Hernia biasanya terjadi/tampak di atas area yang terkena pada saat pasien berdiri
atau mendorong.

D. KOMPLIKASI
1. Terjadi perlekatan antara isi hernia dengan kantong hernia, sehingga isi hernia tidak
dapat dimasukkan kembali (hernia inguinalis lateralis ireponibilis). Pada keadaan ini
belum ada gangguan penyaluran isi usus.
2. Terjadi penekanan pada cincin hernia, akibatnya makin banyak usus yang masuk.
Cincin hernia menjadi relatif sempit dan dapat menimbulkan gangguan penyaluran isi
usus. Keadaan ini disebut hernia inguinalis lateralis incarcerata.
3. Bila incarcerata dibiarkan, maka timbul edema sehingga terjadi penekanan pembuluh
darah dan terjadi nekrosis. Keadaan ini disebut hernia inguinalis lateralis strangulata.
4. Timbul edema bila terjadi obstruksi usus yang kemudian menekan pembuluh darah
dan kemudian timbul nekrosis.
5. Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut kembung, muntah dan
obstipasi.
6. Kerusakan pada pasokan darah, testis atau saraf jika pasien laki-laki,
7. Pendarahan yang berlebihan/infeksi luka bedah,
8. Komplikasi lama merupakan atropi testis karena lesi.
9. Bila isi perut terjepit dapat terjadi: shock, demam, asidosis metabolik, abses.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Perabaan kantong hernia pada funikulus spermatikus sebagai gesekkan dari dua lapis
kantong yang memberikan sensasi gesekkan dua permukaan sutera
2. Pada inspeksi saat pasien mengejan dapat dilihat hernia inguinalis muncul sebagai
penonjolan di region inguinalis
3. Laboratorium
Darah lengkap : ditemukan leukosit 10.000 – 18.0000 mn.
4. Pemeriksaan Radiologi.
BOF tampak adanya hernia atau penonjolan isi perut (Soeparman, 2011 ; 152) .

F. PENATALAKSANAAN
1. Istirahat di tempat tidur dan menaikkan bagian kaki, hernia ditekan secara perlahan
menuju abdomen (reposisi), selanjutnya gunakan alat penyokong.
2. Jika suatu operasi daya putih isi hernia diragukan, diberikan kompres hangat dan
setelah 5 menit di evaluasi kembali.
3. Celana penyangga
4. Istirahat baring
5. Pengobatan dengan pemberian obat penawar nyeri, misalnya Asetaminofen, antibiotic
untuk membasmi infeksi, dan obat pelunak tinja untuk mencegah sembelit.
6. Diet cairan sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi, kemudian makan dengan
gizi seimbang dan tinggi protein untuk mempercepat sembelit dan mengedan selama
BAB, hindari kopi kopi, teh, coklat, cola, minuman beralkohol yang dapat
memperburuk gejala-gejala.

G. PERAWATAN POST OPERASI


1. Perawatan post operasi
a. Hindari batuk, untuk peningkatan ekspansi paru, perawat mengajarkan nafas dalam.
b. Support scrotal dengan menggunakan kantong es untuk mencegah pembengkakan
dan nyeri.
c. Ambulasi dini jika tidak ada kontraindikasi untuk meningkatkan kenyamanan dan
menurunkan resiko komplikasi post operasi.
d. Gunakan tehnik untuk merangsang pengosongan kandung kemih.
e. Monitoring intake dan output.
f. Palpasi abdomen dengan hati-hati.
g. Intake cairan > 2500 ml/hari (jika tidak ada kontraindikasi) untuk mencegah dehidras i
dan mempertahankan fungsi perkemihan.
h. Bila pasien belum mampu BAK, dapat dipasang kateter karena kandung kemih yang
distensi dapat menekan insisi dan menyebabkan tidak nyaman.
i. Pemakaian celana suppensoar.

2. Discharge Planning :
a. Hindari mengejan, mendorong atau mengangkat benda berat.
b. Jaga balutan luka operasi tetap kering dan bersih, mengganti balut steril setiap hari
dan kalau perlu.
c. Hindari faktor pendukung seperti konstipasi dengan mengkonsumsi diet tinggi serat
dan masukan cairan adekuat.
DAFTAR PUSTAKA

Core Principle and Practice of Medical Surgical Nursing. Ledmann’s.


Kapita Selekta Kedokteran. Edisi II. Medica Aesculaplus FK UI. 1998.
Keperawatan Medikal Bedah. Swearingen. Edisi II. EGC. 2001.
Keperawatan Medikal Bedah. Charlene J. Reeves, Bayle Roux, Robin Lockhart.
Penerjemah Joko Setyono. Penerbit Salemba Media. Edisi I. 2002.
Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Bagian Bedah Staf Pengajar UI. FK UI.
Soeparman.2011.Ilmu Penyakit Dalam.Jakarta: EGC 

Anda mungkin juga menyukai