Disusun Oleh :
Kelompok 5
Christie PO.62.20.1.16.125
Evi Salawati PO.62.20.1.16.139
Ernawati PO.62.20.1.16.1
Ferdinandus I. P PO.62.20.1.16.1
Desi Rinjani PO.62.20.1.16.128
Syska S. N PO.62.20.1.16.162
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya lah penyusun akhirnya dapat menyelesaikan Makalah ini tepat pada
waktunya. Penyusunan Makalah Keperawatan kritis ini bertujuan untuk memenuhi tugas
yang diberikan oleh Ns. Ester Inung Sylvia, M. Kep., Sp. MB sebagai Dosen Pengampu
mata kuliah Keperawatan kritis.
Penyusun berharap Makalah ini dapat memenuhi tugas yang diberikan. Akhir kata,
penyusun sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
memberkati segala usaha kita.
Kelompok 5
ii
DAFTAR ISI
Judul Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Error! Reference source not found. ................................................. Error!
Bookmark not defined.
B. Error! Reference source not found. ................................................. 1
C. Tujuan penelitian ................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian keperawatan kritis ........................................................... 3
B. Konsep dasar keperawatan kritis ......................................................... 3
C. Tinjauan terhadap area hukum ........................................................... 4
D. Kelalaian keperawatan ........................................................................ 5
E. Isu yang melibatkan bantuan hidup .................................................... 6
F. Peran perawat ..................................................................................... 8
G. Fungsi perawat ................................................................................... 11
H. Perbedaan perawat .............................................................................. 12
I. Tujuan keperawatan intensif ............................................................... 12
J. Proses keperawatan ............................................................................. 14
K. Standar pengkajian ............................................................................. 15
L. Pengkajian di area kritis ..................................................................... 16
M. Efek kondisi kritis .............................................................................. 17
N. Isu end of life ...................................................................................... 18
O. Psikosial aspek .................................................................................. 21
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasien kritis dengan perawatan di ruang ICU (Intensive Care Unit) memiliki
morbiditas dan mortalitas yang tinggi.Mengenali ciri-ciri dengan cepat dan
penatalaksanaan dini yang sesuai pada pasien beresiko kritis atau pasien yang berada dalam
keadaan kritis dapat membantu mencegah perburukan lebih lanjut dan memaksimalkan
peluang untuk sembuh (Gwinnutt, 2006 dalam Jevon dan Ewens, 2009).Comprehensive
Critical Care Department of Health-Ingangguanris merekomendasikan untuk memberikan
perawatan kritis sesuai filosofi perawatan kritis tanpa batas (critical care without wall),
yaitu kebutuhan pasien kritis harus dipenuhi di manapun pasien tersebut secara fisik berada
di dalam rumah sakit (Jevon dan Ewens, 2009). Hal ini dipersepasienikan sama oleh tim
pelayanan kesehatan bahwa pasien kritis memerlukan pencatatan medis yang
berkesinambungan dan monitoring penilaian setiap tindakan yang dilakukan.Dengan
demikian pasien kritis erat kaitannya dengan perawatan intensif oleh karena dengan cepat
dapat dipantau perubahan fisiologis yang terjadi atau terjadinya penurunan fungsi orangan-
orangan tubuh lainnya (Rab, 2007).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari keperawatan kritis?
2. Bagaimana konsep keperawatan kritis?
3. Peran dan fungsi keperawatan kritis
4. Bagaimana prinsip keperawatan kritis?
5. Proses keperawatan pada area keperawatan kritis
6. Efek kondisi kritis pada pasien
7. Isu End Of Life Di Keperawatan Kritis
8. Pasienikososial Aspek Dari Keperawatan Kritis
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Untuk memahami dan mendalami konsep keperawatan kritis.
Tujuan Khusus
1) Memenuhi tugas mata kuliah keperawatan kritis.
2) Agar mahasiswa mampu memahami konsep keperawatan kritis dan dapat
mengaplikasikannyake dalam proses asuhan keperawatan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat beberapa contoh praktik medis pada masing-masing
bidang hukum di Indonesia :
a) Hukum Pidana
1) Menipu pasien (pasal 378 KUHP)
2) Melakukan kealpaan sehingangguana menyebabkan kematian/luka (pasal 359,
360, 361 KUHP)
3) Pelangangguanaran kesopanan (Pasal 299, 348, 349, 350 KUHP)
4) Pengangguanuguran ( pasal 299, 348, 349, 350 KUHP)
5) Rahasia jabatan bocor (pasal 322 KUHP)
6) Sengaja membiarkan penderita tak tertolong (pasal 340 KUHP)
7) Tidak memberi pertolongan keperawatanada orang yang berada dalam bahaya
maut (pasl 531 KUHP)
b) Hukum Perdata
1) Melakukan wanprestasi (pasal 1239 KUH Perdata)
2) Melakukan perbuatan melangangguanar hukum (pasal 1365 KUH Perdata)
3) Melakukan kelalaian sehingangguana mengakibatkan kerugian (pasal 1366 KUH
Perdata)
4) Melalaikan pekerjaan sebagai penangangguanung jawab (pasal 1367 (3) KUH
Perdata)
c) Hukum Administratif
1) Praktik tanpa izin
F. Peran Perawat
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, perawat mempunyai peran dan fungsi
sebagai perawat diantaranya pemberi perawatan, sebagai advokat keluarga, pencegahan
penyakit, pendidikan, konseling, kolaborasi, pengambil keperawatanutusan etik dan
peneliti (Hidayat,2012).
1. Macam-macam peran perawat
Dalam melaksanakan keperawatan, menurut Hidayat (2012) perawat mempunyai
peran dan fungsi sebagai perawat sebagai berikut:
a) Pemberi Perawatan (Care Giver)
Peran utama perawat adalah memberikan pelayanan keperawatan, sebagai perawat,
pemberian pelayanan keperawatan dapat dilakukan dengan memenuhi kebutuhan asah, asih
dan asuh. Contoh pemberian asuhan keperawatan meliputi tindakan yang membantu klien
secara fisik maupun pasienikologis sambil tetap memelihara martabat klien. Tindakan
keperawatan yang dibutuhkan dapat berupa asuhan total, asuhan parsial bagi pasien dengan
tingkat ketergantungan sebagian dan perawatan suportif-edukatif untuk membantu klien
mencapai kemungkinan tingkat kesehatan dan kesejahteraan tertinggi (Berman, 2010).
Perencanaan keperawatan yang efektif pada pasien yang dirawat haruslah berdasarkan pada
identifikasi kebutuhan pasien dan keluarga.
b) Advocat Keluarga
Selain melakukan tugas utama dalam merawat, perawat juga mampu sebagai advocat
keluarga sebagai pembela keluarga dalam beberapa hal seperti dalam menentukan haknya
sebagai klien. Dalam peran ini, perawat dapat mewakili kebutuhan dan harapan klien
keperawatanada profesional kesehatan lain, seperti menyampaikan keinginan klien
mengenai informasi tentang penyakitnya yang diketahu oleh dokter. Perawat juga
membantu klien mendapatkan hak-haknya dan membantu pasien menyampaikan keinginan
(Berman, 2010).
c) Pencegahan Penyakit
Upaya pencegahan merupakan bagian dari bentuk pelayanan keperawatan sehingangguana
setiap dalam melakukan asuhan keperawatan harus selalu mengutamakan tindakan
pencegahan terhadap timbulnya masalah baru sebagai dampak dari penyakit atau masalah
yang diderita. Salah satu contoh yang paling signifikan yaitu keamanan, karena setiap
kelompok usia beresiko mengalami tipe cedera tertentu, penyuluhan preventif dapat
membantu pencegahan banyak cedera, sehingangguana secara bermakna menurunkan
tingkat kecacatan permanen dan mortalitas akibat cidera pada pasien (Wong, 2009).
d) Pendidik
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien, perawat harus mampu berperan
sebagai pendidik, sebab beberapa pesan dan cara mengubah perilaku pada pasien atau
keluarga harus selalu dilakukan dengan pendidikan kesehatan khususnya dalam
keperawatan. Melalui pendidikan ini diupayakan pasien tidak lagi mengalami gangguan
yang sama dan dapat mengubah perilaku yang tidak sehat. Contoh dari peran perawat
sebagai pendidik yaitu keseluruhan tujuan penyuluhan pasien dan keluaraga adalah untuk
meminimalkan stres pasien dan keluarga, mengajarkan mereka tentang terapi dan asuhan
keperawatan di rumah sakit, dan memastikan keluarga dapat memberikan asuhan yang
sesuai di rumah saat pulang (Kyle & Carman,2015).
e) Konseling
Konseling merupakan upaya perawat dalam melaksanakan peranya dengan memberikan
waktu untuk berkonsultasi terhadap masalah yang dialami oleh pasien maupun keluarga,
berbagai masalah tersebut diharapkan mampu diatasi dengan cepat dan diharapkan pula
tidak terjadi kesenjangan antara perawat, keluarga maupun pasien itu sendiri. Konseling
melibatkan pemberian dukungan emosi, intelektual dan pasienikologis. Dalam hal ini
perawat memberikan konsultasi terutama keperawatanada individu sehat dengan kesulitan
penyesuaian diri yang normal dan fokus dalam membuat individu tersebut untuk
mengembangkan sikap, perasaan dan perilaku baru dengan cara mendorong klien untuk
mencari perilaku alternatif, mengenai pilihan-pilihan yang tersedia dan mengembangkan
rasa pengendalian diri (Berman,2010).
f) Kolaborasi
Kolaborasi merupakan tindakan kerja sama dalam menentukan tindakan yang akan
dilaksanakan oleh perawat dengan tim kesehatan lain. Pelayanan keperawatan pasien tidak
dilaksanakan secara mandiri oleh tim perawat tetapi harus melibatkan tim kesehatan lain
seperti dokter, ahli gizi, pasienikolog dan lain-lain, mengingat pasien merupakan individu
yang kompleks/yang membutuhkan perhatian dalam perkembangan (Hidayat,2012).
g) Pengambilan Keperawatanutusan Etik
Dalam mengambil keperawatanutusan, perawat mempunyai peran yang sangat penting
sebab perawat selalu berhubungan dengan pasien kurang lebih 24 jam selalu disamping
pasien, maka peran perawatan sebagai pengambil keperawatanutusan etik dapat dilakukan
oleh perawat, seperti akan melakukan tindakan pelayanan keperawatan (Wong, 2009).
h) Peneliti
Adalah Peran perawat ini sangat penting yang harus dimiliki oleh semua perawat pasien.
Sebagai peneliti perawat harus melakukan kajian-kajian keperawatan pasien, yang dapat
dikembangkan untuk perkembangan teknologi keperawatan. Peran perawat sebagai
peneliti dapat dilakukan dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan pasien
(Hidayat,2012)
G. Fungsi perawat
Fungsi perawat dalam melakukan pengkajian pada individu sehat maupun sakit
dimana segala aktifitas yang di lakukan berguna untuk pemulihan kesehatan
berdasarkan pengetahuan yang di miliki, aktifitas ini di lakukan dengan berbagai cara
untuk mengembalikan kemandirian pasien secepat mungkin dalam bentuk proses
keperawatan yang terdiri dari tahap pengkajian, identifikasi masalah (diagnosa
keperawatan), perencanaan, implementasi dan evaluasi (Aisiah, 2004).
Fungsi perawat dapat dijelaskan sebagai berikut ini:
1. Fungsi independen, merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain,
dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilaksanakan sendiri dengan
keperawatanutusan sendiri dalam melakukan tindakan untuk memenuhi kebutuhan
dasar manusia.
2. Fungsi dependen, merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatan atas
pesan atau instruksi dari perawat lain.
3. Fungsi interdependen, fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling
ketergantungan diantara tim satu dengan lainnya.
Peran Perawat:
1. Stres
2. Stresor dapat berupa: fisiologis (trauma, biokimia, atau lingkungan), pasien psikologis
(emosional, pekerjaan, sosial, atau budaya)
3. Rasa takut dan kecemasan
4. Peralihan tangangguanung jawab
5. Masalah keuangan
6. Tidak adanya peran sosial
Tahap I
1. Perawat mengenali kematian yang tidak bisa dihindari sebelum dokter dan keluarganya
2. Mendorong dokter untuk mengkomunikasikan dan mendiskusikan beberapa pilihan
secara langsung dengan keluarga tentang tindakan penghentian dukungan hidup dan
peyampaian berita buruk
Tahap 2
Tahap 3
Dampak Pasien psikososial aspek pada pasien yang dirawat di ICU atau keperawatan
kritis tetap mempertimbangkan aspek bio, pasieniko, sosio,spiritual, secara komprehensif.
Pasien dalam penanganan keperawatan kritis dapat memberikan efek negatif yang dpat
mempengaruhi kondisi pasien tersebut, diantaranya dampak pada aspek pasien
psikososisla. Dampak ini adalah:
1. Delirium menjalani perawatan di unit perawatan kritis dapat menjadi trauma yang
serius bagi pasien kritis. Akibat penyakit yang diderita secara otomatis menjadi pemicu
kekacauan mental akut. Kondisi ini dapat diperlihatkan pada semua umur, kebanyakan
pada lansia. Onsetnyacepat dan secara umum kembali normal. Kekacauan mental akut
ini mempengaruhi kognitif, perhatian, dan sirkulasi tidur bangun. Kekacauan mental
ini dinamakan dengan istilah delirium. Berikut ini gejala yang mungkin trejadi
sehubungan dengan delirium:
a) Fluktuasi tingkat kesadaran
b) Halusinasi penglihatan
c) Disorientasi objek (orang). Biasanyaberpikir perawat adalah keluargaterdekatnya
d) Kegelisahan berat
e) Gangguan memori
f) Gejala lain: gangguan kognitif, gangguan siklus tidur,bangun tidak normal,
gangguan perilakupasienikomotor, gangguan kognitif, gangguan
persepasienisensori, memori dan berpikir.
g) Tampilan perilaku: disorientasi waktu dantempat, tidak mengenal orang yang
dikenal, gangguan sensori, delusi bahwa makanan diracuniunit keperawatan kritis
membuat pasien merasa diisolasi oleh krn keluarga tdk boleh mendampingi pasien.
dan merasa putus hubungan dengan saudaraatau keluarga menjadi faktor risiko
terjadinyadepresi. Secara klinis, perilaku diam dan kadang-kadang mengeluarkan
air mata, merasa tidak berguna, tidak memiliki harapan dan tidak berespons
terhadap stimulus adalah perilaku umum yang ditampilkan pasien. Memberikan
pendidikan atau penjelasan pada pasien dan keluarga oleh perawat adalah tindakan
yang dapat dilakukan. Intervensi ini dapat mereduksi respon yang mungkintjd
akibat depresi ringan. Tetapi apabila depresi berat terjadi, perlu tindakan
farmakologis atau konsultasi ke pasien ikiatri. Faktor risiko yang menjadi
predisposisi depresi karena gangguan medis adalah:
a. Isolasi sosial
b. Pesimis
c. Tekanan finansial
d. Riwayat gangguan mood
e. Penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol
f. Usaha bunuh diri
g. Rasa sakit
h. Kehilangan makna hidup
2. Ansietas
Unit keperawatan kritis tidak dapatdipisahkan dari stimulus yang menyebabkan stres,
misalnya prosedur yang bersifat memaksa dan sangat serius untuk dikerjakan. Pada
situasi lain di unit kritis mungkin pasien lebih mengalami keprihatinan dan rasa khawatir
yang berlebihan pada macam-macam alat yang mengelilingi mereka. Ketakutan/ancaman
selama dirawat di unit keperawatan kritis dapat timbul akibat minimnya informasi
berkaitan dengan situasi mesin pernapasan ataufasilitas dan peralatan teknologi yang
canggih yang terpasang pada tubuh pasien sehubungan dengan penatalaksanaan penyakit.
Nyeri dan ancaman kematian menjadi hal yang sangat menakuntukan pasien, tidak ada
anggota keluarga yang mendampingi, kegaduhan yang terjadi pada lingkungan atau pada
tempat tidur lain juga menjadi sumber stres. Kecemasan dapat terjadi pada saat sseorang
mengalamihal berikut:
a. Ancaman ketidakberdayaan
b. Kehilangan kendali
c. Merasa kehilangan fungsi dan harga diri
d. Pernah mengalami kegagalan pertahanan
e. Rasa isolasi
Rasa takut sekarat perilaku yang sering diperlihatkan: respon nonverbal memandang alat
yang terpasang padadirinya.Secara fisiologis pada monitor juga memperlihatkan denyut
jatung dan teknanan darah meningkat. Perawat perlu menindak lanjuti ini untuk mengurangi
kecemasan. Berikut ini beberapa intervensi yang dapat dilakukan untuk mereduksi dan
mengontrol pasien:
Teknik pernapasan
a. Relaksasi otot
b. Mempersiapkan informasi
c. Teknik distraksi
Metode koping yang efektif Respon stres padapasien kritis: Respon Metabolik
a. Modifikasi lingkungan
b. Terapi music
c. Melibatkan dan memfasilitasi keluarga
d. Komunikasi terapeutik.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Keperawatan kritis adalah keahlian khusus di dalam ilmu perawatan yang
menghadapi secara rinci dengan manusia yang bertangangguanung jawab atas masalah
yang mengancam jiwa.Perawat kritis adalah perawat profesional yang resmi yang
bertangangguanung jawab untuk memastikan pasien dengan sakit kritis dan keluarga-
keluarga mereka menerima keperawatanedulian optimal (American Association of
Critical-Care Nurses).
DAFTAR PUSTAKA
.
American Association of Critical Care Nurses. 2008. Scope and Standards of Practice for The
Acute Care Nurse Practitioner. AACN Critical Care Publication : USA
httpasien://www.secaraibd.com/document/390056823/Konsep-Keperawatan
Kritis
httpasien://www.secaraibd.com/document/385838209/BAB-II-PERAN-DAN-FUNGSI
KEPERAWATAN-KRITIS
httpasien://www.secaraibd.com/document/365639745/Aplikasi-Proses-Keperawatan
Pada-Keperawatan-Kritis