Anda di halaman 1dari 10

LOGBOOK 3 DMT1

Dosen Pengampu Ns. Ester Inung Sylvia, M.Kep.,Sp.Mb

Oleh:

EVI SALAWATI
NIM. PO.62.20.1.16.139

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEPERAWATAN
KELAS REGULER III
TAHUN 2019

LOGBOOK 3
ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELITUS TIPE I TANPA KOMPLIKASI

Tujuan :
Pertemuan sesi 1:
Setelah menyelesaikan logbook ini, peserta didik diharapkan mampu:
1. Mengidentifikasi kata kunci pada kasus diabetes melitus tipe I tanpa komplikasi secara mandiri
2. Mengidentifikasi masalah keperawatan pada kasus diabetes melitus tipe I tanpa komplikasi secara
mandiri berdasarkan data subyektif dan obyektif.
3. Mendiskusikan masalah keperawatan pada kasus diabetes melitus tipe I tanpa komplikasi yang
sudah diidentifikasi secara individu/mandiri untuk mencapai kesepahaman kelompok
4. Mengidentifikasi faktor penyebab masalah pada kasus diabetes melitus tipe I tanpa komplikasi
5. Mendiskusikan faktor penyebab masalah pada kasus diabetes melitus tipe I tanpa komplikasi yang
sudah diidentifikasi secara individu/mandiri untuk mencapai kesepakatan kelompok
6. Mengidentifikasi materi belajar pada kasus diabetes melitus tipe I tanpa komplikasi secara mandiri
7. Menyusun diagnosa keperawatan pada kasus diabetes melitus tipe I tanpa komplikasi secara
mandiri
8. Mendiskusikan diagnosa keperawatan pada kasus diabetes melitus tipe I tanpa komplikasi yang
sudah diidentifikasi secara individu/mandiri untuk mencapai kesepahaman kelompok
9. Mampu mengidentifikasi materi belajar pada kasus diabetes melitus tipe I tanpa komplikasi secara
mandiri
10. Menyusun rencana keperawatan pada kasus diabetes melitus tipe I tanpa komplikasi secara mandiri,
dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Membuat tujuan/kriteria hasil perencanaan sesuai dengan diagnosa yang muncul.
b. Mengidentifikasi kebutuhan pengkajian fokus terhadap masalah tersebut.
c. Mengidentifikasi kebutuhan pendidikan kesehatan untuk pasien/keluarga terhadap masalah
tersebut
d. Mengidentifikasi kebutuhan kolaborasi terhadap masalah tersebut
e. Mengidentifikasi kebutuhan aktifitas lain yang menunjang pemecahan masalah tersebut
11. Berdiskusi kelompok tentang rencana keperawatan pada kasus diabetes melitus tipe I tanpa
komplikasi yang sudah diidentifikasi secara individu/mandiri
12. Menyusun catatan perkembangan pada kasus diabetes melitus tipe I tanpa komplikasi secara
mandiri
13. Mendiskusikan tentang catatan perkembangan pada kasus diabetes melitus tipe I tanpa komplikasi
yang sudah diidentifikasi secara individu/mandiri untuk mencapai kesepakatan kelompok
14. Membuat dokumentasi keperawatan pada kasus diabetes melitus tipe I tanpa komplikasi secara
mandiri

Kasus 1
Anak T, usia 10 tahun didiagnosa diabetes melitus sejak 3 tahun yang lalu. Saat ini aktifitasnya sangat
tinggi dan aktif di sekolah. Seringkali ia merasa tidak nyaman dengan kondisi tubuhnya. Ibu anak T
selalu mengawasi dan memantau kebutuhan pengobatan serta perawatannya. Suatu ketika anak T
lemas dan duduk terdiam setelah pulang dari sekolah.

Aktifitas 1
Uraikan patofisiologi Diabetes Mellitus Tipe I tanpa komplikasi

Patofisiologi diabetes mellitus tipe 1 berupa penurunan sekresi insulin akibat autoantibodi yang merusak sel-sel
pulau Langerhans pada pankreas.Kerusakan sel pulau Langerhans pankreas pada diabetes mellitus tipe 1
terjadi akibat terbentuknya autoantibodi. Mekanisme autoimun ini masih tidak diketahui penyebabnya, tetapi
diduga berhubungan dengan faktor genetik dan paparan faktor lingkungan. Autoantibodi yang terbentuk akan
merusak sel-sel β pankreas di dalam pulau-pulau Langerhans pankreas disertai terjadinya infiltrasi limfosit.
Kerusakan sel β pankreas ini tidak terjadi dalam jangka pendek tetapip dapat terjadi hingga bertahun-tahun
tanpa diketahui karena gejala klinis baru muncul setelah setidaknya 80% sel β pankreas mengalami
kerusakan.Kerusakan sel-sel β pankreas akan menyebabkan terjadinya penurunan sekresi insulin.

Aktifitas 2
Identifikasi kata kunci dan data tambahan yang diperlukan pada kasus diabetes melitus tipe I tanpa
komplikasi secara mandiri

Kata Kunci :
Anak Tusia 10 tahun
Didiagnosa diabetes melitussejak 3 tahun yang lalu
Iamerasatidaknyamandengankondisitubuhnya
AnakT lemasdandudukterdiamsetelahpulangdarisekolah

Data Tambahan :
1) Riwayat kesehatan keluarga
2) Penilaian tanda-tanda vital
3) Penilaian pola respirasi pasien: tanda pola respirasi Kussmaul
4) Pemeriksaan funduskopi
5) Pemeriksaan abdomen: nyeri tekan kuadran kanan atas
6) Pemeriksaan pulsasi vaskular pada dorsalis pedis dan posterior tibialis
7) Pemeriksaan kaki:
8) Tanda infeksi kaki
9) Pulsasi: pulsasi yang lemah atau tidak teraba menandakan aliran darah yang buruk
10) Pemeriksaanneurologis[1, 4, 9-11]
11) Pemeriksaan Gula Darah
Diabetes mellitus didiagnosa berdasarkan kadar gula darah sewaktu > 200 mg/dL atau kadar gula
darah puasa di atas 126 mg/dL. Jika kadar gula darah di bawah angka tersebut tapi pasien memiliki
gejala klasik diabetes (polidipsi, poliuria, polifagia), lakukan pemeriksaan ulang. Jika hasil tetap di
bawah batas di atas, lakukan pemeriksaan toleransi glukosa.
12) Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)
Tes toleransi glukosa oral dilakukan dengan mengukur kadar gula darah puasa. Pasien kemudian
diberikan larutan glukosa oral 75 gram dan kembali diukur kadar gula darahnya 2 jam setelah
meminum larutan glukosa tersebut.
13) Hemoglobin A1c (HbA1c)
Kadar HbA1C menggambarkan perkiraan kadar glukosa selama tiga bulan yang lalu sehingga tepat
digunakan untuk monitor keberhasilan terapi, dan memprediksi progres komplikasi diabetes
mikrovaskular. Hal inilah yang menjadikannya jauh lebih unggul untuk kontrol diabetes dibandingkan
dengan pemeriksaan kadar gula darah yang hanya dapat melihat kadar gula darah pada satu waktu
dan tidak dapat memprediksi komplikasi. Nilai rujukan untuk pasien diabetik adalah HbA1c ≥ 6.5%

Aktifitas 3
Diskusikan kata kunci dan data tambahan untuk rumusan masalah bersama kelompok

Kata Kunci :
Anak Tusia 10 tahun
Didiagnosa diabetes melitussejak 3 tahun yang lalu
Iamerasatidaknyamandengankondisitubuhnya
Anak T lemasdandudukterdiamsetelahpulangdarisekolah

Data Tambahan :
1) Riwayat kesehatan keluarga
2) Penilaian tanda-tanda vital
3) Penilaian pola respirasi pasien: tanda pola respirasi Kussmaul
4) Pemeriksaan funduskopi
5) Pemeriksaan abdomen: nyeri tekan kuadran kanan atas
6) Pemeriksaan pulsasi vaskular pada dorsalis pedis dan posterior tibialis
7) Pemeriksaan kaki:
8) Tanda infeksi kaki
9) Pulsasi: pulsasi yang lemah atau tidak teraba menandakan aliran darah yang buruk
10) Pemeriksaanneurologis[1, 4, 9-11]
11) Pemeriksaan Gula Darah
Diabetes mellitus didiagnosa berdasarkan kadar gula darah sewaktu > 200 mg/dL atau kadar gula
darah puasa di atas 126 mg/dL. Jika kadar gula darah di bawah angka tersebut tapi pasien memiliki
gejala klasik diabetes (polidipsi, poliuria, polifagia), lakukan pemeriksaan ulang. Jika hasil tetap di
bawah batas di atas, lakukan pemeriksaan toleransi glukosa.
12) Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)
Tes toleransi glukosa oral dilakukan dengan mengukur kadar gula darah puasa. Pasien kemudian
diberikan larutan glukosa oral 75 gram dan kembali diukur kadar gula darahnya 2 jam setelah
meminum larutan glukosa tersebut.
13) Hemoglobin A1c (HbA1c)\
Kadar HbA1C menggambarkan perkiraan kadar glukosa selama tiga bulan yang lalu sehingga tepat
digunakan untuk monitor keberhasilan terapi, dan memprediksi progres komplikasi diabetes
mikrovaskular. Hal inilah yang menjadikannya jauh lebih unggul untuk kontrol diabetes dibandingkan
dengan pemeriksaan kadar gula darah yang hanya dapat melihat kadar gula darah pada satu waktu
dan tidak dapat memprediksi komplikasi. Nilai rujukan untuk pasien diabetik adalah HbA1c ≥ 6.5%

Aktifitas 4
Identifikasi masalah keperawatan pada kasus DM tipe I tanpa komplikasi secara mandiri berdasarkan
data subyektif dan obyektif.

Data Subyektif :
1) Anak T usia 10 tahun
2) Didiagnosa diabetes melitussejak 3 tahun yang lalu
3) Iamerasatidaknyamandengankondisitubuhnya

Data Obyektif :
1) Anak T lemasdandudukterdiamsetelahpulangdarisekolah

Masalah Keperawatan:
1) Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
2) Keletihan

Aktifitas 5
Diskusikan masalah keperawatan pada kasus DM tipe I tanpa komplikasi yang sudah diidentifikasi oleh
individu/mandiri untuk mencapai kesepakatan kelompok (diisi bersama dengan kelompok dan dosen
saat diskusi).

1. Masalah keperawatan pertama yang diangkat adalah ketidakstabilan kadar glukosa darah,
diangkatnya masalah ini berdasarkan kasus diatas yang menunjukan bahwa penyebab dan
gejala yang muncul sesuai dengan masalah keperawatan.
2. Masalah keperwatan kedua yang diangkat adalah keletihan, diangkatnya masalah ini karena data
objektif serta subjektif pada kasus yang sesuai dengan masalah keperawatan tersebut.

Aktifitas 6
Identifikasi faktor penyebab masalah dan faktor risiko pada kasus diabetes melitus tipe I tanpa
komplikasi secara mandiri dengan menggunakan pohon masalah

Aktifitas 7
Diskusikan faktor penyebab masalah dan faktor risiko yang sudah diidentifikasi secara individu/mandiri
untuk mencapai kesepakatan kelompok dengan menggunakan pohon masalah(diisi bersama dengan
kelompok dan dosen saat diskusi).

Penyebabterjadinya DM tipe 1 inidipengaruhiolehbeberapafaktor, yaitufaktorgenetik, faktorimunologi,


danfaktorlingkungan.
Menurutpenyebabnya DM tipesatuinidiklasifikasikankedalamduagolonganlagi, yaitutipe 1A, dantipe
1B. Padagolongantipe 1A
kerusakanpankreassebagianbesardipengaruhiolehfaktorgenetikdanlingkungan, HLA-DR4
diketahuimempunyaihubunganeratdenganhaltersebut. Sedangkanpadatipe 1B
sangatberhubungandengankeadaanautoimun primer yang
jugaditunjukanolehsekelompokpenderitadenganmanifestasiautoimunlainnya, sepertihashimoto
disease, graves disease, myasthenia gravis, dan pernicious anemia. Hal tersebutberhubungandengan
antigen HLA-DR3 danmunculpadausia 30 – 50 tahun.
Diabetes Melitustipe 1 disebabkankarenainfeksiatautoksinlingkungan yang
akanmenyerangseseorangdengansistemimun yang
secaragenetismerupakanpredisposisiterjadinyasuaturesponautoimun yang kuat, dan yang
akanmenyerang antigen sel B pankreas. Faktorekstrinsik yang didugaakanmempengaruhifungsisel B
meliputikerusakan yang disebabkanoleh virus, sepertipada virus penyakitgondok (mumps) dan virus
coxsackie B4, olehagenkimia yang bersifattoksik, atauolehsitotoksinperusakdanantibodi yang
dirilisolehimunosit yang disensitisasi. Suatukerusakan yang
genetismendasarihubungandenganreplikasiataufungsisel B pankreas,
dandapatmenyebabkanpredisposisiterjadinyakegagalansel B setelahinfeksi virus. Gen-gen HLA
khususdidugameningkatkankerentananterhadap virus diabetogenikataudikaitkandengan gen-gen
yang
akanmeresponsistemimuntertentudanmenyebabkanterjadinyapredisposisipadapasiensehinggaterjadil
ahresponautoimunterhadapsel-selpulaunya (islets of langerhans) atau yang
dikenaldenganistilahautoregresi.
Diabetes tipe 1 merupakanbentuk diabetes yang parah yang mempunyaihubungandenganterjadinya
ketosis apabilatidakdiobati. Pada diabetes melitustipe 1
inimunculketikapankreastidakdapatataukurangmampudalammemproduksi insulin. Akibatnya, insulin
tubuhtidakadasamasekaliataukurang. Penurunanjumlah insulin
dapatmenyebabkangangguanpadajalurmetabolik,
diantaranyapenurunanglikolisisataupemecahanglukosamenjadi air dankarbondioksida,
peningkatanglikogenesisataupemecahanglikogenmenjadiglukosa, terjadinyaglukoneogenesis.
Glukoneogenesisialah proses pembuatanglukosadariasam amino, laktat, dangliserol yang
dilakukanolehcounterregulatory hormone (glukagon, epinefrin, dankortisol). Tanpaadanyainsulin
,sintesisdanpengambilan protein, trigliserida , asamlemak, dangliseroldalamselakanterganggu.
Seharusnyaterjadilipogenesisnamun yang terjadiadalahlipolisis yang akanmenghasilkanbadanketon.
Glukosamenjadimenumpuk di dalamperedarandarahkarenatidakdapatdiangkutkedalam sel. Kadar
glukosamenjadilebihdari 180mg/dl,
danginjaltidakdapatmereabsorbsiglukosadariglomelurussehinggamengakibatkantimbulnyaglikosuria.
Glukosaakanmenarik air danmenyebabkanosmotikdiuretiksehinggamenyebabkanpoliuria.
Poliuriaakanmenyebabkanhilangnyaelektrolitlewat urine, terutamanatrium, kalium, klorida, danfosfat
yang akanmerangsang rasa hausdanpeningkatanasupan air ataupolidipsi.
Selanjutnyaseltubuhakankekuranganbahanbakar (cell starvation),
danpasienakanmerasalaparsehinggaakanmenyebabkanpeningkatanasupanmakanan (polifagia).

Aktifitas 8
Identifikasi hal-hal yang perlu dipelajari pada kasus diabetes melitus tipe I tanpa komplikasi secara
mandiri
Hal yang perludipelajariadalahtentangpemeriksaan HbA1c yang harusrutintiap 3
bulansekalidilakukanpemeriksaan, untukmengontrolkadarguladarahdanjugaterapi yang
tepatditujukanpadapenderita DMT1 karenaadabeberapahal yang
perludiperhatikanterkaitdengankondisisi penderita.

Aktifitas 9
Susunlah diagnosa keperawatan pada kasus diabetes melitus tipe I tanpa komplikasi secara mandiri
1. RESIKO KETIDAKSTABILAN KADAR GULA DARAH BERHUBUNGAN DENGAN
KETIDAKTEPATAN PEMANTAUAN GLUKOSA DARAH DITANDAI.
2. KELETIHAN BERHUBUNFAN DENGAN KONDISI FISIOLOGI DITANDAI DENGAN MERASA
KURANG TENAGA.

Aktifitas 10
Diskusikan diagnosa keperawatan pada kasus diabetes melitus tipe I tanpa komplikasi yang sudah diidentifikasi
oleh individu secara mandiri untuk mencapai kesepakatan kelompok!(diisi bersama dengan kelompok dan
dosen saat diskusi).

1. RESIKO KETIDAKSTABILAN KADAR GULA DARAH BERHUBUNGAN DENGAN KETIDAKTEPATAN


PEMANTAUAN GLUKOSA DARAH DITANDAI.
2. KELETIHAN BERHUBUNFAN DENGAN KONDISI FISIOLOGI DITANDAI DENGAN MERASA
KURANG TENAGA.

Aktifitas 11
Identifikasi materi belajar pada kasus diabetes melitus tipe I tanpa komplikasi secara mandiri

Diabetes melitus tipe 1 disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh dalam memproduksi hormon insulin
yang berfungsi untuk memindahkan glukosa dari dalam darah ke dalam sel. Tanpa insulin, sel-sel
tubuh akan mengolah lemak dan otot menjadi energi sehingga menyebabkan turunnya berat badan.
Kurangnya insulin membawa konsekuensi peningkatan glukosa dalam darah dan urin. Gejala klasik
adalah poliuria (sering buang air kecil), polidipsia (cepat haus), polifagia (cepat lapar), dan penurunan
berat badan. Tanpa insulin, sel-sel tubuh akan mengolah lemak dan otot menjadi energi sehingga
menyebabkan turunnya berat badan. Ini dapat mengakibatkan kondisi akut yang disebut ketoasidosis
diabetik pada penderita diabetes melitus tipe 1, yaitu saat darah menjadi terlalu asam serta terjadi
dehidrasi yang membahayakan.Diabetes tipe 1 termasuk penyakit autoimun, yaitu sistem kekebalan
tubuh menyerang sel-sel dalam pankreas karena menganggap mereka membahayakan tubuh.
Pengobatan diabetes bertujuan untuk menjaga keseimbangan kadar gula darah dan mengendalikan
gejala untuk mencegah komplikasi yang mungkin terjadi.Pasien diabetes melitus tipe 1 tidak
memproduksi insulin lagi sehingga mereka harus menerima suplai insulin dari luar tubuh secara rutin.
Mereka juga dituntut untuk belajar menyesuaikan suplai insulin dengan makanan yang dikonsumsi,
kadar gula darah, dan aktivitas yang dilakukan. Proses penyesuaian ini harus dilakukan secara
bertahap. Beberapa jenis insulin yang bisa digunakan, di antaranya:
- Insulin kerja panjang yang dapat bertahan satu hari.
- Insulin kerja singkat yang dapat bertahan maksimal delapan jam.
- insulin kerja cepat yang tidak bertahan lama, tapi bereaksi cepat.
Diabetes tipe 1 atau diabetes ketergantungan insulin adalah suatu penyakit jangka panjang yang
terjadi ketika pankreas tidak dapat memproduksi cukup insulin bagi tubuh. Insulin sangat dibutuhkan
tubuh untuk mengontrol glukosa (gula) dalam sel yang didapat dari darah. Pada pengidap diabetes,
glukosa yang terdapat dalam darah tidak dapat diserap oleh sel-sel tubuh, sehingga menyebabkan
berbagai gejala dan komplikasi.
Gejala Diabetes Tipe 1
- Beberapa gejala dari diabetes tipe 1, antara lain:
- Sering buang air kecil, terutama pada malam hari (polyuria).
- Sering haus (polydipsia).
- Sering merasa lapar (polyphagia).
- Berat badan turun.
- Pandangan kabur.
- Kelelahan.
- Mudah diserang penyakit infeksi.
- Luka yang lama sembuh.
- Merasa kaku atau kesemutan pada kaki.
Penyebab Diabetes Tipe 1
Penyebab diabetes tipe 1 adalah ketidakmampuan pankreas untuk memproduksi cukup insulin,
sehingga glukosa di dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel. Gangguan pada pankreas ini
diduga karena proses autoimun, yaitu ketika sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang sel-sel
tubuh yang sehat. Pada diabetes tipe 1, sistem kekebalan tubuh tersebut menyerang dan merusak
sel beta pada pankreas, sehingga tidak dapat memproduksi cukup insulin. Kerusakan sel beta
pankreas ini juga dapat disebabkan karena infeksi virus (enterovirus, virus Epstein-Barr, virus rubella,
rotavirus, serta virus gondongan), obat-obatan tertentu (pyrinuron dan strepzotocin), serta pengaruh
gluten.

Aktifitas 12
Susunlah rencana keperawatan pada kasus diabetes melitus tipe I tanpa komplikasi secara mandiri

Diagnosa 1 : Masalah Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah


Rencana Keperawatan :
- Dukungan kepatuhan program pngobatan
- Edukasi diet
- Edukasi kesehatan
- Edukasi latihan fisik
- Pemantauan nutrisi
- Edukasi proses penyakit
 Berikan penjelasan kepada keluarga mengenai penyakitnya, apa yang menyebabkan, pengobatan,
komplikasi dan pencegahannya.
 Berikan penjelasan mengenai penggunaan insulin yang tepat.
 Anjurkankeluargaklienmencatathasilpemeriksaanguladarahdanberkonsultasidenganpelayankesehatanuntuk
mengontrolguladarahsecaraberkala
Diagnosa 2 : Keletihan
Rencana Keperawatan :
- Berikan penjelasan mengenai tanda-tanda pertumbuuhan dan perkembangan yang ditoleransi klien
- Dukungan ambulasi
- Dukungankepatuhan program pengobatan pemantauan tanda vital
- Dukungan tidur dan spiritual

Aktifitas 13
Diskusikan rencana keperawatan pada kasus diabetes melitus tipe I tanpa komplikasi yang sudah diidentifikasi
secara individu/mandiri untuk mencapai kesepakatan kelompok(diisi bersama dengan kelompok dan
dosen saat diskusi).

Diagnosa 1 : Masalah Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah


Rencana Keperawatan :
- Dukungan kepatuhan program pngobatan
- Edukasi diet
- Edukasi kesehatan
- Edukasi latihan fisik
- Pemantauan nutrisi
- Edukasi proses penyakit
 Berikan penjelasan kepada keluarga mengenai penyakitnya, apa yang menyebabkan, pengobatan,
komplikasi dan pencegahannya.
 Berikan penjelasan mengenai penggunaan insulin yang tepat.
 Anjurkankeluargaklienmencatathasilpemeriksaanguladarahdanberkonsultasidenganpelayankesehatanuntuk
mengontrolguladarahsecaraberkala

Diagnosa 2 : Keletihan
Rencana Keperawatan :
- Berikan penjelasan mengenai tanda-tanda pertumbuuhan dan perkembangan yang ditoleransi klien
- Dukungan ambulasi
- Dukungankepatuhan program pengobatan pemantauan tanda vital
Dukungan tidur dan spiritual

Aktifitas 14
Susunlah catatan perkembangan pada kasus diabetes melitus tipe I tanpa komplikasi secara mandiri

S : - Anak Tmengatakan merasanyamandengantubuhnya


- Anak T mengatakan sudah tidak lemas

O : - Keadaan umum baik


- Tampak tidak lemas dan sudah beraktifitas dengan baik
- Gula darah sewaktu pada kisaran normal (<200 mg/dL)
- Gula darah puasa pada kisaran normal (<126 mg/dL)

A : Masalah Resikoketidakstabilankadarglukosadarah dan Keletihan teratasi

P:
 Berikan penjelasan kepada keluarga mengenai penyakitnya, apa yang menyebabkan, pengobatan,
komplikasi dan pencegahannya.
 Berikan penjelasan mengenai penggunaan insulin yang tepat.
 Anjurkan klien untuk selalu menyediakan permen dan mengenali tanda-tanda hipoglikemia.
 Berikan penjelasan mengenai tanda-tanda pertumbuuhan dan perkembangan yang ditoleransi klien.
Anjurkankeluargaklienmencatathasilpemeriksaanguladarahdanberkonsultasidenganpelayankesehatanu
ntukmengontrolguladarahsecaraberkala

Aktifitas 15
Diskusikan catatan perkembangan pada kasus diabetes melitus tipe I tanpa komplikasi yang sudah diidentifikasi
secara individu/mandiri untuk mencapai kesepakatan kelompok(diisi bersama dengan kelompok dan
dosen saat diskusi).

S : - Anak Tmengatakan merasanyamandengantubuhnya


- Anak T mengatakan sudah tidak lemas

O : - Keadaan umum baik


- Tampak tidak lemas dan sudah beraktifitas dengan baik
- Gula darah sewaktu pada kisaran normal (<200 mg/dL)
- Gula darah puasa pada kisaran normal (<126 mg/dL)

A : Masalah Resikoketidakstabilankadarglukosadarah dan Keletihan teratasi

P:
 Berikan penjelasan kepada keluarga mengenai penyakitnya, apa yang menyebabkan, pengobatan,
komplikasi dan pencegahannya.
 Berikan penjelasan mengenai penggunaan insulin yang tepat.
 Anjurkan klien untuk selalu menyediakan permen dan mengenali tanda-tanda hipoglikemia.
 Berikan penjelasan mengenai tanda-tanda pertumbuuhan dan perkembangan yang ditoleransi klien.
 Anjurkankeluargaklienmencatathasilpemeriksaanguladarahdanberkonsultasidenganpelayankesehatanu
ntukmengontrolguladarahsecaraberkala

Aktifitas 16
Buatlah dokumentasi keperawatan pada kasus diabetes melitus tipe I tanpa komplikasi secara mandiri

1. Tanda-tanda ketoasidosis teratasi tidak ada mual , muntah, nafas klien tidak berbau keton, AGD
normal.
2. Glukosa darah terpantau stabil dalam rentang normal. Puasa (70-110 mg/dl) , 2 jan PP (120-200
mg/dl), sewaktu (< 200 mg/dl)
3. Keseimbangan energi memenuhi kebutuhan aktivitas , klien tampak tidak lemas, dan bertoleransi
terhadapa aktivitas.
4. Keseimbangan nutrisi adekuat , glukosa darah dalam rentang normal, berat badan normal.
5. Mencapai pertumbbuhan dan perkembangan yang optimal, memiliki koping individu dan keluarga yang
baik.
Tidak terjadi/ adanya gejala-gejala infeksi, tidak terjadi infeksi, tanda-tanda infeksi tidak ada (kalor, lugor, dolor,
fungsiolesa), WBC (4,00-11,00 k/ul), bebas eritema dan demam.

Anda mungkin juga menyukai