Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENILAIAN FAKTOR RISIKO

Oleh:
Wulan Elistia 1910070160005
Moh. Dicky Surya Andika 1910070160002

Dosen Pengampu:

Tosi Rahmaddian, SKM, MARS

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan


kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Penilaian
Faktor Risiko” dengan tepat waktu.

Makalah Penilaian Faktor Risiko disusun guna memenuhi tugas Bapak Tosi
Rahmadian, SKM, MARS pada mata kuliah Manajemen Risiko Rumah Sakit
Kesehatan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Baiurrahamah. Selain
itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca tentang Penilaian Faktor Risiko.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Tosi


Rahmadian, SKM, MARS selaku dosen pengampu mata kuliah. Tugas yang telah
diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang
ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang
telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.

Padang, 13 April 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 Latar Belakang........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................1

1.3 Tujuan.....................................................................................................2

BAB II......................................................................................................................3

PEMBAHASAN......................................................................................................3

2.1 Risiko dan Proses Penilaian Risiko........................................................3

2.2 Pasal-Pasal Penilaian Risiko...................................................................3

2.3 Tujuan, Manfaat, Dan Tahapan Penilaian Risiko...................................4

2.4 Metode Penilaian Risiko.........................................................................7

2.5 Teknik Identifikasi Risiko......................................................................9

BAB III..................................................................................................................12

PENUTUP..............................................................................................................12

3.1 Kesimpulan...........................................................................................12

DAFTAR ISI..........................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sarana pelayanan kesehatan merupakan tempat yang dikategorikan tidak aman
dan berisiko terjadinya kejadian yang tidak diharapkan, baik dari ruang lingkup
yang paling kecil bahkan sampai dengan Rumah Sakit sekalipun. Risiko mungkin
saja dialami oleh setiap orang yang berada dalam sarana pelayanan kesehatan,
mulai dari pasien, pengunjung sarana kesehatan, maupun petugas kesehatan.
Risiko atau kejadian yang tidak diharapkan terjadi bukan karena adanya unsur
kesengajaan, tetapi karena rumitnya pelayanan kesehatan. Banyak faktor yang
berpengaruh, sebagai contoh tidak tersedianya SDM yang kompeten, kondisi
fasilitas, ketersediaan obat, dan peralatan kesehatan yang tidak memenuhi standar.
Pasien, pengunjung, dan masyarakat dapat mengalami cidera yang tidak
diharapkan terkait dengan infeksi, kesalahan pemberian obat, kesalahan
identifikasi, kondisi fasilitas pelayanan yang tidak aman, maupun akibat
penyelenggaraan kegiatan pada upaya kesehatan masyarakat yang tidak
memperhatikan aspek keselamatan. Risiko-risiko yang mungkin terjadi dalam
pelayanan kesehatan perlu diidentifikasi dan dikelola dengan baik untuk
mengupayakan keselamatan pasien, pengunjung dan masyarakat yang dilayani.
Keselamatan pasien di RS adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk : assesment resiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insident dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem ini mencegah terjadinya
cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya dilakukan..

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana risiko dan proses penilaian risiko?
2. Apa saja pasal-pasal penilaian risiko?
3. Apa tujuan, manfaat, dan tahapan penilaian risiko?
4. Bagaimana metode penilaian risiko?

1
5. Bagaimana Teknik identifikasi risiko?

1.3 Tujuan
Tujuan Umum:
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Risiko dan memberikan
pengetahuan kepada pembaca tentang penilaian risiko

Tujuan Khusus:
1. Untuk mengetahui bagaimana risiko dan proses penilaian risiko?
2. Untuk mengetahui apa saja pasal-pasal penilaian risiko?
3. Untuk mengetahui apa tujuan, manfaat, dan tahapan penilaian risiko?
4. Untuk mengetahui bagaimana metode penilaian risiko?
5. Untuk mengetahui bagaimana Teknik identifikasi risiko?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Risiko dan Proses Penilaian Risiko


Risiko adalah kemungkinan terjadinya suatu peristiwa yang berdampak
negatif terhadap pencapaian sasaran organisasi.

• Menurut Handbook 436: 2004:


penilaian risiko (risk assessment) diartikan sebagai “the overall
process of risk identification, risk analysis, and risk evaluation.”

• Menurut Allen L. Burgensen:


definisi penilaian risiko adalah “A systematic process of organizing
to support a risk decision to be made within a risk management process. It
consists of the identification of the hazards and analysis and evaluation of
risks associated with the exposure to these hazard.”

• Menurut Australian Government, Department of the Environment and


Heritage Australian Government Office (2006):
Penilaian risiko didefinisikan sebagai “The set of tasks to here
collectively as a risk assessment, consists of three central steps in the risk
management process: identify the risks, analyze the risks, and evaluate the
risks.”
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Penilaian risiko
adalah kegiatan mengidentifikasi seluruh risiko atau potensi risiko yang
dapat mempengaruhi pencapaian tujuan/ sasaran organisasi, yang
dilakukan melalui proses yang sistematis dan terukur.

2.2 Pasal-Pasal Penilaian Risiko


Peraturan Pemerintah RI No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah. Pasal 13, ayat 1 menyatakan Pimpinan Instansi Pemerintah
wajib melakukan Penilaian Risiko.

3
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 25 Tahun 2019 tentang Penerapan
Manajemen Risiko Terintegrasi di Lingkungan Kementerian Kesehatan:
a. Pasal 12 ayat 1
Penyelenggaraan Proses Manajemen Risiko sebagaimana terdiri atas
tahapan:
a. komunikasi dan konsultasi;
b. penetapan konteks;
c. penilaian Risiko;
d. penanganan Risiko; dan
e. monitoring dan reviu.

b. Pasal 13 ayat 3

Penilaian Risiko terdiri atas:


a. identifikasi Risiko;
b. analisis Risiko; dan
c. evaluasi Risiko.

c. Pasal 18 ayat 3
Berdasarkan hasil penilaian Risiko dilakukan penanganan Risiko yang
Retensi atau Risiko yang ditransfer.

2.3 Tujuan, Manfaat, Dan Tahapan Penilaian Risiko

a. Tujuan Penilaian Risiko


1) mengidentifikasi dan menguraikan risiko-risiko potensial yang berasal
dari faktor internal maupun faktor eksternal;
2) memeringkat risiko-risiko yang memerlukan perhatian manajemen
instansi dan yang memerlukan penanganan segera atau tidak
memerlukan tindakan lebih lanjut;
3) memberikan masukan atau rekomendasi untuk meyakinkan bahwa
terdapat risiko-risiko yang menjadi prioritas paling tinggi untuk
dikelola dengan efektif.
b. Manfaat Penilaian Risiko
1) Membantu pencapaian tujuan

4
2) Kesinambungan pelayanan kepada stakeholders
3) Efisiensi dan efektifitas pelayanan
4) Dasar penyusunan rencana strategis
5) Menghindari pemborosan

c. Tahapan Penilaian Risiko

1) Identifikasi Risiko

Tahap pertama dalam penilaian risiko yaitu identifikasi risiko.


Identifikasi risiko dilakukan untuk menggali kejadian-kejadian dalam
pelaksanaan tindakan dan kegiatan yang mungkin dapat menghambat
pencapaian tujuan atau sasaran. Dengan kata lain, identifikasi risiko
adalah kegiatan untuk mencari dan mendaftar risiko yang ada dan
terkait dengan tujuan dan aktivitas organisasi (business process).
Identifikasi risiko singkatnya merupakan proses menetapkan apa,
dimana, kapan, mengapa, dan bagaimana sesuatu dapat terjadi,
sehingga dapat berdampak negatif terhadap pencapaian tujuan (4w +
h). Apa yang mungkin dapat terjadi? tujuannya adalah menghasilkan
daftar lengkap berisi kejadian yang dapat mempengaruhi tujuan.
Bagaimana dan mengapa hal tersebut terjadi? Sementara
mengidentifikasi sejumlah kejadian, perlu juga mempertimbangkan
penyebab dan skenario yang mungkin, sehingga penyebab yang
signifikan tidak terlewatkan.

Output identifikasi risiko berupa profil risiko yang terdiri dari


daftar risiko yang memuat informasi tentang peristiwa risiko, pemilik
risiko, penyebab risiko, kegiatan pengendalian risiko yang sudah ada,
dan sisa risiko setiap tindakan atau kegiatan yang dinilai risikonya.

Untuk menghasilkan identifikasi risiko secara akurat, maka harus


menggunakan metode yang tepat dan melibatkan para pemilik risiko
(risk owner). Metode yang tepat akan menghasilkan ketepatan proses
penilaian, sedangkan keterlibatan pemilik risiko diperlukan sebagai

5
pihak yang mengerti kegiatan dan menjadi pihak yang terkena dampak
atas terjadinya risiko.

2) Analisis Risiko
Analisis risiko merupakan suatu proses yang sistematis untuk
menentukan seberapa sering suatu peristiwa dan dampak risiko
mungkin terjadi dan seberapa besar konsekuensi yang ditimbulkan dari
peristiwa tersebut. Tujuan analisis risiko adalah untuk memahami
risiko yang penting untuk dikelola secara aktif dan menyediakan data
untuk membantu menentukan prioritas penanganan risiko. Analisis
risiko dapat juga dimaknai sebagai suatu proses untuk memahami
karakteristik risiko (probabilitas dan dampak) yang dapat dilakukan
secara kualitatif ataupun kuantitatif untuk menentukan Tingkat (level)
risiko (level of Risk) atau signifikansi setiap risiko. Output analisis
risiko yaitu profil risiko. Dalam analisis risiko, peran pimpinan
organisasi sangat diperlukan sehingga mampu mengelola dan
mengendalikan risiko berdasarkan berapa banyak atau tingkat risiko
yang dapat diterima. Tingkat risiko yang dapat diterima adalah batas
toleransi risiko dengan mempertimbangkan aspek biaya dan manfaat.

Level risiko ditentukan oleh dua hal yaitu level frekuensi dan level
konsekuensi. Level risiko yaitu level besar kecilnya atau tingkatan
suatu risiko. Level frekuensi (probabilitas) adalah besar kecilnya
kemungkinan terjadinya risiko atau kekerapan kejadian suatu risiko.
Penentuan probabilitas terjadinya suatu event sangatlah subyektif dan
lebih berdasarkan nalar dan pengalaman. Sedangkan level konsekuensi
yaitu besar kecilnya dampak negatif dari suatu risiko.

3) Evaluasi Risiko
Tahap terakhir dalam penilaian risiko yaitu evaluasi risiko.
Evaluasi risiko dimaksudkan untuk membantu proses pengambilan
keputusan berdasarkan hasil analisis risiko. Evaluasi risiko merupakan

6
proses pembandingan antara level risiko yang ditemukan selama
proses analisis dengan kriteria risiko yang ditetapkan sebelumnya.

Proses evaluasi risiko akan menentukan risiko-risiko mana yang


memerlukan perlakuan dan bagaimana prioritas perlakuan atas risiko-
risiko tersebut dengan mengacu pada “kriteria risiko”. Dengan kata
lain hasil dari evaluasi risiko menunjukkan peringkat risiko yang
memerlukan penanganan (mitigasi) lebih lanjut dengan mengacu pada
tingkat risiko yang dapat diterima.

Tahapan evaluasi risiko meliputi: (1) menyusun prioritas risiko


berdasarkan besaran risiko dengan ketentuan : a) besaran risiko
tertinggi mendapat prioritas paling tinggi. b) Apabila terdapat lebih
dari satu risiko yang memiliki besaran risiko yang sama, maka
prioritas risiko ditentukan berdasarkan urutan area dampak dari yang
tertinggi hingga terendah sesuai kriteria dampak. c) Apabila masih
terdapat lebih dari satu risiko yang meiliki besaran dan area dampak
yang sama, maka prioritas risiko ditentukan berdasarkan urutan
kategori risiko yang tertinggi hingga terendah sesuai kategori risiko. d)
Apabila masih terdapat lebih dari satu risiko yang memiliki besaran,
area dampak, dan kategori yang sama, maka prioritas risiko ditentukan
berdasarkan judgement pemilik Risiko.

2.4 Metode Penilaian Risiko


a. Metode Kualitatif
Yaitu dengan menggunakan bentuk verbal atau skala deskriptif
untuk menjelaskan besaran kemungkinan dan dampak risiko.

Keuntungan metode kualitatif adalah:

• cepat dan relatif mudah digunakan bila penilaian risiko terstruktur


dengan baik, risiko dapat segera digambarkan dan kemungkinan
serta dampaknya dapat diidentifikasi

• memperoleh pemahaman mengenai perbandingan beberapa risiko.

Kekurangan metode kualitatif adalah:

7
• kurang akurat karena risiko dikelompokkan dalam satu tingkatan,
padahal kenyataannya secara substantif berlainan level;
• sulit untuk membandingkan risiko pada basis yang sama;
• perbandingan antar tingkat risiko bisa tidak konsisten;
• jarang ada justifikasi yang jelas atas proses yang digunakan untuk
menimbang risiko pada dampak risiko yang beragam;
• pembedaan antar risiko sangat kurang;
• metode ini menggunakan ukuran deskriptif emosional;
• metode ini memberikan definisi yang sangat disederhanakan
mengenai kejadian risiko melalui kombinasi beberapa dampak yang
mungkin timbul dari satu kejadian;
• aplikasi analisis keuangan kuantitatif untuk penanganan risiko sangat
terbatas.

b. Metode Semi Kuantitatif

Yaitu memberi nilai pada skala kualitatif sehingga menghasilkan


urutan prioritas yang lebih rinci daripada yang dapat dicapai analisis
kualitatif.

Keuntungan metode semi kuantitatif adalah:

• penerapannya cepat
• memberikan pemahaman yang masuk akal mengenai perbandingan
risiko sekalipun bersifat relatif dan bukan mutlak
• pembedaan yang masuk akal antar kejadian risiko
• Lebih sedikit menggunakan ukuran deskriptif emosional untuk
menentukan tingkat risiko
Kekurangan metode semi kuantitatif adalah:
• kurang akurat
• Sulit membandingkan risiko pada basis yang sama
• tidak mungkin meyakini dua kejadian yang dicirikan dengan nilai
risiko yang sama merupakan risiko yang serupa
• definisi yang sangat disederhanakan mengenai kejadian risiko
melalui kombinasi beberapa dampak yang mungkin timbul dari satu
kejadian

8
• aplikasi analisis keuangan kuantitatif untuk penanganan risiko
terbatas

c. Metode Kuantitatif

Yaitu menggunakan nilai numerik untuk menyatakan kemungkinan


dan dampak dengan menggunakan data dari berbagai sumber.

Keuntungan metode kuantitatif adalah:


• cepat dilaksanakan untuk indikasi pendahuluan risiko relatif
• memberikan pemahaman mengenai perbandingan risiko
• secara langsung menghitung beragam dampak dan transparan
• memberi pembedaan yang baik antar kejadian
• tidak menggunakan ukuran
• mendefinisikan kejadian risiko dengan sangat teliti
• membandingkan kejadian risiko pada basis yang sama
• mencakup kejadian yang kompleks
• aplikasi yang ekstensif untuk pengembangan strategi penanganan
risiko
• mencakup kejadian yang tidak dapat dikuantifikasi (unquantifiable)
dengan menggunakan pendekatan yang sistematis

Kekurangan metode kuantitatif adalah:


• kurang mengelaborasi persepsi manusia yang mendetail dalam hal
naratif
• sulit diterapkan dalam kondisi data kuantitatif yang sangat kurang

2.5 Teknik Identifikasi Risiko


a. Surveys

Metode ini serupa dengan wawancara terstruktur namun


melibatkan jumlah orang yang jauh lebih banyak. Metode ini dapat
digunakan untuk mengumpulkan serangkaian gagasan, pemikiran dan

9
pendapat yang luas di berbagai area yang mencakup risiko dan efektivitas
pengendalian.

b. Incident Analysis

Maksud dari insiden sendiri adalah risiko yang sekarang telah


terjadi. Mencatat insiden dalam daftar, melakukan analisis akar penyebab
dan secara berkala menjalankan beberapa laporan analisis tren untuk
menganalisis kejadian, dapat berpotensi mengaktifkan risiko baru untuk
diidentifikasi.

c. Direct Observations

Teknik yang cukup sederhana ini digunakan setiap hari di tempat


kerja oleh staf yang mungkin mengamati situasi dan bahaya yang berisiko
secara teratur. Hal ini juga sangat digunakan oleh para profesional di
bidang Kesehatan & Keselamatan Kerja selama inspeksi dan audit.

d. Fault Tree Analaysis (FTA)

Metode ini mirip dengan brainstorming. Metode ini digunakan


untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor yang dapat berkontribusi
pada peristiwa yang tidak diinginkan. Faktor kausal kemudian
diidentifikasi dan disusun secara logis dan digambarkan secara pictorially
dalam diagram pohon.

e. Scenario Analysis

Metode ini berkaitan dengan metode SWIFT. Skenario adalah


cerita pendek atau deskripsi tentang situasi bagaimana peristiwa masa
sekarang dan masa depan bisa berubah atau terlihat. Untuk setiap skenario,
peserta merefleksikan dan menganalisis konsekuensi potensial dan
penyebab potensial ketika menganalisis risiko.

f. Checklists

10
Checklists berisi daftar bahaya, risiko atau kegagalan kontrol yang
telah terisi sebelumnya yang biasanya dikembangkan dari pengalaman,
baik sebagai hasil dari penilaian risiko sebelumnya atau sebagai akibat dari
kegagalan atau insiden di masa lalu. Sebaiknya metode ini digunakan
hanya sebagai bentuk cadangan dalam mengidentifikasi risiko dan
pengendalian

g. Structured “What-if” Technique (SWIFT)

Metode ini adalah latihan berbasis tim yang sistematis, dimana


fasilitator menggunakan sekumpulan kata atau ungkapan ‘prompt’ untuk
merangsang peserta untuk mengidentifikasi risiko. Salah satu organisasi
melihat penurunan tingkat layanan di sejumlah area untuk mengurangi
biaya operasinya dan SWIFT digunakan untuk menganalisis dampak dari
masing-masing tingkat layanan yang dikurangi.

h. Interviews

Dalam wawancara terstruktur, orang yang diwawancarai diminta


serangkaian pertanyaan siap untuk mendorong orang yang diwawancarai
untuk menyajikan perspektif mereka sendiri dan dengan demikian
mengidentifikasi risiko. Metode ini digunakan selama konsultasi dengan
pemangku kepentingan utama saat merancang kerangka kerja manajemen
risiko.

i. Brainstorming

Metode ini melibatkan sekelompok orang yang bekerja sama untuk


mengidentifikasi potensi risiko, sebab, tipe kegagalan, bahaya dan kriteria
untuk keputusan dan pilihan untuk perawatan. Brainstorming harus
menstimulasi dan mendorong percakapan mengalir bebas di antara
sekelompok orang yang berpengetahuan luas tanpa mengkritik atau
memberi imbalan ide.

j. Bow Tie Analysis

11
Metode ini adalah suatu cara menggunakan diagram untuk
menggambarkan, menghubungkan dan menganalisis jalur risiko dari sebab
akibat atau konsekuensi.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1) Penilaian risiko adalah kegiatan mengidentifikasi seluruh risiko atau


potensi risiko yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan/ sasaran
organisasi, yang dilakukan melalui proses yang sistematis dan terukur.

2) Pasal-pasal peulaian resiko: Peraturan Pemerintah RI No. 60 Tahun 2008


tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pasal 13, ayat 1.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 25 Tahun 2019 tentang Penerapan
Manajemen Risiko Terintegrasi di Lingkungan Kementerian Kesehatan:
Pasal 12 ayat, Pasal 13 ayat 3, Pasal 18 ayat 3.

3) Tujuan Penilaian Risiko


a. Menetapkan kemungkinan terjadi melaui identifikasi.
b. Menetapkan dampak melalui analisis.
c. Membuat keputusan berdasarkan hasil analisis risiko, risiko mana
yang memerlukan perbaikan dan prioritas untuk dilakukan lebih awal.
d. Membantu menangani risiko

4) Manfaat Penilaian Risiko


a. Membantu pencapaian tujuan
b. Kesinambungan pelayanan kepada stakeholders
c. Efisiensi dan efektifitas pelayanan
d. Dasar penyusunan rencana strategis
e. Menghindari pemborosan

5) Tahapan Penilaian Risiko:


a. Identifikasi Risiko
b. Analisis Risiko
c. Evaluasi Risiko

5) Teknik Identifikasi Risiko

13
a. Surveys
b. Incident Analysis
c. Direct Observations
d. Fault Tree Analaysis (FTA)
e. Scenario Analysis
f. Checklists
g. Structured “What-if” Technique (SWIFT)
h. Interviews
i. Brainstorming
j. Bow Tie Analysis

14
DAFTAR ISI

Pemerintah Indonesia. 2008. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60


Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Lembaran
Negara Republik Indonesia tahun 2008 Nomor 127. Jakarta.

Pemerintah Indonesia. 2019. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 25 Tahun 2019


tentang Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi di Lingkungan
Kementerian Kesehata. Kementrian Kesehatan. Jakarta.

Dictio.id, 14 April 2022, https://www.dictio.id/t/metode-atau-teknik-apa-saja-


yang-dapat-dilakukan-dalam-melakukan-identifikasi-risiko/21930

15

Anda mungkin juga menyukai