Anda di halaman 1dari 11

Pengauditan 1

PENENTUAN RESIKO DETEKSI

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 10

DESI MULYA SARI (A1A618043)


SRI MELTA (A1A618031)
ERAWATI (A1A618036)
FARWAN NOVIAN (A1A618032)

PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2020
KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala atas limpahan rahmat, taufiq
dan hidayah-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui lebih jauh berbagai hal
mengenai “Penentuan Resiko Deteksi” berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber yang telah kami temukan dan pahami.
Makalah ini kami buat untuk mememnuhi tugas mata kuliah “Pengauditan
1”. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca, walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kami
mohon saran dan kritik yang membangun demi perbaikan yang lebih baik dimasa
mendatang.
Terimakasih.

Kendari, 2 Maret 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR........................................................................ 2
DAFTAR ISI....................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 4
A. Latar Belakang........................................................................... 4
B. Rumusan Masalah...................................................................... 4
C. Tujuan....................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN...................................................................... 6
A. Definisi Penentuan Resiko Deteksi............................................ 6
B. Penentuan Resiko Deteksi.......................................................... 6
C. Jenis-jenis Resiko Deteksi.......................................................... 7
D. Penanganan Resiko Deteksi....................................................... 7
BAB IV PENTUP................................................................................ 8
A. Kesimpulan................................................................................ 8
B. Saran.......................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 9

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pemeriksaan akuntansi atau auditing adalah proses sistematik untuk


memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-
pernyataan kegiatan dan kejadian ekonomi untuk memastikan kesesuaian
pernyataan-pernyataan tersebut dengan standar yang berlaku serta penyampaian
hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan (Mulyadi, 1992). Karena
kepercayaan yang diberikan oleh pemakai yang berkepentingan kepada auditor,
seperti investor, kreditor, pemerintah, bank dan stakeholders lainnya baik internal
maupun eksternal, maka auditor harus dapat menghasilkan kualitas audit yang
baik dan dapat diandalkan. Penyediaan informasi auditing sangat berpengaruh
pada kegiatan perusahaan terutama yang terkait dengan pihak luar perusahaan.
Sehingga hasil dari pengauditan berperan penting terhadap kegiatan ekonomi
perusahaan.

Untuk dapat menghasilkan kualitas audit yang baik, auditor


bertangungjawab merencanakan dan melaksanakan audit demi mendapatkan
kepastian bahwa laporan keuangan tidak mengandung kesalahan material.
Kesalahan material dapat terjadi dalam proses pengauditan, hal ini dapat
disebabkan oleh kecurangan yang disengaja ataupun terjadi kesalahan dalam
proses penyajian laporan keuangan. Oleh karena itu, dibutuhkan pengendalian
intern terkait dengan proses pengauditan. Dalam hal ini, perusahaan
membutuhkan proses penentuan resiko deteksi untuk mencegah dan mengawasi
jalannya proses pengauditan.

Penaksiran resiko pengendalian merupakan suatu proses evaluasi


efektivitas desain dan operasi kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern
entitas. Pentingnya konsep penentuan atau penaksiran resiko deteksi dalam rangka
pencegahan atau pendeteksian salah saji material dalam laporan keuangan.

Definisi penentuan resiko deteksi pengnendalian mengharuskan seorang


auditor agar mengetahui dengan jelas tahap-tahap yang ditempuh oleh auditor
dalam menaksir resiko dan desain pengujian yang bersangkutan.

Oleh karena itu, pentingnya Penentuan Resiko Deteksi guna memperlancar


tugas seorang auditor akan dibahas pada makalah ini.

4
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dibahas pada makalah ini yaitu sebagai
berikut :

1. Apa definisi penentuan resiko deteksi


2. Bagaimana menentukan resiko deteksi ?
3. Apa saja jenis-jenis resiko deteksi ?
4. Bagaimana penanganan resiko deteksi ?

C. Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui definisi penentuan resiko deteksi


2. Untuk mengetahui cara menentukan resiko deteksi
3. Untuk mengetahui jenis-jenis resiko deteksi
4. Untuk mengetahui penanganan resiko deteksi

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penentuan Resiko Deteksi


Risiko deteksi merupakan risiko ketika auditor tidak dapat mendeteksi
salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi. Risiko deteksi tergantung atas
penetapan auditor terhadap risiko audit, risiko bawaan, dan risiko pengendalian.
Semakin besar risiko audit, semakin besar pula risiko deteksi, sedangkan semakin
besar risiko bawaan ataupun risiko pengendalian, semakin kecil risiko deteksi.
Risiko deteksi merupakan risiko yang dapat dikendalikan oleh auditor. Hal
ini disebabkan oleh risiko deteksi yang merupakan fungsi dari efektivitas prosedur
dan penerapannya oleh auditor dengan cara melakukan perencanaan yang
memadai, supervisi atau pengawasan yang tepat, dan penerapan prosedur audit
yang efektif, serta penerapan standar pengendalian mut. Dalam penentuan risiko
deteksi, auditor mempertimbangkan kemungkinan dia melakukan kesalahan
seperti kesalahan penerapan prosedur auditing atasu salah melakukan interpretasi
terhadap bukti --bukti audit yang telah dihimpun.
Resiko deteksi merupakan salah satu jenis resiko audit. Resiko audit
sendiri terdiri dari 3 jenis resiko, yaitu resiko bawaan, resiko pengendalian dan
resiko deteksi. Ada perbedaan yang mendasar antara risiko bawaan dan risiko
pengendalian dengan risiko deteksi. Kedua risiko terdahulu ada terlepas dai
dilakukan atau tidaknya audit atas laporan keuangan, sedangkan risiko deteksi
berhubungan dengan prosedur audit dan padat diubah oleh keputusan auditor
sendiri.

B. Penentuan Resiko Deteksi

1. Evaluasi Atas Rencana Tingkat Pengujian Substantif


            Setelah mendapat pemahaman tentang kebijakan dan prosedur struktur
pengendalian intern yang relevan dan menentukan risiko pengendalian untuk
asersi-asersi laporan keuangan, auditor harus membandingkan antara tingkat

6
risiko pengendalian sesungguhnya dengan rencana tingkat risiko pengendalian
untuk asersi yang bersangkutan. Apabila tingkat risiko pengendalian akhir sama
dengan tingkat risiko pengendalian awal, auditor bisa melangkah ke tahap
perancangan pengujian substantif spesifik berdasarkan rencana tingkat pengujian
substantif yang telah ditetapkan sebagai komponen terakhir dari strategi audit
awal. Namun apabila tidak, tingkat pengujian substantif harus direvisi sebelum
merancang pengujian substantif spesifik untuk mengakomodasi tingkat risiko
deteksi yang bisa diterima setelah direvisi.      
 
2. Merevisi Rencana Risiko Deteksi
            Apabila memungkinkan, tingkat risiko deteksi yang dapat diterima setelah
direvisi ditetapkan untuk setiap asersi dengan cara yang sama seperti rencana
risiko deteksi, kecuali bahwa penetapannya didasarkan pada risiko pengendalian
sesungguhnya bukan pada rencana tingkat risiko  pengendalian untuk asersi yang
bersangkutan.

C. Jenis-jenis Resiko Deteksi


Selanjutnya, resiko deteksi terbagi atas dua, yaitu :
1. Resiko review analitis
Resiko review analitis adalah resiko yang timbul karena prosedur-prosedur
review analitis tidak dapat mendeteksi kesalahan material.
2. Resiko tes Subtantive
Resiko tes subtantive adalah resiko kesalahan material tidak dapat
dideteksi melalui prosedur tes subtantive.

D. Penanganan Resiko Deteksi


Prosedur audit dibuat untuk menekan resiko audit ke tingkat rendah yang
dapat diterima. Dalam menyususn prosedur audit terdapat pertipmbangan
mengenai potensi resiko karena memilih prosedur audit yang tidak tepat, salah
menerapkan prosedur, dan salah menafsirkan hasil dari prosedur audit. Oleh
karena itu, resiko deteksi (detection risk) melakukan penanganan melalui :

7
1. Perencanaan audit dengan baik
2. Pelaksanaan prosedur audit yang tepat
3. Pembagian anggota yang tepat diantara tim audit
4. Penerapan sistem profesional skeptisisme
5. Supervisi dan review atas pekerjaan unit

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Risiko deteksi merupakan risiko ketika auditor tidak dapat mendeteksi


salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi. Risiko deteksi
tergantung atas penetapan auditor terhadap risiko audit, risiko bawaan, dan
risiko pengendalian. Semakin besar risiko audit, semakin besar pula risiko
deteksi, sedangkan semakin besar risiko bawaan ataupun risiko
pengendalian, semakin kecil risiko deteksi.
2. Penentuan resiko deteksi terdiri dari evaluasi atas rencana tingkat
pengujian substantif dan merevisi rencana risiko deteksi.
3. Resiko deteksi terdiri dari dua jenis, yaitu resiko review analitis dan resiko
tes subtantive.
4. Resiko deteksi (detection risk) melakukan penanganan melalui :
1. Perencanaan audit dengan baik
2. Pelaksanaan prosedur audit yang tepat
3. Pembagian anggota yang tepat diantara tim audit
4. Penerapan sistem profesional skeptisisme
5. Supervisi dan review atas pekerjaan unit

B. Saran
Setelah mengetahui Risiko deteksi adalah risiko bahwa auditor tidak
akan dapat mendeteksi salah saji material yang ada dalam suatu asersi untuk itu
disarankan untuk setiap perusahaan agar selalu mempertimbangkan resiko deteksi
ini dalam setiap pengambilan keputusan penting perusahaan.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/karimahjannah/resiko-deteksi-dalam-pelaksanaan-
audit_5970aff2bbb133c060ec272
http://khaerunnisa26.blogspot.com/2017/02/resiko-deteksi-dan-pengujin-
substantive.html?m=1
http://dedysuarjaya.blogspot.som/2019/09/menentukan-resiko-deteksi.html?m=1
http://dikdiksalehsadikin.wordpress.com/2009/01/28/pelaksanaan-prosedur-
analitis/amp/

10
2

Anda mungkin juga menyukai