PESC, PAR, dan CPRS adalah tiga pertalian sistem pembuatan keputusan penganggaran
publik di berbagai negara maju dan berkembang, dan itu merupakan implementasi
pembaharuan yg terdapat di inggris.
3. Di fungsi penganggaran publik, ada sebagai cetak biru. Apa itu cetak biru?
Mengapa menggunakan istilah tersebut?
(lis Indriyah)
Jawaban :
Karena dalam sebuah organisasi, cetak biru sangat diperlukan untuk menentukan
arah kedepan organisasi tersebut. Akan kemana organisasi terdebut akan dibawa.
Digunakan istilah cetak biru, diibaratkan bangunan yang akan dibangun, segala bentuk
perencanaan pembuatan bangunan itu tercantum dalam cetak biru.
Apa yang dimaksud top-down dan botton-up decision dalam hal tersebut? Tolong
jelaskan!
(Dwi Indarti)
Jawaban :
pendekatan bottom-up, anggaran disusun sepenuhnya oleh bawahan dan disahkan oleh
manajer puncak sebagai anggaran perusahaan.
(Citra )
Jawaban :
(Aditya)
Jawaban :
Akuntansi Legislatife adalah pihak yang meminta daftar tahunan tentang pengeluaran
dan pendapatan sekaligus dengan tujuan aktivitasnya.
8. Di prinsip penganggaran, ada 6 prinsip. Apakah Indonesia sudah menerapkan 6
prinsip tersebut?
(Puput)
Jawaban : sudah, hanya saja ada beberapa prinsip yang belum terlaksana dengan baik.
(Nurul)
Jawaban :
1. APBN atau APBD selalu di desain defisit baik dari dinas atau instansi terkait sehingga
memberi kesempatan adanya inefisiensi dan praktik koruptif.
2. Desain APBN atau APBD hanya dipahami sebagai proses teknokratis untuk
mengalokasikan sumber daya ekonomi (anggaran), tetapi APBN tidak dimengerti juga
sebagai instrumen ideologis untuk mendekatkan tujuan bernegara sebagai amanat
konstitusi.
3. Asumsi ekonomi makro yang disusun hanya mendasaarkan kepada tujuan sempit tetapi
mengabaikan semangat keadilan sosial, seperti aspek ketimpangan pendapatan.
4. Amanah UU tidak semuanya dijalankan dengan baik. Sebagai contoh, alokasi anggaran
kesehatan diharuskan minimal 5 persen dari APBN, namun selama ini dilakukan
pemotongan anggaran sehingga mendapatkan porsi kurang dadari 2%
solusinya:
(Khazinatul Mardiyah)
Jawaban :
2. Hubungan yang tidak memadai (terputus) antara anggaran tahunan dengan rencana
pembangunan jangka panjang.
(Eni Priana)
Jawaban :
Karena aktivitas tersebut memiliki sejumlah cara, metode atau pendekatan tertentu yang
bersifat sistematis, teratur dan terarah.