Anda di halaman 1dari 43

AUDIT SIKLUS PENGGAJIAN PERSONALIA

Disusun oleh Kelompok 4 :

Yolanda Happy F. - 31401800263

Utamining Tiyansih - 31401800259

PRODI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SULTAN AGUNG SEMARANG

2020

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT


yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nyehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.
Makalah tentang Audit Siklus Penggajian dan Personalia ini penyusun
susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Auditing 2.
Kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan yang terdapat dalam
makalah ini. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran kepada berbagai
pihak untuk kami jadikan sebagai bahan evaluasi guna meningkatkan kinerja
untuk kedepannya.
Wassalamualaikum wr.wb

Semarang, Maret 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

BAB I TEORI....................................................................................................................1
1.1 Akun dan Transaksi Dalam Siklus Penggajian dan Personalia.............................1
1.2 Fungsi Bisnis dalam Siklus Penggajian dan Personalia........................................2
1.3 Tujuan Audit Terhadap Siklus Gaji dan Personalia............................................10
1.4 Program Audit..................................................................................................11
1. Pengujian Pengendalian.......................................................................................11
2. Pengujian Substantif.............................................................................................12
1.5 Pertimbangan Struktur Pengendalian Intern..........................................................13
1.6 Aktivitas Pengendalian..........................................................................................14
1.7 Penentuan Risiko Pengendalian.............................................................................15
1.8 Metodologi Untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif
Atas Transaksi..............................................................................................................16
1.9 Metologi Perancangan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas
Transaksi untuk Siklus Penggajian dan Kepegawaian..................................................17
1.10 Metodologi untuk Merancang Pengujian atas Rincian Saldo................................20
1.11 Menjelaskan dan Menilai Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit.......................30
BAB II KASUS................................................................................................................32
2.1 Contoh Kasus :.................................................................................................32
a. Penyebab Kasus...............................................................................................32
b. Pengujian Pengendalian..................................................................................32
c. Pengujian Substantif........................................................................................33
d. Solusi................................................................................................................33
BAB III PENUTUP........................................................................................................34
3.1 Kesimpulan............................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................36

iii
BAB I
TEORI

Siklus penggajian dan personalia (payroll and personnel cycle) melibatkan


pekerjaan dan pembayaran kepada semua karyawan. Ketidak tepatan dalam
penilaian dan pengalokasian biaya tenaga kerja dapat mengakibatkan salah saji
laba bersih yang material.
Perbedaan utama antara siklus penggajian dan personalia serta siklus
lainnya :
1. Hanya ada satu kelas transaksi untuk penggajian. Penggajian hanya
memiliki satu kelas karena penerimaan jasa dari karyawan dan
pembayaran jasa tersebut melalui penggajian biasanya terjadi dalam
periode waktu yang singkat.
2. Transaksi pada umumnya jauh lebih signifikan daripada akun neraca
terkait. Akun-akun yang terkait dengan penggajian seperti penggajian
akrual dan potongan pajak biasanya bernilai kecil dibandingkan dengan
total transaksi selama tahun bersangkutan.
3. Pengendalian internal terhadap penggajian sudah efektif bagi hampir
semua perusahaan, bahkan perusahaan yang kecil sekalipun. Ke efektifan
dari pengendalian atas pemotongan dan pembayaran pajak penggajian
diatur oleh pemerintah. Adanya ketidakadilan dalam pembagian gaji
karyawan dapat menimbulkan masalah moral.
4. Audit penggajian menekankan pada pengujian pengendalian, pengujian
substantif atas transaksi, dan prosedur analitis.

1.1 Akun dan Transaksi Dalam Siklus Penggajian dan Personalia


Tujuan keseluruhan dalam audit penggajian dan personil adalah untuk
“untuk mengevaluasi apakah saldo rekening dipengaruhi oleh siklus yang
disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
diterima umum.”
Akun yang umum dalam siklus penggajian dan personalia umunya

1
dijelaskan dengan akun T, yang menggambarkan cara informasi akuntansi
mengalir melalui berbagai akun dalam siklus penggajian dan personalia.
Dalam sebagian besar sistem, akun gaji dan upah akrual hanya
digunakan pada akhir periode akuntansi. Selama periode berjalan, beban baru
akan dicatat apabila karyawan telah benar-benar dibayar dan bukan ketika
biaya tenaga kerja terjadi.

1.2 Fungsi Bisnis dalam Siklus Penggajian dan Personalia serta Dokumen
dan Catatan Terkait
1.2.1 Akun dalam Siklus Penggajian dan Personalia
Siklus penggajian dan personalia melibatkan perolehan jasa dari
karyawan yang konsisten dengan tujuan perusahaan, dan akuntansi yang
tepat untuk jasa tersebut.
Transaksi utama siklus ini adalah transaksi gaji dan upah.
Transaksi ini mempengaruhi beberapa rekening berikut:
1. Biaya gaji dan upah,
2. Berbagai bentuk tunjangan hari raya, tunjangan kesehatan, tunjangan
hari tua, dan sebagainya,
3. Biaya tenaga kerja langsung,
4. Utang gaji dan upah,
5. Pajak penghasilan karyawan,
6. Rekening kas di bank, dengan sistem imprest atau dana tetap, yang
khusus digunakan untuk membayar gaji dan upah.

2
Hubungan antar rekening tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

3
1.2.2 Klasifikasi Transaksi, Akun, Fungsi-fungsi Bisnis, Dokumen dan

Pencatatan Terkait untuk Siklus Penggajian dan Personalia

4
Kolom ketiga mengidentifikasi empat fungsi bisnis dalam siklus
penggajian dan personalia yang umum serta mengilustrasikan hubungan
antara fungsi bisnis, kelas transaksi, akun-akun, dan dokumen serta
catatan.

1. Personalia dan kesempatan kerja


Departemen sumber daya manusia menyediakan sumber yang
independen untuk mewawancarai dan merekrut personil yang
memenuhi kualifikasi. Departemen tersebut juga merupakan sumber
catatan yang independen bagi verifikasi internal atas informasi upah.
a. Catatan personalia meliputi data seperti tanggal mulai bekerja,
investigasi personil, tingkat pembayaran, pembayaran, pengurangan
yang diotorisasi, evaluasi kinerja, dan tanggal berhenti bekerja.
b. Formulir otorisasi pengurangan formulir ini digunakan untuk
mengotorisasi pengurangan gaji, termasuk jumlah pembebasan
untuk pemotongan pajak penghasilan dan program tabungan
lainnya, obligasi tabungan, serta iuran serikat pekerja.
c. Formulir otorisasi tingkat pembayaran digunakan untuk
mengotorisasi tingkat pembayaran. Sumbernya adalah kontrak
tenaga kerja, otorisasi oleh manajemen, atau otorisasi dari dewan
direksi.
2. Pencatatan waktu dan persiapan penggajian
Pencatatan waktu dan persiapan penggajian mempengaruhi secara
langsung beban penggajian setiap periode. Untuk mencegah salah saji
dalam empat aktivitas berikut, diperlukan penggajian yang memadai :
a. Penyiapan kartu waktu oleh karyawan
b. Pengikhtisaran dan penghitungan pembayaran kotor, pengurangan,
dan pembayaran bersih
c. Penyiapan cek gaji
d. Penyiapan catatan gaji
3. Pembayaran Gaji

5
a. Cek gaji
Cek gaji ditulis dan kemudian diserahkan kepada karyawan sebagai
pertukaran atas jasa yang dilaksanakannya. Jumlah dalam cek
tersebut merupakan pembayaran kotor dikurangi pajak dan
pemotongan lainnya.
b. Rekonsiliasi rekening bank penggajian
Rekonsiliasi bank independen merupakan hal yang penting bagi
semua akun kas termasuk penggajian, untuk menemukan kesalahan
dan kecurangan. Akun penggajian imprest adalah akun penggajian
terpisah di mana saldo bernilai kecil dipertahankan. Akun imprest
membatasi exposure klien terhadap kecurangan penggajian, serta
menyederhanakan rekonsiliasi rekening bank penggajian.
4. Penyiapan SPT Pajak penggajian dan pembayaran pajak
Sebagian besar sistem penggajian yang terkomputerisasi
menyiapkan SPT Pajak penggajian dengan menggunakan informasi
tentang transaksi penggajian dan file induk. Untuk mencegah salah saji
dan kewajiban pajak serta penalti yang potensial, individu yang
kompeten harus memverifikasi output secara independen.
a. Formulir W2
Formulir yang dikirim ke setiap karyawan yang
mengikhtisarkan penghasilan karyawan selama tahun kalender,
termasuk pembayaran kotor, pemotongan pajak penghasilan, dan
pemotongan jaminan sosial.
b. SPT pajak penghasilan
Formulir yang diserahkan ke unit pemerintah lokal, negara
bagian, dan federal untuk menunjukkan pembayaran pajak yang
dipotong dan pajak perusahaan.

1.2.3 Catatan dan Dokumen dalam Siklus Penggajian dan Personalia

6
Dokumen-dokumen dan catatan akuntansi yang digunakan dalam
prosedur penggajian antara lain sebagai berikut :
a. Catatan personalia (personel records)
Meliputi data seperti tanggal mulai bekerja, investigasi personil,
tingkat pembayaran, pengurangan yang diotorisasi, evaluasi kinerja
dan tanggal berhenti bekerja.
b. Formulir Otorisasi (Personal Authorization)
Adalah surat keputusan yang berisi penempatan dan penugasan
seseorang karyawan dalam posisi dan jabatan tertentu
c. Pencatatan waktu (Time Keeping) dan persiapan penggajian
Merupakan hal yang penting dalam audit penggajian karena
mempengaruhi secara langsung beban penggajian dalam setiap
periode. Untuk mencegah salah saji dalam tepat aktivitas berikut
diperlukan pengendalian yang memadai :
1) Penyiapan kartu waktu oleh karyawan
2) Pengikhtisaran dan penghitungan pembayaran kotor,
pengurangan dan pembayaran bersih • Penyiapan cek gaji
3) Penyiapan catatan gaji
d. Kartu waktu (Time Card)
Adalah dokumen yang mengidentifikasi waktu per jam
karyawan mulai dan berhenti bekerja setiap hari serta jumlah jam
kerja karyawa. Kartu waktu ini dapat berupa formulir kertas atau
electronik, dan dapat disiapkan secara otomatis oleh jam waktu atau
pembaca kartu identifikasi. Kartu waktu ini biasanya diserahkan
setiap minggu.
e. Tiket waktu pekerjaan (Time tickect)
Adalah formulir yang menunjukkan pekerjaan mana yang
dikerjakan karyawan selama periode waktu tertentu. Formulir ini
hanya digunakan oleh seorang karyawan yang melakukan pekerjaan
berbeda atau bekerja dalam departemen yang berbeda. Tiket waktu
pekerjan seringkali diakukan secara electronic dengan system

7
pelaporan waktu dan beban.
f. File transaksi penggajian
File yang dibuat oleh komputer ini mencantumkan semua
transaksi penggajian yang diproses oleh sistem akuntansi selama
satu periode, seperti satu hari, satu minggu, satu bulan, satu tahun.
File tersebut berisi semua informasi yang dimasukkan kedalam
sistem dan informasi tentang setiap transaksi seperti nama
karyawan, dan nomer identifikasi, tanggal, pembayaran kotor dan
bersih, berbagai jumlah pemotongan pajak dan klasifikasi akun atau
klasifikasi.
g. Jurnal atau data penggajian
Laporan ini dibuat dari file transaksi penggajian dan
umumnya mencantumkan nama karyawan, jumlah penggajian kotor
dan bersih, jumlsh pemotongan, serta klasifikasi akun atau
klasifikasi transaksi. Transaksi yang sama dimasukkan kedalam
jurnal atau daftar juga diposting secara simultan kebuku besar
umum dan ke file besar induk penggajian.
h. File induk penggajian (payroll master file)
Adalah file komputer yang digunakan untuk mencatat transaksi
penggajian bagi setiap karyawan dan mempertahankan total upah
karyawan yang dibayar selama tahun tersebut hingga tanggal saat
ini. Catatan setiap karyawan mencantumkan pembayaran kotor
selama setiap periode penggajian, pengurangan dari pembayaran
kotor, pembayaran bersih, nomer cek, dan tanggal. File induk ini
diperbaharui dari file transaksi peggajian. Total penghasilan setiap
karyawan dalam file induk sama dengan saldo penggajian kotor
dalam berbagai akun buku besar umum
i. Cek gaji
Cek gaji ditulis untuk selanjutnya diserahkan kepada
karyawan sebagai pertukaran atas jasa yang dilakasanakannya.
Jumlah cek tersebut merupakan pembayaran kotor dikurangi pajak

8
dan potongan lainnya. Cek itu disimpan sebagai bagian dari fungsi
penyiapan penggajian, tetapi tanda tangan yang diotorisasi telah
membuat cek tersebut sebagai aktiva. Setelah cek gaji dicairkan
oleh karyawan, cek yang dibatalkan lalu dikembalikan ke
perusahaan dari bank. Cek gaji seringkali disetorkan secara
langsung dari rekening bank setiap karyawan
j. Rekonsiliasi rekening bank penggajian
Rekonsiliasi bank independen merupakan hal yang penting
bagi semua akun kas, termasuk penggajian, untuk menemukan
kesalahan dan kecurangan. Akun penggajian impress (imprest
payroll account) adalah akun penggajian terpisah dimana saldo
bernilai kecil dipertahankan. Jumlah setiap gaji bersih yang
ditransfer berdasarkan cek atau transfer dana elektronik dari akun
umum ke akun impress segera sebelum distribusi penggajian

k. Formulir W2
Formulir yang dikirim ke setiap karyawan yang
mengikhtisarkan penghasilan karyawan selama tahun kalender,
termasuk pembayaran kotor, pemotongan pajak penghasilan, dan
pemotongan jaminan sosial.
l. SPT pajak penghasilan
Formulir yang diserahkan ke unit pemerintah lokal, negara
bagian, dan federal untuk menunjukkan pembayaran pajak yang
dipotong dan pajak perusahaan.

1.2.4 Fungsi-fungsi yang Terkait pada Siklus Penggajian Personalia

9
Fungsi personalia melibatkan aktivitas bagian-bagian lain yang
berkaitan dengan pemberian kompensasi kepada sesorang karyawan
perusahaan. Kerjasama diantara berbagai bagian tersebut menunjukkan
fungsi tertentu yang antara lain :
1. Fungsi penerimaan karyawan baru (Hiring Employees)
Fungsi inilah yang bertugas untuk menentukan layak atau tidaknya
seseorang diterima sebagai karyawan baru perusahaan.
2. Fungsi pengotorisasi pengubahan gaji dan upah (Authorizing
Payroll Changes)
Fungsi ini dipegang oleh departemen personalia. Supervisor
(pengawas) karyawan atau atasan karyawan tersebut dapat
mengusulkan perubahan tarif gaji dan upah atau kenaikan jabatan.
3. Fungsi pelaksana absensi dan data waktu kerja (Preparing
Attendance dan Time Keeping Data)
Fungsi ini sangat penting dalam audit gaji dan upah karena secara
langsung mempengaruhi biaya gaji dan upah suatu periode.
4. Fungsi pelaksana gaji dan upah (Preparing the Payroll)
Fungsi ini dipegang oleh departemen gaji dan upah serta EDP
(pada sistem komputer). Departemen ini mengolah data jam kerja
karyawan untuk menentukan (menghitung) gaji dan upah yang
didukung dengan voucher gaji dan upah.
5. Fungsi pencatat gaji upah (Recording the Payroll)
Fungsi ini dipegang oleh bagian accounting. Pengendalian yang
dilakukan oleh fungsi ini berupa pencatatan biaya gaji dan upah
berdasar salinan cek gaji dan upah yang disukung dengan voucher
gaji dan upah.
6. Fungsi pembayar gaji dan upah (Paying the Payroll)
Bendahara kantor biasanya memegang fungsi ini. Bendahara kantor
memegang kopi register voucher dan cek gaji dan upah. Personel
bendahara karyawan kantor kemudian mengecek kesesuaian nama
dan jumlah cek dengan voucher register. Apabila sesuai, maka

10
karyawan yang berwenang menandatangani cek dan menyerahkan
cek pada karyawan yang berhak.
7. Fungsi penyiapan dan pembayaran pajak penghasilan karyawan
(Filling Payroll Tax Return)
Sesuai dengan peraturan perundang-undangan pajak penghasilan,
perusahaan harus memotong gaji dan upah karyawannya.

1.3 Tujuan Audit Terhadap Siklus Gaji dan Personalia


Tujuan audit siklus jasa personalia dibedakan untuk setiap asersi laporan
keuangan.
1. Asersi Keberadaaan atau Keterjadian
Berkaitan dengan asersi keberadaan atau keterjadian, auditor
menekankan pada apakah seluruh saldo biaya gaji dan upah, utang gaji
dan upah, tunjangan, bonus, dan saldo rekening lain yang terkait, benar-
benar eksis pada tanggal neraca. Selain itu, asersi ini juga menekankan
pada apakah seluruh transaksi gaji dan upah yang tercatat benar-benar
terjadi dan tidak ada transaksi pembayaran gaji dan upah fiktif.
2. Asersi Kelengkapan
Asersi kelengkapan menekankan apakah seluruh transaksi dan saldo
yang semestinya tercantum dalam laporan keuangan, sudah benar-benar
dicatat dan disajikan. Auditor akan mencoba mendeteksi apakah ada
transaksi pembayaran gaji dan upah yang belum tercatat.
3. Asersi Hak dan Kewajiban
Berkaitan dengan asersi ini, auditor berusaha memastikan apakah
perusahaan mempunyai kewajiban legal atas biaya dan utang gaji dan
upah, dan pajak penghasilan karyawan.
4. Asersi Penilaian dan Pengalokasian
Berkaitan dengan asersi penilaian, auditor akan berusaha memperoleh
bukti mengenai apakah saldo biaya gaji dan upah, bonus karyawan,
tunjangan, utang gaji dan upah, dan pajak penghasilan karyawan telah
disajikan dalam laporan keuangan pada jumlah yang tepat. Auditor akan

11
memastikan apakah saldo tersebut diperoleh melalui penilaian dan
pengalokasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
5. Asersi Pelaporan dan Pengungkapan
Selain memperoleh bukti mengenai keempat asersi tersebut, auditor
perlu menghimpun bukti mengenai apakah transaksi dan saldo yang
tercatat telah tepat diklasifikasikan, dijelaskan, dan diungkapkan

1.4 Program Audit


Prosedur pengujian pengendalian yang dapat diterapkan untuk siklus
gaji dan upah dibedakan atas prosedur:
1. Pengujian Pengendalian
a. Pengujian pengendalian biaya gaji dan upah
Langkah-langkahnya :
1) Himpun register gaji dan upah dari bagian gaji dan upah, dan
memeriksa ketepatan perhitungan matematis.
2) Himpun ringkasan gaji dan upah, dan ringkasan distribusi tenaga
kerja terkait.
3) Pilih sampel karyawan secara random dari register gaji.

4) Himpun arsip personalianya, kemudian :


a) Periksa kelengkapan arsip karyawan tersebut
b) Bandingkan informasi pengurangan gaji dan upah dalam catatan
personalia dengan penjurnalan dalam register gaji, himpun laporan
waktu dan hitung penerimaan kotornya
c) Mengusut penjurnalan dalam register gaji tersebut dengan
postingnya
5) Mendokumentasikan setiap temuan penyimpangan yang diperoleh
melalui keempat langkah diatas.
b. Pengujian Pengendalian Pendistribusian Gaji dan Upah
Langkah-langkahnya:

12
1) Pilih dan minta sampel cek gaji yang sudah di-cancelled.
2) Mengusut rincian dalam cek dengan penjurnalan dalam register
gaji dan upah.
3) Membandingkan tanda tangan penerima cek dengan tanda tangan
dalam catatan personalia.
4) Mengamati pendistribusian cek secara langsung.
5) Mendokumentasikan setiap temuan penyimpangan yang diperoleh
melaui keempat langkah diatas.

2. Pengujian Substantif
a. Program audit awal
1) Buat top schedule.
2) Minta rincian biaya gaji, upah dan rekening terkait.
3) Lakukan tes matematis.
4) Cocokkan.
b. Prosedur analitis
1) Bandingkan saldo gaji, upah dan rekening terkait dengan saldo
tahun sebelumnya.
2) Bandingkan saldo dan anggaran.
3) Hitung rasio.
c. Detail transaksi
1) Telusuri nama dan tarif gaji dan upah untuk dasar pencatatannya.
2) Telusuri waktu yang tampak pada kartu hadir dan pulang serta
laporan yang ditandatangani mandor.
3) Tentukan dasar pengurangan dan penggajian dan bandingkan
dengan catatan pengurangan yang telah diotorisasi.
4) Bandingkan total gaji dan upah dan rekening terkait dari data yang
dibuat.
5) Adakan observasi pengadaan mesin absensi dan kartu absensi yang
tidak digunakan.
d. Detail Saldo

13
1) Buat ringkasan daftar kompensasi staff atau pimpinan dan telusuri
ke kontrolnya.
2) Periksa daftar gaji untuk satu atau beberapa bulan dan tes
perhitungan PPh apakah sesuai Undang-Undang.
3) Bandingkan total biaya gaji, upah dan rekening terkait dalam
laporan Laba Rugi dan SPT.
4) Bandingkan data yang ada dalam daftar gaji dan upah dengan
catatan personal.
5) Lakukan observasi pada saat pembayaran gaji dan upah.
e. Penyajian dan Pengungkapan
Periksa penyajian dan pengungkapan dalam neraca dan laporan laba rugi
apakah sudah tepat.

1.5 Pertimbangan Struktur Pengendalian Intern

Auditor harus memperoleh pemahaman struktur pengendalian intern


transaksi gaji dan upah. Pemahaman tersebut meliputi:
1. Lingkungan Pengendalian, meliputi beberapa faktor yaitu:
a. Pertanggungjawaban urusan karyawan ada pada direktur hubungan
industrial atau personalia,
b. Metode pengendalian manajemen termasuk penggunaan biaya
standar dan anggaran serta perhitungan varians,
c. Adanya internal auditor,
d. Praktik dan kebijakan ketenagakerjaan.
2. Penaksiran Risiko

Sebagai unsur dari perhitungan risiko, manajemen harus


mempertimbangkan risiko yang telah dibahas pada uraian tentang risiko
bawaan dan perancangan pengendalian di atas.
3. Informasi dan Komunikasi (Sistem Akuntansi)

14
Dalam pemahaman sistem akuntansi, akuntan harus kompeten dalam
menggunakan komputer karena transaksi gaji dan upah yang biasanya
pertama kali diterapkan dalam komputerisasi.
4. Pemantauan

Pengendalian dan pemantauan yang dilakukan manajemen dalam


siklus personalia mencakup umpan balik dari para karyawan seperti
misalnya informasi mengenai data karyawan itu sendiri yang nantinya
terkait erat dengan proses penentuan tunjangan untuknya.

1.6 Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian yang relevan dengan audit atas transaksi


penggajian dan pengupahan dapat digolongkan menjadi beberapa kebijakan
dan prosedur yang berkaitan dengan:
1. Review kinerja
Aktivitas pengendalian ini mencakup review atas kinerja sesungguhnya
dari transaksi yang berkaitan dengan penggajian dan pengupahan periode
sebelumnya.
2. Pengolahan informasi
Dua pengelompokan untuk aktivitas pengendalian jenis ini adalah
pengendalian umum dan pengendalian aplikasi. Pengendalian umum ini
terkait dengan pengendalian atas operasional dari transaksi penggajian
dan pengupahan, pengembangan dan pemeliharaan sistem aplikasi.
Pengendalian aplikasi berlaku untuk pengolahan aplikasi secara
individual untuk masing- masing transaksi tersebut.
3. Pengendalian fisik
Untuk mengendalikan penggunaan uang yang tidak seharusnya dan biaya
tenaga kerja yang tidak diotorisasi, manajemen harus menentukan
kebijakan untuk membatasi akses ke personel dan catatan gaji.
4. Pemisahan tugas

15
Pembebanan tanggung jawab ke orang yang berbeda untuk memberikan
otorisasi transaksi penggajian dan pengupahan, pencatatan transaksi
penggajian dan pengupahan, menyelenggarakan penyimpanan aktiva
yang dikelola dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan atau
kesempatan orang untuk berbuat curang.

1.7 Penentuan Risiko Pengendalian

Proses penentuan risiko pengendalian meliputi identifikasi salah saji


potensial, pengendalian yang perlu, dan tes pengendalian. Dalam menentukan
risiko pengendalian, auditor perlu menyadari bahwa salah saji gaji dan upah
dapat disebabkan karena kesalahan yang tidak disengaja maupun manipulasi.
Auditor perlu memperhatikan adanya risiko overstatement gaji dan upah.
Risiko understatement (asersi kelengkapan) dapat dikatakan sangat kecil
karena tenaga kerja akan mengklaim apabila gajinya dibayar dalam jumlah
lebih kecil dari semestinya.

Risiko overstatement meliputi:


1. Pembayaran tenaga kerja fiktif,
2. Pembayaran tidak fiktif tapi karyawan yang bersangkutan tidak bekerja,
3. Pembayaran melebihi tarif.
Kedua risiko pertama diatas berhubungan erat dengan asersi keberadaan
atau keterjadian. Sedangkan risiko ketiga berkaitan dengan asersi penilaian
dan pengalokasian.
Pengujian pengendalian di titik beratkan kepada pengendalian yang
dapat mencegah dan mendeteksi overstatement. Prosedur pengujian yang
sangat berguna adalah vouching. Auditor pertama kali melihat catatan gaji
dan upah, kemudian dilanjutkan dengan memeriksa keberadaan dokumen
pendukungnya. Disamping itu, auditor dapat mengamati distribusi gaji dan
upah. Dalam hal ini auditor dapat mengamati pelaksanaan pemisahaan tugas,

16
dan pembayaran gaji dan upah.

1.8 Metodologi Untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian


Substantif Atas Transaksi

Pengendalian internal untuk pengujian biasanya sangat terstruktur dan


terkendali dengan baik untuk mengelola pengeluaran kas, meminimalkan
keluhan dan ketidakpuasan para karyawan, serta meminimalkan kecurangan
penggajian.

Karena memproses penggajian serupa pada sebagian besar organisasi,


dan program penggajian di komputer harus dimodifikasi setiap tahun terhadap
perubahan schedule pemotongan pajak, umumnya perusahaan menggunakan
jasa penggajian dari luar untuk memproses penggajian. Biasanya tidak sulit
bagi perusahaan untuk menetapkan pengendalian yang baik dalam siklus
penggajian dan personalia.

Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi


merupakan bagian paling penting dalam menguji penggajian, namun hal ini
tidak bersifat ekstensif. Banyak auditor menghadapi resiko salah saji material
yang rendah, walaupun penggajian seringkali menjadi bagian yang signifikan
dari total beban.

Ada tiga alasan untuk hal ini :


1. Karyawan kemungkinan besar akan mengajukan keluhan kepada
manajemen jika mereka dibayar terlalu rendah.
2. Semua transaksi penggajian secara tipikal seragam dan tidak rumit.
3. Transaksi penggajian merupakan subjek audit pemerintah negara bagian
dan federal meyangkut pemotongan pajak penghasilan, jaminan sosial, dan
pajak pengangguran.

17
1.9 Metologi Perancangan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif
atas Transaksi untuk Siklus Penggajian dan Kepegawaian

18
Untuk pengujian transaksi penjualan dan penerimaan kas,
pengendalian internal, pengujian pengendalian, dan pengujian substantif
atas transaksi bagi setiap tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi, kita
harus mengenal hal – hal berikut:
1. Pengendalian internal bervariasi dari perusahaan ke perusahaan; karena
itu, auditor harus mengidentifikasi pengendalian, defisiensi yang
signifikan, dan kelemahan yang material untuk setiap organisasi.
2. Pengendalian yang akan digunakan oleh auditor untuk mengurangi
penilaian risiko pengendalian harus diuji dengan pengujian
pengendalian.
3. Jika klien merupakan perusahaan publik, tingkat pemahaman
pengendalian dan luas pengujian pengendalian harus mencukupi untuk
menerbitkan opini tentang keefektifan pengendalian internal terhadap
pelaporan keuangan.
4. Pengujian substantif atas transaksi bervariasi tergantung pada resiko
pengendalian yang dinilai dan pertimbangan audit lainnya.
5. Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi akan
digabungkan jika memungkinkan dan dilaksanakan dengan cara
senyaman mungkin, dengan menggunakan program audit format
kinerja.

19
Pengendalian kunci bagi siklus penggajian dan personalia untuk
menilai risiko pengendalian :
1. Pemisahan tugas yang memadai
Pemisahan tugas merupakan hal yang penting dalam siklus
penggajian dan personalia, terutama untuk mencegah pembayaran
berlebih dan pembayaran kepada karyawan yang tidak ada atau fiktif.
Fungsi penggajian harus tetap independen dari departemen sumber
daya manusia, yang mengendalikan aktivitas penggajian kunci, seperti
menghapus atau menambahkan karyawan. Pemprosesan penggajian
harus terpisah dari penyimpanan cek gaji yang telah ditandatangani.
2. Otorisasi yang tepat
Hanya departemen sumber daya manusia yang boleh
mengotorisasi untuk menambah dan menghapus karyawan dari daftar
penggajian atau mengubah tingkat upah serta potongan. Jumlah jam
kerja setiap karyawan, terutama lembur, harus diotorisasi oleh bagian
personalia. Persetujuan dapat dibubuhkan pada semua kartu waktu
atau dilakukan atas dasar pengecualian hanya untuk jam lembur saja.
3. Dokumen dan Catatan yang memadai
Dokumen dan catatan yang memadai tergantung pada sifat sistem
penggajian. Kartu waktu dan catatan diperlukan untuk karyawan per
jam atau paruh-waktu. Untuk karyawan yang dibayar berdasarkan
tingkat potongan atau sistem intensif lainnya, diperlukan catatan yang
berbeda. Bagi banyak perusahaan, catatan waktu harus memadai untuk
mengakumulasi biaya penggajian menurut pekerjaan atau penugasan.
4. Pengendalian Fisik Terhadap Aktiva dan Catatan
Akses ke cek gaji yang belum ditandatangani harus dibatasi. Cek
harus ditandatangani oleh karyawan yang bertanggung jawab, dan
penggajian harus didistribusikan oleh seseorang yang independen dari
fungsi penggajian dan pencatatan waktu. Setiap cek yang tidak
diklaim atau dicairkan harus dikembalikan untuk disetor ulang. Jika
cek ditandatangani oleh mesin tanda tangan, akses ke mesin tersebut

20
harus dibatasi.
5. Pengecekan yang Independen atas Kinerja
Perhitungan penggajian harus diverifikasi secara independen,
termasuk perbandingan total batch dengan laporan ikhtisar. Anggota
manajemen atau karyawan lain yang bertanggung jawab harus
mereview output penggajian untuk melihat setiap salah saji atau
jumlah yang tidak biasa.
6. Penyiapan Formulir Pajak Penggajian
Sebagai bagian dari pemahaman atas pengendalian internal,
auditor harus mereview pengisian dari setidaknya salah satu jenis
formulir pajak penggajian yang merupakan tanggung jawab klien.
Potensi kewajiban berupa pajak yang belum dibayar, denda, dan
bunga akan muncul jika klien lalai menyiapkan formulir pajak secara
benar.
7. Penyiapan Formulir Pajak Penggajian
Mengeluarkan cek gaji kepada individu yang tidak bekerja lagi
untuk perusahaan (karyawan yang tidak ada) sering kali diakibatkan
oleh masih dibayarnya cek karyawan padahal dia sudah berhenti
bekerja. Contoh orang yang melakukan jenis penggelapan ini adalah
mandor atau rekan karyawan. Untuk mendeteksi penggelapan, auditor
dapat membandingkan nama pada cek yang dibatalkan dengan kartu
waktu dan catatan lainnya untuk mengetahui tanda tangan yang
diotorisasi. Untuk menguji karyawan yang tidak ada, auditor dapat
menelusuri transaksi yang dicatat dalam jurnal penggajian ke
departemen sumber daya manusia untuk menentukan apakah
karyawan telah benar-benar bekerja selama periode penggajian.
8. Penyiapan Formulir Pajak Penggajian
Kecurangan waktu terjadi apabila seorang karyawan melaporkan
waktu yang lebih banyak dari yang sebenarnya dikerjakan. Karena
kurangnya bukti yang tersedia, biasanya sulit bagi auditor untuk
mengungkapkan kecurangan waktu. Salah satu prosedurnya adalah

21
merekonsiliasi total jam yang dibayar menurut catatan penggajian
dengan catatan jam kerja yang independen. Akan tetapi biasanya jauh
lebih mudah bagi klien untuk mencegah jenis penipuan ini dengan
pengendalian yang memadai ketimbang bagi auditor untuk
mendeteksinya.

1.10 Metodologi untuk Merancang Pengujian atas Rincian Saldo

Auditor akan mengikuti metodologi untuk merancang pengujian atas


rincian saldo setelah menyelesaikan penilaian resiko pengendalian dan
melaksanakan pengujian pengendalian serta pengujian substantif atas
transaksi serta menilai kemungkinan salah saji akun laporan keuangan dalam
siklus penggajian dan personalia.

Tahapan metodologi untuk merancang pengujian atas rincian saldo


untuk kewajiban penggajian adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi resiko bisnis klien yang mempengaruhi akun kewajiban
penggajian. Resiko bisnis klien yang signifikan yang mempengaruhi
penggajian tidak mungkin terjadi pada sebagian besar perusahaan. Akan
tetapi, resiko bisnis klien itu mungkin saja terjadi pada kesepakatan
kompensasi yang kompleks, yang mencakup bonus dan rencana opsi
saham serta kesepakatan kompensasi yang ditangguhkan lainnya.
2. Menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi dan menilai resiko inheren
untuk akun kewajiban penggajian. Jika sebagian besar transaksi
melibatkan kas, ada resiko inheren berupa kecurangan penggajian.
Karena itu, auditor sering kali mempertimbangkan pentingnya tujuan
audit yang berkaitan dengan transaksi keterjadian. Hal ini juga berlaku
bagi perusahaan manufaktur yang secara signifikan membebankan tenaga
kerjanya ke persediaan, yang berpotensi menimbulkan misklasifikasi
antara beban penggajian dan persediaan atau di antara kategori
persediaan.

22
3. Menilai resiko pengendalian untuk siklus penggajian dan personalia.
4. Merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian serta pengujian
substantif atas transaksi untuk siklus penggajian dan personalia.
5. Merancang dan melaksanakan prosedur analitis untuk akun kewajiban
penggajian.
Penggunaan prosedur analitis merupakan hal penting dalam siklus
penggajian dan personalia seperti pada setiap siklus lainnya.
PROSEDUR ANALITIS SALAH SAJI YANG MUNGKIN
Membandingkan saldo akun Salah saji akun beban penggajian
beban penggajian dengan tahun-
tahun sebelumnya (disesuaikan
dengan kenaikan tingkat upah dan
kenaikan volume)
Membandingkan tenaga kerja Salah saji tenaga kerja langsung dan
langsung sebagai persentase dari persediaan
penjualan dengan tahun-tahun
sebelumnya
Membandingkan beban komisi Salah saji beban komisi dan
sebagai persentase dari penjualan kewajiban komisi
dengan tahun-tahun sebelumnya
Membandingkan beban pajak Salah saji beban pajak penggajian
penggajian sebagai persentase dari dan kewajiban pajak penggajian
gaji dan upah dengan tahun-tahun
sebelumnya (disesuaikan dengan
perubahan tarif pajak)
Membandingkan akun pajak Salah saji pajak penggajian akrual
penggajian akrual dengan tahun- dan beban pajak penggajian
tahun sebelumnya

Berikut ini ilustrasi atas prosedur analitis untuk akun – akun neraca
serta laporan laba rugi dalam siklus penggajian dan personalia :

23
1. Merancang pengujian atas rincian saldo akun kewajiban penggajian untuk
memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan saldo. Verifikasi akun
kewajiban yang berkaitan dengan penggajian, yang sering kali disebut
sebagai beban penggajian akrual (accrued payroll expenses), biasanya
bersifat langsung jika pengendalian internal telah beroperasi secara
efektif.
Dua tujuan audit yang berkaitan dengan saldo yang utama dalam menguji
kewajiban penggajian adalah :
a. Akrual dalam neraca saldo telah dinyatakan pada jumlah yang benar
(Keakuratan).
b. Transaksi dalam siklus penggajian dan personalia telah dicatat pada
periode yang benar (Pisah Batas).

Perhatian utama dalam kedua tujuan itu adalah untuk memastikan


bahwa tidak ada kurang saji atau akrual yang dihilangkan. Berikut ini
adalah beberapa akun kewajiban yang utama dalam siklus penggajian dan
personalia :
1. Jumlah Potongan dari Gaji Karyawan
Pajak penggajian yang dipotong tetapi belum dibayar kepada
pemerintah dapat di uji dengan membandingkan saldonya dengan
jurnal penggajian, formulir pajak penggajian yang dibuat pada periode
selanjutnya, dan pengeluaran kas periode selanjutnya. Jika
pengendalian internal sudah beroperasi secara efektif, pisah batas dan
keakuratan dapat dengan mudah diuji pada saat yang bersamaan
dengan prosedur tersebut.
2. Gaji dan Upah Akrual
Gaji dan upah akrual terjadi setiap kali karyawan belum menerima
upah yang telah menjadi haknya selama beberapa hari atau jam
terakhir hingga periode selanjutnya. Pisah batas dan keakuratan yang
benar untuk gaji dan upah akrual tergantung pada kebijakan
perusahaan yang harus diikuti secara konsisten dari tahun ke tahun.

24
Setelah auditor menentukan kebijakan perusahaan untuk
mengakrualkan upah dan mengetahui hal tersebut konsisten dengan
tahun sebelumnya, prosedur audit yang tepat untuk menguji pisah
batas dan keakuratan adalah menghitung ulang akrual klien. Salah saji
yang paling mungkin dari setiap signifikansi saldo adalah kelalaian
untuk memasukkan jumlah hari yang tepat yang telah dihasilkan tetapi
belum dibayar.
3. Komisi Akrual
Konsep yang sama yang digunakan dalam memverifikasi gaji dan upah
akrual juga dapat diterapkan pada komisi akrual, meskipun akrual ini
umumnya lebih sulit diverifikasi karena perusahaan seringkali
memiliki beberapa jenis perjanjian yang berbeda dengan wiraniaga dan
karyawan dengan komisi lainnya.

Dalam memverifikasi komisi akrual, hal yang pertama yang perlu


dilakukan adalah menentukan sifat perjanjian komisi dan kemudian
menguji perhitungannya berdasarkan perjanjian tersebut. Auditor harus
membandingkan metode untuk mengakrualkan komisi dengan tahun –
tahun sebelumnya demi tujuan konsistensi.
4. Bonus Akrual
Pada banyak perusahaan, bonus akhir tahun yang belum dibayar
kepada para pejabat dan karyawan merupakan pos yang sangat besar
sehingga kelalaian untuk mencatatnya akan menimbulkan salah saji
yang material. Verifikasi atas akrual yang tercatat biasanya dapat
dicapai dengan membandingkannya dengan jumlah yang diotorisasi
pada risalah rapat dewan direksi.
5. Pembayaran Cuti Liburan, Cuti Sakit, atau Tunjangan Akrual Lainnya
Akrual dari kewajiban – kewajiban tersebut yang relatif konsisten
dengan tahun sebelumnya merupakan pertimbangan yang paling
penting ketika mengevaluasi kewajaran jumlahnya. Kebijakan
perusahaan untuk mencatat kewajiban harus ditentukan pertama kali,

25
baru kemudian jumlah yang tercatat harus dihitung ulang. Kebijakan
perusahaan ini harus sesuai dengan SFAS 43 mengenai absen yang
diberi kompensasi.
6. Pajak Penggajian Akrual
Pajak penggajian, seperti FICA dan pajak pengangguran negara bagian
serta federal dapat diverifikasi dengan memeriksa jumlah formulir
pajak yang disiapkan pada periode selanjutnya untuk menentukan
jumlah yang sudah harus dicatat sebagai kewajiban pada tanggal
neraca.
7. Pengujian atas Rincian Saldo untuk Akun Beban
Di sini pos yang paling penting adalah gaji dan bonus pejabat, gaji
kantor, gaji dan komisi penjualan, serta tenaga kerja manufaktur
langsung. Auditor hanya perlu melakukan pengujian tambahan yang
relatif sedikit terhadap akun – akun laporan laba rugi pada sebagian
besar audit selain prosedur analitis, pengujian pengendalian, pengujian
substantif atas transaksi, dan pengujian atas akun kewajiban terkait
yang telah dibahas. Pengujian tambahan yang ekstensif hanya akan
diperlukan apabila auditor mengungkapkan defisiensi yang signifikan
atau kelemahan yang material dalam pengendalian internal, salah saji
yang signifikan dalam pengujian kewajiban, atau varians utama yang
belum dijelaskan dalam prosedur analitis.
8. Kompensasi Pejabat
Auditor harus memverifikasi apakah total kompensasi pejabat
merupakan jumlah yang diotorisasi oleh dewan direksi, karena gaji dan
bonusnya harus dimasukkan dalam laporan 10-K SEC dan SPT pajak
penghasilan federal. Verifikasi kompensasi pejabat juga dijamin
karena beberapa individu mungkin saja mampu membayar dirinya
sendiri lebih besar dari jumlah yang diotorisasi. Pengujian audit yang
biasa adalah untuk memperoleh gaji setiap pejabat yang diotorisasi
dari risalah rapat dewan direksi dan membandingkannya dengan
catatan pendapatan yang berhubungan.

26
9. Komisi
Beban komisi total dapat diverifikasi dengan mengalikan tingkat
komisi untuk setiap jenis penjualan dengan jumlah penjualan dalam
kategori tersebut. Jika informasi yang diinginkan tidak tersedia,
mungkin perlu untuk menguji pembayaran komisi tahunan atau
bulanan untuk tenaga penjualan terpilih dan menelusuri total
pembayaran komisi.
10. Beban Pajak Penggajian
Beban pajak penggajian untuk tahun berjalan dapat diuji dengan mula
mula merekonsiliasi total penggajian di setiap formulir pajak
penggajian dengan total penggajian untuk seluruh tahun. Total pajak
penggajian kemudian dapat dihitung ulang dengan mengalikan tingkat
yang sesuai dengan penggajian yang dikenakan pajak. Pada sebagian
besar audit, perhitungan tersebut memerlukan banyak biaya dan
biasanya tidak diperlukan kecuali jika prosedur analitits
mengindikasikan bahwa terdapat masalah yang tidak dapat dipecahkan
melalui prosedur lainnya.
11. Total Penggajian
Pengujian yang berhubungan erat dengan pengujian pajak penggajian
adalah rekonsiliasi total beban penggajian dalam buku besar umum
dengan SPT pajak penggajian dan formulir W-2. Tujuan dari pengujian
tersebut adalah untuk menentukan apakah transaksi penggajian
dibebankan ke akun non penggajian atau sama sekali tidak dicatat
dalam jurnal penggajian. Pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi merupakan cara yang lebih baik dalam
mengungkapkan kedua jenis salah saji tersebut dalam sebagian besar
audit.
12. Tenaga Kerja Kontrak
Untuk mengurangi biaya penggajian, banyak organisasi melakukan
kontrak dengan organisasi luar untuk menyediakan staf. Biaya yang
dibayarkan ke organisasi luar diuji dengan membandingkan jumlah

27
dengan kesepakatan kontrak yang ditandatangani antara perusahaan
dan perusahaan jasa luar.
13. Tujuan Penyajian dan Pengungkapan
Pengungkapan yang diperlukan untuk transaksi siklus penggajian dan
personalia tidaklah mendalam, akan tetapi, beberapa transaksi yang
kompleksi seperti opsi saham dan rencana kompensasi pejabat
eksekutif lainnya mungkin memerlukan pengungkapan catatan kaki.
Auditor dapat menggabungkan prosedur audit yang berhubungan
dengan keempat tujuan penyajian dan pengungkapan dengan pengujian
atas rincian saldo untuk akun kewajiban dan beban.

28
TUJUAN PENGENDALIA PENGUJIAN PENGUJIAN
AUDIT N INTERNAL PENGENDALIAN SUBSTANTIF
TERKAIT KUNCI UMUM ATAS
TRANSAKSI TRANSAKSI
UMUM
Pembayaran a. Kartu waktu a. Memeriksa kartu a. Mereview
penggajian disetujui oleh untuk indikasi jurnal
yang tercatat personalia. persetujuan. penggajian,
adalah untuk b. Jam waktu b. Memeriksa kartu buku besar
pekerjaan yang digunakan untuk waktu umum, dan
dilaksanakan mencatat waktu. c. Mereview catatan gaji
oleh karyawan c. Mempertahankan kebijakan personalia. yang diperoleh
yang benar- file personil yang d. Memeriksa file menyangkut
benar ada memadai. personalia. jumlah yang
(keterjadian). d. Perekrutan e. Mereview bagan besar atau tidak
tenaga kerja organisasi, biasa.
diotorisasi. membahasnya b. Membandingka
e. Ada pemisahan dengan karyawan, n cek yang
tugas di antara dan mengamati tugas dibatalkan
personalia, pencatat yang sedang dengan jurnal
waktu, dan dilaksanakan. penggajian
pengeluaran gaji. f. Memeriksa printout menyangkut
f. Hanya karyawan transaksi yang ditolak nama, jumlah,
yang ada dalam file oleh komputer karena dan tanggal.
data komputer yang memiliki nomor c. Memeriksa cek
diterima ketika karyawan yang tidak yang
mereka ada dibatalkan
dimasukkan dengan catatan
personalia.

Transaksi a. Cek diotorisasi a.Memeriksa catatan a. Merekonsilias


penggajian sebelum penggajian i pengeluaran
yang ada telah dikeluarkan. menyangkut indikasi dalam jumlah
dicatat b. Cek gaji telah persetujuan. penggajian
(kelengkapan) dipranomori dan b.Memperhitungkan dengan
diperhitungkan. urutan cek gaji. pengeluaran
c. Akun bank telah c.Membahas dengan pada rekening
direkonsiliasi karyawan dan bank
secara independen. mengamati penggajian.
rekonsiliasi. b. Membuktikan
rekonsiliasi
bank.

29
TUJUAN PENGENDALIA PENGUJIAN PENGUJIAN
AUDIT N INTERNAL PENGENDALIAN SUBSTANTIF
TERKAIT KUNCI UMUM ATAS
TRANSAKSI TRANSAKSI
UMUM
Transaksi a. Perhitungan dan a. Memeriksa a. Menghitung
penggajian jumlah telah indikasi verifikasi ulang jam yang
yang dicatat diverifikasi secara internal. digunakan dari
adalah untuk internal. b. Memeriksa file kartu waktu.
jumlah waktu b. Total batch total batch untuk b.Membandingka
yang benar- dibandingkan melihat tanda tangan n tingkat upah
benar dengan laporan klerk pengendali dengan kontrak
dikerjakan dan ikhtisar komputer. data; serikat pekerja,
pada tingkat c. Tingkat upah, membandingkan persetujuan oleh
upah yang gaji, atau tingkat totalnya dengan dewan direksi,
sesuai; komisi diotorisasi laporan ikhtisar. atau sumber
pemotongan secara layak. c. Memeriksa catatan lainnya.
pajak telah d.pemotongan, penggajian c.Menghitung
dihitung termasuk jumlah menyangkut indikasi ulang pembayaran
dengan benar untuk asuransi dan otorisasi kotor.
(keakuratan). tabungan d. Memeriksa d. Mengecek
penggajian, telah otoritasi dalam file pemotongan
diotorisasi secara personalia. dengan mengacu
layak. pada tabel pajak
dan formulir
otorisasi dalam
file personalia.
e.Menghitung
ulang pembayaran
bersih.
f.Membandingkan
cek yang
dibatalkan dengan
jurnal penggajian
menyangkut
jumlahnya.

Transaksi a. Isi file induk a. Memeriksa a. Menguji


penggajian penggajian telah indikasi verifikasi keakuratan
telah diverifikasi secara internal. b. klerikal dengan
dimasukkan internal. Memeriksa laporan menfooting jurnal
dengan benar b. Total file induk total ikhtisar awal penggajian dan
dalam file penggajian telah di yang menunjukkan menelusuri
induk bandingkan dengan bahwa perbandingan posting ke buku
penggajian dan total buku besar telah dilakukan. besar umum serta
diikhtisarkan umum. file induk

30
TUJUAN PENGENDALIA PENGUJIAN PENGUJIAN
AUDIT N INTERNAL PENGENDALIAN SUBSTANTIF
TERKAIT KUNCI UMUM ATAS
TRANSAKSI TRANSAKSI
UMUM
dengan benar penggajian.
(posting dan
pengikhtisaran)
.
Transaksi a. Bagan akun yang a. Mereview bagian a.Membandingka
penggajian memadai telah akun. b. Memeriksa n klasifikasi
telah digunakan. indikasi verifikasi dengan bagian
diklasifikasika b. Klasifikasi akun internal. akun atau
n dengan benar telah diverifikasi prosedur manual.
(klasifikasi). secara internal. b. Mereview kartu
waktu karyawan
departemen dan
tiket pekerjaan
untuk penugasan
pekerjaan serta
menelusuri ke
distribusi tenaga
kerja.

Transaksi a. Prosedur a. Memeriksa a.Membandingka


penggajian memerlukan prosedur manual dan n tanggal cek
telah dicatat pencatatan mengamati kapan yang tercatat
pada tanggal transaksi sesegera pencatatan dilakukan. dalam jurnal
yang benar mungkin setelah b. Memeriksa penggajian
(penetapan penggajian indikasi verifikasi dengan tanggal
waktu). dibayarkan. internal. pada cek yang
b. Tanggal telah dibatalkan dan
diverifikasi secara kartu waktu.
internal b.Membandingka
n tanggal pada
cek dengan
tanggal cek
tersebut dicairkan
bank.

31
1.11 Menjelaskan dan Menilai Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit

Oleh karena biaya gaji dan upah umumnya merupakan biaya operasi
terbesar, maka rekening biaya gaji dan upah sangat material bagi laporan
laba rugi. Risiko bawaan asersi penilaian atau alokasi mungkin saja tinggi
karena adanya kompleksitas perhitungan biaya gaji dan upah misalnya
besarnya volume, perhitungan gaji dan upah berdasar satuan jumlah produk
yang dihasilkan maupun jumlah jam kerja, serta penentuan jumlah gaji
berikut bonus dan kompensasi yang berdasar prestasi karyawan. Saldo utang
gaji akhir tahun sering tidak material. Kebanyakan perusahaan memperluas
struktur pengendalian internal atas transaksi gaji dan upah. Oleh karena itu,
auditor menerapkan pendekatan tingkat risiko kontrol yang ditetapkan lebih
rendah untuk sebagian besar asersi.

Kecurangan dalam pembuatan daftar gaji menjadi perhatian auditor.


Kecurangan semacam ini timbul dari adanya pegawai fiktif yang
dimasukkan dalam daftar gaji, dan kemungkinan kesalahan yang disengaja
dalam menyusun klasifikasi daftar gaji. Ini berarti ada karyawan yang
dihitung dengan tarif yang lebih tinggi. Disamping adanya kecurangan
tersebut, akuntan harus memperhatikan ketelitian perhitungan sejak
penhitungan waktu hadir, insentif sampai dengan pembuatan daftar gaji dan
pembuatan slip gaji.

Berbagai aspek resiko diatas akan mempengaruhi strategi audit


siklus penggajian dan personalia, oleh karena itu hal-hal yang harus
dipertimbangkan adalah :
1. Risiko audit yang utama timbul dari pemrosesan transaksi penggajian
2. Perusahaan pada umumnya memperluas cakupan pengendalian intern
untuk transaksi penggajian
3. Saldo hutang gaji pada akhir tahun kadang kala tidak material.

32
Teknis audit yang disarankan:
1. Verifikasi kecermatan penyajian berbagai saldo, daftar dan buku
pembantu
2. Terapkan prosedur analitikal
3. Lakukan inspeksi proses penghitungan daftar gaji dan hutang
4. Hitung kembali dan lakukan pengujian terhadap daftar gaji dan upah

33
34
BAB II
KASUS

2.1 Contoh Kasus :


Audit BPKP: Ada 2.348 Perusahaan Diduga Manipulasi Data Gaji
Peserta BPJS Kesehatan
Anggota Komisi XI DPR Ahmad Hatari mengatakan hasil audit Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) menyebut ada 2.348
perusahaan yang memanipulasi data gaji karyawan kepada BPJS Kesehatan.
Hal itu dilakukan guna mengambil keuntungan untuk kesejahteraan owner
perusahaan.
Dugaan manipulasi itu, yang diduga menjadi BPJS Kesehatan mengalami
defisit keuangan sebesar Rp 32,84 triliun hingga akhir 2019. Lebih lanjut,
hasil audit BPKP menemukan masih ada 24,77 juta peserta BPJS
Kesehatan yang bermasalah. Dari data itu, 17,7 juta jiwa mengalami masalah
NIK, 10 juta jiwa terdapat NIK ganda, dan kolom faskes yang kosong sekitar
21.000, dan sisanya sudah meninggal. Sedangkan, dari hasil audit BPK,
sebanyak 528.120 pekerja belum didaftarkan dari 8.314 perusahaan. Hasil itu
ditemukan sebanyak 2.348 badan usaha tidak melaporkan gaji dengan benar.
Oleh karena itu, persoalan defisit keuangan BPJS Kesehatan harus
diselesaikan secara bersama-sama khususnya antar pemerintah. Mulai dari
penyelesaian data hingga keputusan untuk menyesuaikan iuran.
a. Penyebab Kasus
BPJS mengalami defisit keuangan karena adanya manipulasi data gaji
karyawan di sejumlah perusahaan yang bertujuan untuk mengambil
keuntungan dari kegiatan tersebut.
b. Pengujian Pengendalian

35
Auditor melakukan pengecekan data-data kembali terhadap biaya
tenaga kerja yang diotorisasi terkait dengan BPJS

Auditor mereview output biaya tenaga kerja untuk melihat setiap


salah saji / jumlah yang tidak biasa

c. Pengujian Substantif
Auditor melakukan inspeksi perhitungan kembali dan meneliti
mengenai daftar gaji dan biaya lainnya terkait yang berhubungan dengan
BPJS

d. Solusi
1. Sebaiknya perusahaan – perusahaan tersebut berhenti untuk
memanipulasi data gaji karyawan karena itu merugikan pihak dari
BPJS dan juga para karyawan yang menjadi korban
2. Melakukan penyelesaian secara bersama antar pemerintah mulai dari
data hingga keputusan untuk menyesuaikan iuran

36
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Siklus jasa personalia meliputi semua kejadian dan kegiatan yang


berkaitan dengan kompensasi eksekutif dan tenaga kerja. Kompensasi
tersebut meliputi gaji, upah per jam, dan insentif lembur (upah lembur),
komisi, bonus, dan berbagai bentuk tunjangan karyawan.

37
Tujuan audit siklus jasa personalia meliputi: (1) asersi keberadaan dan
keterjadian, (2) asersi kelengkapan, (3) asersi hak dan kewajiban, (4) asersi
penilaian dan pengalokasian, dan (5) asersi pelaporan dan pengungkapan.

Risiko bawaan asersi penilaian atau alokasi pada siklus jasa personalia
mungkin saja tinggi karena adanya kompleksitas perhitungan biaya gaji dan
upah misalnya besarnya volume, perhitungan gaji dan upah berdasar satuan
jumlah produk yang dihasilkan maupun jumlah jam kerja, serta penentuan
jumlah gaji berikut bonus dan kompensasi yang berdasar prestasi karyawan.
Saldo utang gaji akhir tahun sering tidak material.

Pertimbangan struktur pengendalian intern meliputi: (1) lingkungan


pengendalian, (2) penaksiran risiko, (3) sistem akuntansi, dan (4)
pemantauan.

Dalam menentukan risiko pengendalian, auditor perlu menyadari


bahwa salah saji gaji dan upah dapat disebabkan karena kesalahan yang tidak
disengaja maupun manipulasi. Auditor perlu memperhatikan adanya risiko
overstatement gaji dan upah. Risiko understatement (asersi kelengkapan)
dapat dikatakan sangat kecil karena tenaga kerja akan mengklaim apabila
gajinya dibayar dalam jumlah lebih kecil dari semestinya.

Prosedur pengujian pengendalian yang dapat diterapkan untuk siklus


gaji dan upah dibedakan atas prosedur : pengujian pengendalian biaya gaji
dan upah, dan pengujian pengendalian pendistribusian cek gaji.

Pengujian substantif saldo gaji dan upah meliputi: prosedur analitis,


perhitungan kembali gaji dan upah yang dibebankan, dan menganalisis
penyajian dan pengungkapan laporan keuangan.

38
39
DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin. A, Randal J. Elder, Mark S.Beasley. 2008. Auditing dan Jasa
Assurance Edisi 12-Jilid 2.Erlangga. Jakarta

Randol J. ELDER. 2011. Audit Dan Jasa Assurance Jilid 2 , Jakarta : ERLANGGA

https://andinurhasanah.wordpress.com/2013/05/18/audit-siklus-penggajian-dan-
personalia/ (Diakses pada 26 April 2018).
https://www.academia.edu/32176335/Pengauditan_Siklus_Jasa_Personalia.
docx (Diakses pada 26 April 2018).

40

Anda mungkin juga menyukai