Anda di halaman 1dari 31

TUGAS PERBANKAN

OLEH

DI SUSUN

OLEH

NA M A : AMOS TEBAI
NPM : 17-121-006
FAKULTAS : EKONOMI
PRODY :AKUNTANSi

No. 01 . AKUNTANSI TRANSFER KELAUR DAN TRANSFER MASUK

Jasa pengiriman uang (transfer) adalah aktivitas yang dilakukan penyelenggara pengiriman uang
untuk melaksanakan perintah tidak bersyarat dari pengirim kepada penyelenggara pengiriman
uang untuk mengirim uang kepada penerima uang.

Apa saja jenis transfer, siapa saja yang terlibat, dan bagaimana cara mencatat jurnal akuntansi
transaksi pengiriman uang ini?

01. Pengertian Transfer Uang

Pengiriman uang adalah perpindahan dana antar rekening dari suatu tempat (bank) ke tempat lain
(cabang bank sendiri/bank lain), baik untuk kepentingan perorangan, badan hukum, atau badan
usaha tidak berbadan hukum atau untuk kepentingan bank itu sendiri.

Usaha jasa pengiriman uang sebenarnya bisa perorangan, badan usaha berbadan hukum, dan
badan usaha tidak berbadan hukum di Indonesia yang bertindak sebagai agen pengirim dan/atau
agen penerima pengiriman uang.

Apa manfaat transfer uang bagi bank?

Kegiatan transfer uang ke rekening akan memberikan manfaat bagi bank yaitu adanya
pengendapan dana, terutama transfer uang yang dilaksanakan tidak pada hari yang sama,
memberikan pendapatan jasa transfer dan bisa digunakan sebagai sarana promosi.

Yang terakhir ini, umumnya diberikan nasabah berupa pembebasan biaya transfer, sedangkan
non nasabah akan ditentukan berdasarkan nilai transfernya.

Perkembangan jasa transfer uang saat ini terus berkembang semakin canggih. Salah satu yang
sudah sangat populer adalah sistem Real Time Gross Setlement [RTGS].
Apa yang dimaksud dengan RTGS?

RTGS adalah sistem transfer/kliring antar bank seketika. Sistem ini sangat cepat dalam
menangani transfer uang antar bank.

Nasabah yang menggunakan fasilitas ini akan dapat mentransfer dana dalam waktu yang sangat
cepat, dalam hitungan menit. Namun demikian biayanya relatif lebih mahal.

02. Pihak-pihak yang Terlibat Aktivitas Jasa Pengiriman Uang

Pihak yang terlibat dalam transaksi transfer uang adalah:

1: Nasabah

Nasabah adalah sebagai pihak pemilik dana (pengirim) atau penerima dana yang akan
memindahkan dananya/menerima sejumlah dana dari pihak pengirim melalui jasa pengiriman
uang.

2: Bank Penarik (drawer bank)

Drawer bank adalah bank pelaku transfer atau bank yang menerima dana dan amanat dari
nasabah untuk ditransfer kepada drawee atau bank tertarik yang kemudian diserahkan kepada
penerima dana (benefiaciary)

3: Bank Tertarik (drawee bank)

Drawee Bank adalah bank yang menerima transfer uang masuk dati drawer bank untuk
diteruskan/dibayarkan kepada penerima (beneficiary)

4: Beneficiary

Beneficiary adalah pihak akhir yang berhak menerima dana transfer dari drawee bank

03. Jenis Pengiriman Uang (Transfer)


Berdasarkan lalu lintas dananya, pengiriman uang (transfer) dibedakan menjadi 2 yaitu:

1: Transfer Keluar (outgoing transfer)

Transfer keluar adalah pengiriman uang atas perintah nasabah/bagian bank tertentu untuk
keuntungan pihak lain pada bank lain atau cabang bank sendiri.

2: Transfer Masuk (incoming transfer)

Transfer masuk adalah pengiriman uang yang diterima dari cabang lain, bank sendiri, atau dari
bank lain untuk keuntungan nasabah sendiri atau penerima dana pada bank sendiri.

04. Kegiatan Pengiriman Uang dan Prinsip Tentang Nasabah

Aktivitas transfer dana memiliki risiko bagi bank, oleh karena itu harus dikendalikan sedini
mungkin minimal melalui penerapan prinsip tentang nasabah atau melalui monitoring uang yang
dikirim dan/atau diterima dan perlunya mekanisme penyelesaian permasalahan mengenai uang
kiriman yang terlambat atau tidak sampai.

Khusus tentang prinsip nasabah adalah sangat membantu tim audit dalam menentukan
keberadaan penyimpanan di bidang akuntansi perbankan.

Oleh karena itu aktivitas transfer uang wajib menerapkan prinsip tentang nasabah agar tidak
disalahgunakan untuk kepentingan money laundring atau pencucian uang.

Apa itu prinsip tentang nasabah bank?

Prinsip mengenai nasabah (know your customer) adalah prinsip yang diterapkan oleh
penyelenggara untuk mengetahui antara lain:

 Identitas pengirim dan/atau penerima,


 memantau kegiatan usaha pengiriman uang, dan
 melaporkan transaksi yang mencurigakan sebagaimana diatur dalam peraturan mengenai
tindak pencucian uang.
Dalam hal kegiatan transfer prinsip mengenai nasabah dapat dicontohkan sebagai berikut:

Contoh Tata Cara Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah

Yang dimaksud dengan nasabah dalam tata cara ini adalah pengirim dan/atau penerima.

01: Pengenalan terhadap nasabah mencakup hal-hal sebagai berikut:

A. Penelitian identitas nasabah

 Peorangan:
o Meminta nasabah untuk memperlihatkan identitas diri antara lain: Kartu Tanda
Penduduk [KTP], Surat Izin Mengemudi [SIM] atau Paspor.
o Meneliti bahwa nasabah telah sesuai dengan identitas nasabah, antara lain
kesamaan wajah pengirim/penerima dengan foto yang ada dalam identitas
dan/atau tanda tangan
 Perusahaan:
o Meminta nasabah untuk memperlihatkan identitas seperti usaha atau NPWP.
o Meneliti bahwa nasabah telah sesuai dengan identitas nasabah.
Dalam hal ini nasabah tidak dapat menunjukkan bukti identitas atau identitas
nasabah tidak sesuai dengan data yang tertulis dalam formulir pengiriman atau
data penerimaan.
Dan/atau petugas penyelenggara kegiatan usaha pengiriman uang meragukan
keaslian atau kebenaran dari identitas nasabah maka transaksi dengan nasabah
tersebut tidak boleh dilakukan.

B. Pencatatan Transaksi

Penyelenggara harus melakukan pencatatan transaksi setiap nasabah yang sekurang-kurangnya


meliputi:

 Perorangan:
o Nama dan alamat nasabah
o Tempat dan tanggal lahir
o Pekerjaan
o Kewarganegaraan
o Nomor bukti identitas
o Nilai transaksi dan
o Tanggal transaksi
 Perusahaan:
o Nama dan alamat perusahaan
o Bidang usaha
o Nimor ijin usaha
o NPWP
o Nilai transaksi
o Tanggal transaksi

C. Penyimpanan Dokumen Transaksi

Data dan dokumen mengenai transaksi sebagaimana dimaksud pada huruf b harus ditatausahakan
oleh penyelenggara sesuai dengan ketentuan yang mengatur tentang dokumen perusahaan.

02: Contoh transaksi keuangan mencurigakan:

1. Pengiriman uang tanpa disertai identitas yang jelas dari pengiriman dan/atau penerima.
2. Pengiriman uang tidak sesuai atau menyimpang dari profile, karakteristik, atau kebiasaan
pola transaksi dari nasabah yang bersangkutan.
3. Uang yang dikirim diduga berasal dari hasil tindak pidana.

 05. Akuntansi Jasa Pengiriman Uang Keluar

Pengiriman uang (transfer) keluar akan dilakukan setelah seluruh setoran efektif. Setoran transfer
dapat berupa:

 setoran tunai
 pendebetan rekening koran/giro
 pencairan tabungan,
 deposito
 warkat lain yang disetujui.

Setoran-setoran yang berupa warkat akan ditagihkan/di-inkaso-kan/dikliringkan terlebih


dahulu.Bila seluruh dana efektif, maka transfer dilakukan.

Transfer keluar yang dinyatakan efektif akan dicatat sebesar nilai nominal yang diamanatkan
nasabah.

Pencatatan ini akan melibatkan rekening antar kantor (RAK). Kegiatan transfer keluar akan
mendatangkan pendapatan berupa komisi transfer.

A. Perhatikan contoh pencatatan jurnal transaksi transfer keluar berikut ini:

Tanggal 5 Mei 2019 Bank ABC Surabaya mentransfer dana sebesar Rp 100.000.000 ke cabang
Malang sebagai pelimpahan likuiditas melalui Bank Indonesia cabang Surabaya.

Pencatatan jurnal transaksi pengiriman uang ini adalah sebagai berikut:

Pencatatan jurnal di Bank ABC Surabaya adalah sebagai berikut:

Tanggal 5 Mei 2019:

RAK Cabang Malang  Rp 100.000.000


Giro Bank Indonesia   Rp 100.000.000

B. Perhatikan contoh pencatatan jurnal transaksi jasa pengiriman uang (transfer) antar bank
berikut ini:

Tanggal 1 April 2019 Bank ABC Surabaya menerima amanat dari nasabah giro sdr. Dino untuk
mentransfer dananya sebesar Rp 30.000.000 ke Bank XYZ Bandung.

Untuk transfer ini membebani nasabah untuk komisi transfer Rp 10.000 beban gironya
Dalam hal transfer dilakukan antar bank di luar kota maka solusinya adalah bank pengirim
(pemrakarsa/drawer bank) harus tetap berhubungan dengan kantor cabangnya di luar kota.

Sedangkan kantor cabang di luar kota akan berhubungan dengan bank tertuju (drawee bank)
melalui kliring.

Dengan memperhatikan contoh B, maka dapat dicatat jurnal di drawer bank (Bank ABC
Surabaya) yaitu:

Pencatatan jurnal transaksi transfer uang keluar di Bank ABC Surabaya adalah sebagai berikut:

Tanggal 1 April 2019:

Giro Dino Rp 30.010.000


RAK Cabang Malang Rp 30.000.000
Pendapatan Komisi Rp 10.000

C. Perhatikan contoh pencatatan jurnal transaksi pengiriman uang (transfer) berikut ini:Tanggal
15 Mei 2019 nasabah giro bernama Bening memberikan amanat kepada Bank ABC Surabaya
untuk mentransfer dana yang ditujukan kepada sdr. Fahima nasabah bank ABC Jember sebesar
Rp 50.000.000.

Untuk itu Bening menyerahkan perintah pendebetan giro sebesar Rp 15.000.000, cek bank
sendiri (Bank ABC Surabaya) yang ditarik oleh sdr. Xidev Rp 10.000.000.

Cek Bank DEF Surabaya Rp 20.000.000, tunai Rp 5.000.000, untuk komisi transfer Rp 10.000
atas beban giro. Kliring dinyatakan efektif hari ini.

Pada contoh C, transfer akan dilaksanakan kalau seluruh dana setoran telah efektif.

Oleh karena itu, setoran berupa warkat bank sendiri harus dikonfirmasikan terlebih dahulu dan
warkat bank lain harus dikliringkan terlebih dahulu.

Bila seluruh warkat efektif dananya, maka transfer dapat langsung dilakukan.
A: Pencatatan jurnal transaksi saat kliring 1:

Tanggal 15 Mei 2019:

Warkat Kliring  Rp 20.000.000

B: Pencatatan jurnal transaksi saat kliring 02 dan seluruh dana dinyatakan sebagai berikut:

Tanggal 15 Mei 2019:

Warkat Kliring  Rp 20.000.000

Tanggal 15 Mei 2019:

Kas  Rp 5.000.000
Giro Bening Rp150.000.000
Giro Xidev Rp 10.000.000
Giro Bank Indonesia  Rp 20.000.000
RAK Cabang Jember Rp 50.000.000
Pendapatan Komisi  Rp 10.000

06. Akuntansi Jasa Pengiriman Uang Masuk (Incoming Transfer)

Apa yang dimaksud dengan transfer uang masuk?

Transfer uang masuk adalah pengiriman uang yang diterima dari cabang lain bank sendiri atau
dari bank lain untuk keuntungan nasabah sendiri atau penerima dana pada bank sendiri.

Bank yang menerima transfer masuk adalah bank pelaksana atau drawee bank.

Dalam hal menerima transfer masuk, bank akan membukukan sejumlah bersih yang menjadi hak
beneficiary.

Jumlah bersih adalah jumlah kiriman setelah dikurangi komisi transfer bagi bank pelaksana.
Namun demikian tidak semua bank membebani komisi transfer masuk.
Transfer masuk dapat diterima dari cabang pemrakarsa bank sendiri untuk keuntungan nasabah
sendiri atau merupakan penerusan terhadap nasabah bank lain pada kota yang sama.

Untuk penerusan umumnya bank akan memungut komisi.

Merujuk pada contoh A, maka pencatatan jurnal umum transaksi transfer uang di Bank ABC
Malang adalah sebagai berikut:

Tanggal 5 Mei 2019:

Giro Bank Indonesia  Rp 100.000.000


RAK Cabang Surabaya  Rp 100.000.000

Dengan merujuk pada contoh B, maka pencatatan jurnal transaksi transfer uang pada Bank ABC
Bandung adalah sebagai berikut:

Tanggal 1 April 2019:

RAK Cabang Surabaya  Rp 30.000.000


Giro Bank Indonesia  Rp 30.000.000

Pencatatan jurnal transaksi pengiriman uang di Bank XYZ Bandung selaku bank penerima
transfer masuk.

Bila transfer masuk ditujukan untuk nasabah tabungan di bank ini atas nama Andi, maka
pencatatatn jurnal transaksi pengiriman uang tersebut adalah sebagai berikut:

Tanggal 1 April 2019:

Giro Bank Indonesia  Rp 30.000.000


Tabungan Andi  Rp 30.000.000

Untuk contoh C, transfer masuk yang diterima oleh Bank ABC kantor cabang Jember adalah
sebagai berikut:

Tanggal 15 Mei 2019:


RAK Cabang Surabaya  Rp 50.000.000
Giro Bening Rp 50.000.000

No. 2. JENIS DAN MEKANISME INKASO

 Inkaso adalah salah satu bentuk layanan bank yang digunakan untuk
menjalankan mandat pihak ketiga dalam bentuk penagihan sejumlah uang.Inkaso
adalah kegiatan layanan Bank untuk melaksanakan mandat dari pihak ketiga
dalam bentuk penagihan sejumlah uang kepada individu atau badan tertentu di
kota lain yang telah ditunjuk oleh orang yang memberikan mandat.Transaksi
penagihan yang dimaksud adalah pengumpulan cek dari bank yang berlokasi di
daerah kliring atau kota tertentu ke bank penerbit yang berlokasi di kota yang
berbeda dan daerah kliring Dari koneksi dengan koleksi, kami akan mengenali
ketentuan:

a) Jenis-Jenis Inkaso
Jika dilihat dari traffic dananys, inkaso dapat dibagi menjadi 2 (dua), yaitu:

1. Inkaso Keluar
Inkaso keluar adalah inkaso atas instruksi nasabah untuk penagihan dari pihak
ketiga baik di cabang mereka sendiri dan bank di luar kota.Koleksi ini
dibayarkan atau dikreditkan ke akun ke rekening wali amanat di bank yang
memulai setelah koleksi berhasil ditagih.

2. Inkaso Masuk
Inkaso masuk adalah tagihan masuk untuk akun/beban rekening (warkat yang
diterbitkan) dari pelanggan itu sendiri yang hasilnya akan dikirim ke cabang
pemrakarsa untuk kepentingan pihak ketiga.Kita bisa menggambar proses inkaso
masuk dan keluar dengan grafik Pada saat kegiatan inkaso dalam hal pihak
tertarik sebagai nasabah bank lain dapat digambarkan dengan bagan dibawah ini:

b) Warkat Inkaso
 Tidak semua warkat yang dikeluarkan oleh bank dapat dimasukkan dalam
kegiatan inkaso. Warga yang dapat diinkasokan dikelompokkan menjadi 2, yaitu:

1. Inkaso dengan warkat tanpa lampiran adalah warkat inkaso yang digunakan
saat melaksanakan inkaso tanpa dokumen terlampir. Misalnya: cek, bilyet giro.
2. Inkaso yang dilampirkan warkat adalah warkat yang inkasonya harus disertai
dengan dokumen pendukung. Contoh: tanda terima, faktur dan polis asuransi.

c) Fungsi dan Peran Inkaso


 Pelayan layanan Bank dalam menjalankan tugasnya sebagai “pelayan lalu lintas
pembayaran uang” melaksanakan berbagai kegiatan kegiatan Membantu menjadi
lebih efektif dan efisien dalam menyelesaikan tagihan antar kota. Lebih bonafid
dan pelanggan memiliki reputasi yang lebih jelas.

1. Lalu Lintas Pembayaran Dalam Negeri

 Pengiriman  uang (Transfer)


 Inkaso (Collection)
 Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN)

2. Jasa-jasa Bank lainnya:

 Jual beli cek perjalanan/cek turis (travellers cheque)


 Kartu kredit (credit card)
 Garansi bank
 Aktivitas jual beli surat-surat berharga
 Kotak pengaman simpanan (safe deposit box)
 Jual beli valuta asing
 Transaksi dalam perdagangan valuta asing
 Pengawas di bidang penerbitan Obligasi (wali amanat)
 Penanggung di bidang penerbitan Obligasi (guarantor)

3. Lalu Lintas Pembayaran Luar Negera Kiriman uang (Transfer) dari dan ke
Luar Negeri

 Inkaso (Collection)
 Pembukaan L/C Luar Negeri

Transfer 
Cara  Pengiriman Uang :

 Pengiriman uang cara on line (interbranch  transfer), EFT


(electronic fund transfer)
 Pengiriman uang dengan t (Telegrafic Transfer)
 Pengiriman dengan Interbank (Fund Transfer)
 Pengiriman dengan Cek Dalam Negeri (Bank Draft)
 Pengiriman dengan Cek Luar Negeri atau (International Money
Order)

NO. 03. AKUNTANSI INKOSA KELUAR DAN INKOSA MASUK

Inkaso adalah salah satu jenis jasa pelayanan yang diberikan bank untuk nasabahnya.Dan
kali ini blog manajemen keuangan akan membahas topik ini secara komprehensif, mulai
dari pengertian inkaso, jenis inkaso, mekanisme, contoh beserta cara pencatatan jurnal
transaksi inkaso.Seperti biasa, pembahasan disajikan dengan sederhana, renyah, mudah
dan menyenangkan.Mari segera dimulai
A. Apa itu inkaso?
Definisi Inkaso adalah jasa perbankan yang melibatkan pihak ketiga dalam
rangka penyelesaian tagihan berupa warkat-warkat atau surat berharga yang tidak dapat
diambilalih atau dibayarkan segera kepada si pemberi amanat untuk kegiatanya.
Kegiatan inkaso ini dilakukan hanya untuk penagihan antarbank/antarcabang bank sendiri
yang berada di luar wilayah kliring atau di kota yang berbeda.

Dengan kata lain transaksi inkaso adalah penagihan cek/bilyet giro oleh suatu bank yang
berada di suatu wilayah kliring atau kota tertentu kepada bank penerbit yang berada di
suatu wilayah kliring atau kota yang berbeda.
Dan secara sederhana bisa dikatakan bahwa inkaso adalah jasa pengiriman uang lewat
bank.

B. Manfaat Inkaso
Apa manfaat inkaso?
Manfaat inkaso bagi nasabah bank adalah:

 Menghemat biaya transaksi penagihan


 Menghemat waktu proses transaksi
 Menghindari risiko kehilangan
Sedangkan manfaat inkaso bagi bank adalah:

 Pendapatan komisi
 Sarana promosi dengan meningkatkan pelayanan
 Pengendapan dana inkaso, sejak dapat ditagih sampai dicairkan oleh pihak dana
penarik
C. Bank Pemrakarsa dan Pelaksana
Dalam kaitannya dengan istilah inkaso, dikenal adanya bank pemrakarsa dan bank
pelaksana.

Apa itu bank pemrakarsa dan bank pelaksana?

Bank pemrakarsa adalah bank yang menerima warkat dari pihak ketiga untuk ditagihkan
dan hasilnya untuk keuntungan pihak ketiga tersebut.

Bank pelaksana adalah bank yang melaksanakan penagihan (pembebanan) kepada pihak
ketiga (nasabah bank pelaksana) atas amanat dari cabang/bank pemrakarsa dan hasilnya
untuk keuntungan pihak ketiga nasabah bank pemrakarsa.

Aktivitas inkaso menggunakan media berupa warkat-warkat yang di-inkasokan (cek,


bilyet giro), teleks, pos biasa atau faximile.
Penggunaan media ini akan menimbulkan biaya dan biaya ini akan dibebankan kepada
pihak ketiga yang memberikan amanat inkaso.

Di sisi lain, bank pemrakarsa akan memperoleh pendapatan berupa komisi inkaso.
Komisi inkaso ini akan didistribusikan pada setiap akhir bulan antara cabang pemrakarsa
dan cabang pelaksana masing-masing 50% dari total komisi inkaso yang bersangkutan.

Komisi hanya dibebankan kepada pihak pemberi amanat di cabang pemrakarsa.

A. Dilihat dari jenisnya inkaso dapat dibedakan menjadi:


 Inkaso dengan warkat tanpa lampiran, yaitu warkat inkaso yang digunakan untuk
melakukan inkaso tanpa dilampiri dokumen apapun. Contoh: cek, bilyet giro, atau
pun surat berharga lainnya.
 Inkaso dengan warkat lampiran, yaitu amanat inkasonya harus dilampiri dokumen-
dokumen pendukung. Contoh: kuitansi, faktur, polis asuransi, atau surat-surat lain
yang disetujui bank.
B. Jenis inkaso dilihat dari lalu lintas dananya
Dilihat dari lalu lintasnya inkaso dibedakan menjadi:

 Inkaso keluar, adalah inkaso atas instruksi nasabah untuk melakukan penagihan
kepada pihak ketiga di cabang sendiri atau bank lain di luar kota. Inkaso ini
dibayarkan atau dikreditkan ke rekening si pemberi amanat di bank pemrakarsa
setelah inkaso berhasil.
 Inkaso masuk, adalah tagihan masuk atas beban rekening nasabah sendiri dan
hasilnya dikirimkan ke cabang pemrakarsa untuk keuntungan pihak ketiga.
C. Jenis inkaso dilihat dari mekanisme pelaksanaannya
Dilihat dari mekanisme pelaksanaannya, inkaso dibedakan menjadi:

 Inkaso melalui bank lain, yaitu inkaso yang dilaksanakan terhadap pihak ketiga
nasabah bank lain di luar kota. Dalam hal ini inkaso bisa dilakukan melalui cabang
bank sendiri. Bila tidak memiliki kantor cabang di wilayah kliring yang dituju,
maka bank biasanya menggunakan bank lain atau bank koresponden yang
mempunyai kantor di wilayah kliring yang dituju.
 Inkasi melalui cabang bank sendiri yaitu inkaso yang dilakukan melalui cabang
bank sendiri untuk pihak ketiga di luar kota pada kantor cabang bank sendiri.
Bagaimana mekanis inkaso?

Ada 3 mekanisme inkaso yang lazim dijalankan, yaitu:

A. Mekanisme Inkaso Via Kantor Bank Sendiri


Perhatikan contoh mekanisme inkaso via kantor bank sendiri melalui gambar ilustrasi
berikut ini:

Penjelasan gambar ilustrasi di atas:

1. X yang merupakan nasabah bank B di Surabaya melakukan transaksi dengan Y


yang merupakan nasabah A di Jakarta. Dalam hal ini X melakukan pembayaran
pada Y dengan memberikan Cek /BG bank B Surabaya kepada Y.
2. Y selanjutnya menyetorkan Cek/BG tersebut ke rekeningnya di Bank A Jakarta.
3. Bank A yang mempunyai kantor di Surabaya mengirimkan Cek/BG tersebut via
ekspedisi ke cabangnya di Surabaya.
4. Kantor cabang Bank A di Surabaya kemudian men-kliring-kan cek/BG bank B
melalui kliring lokal
5. Bank B Surabaya melakukan validasi atas warkat tersebut. Jika warkat valid dan
dana mencukupi, maka bank B akan mendebit rekening nasabah X.
6. Bank B kemudian menyampaikan informasi mengenai efektivitas dan cek/BG
tersebut melalui penyelenggara kliring Surabaya.
7. Bank A Surabaya memperoleh informasi mengenai efektivitas dana atas cek/BG
bank B dari penyelenggara kliring Surabaya.
8. Bank A Surabaya selanjutnya melakukan perhitungan antarkantor dan
memberikan informasi kepada kantor bank A Jakarta mengenai efektivitas dana
atas penagihan cek/BG bank B.
Atas informasi tersebut, bank A Jakarta kemudian mengkredit rekening nasabah
Y. Inkaso melalui kantor sendiri biasanya relatif lebih cepat, terutama bila
penyampaian hasil kliring antar kantor bank A di Surabaya dan Jakarta dilakukan
secara online. Namun demikian, masih tetap diperlukan waktu untuk pengiriman
fisik warkat antar kota untuk penagihan cek/BG, yang tentunya akan memakan
waktu beberapa hari untuk pengiriman ke kota tujuan.

B. Mekanisme Inkaso Via Bank Koresponden


Bila suatu bank tidak mempunyai kantor cabang di wilayah kliring tertuju, maka bank
biasanya melakukan inkaso melalui bank lain.

Atau bank koresponden yang mempunyai kantor cabang di wilayah kliring tertuju,
dengan mekanisme sebagai berikut:

Penjelasan gambar ilustrasi mekanisme inkaso via bank koresponden:

1. X yang merupakan nasabah bank B Surabaya melakukan transaksi dengan Y yang


merupakan nasabah bank A di Jakarta. Dalam hal ini X melakukan pembayaran
kepada Y dengan memberikan cek/BG bank B Surabaya.
2. Y selanjutnya menyetorkan cek/BG tersebut ke rekeningnya di bank A Jakarta
3. Bank A yang tidak mempunyai mempunyai kantor di Surabaya akan meng-
inkasokan cek/BG tersebut melalui bank C di Jakarta yang mempunyai kantor
cabang di Surabaya.
4. Bank C Jakarta selanjutnya mengirimkan cek/BG via ekspedisi ke kantor
cabangnya di Surabaya.
5. Kantor cabang bank C di Surabaya kemudian mengirimkan warkat bank B melalui
kliring lokal Surabaya.
6. Bank B Surabaya melakukan validasi atas warkat tersebut. Jika valid dan dana
mencukupi maka bank B akan mendebit rekening nasabah X.
7. Bank B selanjutnya menyampaikan informasi mengenai efektivitas dana atas
cek/BG tersebut melalui penyelenggara kliring Surabaya.
8. Bank C Surabaya memperoleh informasi mengenai efektivitas dana atas penagihan
cek/BG dari penyelenggara kliring Surabaya.
9. Bank C Surabaya selanjutnya melakukan perhitungan antar kantor dan
memberikan informasi kepada kantor bank C Jakarta mengenai efektivitas dana
atas penagihan cek/BG.
10. Bank C Jakarta selanjutnya menyampaikan informasi mengenai efektivitas dana
cek/BG kepada bank A dan bank A selanjutnya akan melakukan pengkreditan ke
rekening nasabah Y.
Dalam sistem mekanisme ini status bank C bisa sebagai bank koresponden atau non
koresponden. Dalam status bank C merupakan koresponden, maka bank A harus
memelihara rekening di bank C untuk penyelesaian hasil inkaso.

Penagihan cek/BG melalui mekanisme inkaso seperti ini relatif lebih LAMA bila
dibandingkan dengan mekanisme yang pertama.

Terlebih lagi bila bank  penerus bukan merupakan bank koresponden dan tidak terikat
suatu service level agreement tertentu.

Di samping itu, biaya bagi nasabah juga relatif lebih tinggi, sebab selain biaya yang
dikenakan bank A, nasabah juga akan dikenai biaya penerusan oleh bank C.

Besarnya biaya penerusan di bank C tersebut seringkali dipotongkan langsung dari


cek/BG yang di-inkasokan.

C. Mekanisme Inkaso bila dilakukan Antar Cabang Bank Sendiri


Mekanisme ini bila diilustrasikan dalam sebagai diagram proses adalah seperti berikut:

Inkaso bank adalah  aktivitas bank yang mengandung ketidakpastian. Bank melakukan
inkaso, namun tidak setiap inkaso bank akan memberikan hasil.
Pihak tertagih kemungkinan tidak mampu membayar tagihan, sehingga bank pelaksana
tidak dapat memaksa pihak tertagih untuk membayarnya.

Untuk mengetahui keberhasilan sistem inkaso diperlukan waktu untuk konfirmasi.

Selama selang waktu menerima amanat untuk menagih hingga tagihan berhasil atau
tidak, transaksi ini harus dibukukan dalam rekening administratif.

Mengingat bank pemarakarsa akan membayar kepada pihak pemberi amanat jika inkaso
berhasil, maka transaksi ini sebernarnya transaksi bersyarat.

Dengan demikian pencatatan administratif ini dikelompokkan pada rekening kontinjensi


kewajiban.

Pencatatan pada rekening ini menggunakan ayat jurnal tunggal posisi kredit. Rekening ini
akan outstanding selama tenggang waktu menunggu hasil.

Bila inkaso berhasil, maka langsung dikreditkan atau dibayarkan ke ke rekening si


pemberi amanat.

Dan secara otomatis rekening administratif untuk inkaso harus dinihilkan (didebit),
karena transaksi inkaso telah riil atau efektif dan dibukukan direkening riil.

Persoalan yang muncul adalah mengenai komisi inkaso dan ongkos warkat. Bila transaksi
inkaso berhasil, bank akan memotong rekening nasabah yang bersangkutan untuk
ongkoskawat/transfer saja.

Hasil inkaso bisa langsung dikreditkan ke rekening giro atau tabungan si pemberi amanat
ke bank pemrakarsa.

Bila hasil inkaso untuk diberikan kepada bukan nasabah, maka bank harus mencatat
terlebih dahulu pada rekening administratif warkat inkaso yang akan dibayar.
Perhatikan contoh pencatatan jurnal inkaso antar cabang berikut ini:

Tanggal 10 Mei 2018 bank A Semarang menerima amanat warkat inkaso (setoran
cek/BG bank A di Bandung) dari Amir untuk diinkasokan ke bank A Bandung beban Pak
Ali senilai Rp 100.000.000

Pada saat menerima setoran cek.BG (warkat), bank A Semarang selaku bank pemrakarsa
harus mencatat pada rekening administrasi sebagai berikut:

Tanggal 10 Mei 2019:

Cr. Warkat Inkaso disetor  dan ditagihkan  Rp 100.000.000  (Kredit)


Pencatatan dengan ayat jurnal posisi kredit , sebab transaksi ini sifatnya bersyarat dan
bila berhasil akan menimbulkan kewajiban bank pemrakarsa untuk
menyerahkan/mengkreditkan ke rekening pemberi amanat.
Pada hari yang sama bank A Semarang menerima konfirmasi bahwa inkaso untuk beban
Pak Ali, nasabah bank A Bandung dinyatakan efektif (ada dananya).

Jika demikian, maka tugas bank pemrakarsa:

 Menihilkan rekening administratif untuk inkaso ini


 Melimpahkan hasil tagihannya kepada yang berhak dengan cara mencatat pada
rekening riil/efektif. Komisi inkaso ditetapkan 0,05%
Dan pencatatan jurnal inkosa bank tersebut adalah sebagai berikut :
Tanggal 10 Mei 2019:

Dr. Inkaso disetor dan ditagihkan Rp 100.000.000  (Debit)


Sedangkan pencatatan jurnal transaksi di rekening riil adalah sebagai berikut:

Tanggal 10 Mei 2019:


Dr. RAK Cabang Bandung  Rp 100.000.000 (Debit)
Cr. Giro Amir    Rp 99.500.000  (Kredit)
Cr. Pendapatan komisi Rp 500.000 (Kredit)
Pelimpahan hasil inkaso sebenarnya tidak hanya ke giro, tapi tergantung permintaan si
pemberi amanat.

Sebagai contoh:

Bisa ke tabungan atau rekening lain yang dikehendaki.

Pada contoh di atas diasumsikan bahwa Amir adalah nasabah bank A Semarang.

Jika Amir bukan nasabah bank tersebut, maka bank A di samping mencatat rekening
administratif seperti di atas, juga akan mencatat terlebih dahulu di dalam rekening berikut
ini:

Tanggal 10 Mei 2019:

Dr. RAK Cabang Bandung Rp 100.000.000  (Debit)


Cr. Warkat inkaso telah ditagih dan akan dibayar Rp 100.000.000 (Kredit)
Catatan jurnal ini untuk menampung sampai pemberi amanah datang ke bank untuk
mengambilnya.

Bila pemberi amanat mengambilnya secara tunai maka dijurnal di bank A Semarang:

Tanggal 10 Mei 2018:

Dr. Warkat inkaso telah ditagih dan dibayar Rp 100.000.000 (Debit)


Cr. Kas  Rp 99.500.000 (Kredit)
Cr. Pendapatan Komisi Rp 500.000 (Kredit)
Bagaimana dengan rekening administratif?

Untuk rekening administratif juga dinihilkan seperti pencatan jurnal sebelumnya.

Untuk akuntansi inkaso masuk yang berasal dari cabang bank sendiri, maka tugas bank
pelaksana adalah membebankan ke rekening pihak tertagih.
Sebagai contoh kelanjutan dari contoh sebelumnya, bahwa Ali sepakat untuk membayar
dengan beban Giro Ali Rp 50.000.000, beban tabungan Ali Rp 20.00.000.

Dan cek bank A Bandung yang ditarik oleh Amir Rp 30.000.000, maka pencatatan jurnal
inkaso masuk di bank A adalah:

Tanggal 10 Mei 2019:

Dr. Giro Ali Rp 50.00.000  (Debit)


Dr. Tabungan Ali  Rp 20.000.000  (Debit)
Dr. Gito Amin Rp 30.00.000  (Debit)
Cr. RAK Cabang Semarang  Rp 100.000.000 (Kredit)

06. Transaksi Inkaso Antar Bank via Kantor Cabang Bank Sendiri

Transaksi inkaso antar bank dapat diselesaikan melalui kantor cabang bank sendiri yang
terdekat dengan di wilayah kliring bank yang dituju.

Dengan demikian bank pemrakarsa yang melakukan inkaso hanya akan berhubungan
rekening dengan kantor cabangnya.

Sedangkan kantor cabang  sendiri akan berhubungan dengan rekening kotor cabangnya
akan berhungan dengan bank lain wilayah kliring yang berbeda yang telah menerbitkan
cek/bilyet giro.
Oleh karena itu, pencatatan transaksi ini terjadi di bank pemrakarsa, bank pelaksana
cabang sendiri atau dan bank lain tertagih.

Perhatikan contoh pencatatan jurnal berikut ini:

Tanggal 15 Mei 2019 nasabah bank A di Jakarta bernama Y telah menjual barang-barang
elektronik kepada X nasabah bank B Surabaya. Total transaksi senilai Rp  500.000.000.

Pada hari itu juga X menarik cek mundur untuk membayar kepada Y yang bisa dicairkan
tanggal 20 Mei 2019.

Tanggal 20 Mei 2019, Y setor ke bank A untuk keuntungan gironya berupa cek bank B
Surabaya yang ditarik oleh X senilai Rp 500.000.000

Pencatatan di bank A pada saat menerima setoran warkat inkaso adalah:

Pencatatan di rekening administratif:

Tanggal 20 Mei 2019:

Dr. RAR Warkat Inkaso disetor dan ditagihkan Rp 500.000.000 (Debit)


Atas dasar setoran cek tersebut, selanjutnya bank A Jakarta kemudian mengirimkan
cek/BG tersebut melalui ekspedisi ke kantor cabangnya di Surabaya untuk dikliringkan.

Jika Bank A cabang Surabaya telah menginformasikan bahwa cek telah divalidasi oleh
bank B Surabaya dan dinyatakan efektif melalui kliring.

Maka bank A Jakarta segera membukukan hasilnya ke rekening Y setelah dipotong


komisi inkaso.

Komisi inkaso Rp 1.000.000.


Misalnya tanggal 21 Mei 2019 dana dinyatakan efektif oleh bank A Surabaya, maka
pencatatan jurnal transaksi inkaso di bank A Jakarta adalah:

Tanggal 21 Mei 2019:

Cr. RAR Warkat inkaso dan ditagihkan Rp 500.000.000 (Kredit)


Dr. RAK Cabang Surabaya Rp 500.000.000  (Debit)
Cr. Giro Y   Rp 499.000.000 (Kredit)
Cr. Pendapatan Komisi   Rp  1.000.000 (Kredit)
Pencatatan transaksi di cabang pelaksana (bank A Surabaya) adalah:

Pada saat menagih melalui kliring dengan bank B Surabaya:

Tanggal 21 Mei 2019:

Dr. RAR Warkat Kliring  Rp 500.000.000 (Kredit)

Pada saat kliring dinyatakan berhasil atau dana dinyatakan efektif:

Tanggal 21 Mei 2019:

Dr. RAR Warkat Inkaso disetor dan ditagihkan  Rp 500.000.000 (Debit)


Dr. Giro BI   Rp 500.000.000 (Debit)
Cr. RAK Cabang Jakarta  Rp 5000.000.00 (Kredit)
Transaksi inkaso bila pemrakarsa tidak mempunyai cabang di wilayah kliring bank tertuju.

Bila bank A tidak mempunyai cabang di Surabaya, maka bisa minta bantuan ke bank C
Jakarta sebagai bank koresponden yang memiliki cabang di Surabaya.

Dengan demikian untuk kasus di atas, ketika bank A menerima setoran warkat inkaso
langsung meng-inkasokan ke bank C Jakarta melalui kliring.
Dengan demikian proses penyelesaian inkaso yang dilakukan oleh bank ini akan
melibatkan bank A Jakarta, bank C Jakarta, bank C Surabaya dan bank B Surabaya.

A. Pencatatan di bank A Jakarta

Penerimaan warkat untuk di-inkasokan melalui kliring dengan bank C Jakarta dicatat
pada rekening administratif.

Tanggal 21 Mei 2019:

Cr. RAR Warkat Kliring  Rp 500.000.000 (Kredit)


Pencatatan jurnal inkaso ketika inkaso dinyatakan efektif oleh bank.

Tanggal 21 Mei 2019:

Dr. RAR Warkat Kliring  Rp 500.000.000 (Debit)


Dr. Giro BI  Rp 500.000.000 (Debit)
Cr. Giro Y  Rp 500.000.000 (Kredit)

B. Pencatatan di bank.

Pencatatan jurnal inkaso di bank C Jakarta adalah sebagai berikut:

Tanggal 21 Mei 2019:

Dr. RAK Cabang Surabaya  Rp 500.000.000 (Debit)


Cr. Giro BI Rp 500.000.000 (Kredit)

C. Pencatatan di bank.

Pada saat kliring penyerahan/penagihan

Tanggal 21 Mei 2019:


Dr. RAR Warkat Kliring  Rp 500.000.000 (Debit)
Pada saat dana dinyatakan efektif oleh BI Surabaya (Bank B Surabaya), maka pencatatan
jurnal transaksi di bank C Surabaya adalah sebagai berikut:

Tanggal 21 Mei 2019:

Cr. RAR Warkat Kliring  Rp 500.000.000 (Debit)


Dr. Giro BI  Rp 500.000.000 (Debit)
Cr. RAK Cabang Jakarta (Kredit)

D. Pencatatan di bank.

Pencatatan jurnal inkaso di bank B Surabaya adalah sebagai berikut:

Tanggal 21 Mei 2019:

Dr. Giro X   Rp 500.000.000 (Debit)


Cr. Giro BI  Rp 500.000.000 (Kredit)
Melengkapi pembahasan tentang inkaso, berikut saya sajikan video pendek, mudah-
mudahan semakin membantu tapi masih beluM

No. 04. TRANSAKSI INKOSA ANTARA BANK

Inkaso merupakan layanan bank untuk membayar tagihan untuk surat / dokumen berharga
kepada pihak ketiga di tempat atau kota lain di negara ini. Surat atau dokumen berharga yang
dapat diproses adalah wesel, cek, giro, kwitansi, surat promes / akseptasi dan hadiah lotere.

Warkat Inkaso

Wakat-warkat yang dapat diinkasokan terdiri dari :


 Warkot inkaso tanpa lampiran

Yakni warkat-warkat yang tidak disertai dokumen apa pun seperti cek, cek, giro, dan surat
berharga lainnya.

 Warkat inkaso dengan lampiran

1. Warkat-warkat inkaso adalah dokumen koleksi yang dilampirkan pada dokumen lain
seperti kwitansi, faktur, polis asuransi dan dokumen penting lainnya.
2. Inkaso dilakukan antara cabang-cabang dari bank yang sama atau bank-bank lain di mana
pengumpulan dilakukan melalui cabang bank itu sendiri yang terletak di kota yang sama
dengan bank yang berminat. Dalam proses pengumpulan, hubungan akan dibangun antara
cabang wali amanat dan cabang mandat yang akan menghubungi bank yang tertarik
secara langsung.
3. Inkaso tidak dilakukan di kota yang sama, karena dokumen dari bank lain yang berlokasi
di kota yang sama sudah cukup melalui kliring.

Persyaratan Inkaso

Pengirim inkaso mengirimkan surat / dokumen berharga ke cabang Bank untuk ditagih atas
pembayaran tagihan di tempat / kota lain di Indonesia.

Jenis – Jenis Inkaso

 Pencatatan Inkaso Keluar

Transaksi inkaso keluar adalah transaksi yang belum mengandung kepastian, sehingga belum
menghasilkan perubahan pada aset dan kewajiban Bank yang melakukan transaksi. Dan transaksi
menjadi efektif setelah informasi diperoleh bahwa pengumpulan berhasil. Oleh karena itu,
transaksi out-of-billing belum diperoleh kepastian berhasil atau gagal. Oleh bank yang
melakukan transaksi, itu dicatat dalam Rekening Administratif Rupiah (RAR) dalam bentuk
(single entry).
Dalam inkaso keluar, transaksi ini bersifat kondisional dan karenanya harus dicatat dalam akun
administratif. Artinya, bank akan membayar sejumlah uang kepada penerbit, dalam hal ini
pelanggan, jika hasil inkaso dinyatakan berhasil. Dengan demikian, akun administratif akan
muncul di sebelah kredit.

 Inkaso Keluar Berantai

Inkaso yang sering dibuat oleh bank adalah skrip dan bank lain yang berlokasi di berbagai kota.
Dalam hal demikian, bank penerima dokumen akan memberikan mandat kepada cabang itu
sendiri yang berlokasi di kota yang sama atau kota terdekat dengan bank yang memiliki atau
menerbitkan naskah. Pengumpulan oleh penerima cabang mandat dapat dilakukan lewat kliring.

 Pencatatan Inkaso Masuk

Jika pihak yang tertarik inkaso masuk adalah pelanggan dari rekening giro di bank pelaksana,
bank pelaksana memeriksa kecukupan dana dalam rekening giro nasabah yang bersangkutan.
Jika ternyata dana cukup, bank pelaksana mentransfer buku dari rekening giro nasabah ke
rekening antar-cabang. Dalam hal pihak yang tertarik mengumpulkan entri adalah pelanggan
bank lain, maka warkat inkaso harus diteruskan ke bank tempat rekening giro tertarik melalui
kliring.

Manfaat Inkaso

Manfaat inkaso dipandang relatif lebih menguntungkan, terutama dalam hal kepraktisan
penyelesaian. Sedangkan manfaat dari kegiatan penagihan bagi bank yang memulai selain dari
pendapatan komisi inkaso dan fasilitas promosi dengan meningkatkan layanan, melengkapi dana
inkaso karena dapat dikumpulkan sampai dicairkan oleh kreditor.

Keuntungan

Keuntungan bagi bank yang melakukan kegiatan inkaso keluar adalah sebagai sumber untuk
meningkatkan pendapatan bank dalam bentuk komisi dan penyelesaian serta cara untuk
meningkatkan layanan kepada publik dan pangsa pasar.

Contoh Inkaso Keluar


Misalnya, jika Pak Bambang, nasabah rekening giro Bank Omega di cabang Jakarta,
menyerahkan selembar giro yang diterbitkan oleh nasabah Bank Omega-Bandung sebesar Rp.
45.000.000,00 untuk ditagih ke cabang Bandung dan hasilnya dikreditkan ke akunnya. Komisi
ditetapkan 0,25%. Saat menerima naskah untuk inkaso ke cabang Bandung, Omega-Jakarta Bank
akan memesan:

K : Rekening Administratif Rupiah


Warkat Inkaso yang Diterima ……………………………. Rp 45.000.000,00

Apabila seminggu kemudian diterima berita per kawat bahwa inkaso dinyatakan berhasil, dan
untuk itu kepada nasabah dikenakan ongkos kawat sebesar Rp 10.000,00, oleh Bank Omega—
cabang Jakarta akan dibukukan sebagai berikut :

Rekening Administratif Rupiah

Warkat Inkaso yang Diterima ……………………………. Rp 45.000.000,00

RAK—Cabang Bandung …………………………………… Rp 45.000.000,00


Giro—Tuan Bambang ……………………………………….. Rp 44.877.500,00
Pendapatan Komisi Inkaso …………………………………. Rp 122.500,00
Pendapatan Ongkos Kawat ………………………………….. Rp 10.000,00
KESIMPULAN

Akuntansi manajemen merupakan salah satu bagian dari ilmu akuntansi


yangmenitikberatkan permasalahannya pada organisasi serta informasi yang
dibutuhkanorganisasi tersebut. Laporan dari bagian akuntansi dalam perusahaan dapat
membantumanajer mengambil keputusan dengan lebih bijak dan terarah, setelah
keputusandiambil biasanya bagian akuntansi akan menilai apakah keputusan itu
efektif danefisien. Perkembangan Industri Perbankan nasional saat ini tumbuh
begitu pesat, hal initentu telah memicu persaingan bisnis perbankan di Indonesia.
Untuk menghadapipersaingan yang kompetitif ini, perbankan di Indonesia
membangun sumber dayamanusia yang berkualitas. Oleh karena itu dibutuhkan
suatu akuntansi manajemenda la m i nd us t ry pe rb a n ka n te rs e bu t y a n g s a l a h
s a tu nya a da la h good corporategovernance.Penerapan good corporate
governanceyang hanya sebatas wacana konsep danjauh dari esensinya, dapat
mengakibatkan kejatuhan bagi sebuah perusahaan, karenasebagus apapun sistem yang
berlaku diperusahaan, apabila karyawan atau manajemenberprilaku menyimpang dan
melanggar etika bisnis dan profesi maka dapat terjadip r a k t e k y a n g s a n g a t
m e r u g i k a n p e r u s a h a a n d a n d a p a t b e r a k h i r d e n g a n 16 kebangkrutan.
Penerapan good corporate governancedibutuhkan peran akuntan, baiksebagai akuntan
perusahaan maupun sebagai praktisi accounting dan auditingbaik secara internal
maupun sebagai eksternal auditor. Akuntan manajemen denganberlandaskan pada
etika bisnis dan profesi dapat memberikan saran sesuai dengan fungsi dari
akuntansi manajemen.dan lain lainnya.

Anda mungkin juga menyukai