OLEH
DI SUSUN
OLEH
NA M A : AMOS TEBAI
NPM : 17-121-006
FAKULTAS : EKONOMI
PRODY :AKUNTANSi
Jasa pengiriman uang (transfer) adalah aktivitas yang dilakukan penyelenggara pengiriman uang
untuk melaksanakan perintah tidak bersyarat dari pengirim kepada penyelenggara pengiriman
uang untuk mengirim uang kepada penerima uang.
Apa saja jenis transfer, siapa saja yang terlibat, dan bagaimana cara mencatat jurnal akuntansi
transaksi pengiriman uang ini?
Pengiriman uang adalah perpindahan dana antar rekening dari suatu tempat (bank) ke tempat lain
(cabang bank sendiri/bank lain), baik untuk kepentingan perorangan, badan hukum, atau badan
usaha tidak berbadan hukum atau untuk kepentingan bank itu sendiri.
Usaha jasa pengiriman uang sebenarnya bisa perorangan, badan usaha berbadan hukum, dan
badan usaha tidak berbadan hukum di Indonesia yang bertindak sebagai agen pengirim dan/atau
agen penerima pengiriman uang.
Kegiatan transfer uang ke rekening akan memberikan manfaat bagi bank yaitu adanya
pengendapan dana, terutama transfer uang yang dilaksanakan tidak pada hari yang sama,
memberikan pendapatan jasa transfer dan bisa digunakan sebagai sarana promosi.
Yang terakhir ini, umumnya diberikan nasabah berupa pembebasan biaya transfer, sedangkan
non nasabah akan ditentukan berdasarkan nilai transfernya.
Perkembangan jasa transfer uang saat ini terus berkembang semakin canggih. Salah satu yang
sudah sangat populer adalah sistem Real Time Gross Setlement [RTGS].
Apa yang dimaksud dengan RTGS?
RTGS adalah sistem transfer/kliring antar bank seketika. Sistem ini sangat cepat dalam
menangani transfer uang antar bank.
Nasabah yang menggunakan fasilitas ini akan dapat mentransfer dana dalam waktu yang sangat
cepat, dalam hitungan menit. Namun demikian biayanya relatif lebih mahal.
1: Nasabah
Nasabah adalah sebagai pihak pemilik dana (pengirim) atau penerima dana yang akan
memindahkan dananya/menerima sejumlah dana dari pihak pengirim melalui jasa pengiriman
uang.
Drawer bank adalah bank pelaku transfer atau bank yang menerima dana dan amanat dari
nasabah untuk ditransfer kepada drawee atau bank tertarik yang kemudian diserahkan kepada
penerima dana (benefiaciary)
Drawee Bank adalah bank yang menerima transfer uang masuk dati drawer bank untuk
diteruskan/dibayarkan kepada penerima (beneficiary)
4: Beneficiary
Beneficiary adalah pihak akhir yang berhak menerima dana transfer dari drawee bank
Transfer keluar adalah pengiriman uang atas perintah nasabah/bagian bank tertentu untuk
keuntungan pihak lain pada bank lain atau cabang bank sendiri.
Transfer masuk adalah pengiriman uang yang diterima dari cabang lain, bank sendiri, atau dari
bank lain untuk keuntungan nasabah sendiri atau penerima dana pada bank sendiri.
Aktivitas transfer dana memiliki risiko bagi bank, oleh karena itu harus dikendalikan sedini
mungkin minimal melalui penerapan prinsip tentang nasabah atau melalui monitoring uang yang
dikirim dan/atau diterima dan perlunya mekanisme penyelesaian permasalahan mengenai uang
kiriman yang terlambat atau tidak sampai.
Khusus tentang prinsip nasabah adalah sangat membantu tim audit dalam menentukan
keberadaan penyimpanan di bidang akuntansi perbankan.
Oleh karena itu aktivitas transfer uang wajib menerapkan prinsip tentang nasabah agar tidak
disalahgunakan untuk kepentingan money laundring atau pencucian uang.
Prinsip mengenai nasabah (know your customer) adalah prinsip yang diterapkan oleh
penyelenggara untuk mengetahui antara lain:
Yang dimaksud dengan nasabah dalam tata cara ini adalah pengirim dan/atau penerima.
Peorangan:
o Meminta nasabah untuk memperlihatkan identitas diri antara lain: Kartu Tanda
Penduduk [KTP], Surat Izin Mengemudi [SIM] atau Paspor.
o Meneliti bahwa nasabah telah sesuai dengan identitas nasabah, antara lain
kesamaan wajah pengirim/penerima dengan foto yang ada dalam identitas
dan/atau tanda tangan
Perusahaan:
o Meminta nasabah untuk memperlihatkan identitas seperti usaha atau NPWP.
o Meneliti bahwa nasabah telah sesuai dengan identitas nasabah.
Dalam hal ini nasabah tidak dapat menunjukkan bukti identitas atau identitas
nasabah tidak sesuai dengan data yang tertulis dalam formulir pengiriman atau
data penerimaan.
Dan/atau petugas penyelenggara kegiatan usaha pengiriman uang meragukan
keaslian atau kebenaran dari identitas nasabah maka transaksi dengan nasabah
tersebut tidak boleh dilakukan.
B. Pencatatan Transaksi
Perorangan:
o Nama dan alamat nasabah
o Tempat dan tanggal lahir
o Pekerjaan
o Kewarganegaraan
o Nomor bukti identitas
o Nilai transaksi dan
o Tanggal transaksi
Perusahaan:
o Nama dan alamat perusahaan
o Bidang usaha
o Nimor ijin usaha
o NPWP
o Nilai transaksi
o Tanggal transaksi
Data dan dokumen mengenai transaksi sebagaimana dimaksud pada huruf b harus ditatausahakan
oleh penyelenggara sesuai dengan ketentuan yang mengatur tentang dokumen perusahaan.
1. Pengiriman uang tanpa disertai identitas yang jelas dari pengiriman dan/atau penerima.
2. Pengiriman uang tidak sesuai atau menyimpang dari profile, karakteristik, atau kebiasaan
pola transaksi dari nasabah yang bersangkutan.
3. Uang yang dikirim diduga berasal dari hasil tindak pidana.
Pengiriman uang (transfer) keluar akan dilakukan setelah seluruh setoran efektif. Setoran transfer
dapat berupa:
setoran tunai
pendebetan rekening koran/giro
pencairan tabungan,
deposito
warkat lain yang disetujui.
Transfer keluar yang dinyatakan efektif akan dicatat sebesar nilai nominal yang diamanatkan
nasabah.
Pencatatan ini akan melibatkan rekening antar kantor (RAK). Kegiatan transfer keluar akan
mendatangkan pendapatan berupa komisi transfer.
Tanggal 5 Mei 2019 Bank ABC Surabaya mentransfer dana sebesar Rp 100.000.000 ke cabang
Malang sebagai pelimpahan likuiditas melalui Bank Indonesia cabang Surabaya.
B. Perhatikan contoh pencatatan jurnal transaksi jasa pengiriman uang (transfer) antar bank
berikut ini:
Tanggal 1 April 2019 Bank ABC Surabaya menerima amanat dari nasabah giro sdr. Dino untuk
mentransfer dananya sebesar Rp 30.000.000 ke Bank XYZ Bandung.
Untuk transfer ini membebani nasabah untuk komisi transfer Rp 10.000 beban gironya
Dalam hal transfer dilakukan antar bank di luar kota maka solusinya adalah bank pengirim
(pemrakarsa/drawer bank) harus tetap berhubungan dengan kantor cabangnya di luar kota.
Sedangkan kantor cabang di luar kota akan berhubungan dengan bank tertuju (drawee bank)
melalui kliring.
Dengan memperhatikan contoh B, maka dapat dicatat jurnal di drawer bank (Bank ABC
Surabaya) yaitu:
Pencatatan jurnal transaksi transfer uang keluar di Bank ABC Surabaya adalah sebagai berikut:
C. Perhatikan contoh pencatatan jurnal transaksi pengiriman uang (transfer) berikut ini:Tanggal
15 Mei 2019 nasabah giro bernama Bening memberikan amanat kepada Bank ABC Surabaya
untuk mentransfer dana yang ditujukan kepada sdr. Fahima nasabah bank ABC Jember sebesar
Rp 50.000.000.
Untuk itu Bening menyerahkan perintah pendebetan giro sebesar Rp 15.000.000, cek bank
sendiri (Bank ABC Surabaya) yang ditarik oleh sdr. Xidev Rp 10.000.000.
Cek Bank DEF Surabaya Rp 20.000.000, tunai Rp 5.000.000, untuk komisi transfer Rp 10.000
atas beban giro. Kliring dinyatakan efektif hari ini.
Pada contoh C, transfer akan dilaksanakan kalau seluruh dana setoran telah efektif.
Oleh karena itu, setoran berupa warkat bank sendiri harus dikonfirmasikan terlebih dahulu dan
warkat bank lain harus dikliringkan terlebih dahulu.
Bila seluruh warkat efektif dananya, maka transfer dapat langsung dilakukan.
A: Pencatatan jurnal transaksi saat kliring 1:
B: Pencatatan jurnal transaksi saat kliring 02 dan seluruh dana dinyatakan sebagai berikut:
Kas Rp 5.000.000
Giro Bening Rp150.000.000
Giro Xidev Rp 10.000.000
Giro Bank Indonesia Rp 20.000.000
RAK Cabang Jember Rp 50.000.000
Pendapatan Komisi Rp 10.000
Transfer uang masuk adalah pengiriman uang yang diterima dari cabang lain bank sendiri atau
dari bank lain untuk keuntungan nasabah sendiri atau penerima dana pada bank sendiri.
Bank yang menerima transfer masuk adalah bank pelaksana atau drawee bank.
Dalam hal menerima transfer masuk, bank akan membukukan sejumlah bersih yang menjadi hak
beneficiary.
Jumlah bersih adalah jumlah kiriman setelah dikurangi komisi transfer bagi bank pelaksana.
Namun demikian tidak semua bank membebani komisi transfer masuk.
Transfer masuk dapat diterima dari cabang pemrakarsa bank sendiri untuk keuntungan nasabah
sendiri atau merupakan penerusan terhadap nasabah bank lain pada kota yang sama.
Merujuk pada contoh A, maka pencatatan jurnal umum transaksi transfer uang di Bank ABC
Malang adalah sebagai berikut:
Dengan merujuk pada contoh B, maka pencatatan jurnal transaksi transfer uang pada Bank ABC
Bandung adalah sebagai berikut:
Pencatatan jurnal transaksi pengiriman uang di Bank XYZ Bandung selaku bank penerima
transfer masuk.
Bila transfer masuk ditujukan untuk nasabah tabungan di bank ini atas nama Andi, maka
pencatatatn jurnal transaksi pengiriman uang tersebut adalah sebagai berikut:
Untuk contoh C, transfer masuk yang diterima oleh Bank ABC kantor cabang Jember adalah
sebagai berikut:
Inkaso adalah salah satu bentuk layanan bank yang digunakan untuk
menjalankan mandat pihak ketiga dalam bentuk penagihan sejumlah uang.Inkaso
adalah kegiatan layanan Bank untuk melaksanakan mandat dari pihak ketiga
dalam bentuk penagihan sejumlah uang kepada individu atau badan tertentu di
kota lain yang telah ditunjuk oleh orang yang memberikan mandat.Transaksi
penagihan yang dimaksud adalah pengumpulan cek dari bank yang berlokasi di
daerah kliring atau kota tertentu ke bank penerbit yang berlokasi di kota yang
berbeda dan daerah kliring Dari koneksi dengan koleksi, kami akan mengenali
ketentuan:
a) Jenis-Jenis Inkaso
Jika dilihat dari traffic dananys, inkaso dapat dibagi menjadi 2 (dua), yaitu:
1. Inkaso Keluar
Inkaso keluar adalah inkaso atas instruksi nasabah untuk penagihan dari pihak
ketiga baik di cabang mereka sendiri dan bank di luar kota.Koleksi ini
dibayarkan atau dikreditkan ke akun ke rekening wali amanat di bank yang
memulai setelah koleksi berhasil ditagih.
2. Inkaso Masuk
Inkaso masuk adalah tagihan masuk untuk akun/beban rekening (warkat yang
diterbitkan) dari pelanggan itu sendiri yang hasilnya akan dikirim ke cabang
pemrakarsa untuk kepentingan pihak ketiga.Kita bisa menggambar proses inkaso
masuk dan keluar dengan grafik Pada saat kegiatan inkaso dalam hal pihak
tertarik sebagai nasabah bank lain dapat digambarkan dengan bagan dibawah ini:
b) Warkat Inkaso
Tidak semua warkat yang dikeluarkan oleh bank dapat dimasukkan dalam
kegiatan inkaso. Warga yang dapat diinkasokan dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
1. Inkaso dengan warkat tanpa lampiran adalah warkat inkaso yang digunakan
saat melaksanakan inkaso tanpa dokumen terlampir. Misalnya: cek, bilyet giro.
2. Inkaso yang dilampirkan warkat adalah warkat yang inkasonya harus disertai
dengan dokumen pendukung. Contoh: tanda terima, faktur dan polis asuransi.
3. Lalu Lintas Pembayaran Luar Negera Kiriman uang (Transfer) dari dan ke
Luar Negeri
Inkaso (Collection)
Pembukaan L/C Luar Negeri
Transfer
Cara Pengiriman Uang :
Inkaso adalah salah satu jenis jasa pelayanan yang diberikan bank untuk nasabahnya.Dan
kali ini blog manajemen keuangan akan membahas topik ini secara komprehensif, mulai
dari pengertian inkaso, jenis inkaso, mekanisme, contoh beserta cara pencatatan jurnal
transaksi inkaso.Seperti biasa, pembahasan disajikan dengan sederhana, renyah, mudah
dan menyenangkan.Mari segera dimulai
A. Apa itu inkaso?
Definisi Inkaso adalah jasa perbankan yang melibatkan pihak ketiga dalam
rangka penyelesaian tagihan berupa warkat-warkat atau surat berharga yang tidak dapat
diambilalih atau dibayarkan segera kepada si pemberi amanat untuk kegiatanya.
Kegiatan inkaso ini dilakukan hanya untuk penagihan antarbank/antarcabang bank sendiri
yang berada di luar wilayah kliring atau di kota yang berbeda.
Dengan kata lain transaksi inkaso adalah penagihan cek/bilyet giro oleh suatu bank yang
berada di suatu wilayah kliring atau kota tertentu kepada bank penerbit yang berada di
suatu wilayah kliring atau kota yang berbeda.
Dan secara sederhana bisa dikatakan bahwa inkaso adalah jasa pengiriman uang lewat
bank.
B. Manfaat Inkaso
Apa manfaat inkaso?
Manfaat inkaso bagi nasabah bank adalah:
Pendapatan komisi
Sarana promosi dengan meningkatkan pelayanan
Pengendapan dana inkaso, sejak dapat ditagih sampai dicairkan oleh pihak dana
penarik
C. Bank Pemrakarsa dan Pelaksana
Dalam kaitannya dengan istilah inkaso, dikenal adanya bank pemrakarsa dan bank
pelaksana.
Bank pemrakarsa adalah bank yang menerima warkat dari pihak ketiga untuk ditagihkan
dan hasilnya untuk keuntungan pihak ketiga tersebut.
Bank pelaksana adalah bank yang melaksanakan penagihan (pembebanan) kepada pihak
ketiga (nasabah bank pelaksana) atas amanat dari cabang/bank pemrakarsa dan hasilnya
untuk keuntungan pihak ketiga nasabah bank pemrakarsa.
Di sisi lain, bank pemrakarsa akan memperoleh pendapatan berupa komisi inkaso.
Komisi inkaso ini akan didistribusikan pada setiap akhir bulan antara cabang pemrakarsa
dan cabang pelaksana masing-masing 50% dari total komisi inkaso yang bersangkutan.
Inkaso keluar, adalah inkaso atas instruksi nasabah untuk melakukan penagihan
kepada pihak ketiga di cabang sendiri atau bank lain di luar kota. Inkaso ini
dibayarkan atau dikreditkan ke rekening si pemberi amanat di bank pemrakarsa
setelah inkaso berhasil.
Inkaso masuk, adalah tagihan masuk atas beban rekening nasabah sendiri dan
hasilnya dikirimkan ke cabang pemrakarsa untuk keuntungan pihak ketiga.
C. Jenis inkaso dilihat dari mekanisme pelaksanaannya
Dilihat dari mekanisme pelaksanaannya, inkaso dibedakan menjadi:
Inkaso melalui bank lain, yaitu inkaso yang dilaksanakan terhadap pihak ketiga
nasabah bank lain di luar kota. Dalam hal ini inkaso bisa dilakukan melalui cabang
bank sendiri. Bila tidak memiliki kantor cabang di wilayah kliring yang dituju,
maka bank biasanya menggunakan bank lain atau bank koresponden yang
mempunyai kantor di wilayah kliring yang dituju.
Inkasi melalui cabang bank sendiri yaitu inkaso yang dilakukan melalui cabang
bank sendiri untuk pihak ketiga di luar kota pada kantor cabang bank sendiri.
Bagaimana mekanis inkaso?
Atau bank koresponden yang mempunyai kantor cabang di wilayah kliring tertuju,
dengan mekanisme sebagai berikut:
Penagihan cek/BG melalui mekanisme inkaso seperti ini relatif lebih LAMA bila
dibandingkan dengan mekanisme yang pertama.
Terlebih lagi bila bank penerus bukan merupakan bank koresponden dan tidak terikat
suatu service level agreement tertentu.
Di samping itu, biaya bagi nasabah juga relatif lebih tinggi, sebab selain biaya yang
dikenakan bank A, nasabah juga akan dikenai biaya penerusan oleh bank C.
Inkaso bank adalah aktivitas bank yang mengandung ketidakpastian. Bank melakukan
inkaso, namun tidak setiap inkaso bank akan memberikan hasil.
Pihak tertagih kemungkinan tidak mampu membayar tagihan, sehingga bank pelaksana
tidak dapat memaksa pihak tertagih untuk membayarnya.
Selama selang waktu menerima amanat untuk menagih hingga tagihan berhasil atau
tidak, transaksi ini harus dibukukan dalam rekening administratif.
Mengingat bank pemarakarsa akan membayar kepada pihak pemberi amanat jika inkaso
berhasil, maka transaksi ini sebernarnya transaksi bersyarat.
Pencatatan pada rekening ini menggunakan ayat jurnal tunggal posisi kredit. Rekening ini
akan outstanding selama tenggang waktu menunggu hasil.
Dan secara otomatis rekening administratif untuk inkaso harus dinihilkan (didebit),
karena transaksi inkaso telah riil atau efektif dan dibukukan direkening riil.
Persoalan yang muncul adalah mengenai komisi inkaso dan ongkos warkat. Bila transaksi
inkaso berhasil, bank akan memotong rekening nasabah yang bersangkutan untuk
ongkoskawat/transfer saja.
Hasil inkaso bisa langsung dikreditkan ke rekening giro atau tabungan si pemberi amanat
ke bank pemrakarsa.
Bila hasil inkaso untuk diberikan kepada bukan nasabah, maka bank harus mencatat
terlebih dahulu pada rekening administratif warkat inkaso yang akan dibayar.
Perhatikan contoh pencatatan jurnal inkaso antar cabang berikut ini:
Tanggal 10 Mei 2018 bank A Semarang menerima amanat warkat inkaso (setoran
cek/BG bank A di Bandung) dari Amir untuk diinkasokan ke bank A Bandung beban Pak
Ali senilai Rp 100.000.000
Pada saat menerima setoran cek.BG (warkat), bank A Semarang selaku bank pemrakarsa
harus mencatat pada rekening administrasi sebagai berikut:
Sebagai contoh:
Pada contoh di atas diasumsikan bahwa Amir adalah nasabah bank A Semarang.
Jika Amir bukan nasabah bank tersebut, maka bank A di samping mencatat rekening
administratif seperti di atas, juga akan mencatat terlebih dahulu di dalam rekening berikut
ini:
Bila pemberi amanat mengambilnya secara tunai maka dijurnal di bank A Semarang:
Untuk akuntansi inkaso masuk yang berasal dari cabang bank sendiri, maka tugas bank
pelaksana adalah membebankan ke rekening pihak tertagih.
Sebagai contoh kelanjutan dari contoh sebelumnya, bahwa Ali sepakat untuk membayar
dengan beban Giro Ali Rp 50.000.000, beban tabungan Ali Rp 20.00.000.
Dan cek bank A Bandung yang ditarik oleh Amir Rp 30.000.000, maka pencatatan jurnal
inkaso masuk di bank A adalah:
06. Transaksi Inkaso Antar Bank via Kantor Cabang Bank Sendiri
Transaksi inkaso antar bank dapat diselesaikan melalui kantor cabang bank sendiri yang
terdekat dengan di wilayah kliring bank yang dituju.
Dengan demikian bank pemrakarsa yang melakukan inkaso hanya akan berhubungan
rekening dengan kantor cabangnya.
Sedangkan kantor cabang sendiri akan berhubungan dengan rekening kotor cabangnya
akan berhungan dengan bank lain wilayah kliring yang berbeda yang telah menerbitkan
cek/bilyet giro.
Oleh karena itu, pencatatan transaksi ini terjadi di bank pemrakarsa, bank pelaksana
cabang sendiri atau dan bank lain tertagih.
Tanggal 15 Mei 2019 nasabah bank A di Jakarta bernama Y telah menjual barang-barang
elektronik kepada X nasabah bank B Surabaya. Total transaksi senilai Rp 500.000.000.
Pada hari itu juga X menarik cek mundur untuk membayar kepada Y yang bisa dicairkan
tanggal 20 Mei 2019.
Tanggal 20 Mei 2019, Y setor ke bank A untuk keuntungan gironya berupa cek bank B
Surabaya yang ditarik oleh X senilai Rp 500.000.000
Jika Bank A cabang Surabaya telah menginformasikan bahwa cek telah divalidasi oleh
bank B Surabaya dan dinyatakan efektif melalui kliring.
Bila bank A tidak mempunyai cabang di Surabaya, maka bisa minta bantuan ke bank C
Jakarta sebagai bank koresponden yang memiliki cabang di Surabaya.
Dengan demikian untuk kasus di atas, ketika bank A menerima setoran warkat inkaso
langsung meng-inkasokan ke bank C Jakarta melalui kliring.
Dengan demikian proses penyelesaian inkaso yang dilakukan oleh bank ini akan
melibatkan bank A Jakarta, bank C Jakarta, bank C Surabaya dan bank B Surabaya.
Penerimaan warkat untuk di-inkasokan melalui kliring dengan bank C Jakarta dicatat
pada rekening administratif.
B. Pencatatan di bank.
C. Pencatatan di bank.
D. Pencatatan di bank.
Inkaso merupakan layanan bank untuk membayar tagihan untuk surat / dokumen berharga
kepada pihak ketiga di tempat atau kota lain di negara ini. Surat atau dokumen berharga yang
dapat diproses adalah wesel, cek, giro, kwitansi, surat promes / akseptasi dan hadiah lotere.
Warkat Inkaso
Yakni warkat-warkat yang tidak disertai dokumen apa pun seperti cek, cek, giro, dan surat
berharga lainnya.
1. Warkat-warkat inkaso adalah dokumen koleksi yang dilampirkan pada dokumen lain
seperti kwitansi, faktur, polis asuransi dan dokumen penting lainnya.
2. Inkaso dilakukan antara cabang-cabang dari bank yang sama atau bank-bank lain di mana
pengumpulan dilakukan melalui cabang bank itu sendiri yang terletak di kota yang sama
dengan bank yang berminat. Dalam proses pengumpulan, hubungan akan dibangun antara
cabang wali amanat dan cabang mandat yang akan menghubungi bank yang tertarik
secara langsung.
3. Inkaso tidak dilakukan di kota yang sama, karena dokumen dari bank lain yang berlokasi
di kota yang sama sudah cukup melalui kliring.
Persyaratan Inkaso
Pengirim inkaso mengirimkan surat / dokumen berharga ke cabang Bank untuk ditagih atas
pembayaran tagihan di tempat / kota lain di Indonesia.
Transaksi inkaso keluar adalah transaksi yang belum mengandung kepastian, sehingga belum
menghasilkan perubahan pada aset dan kewajiban Bank yang melakukan transaksi. Dan transaksi
menjadi efektif setelah informasi diperoleh bahwa pengumpulan berhasil. Oleh karena itu,
transaksi out-of-billing belum diperoleh kepastian berhasil atau gagal. Oleh bank yang
melakukan transaksi, itu dicatat dalam Rekening Administratif Rupiah (RAR) dalam bentuk
(single entry).
Dalam inkaso keluar, transaksi ini bersifat kondisional dan karenanya harus dicatat dalam akun
administratif. Artinya, bank akan membayar sejumlah uang kepada penerbit, dalam hal ini
pelanggan, jika hasil inkaso dinyatakan berhasil. Dengan demikian, akun administratif akan
muncul di sebelah kredit.
Inkaso yang sering dibuat oleh bank adalah skrip dan bank lain yang berlokasi di berbagai kota.
Dalam hal demikian, bank penerima dokumen akan memberikan mandat kepada cabang itu
sendiri yang berlokasi di kota yang sama atau kota terdekat dengan bank yang memiliki atau
menerbitkan naskah. Pengumpulan oleh penerima cabang mandat dapat dilakukan lewat kliring.
Jika pihak yang tertarik inkaso masuk adalah pelanggan dari rekening giro di bank pelaksana,
bank pelaksana memeriksa kecukupan dana dalam rekening giro nasabah yang bersangkutan.
Jika ternyata dana cukup, bank pelaksana mentransfer buku dari rekening giro nasabah ke
rekening antar-cabang. Dalam hal pihak yang tertarik mengumpulkan entri adalah pelanggan
bank lain, maka warkat inkaso harus diteruskan ke bank tempat rekening giro tertarik melalui
kliring.
Manfaat Inkaso
Manfaat inkaso dipandang relatif lebih menguntungkan, terutama dalam hal kepraktisan
penyelesaian. Sedangkan manfaat dari kegiatan penagihan bagi bank yang memulai selain dari
pendapatan komisi inkaso dan fasilitas promosi dengan meningkatkan layanan, melengkapi dana
inkaso karena dapat dikumpulkan sampai dicairkan oleh kreditor.
Keuntungan
Keuntungan bagi bank yang melakukan kegiatan inkaso keluar adalah sebagai sumber untuk
meningkatkan pendapatan bank dalam bentuk komisi dan penyelesaian serta cara untuk
meningkatkan layanan kepada publik dan pangsa pasar.
Apabila seminggu kemudian diterima berita per kawat bahwa inkaso dinyatakan berhasil, dan
untuk itu kepada nasabah dikenakan ongkos kawat sebesar Rp 10.000,00, oleh Bank Omega—
cabang Jakarta akan dibukukan sebagai berikut :