2. Transfer Masuk
Transfer masuk yaitu pengiriman uang yang diterima dari cabang lain, bank
sendiri, atau dari bank lain untuk keuntungan nasabah sendiri atau penerima
dana pada bank sendiri.
• Pembatalan Transfer Masuk
Seperti halnya dalam transfer keluar, dalam transfer masuk juga dapat terjadi
pembatalan. Jika terjadi pembatalan, pertama-tama yang harus dilakukan adalah
memeriksa apakah hasil transfer telah dibayarkan kepada beneficiary . Apabila ternyata
belum, maka akan diblokir dan dibatalkan untuk kemudian dikembalikan kepada
cabang pemberi amanat melalui pemindah-bukuan.
3 KEGIATAN PENGIRIMAN UANG DAN PRINSIP
MENGENAL NASABAH (KNOW YOUR
CUSTOMER/KYC)
Kegiatan transfer dana memiliki risiko bagi bank, oleh karena itu harus dikendalikan
sedini mungkin minimal melalui penerapan prinsip mengenal nasabah atau melalui
monitoring uang yang dikirim dan/atau diterima dan perlunya mekanisme
penyelesaian permasalahan mengenai uang kiriman yang terlambat atau tidak
sampai.
Khusus menenai prinsip mengenal nasabah adalah sangat membantu tim audit
dalam menentukan keberadaan penyimpangan di bidang akuntansi. Oleh karena
kegiatan transfer wajib menerapkan prinsip menganal nasabah agar tidak
disalahgunakan untuk kepentingan monet laundering atau pencucian uang.
Prinsip mengenal nasabah adalah prinsip yang diterapkan oleh penyelenggara untuk
mengetahui antara lain identitas pengirim dan/atau penerima, memantau kegiatan
usaha pengiriman uang, dan melaporkan transaksi yang mencurigakan sebagaimana
diatur dalam peraturan mengenai tindak pidana pencucian uang
b. Pencatatan Transaksi
Penyelenggara harus melakukan pencatatan transaksi setiap nasabah yang sekurang-
kurangnya meliptui:
1) Perorangan:
a) Nama dan alamat nasabah;
b) Tempat dan tanggal lahir;
c) Pekerjaan;
d) Kewarganegaraan;
e) Nomor bukti identitas;
f) Nilai transaksi; dan
g) Tanggak transaksi.
2) Peruahaan:
a) Nama dan alamat nasabah;
b) Bidang usaha;
c) Nomor izin usaha;
d) NPWP;
e) Nilai transaksi; dan
f) Tanggal transaksi.
Pencatatan ini akan melibatkan rekening antar kantor (RAK). Kegiatan transfer keluar
akan mendatangkan pendapatan berupa komisi transfer.
Contoh:
Tanggal 5 Mei 2011 Bank Mitra Niaga Semarang mentransfer dana sebesar Rp.
100.000.000 ke cabang Solo sebagai pelimpahan likuiditas melalui Bank Indonesia
cabang Semarang. Pencatatan jurnalnya adalah:
Transfer masuk dapat diterima dari cabang pemrakarsa bank sendiri untuk keuntungan
nasabah sendiri atau merupakan penerusan terhadap nasabah bank lain pada kota
yang sama. Untuk penerusan umumnya bank penerus akan memungut komisi.
Merujuk pada contoh di atas, maka pencatatan di Bank Mitra Niaga Solo adalah:
Sebagai imbalan jasa atas jasa tersebut biasanya bank menerapkan sejumlah tarif atau
fee tertentu kapada nasabah atau calon nasabahnya.
Tarif tersebut dalam dunia perbankan disebut dengan biaya inkaso. Sebagai imbalan
bank meminta imbalan atau pembayarn atas penagihan tersebut disebut dengan
biaya inkaso.
JENIS INKASO
Dilihat dari jenisnya inkaso dapat dibedakan menjadi:
a. Inkaso dengan Warkat Tanpa Lampiran
b. Inkaso Dengan Warkat Berlampiran
Jenis inkaso dilihat dari lalu lintas dananya, inkaso dibedakan menjadi:
A. Inkaso keluar yaitu inkaso atas instruksi nasabah untuk melakukan penagihan
kepada pihak ketiga di cabang sendiri atau bank lain diluar kota.
B. Inkaso masuk, yaitu tagihan masuk atas beban rekening nasabah sendiri dan
hasilnya dikirimkan ke cabang pemrakarsa untuk keuntungan pihak ketiga.
Sebagai contoh, apabila Tn. Samdong, nasabah giro Bank Kirin cabang Jakarta,
menyerahkan selembar giro yang diterbitkan oleh seseorang nasabah Bank
Kirin-Bandung sebesar Rp 45.000.000 untuk ditagihkan ke cabang Bandung dan
hasilnya agar dikreditkan ke dalam rekeningnya. Komisi ditetapkan sebesar
0,25%. Pada saat menerima warkat untuk diinkaso ke cabang Bandung, Bank
Kirin-Jakarta akan membukukan:
K:Rekening Administratif Rupiah-Warkat Inkaso Yang Diterima Rp 45.000.000
Apabila seminggu kemudian diterima berita per kawat bahwa inkaso dinyatakan
berhasil, dan untuk itu kepada nasabah dikenakan ongkos kawat sebesar Rp 10.000,
oleh Bank Kirin-Jakarta akan dibukukan sebagai berikut.
Hasil inkaso tersebut langsung dibukukan ke dalam rekening nasabah setelah inkaso
dinyatakan berhasil. Bagi inkaso yang dilakukan untuk kepentingan bukan nasabah
bank, hasil inkaso dapat ditampung dalam rekening Hasil Inkaso Yang Dapat Dibayar, di
mana rekening ini akan outstanding hingga si pemberi amanat datang untuk
mencairkan hasil inkaso tersebut.