Anda di halaman 1dari 7

Disusun Oleh :

Dara Veri Widayanti


Nindy Sintya Indriani Rachman
Widya Mauretya
I.

(21210695)
(25210004)
(28210495)

Pengertian Inkaso dan Manfaat Inkaso


Inkaso (collection) adalah kegiatan jasa bank melakukan amanat pihak ketiga
dalam bentuk penagihan kepada seseorang atau badan tertentu di kota lain yang
ditunjuk oleh pihak pemberi amanat.
Kegiatan inkaso dilakukan untuk menyelesaikan tagihan pihak pemberi
amanat berupa warkat-warkat atau surat berharga yang tidak dapat segera dibayarkan,
karena pihak tertarik (pihak berhutang) berada di luar wilayah kliring atau di kota
yang berbeda. Dengan demikian inkaso hanya dilakukan antar cabang suatu bank atau
antar bank yang berada di kota yang berbeda. Sebagai contoh, misalnya Ratih nasabah
giro Bank Satria Cabang Bandung menerima cek dari Ira nasabah giro Bank Satria
Cabang Jakarta. Dalam hal demikian cek Ratih tidak dapat diselesaikan (ditagih)
melalui kliring di Bank Indonesia. Penyelesaiannya harus dilakukan melalui inkaso.
Manfaat inkaso dipandang dari pemberi amanat relative lebih menguntungkan,
terutama dari segi kepraktisan penyelesaian. Sementara manfaat kegiatan inkaso bagi
pihak bank pemrakarsa selain terjadinya pendapatan komisi inkaso dan sarana
promosi dengan meningkatkan pelayanan, juga mengendapnya dana inkaso sejak
dapat ditagih sampai dicairkan oleh pihak pemberi amanat merupakan keuntungan
bagi bank.

II.

Warkat Inkaso
Warkat yang dapat inkaso dibedakan atas warkat inkaso tanpa dokumen dan warkat
inkaso berdokumen.
a. Warkat Inkaso Tanpa Dokumen
Warkat inkaso tanpa dokumen adalah warkat-warkat yang dapat diinkasokan
tanpa dilampiri (disertai) dengan dokumen-dokumen lain.
Misalnya cek, bilyet giro, wesel dan surat-surat berharga lainnya.
b. Warkat Inkaso Berdokumen
Warkat inkaso berdokumen adalah warkat-warkat yang dapat diinkasokan
dengan dilampiri dengan dokumen-dokumen lain yang mewakili barang
dagangan seperti faktur, kuitansi, konosemen (bill of loading), polis asuransi,
dan dokumen dokumen lainnya.

III.

Jenis Inkaso
Dipandang dari kegiatannya, inkaso dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu:
a. Inkaso Keluar

Inkaso keluar merupakan kegiatan bank pemrakarsa melaksanakan penagihan


sesuai dengan amanat yang diterimanya, baik untuk keuntungan nasabah bank
sendiri atau pihak lainnya. Kegiatan inkaso keluar meliputi :
1) Penerimaan amanat dan warkat inkaso dari pemberi amanat.
2) Meneruskan amanat kepada kantor cabang bank sendiri di kota tempat pihak
tertagih.
3) Penerimaan hasil inkaso dari kantor cabang pelaksana inkaso.
4) Penyerahan (pembayaran) hasil inkaso kepada pihak pemberi amanat.
b. Inkaso masuk
Inkaso masuk merupakan tagihan dari cabang bank sendiri atau bank lain atas
warkat yang diterbitkan oleh nasabah sendiri. Kegiatan inkaso masuk meliputi :
1) Penerimaan tagihan masuk dari cabang sendiri di kota lain.
Dalam hal ini, bank penerima tagihan masuk merupakan bank pelaksana
inkaso
2) Pelaksanaan (realisasi) penagihan. Jika pihak tertagih (tertarik) sebagai
nasabah sendiri, bank pelaksana membebani rekening nasabah yang
bersangkutan sejumlah nominal inkaso. Dalam hal pihak tertarik adalah
nasabah bank lain, bank pelaksana melakukan penagihan kepada bank tempat
rekening tertarik melalui kliring.
3) Pengiriman informasi mengenai hasil inkaso kepada kantor cabang
pemrakarsa.
Kegiatan inkaso keluar dan inkaso masuk dapat digambarkan dengan bagan
sebagai berikut :

Dalam hal pihak tertarik sebagai nasabah bank lain, kegiatan inkaso dapat
digambarkan sebagai berikut :

IV.

Akuntansi Inkaso
a. Pencatatan Inkaso Keluar
Transaksi inkaso keluar merupakan transaksi yang belum mengandung suatu
kepastian, sehingga belum mengakibatkan perubahan terhadap aktiva dan
kewajiban bagi Bank yang melakukan transaksi tersebut. Dan transaksi tersebut
menjadi efektif setelah diperoleh informasi bahwa inkaso berhasil. Oleh karena
itu transaksi inkaso keluar belum diperoleh kepastian berhasil tidaknya. Oleh
bank yang melakukan transaksi tersebut dicatat ke dalam Rekening Administratif
Rupiah (RAR) dalam bentuk catatan tunggal (single entry).
Sebagai contoh , William merupakan nasabah Bank ABC cabang Bandung, pada
tanggal 5 juli 2011, menyerahkan cek yang diterbitkan nasabah Bank ABC
cabang Surabaya sebesar Rp.30.000.000,00 untuk ditagih. Dan hasil inkaso untuk
keuntungan rekening gironya.
Transaksi tersebut belum mengakibatkan perubahan terhadap aktiva dan
kewajiban Bank ABC Cabang Bandung, oleh karena itu dicatat dalam bentuk
catatan tunggal atau tanpa rekening lawan sebagai berikut :
Tanggal
5
Juli

Keterangan

11 Rekening Administratif Rupiah

Debet

Kredit

30.000.000

Warkat Inkaso yang diterima

Rekening Administratif Rupiah Warkat Inkaso yang diterima merupakan


rekening Kewajiban Kontijensi. Rekening tersebut akan didebet pada saat
inkaso berhasil. Sebagai contoh, anggaplah pada tanggal 12 Juli 2011 diterima
informasi bahwa inkaso dinyatakan berhasil. Oleh karena itu William dikenakan

biaya media inkaso sebesar Rp.10.000,00 dan komisi inkaso sebesar


Rp.15.000,00
Hasil inkaso di atas dicatat sebagai berikut :
1) Menghilangkan saldo RAR Warkat Inkaso yang diterima yaitu dengan
mendebet rekening tersebut dalam bentuk catatan tunggal sebagai berikut :
Tanggal
12
11
Juli

Keterangan
Rekening Administratif Rupiah
Warkat Inkaso yang diterima

Debet
30.000.000

2) Mencatat hasil inkaso , yaitu dengan jurnal sebagai berikut :


Tanggal
Keterangan
Debet
12
11 RAK-Cabang Surabaya
30.000.000
Giro Rekening Wiliam
Juli
Pendapatan komisi Inkaso
Pendapatan dari media Inkaso

Kredit

Kredit
9.975.000
15.000
10.000

Apabila pihak pemberi amanat bukan nasabah bank, hasil inkaso dicatat lebih
dahulu ke dalam rekening Hasil Inkaso yang dapat dibayar, dan pada saat
dibayarkan kepada yang bersangkutan, rekening tersebut didebet dan rekening
kas dikredit.
1) Sebagai contoh, misalnya pada tanggal 15 juli 2011 Bank ABC cabang
Bandung menerima bilyet giro Bank ABC cabang Jakarta sebesar
Rp.20.000.000,00 dari haddy untuk ditagih ke Bank ABC cabang Jakarta . Jika
Haddy bukan nasabah Bank ABC cabang Bandung, catatan yang dibuat
cabang Bandung adalah sebagai berikut:
Tanggal
15
11
Juli

Keterangan
Rekening Administratif Rupiah
Warkat Inkaso yang diterima

Debet
-

Kredit
20.000.000

2) Mencatat hasil inkaso. Anggaplah pada tanggal 20 Juli 2011 inkaso dinyatakan
berhasil. Haddy dibebani komisi inkaso Rp 15.000.000,00 dan untuk media
penagihan sebesar Rp 10.000.000,00. Catatan yang dibuat :
a) Menghilangkan saldo Rekening Administratif Rupiah Warkat Inkaso
yang Diterima dengan catatan tunggal sebagai berikut:

b) Mencatat hasil inkaso dan jumlah jumlah yang dibebankan kepada


Haddy , dengan jumlah sebagai berikut :

3) Mencatat transaksi pembayaran kepada Haddy. Anggaplah Haddy mencairkan


hasil inkaso pada tanggal 22 Juli 2011. Jurnal yang dibuat Bank ABC Cabang
Bandung sebagai berikut:

b. Pencatatan Inkaso Masuk


Apabila pihak tertarik dalam inkaso masuk adalah nasabah giro pada bank
pelaksana, maka bank pelaksana memeriksa kecukupan dana pada rekening giro
nasabah yang bersangkutan. Jika ternyata dananya mencukupi, bank pelaksana
melakukan pemindahbukuan dari rekening giro nasabah tertarik kepada rekening
antar kantor cabang.
Sebagai contoh, misalnya Bank ABC Cabang Jakarta menerima inkaso masuk
dari Cabang Bandung atas bilyet giro yang diterbitkan Arini nasabah pada Bank
ABC Cabang Jakarta, sebesar Rp 20.000.000,00. Setelah diperiksa dana rekening
yang bersangkutan mencukupi.
Jurnal yang dibuat Bank ABC cabang Jakarta untuk mencatat transaksi diatas
sebagai berikut:
2011
15 Juli

Giro rekening Arini


RAK-Cabang bandung

20.000.000
-

20.000.000

Dalam hal pihak tertarik dalam inkaso masuk adalah sebagai nasabah bank lain,
berarti warkat inkaso harus diteruskan kepada bank tempat rekening giro tertarik
melalui kliring. Dengan demikian dapat saja diperlakukan sebagai inkaso keluar.
Salah satu cara pencatatan inakso masuk yang harus diselesaikan melalui kliring
adalah sebagai berikut :
Misalkan, pada tanggal 10 Juli 1999 Bank ABC Bandung menerima amanat dari
Bank ABC Cabang Surabaya untuk menginkaso selembar cek yang diterbitkan
nasabah Bank IJK cabang Bandung sebesar Rp 30.000.000,00. Transaksi
tersebut dapat dicatat dengan cara antara lain sebagai berikut :
1) Mencatat warkat inkaso yang diterima sebelum kliring dalam bentuk catatan
tunggal, sebagai berikut :
Tanggal
10

11

Juli

Keterangan
Rekening Administratif Rupiah
Warkat Kliring

Debet

Kredit

30.000.000

2) Mencatat hasil inkaso setelah kliring . Anggaplah dari hasil kliring tanggal 11
juli 2011 , warkat yang bersangkutan berhasil ditagih . Jurnal yang perlu dibuat
oleh Bank ABC cabang Bandung sebagai berikut :
a) Menghilangkan saldo Rekening Administratif Rupiah Warkat Kliring ,
dengan catatn tunggal sebagai berikut :
Tanggal
11

11

Juli

Keterangan

Debet

Rekening Administratif Rupiah

Kredit
30.000.000

Warkat Kliring

b) Mencatat hasil inkaso melalui kliring , dengan jurnal sebagai berikut :


Tanggal
11
11
Juli

Keterangan
R/K Pada BI
RAK Cabang Surabaya

Debet
30.000.000

Kredit
30.000.000

Pada contoh contoh diatas , dapat dilihat bahwa pihak bank pelaksana tidak
memperhitungkan komisi inkaso . Dalam hal ini komisi inkaso dan biaya biaya

lain yang dibebankan kepada pihak pemberi amanat , hanya dilakukan oleh bank
yang melakukan inkaso . Pembagian pendapatan komisi inkaso antar cabang yang
terkait biasanya dilakukan pda setiap akhir bulan yang langsung dicatat kedalam
rekening antar kantor cabang .

Referensi :
Buku Akuntansi Perbankan-Armico

Anda mungkin juga menyukai