Anda di halaman 1dari 23

AKUNTANSI JASA BANK

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Perbankan

Disusun oleh:
- Ade Indra Permana
- Jazuli
- Muhamad Fajar Siddiq

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI AHMAD DAHLAN


JAKARTA
2014
AKUNTANSI JASA BANK

PENGERTIAN JASA BANK 
Jasa bank adalah semua aktivitas bank, baik yang secara langsung maupun tidak
langsung yang berkaitan dengan tugas dan fungsi bank sebagai lembaga
intermediasi, yaitu lembaga yang memperlancar terjadinya transaksi perdagangan,
sebagai lembaga yang memperlancar peredaran uang serta sebagi lembaga yang
memberikan jaminan kepada nasabahnya.Yang termasuk jasa-jasa perbankan
adalah sbb :

1. TRANSFER DALAM NEGRI (Penerimaan Dalam Negri)

Transfer adalah suatu kegiatan jasa bank untuk memindahkan sejumlah dana
tertentu sesuai dengan perintah si pemberi amanat yang ditujukan untuk keuntungan
seseorang yang ditunjuk sebagai penerima transfer.

Dalam arti lain, transfer adalah kiriman uang yang diterima bank termasuk hasil
inkaso yang ditagih melalui bank tersebut yang akan diteruskan kepada bank lain
untuk dibayarkan kepada nasabah (transfer).

Baik transfer uang keluar atau masuk akan mengakibatkan adanya hubungan antar
cabang yang bersifat timbal balik, artinya bila satu cabang mendebet cabang lain
mengkredit.

a) Transfer Keluar

Adalah salah satu jenis pengiriman uang yang dapat menyederhanakan lalu
lintas pembayaran adalah dengan pengiriman uang keluar (transfer keluar).
Media untuk melakukan transfer ini adalah secara tertulis (mail transfer) ataupun
melalui kawat (wire transfer). Pengamanan dalam transfer keluar ini adalah kode
rahasia dari setiap transfer masuk dan keluar. Apabila terjadi kesalahan dalam
kode rahasia, transfer tersebut harus di tolak.
Keuntungan bagi bank yang melaksanakan transfer keluar adalah sebagai
sarana untuk menciptakan pendapatan dalam bentuk komisi, peningkatan
pelayanan pada para nasabah, peningkatan pangsa pasar bank, dan segi
promosi lainnya.

Pengiriman uang dilakukan oleh bank dengan cara memerintahkan cabang lain
untuk membayar sejumlah uang tertentu kepada beneficiary (orang yang berhak
menerima transfer) yang berdomisili di kota tertentu. Dengan demikian terjadi
hubungan antar kantor antar cabang pemberi amanat dan pembayar transfer.

Contoh:

Seorang Nasabah Bank Omega Cabang Jakarta Tuan Kadir, hendak mengirim
uang dengan kawat kepada seorang rekannya nasabah giro Bank Omega
Cabang Bandung sebesar Rp.6.000.000,- Untuk jasa ini Tuan Kadir dikenakan
komisi transfer Rp.10.000,- dan ongkos kawat sebesar Rp.15.000. Pembayaran
dilakukan dengan menarik selembaran cek giro termasuk seluruh biaya dan
komisi. Pada saat menerima amanat ini, Bank Omega-Jakarta akan
membukukan:

D: Giro – Rekening Tuan Kadir……………………. Rp.6.000.000,-

K: Pendapatan komisi transfer……………………… Rp. 10.000,-

K: Pendapatan ongkos kawat……………………… Rp. 15.000,-

K: RAK – Cabang Bandung………………………… Rp.6.000.000,-

b) Transfer Masuk

Transfer masuk, dimana bank menerima amanat dari salah satu cabang untuk
membayar sejumlah uang kepada seseorang beneficiary. Dalam hal ini bank
pembayar akan membukukan hasil transfer kepada rekening nasabah beneficiary
bila ia memiliki rekening di bank pembayar. Transfer masuk tidak dikenakan lagi
komisi karena si nasabah pemberi amanat telah dibebankan sejumlah komisi
pada saat memberikan amanat transfer.
Dalam hal transfer masuk ditujukan kepada bukan nasabah bank pembayar,hasil
transfer akan ditampung dalam rekening  “Hasil Transfer Yang Dapat
Dibayar”.Rekening ini akan tetap outstanding hingga hasil transfer dibayarkan
kepada neneficiery.

Khusus transfer masuk kepada nasabah  yang langsung dimasukkan kedalam


rekening yang bersangkutan, tidak dapat dibatalkan karena etis perbankan tidak
dapat mengurangi atau mendebit rekening seseorang tanpa persetujuan si
pemilik rekening bersangkutan. Pembatalan transfer  masuk hanya dapat
dilakukan apabila transfer  dibayarkan yang lazim dilakukan pada beneficery
yang bukan nasabah bank.

Contoh:

Bank OmegaCabang Bandung menerima transfer masuk dari Bank Omega


cabang Jakarta sebesar Rp.6.000.000,- untuk keuntungan rekening giro nasabah
Tn.Rahmat.Padasaat menerima transfer masuk ini, Bank Omega cabang
Bandung membukukan sebagai berikut:

D: RAK- Cabang Jakarta………………………….. Rp.   6.000.000,-

K: Giro – Rekening Tn.Rahmat…………………… Rp.   6.000.000,-


2. INKASO DALAM NEGRI

Inkaso adalah pemberian kuasa pada bank oleh nasabah (baik


perusahaan maupun perorangan) untuk melakukan penagihan terhadap surat-
surat berharga (baik yang berdokumen maupun yang tidak berdokumen) yang
harus dibayar setelah pihak yang bersangkutan (pembayar atau tertarik) berada
ditempat lain (dalam atau luar negeri) menyetujui pembayarannya. Dalam arti
lain, Inkaso merupakan kegiatan jasa bank untuk melakukan amanat dari pihak
ke tiga berupa penagihan sejumlah uang kepada seseorang atau badan tertentu
di kota lain yang telah ditunjuk oleh si pemberi amanat.

Sebagai imbalan jasa atas jasa tersebut biasanya bank menerapkan


sejumlah tarif atau fee tertentu kapada nasabah atau calon nasabahnya.
Tarif tersebut dalam dunia perbankan disebut dengan biaya inkaso.

Warkat-Warkat Yang Digunakan Dalam Inkaso:


1. Cek
2. Bilyet Giro
3. Wesel
4. Kuitansi
5. Surat Aksep
6. Deviden
7. Kupon

Warkat Inkaso
- Warkat inkaso tanpa lampiran; Yaitu warkat-warkat inkaso yang tidak dilampirkan
dengan dokumen-dokumen apapun seperti cek, bilyet giro, wesel dan surat
berharga.

- Warkat inkaso dengan lampiran; Yaitu warkat-warkat inkaso yang dilampirkan


dengan dokumen-dokumen lainnya seperti kuitansi, faktur, polis asuransi dan
dokumen-dokumen penting.
Jenis Inkaso

Inkaso Keluar

Suatukegiatanuntuk menagih suatu warkat yang telah diterbitkan oleh nasabah


bank lain.Disini bank menerima amanat dari nasabahnya sendiri untuk menagih
warkat tersebut kepada seseorang nasabah bank lain dikota lain.

Pada inkaso keluar, transaksi ini bersifat bersyarat dan oleh sebab itu harus
dibukukan dalam rekening administratif. Artinya, bank akan membayar sejumlah
uang kepada si pemberi amanat. dalam hal ini nasabah, apabila hasil inkaso
dinyatakan berhasil. dengan demikian, rekening administratif akan muncul
disebelah kredit.

Dalam kegiatan inkaso keluar, seluruh transaksi sebelum diperoleh kepastian


berhasil tidaknya akan dibukukan dalam rekening administrative sebelah kredit
dalam rekening warkat inkaso yang di terima. Rekening ini  akan tetap
outstanding sampai inkaso dinyatakan berhasil.

Contoh:

Tn.Bambang, nasabah giro Bank Omega cabang Jakarta menyerahkan selembar


giro yang diterbitkan oleh seseorang nasabah bank Omega cabang Bandung
sebesar Rp.45.000.000,- untuk ditagihkan ke cabang Bandung dan hasilnya agar
dikreditkan kedalam rekeningnya. Komisi ditetapkan sebesar Rp 0.25%. Pada
saat menerima warkat untuk diinkaso ke cabang bandung. Bank Omega cabang
Jakarta akan membukukan:

K: Rekening Administratif Rupiah

Warkat inkaso Yang Diterima……………………………….Rp. 45.000.000,-

Seminggukemudian diterima berita (per kawat) bahwa inkaso dinyatakan


berhasil. Kepadanasabah dikenakan ongkos kawat sebesar Rp. 10.000. Oleh
Bank Omega cabang Jakarta akan dibukukan sebagai berikut:
D: Rekening Administratif Rupiah

Warkat Inkaso Yang Diterima…………………………… Rp. 45.000.000,-

D: RAK – Cabang Bandung……………………………. Rp. 45.000.000,-

K: Giro – Tuan Bambang……………………………….. Rp. 44.877.500,-

K: Pendapatan Komisi Inkaso………………………….. Rp. 122.500,-

K: Pendapatan Ongkos Kawat…………………………. Rp. 10.000

Inkaso Keluar Berantai


Sering kali inkaso yang dilakukan oleh suatu bank adalah warkat dari bank lain
yang berlokasi pada kota yang berbeda. Dalam hal ini demikian, bank penerima
warkat inkaso akan memberi amanat kepada cabang sendiri yang berlokasi
dalam kota yang sama atau kota terdekat dengan bank pemilik atau penerbit
warkat tersebut untuk menagih sejumlah nilai yang tertera dalam warkat tersebut.
Pelaksana inkaso oleh cabang penerima amanat dapat dilakukan melalui kliring.
Bank pemberi amanat akan mengkredit rekening nasabah pemberi amanat
setelah inkaso berhasil dinyatakan berhasil.
Contoh:

Tn. Juwono, nasabah giro Bank Omega cabang – Jakarta, memberikan amanat
untuk menagihkan selembar cek giro pada Bank ABC – Surabaya sebesar Rp.
50.000.000,- komisi sebesar 0.30% dan biaya kawat sebesar Rp. 20.000,-
diperhitungkan dari hasil inkaso. Pada saat menerima warkat inkaso, Bank
Omega – Jakarta akan membukukan sebagai berikut:

K: Rekening Administratif Rupiah

Warkat Inkaso Yang Diterima……………………………………Rp. 50.000.000,-

Pada saat Bank Omega – Surabaya menerima warkat inkaso, akan dibukukan
oleh cabang Surabaya dengan jurnal sebagai berikut:

D: Bank Indonesia………………………………………….……Rp. 50.000.000,-

K: Hutang Lainnya………………………………………………Rp. 50.000.000,-


Karena sifatnya transaksi kliring ini masih bersifat menunggu keberhasilan inkaso
dengan Bank ABC Surabaya, kliring tersebut akan ditampung sementara pada
rekening hutang lainnya.

Apabila kliring dinyatakan berhasil,Bank Omega – Surabaya akan membebankan


ongkos kawat Rp. 10.000 dan membukukan:

D: Hutang Lainnya……………………………………………Rp. 50.000.000,-

K: RAK – Cabang Jakarta……………………………………Rp. 49.990.000,-

K: Pendapatan Ongkos Kawat………………………………Rp. 10.000,-

Oleh Bank Omega Jakarta akan membukukan:

D: Rekening Administratif Rupiah

Warkat Inkaso Yang Diterima………………………………..Rp. 50.000.000,-

D: RAK – Cabang Surabaya……………………………………. Rp. 49.990.000,-

K: Giro Rekening Tn Juwono…………………………………… Rp. 49.820.000,-

K: Pendapatan komosi Inkaso………………………………….. Rp. 150.000,-

K: Pendapatan Ongkos Kawat……………………………..…… Rp. 20.000,-

Jadi hubungan rekening antar kantor antara cabang pemberi amanat dengan
cabang penerima amanat baru terjadi setelah hasil inkaso dinyatakan berhasil
oleh bank penerbit warkat.
Inkaso Masuk

Merupakan kegiatan yang masuk atas warkat yang telah diterbitkan oleh
nasabah sendiri. Dalam kegiatan inkaso masuk, bank hanya memeriksa
kecukupan dari nasabahnya yang telah menerbitkan warkat kepada pihak ke
tiga.

Dalam kegiatan inkaso masuk,bank hanya memeriksa kecukupan dana dari


nasabah yang telah menerbitkan warkat kepada pihak ketiga. Apabila ternyata
dananya mencukupi, maka bank hanya mendebit rekening nasabah
bersangkutan dan mengkredit hubungan antar kantor.

Dalam inkaso masuk, bank tertarik bersifat pasif, berbeda dengan inkaso keluar,
dimana bank pemberi amanat bersifat aktif.

Dalam inkaso masuk tidak akan dibukukan dalam rekening administrative karena
sifat transaksinya sudah jelas, yaitu ada atau tidak adanya dana dari nasabah
yang telah menarik warkat yang bersangkutan.

Contoh:

Bank Omega – Jakarta menerima tagihan dari Bank Omega – Bandung atas
selembar cek giro nasabahnya Tn. Ahmad sebesar Rp. 20.000.000,- Setelah
diteliti dana nasabah tersebut cukup. Oleh Bank Omega –Jakarta akan
membukukan sebagai berikut:

D: Giro – Rekening Tn.Ahmad…………………………….. Rp. 20.000.000,-

K: RAK – Cabang Bandung…………………………………Rp. 20.000.000,-

Dalam inkaso masuk tidak akan dibukukan dalam rekening administrative karena
sifat transaksinya sudah jelas , yaitu ada atau tidak adanya dana dari nasabah
yang telah menarik warkat yang bersangkutan.
3. SURAT KREDIT BERDOKUMEN DALAM NEGRI (LETTER of CREDIT)

Surat Kredit Berdokumen (SKBDN) atau biasa disebut Letter of Credit (L/C)
merupakan salah satu jasa yang ditawarkan bank dalam rangka pembelian
barang, berupa penangguhan pembayaran pembelian oleh pembeli sejak L/C
dibuka sampai dengan jangka waktu tertentu sesuai perjanjian. Berdasarkan
pengertian tersebut, tipe perjanjian yang dapat difasilitasi L/C terbatas hanya
pada perjanjian jual – beli, sedangkan fasilitas yang diberikan adalah berupa
penangguhan pembayaran.

L/C Dalam Negeri adalah L/C yang diterbitkan dalam valuta rupiah untuk
menjamin kelancaran perdagangan dalam negeri. Tujuan bank menerbitkan L/C
adalah untuk memberi jaminan secara tertulis berlandaskan hukum, untuk
melakukan pembayaran kepada pihak penjual, mengaksep atau menegosiasi
wesel-wesel yang ditarik oleh penjual serta memberi kuasa kepada bank lain
melakukan pembayaran, mengaksep atau menegosiasi wesel-wesel.

(Letter of Credit Dalam Negeri hampir serupa dengan Letter of Credit untuk
transaksi perdagangan luar negeri, hanya valuta dan wilayah pabean yang
membedakan)

Keuntungan Menerbitkan L/C Dalam Negri


Keuntunganyang diperoleh bank dalam menerbitkan L/C Dalam Negri yaitu
memperluas jaringan kepada masyarakat sebagai perantara perdagangan dan
juga mendapatkan tambahan pendapatan berupa komisi dan sumber dana
berupa setoran jaminan.

Pihak-Pihak Yang Terlibat


Pihak-pihak yang terlibat dalam perdagangan dalam negeri yaitu pembuka L/C
(pembeli), Bank penerbit L/C (issuing bank), bank pembayar L/C (negotiating
bank), penjual (beneficiary), perusahaan asuransi, perusahaan pengangkutan.
Ketentuan Penerbitan L/C Dalam Negri
Pelaksanaan L/C Dalam Negri berpedoman kepadaUniform Custom and Practice
for Documentary Credits (UCPDC) yang diterbitkan oleh International Chamber
of Commerce dalam publikasi nomor 400 revisi tahun 1983 dan diterbitkan pada
1 Oktober 1985.

Bentuk Dan Jenis L/C


1) Revocable Letter of Credit
Adalah L/C yang dapat diubah atau dibatalkan sewaktu-waktu tanpa
pemberitahuan lebih dahulu kepada beneficiary. Dari ketentuan tersebut
menunjukan bahwa suatu L/C yang dapat ditarik kembali atau dibatalkan tidak
menciptakan suatu ikatan hukum antara pihak bank dan beneficiary.
Sebenarnya bentuk revocable ini kurang tepat apabila disebut L/C karena
tidak mengandung jaminan bahwa wesel-weselnya akan dibayar ketika
diajukan, mengingat pembatalan mungkin telah terjadi tanpa pemberitahuan
kepada beneficiary. Oleh karena itu bentuk L/C yang demikian kurang disukai
oleh penjual dan jarang dipergunakan.

2) Irevocable Letter of Credit


Adalah suatu L/C yang tidak dapat diubah atau dibatalkan tanpa persetujuan
semua pihak baik pembeli, penjual, maupun pihak bank yang bersangkutan.
Selama jangka waktu berlakunya yang ditentukan dalam L/C, issuing bank
tetap menjamin untuk membayar, mengaksep, atau menegosiasi wesel-wesel
yang ditarik atas L/C tersebut asalkan syarat-syarat dan kondisi yang
ditetapkan didalamnya terpenuhi.

3) Confirmed Irrevocable Letter of Credit


Sebagaimana diketahui sifat khusus suatu L/C adalah credit standing bank itu
ditambahkan pada kredit standing pembeli dalam L/C yang bersangkutan.
Namun demikian dapat terjadi kredit standing daripada issuing bank tidak
memuaskan bagi pihak penjual, hal ini timbul apabila misalnya issuing bank
hanya suatu bank lokal tanpa mempunyai reputasi internasional sehingga
pihak penjual memandang perlu untuk meminta jaminan kepada advising
bank. Dalam hal ini penjual akan mengajukan permohonan agar dibuka suatu
confirmed L/C.
4) Transferable Letter of Credit
Adalah suatu kredit yang memberikan hak kepada beneficiary untuk meminta
kepada bank yang diamanatkan untuk melakukan pembayaran atau akseptasi
atau kepada setiap bank yang berhak melakukan negosiasi, untuk
menyerahkan hak atas kredit itu seluruhnya atau sebagian kepada satu pihak
ketiga atau lebih.

5) Back To Back Letter of Credit


Back to back letter of credit ini dipakai dalam keadaan seperti halnya pada
transferable L/C yakni, suatu transaksi dagang yang dilakukan dengan
melalui pedagang perantara atau dalam keadaan dimana hubungan langsung
antara pembeli dan supplier tidak dimungkinkan oleh peraturan-peraturan
negara yang bersangkutan. Walaupun ada persamaan demikian tetapi tidak
berarti bahwa ketentuan-ketentuan yang berlaku terhadap transferable L/C
seluruhnya berlaku juga bagi back to back L/C.

6) Red Clause Letter of Credit


Adalah suatu klausula yang memuat makna anti cipatory yaitu menyangkut
sesuatu hal yang sifatnya didahulukan. Adapun yang didahulukan disini
adalah pembayaran atas L/C oleh bank yang dilakukan sebelum dokumen-
dokumen yang disyaratkan diserahkan. Atas dasar inilah maka red clause L/C
termasuk dalam golongan yang disebut anti cipatory credit.

7) Green Ink Clause Letter of Credit


Green ink clause letter of credit hampir serupa dengan red clause L/C, yakni
juga memberikan uang muka kepada beneficiary sebelum pengapalan
barang-barang dilakukan.

8) Revolving Letter of Credit


Dalam suatu kegiatan perdagangan luar negeri antara penjual dan pembeli
sering terjadi serentetan transaksi secara kontinyu dan teratur baik waktu
maupun jumlah. Adapun cara pembayarannya dapat dilakukan dengan
pembukaan L/C seperti yang telah diutarakan di atas untuk masing-masing
transaksi.

9) Stand By Letter of Credit


Suatu jaminan khusus yang biasanya dipakai sebagai “stand by” oleh pihak
beneficiary atau bank atas nama nasabahnya. Dalam hal ini apabila pihak
applicant gagal untuk melaksanakan suatu kontrak atau gagal untuk
membayar pinjaman atau memenuhi pinjaman lain bank yang bersangkutan
akan membayar kepada beneficary atas penyerahan selembar sight draft dan
surat pernyataan dari beneficiary, yang menyatakan bahwa applicant atau
kontraktor tidak dapat melaksanakan kontrak yang disetujui, membayar
pinjaman atau memenuhi kewajiban lain itu.

A. Prosedur Transaksi Letter of Credit


a) Pihak penjual dan pembeli mengadakan negosiasi jual beli barang hingga
terjadi kesepakatan.
b) Pihak pembeli diharuskan membuka L/C dalam negeri pada suatu bank
(bank pembuka L/C)
c) Setelah L/C DN dibuka, oleh bank pembuka L/C segera memberitahukan
kepada bankpembayar bahwa L/C DN telah dibuka dan agar disampaikan
kepada si penjual barang.
d) Penjual barang mendapat pemberitahuan dari bank pembayar bahwa
pembeli telah membuka L/C barang dagangan sudah dapat segera
dikirim. Disini penjual barang meneliti apakah L/C terjadi perubahan dari
syarat yang telah disetujui semula.
e) Pada waktu pembeli menerima kabar dari perusahaan pengangkutan
bahwa barang telah datang, maka pihak pembeli harus membuatkan
certificate of receipts atau konosemen yang harus diserahkan kepada
bank pembayar dan penjual. Hal ini dilakukan setelah memeriksa
kebenaran L/C dengan faktur atau barang yang dikirim oleh si pembeli.
f) Atas dasar konosemen penjual segera menghubungi bank pembayar
dengan menunjukan dokumen L/C dan surat pengantar dokumen disertai
denga wesel yang berfungsi sebagai penyerahan dokumen dan penagihan
pembayaran kepada bank pembayar.
g) Bank pembayar setelah menerime dokumen dari penjual segera
menghubungi bank pembuka L/C. Oleh bank pembuka L/C segera
memberitahukan penerimaan dokumen dilampiri dengan perhitungan-
perhitungannya kepada pembeli.
h) Pembeli menerima dokumen dari bank pembuka L/C
i) Pembeli segera melunasi seluruh kewajibannya atas jual beli tersebut
kepada bank pembuka L/C.
j) Bank pembuka L/C memberi konfirmasi penerimaan dokumen dan
sekaligus memberitahukan bahwa si pembeli telah membayar. Dengan
demikian memberi ijin kepada bank pembayar untuk melakukan
pembayaran kepada si penjual. Kemudian semua arsip disimpan.
k) Oleh bank pembayar akan dilakukan pembayaran dengan memperhatikan
diskonto atau perhitungan wesel.

B. Proses dan langkah-langkah L/C: 
1) Negosiasi jual beli
2) Pembeli mengajukan LC
3) Bank memeriksa pengajuan LC nasabah
4) Apabila bank setuju, nasabah wajib setor jaminan
5) LC ditujukan kepada bank penerus
6) Advising Bank meneruskan LC ke produsen
7) Produsen mengirim barang
8) Produsen menyerahkan dokumen pengiriman barang kepada advising
bank
9) Advising bank tidak langsung memberikan pembayaran, sebagai bank
penerus selanjutnya meneruskan penagihan kepada Issuing bank.
10)Issuing bank meneliti keabsahan dokumen dan kesesuaiannya dengan isi
perjanjian
11)Setelah dinyatakan sah maka issuing bank melakukan pembayaran
melalui advising bank.
12) Advising bank meneruskan pembayaran kepada produsen
13) Issuing bank menagih kewajiban pembayaran pembelian barang kepada
buyers
14)Buyers membayar tagihan kepada issuing bank.
Contoh:

Bank Omega – Surabaya menerima perintah dari Bank Omega – Jakarta untuk
meneruskan Sight L/C dalam negeri sebesar Rp. 120.000.000 yang telah
diterbitkan dan ditunjukkan kepada PT. DSK nasabah bank ABC cab Surabaya.
Untuk meneruskan L/C ini, Bank Omega – Surabaya memungut komisi sebesar
Rp. 75.000 dan ongkos sebesar Rp. 15.000 oleh Bank Omega Cab. Surabaya
akan dibukukan sbb:

D: RAK- Cab. Jakarta……………………………………Rp. 120.125.000

K: Pedpt. Komisi…………………………………………Rp. 75.000

K: Pendpt. Ongkos………………………………………Rp. 50.000

K: Kliring………………………………………………….Rp. 120.125.000

Pada saat kliring diterima:

D: Kliring………………………………………………….Rp. 120.000.000

K: BI – Giro……………………………………………….Rp. 120.000.000

Bank Penerbit L/C DN Bank pembayaran L/C DN

Bank Lain Sbg


Bank Pembayar

Beneficiary
4. SAFE DEPOSIT BOX
a. Pengertian Safe Deposit Box (SDB)
Safe Deposit Box atau kotak simpan aman adalah fasilitas pengaman barang
berharga dalam bentuk kotak yang disediakan oleh suatu bank untuk
kepentingan nasabahnya. Kotak tersebut hanya dapat dibuka oleh bank dan
nasabah secara bersama-sama.

Contoh : perhiasan, surat – surat berharga

Keamanan barang-barang berharga tersebut akan terjamin oleh perbankan


karena untuk membuka setiap kotak penyimpanan diperlukan dua kunci  
yaitu :

 Kunci 1 dipegang oleh Bank

 Kunci 2 dipegang oleh penitip barang atau pihak penyewa

Untuk membuka kotak penyimpanan tersebut, tidak semua karyawan Bank


dapat melakukannya akan tetapi hanya orang-orang tertentu saja yang telah
ditunjuk oleh pihak Bank. SDB merupakan transaksi jasa perbankan yang
memberikan pendapatan bagi Bank dimana besar kecilnya pendapatan
tergantung pada lamanya sewa.

Biaya penyimpanan SDB terdiri atas:

a. Biaya sewa

b. Setoran jaminan kunci SDB, ini diperlukan karena untuk mengganti bila
kunci kotak penyimpanan tersebut hilang namun bila sampai selesai
penyimpanan barang berharga ternyata kunci tidak hilang maka setoran
jaminan kunci akan dikembalikan kepada yang berhak ( penitip barang ).

b. Manfaat Safe Deposit Box

 Memberikan keamanan dan kenyamanan

 Menyimpan semua barang-barang berharga


c. Fasilitas Safe Deposito Box

 Dilengkapi dengan teknologi

 Tersedia dalam beberapa ukuran

 Pembayaran sewa Safe Deposito Box langsung 3 tahun

 Diberikan bebas sewa 1 tahun tanpa bayar

d. Persyaratan dan ketentuan Safe Deposit Box

 Diperuntukan bagi perorangan dan badan usaha

 Memiliki rekening

 Mengisi biodata yang diperlukan oleh Bank.

e. Akuntansi Safe Deposit Box

 Pada saat penerimaan sewa


D: Giro
K: Sewa SDB diterima dimuka
K: Setoran Jaminan Kunci SDB
 
 Pada saat berakhirnya sewa
D: Setoran Jaminan Kunci SDB
K: Giro

Contoh soal:

Pada tanggal 1 Juli 2003 Bank Mitra Niaga Semarang menerima permohonan
seorang nasabah bernama Sheika untuk menyimpan barang dan surat berharga
miliknya. Untuk itu, dia menyerahkan setoran jaminan sebesar Rp. 1.500.000,-
secara tunai dan membayar sewa diterima dimuka sebesar Rp. 2.400.000,- untuk
sewa 6 bulan kedepan atas beban Giro Sheika. Masa sewa akan jatuh tempo
pada tanggal 31 Desember 2003.
Jurnal Bank Mitra Niaga Semarang:

1 Juli 2003

D: Kas ………………………………………………… Rp. 1.500.000,-

D: Giro-Sheika…………………………………………Rp. 2.400.000,-

K: Setoran jaminan kunci SDB………………………Rp. 1.500.000,-

K: Pendapatan sewa SDB diterima dimuka………. Rp. 2.400.000,-

31 Juli s/d 30 November 2003

D: Pendapatan sewa SDB diterima dimuka………. Rp. 400.000,-

K: Pendapatan sewa SDB …………………………. Rp. 400.000,-

Dan jurnal pada saat jatuh tempo:

31 Desember 2003

D: Pendapatan sewa SDB diterima dimuka………. Rp. 400.000,-

K: Pendapatan sewa SDB………………………….. Rp. 400.000,-

D: Setoran jaminan SDB……………………………. Rp. 1.500.000,-

K: Giro-Sheika…………………………………………Rp. 1.500.000,-

* Jurnal tanggal 31 Juli s/d 31 Desember 2003 adalah jurnal amortisasi terhadap
pendapatan sewa SDB diterima dimuka.

* Khusus tanggal 31 Desember 2003, disamping jurnal amortisasi juga menjurnal


pelimpahan setoran jaminan yang telah jatuh tempo dengan mengkredit ke
rekening Giro Sheika.
Bila pada akhir periode, ternyata sewa kunci yang dipegang Sheika hilang maka
setoran jaminan tidak akan dikembalikan, namun menjadi hak Bank sebagai
pengganti kunci yang hilang.

Dan jurnalnya sebagai berikut:

31 Desember 2003

D: Setoran jaminan SDB …………………………….Rp. 1.500.000,-

K: Inventaris kantor……………………………………Rp. 1.500.000,-

5. PAYMENT POINT

Salah satu jasa bank untuk melayani masyarakat yang akan melakukan
pembayaran-pembayaran yang relatif rutin dan nilainya relatif kecil, contohnya;
pembayaran rekening listrik, telepon, air dll.

Payment Point disebut juga rekening titipan dan diartikan sebagai rekening
bersyarat, yang sifatnya tidak mengikat bagi bank untuk melakukan kewajiban
kepada individu atau lembaga tertentu yang memberi amanat.

Contoh:

Tanggal 3 Mei 2003, diterima pembayaran dari pelanggan listrik sebesar Rp.
500.000,-

Jurnal 03 Mei 2003

D: Kas…………………………………………………. Rp. 500.000

K: Rekening titipan PLN…………………………….. Rp. 500.000

- pencatatan rekening dimulai saat menerima slip tagihan dari individu atau
lembaga yang memberi amanat.

- Pencatatan tersebut dikelompokkan ke dalam rekening administratif dalam


kelompok kontijensi kewajiban.
- Pada saat selesainya pembayaran (tanggal 20 Mei 2003), hasil tagihan dari
masyarakat dilimpahkan ke giro PLN.

Jurnal 20 Mei 2003

D: Rekening Titipan PLN……………………………. Rp. 500.000

K: Giro - PLN…………………………………………. Rp. 500.000

6. CEK PERJALANAN (TRAVELLERS CHEQUES)

Adalah surat berharga yang diterbitkan dalam valuta Rupiah dengan ciri aman,
terpercaya, praktis dan fleksibel serta dijamin oleh Bank penerbit dengan masa
berlaku tidak terbatas.

- Akuntansi Cek Perjalanan (TC) dimulai saat penerbitan atau penjualan dan
saat pencairan TC, baik yang dijual melalui cabang pembayar maupun
melalui agen.

- Penjualan TC dapat dilakukan secara tunai, beban giro atau dengan


menggunakan warkat yang disetujui Bank.

Contoh:

Penerbitan TC

Nn. Yuyun nasabah Bank Muamalat Jakarta hendak membeli Traveller’s


Cheques (TC) atas beban rekening gironya, sebanyak 20 lembar @ Rp 100.000,-

D : Giro Nn. Yuyun Rp. 2.000.000

K : TC – Rupiah Rp. 2.000.000


Pencairan TC

Nn. Yuyun mencairkan TC pada Bank Muamalat Cabang Padang sebanyak 3


lembar secara tunai

Pada Cab. Padang

D: RAK- Jakarta……………………… Rp 300.000

K: Kas…………………………………. Rp 300.000

Pada Cab. Jakarta

D: TC – Rupiah……………………… Rp 300.000

K: RAK – Padang…………………… Rp 300.000

Penjualan TC oleh Agen

Penjualan kepada agen, Bank akan memberikan potongan yang akan


dibebankan kepada Biaya Komisi.

D: Kas………………………………… Rp 300.000

K: Biaya Komisi……………………… Rp 300.000

K: TC - Rupiah.……………………… Rp 300.000
DAFTAR PUSTAKA

- https://www.google.com/search?q=akuntansi+jasa+bank
- http://id.wikipedia.org/wiki/Bank#Jasa_perbankan
- http://a60377.wordpress.com/2010/04/14/akuntansi-jasa-bank/
- http://dendyraharjo.blogspot.com/2012/12/akuntansi-jasa-bank.html
- http://idhamsyaam.blogspot.com/2012/09/akuntansi-jasa-perbankan_4263.html
- http://ega.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/13589/AKUNTANSI+JASA+BANK.doc
- http://dedew-ofthinkingabout.blogspot.com/2010/04/akuntansi-jasa-bank.html
- http://www.mdp.ac.id/materi/2011-2012-1/EK201/111066/EK201-111066-540-7.ppt
- http://www.4shared.com/office/Hug9IuG5/Presentation_6_Akuntansi_Jasa_.html
- http://ariearjuna.wordpress.com/akuntansi-sumber-dana/
- http://whindhy.wordpress.com/2010/04/14/akuntansi-jasa-perbankan/
- http://dukunhukum.wordpress.com/2012/04/19/tentang-trevel-chek-travels-cheque/

Anda mungkin juga menyukai