Anda di halaman 1dari 32

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Giro
1. Pengertian
Giro adalah simpanan dari pihak ketiga yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, surat erintah pembayaran lainnya
atau dengan cara pemindahbukuan. Bank menetapkan harga dana giro lebih
rendahkarena lama pengendapannya tidak dapat dipastikan secara tepat, dimana
pemilik rekening giro dapat menarik uangnya kapan saja mereka kehendaki.
Penarikan dana giro oleh si pemilik hanya dapat dilakukan dengan cara
perintah tertulis dari si pemiliknya sebagai dasar resmi otorisasi pendebetan
rekening nasabah oleh bank. Penarikan ini dapat dilakukan sewaktu-waktu
nasabah menghendakinya, dimana bank akan menguji kebenaran nomor rekening,
tanda tangan, kecukupan saldo dan informasi lainnya yang diperlukan.
2. Macam-macam Jenis Giro
- Cek
Yaitu “Surat perintah tanpa syarat dari nasabah kepada bank yang
memelihara rekening giro nasabah tersebut, untuk membayar sejumlah uang
kepada pihak yang disebut di dalamnya atau kepeda pemegang cek tersebut”.
Macam-macam cek,diantaranya :
a. Cek atas nama
Cek yang diterbitkan atas nama seseorang atau badan hukum
tertentu yang tertulis jelas di dalam cek tersebut.
b. Cek atas unjuk
Kebalikan dari cek atas nama. Di dalam cek tidak tertulis nama
seseorang atau badan hukum.
c. Cek silang
Cek yang dipojok kiri diberi tanda dua tanda garis sejajar, sehingga
cek tersebut tidak dapat ditarik tunai melainkan pemindahbukuan.

1
d. Cek mundur
Cek yang diberi tanggal mundur dari tanggal. Hal ini biasanya
terjadi karena kesepakatan antara pemberi dan penerima cek.
e. Cek kosong Atau blank cheque
Merupakan cek yang penarikkannya melebihi saldo yang ada.

- Bilyet Giro
Yaitu “Surat perintah dari nasabah kepada bank yang memelihara
giro nasabah tersebut, untuk memindahbukukan sejumlah uang dari rekening
yang bersangkutan kepada pihak penerima yang disebutkan namanya atau
nomor rekening pada bank yang sama tau bank lainnya”.
Syarat-syarat yang berlaku untuk BG agar pemindahbukuannya dapat
dilakukan antara lain :
- pada surat cek tertulis perkataan “Bilyet Giro” dan nomor seri
- surat harus berisi perintah tak bersyarat untuk memindahbukukan
sejumlah uang tertentu atas beban rekening yang bersangkutan
- nama bank yang harus membayar (tertarik)
- nama penerima dana dan nomor rekening
- nama bank penerima dana
- jumlah dana dalam angka dan huruf
- penyebutan tanggal dan tempat cek dikeluarkan
- tanda tangan dan atau cap perusahaan.

Masa berlaku dan tanggal berlakunya BG juga diatur sesuai dengan


persyaratan yang telah ditentukan seperti :
- masa berlakunya adalah 70 hari terhitung mulai tanggal penarikannya
- bila tanggal efektif tidak ada maka tanggal penarikan berlaku sebagai
tanggal effektif
- bila tanggal efektif tidak ada maka tanggal efektif berlaku sebagai
tanggal penarikan
- dan persyaratn lainnya.

2
3. Sifat Rekening
Rekening giro merupakan hutang jangka pendek bank yang harus disajikan
dalam hutang lancar. Setiap kali terjadi mutasi pertambahan rekening giro nasabah
akan dibukukan disebelah kredit dan setiap kali terjadi pengurangan rekening giro
akan dibukukan disebelah debet. Dengan demikian saldo normal rekening giro
adalah sebelah kredit. Apabila saldo suatu rekeninggiro nasabah berada pada sisi
debet, maka rekening tersebut bersaldo negatif yang lazimnya di dunia perbankan
dikenal dengan saldo merah atau terjadi overdraft. Jika terjadi saldo egatif, maka
pemegang giro tidak dapat lagi menarik dananya dan kepadanya tidak diberikan
bunga atau jasa giro, melainkan akan dibebankan sejumlah biaya atau beban
bunga yang harus dilunasi oleh nasabah yang bersangkutan. Biaya bunga ersebut
memperbesar saldo debet rekening giro yang bersangkutan.

4. Pembukuan Transaksi Giro


Transaksi giro yang dibukukan oleh suatu bank dapat terjadi dari peristiwa
seperti: setoran nasabah, baik tunai maupun kliring, setoran dari transfer,
embebanan karena amanat nasabah,dan lainnya.
a. Transaksi Pembukaan Rekening Giro dan Penyetoran
Setelah memenuhi segala persyaratan pembukaan rekening giro, seorang
calon nasabah diminta untuk segera menyetor sejumlah uang tertentu sebagai
setoran pertama.

b. Penyetoran Kliring
Apabila Hermawan kemudian menyerahkan sebuah cek giro Bank ABC
untuk disetorkan ke dalam rekening gironya, oleh Bank Omega akan dibukukan
sebagai transaksi kliring. Pengkreditan ke dalam rekening giro Hermawan akan
dilakukan setelah hasil kliring tersebut dinyatakan berhasil. Untuk menampung
pengkraditan sementara biasanya dikreditkan ka dalam warkat kliring. Warkat
kliring ini dianggap sebagai warkat debet keluar.

c. Penyetoran Melalui Transfer

3
Apabila hermawan menerima transfer dari seorang rekannya nasabah Bank Surya
sebesar Rp 5.000.000, oleh Bank Omega akan dibukukan sebagai berikut :

D : BANK LAIN-LAIN Rp 5.000.000


K : GIRO-REKENING HERMAWAN Rp 5.000.000

Transfer yang diterima oleh Hermawan dapat saja dari seorang nasabah Bank
Omega lainnya.

5. Penarikan
Penarikan rekening giro dapat dilakukan setiap saat setelah memenuhi
persyaratan tertentu. Jenis penarikan kredit antara lain dapat berupa : penarikan
tunai, penarikan dengan memberikan amanat kepada bank, penarikan kliring dan
lainnya.
Dengan adanya penarikan tunai ini, maka rekening giro Hermawan akan
berkurang dan dengan demikian perhitunngan jasa giro yang diperhitungkan untuk
keuntunngan Hermawan juga berkurang.
a. Penarikan secara Kliring
Penarikan secara kliring dilakukan oleh nasabah dengan cara menerbitkan
cek untuk disetorkan kepada seseorang yang merupakan nasabah bank lain.
b. Penarikan dengan Amanat
Seringkali seorang nasabah memberikan amanat kepada banknya untuk
memindahkan sejumlah dana atas rekening gironya. Pemberian amanat ini harus
tertulis dan disahkan oleh pejabat bankk yang bersangkutan.
Dalam hubungan transfer antar cabang akan tercipta hubungan antar
kantor yang akan ditampung dalam Rekening Antar Kantor (RAK). Rekening ini
bersifat reciprocal, yaitu bila satu pihak mendebit, maka pihak lainnya akan
mengkredit. Dengan demikian, RAK ini akan nihil dalam laporan keuangan
konsolidasi.

4
6. Penambahan atau pengurangan Lainnya
a. Perhitungan Bunga Giro
Seorang nasabah giro, apabila masih memiliki saldo kredit selama periode
perhitungan bunga atau jasa giro, akan diberikan sejumlah bunga giro.
Perhitungan bunga giro dilakukan atas saldo rata-rata terendah dari mutasi setiap
bulan. Pembukuan langsung dibukukan atas keuntungan nasabah yang
bersangkutan.
Contoh perhitungan bunga giro untuk Tn. Hermawan, nasabah Bank Omega
cabang Jakarta, dapat diilustrasikan sebagai berikut :
BANK OMEGA
Cabang Jakarta

Rekening Koran
Per 30 November 19xx
Nomor Rekening: 01820008912
Nama : Hermawan Suku Bunga : 12 %pa
Alamat : Jl. Duta II/1 Jakarta Selatan
Tgl Mutasi Debet Kredit Saldo
1/11 Setor Tunai 100.000.000 100.000.000
6/11 Setor Kliring 10.000.000 110.000.000
8/11 Tarik Tunai 15.000.000 95.000.000
11/11 Setor Transfer 5.000.000 100.000.000
15/11 Tarik Kliring 4.000.000 96.000.000
20/11 Tarik Transfer 2.000.000 94.000.000
30/11 Bunnga Giro 973.666 94.973.666
Keterangan :

Pimpinan Cabang

SE & O ...........

5
 Perhitunngan bunga giro bila diterapkan saldo terendah bulan
November 19xx
Bunga Tahunan 12 %
Bunga Bulanan 1,00 %
Perhitungan bunga = 1,00 % x Rp 94.000.000 = Rp 940.000
 Bila perhitungan bunga giro berdasarkan lamanya pengendapan dana :
Tanggal Saldo Lamanya Bunga
1-6 100.000.000 5 Hari 166.667
6-8 110.000.000 2 Hari 73.333
8-11 95.000.000 3 Hari 95.000
11-15 100.000.000 4 Hari 133.333
15-20 96.000.000 6 Hari 192.000
20-30 94.000.000 10 Hari 313.333
Jumlah Bunga 973.666

 Bila perhitungan bunga dilakukan berdasarkan saldo rata-rata setiap


bulannya, maka diperoleh perhitungan sebagai berikut :
Saldo rata-rata perbulan Rp 99.160.000
Bunga sebulan Rp 991.600
Metode mana yang akan diterpkan oleh Bank Omega dapat diputuskan
sendiri berdasarkan pengalaman bank, hal yang akan mempenngaruhi bunga ini
adalah fluktuasi dr saldo rekening giro. Dalam hal ini harus diketahui perilaku
pergerakan saldo giro, baik menurun maupun meningkat setiap bulannya
sebagai dasar pemilihan metode perhitungan bunga.
Pembukuan Jasa Giro
Karena Bank Omega memilih perhitungan bunga atas dasar lamanya dana
mengendap, bunga giro Rp 973.666 tersebut akan dibukukan sebagai berikut :

D : BUNGA GIRO Rp 973.666,7


K : GIRO-REKENING HERMAWAN Rp 973.666,7

6
2.2 Tabungan
Tabungan merupakan simpanan masyarakat yang penarikannya dapat
dilakukan oleh si penabung sewaktu-waktu dikehendaki. Tabungan yang dimiliki
oleh bank-bank dewasa kini berbeda dengan Tabungan Pembangunan Nasional
(Tabanas) beberapa tahun yang lampau. Produk tabungan yang sekarang dijual
oleh bank-bank memiliki suku bunga yang relatif cukup tinggi sebagai cerminan
dari adanya persaingan ketat dalam mengumpulkan dana masyarakat.
Tabungan merupakan hutang bank kepada masyarakat, dalam hal ini pemilik
tabungan dan dikelompokkan kedalam hutang jangka pendek dalam neraca. Tidak
adanya batasan jangka waktu tabungan dan penarikan yang dapat dilakukan
sewaktu-waktu menyebabkan tabungan harus digolongkan ke dalam hutang
jangka pendek.
Setiap bank memiliki jenis tabungan yang berbeda-beda. Perhitungan suku
bunga, pemberian hadiah, tata cara penyetoran dan penarikannya juga berbeda
bagi setiap bank. Produk tabungan ini dapat dijadikan alat promosi bagi yang
menawarkannya. Promosi dapat disalurkan dalam bentuk suku bunga, hadiah yang
menarik, kemudahan fasilitas dan lain sebagainya.
Akuntansi Untuk Tabungan
Transaksi tabungan meliputi :
1. Pembukaan dan Penyetoran
Pembukaan rekening tabungan lazimnya jauh lebih sederhana dari proses
pembukaan rekening giro. Nasabah hanya diminta untuk mengisi formulir
pembukaan tabungan yang memuat data pribadi calon nasabah, kemudian nasabah
diberikan sebuah passbook, untuk mencatat segala transaksi yang menyangkut
rekeningnya. Lazimnya penyetoran pertama dilakukan cabang dimana si nasabah
membuka rekening.
2. Penyetoran antar Cabang
Seorang nasabah dapat saja melakukan penyetoran untuk keuntungan
rekeningnya di cabang lain. Dalam transaksi seperti ini, akan tercipta adanya
hubungan antar cabang antara cabang penerima setoran dan cabang penerbit
rekening tabungan.

7
Untuk transaksi antar cabang ini, issue yang timbul adalah masalah
keamanan transaksi yang erat kaitannya dengan sistem proses pembukuan atau
akuntansi pada bank yang bersangkutan. Bagi bank yang pengoperasiannya
dilakukan dengan media komputer dan dapat berhubungan langsung antara cabang
on-line processing), issue keamanan transaksi tidak begitu besar dibanding
dengan bank yang pengoperasiannya secara masih manual atau belum beroperasi
secara on-line.
Bank memproses transaksi secara on-line dengan cabang-cabang lainnya,
akan tercipta hubungan antara kantor yang diproses dengan sebuah komputer
pusat (host komputer). Hubungan ini nantinya akan terlihat dalam neraca harian
setiap cabang. Pemberian kode transaksi seperti ini akan dilakukan dengan
komputer dan penomorannya harus unik.
Bank memproses transaksi secara off-line dengan cabang-cabang lainnya,
perlu menciptakan sistem pengkodean transaksi. Karena transaksi penyetoran
antar cabang tidak dapat langsung mengkredit rekening nasabah tabungan di
cabang penerbit, bank harus menciptakan sistem internal control yang unik dan
efektif.
Lazimnya, internal control tersebut dengan cara langsung mencetak
transaksi penyetoran dengan penomoran kode khusus pada passbook nasabah.
Atas dasar kode transaksi ini akan diuji kebenarannya oleh cabang lain dimana si
nasabah hendak melakukan transaksi lainnya, khususnya penarikan. Dengan
demikian, apabila ada transaksi penyetoran dan penarikan antar cabang yang
dilakukan dengan hari yang sama, maka alat kontrol yang dijadikan dasar
pengesahan adalah pencatatan data transaksi dalam passbook. Proses transaksi
hubungan antar cabang secara on-line dapat dilukiskan sebagai berikut :

8
Pemrosesan secara On-line & Off-line
On-line

CabangPenerimaS CabangPenerbit
etoran Tabungan

CPU CPU CPU

SetoranN Proses Host Proses Up-to-the


asabah Transaksi Transaksi second

MengkreditCabangPene MendebetCabangPenerimaSe
rbitdanPassbook torandanRek.Nas.

9
Off-line

Cabang Penerima Cabang Penerbit


Setoran Tabungan

Trans. Setoran

Proses
Proses

Meng- Kredit Meng- Kredit


kredit Nota kredit Nota
Passbook KeCabang Passbook KeCabang
Nasabah Penerbit Nasabah Penerbit

3. Penarikan
Penarikan tabungan pun dapat dilakukan pada dan bukan pada cabang
penerbit. Bila dilakukan pada cabang penerbit, bank langsung akan mendebet
rekening nasabah yang bersangkutan beserta dengan passbooknya.
Bila penarikan tabungan dilakukan pada cabang bukan penerbit,
pengkodean transaksi yang unik diperlukan. Bila pemrosesan transaksi antar
cabang dilakukan secara on-line, rekening nasabah yang bersangkutan dapat
langsung didebet melalui media komputer yang beroperasi secara on-line. Pada
bank yang pemrosesannya dilakukan secara off-line, akan memerlukan
pengamanan transaksi yang efektif. Lazimnya dilakukan dengan penomoran
transaksi yang unik. Cabang pembayar akan segera mengirimkan nota pembukuan
kepada cabang penerbit tabungan dimana dipelihara rekening nasabah yang
bersangkutan.

4. Perhitungan Bunga

10
Dasar perhitungan suku bunga dapat dihitung baik secara floating maupun
dari saldo tetap dan dilakukan setiap akhir bulan. Perhitungan dengan saldo tetap
biasanya diambil saldo rata-rata minimum dalam sebulan. Cara ini dapat
merugikan atau menguntungkan nasabah maupun bank. Bila saldo nasabah
cenderung meningkat selama sebulan, perhitungan bunga dengan saldo rata-rata
dapat merugikan nasabah dan menguntungkan pihak bank. Sebaliknya, apabila
saldo tabungan nasabah cenderung turun selama sebulan, perhitungan bunga
dengan saldo rata-rata dapat menguntungkan nasabah dan merugikan bank. Hal ini
bergantung dari perubahan saldo.
Cara lain dalam perhitungan bunga secara floating dilakukan atas dasar
lamanya dana mengendap dalam bank. Lamanya saldo mengendap akan
diperhitungkan dengan suku bunga yang berubah-ubah selama satu periode
tertentu, lazimnya satu bulan. Dalam perhitungan ini, bank harus menghitung
dengan cermat besarnya beban tugas atas dasar lamanya hari dan besarnya saldo
mengendap. Karena perhitungan yang cukup rumit, lazimnya dipergunakan
komputer.

Dengan memperhatikan rata-rata banyaknya hari dan besarnya saldo yang


mengendap dalam rekening tabungan Tn. E pada Bank Omega selama Bulan
Agustus 19xx, akan diperhitungkan besarnya bunga dari hari ke hari atas dasar
suku bunga yang berlaku selama bulan Agustus 19xx.
Bunga bulan Agustus ini akan dibebankan menjadi beban atau biaya
selama bulan Agustus dan harus diantisipasikan pada akhir bulan Agustus, dengan
cara mengkredit rekening nasabah yang bersangkutan. Proses ini dikenal dengan
antisipasi biaya bunga.
Dengan menerapkan metode perhitungan bunga secara floating ini,
besarnya bunga yang dibayarkan oleh Bank Omega akan mendekati atau sama
dengan yang sebenarnya dan tidak bias, seperti bila dipakai saldo rata-rata
terendah dalam satu bulan.

11
5. Penutupan Rekening
Penutupan rekening seorang nasabah tabungan harus dilakukan pada
cabang penerbitnya, karena seluruh proses penutupan harus diketahui dan
disetujui oleh bank penerbit tabungan yang bersangkutan.
Sebagai contoh :
Apabila kemudian pada tanggal 01 September 19xx, Tn. E datang untuk menutup
rekening tabungannya, maka Bank Omega – Jakarta akan membukuan sebagai
berikut :

D : Tabungan Rekening Tn. E ……………….……………….. Rp. 12.927.331


K : Kas ………………………………………………………… Rp. 12.927.331

Dengan dibukukannya ayat jurnal diatas, saldo rekening tabungan Tn. E, tidak
akan tampak lagi dalam perincian rekening tabungn di neraca.

TABUNGAN LAINNYA
Produk nasional lain dari Bank Indonesia adalah Tabungan Pembangunan
Nasional dan Tabungan Asuransi Berjangka atau TASKA. Hal ini dapat diuraikan
seperti di bawah ini.
 Tabungan Pembangunan Nasional atau Tabanas
Tabungan Pembangunan Nasional atatu Tabanas ditetapkan berdasarkan
Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 4/8/Kep.Dir. tanggal 15 Juli
1971. Jenis tabungan ini sudah jarang sekali dijual oleh bank – bank umum
karena suku bunganya dianggap kurang menarik bagi masyarakat pemilik dana.
Oleh sebab itu, bagi bank-bank yang masih menjual Tabanas, dapat
menyesuaikan sendiri suku bunganya dengan suku bunga pasar. Tata cara
pembukaan Tabanas pada prinsipnya sama dengan tabungan biasa. Perhitungan
bunga Tabanas lazimnya dihitung dari saldo terendah selama sebulan dan
penarikannya hanya dapat dilakukan beberapa kali dalam sebulan.
 Tabungan Asuransi Berjangka (TASKA)

12
Tabungan Asuransi Berjangka atau biasa disingkat TASKA mempunyai
keunikan dalam unsur asuransinya, yaitu dimana ada jaminan bagi si pemilik
bila yang bersangkutan tutup usia, maka seluruh haknya akan dipenuhi oleh
Bank Indonesia melalui bank penyelenggara. TASKA diterbitkan berdasarkan
Surat Keputusan dan Edaran dari Bank Indonesia, sebagai berikut :
a. No. 4/8 Kep. Dir. Tanggal 5 Juni 1971
b. No. 4/32 Kep. Dir. Tanggal 22 Maret 1972
c. No. 9/96 Kep. Dir./UPUM Tanggal 13 Januari 1977
d. No. 10/55 Kep. Dir./UPUM Tanggal 20 Juli 1977
e. Surat Edaran Bank Indonesia No. 10/5/UPUM Tanggal 20 Juli 1977

Jenis jangka waktu dan nominal TASKA juga sudah diatur dengan
menerbitkan beberapa seri, yaitu seri A, B dan C. Untuk Seri A, bernilai nominal
Rp. 6.300 dengan jangka waktu satu tahun. Untuk Seri B, bernilai nominal
kelipatan seri A dengan minimal Rp. 12.600 dan maksimal sebesar Rp. 504.000
pada jangka waktu satu tahun. Untuk Seri C, terdiri dari 10 seri, seri C1 sampai
dengan seri C10, dengan jangka waktu 3 (tiga) tahun dengan jumlah angsuran
tetap yang bervariasi untuk tiap seri, mulai dari Rp. 1.000 sampai dengan Rp.
10.000 dan suku bunganya sebesar 9 persen (9%) setahun.
TASKA ini sudah tidak mampu lagi bersaing dengan produk perbankan
lainnya, termasuk tabungan dan produk-produk yang dikeluarkan oleh perusahaan
asuransi. Oleh sebab itu, mungkin sudah jarang sekali dalam suatu bank masih
dipelihara rekening TASKA.

13
2.3 Simpanan Berjangka
1) Pengertian
Salah satu dana bank yang harga atau biayanya cukup tinggi dibandingkan
dana giro adalah simpanan berjangka, atau lebih dikenal dengan deposito
berjangka. Simpanan berjangka merupakan simpanan masyarakat yang
penariknya dapat dilakukan setelah jangka waktu yang telah disetujui berkhir.
Dana simpanan berjangka pada bank-bank memeperlihatkan arah yang
meningkat semenjak dikeluarkannya Peket Kebijakan 1 Juni 1983 yang
memberikan kebebasan kepada bank-bank untuk menetapkan suku bunga. Bahkan
semenjak itu dirasakan semakin melimpah dana yang berhasil diserap oleh bank-
bank sehingga tidak heran apabila ada bank yang memiliki aktiva likuid
berlebihan (over liquid).
Dengan dikeluarkannya Paket Oktober 1988, yang memberikan peluang
kepada pihak swasta dan lainnya untuk memasuki bisnis perbankan, semakin
terjadi persaingan yang ketat dalam menyerap dana masyarakat. Kebanyakan dana
yang berhasil diserap oleh sektor perbankan mengakibatkan semakin
melimpahnya dana sebagai akibat dari harga yang cukup tinggi yang bank
bersedia untuk membeli.
Sebelum dikeluarkannya Paket Kebijakan 1 Juni 1983, deposito yang
mengendap di bank-bank adalah deposito atas dasar instruksi Presiden nomor 28
tahun 1968. Deposito Inpres ini memiliki suku bunga tidak sebesar suku bunga
yang ada sekarang.

2) Penggolongan Simpanan Berjangka


Dari sudut pandang akuntansi, simpanan berjangka yang dicatat dalam proses
akuntansi bank sebaiknya digolongkan menjadi paling tidak dua jenis, yaitu yang
akan jatuh waktu pada tahun depan atau paling tidak setahun yang aka datang, dan
yang masih akan jatuh waktu lebih dari setahun.
Penggolongan simpanan berjangka yang kurang dari setahun ini disebut
sebagai simpanan jangka pendek dan harus digolongkan kedalam kelompok

14
hutang lancar suatu bank. Sedangkan yang akan jatuh tempo lebih dari setahun
disebut sebagai simpanan berjangka panjang dan harus digolongkan kedalam
kelompok hutang jangka panjang suatu bank.
Terhadap kelompok simpanan berjangka panjang, atau yang akan jatuh tempo
lebih dari setahun, tetap harus diperhatikan kapan ia akan jatuh tempo dalam dua
belas bulan mendatang dimana harus digolongkan menjadi hutang jangka pendek.
Tujuan penggolongan dan penyajian dalam laporan keuanagn adalah untuk
menyajikan secara wajar posisi hutang jangka panjang dan pendek. Tujuan ini
sangat diperlukan oleh suatu bank dalam rangka assets-liability management yang
berguna untuk menyajikan informasi mengenai jatuh tempo simpanan berjangka
sebagai dasar untuk mengelola likuiditas suatu bank. Tanpa adanya penggolongan
jatu tempo yang benar, suatu bank akan menghadapi kesulitan dalam mengelola
likuiditasnya.
Simpanan berjangka yang jangka waktunya 24 bulan akan menjadi hutang
jangka pendek bila sisa jangka waktunya selama 12 bulan.

3) Akuntansi
Akuntansi untuk mencatat transaksi simpanan berjangka ini meliputi transaksi
pembelian simpanan berjangka, perhitungan dan pembukuan bunga, pencairan
simpanan berjangka pada saat jatuh tempo, dan perpanjangan simpanan berjangka
secara rollover.

a. Pembukuan simpanan berjangka


Contoh soal:
Tn. A membuka simpanan kepada bank Omega – Jakarta dengan membayar
sebesar Rp. 35.000.000,- jangka waktu selama 3 bulan, bunga dibayarkan 21%
setahun, dibayarkan pada saat jatuh bunga. Pada saat pembukuan rekening
simpanan berjangka, oleh bank akan dicatat sebagai berikut:

15
Kas Rp. 35.000.000
Simpanan Berjangka 3 bulan
rekening Tn. A Rp.35.000.000
b. Perhitungan Bunga :
Berdasarkan contoh diatas pada tanggal jatuh tempo bunga bulan pertama,
bank Omega – Jakarta menyisihkan beban bunga sebagai berikut:
Tn. A = 1/12*21%*Rp.35.000.000 = Rp. 612.500
Jurnal untuk mencatat transaksi ini sebgai berikut:

Biaya bunga simpanan berjangka Rp. 612.500


Biaya bunga yang akan dibayar
Bunga simpanan berjangka Rp. 612.500

Pada saat Tn. A datang hendak mencairkan bunga simpanan berjangka:


Tn. A untuk keuntungan rekening gironya. Ayat jurnal untuk mencatat transaksi
ini dijabarkan sebagai berikut:

Biaya bunga yang dibayar


Bunga simpanan berjangka Rp. 612.500
Giro – Rekening Tn.A Rp. 612.500

Pada akhir tahun buku, biaya ini ditutup kedalam rekening laba-rugi dengan jurnal
sebagai berikut:

Ikhtisar laba-rugi Rp. 612.500


Biaya bunga simpanan berjangka Rp. 612.500

c. Pencairan simpanan berjangka yang telah jatuh waktu


Simpanan berjangka sesuai dengan perjanjiannya, baru dapat dicairkan
oleh si pemegang pada saat jatuh waktu. Bagi simpanan berjagka yang telah jatuh
tempo tapi belum dicairkan oleh si pemegang, sebaiknya oleh bank memisahkan

16
rekening ini kedalam kelompok simpanan berjangka yang sudah jatuh tempo dan
dijabarkan sebagai hutang jangka pendek karena sifatnya yang sewaktu-waktu
dapat dicairkan oleh si pemegang.
Tujuan dari penyajian ini adalah untuk mendukung penyajian dalam
laporan keuangan yang dapat dipergunakan untuk tujuan analisis keuangan
pengelolaan likuidasi bank.
Sebagai contoh Tn. A pada contoh diatas, simpanan berjangkanya telah jatuh
tempo dan belum dicairkan olehnya maka Bank Omega akan memisahkan
rekening ini bersama-sama dengan rekening lainnya dengan membukukan:

Simpanan berjangka – 3 bulan Rp. 35.000.000


Simpanan berjangka yang telah
Jatuh tempo – rekening Tn. A Rp. 35.000.000

Rekening simpanan berjangka yang telah jatuh tempo akan tetap tampil
atau outstanding pada neraca hingga pemilik rekening yang bersangkutan datang
untuk mencairkannya. Pada saat pemegang simpanan berjangka ini datang untuk
mencairkan simpanan berjangkanya dalam hal ini Tn. A, maka Bank harus
mendebet akun simpanan berjangka yang telah jatuh tempo – rekening Tn. A

d. Pencairan simpanan berjangka yang belum jatuh tempo


Dalam kasus seperti ini, bank seharusnya memberikan suku bunga yang
berbeda dari suku bunga yang telah disepakati semula atau yang telah dicatat
dalam sertifikat simpanan berjangka.
Pemegang rekening simpanan berjangka akan dikenakan denda (pnalty).
Penalty merupakan selisih antara bunga yang seharusnya dibayarkan dengan
mempergunakan suku bunga baru kepada si pemegang rekening dengan bunga
yang telah dibayarkan kepada si pemegang rekening.
Penalty, dalam pencatatan akuntansi akan diberlakukan sebagai
keuntungan bank yang akan digolongkan sebagai rekening pendapatan
operasional lainnya. Sebagi contoh Tn. A, telah memiliki rekening simpanan

17
berjnagka selama 2 bulan, kemudian hendak mencairkan rekeningnya dalam
bentuk kas dan Bnak Omega memberikan bunga 17% kepadanya, maka bank
Omega akan mencatat sebagai berikut :
18%*2/12*Rp 35.000.000 = Rp. 1.050.00
Bunga yang seharunya akan dibayarkan
21%*2/12*Rp 35.000.000 = Rp. 1.837.500
Jumlah yang seharusnya dikembalikan = Rp 787.500

Pada saat Tn. A datang untuk mencairkannya maka harus dikenakan penalty
terlebih dahulu yaitu sebesar Rp. 787.500 dan bank Omega harus mencatatnya
sebagai berikut:

Simpanan berjangka 3 bulan –


Rekening Tn. A Rp. 35.000.000
Pendapatan operasional lainnya Rp. 787.500
Kas Rp. 34.212.500

e. Perpanjangan simpanan berjangka secara automatic rollover


Simpanan berjangka memiliki bunga yang lazimnya dibayarkan
dibelakang, artinya saat jatuh waktu atau jatuh bunga (setiap bulannya).
Alternative lain adalah membayar seluruh bunga dimuka, yaitu pada saat nasabah
membayar pembelian simpanan berjangka.
Dalam simpanan berjangka yang bunganya dibayarkan dimuka kepada si
pembeli akan dibayarkan sejumlah bunga yang akan diperhitungkan dengan
besarnya penyetoran atau pembayaran yang harus dilakukan oleh nasabah untuk
membeli simpanan berjangka tersebut.
Bunga yang dibayarkan dimuka tersebut belum berhak menjadi dan
dibebankan sebgai biaya. Bunga ini kan dibukukan sebagai biaya yang dibaya
dimuka (prepaid) dan dicatat dalam rekening “ bunga yang dibayar dimuka” yang
disajikan dalam neraca aktiva lancer. Rekening bungan yang dibayar dimuka akan
dialokasikan kedalam laba-rugi setiap saat tanggal jatuh bunga.

18
Sebagai contoh Tn . A membeli simpanan berjangka dari bank Omega –
Jakarta dengan nilai nominal sebesar Rp. 30.000.000, bunga dibayarkan dimuka
sebesar 24% setahun dan jangka waktu 3 bulan. Pembayaran dilakukan secara
tunai. Pada saat terjadi transaksi pembelian, bank Omega Jakarta
memperhitungkan nilai tunai pembelian sebagai berikut:

Nilai nominal simpanan berjangka = Rp. 30.000.000


Bunga yang dibayarkan dimuka
24%*3/12*Rp. 30.000.000 = Rp. 1.800.000
Jumlah yang diterima oleh bank = Rp. 28.200.000

Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalh sebagai berikut:


Kas Rp. 28.200.000
Biaya yang harus dibayar dimuka
Bunga simpanan berjangka Rp. 1.800.000
Simpanan berjangka 3 bulan –
Rekening Tn. A Rp. 30.000.000

Biaya yang dibayar dimuka ini harus dialokasikan secara periodik, paling
tidak setiap bulan, ke dalam rekening laba rugi untuk mendapatkan gambaran
biaya dan pendapatan yang wajar setelah melaksanakan konsep matching.
Besarnya alokasi biaya setiap bulan kedalam laba-rugi akan ditentukan
lamanya waktu atau jangka waktu simpanan berjangka tersebut, dalam contoh Tn.
A diatas lamanya jangka waktu simpanan berjangka adalah 3 bulan, maka jumlah
biaya yang dibayar dimuka sebesar Rp. 1.800.000 harus dialokasikan selama 3
bulan dengan cara membaginya (Rp. 1.800.000 / 3 bulan) sehingga akan diperoleh
pengalokasian biaya sebesar Rp. 600.000 untuk setiap bulannya.
Pada tanggal jatuh bunga setiap bulannya, diadakan alokasi pembebanan
biaya kedalam rekening laba-rugi dengan jurnal sebagai berikut:

Biaya bunga – simpanan berjangka Rp. 600.000

19
Biaya yang dibayar dimuka –
Bunga simpanan berjangka Rp. 600.000
Jurnal ini akan di lakukan selama 3 bulan mendatang hingga simpanan berjangka
tersebut jatuh tempo.

f. Pencairan simpanan berjangka yang dibayar dimuka


Pada prinsipnya pencairan simpanan berjangka yang bunganya telah
dibayarkan dimuka apabila hendak dicairkan sebelum atau sesudah jatuh waktu
akan sama dengan simpanan berjangka yang bunga dibayar setiap tanggal jatuh
bunga seperti yang telah dibahas diatas.

g. Pencairan simpanan berjangka yang pemegang tutup usia


Untuk proses penyelesaian pencairan simpanan berjangka yang pemiliknya
tutup usia, penyelesaian akan dipengaruhi oleh berapa lama simpanan berjangka
tersebut telah outstanding.
Apabila pencairan dilakukan sebelum jatuh waktu, akan dikenakan denda
sebagaimana pencairan dilakukan sebelum jatuh waktu. Penyerahan hasil
pencairan simpanan berjangka ini akan ditunjukan kepada ahli warisnya.

20
2.4 Traveller’s Cheques Dalam Valuta Rupiah
Travellers Cheques atau Cek perjalanan adalah sumber dana yang paling
murah atau tidak berbunga dan memiliki unsur promosi yang tinggi. Travelle’rs
cheques lazimnya diterbitkan dalam valuta asing yang dapat dipergunakan
diseluruh dunia dalam lalu lintas pembayaran, namun di Indonesia juga
diterbitkan traveller’s cheques dalam valuta rupiah.
Traveller’s cheques merupakan warkat berharga atas nama yang diterbitkan
oleh suatu bank yang pencairannya dapat dilakukan kapan saja, dimana saja, dan
hanya oleh orang yang memiliki dan namanya tercantum diatas TC tersebut.

Akuntansi Untuk TC
Akuntansi untuk mencatat transaksi yang timbul dari traveller’s cheques
meliputi : penjualan dan pencairan TC, yang mana keduanya dapat dilakukan baik
di bank cabang penerbit, agen penjual, maupun di kantor cabang penerbit.
Unsur pengamanan TC adalah nomer seri yang tercetak pada setiap lembar TC
(preprinted numbers)

Penerbitan TC
Dalam penerbitan, setiap TC yang telah diterbitkan akan dipelihara oleh bank
yang menerbitkannya. Rekening ini akan tetap outstanding dalam neraca selama
TC belum dicairkan. TC yang telah diterbitkan tidak memiliki jatuh waktu atau
kadarluarsa.
Sebagai contoh Ny. Sita nasabah Bank Omega - Jakarta hendak membeli TC
atas beban rekening gironya jumlah TC yang di beli terdiri dari pecahan sebagai
berikut : 80 lembar @ Rp. 10.000; 5 lembar @Rp. 1.000.000. Pada saat penjualan
TC oleh Bank Omega – Jakarta akan dicatat dengan ayat jurnal sebagai berikut.
Giro - Rekening Ny .Sita Rp. 5.800.000
TC - Rupiah Rp. 5.800.000

21
Pencairan TC Dibukan Cabang Penerbit Dilakukan Oleh Sipemilik
Pencairan TC yang dilakukan bukan pada bank bukan cabang penerbit, akan
tercipta adanya hubungan rekening Koran, yang lazimnya dibukukan kedalam
rekening antar kantor (RAK), rekening ini sifatnya reciprical.
Sebagai contoh apabila Ny. Sita mencairkan TC pada Bank Omega
Cab.Surabaya sebanyak 3 lembar @Rp. 100.000 secara tunai. Oleh Bank Omega-
Cab.Surabaya akan dibukukan dengan ayat jurnal sebagai berikut :
RAK-Cab.Surabaya Rp. 300.000
Kas Rp. 300.0000

Bank Omega Cab.Surabaya setelah melakukan pembayaran kepada Ny. Sita


akan segera mengirimkan warkat TC tersebut kepada penerbitnya yaitu cabang
Jakarta. Oleh Bank Omega Cab.Jakarta, setelah menerima warkat TC tersebut,
akan dibukukan dengan ayat jurnal sebagai berikut
TC - Rupiah Rp. 300.000
Rak - Cab.Surabaya Rp. 300.000

Pencairan TC Pada Bukan Cabang Penerbit Yang Dilakukan Oleh Pihak


Ketiga (Bukan Si pemilik)
Pada prinsipnya seluruh TC dapat langsung dicairkan. Pencairan yang
langsung ini hanya dapat dilakukan apabila TC langsung dicairkan oleh pemilik.
Apabila TC dicairkan bukan oleh sipemilik, maka kepada cabang pembayar tidak
dapat langsung melakukan pembayaran, tetapi harus terlebih dahulu melakukan
inkaso atau penagihan kepada cabang penerbit setelah diteliti keabsahannya.
Sebagai contoh apabila Bank Omega - Cab.Bandung menerima setoran untuk
keuntungan rekening Toko Anda, nasabah giro, berupa warkat TC atas nama Ny.
Sita yang telah diserahkan dan ditandatangani olehnya atas pembelian sejumlah
barang. Besarnya TC sebanyak 30 lembar @Rp. 10.000 dan 1 lembar @Rp.
1.000.000 oleh Bank Omega - Cab.Bandung warkat TC tersebut terlebih dahulu
harus diinkasokan ke cabang Jakarta yang akan dibukukan dengan ayat jurnal
sebagai berikut :

22
K : Rekening Administratif Rupiah –
Warkat TC Yang Di Inkaso Rp. 1.300.000

Setelah hasil inkaso kepada cabang Jakarta dinyatakan berhasil, oleh Bank
Omega – Cab.Bandung akan dibebankan komisi inkaso sebesar Rp. 25.000 yang
akan dibebankan kepada Toko Anda dan akan dibukukan dengan ayat jurnal
sebagai berikut :
D: Rekening Administrative Rupiah –
Warkat Tc Yang Di Inkaso Rp. 1.300.000

Rak- Cab.Jakarta Rp. 1.300.000


Pendapatan Komisi Rp.25.000
Giro-Rekening Toko Anda Rp. 1.275.000

Penerbitan TC Yang Diserahkan Kepada Agen Penjual Tc Yang Telah


Ditunjuk
TC dalam valuta rupiah yang diterbitkan oleh suatu bank dapat dijual dan
dicairkan pada agen-agen penjual dan pembeli yang telah ditunjuk resmi oleh
bank penerbit TC tersebut.
Sebagai contoh Bank Omega – Jakarta mengirim 20 lembar TC rupiah @Rp.
100.000 kepada agennya PT. Indowang dengan memperhitungkan beban formulir
berharga senilai @Rp. 1.300 per lembar. Oleh Bank Omega – Jakarta akan
dibukukan dengan ayat jurnal sebgai berikut :
Biaya Formulir Berharga Rp. 26.000
Persediaan Formulir Berharga Rp. 26.000
Penyerahan warkat ini juga akan dicatat oleh Bank Omega - Jakarta dalam
rekening administratif sebagai suatu kontijensi penjualan TC, dengan ayat jurnal
sebagai berikut:
K : Rekening Administrative Rupiah –
TC Yang Diserahkan Kepada Agen Rp. 2000.000

23
Penjualan TC Oleh Agen Penjual
Penjualan TC yang dilakukan oleh agen akan dilaporkan oleh agen yang
bersangkutan setelah menerima hasil penjualan TC tersebut. Berdasarkan laporan
penjualan ini, oleh bank penerbit akan mengadminstrasikan seri TC yang telah
terjual tersebut. Sebesar nominal TC yang terjual itu yang akan dibukukan sebagai
hasil penjualan.
Sebagai cotoh apabila PT. Indowang berhasil menjual sebanyak 20 lembar TC
@Rp. 100.000 kepada tuan waskito secara tunai. Hasil penjualan ini segera
dilaporkan kepada Bank Omega – Jakarta melalui suatu memo.apabila kepada
agen diberikan komisi penjualan sebesar 1% dari hasil penjualan, oleh Bank
Omega – Jakarta dibukukan dengan terlebih dahulu menghapus rekening
kontijensi yang telah dilakukan sebelumnya sebagai berikut.
D: Rekening administrative rupiah –
TC yang diserahkan kepada agen Rp. 2000.000
Kemudian hasil penjualan TC akan dibukukan sebagai tagihan kepada agen
penjual dan akan timbul beban komisi kepada agen tersebut serta munculnya
rekening TC pada hutang jangka pendek. Ayat jurnal untuk mencatat transaksi ini
sebagai berikut :
Tagihan kepada agen penjual TC –
PT.indowang Rp. 1.980.000
Biaya Komisi penjualan TC Rp. 20.000
TC-Rupiah Rp. 2000.000

TC Yang Hilang
Dalam kasus tertentu, kadangkala nasabah yang telah membeli TC datang
melapor bahwa TC yang dibelinya hilang. Untuk memperolehnya kembali perlu
diterbitkan oleh bank penerbit bukan oleh agen penjual.
Sebelum melakukan penerbitan kembali, bank penerbit TC terlebih dahulu
harus mengumumkan berita stop payment kepada seluruh cabang dan agen
pembayar, agar tidak mengambil alih TC yang telah dinyatakan hilang tersebut.

24
Penerbitan Ulang TC Di Cabang Penerbit
Apabila penerbitan ulang TC yang hilang tersebut dilakukan pada cabang
penerbitnya, prosedur penerbitan kembali lebih mudah karena administratif TC
yang terlah diterbitkan masih dipelihara oleh cabang penerbit.
Sebagai contoh apabila Ny. Sita melapor ke Bank Omega - Jakarta melapor
kehilangan TC serta meminta untuk menerbitkan kembali TC yang baru oleh
cab.Jakarta. Penerbitan akan dibebankan komisi sebesar Rp. 5000 oleh Bank
Omega cab.Jakarta akan dibukukan sebagai berikut.
TC –Rupiah (Lama) Rp. 1.000.000
TC – Rupiah (Baru) Rp. 1.000.000
Kas Rp. 5.000
Pendapatan Komisi
Peneritan TC Rupiah Rp. 5.000

Pada cabang Jakarta tidak terjadi penambahan atau pengurangan dana TC


rupiah. Yang terjadi hanyalah menghapuskan TC yang lama dan mencatat TC
yang baru.

25
2.5 Dana Pembayaran Rekening Titipan (Paymen Point)
Rekening Titipan (payment point) adalah salah satu jasa perbankan untuk
melayani masyarakat yang akan melakukan pembayaran-pembayaran yang relatif
rutin dan nilainya relatif kecil. Contoh : pembayaran rekening listrik, telepon dan
air. Payment Point disebut juga rekening titipan dan diartikan sebagai rekening
bersyarat. Sifatnya tidak mengikat bank untuk melakukan kewajiban kepada
individu atau lembaga tertentu yang memberi amanat. Manfaat bagi bank yang
menyediakan fasilitas rekening titipan antara lain adalah sebagai sumber dana dan
sekaligus sebagai alat promosi bagi bank yang bersangkutan.

a. Akuntansi Untuk Pembayaran Rekening Titipan

Akuntansi untuk rekening titipan meliputi :


 Saat penerimaan warkat rekening nasabah
 Saat penerimaan setoran pembayaran rekening
 Pemindahbukuan ke rekening perusahaan penitip rekening

b. Akuntansi Saat Menerima Warkat Rekening Titipan


Penerimaan warkat-warkat dari pemilik rekening lazimnya dilakukan
sekaligus dalam periode tertentu, bulanan atau enam bulanan, dan lainnya. Pada
saat menerima warkat pembayaran titipan ini, belum ada kewajiban atau hak yang
timbul. Kewajiban baru akan timbul setelah adanya penerimaan pembayaran dari
nasabah. Dengan demikian, karena kewajiban yang akan timbul akan bergantung
dari ada tidaknya pembayaran dari nasabah, penerimaan warkat-warkat ini harus
dicatat oleh bank dalam suatu rekening kontijensi, yang dikenal dengan rekening
administratif.
Selama rekening administratif masih outstanding, maka masih ada warkat
pembayaran titipan yang belum diterima pembayarannya oleh bank. Dengan
perkataan lain, melalui pencatatan dalam rekening administratif ini merupakan
sarana kontrol bagi besarnya pembayaran yang telah diterima oleh bank yang
berasal dari pelunasan warkat tersebut.

26
Hubungan tersebut dapat dijabarkan dalam gambar berikut ini :

Besarnya Pembayaran Yang


Nilai Warkat Sisa Nilai Diterima
Yang Warkat Yang
Diterima Dimiliki

Dicatat dalam Rek. Administratif Rek. Efektif

Kontrol terhadap penerimaan pembayaran rekening titipan ini dapat


dolakukan setiap hari, mingguan, ataupun bulanan. Yang jelas untuk
meningkatkan internal control dalam bank, sebaiknya dilakukan secara harian.
Sebagai contoh apabila Bank Omega – Jakarta menerima sebundel
rekening tagihan listrik PLN bernilai Rp 32.000.000,00 untuk tagihan pelanggan
periode Agustus 201X, pada saat penerimaan bunde rekening titipan ini, Bank
Omega akan membukukan :

K : Rekening Administrasi Rupiah


Warkat Rekening PLN yang Diterima.... Rp 32.000.000,00

c. Pembayaran Rekening Titipan


Penerimaan dari pembayaran titipan harus diadministrasikan dengan
kontrol yang ketat. Tujuannya adalah untuk mengetahui dengan pasti berapa
jumlah uang atau pembayaran yang telah diterima oleh bank.
Misalnya pada akhir hari, jumlah pembayaran pelanggan PLN yang
diterima mencapai jumlah sebesar Rp 5.750.000,00 semuanya diterima tunai oleh
Bank Omega-Jakarta. Oleh Bank Omega-Jakarta akan dibukukan seluruh
penerimaan uang dari pembayaran rekening tersebut dengan ayat jurnal sebagai
berikut :

D : Kas Rp 5.750.000,00
K : Giro – Rekening PLN Rp 5.750.000,00

27
Untuk mencatat posisi warkat yang masih outstanding atau belum dibayar
oleh para pelanggan, harus dibukukan dengan jumlah nilai yang sama dengan
diatas dan langsung mengurangi rekening administratif yang masih outstanding.

D : Rekening Administrasi Rupiah


Warkat Rekening PLN yang Diterima...... Rp 5.750.000,00

Dengan dibukukannya ayat jurnal di atas, maka sisa warkat yang belum
dibayar oleh pelanggan listrik menjadi Rp 26.250.000,00 (selisih antara Rp
32.000.000,00 warkat yang telah diterima dari PLN dengan jumlah pembayaran
pelanggan Rp 5.750.000,00).

28
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Giro adalah simpanan dari pihak ketiga yang penarikannya dapat dilakukan
setiap saat dengan menggunakan cek, surat erintah pembayaran lainnya atau
dengan cara pemindahbukuan. Bank menetapkan harga dana giro lebih
rendahkarena lama pengendapannya tidak dapat dipastikan secara tepat, dimana
pemilik rekening giro dapat menarik uangnya kapan saja mereka kehendaki.
Tabungan merupakan simpanan masyarakat yang penarikannya dapat
dilakukan oleh si penabung sewaktu-waktu dikehendaki. Tabungan yang dimiliki
oleh bank-bank dewasa kini berbeda dengan Tabungan Pembangunan Nasional
(Tabanas) beberapa tahun yang lampau. Produk tabungan yang sekarang dijual
oleh bank-bank memiliki suku bunga yang relatif cukup tinggi sebagai cerminan
dari adanya persaingan ketat dalam mengumpulkan dana masyarakat.
Tabungan Kartu Smart adalah tabungan berkartu dimana pada kartu tabungan
tersebut diberikan suatu processor (chips) untuk menyimpan data transaksi
nasabah.
Salah satu dana bank yang harga atau biayanya cukup tinggi dibandingkan
dana giro adalah simpanan berjangka, atau lebih dikenal dengan deposito
berjangka. Simpanan berjangka merupakan simpanan masyarakat yang
penariknya dapat dilakukan setelah jangka waktu yang telah disetujui berkhir.
Travellers Cheques atau Cek perjalanan adalah sumber dana yang paling
murah atau tidak berbunga dan memiliki unsur promosi yang tinggi. Travelle’rs
cheques lazimnya diterbitkan dalam valuta asing yang dapat dipergunakan
diseluruh dunia dalam lalu lintas pembayaran, namun di Indonesia juga
diterbitkan traveller’s cheques dalam valuta rupiah.
Rekening Titipan (payment point) adalah salah satu jasa perbankan untuk
melayani masyarakat yang akan melakukan pembayaran-pembayaran yang relatif
rutin dan nilainya relatif kecil.

29
Salah satu dana bank yang harganya relatif murah atau sangat murah adalah
dana yang diperoleh dari masyarakat untuk tujuan naik haji. Dana ini mulai
banyak dipromosikan oleh bank semenjak tahun 1980an sebagai upaya menyerap
dana murah.
Setoran ongkos naik haji adalah dana dari nasabah yang ditujukan untuk
kepentingan khusus naik haji yang diterima oleh bank yang kemudian diteruskan
kepada pihak yang berhak.

3.2. Saran
Demikian makalah yang dapat kami susun, mudah-mudahan bisa bermanfaat
untuk pembelajaran kedepannya. Kami harap ada perbaikan lebih terhadap isi dan
conten dari makalah ini, seperti : memasukan gambar-gambar contoh fisik dari
sumber dana, agar orang yang mempelajari lebih mengetahui seperti apa bentuk
dan cirinya.

30
DAFTAR PUSTAKA

Lapoliwa, N dan Kuswandi, Daniel.2000.Akuntansi Perbankan. Jakarta: Institut


Bankir Indonesia

http://ariearjuna.wordpress.com/akuntansi-sumber-dana/2-tabungan/2-1-tabungan-
kartu-smart/

http://dewi10jayani.wordpress.com/2010/12/22/payment-point/

31
Akuntansi Perbankan & LPD

Dosen : Putu Putri Prawitasari.,SE.,Ak.,MSi

Akuntansi Sumber Dana

Disusun oleh :

Ni Nyoman Sulistya Yunia (31) 1702622010198

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

2019

32

Anda mungkin juga menyukai