Anda di halaman 1dari 11

Tugas Manajemen Dana Bank – Sesi 4

Nama : Anisa Nurhidayanti

NIM : 101120111454

1. Apa yang disebut dengan Giro?


Giro adalah simpanan pihak lain pada bank yang dapat digunakan sebagai alat
pembayaran dan penarikannya dapat dilakukan setiap data dengan menggunakan cek,
katu ATM, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan cara pemindahbukuan
anatara lain bilyet giro. Transaksi Giro dicatat sebesar nominal. Saldo giro disajikan
sebesar saldo kewajiban bank kepada pemegang giro.
Dalam hal bank memberikan jasa giro kepada nasabah, maka jasa giro tersebut
dicatat sebagai beban bunga yang dibayarkan. Saldo debit rekening giro (overdraft)
disajikan sebagai bahan dari rekening kredit yang diberikan. Giro sebagai simpanan
dari pihak ketika disajikan di neraca pada sisi kewajiban dan ekuitas. Pembukuan bunga
/jasa giro dibukukan (dikredit) pada akhir bulan ke rekening giro yang bersangkutan.
Pajak atas bunga/jasa giro (tariff pajak kali bunga yang diterima) dipotong (didebit)
dari rekening giro yang bersangkutan. Atas rekening giro nasabah dibebani biaya
administrasi bulanan dan langsung didebit ke rekening giro nasabah yang bersangkutan
Pemilik simpanan giro dapat menarik dananya melalui bank lain, penarikan
tersebut disebut dengan transaksi kliring. Bank yang menerima setoran cek atau BG
bank lain akan menagihkan kepada bank yang menerbitkan cek atau BG tersebut,
penagihan dilakukan melalui lembaga kliring setempat. Pencarian simpanan giro secara
tunai dilakukan dengan menggunakan cek, pemindahbukuan dana dari rekening
nasabah ke rekening nasabah lain menggunakan bilyet giro. Selain itu nasabah daapat
menggunakan transfer.
Fungi dan Manfaat Giro
Fungsi dan Manfaat Rekening Giro Menurut Ismail dalam “Manajemen Perbankan”
(2010:0291)
a. Bagi Bank :
 Sumber dana murah
 Sarana untuk mempromosikan produk lain
b. Bagi Nasabah :
 Memberikan rasa aman bagi kedua pihak baik pembeli maupun penjual,
karena pihak tidak harus membawa uang tunai dalam melakukan
pembayaran, akan tetapi cukup dengan menuliskan sejumlah pembayaran di
dalam cek atau bilyet giro.
 Kemudahan dalam melakukan transaksi pembayaran
 Untuk berjaga-jaga apabila terdapat pengeluaran mendadak.

2. Apa perbedaan antara Cek dan Bilyet Giro?


 Cek
Cek adalah surat yang dikeluarkan bank dan bisa digunakan oleh nasabah untuk
melakukan perintah penarikan uang kepada bank tersebut. Jumlah uang yang bisa
ditarik dari bank dengan menggunakan cek bergantung kepada jumlah nominal
uang yang tertulis/tertera dalam cek. Untuk bisa menggunakan cek, nasabah harus
memiliki rekening giro terlebih dahulu di bank. Cek juga merupakan surat berharga
yang bisa digunakan sebagai alat tukar.

Syarat hukum dan penggunaan cek sebagai alat pembayaran giral seperti yang
diatur didalam KUH Dagang pasal 178 dengan syarat yaitu :
 Pada surat cek harus tertulis perkataan “CEK”
 Surat cek harus berisi perintah tak bersyarat untuk membayar sejumlah uang
tertentu
 Nama bank yang harus membayar (tertarik)
 Penyebutan tanggal dan tempat cek dikeluarkan
 Tanda tangan penarik
➢ Tersedianya dana
➢ Ada materai yang cukup
 Jika ada coretan atau perubahan harus ditandatangani oleh si pemberi cek
 Jumlah uang yang tertulis di angka dengan huruf harus sama
 Memperlihatkan masa kadaluarsa cek yaitu 70 hari setelah dikeluarkannya cek
tsb
 Tandatangan atau stempel perusahaan harus sama dengan yang di specimen
(contoh tanda tangan)
 Tidak diblokir pihak berwenang
 Resi cek sudah kembali
 Endorsment cek benar
 Kondisi cek sempurna
 Rekening belum ditutup
 Dan lain-lain
Jenis-jenis Cek
 Cek Atas Unjuk (aan toonder). Cek ini bisa dicairkan oleh siapa saja kepada
bank tanpa harus ada nama orang yang mencairkannya dalam cek.

 Cek Atas Nama (aan order). Cek ini hanya bisa dicairkan oleh orang yang
namanya tertera dalam cek.
 Cek Atas Pembawa. Bank akan memberlakukan cek ini sebagai Cek Atas
Unjuk, namun jika sebutan pembawa dicoret, cek tersebut berlaku sebagai Cek
Atas Nama.
 Cek Mundur (postdated cheque). Cek ini hanya bisa dicairkan pada tanggal
yang sudah dicantumkan dalam cek. Cek yang diberi tanggal mundur dari
tanggal sekarang, misalnya hari ini 1 Desember 2012, Tn Badru bermaksud
mencairkan ceknya dimana dalam cek tersebut tertulis tanggal 24 Desember
2012. Jenis cek inilah yang disebut dengan cek mundur, hal ini biasanya terjadi
karena ada kesepakatan antara pemberi cek dengan penerima cek.

 Cek Silang (crossed cheque). Cek yang diberi dua garis silang sejajar pada
bagian muka; sebagai penanda untuk bank pembayar bahwa cek tersebut hanya
bisa dicairkan ke rekening bank yang namanya tercantum di antara dua garis
silang tersebut.

 Cek Kosong. Cek ini tidak berisi nominal uang yang bisa dicairkan, melainkan
si pemilik mengisi sendiri nominal uang yang akan dicairkan. Tn A memberikan
Cek yang diberi tanggal 27 Juli 2011 senilai Rp. 2.700.000.000 (Dua Milyar
tujuh ratus juta rupiah) kepada Tn B. Pada saat Tn B mau mencairkan cek
tersebut, pihak Bank menolak karena Saldo dana Giro Tn A tidak mencukupi.

 Bilyet Giro
Bilyet Giro merupakan surat perintah bayar dari nasabah kepada bank yang
memelihara rekening giro nasabah untuk memindahkan sejumlah uang dari
rekening yang bersangkutan kepada pihak penerima yang disebutkan namanya pada
bank sama atau lain.

Yang penting untuk diperhatikan menggunakan Bilyet Giro, antara lain :


 Tanggal waktu Penawaran Bilyet Giro adalah 70 (tuju puluh) hari terhitung
sejak tanggal penarikan.
 Tanggal efektif merupakan tanggal mulai berlakunya perintah pemindah
bukuan, yang harus berada dalam tenggang waktu penwaran.
 Bilyet Giro yang ditawarkan kepada bank sebelum tanggal efektif atau
sebelum tanggal penarikan harus ditolak oleh bank, tanpa memperhatikan
tersedia atau tidaknya dana dalam rekening penarikan.
 Bilyet giro yang diterima oleh bank setelah tanggal berakhirnya tenggang
waktu penawaran dapat dilaksanakan perintahnya sepanjang dananya
tersedia dan tidak dibatalkan oleh penarik.
 Daluarsa Bilyet Giro dihitung setelah lewat waktu 6 (enam) bulan terhitung
mulai tanggal berkhirnya tenggang waktu penawaran
 Bila tanggal efektif tidak ada maka tanggal penarikan berlaku sebagai
tanggal efektif.
 Jika ada coretan atau perubahan pada Bilyet Giro harus ditanda tangani oleh
si penerbit

Perbedaan cek dan bilyet giro

 Pencairan Dana
Cek dapat diuangkan secara tunai. Proses ini bahkan dapat dilakukan oleh orang
lain yang mewakili Anda. Sementara itu, bilyet giro adalah metode transaksi
berupa pemindahan sejumlah dana yang tidak bisa diuangkan dan proses
mutasinya harus dilakukan oleh pemilik dana yang bersangkutan.
 Fungsi Dasar
Secara sederhana, cek dapat diartikan sebagai “surat permintaan” dari seorang
nasabah kepada bank agar bersedia membayarkan sejumlah uang tunai sesuai
nominal di dalam cek kepada si pemegang cek. Sementara itu, bilyet giro adalah
“surat permintaan” kepada pihak bank untuk memindahkan sejumlah dana dari
rekening satu ke rekening lainnya.
 Dasar Hukum
Penggunaan cek dan bilyet giro memiliki dasar hukum yang berbeda. Segala hal
tentang cek diatur oleh Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD),
sedangkan bilyet giro memakai Peraturan Bank Indonesia (PBI) sebagai dasar
regulasinya.
 Ketentuan Administrasi
Pencairan atau penarikan dana melalui cek akan dikenakan biaya material sesuai
kebijakan masing-masing bank. Sementara itu, mutasi dana lewat bilyet giro
umumnya tidak dikenakan biaya material. Namun, Anda sebaiknya
menanyakan hal ini ke pihak bank untuk berjaga-jaga.
Perbedaan cek dan bilyet giro
Cek Bilyet Giro
Bersifat tunai dan non tunai Bersifat non tunai
Identitas atas nama atau atas unjuk Identitas atas nama
Hanya ada satu tanggal Ada dua tanggal
3. Apa yang disebut dengan Tabungan?
Tabungan (saving deposit) merupakan jenis simpanan yang sagat populer di
lapisan masyarakat Indonesia mulai dari masyarakat kota sampai pedesaan. Dalam
perkembangan zaman, masyarakat saat ini justru membutuhkan bank sebagai tempat
menyimpan uangnya. Hal ini disebabkan karena keamanan uangnya yang dibutuhkan
oleh masyarakat. Pengertian Tabungan Menurut Undang-Undang Perbankan No. 10
Tahun 1998 adalah simpanan masyarakat yang penarikannya dapat dilakukan oleh
penabung sewaktu-waktu pada saat dikehendaki dan menurut syarat-syarat tertentu
yang telah ditetapkan oleh bank penyelenggara.

Tetapi penarikannya tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro atau alat lainnya
yang dipersamakan dengan itu. Syarat-syarat yang dimaksud antara lain ialah:
1. Penarikan hanya dapat dilakukan dengan mendatangi kantor bank atau alat yang
disediakan untuk keperluan tersebut dan tidak dapat dilakukan dengan
menggunakan cek, bilyet giro dan surat perintah pembayaran lainnya yang sejenis.
2. Penarikan tidak boleh melebihi jumlah tertentu sehingga menyebabkan saldo
tabungan lebih kecil dari saldo minimum, kecuali penabung tidak akan melanjutkan
tabungannya.
Produk tabungan yang sekarang dijual oleh bank-bank memiliki suku bunga
yang relatif cukup tinggi sebagai cerminan dari adanya persaingan ketat dalam
mengumpulkan dana masyarakat. Tabungan merupakan hutang bank kepada
masyarakat, dalam hal ini pemilik tabungan dikelompokkan kedalam hutang jangka
pendek dalam neraca. Tidak adanya batasan jangka waktu tabungan dan penarikan yang
dapat dilakukan sewaktuwaktu menyebabkan tabungan harus digolongkan ke dalam
hutang jangka pendek. Setiap bank memiliki jenis tabungan yang berbeda-beda.
Perhitungan suku bunga, pemberian hadiah, tata cara penyetoran dan
penarikannya juga berbeda bagi setiap bank. Produk tabungan ini dapat dijadikan alat
promosi bagi yang menawarkannya. Promosi dapat disalurkan dalam bentuk suku
bunga, hadiah yang menarik, kemudahan fasilitas dan lain sebagainya.
Transaksi tabungan meliputi :
1. Pembukaan rekening dan penyetoran
2. Penarikan
3. Pemindah bukuan
4. Tata cara perhitungan dan pembukuan bunga tabungan
5. Penutupan rekening tabungan

4. Apa yang disebut dengan Deposito?


Berdasarkan undang–undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998 tentang
perbankan syariah, deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpanan dengan
bank. Adapun yang dimaksud dengan deposito syariah adalah deposito yang dijalankan
berdasarkan prinsip syariah. Dalam hal ini, Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI telah
mengeluarkn fatwa yang menyatakan bahwa deposito yang berdasarkan prinsip
mudharabah.
Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank dalam
bentuk Giro, Deposito berjangka, Sertifikat deposito, Tabungan dan atau bentuk
lainnya yang dipersamakan dengan itu. Sedangkan simpanan berjangka adalah
simpanan berdasarkan kaidah syariah mudharabah al-muthlaqah, dimana shahibul maal
memberikan kepercayaan kepada BMT untuk memanfaatkan dana yang dapat
digunakan dalam bentuk pembiayaan secara produktif, dapat memberikan manfaat pada
anggota yang lain secara halal dan profesional.
Keuntungan dari pembiayaan dibagi antara anggota dengan BMT sesuai nisbah
(bagi hasil) yang disepakati diawal. Pada dasarnya prinsip yang diterapkan dalam
Simpanan Berjangka adalah prinsip mudharabah mutlaqah/berjangka yaitu prinsip
dimana pemilik dana memberikan keleluasan penuh kepada pengelola untuk
menggunakan dana tersebut dalam usaha yang dianggapnya baik dan menguntungkan.
Pengelola bertanggung jawab untuk mengelola usaha sesuai dengan praktik syariah
secara baik dan benar. Ketentuan dalam menggunakan prinsip ini adalah:
a. Bank wajib memberitahukan kepada pemilik dana mengenai nisbah dan tatacara
pemberitahukan keuntungan dan pembagian keuntungan secara resiko yang
ditimbulkan dari penyimpanan dana. Apabila tercapai kesepakatan, maka hal
tersebut dicantumkan dalam akad.
b. Untuk tabungan mudharabah, bank dapat memberikan buku tabungan seabagai
bukti penyimpanan, serta kartu ATM/ alat penarikan lainnya kepada penabung.
Sedangkan untuk deposito mudharabah bank wajib memberikan sertifikat/tanda
penyimpanan deposito kepada deposan.
c. Tabungan mudharabah dapat diambil setiap saat oleh penabung sesuai perjanjian
yang disepakati, namun tidak diperkenakan mengalami saldo negative.
d. Deposito mudharabah hanya dapat dicairkan sesuai jangka waktu yang disepakati.
Deposito yang diperpanjang setelah jatuh tempo akan diperlakukan sama seperti
baru, tetapi bila sudah dicantumkan perpanjangan otomatis maka tidak perlu akad
baru.
e. Ketentuan- ketentuan lain yang berkaitan dengan deposan tetap berlaku sepanjang
tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

5. Sebutkan Jenis Deposito ?


a. Deposito Berjangka
Merupakan deposito yang diterbitkan menurut jangka waktu tertentu. Jangka waktu
Deposito biasanya bervariasi mulai dari 1, 2, 3, 6, 12, 18 dan 24 bulan. Deposito
berjangka diterbitkan atas nama baik perorangan maupun lembaga. Artinya didalam
bilyet deposito tercantum nama seseorang atau lembaga. Adapun jenis deposito
berjangka yaitu:
- Deposito berjangka biasa Deposito yang terakhir pada jangka waktu yang
diperjanjikan, perpanjangan hanya dapat dilakukan setelah ada permohonan
baru/pemberihauan dari penyimpan.
- Deposito berjangka otomatis Pada saat jatuh tempo, secara otomatis akan
diperpanjang untuk jangka waktu yan sama tanpa pemberitahuan dari
penyimpanan
b. Sertifikat Deposito
Merupakan deposito yang diterbitkan dengan jangka waktu 2, 3, 6, 12 bulan.
Sertifikat deposito diterbitkan dalam bentuk sertifikat dan dapat diperjualbelikan
atau dipindahkan kepada pihak lain. Pencairan bunga sertifikat deposito dapat
dilakukan dimuka, baik tunai maupun non tunai. Penerbitan nilai sertifikat deposito
sudah tercetak dalam nominal dan biasanya dalam jumlah bulat. Sehingga nasabah
dapat membeli dalam lembaran banyak untuk jumlah nominal yang sama.

Perbedaan Deposito Berjangka dan Sertifikat Deposito


Deposito Berjangka Sertifikat Deposito
Atas Nama Atas Unjuk
Bukti kepemilikan disebut dengan Bukti kepemilikan disebut dengan
bilyet giro sertifikat deposito
Tidak dapat diperjual belikan Dapat diperjual belikan
Tidak dapat dipindah tangankan Dapat dipindah tangankan
Bunga dibayar dibelakang Bunga dibayar dimuka
Pencairan sebelum jatuh tempo Pencairan sebelum jatuh tempo
dikenakan denda (penalty rate) dikenakan rediskonto
Nomina ditentukan nasabah Nomina ditentukan oleh bank
Dalam mata uang rupiah Dalam mata rupiah saja
Dapat di Roll Over Tidak dapat di Roll Over

c. Deposito on call
Merupakan deposito yang berjangka waktu minimal 7 hari dan paling lama kurang
dari satu bulan. Diterbitkan atas nama dan biasanya dalam jumlah yang besar
misalnya 50 juta rupiah. Pencairan bunga dilakukan pada saat pencairan deposito
on call dicairkan terbilah dahulu 3 hari sebelum nasabah dihitung perbulan dan
biasanya untuk menentukan bunga dilakukan negosiasi antara nasabah dengan
pihak bank.
Simpanan Berjangka BMT AL HIKMAH adalah simpanan anggota yang dirancang
sebagai sarana investasi jangka panjang yang aman. Produk ini didasarkan atas akad
Mudharabah berjangka, dimana anggota dapat menentukan jangka waktu yang
dikehendaki dan atas investasi ini anggota berhak atas bagi hasil sesuai nisabah
yang disepakati.
- Jenis simpanan yang dapat diambil pada saat jatuh tempo.
- Dapat dijadikan jaminan pembiayaan di BMT AL HIKMAH
- Tersedia souvernir menarik untuk setiap pembukaan rekening SISUKA.

Karakteristik simpanan berjangka pada BMT AL HIKMAH antar lain:

1) Diperuntukan bagi anggota perorangan atau lembaga


2) Berdasarkan prinsip syariah dengan akad mudharabah muthlqah (bagi hasil)
3) Pilihan jangka waktu fleksibel 3,6,12,dan 24 bulan
4) Tidak dikenakan biaya administrasi
5) Bagi hasil yang optimal dengan nisbah yang kompetitif
6) Bagi hasil langsung menambah saldo simpanan harian
7) Jangka waktu dapat diperpanjang otomatis (automatic roll over)
8) Setoran minimal Rp. 500.000
9) Dapat souvernir menarik untuk simpanan dengan jangka waktu 12 dan 24 bulan
10) Dapat dijadikan pembiayaan di KSPPS BMT AL HIKMAH Landasan Syariah

Anda mungkin juga menyukai