Anda di halaman 1dari 119

Sumber Dana Bank &

Aktivitas Perbankan

1
Pengertian Sumber Dana Bank

 Sumber dana bank adalah adalah suatu usaha yang


dilakukan oleh bank untuk mencari atau
menghimpun dana untuk digunakan sebagai biaya
operasi dan pengelolaan bank. Dana yang dihimpun
dapat berasal dari dalam perusahaan maupun
lembaga lain diluar perusahaan dan juga dan dapat
diperoleh dari masyarakat.

2
Sumber-sumber dana Perbankan :
1. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri
 Sumber dana ini merupakan sumber dana dari modal sendiri.

Modal sendiri maksudnya adalah modal setoran dari para


pemegang sahamnya. Dapat disimpulkan pencarian dana
sendiri terdiri dari :

a. Setoran modal dari pemegang saham


b. Cadangan-cadangan bank, maksudnya adlah cadangan-
cadangan laba pada tahun lalu yang tidak dibagi kepada para
pemegang sahamnya.
c. Laba bank yang belum dibagi, merupakan laba yang memang
belum dibagikan pada tahun yang bersangkutan sehingga
dapat dimanfaatkan sebagai modal untuk sementara waktu.

 Keuntungan dari sumber dana sendiri adalah tidak perlu


membayar bunga yang relatif lebih besar daripada jika
meminjam ke lembaga lain.
3
2. Dana yang berasal dari masyarakat luas.

Sumber dana ini merupakan sumber dana


terpenting bagi kegiatan
opersai bank dan merupakan ukuran
keberhasilan bank jika mampu
membiayai operasinya dari sumber dana ini.
Dapat dikelompokkan:
a. Simpanan giro
b. Simpanan tabungan
c. Simpanan deposito.

4
3. Dana yang bersumber dari lembaga lainnya
Sumber dana yang ketiga ini merupakan tambahan jika bank mengalami
kesulitan dalam pencarian sumber dana pertama dan kedua di atas. Pencarian
dari
sumber dana ini relaitif labih mahal dan sifatnya hanya semntara waktu saja.
Perolehan dana dari sumber ini antara lain dapat diperoleh dari :

a. Kredit likuiditas dari Bank Indonesia, Diberikan bank Indonesia kpd bank-
bank yg mengalami kesulitan likuiditas & diberikan kpd pembiayaan sector
tertentu.

b. Pinjaman antar bank (call money);


 diberikan kpd bank yang mengalami kalah kliring di dlm lembaga kliring
 Bersifat jangka pendek dgn bunga yg relatif tinggi.

c. Pinjaman dari bank-bank luar negeri; Diperoleh oleh perbankkan dari


pihak luar negeri.

d. Surat berharga pasar uang (SBPU). Pihak perbankan menerbitkan SBPU


kemudian diperjualkan kepada pihak yang berminat, baik perusahaan
keuangan
maupun non keuangan.
5
1. Simpanan Giro
 Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat
dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana pembayaran lainnya atau
dgn cara pemindahbukuan (UU Perbankkan nomor 10 thn 1998).
Pengertian giro lain:

a. Simpanan pihak ketiga


 Simpanan pihak ketiga berupa penyimpanan sejumlah uang di bank

dalam bentuk giro. Simpanan ini dilakukan atas kesepakatan antara pihak
bank dan nasabah, dimana nasabah menyimpan dananya dibank, untuk
kemudian dikelola oleh pihak bank, dan dalam setoran pertama untuk
membuka rekening giro ini masing-masing bank mematok jumlah yang
berbeda.
b. Penarikan dana dapat setiap saat
 Penarikan dana dari rekening giro dapat dilakukan kapan saja, asalkan

dana yang tersedia mencukupi dana yang hendak diambil pada saat itu.
c. Cara penarikan
 Ada beberapa jenis sarana yang dapat dipakai untuk menarik dana di

rekening:
 Cek; Cek atas nama, Cek atas unjuk, Cek silang & Cek kosong
 Bilyet Giro; Surat perintah dari nasabah utk memindahbukukan sejumlah

uang dari rekening yg bersangkutan kpd pihak penerima. Bilyet Giro akan
berfungsi sama dengan Cek Silang.
6
Bilyet Giro

7
Cek

8
PENGERTIAN CEK (CHEQUE)
 Cek merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk

menarik atau mengambil uang direkening giro. Fungsi lain


dari cek adalah sebagai alat untuk melakukan pembayaran.
 Pengertian cek adalah surat perintah tanpa syarat dari

nasabah kepada bank yang memelihara rekening giro


nasabah tersebut, untuk membayar sejumlah uang kepada
pihak yang disebutkan di dalamnya atau kepada pemegang
cek tersebut

Syarat hukum dan penggunaan cek sebagai alat pembayaran


giral seperti yang diatur di dalam KUH Dagang pasal 178
yaitu :
 pada surat cek harus tertulis perkataan "CEK"
 surat cek harus berisi perintah tak bersyarat untuk

membayar sejumlah uang tertentu .


 nama bank yang harus membayar (tertarik)
 penyambutan tanggal dan tempat cek dikeluarkan
 tanda tangan penarik.
9
Syarat lain :
 tersedianya dana  tidak diblokir pihak
 ada materai yang cukup berwenang
 jika ada coretan atau  resi cek sudah
perubahan harus
ditandatangani oleh si kembali
pemberi cek  endorsment cek
 jumlah uang yang tertulis benar, jika ada
diangka dengan huruf  kondisi cek
haruslah sama. sempurna
 memperlihatkan masa
kedaluarsa cek yaitu 70 hari
 rekening belum
setelah dikeluarkannya cek ditutup
tersebut  dan syarat-syarat
 tanda tangan atau stempel lainnya
perusahaan harus sama
dengan yang ada di
specimen (contoh
tandatangan)
10
Jenis-jenis Cek
1. Cek Atas Nama
 Merupakan cek yang diterbitkan atas nama seseorang
atau badan hukum tertentu yang tertulis jelas di dalam
cek tersebut. Sebagai contoh jika didalam cek tertulis
perintah bayarlah kepada : Tn. Roy Akase sejumlah Rp
3.000.000,- atau bayarlah kepada PT. Marindo uang
sejumlah Rp 1.000.000,- maka cek inilah yang disebut
dengan cek atas nama, namun dengan catatan kata "atau
pembawa" dibelakang nama yang diperintahkan dicoret.

2. Cek Atas Unjuk


 Cek atas unjuk merupakan kebalikan dari cek atas nama.
Di dalam cek atas unjuk tidak tertulis nama seseorang
atau badan hukum tertentu jadi siapa saja dapat
menguangkan cek atau dengan kata lain cek dapat
diuangkan oleh si pembawa cek. Sebagai contoh di
dalam cek tersebut tertulis bayarlah tunai, atau cash atau
tidak ditulis kata-kata apa pun.
11
Jenis-jenis Cek
3. Cek Silang 4. Cek Mundur
 Cek Silang atau cross  Merupakan cek yang diberi

cheque merupakan tanggal mundur dari tanggal


seka­rang, misalnya hari ini
cek yang dipojok kiri tanggal 01 Mei 2002. Sebagai
atas diberi dua tanda contoh. Tn. Roy Akase
silang. Cek ini bermaksud mencairkan
sengaja diberi silang, selembar cek dan di mana
sehingga fungsi cek dalam cek tersebut tertulis
yang semula tunai tanggal 5 Mei 2002. jenis cek
berubah menjadi non inilah yang disebut dengan
tunai atau sebagai cek mundur atau cek yang
belum jatuh tempo, hal ini
pemindahbukuan. biasanya terjadi karena ada
kesepakatan antara si
pemberi cek dengan si
penerima cek, misalnya
karena belum memiliki dana
pada saat itu.
12
Jenis-jenis Cek
5. Cek Kosong
 Cek kosong atau blank cheque merupakan
cek yang dananya tidak tersedia di dalam
rekening giro. Sebagai contoh nasabah Tn.
Rahman Hakim menarik cek senilai 60 juta
rupiah yang tertulis di dalam cek tersebut,
akan tetapi dana yang tersedia di rekening
giro tersebut hanya ada 50 juta rupiah. Ini
berarti kekurangan dana sebesar 10 juta
rupiah, apabila nasabah menariknya. Jadi
jelas cek tersebut kurang jumlahnya
dibandingkan dengan jumlah dana yang ada.

13
Keterangan yang ada didalam suatu cek :

1. Ada tertulis kata-kata Cek atau Cheque


2. Ada tertulis Bank Penerbit (Bank Matras)
3. Ada nomor cek
4. Ada tanggal penulisan cek (di bawah
nomor cek)
5. Ada perintah membayar " bayarlah
kepada....... atau pembawa"
6. Ada jumlah uang (nominal angka dan
huruf)
7. Ada-tanda tangan dan atau cap
perusahaan pemilik cek

14
CONTOH PERHITUNGAN JASA GIRO
Transaksi yang terjadi pada rekening giro Tn. Ray Ibrahim
selama bulan Mei 2002
Nama nasabah : Tn. Ray Ibrahim
Nomor Rekening : 10.04.2002.10
- Tgl. 01 setor tunai Rp 10.000.000,-
- Tgl. 07 tarik dengan cek Rp 2.000.000,­-
- Tgl. 10 setor tunai Rp 5.000.000,­-
- Tgl. 14 setor kliring Rp 12.000.000,­-
- Tgl. 16 tarik dengan BG Rp 5.000.000,­-
- Tgl. 18 transfer ke luar beban rek. Rp 3.000.000,-
- Tgl. 23 kliring masuk Rp 7.000.000,­-
- Tgl. 29 setor dengan cek bank lain Rp 8.000.000,­-
Pertanyaan :
Saudara diminta untuk menghitung berapa bunga bersih yang
diperoleh Tn. Ray Ibrahim selama bulan Mei jika bunga
dihitung dari saldo terendah dan saldo rata-rata pada bulan
yang bersangkutan dengan suku bunga yang berlaku 17%
per tahun. Nasabah juga dikenakan pajak 15% atas jasa giro.
Buatkan juga laporan rekening korannya secara lengkap.
15
Pembuatan rekening koran

Laporan Rekening Koran


Tn. Ray Ibrahim
per 31 Mei 2002

(Dalam Ribuan) Bunga 18%

Tgl. Transaksi Debet Kredit Saldo


01 setor tunai - 10.000 10.000
07 tarik dengan cek 2.000 - 8.000
10 setor tunai - 5.000 13.000
14 setor kliring - 12.000 25.000
16 tarik dengan BG 5.000 - 20.000
18 transfer keluar 3.000 - 17.000
23 kliring masuk 7.000 - 10.000
29 setor dengan cek - 8.000 18.000

16
Keterangan Laporan Keuangan:
 Transaksi biasanya dibuat  Setor kliring maksudnya
dalam kode tertentu, menyetor uang dengan
misalnya setor tunai 01, tarik menggunakan cek atau BG dari
tunai 02 dan seterusnya. bank lain (kredit).
 Sisi debet merupakan sisi  Transfer keluar artinya
untuk pengurangan dana dan mengirim uang dari bank yang
sisi kredit untuk penambahan bersangkutan ke bank lain
dana. melalui pembebanan rekening
 Setor tunai atau setor dengan giro nasabah di bank yang
cek atau setor dengan BG bersangkutan (debet).
akan menambah rekening  Transfer masuk artinya adanya
nasabah (kredit) clan tarik uang masuk dari bank lain ke
tunai atau tarik dengan cek bank Matras dan masuk ke
atau tarik dengan BG akan rekening nasabah (kredit)
mengurangi rekening (debet)  Saldo artinya sisa uang yang
 Tarik dengan cek maksudnya ada direkening pada tanggal
menarik uang dengan tertentu setelah melalui
menggunakan cek bank yang pengurangan dan
bersangkutan (debet) penambahan.
 Tanggal merupakan waktu
kejadian transaksi
17
a. Perhitungan bunga dengan
menggunakan saldo terendah
17 % x Rp 8 000.000,-
bunga = = Rp 113.333,-
12 bulan

pajak = 15% x Rp 113.333,- = Rp 16.999,-

bunga bersih bulan Mei = Rp 96.334,-

18
b. Perhitungan bunga dengan menggunakan
saldo rata-rata

Saldo rata-rata untuk bulan Mei adalah :

121.000.000,­-

= 15.125.000,-
8

17 % x Rp 15.125.000,­
bunga = Rp214.271,-
12 bulan

pajak 15 % x Rp 214.271,- = Rp 32.141,-

bunga bersih = Rp 182.130,-

19
2. Simpanan Tabungan
 (UU Perbankan nomor 10 tahun 1998); simpanan yang
penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syaratsyarat
tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek,
bilyet giro dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
 Besarnya bunga dan setoran awal simpanan tabungan disetiap
bank menjadi berbeda, sesuai dengan prosedur masing-
masing bank. Alat penarikan yg digunakan:

a. Buku tabungan; buku nasabah diberikan kpd nasabah pada


awal menabung.
b. Kartu penarikan; kartu yang dapat digunakan untuk menarik
sejumlah dana pd mesin penarikan uang pd lokasi tertentu,
ATM (Automated Teller machine).
c. Surat Kuasa; adalah surat yang berisi pernyataan nasabah yang
memberikan kuasa pada si pemegang surat kuasa yang
terdapat tandatangan nasabah dan si pemegang surat kuasa
untuk menarik sejumlah dana dari rekening nasabah.
20
CONTOH PERHITUNGAN BUNGA TABUNGAN
 Transaksi yang terjadi di rekening tabungan Tn. Roy Akase selama
bulan Mei 2002 :
Tgl. 01 setor tunai Rp 5.000.000,-
Tgl. 06 setor dengan cek bank lain Rp 8 000.000,-
Tgl. 12 tarik tunai Rp 10.000.000,­-
Tgl. 17 transfer masuk Rp 7.000.000,­-
Tgl. 22 tarik tunai Rp 5.000.000,­-
Tgl.31 setor tunai Rp 3.000.000,­-
 Suku bunga 18% per tahun (Pa) untuk perhitungan saldo teren­dah

dan saldo rata-rata.

Pertanyaan :
Coba saudara hitung berapa bunga bersih yang diterima Tn. Roy
Akase
dengan menggunakan saldo terendah, saldo rata-rata dan saldo
harian dan
dikenakan pajak 15% atas bunga tabungan. Kemudian buatkan
laporan
buku tabungannya.
21
Laporan buku tabungan
Laporan Rekening Tabungan
Tn. Roy Akase per 31 Mei 2002
(dalam rupiah)
Tgl Transaksi Debet Kredit Saldo
01 setor tunai - 5.000 5.000
06 setor dengan cek BL - 8.000 13.000
12 tarik tunai 10.000 - 3.000
17 transfer masuk - 7.000 10.000
22 tarik tunai 5.000 - 5.000
31 setor tunai - 3.000 8.000

22
Perhitungan dengan saldo bunga terendah

18% x RP 3.000.000,
bunga == Rp 45.000,-
12 bulan

pajak 15% x Rp 45.000,- = Rp 6.750,-

bunga bersih = Rp 38.250,-

23
3. Simpanan Deposito
 Jangka waktu lebih lama bila dibandingkan dengan simpanan giro ataupun simpanan
tabungan, serta tidak dapat diambil setiap waktu. (UU No.10 tahun 1998); simpanan
yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan
perjanjian nasabah penyimpan bank. Alat yang dapat digunakan untuk penarikan
simpanan deposito tergantung dari jenis depositonya:
 Deposito berjangka --- bilyet deposito
 Sertifikat deposito --- sertifikat deposito.

a. Deposito berjangka; Deposito yg diterbitkan oleh bank umum, diterbitkan atas


nama orang atau lembaga.
 Jangka waktu deposito bervariasi mulai dari 1, 2, 3, 6, 12, dan 24 bulan, dapat
ditarik setiap bulan atau pada saat jatuh tempo baik tunai ataupun nontunai
dengan cara pemindahbukuan.
 Batas minimalnya adalah sebesar Rp 5.000.000. Jika ditarik sebelum jatuh
temponya, akan dikenakan penalty rate. Sedangkan insentif yang diberikan untuk
nominal dana yang cukup besar berupa spesial rate, hadiah ataupun cindera mata.
b. Sertifikat Deposito; Deposito yang diterbitkan atas unjuk, maksudnya hanya ada
nilai
nominalnya tidak disertai dengan nama orang ataupun lembaga hingga dpt
diperjualbelikan
kepada pihak lain. Diterbitkan dengan jangka waktu, 2, 3, 4, 6, dan 12 bulan.
c. Deposito on call; berjangka waktu minimal 7 hari dan paling lama 1 bulan.
Diterbitkan atas nama dan biasanya dalam jumlah yang besar i.e.100 juta rupiah,
tergantung dari bank yang menerbitkan deposito on call tersebut.
24
Deposito Berjangka

25
Aktivitas Perbankan
Sumber-sumber dana yg
1. Penghimpunan Dana menjadi
harapan:
 Perbankan ---
melakukan a. Dana Sendiri
penghimpunan dan b. Dana Deposan
penyaluran dana. c. Dana Pinjaman
 Keberhasilan d. Call Money
penghimpunan dana e. Pinjaman antar Bank
tergantung faktor: f. Kredit Liquiditas
a. Tingkat Pendapatan. g. Surat Berharga Pasar
b. Tingkat Resiko h. Dana Transfer
c. Tingkat Kepercayaan i. Setoran Jaminan
d. Tingkat Pelayanan (pendel/menengah)
j. Diskonto BI
26
c. Penyaluran Kredit
2. Penggunaan Dana  Aspek Penilaian Penyaluran

Kredit:
 2 hal perhatian Aspek Penilaian 5C
(Unsur)
Aspek Penilaian 7P
(Prinsip)
alokasi Dana:
Character ( sifat ) Personality (kepribadian)
a. Resiko Capacity ( kempuan ) Party ( kelompok/kelas)
b. Jangka Waktu & Capital (modal) Purpose ( Tujuan )

Liquiditas Collateral ( jaminan ) Prospect ( peluang )


Condition ( keadaan Payment (kemapuan
sekrang ) membayarcicilan )
 Penyaluran Dana: Profitability
(keuntungan )
a. Cadangan Protection ( perlindungan
)

Liquiditas;  Jenis Kredit; investasi, modal


Cadangan Primer & kerja, pertanian, peternakan,
industri & perumahan
Sekunder  Jaminan Kredit; Dengan
b. Investasi Jaminan & Tanpa Jaminan
27
Produk dan Jasa Bank

28
Kliring
 “ the act of exchanging drafts on each other
and settling the differences”
 Jasa penyelesain hutang-piutang antar bank
dengan cara saling menyerahkan warkat-
warkat yang akan dikliringkan di lembaga
kliring yang koordinir oleh Bank Indonesia.
 Warkat; alat lalu lintas pembayaran giral yang
diperhitungkan dalam satu lembaga yang
disebut Lembaga Kliring. Contoh warkat:
- Cek, Bilyet Giro, Surat bukti penerimaan
transfer, wesel bank, nota kredit dll
 Lembaga Kliring dibentuk pd tgl 7 maret 1967
29
 Penolakan proses Kliring atas alasan
tertentu
 Bank Peserta Kliring
 Wakil Bank Peserta Kliring
 Proses Penyelesaian Kliring

- Sistem Kliring Manual


- Sistem Kliring Semiotomasi
- Sistem Kliring Otomasi
- Sistem Kliring Elektronik

30
Bank Garansi
 Bank Garansi adalah jaminan pembayaran yang diberikan kepada pihak
penerima jaminan, apabil pihak yang dijamin tidak memenuhi
kewajibannya.
 3 pihak yang terkait dalam penerbitan Bank Garansi
 Proses Penerbitan Bank Garansi?
 Jenis-Jenis Bank Garansi:

- Bid Bond disebut juga Tender Bond adalah jaminan penawaran.


- Advance Payment Bond adalah jaminan uang muka.
- Performance Bond adalah jaminan pelaksanaan.
- Retention/Maintenance Bond adalah jaminan pemeliharaan.
 Manfaat Bank Garansi: mempermudah/lancar urusan bisnis,

keuntungan utk pihak Bank


 Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Bagi Penerima Bank Garansi

• Pastikan keaslian dan keabsahan Bank Garansi dengan cara


menghubungi bank
penerbit.
• Periksa masa berlaku Bank Garansi sesuai dengan jangka waktu proyek
Anda.
• Periksa dan pahami syarat-syarat klaim untuk memudahkan Anda
melakukan
klaim apabila diperlukan.
31
Bank Garansi

32
Jenis-jenis Jasa Bank Lainnya
Telah dijelaskan didepan bila kelengkapan jenis-jenis jasa bank
lainnya akan sangat tergantung dari apakah bank tersebut BPR, bank
umum konvensional ataukah bank umum syariah. Berikut adalah
beberapa jenis jasa-jasa bank lainnya :

1. Kiriman Uang (Transfer)


Transfer adalah merupakan jasa pengiriman uang baik di dalam negari
ataupun luar negeri. Sebagai contoh Rita mengirim uang kepada
ayahnya
sebesar Rp 5.000.000 melalui “bank R” melalui jasa transfer.

2. Inkaso
Inkaso merupakan jasa bank utnuk menagihkan warkat-warkat yang
berasal dari luar kota atau luar negeri. Contoh apabila kita
memperoleh
selembar cek yang diterbitkan oleh bank di kota Balikpapan, maka cek
tersebut dapat dicairkan di Jakarta melalui jasa inkaso. Warkat-warkat
yang
dapat ditagihkan melalui inkaso misalnya cek, bilyet giro, wesel,
deviden.
33
Inkaso

34
Inkaso

35
3. Safe Deposit Box
Safe deposit box merupakan jasa banjk yang diberikan kepada para
nasabahnya yang
membutuhkan keamanan pada benda-benda ataupun suratsurat berharga
miliknya.
Bentuknya berupa kotak dimana terdapat ukukran yang berbede-beda sesuai
dengan
kebutuhan dari para nasabahnya. Adapun surat-surat berharga disimpan
didalam safe
deposit box adalah :
a. Sertifikat deposito b. Sertifikat tanah
c. Saham d. Obligasi
e. Surat Perjanjian f. Akte kelahiran
g. Akte pernikahan h. Ijasah
Sedangkan untuk benda-benda-yang dapat disimpan di dalam safe
deposit box adalah :
a. Emas
b. Mutiara
c. Berlian
d. Intan
e. Permata
Adapun keuntungan yang dapat diperoleh oleh pihak bank adalah biaya sewa, uang
setoran
jaminan yang mengendap, dan pelayanan nasabah.
36
Safe Deposit Box

37
4. Bank Card
Bank card adalah “kartu plastik”atau yang biasa kita sebut
dengan
ATM, yang dikeluarkan oleh bank yang bersangkutan kepada
nasabahnya untuk dipergunakan sebagai alat pembayaran
ditempat-
tempat yang menyediakan fasilitas untuk ATM ini.

5. Travellers Cheque
Travelier cheque dikenal dengan nama cek wisata atau cek
perjalanan, cek
ini biasanya dipergunakan untuk orang-orang yang senang
bepergian.Traveller cheque diterbitkan dalam pecahan-
pecahan tertentu
seperti halnya uang kartal dan diterbitkan dalam mata uang
rupiah dan
mata uang asing.
38
Traveller Cheque

39
6. Letter of Credit (L/C)
 Letter of credit merupakan salah satu jasa bank yang

diberikan kepadamasyarakat untuk memperlancar


arus barang termasuk barang dalam negeri.

 Kegunaan letter of credit adalah untuk menampung


dan menyelesaikan kesulitan-kesulitan dari pihak
pembeli (importir) maupun penjual (eksportir) dalam
transaksi dagangannya. Pembukaan L/C oleh importir
dilakukan nasabah melalui bank yang disebut
Opening Bank atau inssuing Bank sedangkan bank
eksportir merupakan bank pembayar terhadap
barang yang diperdagangkan.

 Dalam hal ini eksportir berhubungan dengan bank


pembayar atau disebut dengan advising bank
40
Pelaku L/C
 Applicant atau pemohon kredit adalah importir (pembeli) yang
mengajukan aplikasi L/C.
 Beneficiary adalah eksportir (penjual) yang menerima L/C.
 Issuing bank atau opening adalah bank pembuka L/C.
 Advising bank adalah bank yang meneruskan L/C, yaitu bank
koresponden (agen) yang meneruskan L/C kepada beneficiary.
Bank tidak bertanggung jawab atas isi L/C dan hanya bertindak
sebagai perantara.
 Confirming bank adalah bank yang melakukan konfirmasi atas
permintaan issuing bank dan menjamin sepenuhnya pembayaran.
 Paying bank adalah bank yang secara khusus ditunjuk dalam L/C
untuk melakukan pembayaran dan beneficiary berkewajiban
menyerahkan dokumen kepada bank tersebut.
 Carrier adalah pengangkut barang yang dikirim (Perusahaan
Pelayaran/Penerbangan) untuk dibeberapa negara dengan
perbatasan darat bisa juga perusahaan angkutan darat seperti
truk, kereta Dll).
Tata cara pembayaran dengan L/C?
41
Jenis-jenis L/C
 Revocable L/C.
 Irrevocable L/C.
 Irrevocable dan Confirmed L/C
 Clean Letter of Credit
 Documentary Letter of Credit
 Documentary L/C dengan Red Clause
 Revolving L/C
 Back to Back L/C.
 Transverable L/C

42
L/C

43
Keuntungan Jasa-Jasa Bank

 Keuntungan yang dapat diperoleh oleh pihak bank adalah selisih antara
bunga simpanan dengan bunga kredit. Selain itu ada lagi keuntungan yang
dapat diperoleh perbankkan yaitu melalui :
1. Biaya administrasi
Biaya ini dikenakan untuk jasa-jasa yang memerlukan administrasi
khusus, biasanya dikenakan untuk pengelolaan fasilitas tertentu.
2. Biaya Kirim
Biaya kirim diperoleh dari jasa pengiriman uang atau yang biasa disebut dengan
transfer, baik transfer dalam negari ataupun luar negeri.
3. Biaya Tagih
Jasa yang dikenakan untuk menagihkan dokumen-dokumen milik nasabahnya
seperti jasa kliring dan jasa inkaso. Biaya tagih ini dilakukan baik untuk tagihan
dokumen dalam negeri maupun luar negeri.
4. Biaya Provisi dan Komisi
Biaya ini dibebankan kepada jasa kredit dan jasa transfer serta jasa-jasa atas
bantuan bank terhadap suatu fasilitas perbankkan.
5. Biaya Sewa
Biaya ini dibebankan kepada nasabah yang menggunkan fasilitas safe
deposit box, dan besarnya
sewa tergantung dari besarnya safe deposit box yang dipakai.

44
 RTGS (Real-Time Gross Settlement).  Sistem
RTGS adalah proses penyelesaian akhir transaksi (settlement)
pembayaran yang dilakukan per transaksi (individually
processed / gross settlement) dan bersifat Real-
Time (electronically processed), di mana rekening peserta
dapat di- debit / di-kredit berkali-kali dalam sehari sesuai
dengan perintah pembayaran dan penerimaan pembayaran.
 Dengan sistem RTGS, peserta pengirim melalui terminal RTGS
di tempatnya mentransmisikan transaksi pembayaran ke
pusat pengolahan sistem RTGS di Bank Indonesia untuk
proses settlement. Jika proses settlement berhasil, transaksi
pembayaran akan diteruskan secara otomatis dan elektronis
kepada peserta penerima.
 Kecukupan saldo peserta pengirim adalah PENTING karena
dalam sistem BI-RTGS peserta hanya diperbolehkan untuk
mengkredit peserta lain.
 Penerapan sistem RTGS di Indonesia telah dimulai sejak
tanggal 17 November 2000 dengan nama Sistem Bank
Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS).
45
Perbankan Islam

46
HUKUM – HUKUM SEPUTAR
AQAD, JUAL BELI DAN
SYIRKAH DALAM ISLAM

47
Pengertian Aqad
 Akad merupakan hubungan antara
ijab dan qabul dalam bentuk yang
disyariatkan, dengan dampak yang
ditetapkan pada tempatnya.
 Ijab dan qabul ini harus dilakukan
secara syar’i, sehingga dampaknya
juga halal bagi masing-masing
pihak.
 Aqad sangat penting dalam
Aktivitas muamalah hampir sama
dengan niat dalam masalah ibadah
48
SYARAT SAHNYA TRANSAKSI (Menurut SYARIAH)

a) transaksi hanya dilakukan berdasarkan prinsip


saling paham dan
saling ridha;
(b) prinsip kebebasan bertransaksi diakui
sepanjang objeknya halal
dan baik (thayib);
(c) uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan
satuan pengukur
nilai, bukan sebagai komoditas;
(d) tidak mengandung unsur riba;
(e) Tidak mengandung Unsur Kedzoliman
(f) tidak mengandung unsur maysir;
(g) tidak mengandung unsur gharar;

49
(h) tidak mengandung unsur haram;
(i) tidak menganut prinsip nilai waktu dari uang
(time valueof
money).
(j) transaksi tidak diperkenankan menggunakan
standar ganda
harga untuk satu akad serta tidak menggunakan
dua transaksi
bersamaan yang berkaitan (ta’alluq) dalam satu
akad;
(k) tidak ada distorsi harga melalui rekayasa
permintaan(najasy), maupun melalui rekayasa
penawaran
(ihtikar);
(l) tidak mengandung unsur kolusi dengan suap
menyuap(risywah).

50
Produk
Perbankan Syariah

51
JUAL BELI

52
JUAL BELI
Jenis Produk
 1. Titipan (Wadiah)
 2. Bagi Hasil (Syirkah)
 3. Jual Beli (al Bai’)
 4. Sewa (al Ijarah)
 5. Jasa-jasa (Ja’alah)
 6. Tukar Menukar Valuta (Sharf)
 7. Produk dan Jasa Lainnya
53
Produk & Jasa Lembaga
Keuangan Syariah
Giro (Yad
Wadiah Dhamanah)
Penghimpun
an Dana Tabungan
Mudharab
ah Deposito
Operasional Equity
Bank Syariah Penggunaan Financing
di Indonesia Dana Debt
Financing
Wakalah ZIS
(arranger/agency)
SDB
Hawalah (anjak
Jasa Layanan Kafalah (garansi
piutang)
Perbankan bank)

Rahn (Gadai)

54
Produk Pembiayaan
(Financing)
Muthlaqah (tidak bersyarat)

Mudharaba
h
Muqayyadah (bersyarat)
Equity
Financin
g

Musyarakah
Musyarakah
(kerjasama dua pihak atau
lebih)

55
Produk Pembiayaan
(Financing) (Lanjutan)
Barang-barang Barter
Jual Beli (Bai)
• Murabahah (margin)
• Bitsaman Ajil (cicil)

Barang - uang
Sewa Menyewa (Ijarah)
Debt • Ijarah (sewa)
Financing
• Ijarah Wa Iqtina (sewa beli)

Salam (indent-> pertanian)


Uang - Barang
Istishna (indent ->
manufacture)
Uang - uang Sharf (tukar valas)

56
Skema Operasional Bank
Syariah
Skema Operasional Bank Syariah
Bagi Hasil:
· Mudharabah
· Musyakarah
Bagi
SUMBER DANA: Hasil
· Giro Wadiah Pembiayaan/Jual Beli: Profit
POOLING
· Tab Wadiah · Murabahah
DANA
Angsuran
Distributio
· Tab.
Mudharabah · Murabahan Margin n
· Dep. Sekaligus
Alhamdulillah... Sewa Beli:
Mudharabah · Ijarah
· Equity

Porsi
Nasabah
Jasa-jasa:
• Kiriman
Uang Porsi
• Inkaso 100% pendapatan
Bank Bank
• Garansi
Bank
• Gadai 57
1. Wadiah
 Dari segi bahasa diartikan sebagai meninggalkan,
meletakkan atau meletakan sesuatu pada orang lain
untuk dipelihara dan dijaga
 Secara teknis berarti titipan murni, dari satu pihak ke
pihak lain, baik individu maupun badan hukum yang
harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip
kehendaki
 Landasan hukum:
a. Al Qur’an
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk menyampaikan
amanat (titipan) kepada yang berhak menerimanya
(QS An Nisaa (4) : 58)

Jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain,


hendaklah yang dipercaya itu menunaikan amanatnya
(utangnya) dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah
Tuhannya
(QS Al Baqarah (2) 283) 58
Wadiah (Lanjutan)

 Prinsip wadiah yang diterapkan adalah wadiah


yad dhamanah, yang diterapkan pada giro
 Pihak yang dititipi (bank) bertanggung jawab
atas keutuhan harta titipian
 Bank boleh memanfaatkan harta titipan
 Prinsip wadiah yang lain adalah wadiah yad
amanah, yaitu harta titipan tidak boleh
dimanfaatkan oleh yang dititipi
 Keuntungan dan kerugian menjadi hak dan
kewajiban bank (pemilik dana dapat diberi
bonus tanpa perjanjian)
 Bank dapat mengenakan biaya administrasi
untuk menutupi biaya yang benar-benar
terjadi
59
Wadiah (Lanjutan)

1.Titip dana
Nasabah Bank
(penitip) (Penyimpan)
4. Beri bonus

2. Pemanfaatan
3. Bagi hasil dana

Skema Wadiah Nasabah


Yad adh- Pembiayaan
Dhamanah
60
Wadiah (Lanjutan)

Rukun Wadiah
 Penitip / pemilik barang / harta
(muwaddi’)
 Penerima titipan / orang yang menyimpan
(mustawda’)
 Barang / harta yang dititipkan
 Aqad / Ijab Qabul

61
2. Syirkah
 Prinsip yang didasarkan pada prinsip bagi hasil
 Terdapat pada produk Pendanaan dan
Pembiayaan
 Jenis-jenis Syirkah :
 Musyarakah
 Mudharabah (Muthlaqah, Muqayyadah on
Balance Sheet & Muqayyadah Off Balance
Sheet)
 Isu sentral dari prinsip ini adalah modal,
jaminan, manajemen, jangka waktu, besar bagi
hasil

62
Syirkah - Musyarakah
Merupakan bentuk umum dari usaha bagi hasil
Sering disebut dengan syarikah, serikat atau kongsi
Dilandasi keinginan para pihak bekerjasama untuk
meningkatkan nilai assets yang dimiliki secara bersama-
sama
Kontribusi para pihak dapat berupa dana, trading assets,
enterpreneurship, skill, property, equipment, paten,
goodwill, credit worthiness dsb, yang dapat dinilai dengan
uang
Bisa dengan batasan waktu maupun tanpa batasan waktu
Dengan menyatukan semua modal maka pemilik modal
berhak turut serta menentukan kebijakan usaha yang
dijalankan pelaksana proyek
Biaya pelaksanaan dan jangka waktu proyek harus
diketahui bersama
63
Syirkah - Musyarakah (Lanjutan)

 Keuntungan dan kerugian dibagi sesuai kesepakatan


 Proyek yang dijalankan harus disebutkan dalam akad
 Pemilik modal dan Pelaksana yang dipercaya tidak boleh :
 Menggabungkan dana proyek dengan dana pribadi
 Menjalankan proyek musyarakah dengan pihak lain
tanpa izin pemilik modal lainnya
 Memberi pinjaman pada pihak lain
 Setelah proyek selesai, modal dapat dikembalikan kepada
pemilik modal bersama bagi hasil, atau sesuai
kesepakatan pada akad
 Setiap pemilik modal dapat mengalihkan penyertaan atau
digantikan pihak lain
 Setiap pemilik modal dianggap mengakhiri kerjasama jika
:
 Menarik diri dari perserikatan
64
Syirkah - Musyarakah Lanjutan
 Landasan Hukum
a. Al Qur’an
Maka mereka berserikat pada sepertiga (QS An Nisaa (4):12)
Dan, sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat
itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain
kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh (QS
Shaad : 24)

b. Al Hadits
Dari Abu Hurairah,”Rasulullah SAW bersabda,”sesungguhnya Allah
azza wa jalla berfirman,”Aku pihak ketiga dari dua orang yang
berserikat selama salah satunya tidak mengkhianati lainnya
(HR. Abu Dawud)

65
Syirkah - Musyarakah (Lanjutan)

Nasabah Skema Musyarakah


Bank
Asset Value Pembiayaan

Proyek /
Usaha

Keuntungan / Kerugian

Bagi hasil keuntungan / kerugian


sesuai porsi kontribusi modal
66
Syirkah - Musyarakah (Lanjutan)

1. Akad
Bank Umum (A) Musyarakah BPRS (B)
(Shahibul Maal) (Mitra)
Modal B Rp 125 juta
(20%)
3. Nasabah B Aka
2. Modal A d
Rp 500 juta
Modal Rp 625
(80%)
juta

4.Pembagi
Nisbah 56% x an Nisbah 44 % x
Marjin Debitur Marjin Debitur
Keuntunga
. 5. Pengembalian Modal n . 5. Pengembalian Modal
Pokok A Rp 500 juta Pokok B Rp 125 juta
(80%) Modal Pokok (20%)

67
Syirkah - Mudharabah
 Berasal dari kata adharbu fil al ardhi (ulama Iraq), yaitu
bepergian untuk urusan dagang. Disebut juga qiradh
yang berasal dari kata al qardhu (ulama hijaz) yang
berarti al qath’u (potongan), karena pemilik memotong
sebagian hartanya untuk diperdagangkan dan
memperoleh sebagian keutungan.
 Bentuk kerjasama antara minimal 2 pihak dimana
pemilik modal (shahib al maal) mempercayakan
sejumlah modal kepada pengelola (mudharib) dengan
suatu perjanjian pembagian keuntungan
 Kontribusi modal 100% dari shahibu al maal dan skill
dari mudharib
 Tidak mensyaratkan adanya wakil shahib al maal dalam
manajemen proyek sebagai org kepercayaan
 Musyarakah dan Mudharabah dalam fikih berbentuk
uqud al amanah (perjanjian kepercayaan), yang
menuntut kejujuran yang tinggi dan menjunjung
keadilan 68
Syirkah - Mudharabah (Lanjutan)

 Hasil pengelolaan dapat diperhitungkan dengan 2 cara:


 Perhitungan dari pendapatan proyek (revenue sharing)
 Perhitungan dari keuntungan proyek (profit sharing)
 Hasil usaha dibagi sesuai akad.
 Shahib al maal menanggung seluruh kerugian kecuali akibat
kelalaian dan penyimpangan mudharib
 Shahib al maal dapat melakukan pengawasan terhadap pekerjaan
namun tidak berhak campur tangan dalam urusan pekerjaan.
 Nasabah/pengelola yang wanprestasi dapat dikenakan sanksi
administrasi

69
Syirkah - Mudharabah (Lanjutan)

 Landasan Hukum
a. Al Qur’an
Dan jika dari orang-orang yang berjalan di muka bumi
mencari sebagian karunia Allah
SWT (QS Al Muzzamil (73):20)

Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah kamu


di muka bumi dan carilah
Karunia Allah SWT (QS Al Jumuah (63):10)

b. Al Hadits
Dari Shalih bin Suaib ra bahwa Rasulullah SAW
bersabda,”Tiga hal yang didalamnya
terdapat keberkahan: jual beli secara tangguh, muqaradhah
(mudharabah) dan 70
Syirkah - Mudharabah (Lanjutan)

60 % Laba 40 %

Skema
Pembiayaan
Mudharabah
Bank
100 % modal management

100 % Rugi 0%

Repayment of Capital

71
Syirkah - Mudharabah (Lanjutan)

Pendanaan
 Deposan bertindak sebagai shahib al maal (pemilik
modal) dan bank sebagai mudharib (pengelola)
 Dana dapat dipergunakan bank untuk melakukan
pembiayaan murabahah, ijarah, mudharabah dsb
 Dalam hal dana dipergunakan untuk pembiayaan
mudharabah, maka kerugian menjadi kewajiban bank
 Produk mudharabah diaplikasikan pada tabungan dan
deposito berjangka
 Bank wajib memberitahukan nisbah & tata cara
pemberian keuntungan dan/atau perhitungan
pembagian keuntungan serta risiko yg dpt timbul dr
penyimpanan dana
 Dana dpt ditarik oleh pemilik dana sesuai perjanjian
72
Syirkah - Mudharabah (Lanjutan)

Rukun Mudharabah
 Shahib al maal (pemilik modal / nasabah)
 Mudharib (Bank)
 Amal (pekerjaan)
 Hasil (bagi hasil)
 Aqad / Ijab qabul

Contoh Perhitungan Bagi Hasil :


saldo rata-rata nasabah x keuntungan yang diperoleh produk x
Nisbah
saldo rata-rata produk
Contoh :
Bapak Ahmad memiliki Deposito Rp. 10.000.000,- Jangka waktu
1 bulan, Nisbah Deposan 57% dan Bank 43 %, dgn asumsi rata-
rata saldo deposito jangka waktu 1 bln Rp. 950.000.000,- dan
keuntungan yang diperoleh u/ deposito 1 bln Rp. 30.000.000,-.
Keuntungan Bp Ahmad sbb:
(10.000.000 : 950.000.000) x 30.000.000 x 57 % = 180.000
73
(Sebelum Pajak)
Syirkah - Mudharabah (Lanjutan)

Mudharabah Muthlaqah
 Tidak ada pembatasan bagi bank mempergunakan dana
yang dihimpun
 Bank wajib menginformasikan nisbah dan tata cara serta
resiko & keuntungan, kesepakatan tersebut harus
tercantum pada akad
 Untuk bukti penyimpanan dapat berupa buku (tabungan
dan bilyet (deposito)
 Tabungan dapat diambil setiap saat, tetapi tidak boleh
mengalami saldo negatif
 Deposito hanya dapat dicairkan sesuai dengan jangka
waktu yang disepakati
 Deposito yang diperpanjang setelah jatuh tempo akan
diperlakukan sama seperti deposito baru, tetapi bila
pada akad sudah dicantumkan ARO, maka tidak
diperlukan akad baru
74
Syirkah - Mudharabah (Lanjutan)

1. Titip dana
Bank :
Penabung / -Mudharib
Deposan -Wkl Shahibul Maal
Shahibul Maal
4.Bagi Hasil
2. Pemanfaatan
3. Bagi Hasil dana

Skema
Mudharabah Pengusaha
Muthlaqah
75
Syirkah - Mudharabah (Lanjutan)

Mudharabah Muqayyadah
 Merupakan simpanan khusus (restricted investment)
 Pemilik dana menetapkan syarat tertentu yang harus dipatuhi bank
(misalnya syarat untuk bisnis, akad atau nasabah tertentu).
 Bank wajib menginformasikan nisbah dan tata cara serta resiko &
keuntungan, kesepakatan tersebut harus tercantum pada akad
 Bank wajib menerbitkan bukti simpanan khusus dan wajib
memisahkan dana dari rekening lainnya
 Penyaluran dana mudharabah langsung kepada pelaksana usaha
 Bank bertindak sebagai perantara (arranger)
 Pemilik dana dapat menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus
dipatuhi bank dalam mencari kegiatan usaha yang akan dibiayai

76
Syirkah - Mudharabah (Lanjutan)

Investasi Khusus
1. dana 2. Proyek

Nasabah Bank Proyek

3. Paper
Reksadana Equity

Investasi Reksadana
Bank Manajer Obligasi
Investasi
Lain-Lain
Skema Mudharabah Muqayyadah

77
3. Al Bai’
 Prinsip sehubungan dengan adanya perpindahan kepemilikan barang
atau benda (transfer of property)
 Tingkat keuntungan bank ditentukan di muka dan menjadi bagian
harga atas barang yang dijual
 Jenis-jenis Al Bai’ adalah :
 Murabahah (Angsuran/Bai’ Bi tsaman ajil dan Tangguh)
 Salam
 Istishna
 Isu sentral Al Bai’ adalah :
 Harga kredit lebih tinggi dalam murabahah, harga mecicil lebih
mahal dibandingkan tunai
 Peningkatan harga kredit dalam murabahah, harga mencicil 2
tahun lebih mahal dibandingkan mencicil 1 tahun
 Penjual atau penyandang biaya ?
 Bebas resiko atau bagi-bagi resiko ?

78
Al Bai’ - Murabahah
 Ribhu (keuntungan) yaitu jual beli dimana bank menyebut
jumlah keuntungannya. Bank sebagai penjual dan nasabah
sebagai pembeli
 Harga jual adalah harga beli dari pemasok ditambah
dengan biaya bank ditambah dengan marjin keuntungan
(cost plus profit). Biaya bank tersebut antara lain ekuivalen
harapan bagi hasil untuk deposan, overhead cost dan
faktor resiko
 Kedua belah pihak wajib menyepakati akad yang berisikan
harga jual dan jangka waktu pembayaran
 Akad tidak dapat diubah selama masa berlakunya
 Lazimnya dilakukan secara bi tsaman ajil atau cicilan

Landasan Hukum
a. Al Qur’an
Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba (QS Al
Baqarah (2) : 275)
b. Al Hadits
dari Suaib ar-Rumi ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Tiga hal 79
Al Bai’ – Murabahah (Lanjutan)
 Bank dan pembeli melakukan negosiasi tentang :
 Jumlah
 Kualitas
 Harga
 Profit margin bank
 Cara pembayaran nasabah
 Jenis-jenis barang yang dapat diperjualbelikan antara lain
barang konsumsi, modal kerja dan investasi

 Nasabah yang lalai dapat dikenakan penalty


 Discount dapat diberikan kepada nasabah yang mempercepat
pembayaran (tidak diperjanjikan pada nasabah)
 Nasabah dapat diwajibkan menyediakan uang muka yang
dihitung dari harga beli barang atau sebesar minimal yang
ditetapkan bank
 Nasabah dapat dikenakan biaya administrasi sesuai ketentuan 80
Al Bai’ – Murabahah Lanjutan
1. Negosiasi

2. Akad
Nasabah
Bank

6. Bayar
5. Terima Barang &
Dokumen

Pemasok/Toko/Pabrikan

3. Beli Barang 4. Kirim Barang

Skema Murabahah
81
Al Bai’ – Salam
 Dalam bahasa, salama sama dengan salafa, yaitu
pemesan barang menyerahkan uangnya di tempat
akad.
 Menurut sayyid sabiq dalam fiqqih sunnah, as-salam
dinamai juga as-salaf (pendahuluan), yaitu penjualan
sesuatu dengan kriteria tertentu (yang masih berada)
dalam tanggungan dengan pembayaran disegerakan
 Transaksi jual beli dimana barang yang
diperjualbelikan belum ada
 Barang diserahkan secara tangguh sedangkan
pembayaran tunai
 Bank sebagai pembeli dan nasabah sebagai penjual
 Sekilas transaksi ini mirip ijon kecuali sudah adanya
kepastian waktu penyerahan, kuantitas, kualitas dan
harga, misalnya 100 Kg mangga harumanis kualitas A
dengan harga Rp 5.000/Kg dan diserahkan waktu 82
Al Bai’ – Salam (Lanjutan)

 Jika bank menjual tunai maka biasanya disebuat


bridging financing dan Umumnya dilakukan pada
transaksi komoditi pertanian
 Jika hasil produksi tidak sesuai akad maka nasabah
harus bertanggung jawab
 Bank dimungkinkan melakukan salam akad pararel
dengan pihak lain.
 Landasan Hukum
a. Al Qur’an
hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang
ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya (QS Al
Baqarah (2) : 283)
b. Al Hadits 83
Al Bai’ – Salam (Lanjutan)

Rukun Salam
Pembeli (Muslam / salam)
Penjual (Muslam ilaihi)
Barang (Muslam fihi)
Harga (Tsaman)
Ijab-qabul

84
Al Bai’ – Salam (Lanjutan)

Skema Salam
4. Kirim
Pesanan
Nasabah Pembeli
Penjual

5. Bayar tunai setelah


pesanan
selesai dibuat
2. Pemesanan
Barang Nasabah 3. Kirim 1. Negosiasi
& Bayar Tunai dokumen Pesanan

Bank

85
Al Bai’ – Istishna
 Menyerupai produk salam, namun pembayarannya
dapat dilakukan oleh bank dan beberapa pihak.
 Menurut jumhur ulama fuqaha, merupakan jenis
khusus bai’ as-salam yang biasanya dipergunakan
untuk manufaktur dan konstruksi
 Spesifikasi barang harus jelas seperti jenis, macam
ukuran, mutu dan jumlah. Jika terjadi perubahan dari
kriteria pada akad maka seluruh biaya tambahan
ditanggung nasabah

Rukun Istishna
Produsen (Shaani’)
Pemesan (Mustashni’)
Barang (Mashnu)
Harga (Tsaman)
Sighat (Ijab-qabul) 86
Al Bai’ – Istishna (Lanjutan)

1. Pesan
Nasabah Bank
Konsumen Penjual
(pembeli) 4. Nasabah beli
pesanan dan
bayar cicil atau 2. Pesan,
tunai 3. Bank beli bayar di
pesanan muka, bayar
sesuai
Produsen
Skema Pembuat
termin
Istishna’

87
4. Al Ijarah
 Berasal dari kata alajru yang berarti al ‘iwadhu (ganti)
 Merupakan transaksi perpindahan manfaat/hak guna, hampir sama
dengan jual beli, perbedaannya hanya pada obyek transaksi dimana
tidak diikuti perpindahan kepemilikan (milkiyyah)
 sewa dapat dilakukan dengan operating lease (tidak terjadi
perpindahan kepemilikan) atau bank dapat menjual barang yang
disewakannya kepada nasabah (ijarah muntahhiyah
bittamlik-IMBT/sewa yang diikuti dengan perpindahan
kepemilikan/finance lease)
 Dalam konteks perbankan dan lembaga keuangan berrarti
menyewakan suatu obyek kepada nasabah berdasarkan pembebanan
biaya yang sudah ditentukan sebelumnya (fixed charge)

88
Al Ijarah (Lanjutan)
 Landasan Hukum
a. Al Qur’an
Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain,
tidak dosa bagimu apabila kamu mmberikan pembayaran
menurut yang patut. Bertaqwalah kamu kepada Allah dan
ketahuilah bahwa Allah maha melihat apa yang kamu
kerjakan (QS Al Baqarah (2) : 233)

b. Al Hadits
diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah SAW
bersabda,”berbekam kamu, kemudian berikanlah olehmu
upahnya kepada tukang bekam itu”
(HR Bukhari & Muslim)
Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah bersabda,”berikanlah
upah pekerja sebelum kering keringatnya” (HR Ibnu Majah)

 Obyek sewa yang ditransaksikan antara lain meliputi


barang konsumsi, properti, peralatan, alat-alat
transportasi, dan alat-alat berat 89
Al Ijarah (Lanjutan)

SK EM A IJA RA H M U NTA HIYAH BITTA MLIK

Supplier / O bjek Nasabah /


Pem asok Sew a Pen yew a

4. Menyerahkan
objek Sewa

1. Mengajukan
Perm ohonan Sewa Beli
Bank 3. Akad Sewa
S yariah 5. Mem bayar Sewa
2. Mem beli Objek S ewa

90
5. Ja’alah
 Adalah akad antara dua pihak; pihak pertama menjanjikan imbalan
tertentu kepada pihak kedua atas jasa atau pelayanan yang
diberikannya kepada pihak pertama
 Penerapannya dalam perbankan syariah dapat berupa berbagai
pelayanan dengan imbalan fee tertentu, seperti Referensi Bank,
Informasi Usaha dan sebagainya
 Antara lain :
 Safe Deposit Box yang dapat dilakukan dengan akad ijarah atau
Wadiah Yad Amanah
 E-Banking seperti ATM, Debit Card, Prepaid Card, SMS Banking,
Internet Banking

91
6. Sharf
 Sharf adalah transaksi pertukaran emas dan perak atau pertukaran
valuta asing yang dilakukan sesuai syariah yaitu penyerahannya harus
dilakukan pada waktu yang sama (spot)
 Dalam aplikasinya di perbankan syariah, Sharf merupakan jasa /
pelayanan bank kepada nasabahnya untuk melakukan transaksi valuta
asing menurut prinsip yang dibenarkan syariah.

Syarat Transaksi :
 Harus dilakukan secara tunai
 Transaksi tidak dimaksudkan untuk tujuan spekulatif, tetapi benar-
benar untuk tujuan operasional.
 Bila yang dipertukarkan adalah mata uang yang sama, maka jumlah /
nilainya harus sama pula.

92
Produk dan Jasa Lainnya

93
1. Hiwalah
 Berasal dari kata tahwil yang berarti intiqal (perpindahan),
yaitu memindahkan hutang dari tanggungan orang yang
berhutang (muhil) menjadi tanggungan orang yang
berkewajiban membayar hutang (muhal ’alaih)
 Dalam konsep hukum perdata, adalah serupa dengan
lembaga pengambialihan utang (schuldoverneming) atau
lembaga pelepasan/penjualan utang atau lembaga
penggantian kreditor atau penggantian debitor.
 Prakteknya dipergunakan kepada supplier untuk
mendapatkan modal tunai untuk kelanjutan produksi
 Bank mendapat biaya jasa atas pemindahan piutang
 Bank perlu berhati-hati karena resikonya cukup besar,
dimungkinkan adanya buy back guarantee
 Dasar Hukum
a. Al Hadits
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa
Rasulullah SAW bersabda,”menunda pembayaran bagi orang yang
mampu adalah suatu kezaliman. Dan jika salah seorang dari kamu 94
Hiwalah (Lanjutan)

Muhal ’alaih Factor/Bank

2. Invoice 3. Bayar 4. Tagih 5. Bayar

Muhil Muhal
Supplier Pembeli
1. Supply Barang

Skema Hiwalah dalam Anjak Piutang


95
2. Qardh
 Secara bahasa adalah pemberian harta
kepada orang lain yang dapat ditagih atau
diminta kembali atau dengan kata lain
meminjamkan tanpa mengharapkan
imbalan
 Dalam aplikasi biasanya dilakukan dalam 4
hal :
 Talangan haji
 Cash advanced
 Pinjaman kepada pengusaha kecil
terutama yang tidak mampu diberikan
dengan pinjaman komersial
 Pinjaman kepada pengurus bank
96
Qardh (Lanjutan)
 Landasan Hukum
a. Al Qur’an
Siapa yang mau meminjamkan kepada Allah
pinjaman yang baik, Allah akan
melipatgandakan (balasan) pinjaman itu
untuknya dan dia akan memperoleh pahala
yang banyak (QS Al Hadiid (57) : 11)

b. Al Hadits
Ibnu Mas’ud meriwayatkan bahwa Nabi SAW
berkata,”bukan seorang muslim (mereka) yang
meinjam muslim (lainnya) dua kali kecuali yang
satunya adalah (senilai) sedekah (HR Ibnu
Majah, Ibnu Hibban dan Baihaqi) 97
Qardh (Lanjutan)

Perjanjian/Akad
Bank Nasabah

Proyek/
Usaha
100% Kembali
Modal
Keuntungan

98
3. Rahn
 Secara teknis menahan salah satu harta
peminjam yang memiliki nilai ekonomis
sebagai jaminan barang yang diterimanya.
Sering disebut gadai
 Tujuan akad rahn adalah untuk memberikan
jaminan pembayaran kembali pada bank
dalam memberikan pembiayaan
 Barang yang digadaikan harus barang milik
nasabah sendiri, jelas ukuran/sifat/nilai –
nilai ditentukan berdasarkan nilai riil pasar
 Barang yang digadaikan dikuasai bank
namun tidak boleh dimanfaatkan bank

99
Rahn (Lanjutan)

 Bank dapat melakukan penjualan barang gadai


nasabah wanprestasi. Untuk mendapatkan hasil
optimal penjualan, nasabah dengan seizin bank
dapat juga melakukan penjualan
 Biasanya dilakukan dalam 2 akad, yaitu akad
penitipan barang dan qardh
 Bank mendapatkan keuntungan dari biaya
penitipan.
 Barang yang digadaikan harus memiliki nilai
jaminan dan tidak boleh merupakan barang
rampasan, barang pinjaman atau barang yang
dijaminkan kepada pihak lain
 Akad tidak dapat dibatalkan atau ditarik kembali.
Jika bank melakukan perbuatan yang
menghilangkan status kepemilikan maka akad
gadai batal 10
0
Rahn (Lanjutan)
 Landasan Hukum
a. Al Qur’an
Jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai) sedang
kamu tidak memperoleh
seorang penulis, hendaklah ada barang tanggungan yang dipergang
(oleh yang berpiutang) QS Al
Baqarah (2) : 283)

b. Al Hadits
Aisyah ra berkata bahwa Rasulullah SAW membeli makan dari seorang
Yahudi dan menjamin
kepadanya baju besi (HR Bukhari & Muslim)

Anas ra berkata,”Rasulullah SAW menggadaikan baju besinya kepada


seorang yahudi di Madinan
dan mengambil darinya gandum untuk keluarga beliau” (HR Bukhari,
Ahmad, Nasa’I dan Ibnu
Majah)

Rukun Gadai
 Ar Rahin (orang yang menggadaikan) 10
1
Rahn (Lanjutan)

3. Akad
Nasabah Bank

4. Qardh

Jaminan/Marhun
1. Titip + biaya pemeliharaan

Skema Rahn
10
2
4. Wakalah
 Wakalah atau wikalah berarti menyerahkan, pendelegasian atau
pemberian mandat
 Secara teknis adalah akad perwakilan antara dua pihak, dimana pihak
pertama (muwakkil) mewakilkan suatu urusan (taukil) kepada pihak
kedua (wakil) untuk bertindak atas nama dan untuk kepentingan
pihak pertama
 Terjadi apabila nasabah memberikan kuasa kepada bank untuk
mewakili dirinya melakukan pekerjaan atau jasa tertentu, seperti
kliring, documentary collection, inkaso dan transfer uang.
 Kelalaian dalam kuasa menjadi tanggung jawab bank, namun
sepanjang pihak bank telah menjalankan sebatas kuasa dan
wewenang yang diberikan, maka resiko dan tanggung jawab atas
dilaksanakannya perintah tersebut menjadi tanggung jawab pemberi
kuasa.
 Apabila wakil yang ditunjuk lebih dari satu bank maka masing-
masing bank tidak boleh bertindak sendiri-sendiri tanpa musyawarah
dengan bank lain kecuali dengan seizin nasabah.

10
3
Wakalah (Lanjutan)

 Tugas, wewenang dan tanggung jawab bank harus jelas sesuai


dengan kehendak nasabah bank. Setiap tugas harus
mengatasnamakan nasabah dan harus dilaksanakan oleh bank
 Atas pelaksanaan tugasnya, wakil mendapat pengganti biaya (fee)
berdasarkan kesepakatan bersama

 Landasan Hukum
a. Al Qur’an
Dan demikian kami bangkitkan mereka agar saling bertanya
di antara mereka sendiri. Berkata salah seorang di antara
mereka,” sudah berapa lamakah kamu berada di sini?” mereka
menjawab,”kita sudah berada (di sini) satu atau setengah
hari” berkata (yang lain lagi),”Tuhan kamu lebih mengetahui
berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah
seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang
perakmu ini dan hendaklah ia lihat manakah makan yang
lebih baik dan hendaklah ia membawa makan itu untukmu
dan hendaklah ia berlaku lemah lembut dan janganlah sekali-
kali menceritakan halmu kepada seseorangpun (QS Al Kahfi
(18) : 19) 10
4
Wakalah (Lanjutan)
Al Qur’an
jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir). Sesungguhnya aku adalah
orang yang pandai menjaga lagi
Berpengalaman (QS Yusuf (12) : 55)

b. Al Hadits
Bahwa Rasulullah SAW mewakilkan kepada Abu Rafi dan seorang Anshar
untuk mewakilkan mengawini
Maimunah binti-Harist (HR Malik)

Jenis Wakalah :
1. WAKALAH AL MUTHLAQAH
Perwakilan diberikan secara mutlak, tanpa batasan waktu
maupun urusan

2. WAKALAH AL MUQAYYADAH
Perwakilan hanya diberikan untuk urusan-urusan tertentu

3. WAKALAH AL AMMAH
10
Perwakilan yang diberikan lebih luas dari pada Wakalah Al 5
Wakalah (Lanjutan)

Kontrak + Fee
Nasabah
(muwakil)
•Agency
•Administration Bank
•Collection (wakil)
•Payment
•Co Arranger
(taukil)
Investor
(muwakil)
Kontrak + Fee

Skema Al Wakalah
10
6
5. Kafalah
 Merupakan akad jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil)
kepada pihak ketiga dalam rangka menjamin kewajiban pihak yang
ditanggung (makfulanhu), apabila pihak yang ditanggung tersebut
cedera janji atau wanprestasi.
 Dalam arti lain berarti juga mengalihkan tanggung jawab seseorang
yang dijamin dengan berpegang pada tanggung jawab orang lain
sebagai jaminan
 Landasan Hukum
Al Qur’an
Penyeru-penyeru itu berseru,”kami kehilangan piala raja dan barang siapa
yang dapat mengembalikannya akan
memperoleh makanan (seberat) beban unta dan aku menjamin terhadapnya
(QS Yusuf (12) : 72)

Al Hadits
Telah dihadapkan kepada Rasulullah SAW (mayat seorang laki-laki untuk
dishalatkan). Rasulullah SAW
bertanya,”apakah dia mempunyai warisan?” Para sahabat menjawab tidak,
Rasulullah SAW bertanya lagi,”apakah
dia mempunyai hutang?” Sahabat menjawab,”Ya, sejumlah tiga dinar”.
Rasulullah pun menyuruh pada sahabat 10
untuk menshalatkan (tetapi beliau sendiri tidak). Abu Qatadah lalu 7
Kafalah (Lanjutan)

 Jenis-Jenis Kafalah
1. KAFALAH BIN NAFS
Jaminan dari diri seseorang yang memiliki reputasi, kredibilitas dan
bonafiditas yang
dikenal baik (Personal Guarantee).
2. KAFALAH BIL MAAL
Jaminan pembayaran barang atau pelunasan hutang. Dalam
aplikasinya di perbankan dapat
berupa jaminan uang muka (Advance Payment Bond) atau jaminan
pembayaran (Payment
Bond).
3. KAFALAH BIN NAFS
Jaminan dari diri seseorang yang memiliki reputasi, kredibilitas dan
bonafiditas yang
dikenal baik (Personal Guarantee).
4. KAFALAH BIL MAAL
Jaminan pembayaran barang atau pelunasan hutang. Dalam
aplikasinya di perbankan dapat
Berupa jaminan uang muka (Advance Payment Bond) atau jaminan
pembayaran (Payment 10
8
Kafalah (Lanjutan)

Penanggung Tertanggung Ditanggung


(Bank) (Jasa/Obyek) (Nasabah)

Skema Al Kafalah

10
9
6. Zakat, Infaq dan Shadaqah
(ZIS)
 Secara fikih berarti sejumlah harta tertentu
yang diwajibkan Allah diserahkan kepada
orang-orang yang berhak
 Zakat diwajibkan pada tahun ke 9 Hijriah
sementara shadaqah pada tahun ke 2
Hijriah
 Zakat diatur dalam UU No 38 tahun 1999
tentang ketentuan pengelolaan zakat
 Lembaga zakat wajib memiliki persyaratan
teknis :
 Berbadan hukum
 Memiliki program kerja yang jelas
 Memiliki pembukuan yang baik
11
0
Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS)
(Lanjutan)

 Pengelola zakat wajib :


 Beragama Islam
 Mukallaf (dewasa)
 Memiliki sifat amanah dan jujur
 Mengerti dan memahami hukum zakat
 Berkemampuan melaksanakan tugas dengan
baik
 Pekerja keras
 UU mengizinkan dibentuknya Lembaga Amil
Zakat (LAZ) yang dibentuk oleh masyarakat
(orpol, ormas, takmir masjid, pesantren, media
massa, bank dsb) selain Badan Amil Zakat yang
dibentuk pemerintah
 Penyaluran dana ZIS kepada 8 kelompok
masyarakat sesuai Al Qur’an 11
1
7. Wakaf Tunai
 Berasal dari kata waqafa, berarti menahan atau berhenti,
berarti menyerahkan suatu milik yang tahan lama (zatnya)
kepada seseorang atau nadzir (penjaga wakaf), baik
berupa perorangan maupun badan pengelola dengan
ketentuan bahwa hasil atau manfaatnya digunakan untuk
hal-hal yang sesuai dengan syariat
 Harta yang diwakafkan keluar dari hak milik pewakaf,
namun tidak menjadi hak milik nadzir, tetapi menjadi
milik Allah dalam pengertian milik masyarakat umum
 Dalam sejarah Islam merupakan lembaga penting dalam
sistem sosio ekonomi Islam, khususnya semasa
kekhalifahan Ottoman
 Landasan Hukum:
a. Al Qur’an
kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna)
sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa
saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya
(QS Ali Imran : 92)
b. Al Hadits
11
Apabila manusia wafat, terputuslah amal perbuatannya kecuali tiga hal, 2
Wakaf Tunai (Lanjutan)

 Dalam hal wakaf tunai, sesuai komisi fatwa MUI :


 Adalah wakaf yang dilakukan seseorang,
kelompok orang, lembaga atau badan hukum
dalam bentuk tunai
 Termasuk dalam pengertian uang adalah
surat-surat berharga
 Hukumnya boleh (jawaz)
 Hanya boleh disalurkan dan digunakan untuk
hal-hal yang dibolehkan secara syar’I
 Nilai pokok wakaf harus dijamin
kelestariannya, tidak boleh dijual, dihibahkan
atai diwariskan
 Di kalangan ulama hukum wakaf tunai
merupakan permasalahan yang diperdebatkan,
karena uang bisa habis zatnya sekali pakai dan 11
3
Wakaf Tunai (Lanjutan)

Pewakaf Bank Penerima manfaat


(Wakif) Syariah (Al Mawquf’alaih)

Badan Wakaf Nasional


Lembaga
Penjamin

Pengelolaan Dana

Rugi Laba

Bank sebagai Penerima dan Penyalur


11
4
Wakaf Tunai (Lanjutan)

Pewakaf Lembaga Penerima manfaat


(Wakif) Pendidikan (Al Mawquf’alaih)

Badan Usaha Lembaga Pendidikan


Lembaga
Penjamin
Pengelolaan Dana

Rugi Laba

Lembaga sebagai Penerima dan Penyalur


11
5
8. Investasi Reksadana Syariah
 Merupakan salah satu alternatif investasi bagi
masyarakat pemodal
 Dirancang sebagai sarana untuk menghimpun
dana yang memiliki modal dan mempunyai
keinginan untuk berinvestasi, namun hanya
memiliki waktu dan pengetahuan terbatas
 Secara teknis diartikan sebagai wadah yang
dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya
diinvestasikan dalam portfolio efek (saham,
obligasi, valas atau deposito) oleh manager
investasi
 Reksadana syariah tidak menginvestasikan
dana pada perusahaan yang pengelolaan atau 11
6
Investasi Reksadana Syariah
(Lanjutan)
 Pengelolaan dilakukan oleh perusahaan yang telah
mendapatkan ijin Bapepam sebagai manajer investasi.
Perusahaan tsb dapat berupa :
 Perusahaan efek, dimana umumnya berbentuk divisi
tersendiri atau PT yang khusus menangani
reksadana selain divisi perantara pedagang efek
(broker dealer) dan penjamin emisi (underwriter)
 Perusahaan yang secara khusus sebagai perusahaan
manajemen investasi
 Dalam pengelolaan juga melibatkan bank kustodian
yang berwenang menyimpan, menjaga dan
mengadministrasikan kekayaan, baik dalam
pencatatan serta pembayaran/penjualan kembali suatu
reksadana berdasarkan kontrak yang dibuat manajer
investasi
 Jenis Reksadana berdasarkan sifat :
 Tertutup (close end fund), pemodal tidak bisa 11
7
9. Investasi Obligasi Syariah
 Merupakan surat utang dari suatu lembaga atau perusahaan yang
dijual kepada investor untuk mendapatkan dana segar
 Biasanya investor akan mendapatkan return dalam bentuk suku bunga
tertentu
 Sebagaimana fixed income securities, maka memiliki beberapa
karakter:
 Surat berharga yang mempunyai kekuatan hukum
 Memiliki jangka waktu atau jatuh tempo
 Memberikan pendapatan tetap secara periodik
 Ada nilai nominal
 Sebagai surat hutang, maka melibatkan perjanjian yang mengikat yang
berisi minimal antara lain :
 Besar tingkat kupon serta periode pembayaran
 Jangka waktu jatuh tempo
 Besarnya nominal
 Jenis obligasi

11
8
Investasi Obligasi Syariah
(Lanjutan)
 Sebagaimana fatwa DSN MUI, obligasi syariah adalah surat berharga
jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten
kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk
membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa
margin/fee serta membayar dana obligasi saat jatuh tempo
 Obligasi syariah bukan hutang berbunga tetap, tetapi merupakan
penyerta dana yang didasrkan pada prinsip bagi hasil.
 Akad yang digunakan adalah penyertaan (muqaradhah bond)
 Obligasi syariah kompetitif sebab :
 Kemungkinan perolehan dari bagi hasil pendapatan lebih tinggi
 Lebih aman karena untuk mendanai proyek prospektif
 Bila terjadi kerugian (di luar kontrol) investor tetap memperoleh
aktiva
 Bukan surat hutang, tetapi surat investasi

11
9

Anda mungkin juga menyukai