Anda di halaman 1dari 69

TUGAS MANDIRI

PRODUK DAN JASA BANK


MERINGKAS BAB 7 - 18

Nama :
NPM :
Dosen :

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA


UNIVERSITAS PUTERA BATAM
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Mandiri Produk Jasa dan Bank ini
dengan baik.

Tugas “meringkas dari bab 7-18” ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah
pengantar manajemen. Tugas meringkas ini bertujuan untuk memberikan pemahaman
dan pengetahuan kepada pembaca tentang “Produk Jasa & Bank ”.

Namun demikian, saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam


meringkas ini. Oleh karena itu, saya dengan sangat terbuka menerima saran dan kritik
yang membangun demi terciptanya penulisan yang lebih baik di kemudian hari.

Mohon maaf jika ada salah penuturan kalimat dari pembuatan tugas meringkas dari
bab 7-18 ini. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada para pembaca yang
telah membaca dan memahami makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca, serta menjadi salah satu sumbangan yang bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan.

elaine
220910382

2
3
BAB 7
SIMPANAN GIRO

A. Pengertian Giro (Demand Deposit)


Pengertian simpanan giro atau yang disebut rekening giro menurut
undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 adalah
simpanan yang penarikkannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan
bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindah bukuan.
Sedangkan pengertian simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat
kepada bank dalam bentuk giro, deposito berjangka, sertifikat deposit, tabungan
atau yang dapat dipersamakan dengan itu.
Penarikkan uang di rekening giro dapat menggunakan cek dan bilyet giro.
Apabila penarikan secara tunai maka sarana penarikannya adalah cek, sedangkan
penarikan nontunai menggunakan Bilyet Giro.
B. Pengertian Cek
Cek adalah surat perintah tanpa syarar dari nasabah kepada bank yang
memelihara rekening giro nasabah tersebut, untuk membayar sejumlah uang kepada
pihak yang disebutkan di dalamnya atau pemegang cek tersebut, yang artinya
adalah bank harus membayar kepada siapa saja yang membawa cek ke bank yang
memelihara rekening nasabajh untuk diuangkan sesuai dengan persyaratan yang
sudah ditetapkan, baik secara tunai maupun pemindahbukuan.
Syarat hukum dan penggunaan cek sebagai pembayaran giral seperti yang
diatur di dalam kuh dagang pasal 178, yaitu:
1. Pada surat cek harus tertulis perkataan “CEK”
2. Surat cek harus berisi perintah tak bersyarat untuk membayar sejumlah uang
tertentu
3. Nama bank yang harus membayar (tertarik)
4. Penyambutan tanggal dan tempat cek dikeluarkan
5. Tanda tangan penarik

4
5

Syarat lainnya yang ditetapkan oleh bankuntuk menarik sejumlah uang


yang diinginkan adalah sebagai berikut.
1. Tersedianya dana
2. Ada materai yang cukup
3. Jika ada coretan atau perubahan harus ditandatangani oleh si pemberi cek
4. Jumlah uang yang tertulis di angka dengan huruf harusla sama
5. Memperlihatkan masa kadaluarsa cek, yaitu 70 hari setelah dikeluarkannya cek
tersebut
6. Tanda tangan atau stempel perusahaan harus sama dengan yang ada di
specimen
7. Tidak diblokir pihak berwenang
8. Resi cek sudah kembali
9. Endorsement cek benar, jika ada
10. Kondisi cek sempurna
11. Rekening belum ditutup
12. Dan syarat-syarat lainnya.
Penarikkan dana dengan menggunakan sarana cek di samping persyaratan
di atas juga tergantung dari jenis-jenis cek yang dikeluarkan oleh pemberi cek.
Berikut adalah jenis-jenis cek yang di maksud:
1. Cek atas Nama (Order Cheque)
Cek Atas Nama adalah jenis cek yang hanya dapat dicairkan oleh
orang yang namanya tertera dalam cek tersebut. Contohnya: jika di dalam cek
tertulis perintah bayarlah kepada: Tn. Budi sejumlah 10.000.000,- atau
bayarlah kepada PT. Sejahtera uang sejumlah 8.000.000,- maka cek inilah yang
disebut dengan cek atas nama, namun dengan catatan kata “atau pembawa” di
belakang nama yang diperintahkan dicoret.
2. Cek Atas Unjuk (Bearer Cheque)
Cek Atas Unjuk adalah jenis cek dapat dicairkan oleh siapa saja tanpa
perlu menunjukkan identitas diri. Di dalam cek atas unjuk tidak tertulis nama
seseorang atau nama badan hukum, jadi siapa saja dapat menukarkan cek.
6

3. Cek Atas Silang (Crossed Cheque)


Cek Silang adalah jenis cek yang memiliki dua garis silang pada
bagian depannya dan hanya dapat dicairkan oleh bank yang namanya
tercantum di antara garis-garis tersebut. Cek ini sengaja dibeli silang, sehingga
yang awalnya tunai menjadi nontunai atau untuk pemindahbukuan.
4. Cek Mundur (Postdated Cheque)
Merupakan cek yang diberi tanggal mundur dari tanggal sekarang,
contoh Tn. Tono menerima cek pada tanggal 5 Juni 2020, namun dalam cek
tersebut tertulis tanggal 10 Mei 2020. Jadi Tn. Tono baru bisa mencairkan cek
tersebut sesuai dengan tanggal yang tertera di dalam cek.
5. Cek Kosong (Blank Cheque)
Cek Kosong adalah jenis cek yang tidak memiliki nominal uang yang
telah ditentukan dan pemilik cek harus mengisi nominal yang ingin dicairkan.
Contohnya, Nasabah Ibu Ani menarik cek senilai Rp 10.000.000 yang tertulis
di dalam cek tersebu, akan tetapi dana yang tersedia di rekening giro hanya
Rp8.000.000. Ini berarti kekurangan dana sebesar Rp 2.000.000, apabila
nasabah menariknya. Jadi jelas cek tersebut kurang jumlahnya dibandingkan
dengan jumlah dana yang ada.
C. Pengertian Bilyet Giro
Bilyet giro atau lebih dikenal dengan nama giro merupakan surat perintah
dari nasabah kepada Bank yang memelihara Rekening giro nasabah tersebut, untuk
memindahbukukan, sejumlah uang dari rekening yang bersangkutan kepada pihak
penerima yang disebutkan namanya atau nomor rekening pada bank yang sama atau
bank lainnya. Dikutip dari Situs Bank Indonesia (BI) bilyet giro adalah surat
perintah dari nasabah rekening giro kepada bank yang bersangkutan untuk
memindahbukukan sejumlah dana dari rekeningnya ke rekening penerima dana
yang disebutkan. Syarat Bilyet Giro menurut aturan BI:
1. Nama "Bilyet Giro" dan nomor Bilyet Giro yang bersangkutan;
2. Nama tertarik;
7

3. Perintah yang jelas dan tanpa syarat untuk memindahbukukan dana atas beban
rekening penarik;
4. Nama dan nomor rekening pemegang;
5. Nama bank penerima;
6. Jumlah dana yang dipindahkan baik dalam angka maupun dalam huruf
selengkap-lengkapnya;
7. Tempat dan tanggal penarikan;
8. Tanda tangan, nama jelas dan atau dilengkapi dengan cap/stempel dengan
persyaratan pembukaan rekening.
Selain dari syarat, masa berlaku dan tanggal berlakunya BG, juga diatur
sesuai persyaratan yang telah di tentukan seperti:
1. Masa berlaku hingga 70 hari.
2. Nominal kliring maksimal Rp500 juta.
3. Nama penarik harus diisi tepat di bawah tanda tangan.
4. Tanda tangan penarik tidak boleh dikoreksi.
5. Wajib bubuhkan tanda tangan basah.
6. Penyerahan giro ke bank wajib dilakukan penarik atau orang yang diberi surat
kuasa.
7. Proses pencairan tidak boleh dipindahtangankan.
8. Koreksi penulisan maksimal tiga kali untuk setiap kolom isian.
9. Tanggal penarikan dan efektif harus ditulis.
10. Tidak dapat dibatalkan.
8

BAB 8
SIMPANAN TABUNGAN

A. Pengertian Simpanan Tabungan (Saving Deposit)


Pengertian tabungan menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10
Tahun 1998 adalah simpanan yang penarikkannya hanya dapat dilakukan menurut
syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet
giro dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Tabungan merupakan
jenis simpanan yang sangat dikenal oleh masyarakat, karena sejak sekolah dasar
kita sudah dikenalkan dengan tabungan, meskipun masih bersifat menabung di
sekolah.
Tujuan nasabah menabung di bank adalah sebagai penyisihan sebagian
hasil pendapatan nasabah untuk dikumpulkan sebagai cadangan hari depan, serta
sebagai alat untuk melakukan transaksi bisnis atau usaha individu / kelompok.

B. Sarana Penarikkan
Untuk menarik dana yang ada di rekening tabunagn depat digunakan
berbagai sarana atau alat penarikan. Alat-alat yang sering digunakan adalah sebagai
berikut.
1. Buku Tabungan
Merupakan buku yang dipegang oleh nasabah, dimana buku ini berisi
catatan-catatan saldo tabungan, transaksi penarikan, transaksi penyetoran, dan
pembebanan-pembebanan yang mungkin terjadi pada tanggal tertentu. Buku ini
digunakan pada saat penarikan sehingga langsung dapat mengurangi atau
menambah saldo yang ada pada buku tabungan tersebut.
2. Slip Penarikan
Merupakan formulir untuk menarik sejumlah uang dari rekening
tabungannya. Di dalam formulir ini nasabah cukup menulis nama, nomor
rekening, jumlah uang, serta tanda tangan nasabah untuk menarik sejumlah
9

uang. Formulir penarikan ini disebut juga slip penarikan dan biasanya
digunakan bersamaan dengan buku tabungan.
3. Kuitansi
Merupakan formulir penarikan dan juga merupakan bukti penarikkan
yang dikeluarkan oleh bank yang fungsinya sama dengan slip penarikan.
dimana tertulis nama penarik, nomor penarik, jumlah uang, dan tanda tangan
penarik. Alat ini juga dapat digunakan secara bersamaan dengan buku
tabungan.
4. Kartu yang terbuat dari plastic
Yaitu sejenis kartu kredit yang terbuat dari plastic yang dapat
digunakan untuk menarik sejumlah uang dari tabungannya baik bank maupun
di mesin ATM. Manfaat jika seseorang memiliki ATM adalah: tidak perlu
membawa uang banyak, dapat digunakan dimana saja dan kapan saja (24 jam),
terhindar dari bahaya perampokan, serta meningkatkan prestise seseorang.
C. Persyaratan Bagi Penabung
Ketika menabung di bank diperlukan berbagai persyaratan yang tujuannya
adalah agar pelayanan yang diberikan kepada para nasabah berjalan dengan baik.
Selain itu juga memberikan keamanan dan kemudahan serta keuntungan bagi bank
maupun nasabah. Pengaturan sendiri oleh masing-masing bank agar tabungan
dibuat semenarik mungkin sehingga, nasabah bank tertarik untuk menabung di
bank yang mereka inginkan.
1. Bank Penyelenggara
Setiap bank dapat menyelenggarakan tabungan baik bank pemerintah
maupun bank swasta dan semua bank umum serta Bank Perkreditan Rakyat
(BPR), kecuali bank asing.
2. Persyaratan penabung
Untuk syarat-syarat menabung tergantung bank yang bersangkutan.
Seperti prosedur yang harus dipenuhi, yaitu jumlah setoran/penarikan, umur
penabung, maupun kelengkapan dokumen lainnya tergantung bank yang
bersangkutan.
10

3. Jumlah Setoran
Baik untuk setoran minimal waktu pertama kali menabung maupun
setoran selanjutnya serta jumlah minimal yang harus tersedia di buku tabungan,
juga terserah kepada bank penyelenggara.
4. Pengambilan Tabungan
Merupakan jumlah maksimal yang harus ditarik, yaitu tidak melebihi
saldo minimal dan frekuensi penarikan dalam setiap harinya, apakah setiap saat
atau setiap hari tergantung bank yang bersangkutan.
5. Bunga dan Insentif
Besarnya bunga tabungan dan cara perhitungan bunga didasarkan
pada bunga harian, saldo rata-rata atau saldo terendah diserahkan kepada bank-
bank penyelenggara. Begitu pula dengan insentif baik berupa hadiah,
cendramata dan lainnya dengan tujuan untuk menarik nasabah agar menabung.
6. Penutupan Tabungan
Syarat-syarat untuk ditutupnya tabungan oleh bank dapat dilakukan
oleh nasabah sendiri atau ditutup oleh bank dengan alasan tertentu. Contohnya
adalah nasabah sudah tidak aktif lagi melakukan transaksi selama 3 bulan
terakhir.

Salah satu manfaat menabung di Bank adalah kemudahan akses dan


transaksi yang dilakukan. Beberapa manfaat menabung di bank adalah sebagai
berikut :
1. Aman karena Bank menjamin dana anda tersimpan dengan baik .
2. Efisien karena Anda tidak memerlukan biaya yang banyak saat menabung di
Bank .
3. Untung karena jika anda menabung dalam jumlah yang besar , maka anda akan
mendapatkan bunga dari jumlah tabungan yang anda miliki .
4. Mudah karena dengan membuka rekening dan menabung di Bank , anda sudah
selangkah lebih maju dalam hal transaksi keuangan . Karena semuanya akan
lebih mudah untuk dilakukan .
11

BAB 9
SIMPANAN DEPOSITO
A. Pengertian Simpanan Deposito (Time Deposit)
Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998, deposito adalah
seimpanan yang penarikannya haya dapat dilakukan pada waktu tertentu
berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. Deposito merupakan
simpanan yang pencairannya hanya dapat dilakukan pada jangka waktu tertentu
sesuai dengan ketentuan bank. Dalam hal ini, nasabah menaruh sejumlah uang
rupiah dalam mata uang rupiah maupun mata uang asing di suatu bank di jangka
waktu tertentu. Lalu, nasabah dapat mencairkan dama tersebut setelah jangka waktu
berakhir.
Umumnya masyarakat mengenal deposito untuk menyimpan tabuangan
dalam periode tertentu. Nasabah dapat memperoleh jaminan tidak ada pengurangan
nilai investasi dengan bunga relatif tetap. Jadi simpanan ini termasuk aman dan
terpercaya. Tingkat suku bunga tersebut juga lebih tinggi daripada tabungan biasa,
tetapi seorang nasabah hanya bisa mencairkan dana pada waktu yang telah tertera di
kesepakatan awal. Pada periode tertentu, pihak bank akan memberikan bunga
kepada nasabah melalui transfer. Pembayaran bunga dapat berlangsung setiap bulan
atau setiap waktu jatuh tempo dengan besaran tertentu sesuai ketentuan masing-
masing bank. Jika nasabah mencairkan dana simpanan sebelum waktunya, maka ia
harus menanggung denda dan berbagai risiko lainnya.
Sarana untuk menarik uang yang disimpan di deposito sangat tergantung
dari jenis deposiyonya. Artinya setiap jenis deposito mengandung beberapa
perbedaan sehingga diperlukan sarana yang berbeda pula. Sebagai contoh untuk
deposito berjangka, penarikkannya menggunakan bilyet deposito, sedangkan untuk
sertifikat deposito menggunakan sertifikat deposito.
B. Jenis-jenis Deposito
Saat ini, jenis-jenis deposito yang ditawarkan oleh bank da nada di
masyarakat adalah deposito berjangka, setifikat deposito, dan deposit on call.
12

1. Deposito Berjangka
Deposito berjangka adalah jenis deposito yang memungkinkan
nasabah menyimpan dana untuk memperoleh suku bunga dalam jangka waktu
tertentu sesuai kesepakatan dengan pihak bank. Umumnya, jangka waktu
tabungan tersebut mulai dari 1, 2, 3, 4, 5, 12, 18, hingga 24 bulan. Deposito
berjangka diterbitkan atas nama baik perorangan maupun lembaga, artinya
didalam bilyet deposito tercantum nama seseorang atau lembaga.
Setiap deposan diberikan bunga yang besarnya sesuai dengan
berlakunya bunga pada saatdeposito berjangka dibuka. Pencairan bunga
deposito dapat dilakukan setiap bulan setelah jatuh tempo (jangka waktu)
sesuai dengan jangka waktunya. Penarikan dapat dilakukan secara tunai
maupun nontunai (Pemindahbukuan). Kepada setiap deposan dikenakan pajak
terhadap bunga yang diterimanya. Penarikan deposito sebelum jatuh tempo
untuk bank tertentu dikenakan penalty rate (denda).
Untuk menarik minat para deposan biasanya bank menyediakan
berbagai insentif atau bonus. Insentif diberikan untuk jumlah nominal tertentu
biasanya dalam jumlah yang besar. Insentif dapat diberikan special rate (bunga
yang lebih tinggi dari bunga yang berlaku umum) maupun insentif lainnya.
Seperti hadiah atau lainnya. Insentif juga dapat diberikan kepada nasabah yang
loyal terhadap bank tersebut.

2. Sertifikat Deposito
Sertifikat deposito adalah bentuk simpanan yang terbit dalam jangka
waktu 1, 3, 6, dan 12 bulan dan dapat diperjualnbelikan kepada pihak lain.
Jenis produk ini merupakan sertifikat yang tidak mengacu paka nama
seseorang atau lembaga tertentu saja. Pembayaran bunga instrumen investasi
ini dapat berlaku di muka, tiap bulan, atau di waktu jatuh tempo.
Penerbitan nilai sertifikat deposito adalah tercetak dalam berbagai
nominal dan biasanya dalam jumlah bulat,sehingga nasabah dapat membeli
dalam lembaran banyak untuk jumlah nominal yang sama.
13

3. Deposit On Call
Deposito on-call adalah jenis deposito berupa tabungan berjangka
dalam rentang waktu penyimpanan relatif singkat. Adapun jangka waktu
penyimpanan dana investasi minimal hari dan maksimal 1 bulan. Namun,
nasabah harus melakukan penyimpanan dana dalam jumlah besar.

C. Keuntungan dari Deposito


Keuntungan bagi bank dengan menghimpun dana lewat deposito adalah
uang yang tersimpan relative lama, mengingat deposito memiliki jangka waktu
yang relative panjang dan frekuensi penarikan juga jarang. Dengan demikian bank
dapat dengan leluasa untuk menggunakan kembali dana tersebut untuk keperluan
penyaluran kredit. Selain itu, keuntungan bagi nasabah deposito adalah sebagai
berikut:
1. Suku Bunga Lebih Tinggi
Seorang nasabah akan memperoleh bunga yang lebih tinggi daripada
tabungan biasa. Umumnya, deposito menawarkan bunga 3 kali lipat dari bunga
tabungan biasa. Namun, besaran suku bunga tersebut sesuai dengan jangka
waktu penyimpanan pilihanmu. Semakin besar alokasi dana investasimu, maka
semakin besar keuntungannya.
2. Ada jaminan dari LPS
Saat berinvestasi instrumen ini, deposito adalahh instrumen investasi
yang sudah berada di bawah pengawasan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Dalam hal ini, LPS akan menjamin dana nasabah di bank. Bahkan, LPS
menjamin dana investasi hingga Rp2 miliar per nasabah tiap bank. Hal ini
membuat instrumen investasi ini aman karena uangmu tersimpan di bank.
14

3. Investasi Mudah
Produk investasi ini merupakan salah satu alternatif investasi aman
dan mudah bagi pemula. Pertama, nasabah perlu rekening sesuai ketentuan
bank. Lalu, nasabah dapat mengalokasikan sejumlah dana dengan jumlah
minimal tertentu. Setelah menyimpan dana investasimu, kamu juga perlu
memperhatikan tanggal jatuh tempo pencairan dana.
4. Risiko Kerugian Kecil
Jika kamu ingin berinvestasi dengan risiko rendah, maka kamu dapat
mengalokasikan dana ke instrumen ini karena tingkat risikonya kecil.
Umumnya, pihak bank menetapkan jumlah minimum setoran dana. Namun,
setoran dana tersebut tidak terlalu besar. Di samping itu, produk ini menjamin
tidak ada pengurangan nilai pokok deposito sehingga instrumen ini memiliki
risiko cenderung rendah.
5. Bisa Menjadi Jaminan Pinjaman
Selain memiliki resiko rendah, deposito adalah produk investasi yang
dapat menjadi jaminan nasabah mengajukan pinjaman atau kredit. Hal ini
menjadi pembeda antara deposito dengan tabungan biasa di bank.

D. Resiko dari Deposito


Selain ada keuntungan, simpanan deposito tentu ada resikonya. Resiko
dari deposito adalah sebagai berikut.
1. Risiko Kerugian Penalti
Adanya denda atau penalti ini berfungsi sebagai cara agar nasabah
tidak mencairkan dana sebelum jatuh tempo. Jika nasabah mencairkannya
sebelum jatuh tempo, maka nasabah mendapat penalti. Nasabah harus
memenuhi denda berupa biaya administrasi dalam besaran tertentu sesuai
dengan ketentuan bank tertentu. Umumnya, angka penalti atau denda sebesar
0,5% hingga 3%. Namun, setiap bank memiliki ketentuan berbeda.
2. Risiko Penghapusan Pembayaran Bunga Deposito
15

Deposito adalah salah satu instrumen yang memiliki risiko


penghapusan bunga. Jika nasabah mencairkan dana simpanan sebelum jangka
waktu tertentu, maka ia juga berpotensi menghadapi risiko kehilangan
pendapatan bunga. Beberapa bank menetapkan ketentuan akan menghapus atau
tidak membayarkan bunga kepada nasabah yang mencairkan dana sebelum
jatuh tempo.
3. Risiko Pendapatan Bunga Lebih Rendah
Saat nasabah melakukan pencairan sebelum jatuh tempo, nasabah
akan memperoleh bunga lebih kecil daripada kesepakatan di awal. Di samping
itu, suku bunga deposito adalah objek pajak sehingga ada pemotongan pajak
pada bunga yang nasabah peroleh. Direktorat Jenderal Pajak menetapkan
ketentuan pajak deposito sesuai dengan PP 131 Tahun 2000. Berdasarkan
peraturan tersebut, nasabah dengan dana simpanan di atas Rp7,5 juta harus
menanggung 20% pajak dari suku bunganya.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada simpanan deposito adalah
sebagai berikut.
1) Pastikan nasabah deposan menerima bilyet/surat berharga (Deposito
Berjangka atau Sertifikat Deposito).
2) Pada saat jatuh tempo, nasabah berhak menerima pokok dan bunga
deposito sesuai bunga yang berlaku setelah dipotong pajak.
3) Pada saat pencairan deposito, nasabah berkewajiban untuk
menandatangani formulir pencairan.
4) Perhatikan tingkat suku bunga deposito yang berlaku dan pastikan telah
sesuai dengan ketentuan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
BAB 10
PINJAMAN ATAU KREDIT

A. Pengertian Kredit
Pengertian kredit menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun
1998 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan
pihak lainyang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan pemberian bunga. Sedangkan pengertian pembiayaan adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau persepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak yang biayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka
waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
Dari pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa kredit atau pembiayaan
dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang. Contohnya
berbentuk tagihan, misalnya bank membiayai kredit untuk pembelian rumah atau
rumah, karena bank membayar langsung ke developer dan nasabah hanya
membayar cicilan rumah tersebut setiap bulan. Kemudian adanya kesepakatan
antara bank (kreditor) dengan nasabah penerima kredit (debitur), bahwa mereka
sepakat sesuai dengan perjanjian yang telah dibuatnya.
B. Unsur-unsur Kredit
Unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit
adalah sebagai berikut
1. Kerpercayaan
Merupakan suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang
diberikan baik berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar diterima
kembali pada waktu tertentu di masa yang akan datang.
2. Kesepakatan
Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian (kontrak bisnis)
dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya.

16
17

Kesepakatan ini dituang dalam akad kredit dan ditandatangani kedua belah
pihak sebelum kredit dikucurkan
3. Jangka waktu
Jangka waktu mencakup masa pengembalian kredit yang telah
disepakati. Semua jenis kredit pasti memiliki jangka waktu, bisa saja berbentuk
jangka pendek (dibawah 1 tahun), jangka menengah (1-3 Tahun) atau jangka
panjang (diatas 3 tahun).
4. Resiko
Faktor resiko kerugian dapat diakibatkan oleh dua hal, yaitu resiko
kerugian yang diakibatkan konsumen sengaja tidak mau membayar kreditnya
padahal mampu dan resiko kerugian yang diakibatkan karena konsumen tidak
sengaja (hal-hal yang diluar kemampuan) seperti musibah bencana. Potensi
resiko kredit banyak dipengaruhi oleh adanya suatu tenggang waktu
pengembalian (jangka waktu). Semakin panjang jangka waktu suatu kredit
semakin besar resiko tidak tertagih, demikian pula sebaliknya.
5. Balas Jasa
Setiap pemberi fasilitas kredit biasanya mengharapkan suatu
keuntungan dalam jumlah tertentu. Balas jasa tersebut bisa dalam bentuk
bunga, biaya provisi dan komisi maupun bagi hasil.
C. Tujuan dan Fungsi Kredit
Pemberian kredit tentunya memiliki beberapa tujuan yang hendak dicapai
yang tergantung pada tujuan bank itu sendiri. Dalam praktiknya tujuan pemberian
suatu kredit sebagai berikut.
1. Mencari Keuntungan
Tujuan utama pemberian kredit adalah untuk memperoleh
keuntungan. Jadi, hasil keuntungan ini biasanya akan diperoleh dalam bentuk
bunga yang diterima bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang
dibebankan kepada nasabah.
18

2. Membantu usaha nasabah


Tujuan selanjutnya adalah untuk membantu pihak-pihak yang
memerlukan dana, baik untuk investasi, modal kerja, atau konsumsi. Dengan
dana tersebut, pihak penerima kredit akan dapat mengembangkan dan
memperluas usahanya.
3. Membantu Pemerintah
Tujuan lain dari pemberian kredit adalah untuk membantu pemerintah
dalam berbagai bidang. Bagi pemerintah, semakin banyak kredit yang
disalurkan oleh pihak bank akan semakin baik, karena artinya akan ada
kucuran dana dalam rangka peningkatan pembangunan diberbagai sektor
terutama sektor riil. Secara garis besar keuntungan bagi pemerintah dengan
menyebarnya pemberian kredit oleh perbankan sebagai berikut.
a. Penerimaan pajak
b. Membuka kesempatan kerja
c. Meningkatkan jumlah barang dan jasa
d. Menghemat devisa Negara
e. Meningkatkan devisa Negara
Disamping dari memiliki tujuan pemberian suatu fasilitas kredit juga
memiliki suatu fungsi yang sangat luas. Beberapa fungsi kredit yang bisa dilihat
atau dirasakan secara signifikan adalah:
1. Untuk meningkatkan daya guna uang
Jika uang hanya disimpan di rumah, tentunya tidak akan menghasilkan
sesuatu. Dengan diberikannya kredit, nilai uang akan menjadi berguna untuk
menghasilkan barang dan jasa bagi si penerima kredit.
2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
Uang yang diberikan atau disalurkan dalam bentuk kredit akan
beredar dari suatu wilayah ke wilayah lainnya, inilah yang akan menjadikan
suatu daerah yang kekurangan uang dapat memperoleh uang dari daerah
lainnya.
19

3. Untuk meningkatkan daya guna barang


Kredit yang diberikan nyatanya dapat digunakan oleh debitur untuk
mengelola barang yang semula tidak berguna menjadi bermanfaat, misalnya
pengusaha mebel yang memperoleh dana kredit lalu mengubah bahan dasar
kayu menjadi berbagai bentuk furnitur.
4. Meningkatkan peredaran barang
Sama dengan fungsi kredit untuk meningkatkan peredaran uang,
barang dari satu daerah ke daerah lain dapat beredar karena adanya kredit.
Sehingga jumlah barang dari satu wilayah ke wilayah lain bertambah.
5. Sarana alat stabilitas ekonomi
Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai alat stabilitas
ekonomi karena dengan adanya kredit yang diberikan akan mendambah jumlah
barang yang diperlukan oleh masyarakat.
6. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha
Bagi si penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan
berusaha. Dengan menerima kredit nasabah bergairah untuk dpaat
memperbesar atau memperluas usahanya.
7. Untuk meningkatkan pemeratan pendapatan
Semakin banyak kredit yang disalurkan, maka akan semakin baik,
terutama dalam hal meningkatkan pendapatan. Jika sebuah kredit diberikan
untuk membangun pabrik, maka pabrik tersebut tentu membutuhkan tenaga
kerja, sehingga dapat mengurangi pengangguran.
8. Untuk meningkatkan hubungan internasional
Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling
membutuhkan antara penerima kredit dengan si pemberi kredit. Pemberian
kredit oleh Negara lain akan meningkatkan kerja sama dibidang lainnya,
sehingga dapat pula tercipta perdamaian dunia.
20

D. Jenis-jenis Kredit
Dalam praktiknya kredit yang diberikan bank umum dan bank perkreditan
rakyat untuk masyarakat terdiri dari berbagai jenis. Secara umum jenis-jenis kredit
dilihat dari berbagai segi antara lain:
1. Dilihat dari segi kegunaan
a. Kredit Investasi
Merupakan kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk
keperluan perluasan proyek atau usaha. Contoh: kredit untuk membangun
pabrik atau membeli mesin-mesin.
b. Kredit modal kerja
Merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan
produksi dalam operasionalnya. Contoh: kredit yang diberikan untuk
membeli bahan baku, membayar gahi karyawan, dan lain-lain
2. Dilihat dari segi tujuan kredit
a. Kredit produktif
Merupakan jenis kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau
produksi dan investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang
atau jasa. Contoh: kredit yang diberikan untuk membangun pabrik yang
nantinya akan menghasilkan barang dan kredit pertanian akan
menghasilkan produk pertanian, dan lain-lain
b. Kredit Konsumtif
Merupakan kredit yang digunakan untuk konsumsi secara pribadi,
misalnya untuk perumahan, kredit mobil, dan sebagainya.
c. Kredit perdagangan
Merupakan kredit yang diberikan kepada para pedagang dan digunakan
untuk membiayai aktivitas perdagangannya. Contohnya kredit ekspor dan
impor.
21

3. Dilihat dari segi jangka waktu


a. Kredit jangka pendek
Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun atau
paling lama satu tahun dan biasanya digunakan untuk modal kerja.
Contoh: kredit peternakan ayam.
b. Kredit jangka menengah
Merupakan kredit yang jangka waktunya berkisar antara satu tahun sampai
dengan tiga tahun, dan biasanya digunakan untuk melakukan investasi.
Contoh: kredit untuk pertanian seperti jeruk
c. Kredit Jangka panjang
Merupakan jenis kredit yang masa pengembaliannya paling panjang,
biasanya jangka waktunya di atas tiga atau lima tahun. Seringnya,
dimanfaatkan untuk investasi jangka panjang, seperti perkebunan kelapa
sawit atau manufaktur dan untuk konsumtif seperti kredit perumahan.
4. Dilihat dari segi jaminan
a. Kredit dengan jaminan
Merupakan jenis kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, baik dalam
bentuk barang berwujud, tidak berwujud, atau jaminan orang. Artinya,
setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi minimal senilai jaminan
atau kredit tertentu jaminan harus melebihi jumlah kredit yang diajukan
calon debitur.
b. Kredit tanpa jaminan
Merupakan kredit yang diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter,
serta loyalitas atau nama baik calon debitur selama berhubungan dengan
bank.
5. Dilihat dari segi sektor usaha
a. Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sector perkebunan
atau pertanian. Sector usaha iini dapat berupa jangka panjang atau pendek.
b. Kredit perternakkan, merupaka kredit yang diberikan untuk sector
perternakan baik jangka pendek maupun panjang
22

c. Kredit industry, merupakan kredit yang diberkan untuk membiaya


industry, baik industry kecil, menengah atau besar
d. Kredit pertambangan, merupakan kredit yang diberikan kepada usaha
tambang.
e. Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun
sarana prasarana pendidikan, dapat juga berupa kredit untuk mahasiswa
f. Kredit profesi, merupakan kredit yang diberikan kepada para kalangan
professional seperti dosen, dokter atau pengacara
g. Kredit perumahan, yaitu kredityang membiayai pembangunan atau
pembelian perumahan dan biasanya jangka panjang.
E. Jaminan Kredit
Untuk melidungi uang yang dikucurkan lewat kredit dari resiko keuangan,
maka pihak perbankan membuat pagar pengaman. Dalam kondisi sebaik apa pun
atau dengan analisis sebaik mungkin, resiko kredit macet tidak bsa dihindari.
1. Kredit dengan jaminan
a. Jaminan benda berwujud
1) Tanah
2) Bangunan
3) Kendaraan bermotor
4) Mesin-mesin/Peralatan
5) Barang dagangan
6) Tanaman/kevun/sawah
7) Dan lainnya
b. Jaminan benda tidak berwujud
1) Setifikat saham
2) Sertifikat obligasi
3) Setifikat tanah
4) Sertifikat deposito
5) Rekening tabungan yang dibekukan
6) Rekening giro yang dibekukan
23

7) Promes
8) Wesel
9) Dan surat berharga lainnya
2. Jaminan orang
Yaitu jaminan yang diberikan oleh seseorang yang menyatakan kesanggupan
untuk menanggungsegala resiko apabila kredit tersebut macet.
3. Jaminan tanpa jaminan
Bahwa kredit yang diberikan bukan dengan jamnian barang tertentu. Biasanya
kredit ini diberikan untuk perusahaan yang memang benar-benar bonafid dan
professional, sehingga kemungkinan kredit tersebut macet sangat kecil.
BAB 11
PENILAIAN, PROSEDUR DAN PENYELESAIAN KREDIT MACET

A. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit


Dalam melakukan penilaian kriteria-kriteria sertaaspek penilaiannya tetap
sama. Begitu pula dengan ukuran-ukuran yang ditetapkan sudah menjadi standar
penilaian setiap bank. Biasanya kriteria penilaian yang umum dan harus di lakukan
oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar layak untuk diberikan,
dilakukan dengan analisis 5 C dan 7 P.
Penilaian dengan analisis 5C adalah sebagai berikut
1. Character
Merupakan sifat atau watak seseorang. Dapat dilihat dari latar
belakang nasabah baik bersifat latar belakang pekerjaan maupun pribadi.
Terdapat beberapa indikasi yang diperhatikan Bank untuk melihat karakter dari
calon debitur. Pertama, apakah calon debitur memiliki reputasi yang tidak baik
dalam hubungannya dengan masyarakat, rekan bisnis dan bank. Kedua, apakah
debitur memiliki hubungan yang tidak baik dengan pihak lain. Ketiga, apakah
debitur berganti-ganti supplier dan tidak mendapat fasilitas hutang dagang. Hal
ini merupakan indikasi bahwa debitur tidak dapat dipercaya karena sering
ingkar janji.
2. Capacity
Capacity adalah analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah
dalam membayar kredit. Bank mencoba melihat kemampuan calon debitur
dalam mengembalikan kredit yang dikaitkan dengan kemampuan mereka
dalam mengelola bisnis dan mendapatkan laba. Semakin banyak sumber
pendapatannya, semakin besar kemampuannya untuk membayar kredit.
Terdapat beberapa indikator yang dianalisis bank, di antaranya:
a. Managerial Capacity
Dalam hal ini Bank akan mencoba menganalisis kemampuan
manajerial debitur melalui bagaimana pengalaman debitur dalam

24
25

mengelola usaha serta bagaimana perkembangan usaha selama ditangani


yang bersangkutan. Beberapa hal yang dinilai berisiko bagi bank dalam hal
managerial capacity, antara lain apabila manajemen bersikap agresif dalam
pengembangan bisnis, jika terdapat penyalahgunaan kredit untuk kegiatan
di luar aktivitas usaha yang dibiayai serta apabila manajemen bersikap one
man show. One man show sendiri merupakan sebuah gaya kepemimpinan
yang semuanya harus dilakukan dan dipikirkan seorang diri.
b. Financial Capacity
Bank akan berusaha menganalisis bagaimana kemampuan debitur
dalam mengelola keuangan perusahaan. Beberapa aspek yang dianalisis
antara lain apakah manajemen memiliki kemampuan mengelola keuangan
yang buruk, apakah kinerja perusahaan tidak baik tetapi memiliki prospek
berkembang hingga apakah keuangan usaha sewaktu-waktu dapat
memburuk. Hal ini penting dianalisis karena kapasitas finansial merupakan
faktor penting dalam pengembalian kredit.
c. Technical Capacity
Technical Capacity adalah analisis proses produksi. Bank akan
mengindentifikasi risiko pada proses produksi untuk melihat adakah hal-
hal yang menggangu keberlangsungan usaha atau apakah secara teknis
perusahaan menghadapi kendala ketidakpastian supply bahan baku.
3. Capital
Dari prinsip ini bank akan melihat penggunaan modal apakah efektif
atau tidak dapat dilihat dari laporan keuangan. Tujuan dari prinsip ini adalah
untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki calon debitur
dalam usahanya. Analisa capital dilakukan dengan mempelajari nilai kekayaan
bersih yang dimiliki calon debitur yang dilihat melalui total aktiva dan
kewajiban dalam laporan keuangan. Prinsip ini terdapat beberapa hal yang
dinilai berisiko bagi bank yakni apabila modal usaha tidak mencukupi batas
toleransi yang ditetapkan bank, debitur tidak memiliki kemampuan
memperkuat permodalan sesuai batas toleransi bank, serta risiko terjadinya
26

moral hazard. Moral hazard merupakan risiko ketika suatu pihak belum
menandatangani kontrak dengan itikad baik atau telah memberikan informasi
yang keliru tentang aset, kewajiban maupun kapasitas kreditnya.
4. Condition
Dalam menilai kredit, hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi,sosial,
dan politik yang ada sekarang ataupun prediksi yangakan datang. Tujuannya
untuk memprediksi prospek usaha di masa mendatang bersamaan dengaan
informasi financial capacity. Kemudian pihak bank juga akan memprediksi
risiko kemungkinan gagal bayar dari calon debitur. Terdapat 2 aspek yang
dianalisis yakni kondisi industry (mikro) dan kondisi ekonomi (makro).
Apabila kondisi finansial calon debitur dinilai kurang stabil, pihak bank
cenderung akan menolak pengajuan pinjaman. Kalaupun diberikan pihak bank
juga akan terlebih dahulu melihat prospek usaha tersebut di masa mendatang.
Terdapat beberapa hal yang dinilai berisiko bagi bank di antaranya jika
terdapat ketidakpastian ekonomi secara makro, baik karena suku bunga
ataupun nilai tukar. Kemudian jika persaingan industri sejenisnya sangat ketat,
hingga terdapat hal-hal yang mengganggu prospek usaha.
5. Collateral
Merupakan jaminan yang di berikan calon nasabah baik bersifat
fisik maupun nonfisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang di
berikan. Jaminan ini berfungsi sebagai pelindung dari risiko keuangan. Analisa
prinsip collateral ini bermaksud untuk mengikat keseriusan debitur
menjalankan usaha dan membayar kewajiban kredit, selain itu juga sebagai
jalan keluar kedua jika debitur wanprestasi. Dalam hal ini pihak bank akan
menganalisis status kepemilikan SHM/SHGB/SHP/SHGU dan lainnya dari
calon debitur, kemudian kecukupan nilai agunan serta bentuk pengikatan
(HT/fiducia/gadai/cesie) juga menjadi bahan pertimbangan dari pihak bank.
Terdapat beberapa hal yang dinilai berisiko bagi Bank, yakni apabila nilai
agunan tidak mengcover atau menurun karena kerusakan, agunan bukan milik
27

calon debitur, pengikatan agunan bukan peringkat pertama, hingga risiko moral
hazard.
Selanjutnya penilaian suatu kredit dapat pula dilakukan dengan analisis
tujuh P kredit dengan unsur penilaian sebagai berikut.
1. Personality
Yaitu penilaian dari segi kepribadian/tingkah laku sehari-hari maupun
kepribadian masa lalu. Kriteria ini hampir sama dengan kriteria character dari
prinsip 5C yang telah dijelaskan diatas, dimana melihat bagaimana keseluruhan
kepribadian nasabah mencakup sikap dan perilakunya sehari-hari.
2. Party
Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau
golongan-golongan tertentu, berdasarkan modal, loyalitas maupun karakternya.
Prinsip penilaian ini, dimana calon peminjam dimasukkan ke dalam beberapa
golongan yang terkait dengan kondisi keuangannya.
3. Purpose
Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit,
termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Pihak bank perlu mengetahui
untuk apa dana tersebut akan digunakan, misalnya untuk modal usaha,
investasi, biaya pendidikan, atau justru kegiatan konsumtif. Hal ini juga akan
menyesuaikan dengan fokus dari bank atau lembaga keuangan tersebut,
misalnya jika bank tersebut berfokus pada pengelolaan modal maka akan tepat
bagi nasabah yang mengajukan kredit untuk usaha.
4. Prospect
Yaitu untuk menilai usaha nasabah menguntungkan atau tidak atau
dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Dengan mengetahui
apakah usaha dan bisnis tersebut memiliki prospek ke depan yang bagus atau
tidak, maka bank pun dapat memprediksi bagaimana perkiraan kemampuan
bayar dari nasabah.
5. Payment
28

Yaitu ukuran bagaimana nasabah mengembalikan kredit yang telah


diambil atausumber mana saja dana untuk pengembalian kredit. Prinsip
payment dilihat dari sumber pendapatan nasabah, kelancaran usaha yang
dijalankan, hingga prospek dari usaha tersebut. Dengan begitu, pihak bank atau
lembaga keuangan dapat menilai apakah nasabah tersebut memang dapat
membayar kreditnya atau tidak.
6. Profitability
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari
laba. kriteria ini lebih dikhususkan pada nasabah yang meminjam untuk
keperluan usahanya. Semakin tinggi tingkat profitability dari calon peminjam,
maka akan semakin tinggi pula kemungkinan kredit yang diajukan dapat
disetujui bank.
7. Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjagaafar kredit yangdiberikan
mendapatkan jaminan perlindungan, sehingga kredit yang diberikan benar-
benar aman. Selain jaminan berupa barang seperti aset rumah atau perusahaan,
protection ini juga dapat berupa jaminan asuransi yang dimiliki oleh nasabah.
B. Aspek-aspek Penilaian Kredit
Penilaian dengan seluruh aspek yangada dikenal dengan nama studi
kelayakan usaha. Penilaian dengan model ini biasanya digunakan untuk proyek-
proyek yang bernilai besar dan berjangka waktu panjang. Aspek-aspek yang dinilai
antara lain meliputi:
1. Aspek Yuridis/Hukum
Aspek ini adalah masalah legalitas badan usaha serta izin-izin
yang dimiliki perusahaan yang mengajukan kredit. Penilaian dimulai dari
meneliti keabsahan dan kesempurnaan akte pendirian perusahaan,
sehingga dapat diketahui siapa-siap pemiliknya dan besarnya modal
masing-masing pemilik. Kemudian juga diteliti keabsahannya dari
dokumen atau surat-surat penting lainnya seperti:
a. Surat izin usaha industri (S.I.U.I) untuk sektor industri.
29

b. Surat izin usaha perdagangan (S.I.U.P) untuk sektor perdagangan.


c. Tanda daftar perusahaan (TDP).
d. Nomor pokok wajib pajak (NPWP).
e. Keabsahan surat-surat yang dijaminkan misalnya sertifikat tanah
dan sertifikat deposito.
f. Serta dokumen-dokumen yang dianggap penting lainnya seperti KTP
Aspek ini dalam analisis kredit mempunyai posisi penting dan
strategis, karena aspek hukum kurang diperhatikan dan belum sempurna akan
melemahkan posisi aspek-aspek lain, walaupun feasibility-nya sudah cukup.
Misal, antara bank dan applicant telah dibuat perjanjian kredit, tetapi aspek
hukum kurang sempurna, maka perjanjian kredit tersebut dapat gugur atau
tidak berfungsi, yang kemudian dapat merugikan bank sendiri dalam
menyelesaikan kredit tersebut.
2. Aspek pasar dan pemasaran
Dalam aspek ini yang dinilai adalah besar kecilnya permintaan
terhadap produk yang dihasilkan sekarang dan di masa yang akan datang,
sehigga diketahui prospek pemasaran produk tersebut. Yang perlu diteliti dari
aspek ini adalah:
a. Hasil penjualan atau produksi minimal tiga bulan yang lalu atau tiga
tahun yang lalu.
b. Rencana penjualan dan produksi minimal 3 bulan atau tiga tahun yang
akan datang.
c. Peta kekuatan pesaing yang ada seperti market share yang diketahui.
d. Prospek produk secara keseluruhan
Aspek ini harus mendapat perhatian maksimal dari manajemen
perusahaan. Bank harus memperhatikan target market dengan variabel-
variabel dominan, yang mempengaruhinya, yaitu:
a. Produk life cycle
Dengan perkembangan teknologi yang pesat, barang dan jasa dengan
cepat pula menjadi rusak (ketinggalan mode, daya tahan, ada substitusi
30

dari barang serupa dengan harga barang berbeda, jumlah produksi cepat
meningkat melebihi kebutuhan timbul daerah penghasil baru yang
menghasilkan persaingan, dan lain-lain)
b. Potential market
Market size, profit and risk, jumlah kebutuhan produk/jasa, managerial
skill, delivery system, jumlah barang/kualitas, product pricing, costumer,
dan lain-lain.
c. Wilayah pemasaran produk calon nasabah dan barang substitusi serta
pesaing pasar.
d. Market share dan konsumen sebagai pemakai langsung atau sebagai
pemakai tidak langsung yang akan memproses lagi.
e. Rencana penjualan, pola pemasaran dan syarat pembayaran (tunai, kredit,
konsinyasi/barter).
f. Perbandingan jumlah barang atau jasa yang dijual dengan syarat
pembayaran tunai, kredit, barter, dan konsinyasi. Begitu pula perbandingan
penjualan langsung, melalui perantara atau agen.
g. Sarana penunjang, seperti kondisi jalan, jembatan, sungai dan alat
transportasi dari dan ke lokasi perusahaan.
h. Hasil penjualan tiga tahun sebelumnya menunjukan peningkatan,
penurunan, atau stabil.
i. Analisi pasar, terutama mengenai jenis sistem pemasaran, yang
berkembang saat ini.
3. Aspek keuangan
Aspek yang dinilai adalah sumber-sumber dana yang dimiliki untuk
membiayai usahanya dan bagaimana penggunaan dana tersebut. Di samping itu
hendaknya di buatkan cash flow keuangan perusahaan. Penilaian bank dari segi
aspek keuangan biasanya mencakup antara lain:
a. Rasio likuiditas
b. Rasio solvabilitas
c. Rasio remabilitas
31

d. Payback period
e. Net Present Value (NPV)
f. Profitability index (PI)
g. Internal Rate of Return (IRR)
h. Break Even Point (BEP)
4. Aspek teknis/operasi
Merupakan aspek yang membahas masalah yang berkaitan dengan
produksi, lokasi dan lay out, seperti kapasitas mesin yang digunakan.
Masalah lokasi usaha seperti kantor pusat, cabang atau pergudangan.
Demikian pula, dengan masalah lay out mesin-mesin termasuk jenis mesin dan
teknologi yang digunakan.
5. Aspek mangemen
Aspek ini digunakan untuk menilai struktur organisasi perusahaan,
sumber daya manusia yang dimiliki serta latar belakang pendidikan dan
pengalaman sumber daya manusianya. Pengalaman perusahaan dalam
mengelola berbagai proyek yang ada juga menjadi pertimbangan lain.
6. Aspek socsial ekonomi
Aspek sosial ekonomi adalah menganalisis dampaknya yang
ditimbulkan akibat adanya proyek terhadap perekonomian masyarakat dan
sosial masyarakat secara umum, seperti:
a. Mengurangi ekspor barang atau sebaliknya mengurangi ketergantungan
terhadap impor,
b. Mengurangi pengangguran,
c. Meningkatkan pendapatan masyarakat,
d. Tersedianya sarana dan prasarana,
e. Membuka isolasi daerah tertentu.
Dalam kehidupan individual tidak terlepas sama sekali dari
kehidupan sosial/ekonomi masyarakat, karena masing-masing saling
mempengaruhi. Dengan demikian, kehidupan sosial/ekonomi masyarakat akan
mempengaruhi pula kehidupan perusahaan.
32

7. Aspek amdal
Amdal terhadap lingkungan baik darat, air, udara termasuk kesehatan
manusia apabila proyek tersebut dijalankan. Analisis ini dilakukan secara
mendalam sebelum kredit tersebut disalurkan, sehingga proyek yang dibiayai
tidak akan mengalami pencemaran lingkungan disekitarnya. Pencemaran
yang sering terjadi antara lain terhadap:
a. Kesehatan manusia terganggu.
b. Tanah/darat menjadi gersang, erosi.
c. Air menjadi limbah berbau busuk, berubah warna atau rasa, dan
menyebabkan banjir.
d. Udara mengakibatkan polusi, berdebu, bising, dan panas.
e. Merubah tatanan adat istiadat setempat.

C. Prosedur Pemberian Kredit


Prosedur pemberian kredit secara umum dapat dibedakan antara pinjaman
perserorangan dengan pinjaman oleh suatu badan hukum, kemudaian dapat pula
ditinjau dari segi tujuannya apakah untuk konsumtif atau produktif. Secara umum
prosedur pemberian kredit oleh badan hukum sebagai berikut.
1. Pengajuan berkas-berkas
Pemohon kredit mengajukan permohanan dalam bentuk proposal
dan dilampiri latar belakang perusahaan, maksud dan tujuan, besarnya
kredit dan jangka waktu, cara pemohon mengembalikan kredit, dan
jaminan kredit. Selain itu melampirkan fotocopy dokumen seperti akte
notaris, tanda daftar perusahaan, NPWP. Dan berkas penilaian yang dapat kita
lakukan untuk sementara seperti current ratio, acid test ratio, dan lain-lain.
2. Penyelidikan berkas pinjaman
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan
lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar termasuk penyelidikan keabsahan
berkas.
3. Wawancara awal
33

Tujuannya adalah untuk mengyakinkan bank apakah berkas-berkas


tersebut sesuai dan lengkap seperti dengan yang bank inginkan. Wawancara ini
juga untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah yang sebenarnya.

4. On the spot
Merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan denganmeninjau
berbagai objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan. Kemudian hasil On the
spot dicocokkan dengan wawancara hasil I. Pada saat melakukan on the spot
hendaknya jangan diberitahu kepada nasabah. Sehingga apa yang kita lihat
dilapangan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
5. Wawancara II
Merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan-
kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot dilapangan. Catatan yang
ada pada permohonan dan pada saat wawancara awal dicocokkan dengan saat
on the spot apakah ada kesesuaian dan mengandung suatu kebenaran.
6. Keputusan kredit
Untuk menentukan apakah kredit akan diberikan atau ditolak, jika
diterima, maka dipersiapkan administrasi. Biasanya keputusan kredit yang akan
diumumkan mencakup jumlah uang yang diterima, jangka waktu kredit, biaya-
biaya yang harus di bayar, dan waktu pencairan kredit.
7. Penandatanganan akad kredit/perjanjian lainnya
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannnya kredit, maka
sebelum kredit dicairkan terlebih dahulu calon nasabah menandatangani akad
kredit, mengikat jaminan dengan hipotek dan surat perjanjian yang dianggap
perlu. Penandatangan dilaksanakan antaran bank dengan debitur secara
langsung atau dengan melalui notaris.
8. Realisasi kredit
Realisasi kredit diberikan setelan penandatangan adkad kredit dan
surat-surat yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan
bank yang bersangkutan.
34

9. Penyaluran/penarikkan bank
Adalah pencairan dana dari rekening sebagai realisasi dari pemberian
kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan yaitu sekaligus dan secara
bertahap.

D. Teknik Penyelesaian Kredit Macet


Dalam praktiknya kemacetan suatu kredit disebabkan oleh dua unsur
sebagai berikut.
1. Dari pihak perbankan
Artinya dalam nelakukan analisisnya, pihak analisis kurang teliti,
sehingga apa yang harusnya terjadi, tidak diprediksi sebelumnya atau
mungking salah dalam melakukan perhitungan.
2. Dari pihak Nasabah
a. Adanya unsur kesengajaan. Dalam hal ini nasabah sengaja untuk tidak
bermaksud membayar kewajibannya kepada bank sehingga kredit
yangdiberikan macet.
b. Adanya unsur tidak sengaja. Artinya debitur mau membayar akan tetapi
tidak mampu. Contohnya kredit dibiayai mengalami musibah seperti
kebakaran, hama, kebanjiran dan sebagainya.
Terhadap kredit yang mengalami kemacetan sebaiknya dilakukan
penyelamatan, sehingga bank tidak mengalami kerugian. Penyelematan terhadap
kredit macet dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1. Rescheduling
Pertama dalam cara mengatasi kredit macet adalah menjadwalkan
kembali atau rescheduling tenggat waktu membayar cicilan maupun utang.
Kreditur dapat memperpanjang tenggat waktu pelunasan utang oleh debitur
sesuai dengan kemampuannya.
2. Reconditioning
Pemberi kredit akan meringankan utang Anda dengan langkah
mengubah sisa pelunasan menjadi pokok kredit baru sampai dengan
35

persyaratan dan penjadwalan ulang. Beban suku bunga pun dapat dikurangi
dalam metode berikut. Untuk yang tidak mampu melunasi utang setelah segala
usaha telah dikerahkan bersama, kreditur dapat menghilangkan suku bunga
sekaligus sehingga debitur hanya membayar sisa utang pokok saja.Penurunan
suku bunga
3. Restructuring
Selanjutnya, salah satu cara mengatasi kredit macet yang patut
diajukan yaitu restructuring atau meminta persyaratan kembali. Syarat-syarat
seperti jangka waktu, jadwal pembayaran dan lain-lain dapat dirundingkan
untuk diubah sesuai dengan kemampuan debitur yang baru. Namun, nilai
besaran pembiayaan maksimal dari kredit tersebut tidak dapat diubah.
4. Kombinasi
Seorang dapat saja diselamatkan dengan kombinasi antara
rescheduling dengan restructuring, misalnya jangka waktu diperjang,
pembayaran bunga ditunda atau reconditioning dengan rescheduling misalnya
jangka waktu diperpanjang modal ditambah.
5. Penyitaan jaminan
Merupakan jaan terakhir apabila nasabah sudah benar-benar tidak
punya ikhtikad baik ataupun sudah tidak mampu lagi membayar semua utang-
utangnya.
BAB 12
SUKU BUNGA

A. Pengertian Bunga Bank


Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank
berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual
produknya. Bunga bagi bank juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar
kepada nasabah yang memiliki simpanan dan harga yang harus dibayar oleh
nasabah kepada bank nasabah yang memperoleh pinjaman. Dalan kegiatan
perbankan konvensionala sehari-hari ada dua macam bunga yang diberikan kepada
nasabah, yaitu:
1. Bunga Simpanan. Merupakan harga beli yang harus dibayar bank kepada
nasabah pemilik simpanan.
2. Bunga Pinjaman. Merupakan bunga yang dibebankan kepada para peminjam
(debitur) atau harga jual yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada
bank.
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Suku Bank
Faktor-faktor utama yang memengaruhi besar kecilnya penetapan suku
bunga secara garis besar sebagai berikut.
1. Kebutuhan dana
Apabila bank kekurangan dana, sementara pemohonan pinjaman
meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat cepat
terpenuhi dengan meningkatkan suku bunga simpanan akan menarik nasabah
untuk menyimpan uang di bank. Demikian, kebutuhan dana dapat dipenuhi.
Sebaliknya jika bank kelebihan dana dipenuhi. Dimana simpanan banyak, akan
tetapi permohan kredit sedikit, maka bank akan menurunkan bunga simpanan,
sehingga mengurangi minat nasabah untuk menyimpan. Atau dengan cara
menurunkan juga bunga kredit, sehingga permohongan kredit meningkat.
2. Persaingan

36
37

Dalam memperebutkan dana simpanan, maka di samping faktor


promosi, yang paling utama pihak perbankan harus memerhatikan pesaing.
Dalam arti jika untuk bunga rata–rata 16% per tahun, maka jika hendak
membutuhkan dana cepat namun sebaliknya, untuk bunga pinjaman kita harus
berada di bawah bunga pesaing.
3. Kebijaksanaan pemerintah
Dalam kondisi tertentu pemerintah dapat menentukan batas maksimal
atau minimal suku bunga, baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman.
Dengan ketentuan batas minimal/maksimal bunga simpanan maupun bunga
pinjaman bank tidak boleh melebihi batas yang sudah ditetapkan oleh
pemerintah.
4. Target laba yang diinginkan
Merupakan besarnya keuntungan yang diingikan oleh bank. Jika
diinginkan besar, maka bunga pinjaman ikut besar dan demikian pula
sebaliknya. Oleh karena itu, pihak bank harus hati-hati dalam menentukan
presentase laba/keuntungan yang diingikan.
5. Jangka waktu
Semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka akan semakin tinggi
bunganya, hal ini disebabkan besarnya kemungkinan risiko di masa
mendatang. Demikian pula, sebaliknya jika pinjaman berjangka pendek, maka
bunganya relatif lebih rendah.
6. Kualitas Jaminan
Semakin likuid jaminan yang diberikan, maka semakin rendah Bunga
kredit yang dibebankan dengan jaminan sertifikat tanah. Alasan utama
perbedaan ini adalah dalam hal pencairan jaminan apabila kredit yang
diberikan bermasalah. Bagi jaminan yang likuid seperti sertifikat
deposito/rekening giro yang dibekukan akan lebih mudah untuk dicairkan jika
dibandingkan dengan jaminan tanah.
7. Reputasi perusahaan
38

Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit juga


sangat menentukan tingkat suku bunga yang akan dibenbankan nantinya,
karena biasanya perusahaan yang bonafid kemungkinan risiko kredit macet di
masa mendatang relative kecil dan sebaliknya.
8. Produk yang kompetitif
Maksudnya adalah produk yang dibiayai kredit tersebut laku di
pasaran, Untuk produk yang kompetitif, bunga kredit yang diberikan relatif
rendah jika dibandingkan dengan dengan produk yang kurang kompetitif, Hal
ini disebabkan tingkat pengembalian kredit terjamin, karena produk yang
dibiayai laku di pasaran.
9. Hubungan baik
Biasanya pihak bank menggolongkan nasabahnya menjadi dua, yaitu
Nasabah utama/primer dan nasabah biasa/sekunder penggolongan ini
didasarkan kepada keaktifan serta loyalitas nasabah yang bersangkutan
terhadap bank, Nasabah utama biasannya mempunyai hubungan yang baik
dengan pihak bank, sehingga dalam penentuan suku bunganya pun berbeda
dengan nasabah biasa
10. Jaminan pihak ketiga
Dalam hal ini pihak yang memberikan jaminan kepada bank untuk
menanggung segala risiko yang dibebangkan kepada penerima kredit. Biasanya
pihak yang memberikan jaminan bonafid, baik dari segi kemampuan
membayar, nama baik maupun loyalitasnya terhadap bank, sehingga bunga
yang dibebankan pun berbeda. Demikian pula, sebaliknya jika penjamin pihak
ketiganya kurang bonafid/tidak dapat dipercaya, maka mungkin tidak dapat
digunakan sebagai jaminan pihak ketiga oleh pihak perbankan.

C. Komponen-komponen dalam Menentukan Bunga Kredit


Untuk menentukan besar kecilnya suku bunga kredit yang akan
dibebankan kepada para debitur, terdapat beberapa komponen. Komponen-
komponen ini ada yang dapat di perkecil dan ada pula yang tidak. Komponen-
39

komponen ini kemudian di jumlahkan, sehingga menjadi dasar penentuan bunga


kredit yang akan diberikan ke nasabah. Adapun komponen dalam menentukan suku
bunga kredit antara lain:
1. Total dana dana. Biaya untuk memperoleh simpanan setelah ditambahkan
dengan cadangan wajib yang ditetapkan pemerintah. Biaya dana tergantung
dari seberapa besar bunga yang ditetapkan untuk memperoleh dana melalui
produk simpanan. Semakin besar/mahal bunga yang dibebankan maka semakin
tinggi pula biaya dananya.
2. Laba yang di inginkan. Laba/keuntungan yang ingin diperoleh bank dan
biasannya dalam presentase tertentu. Penentuan besarnya laba juga sangat
memengaruhi sektor-sektor yang dibiayai, misalnya jika proyek pemerintah
untuk pengusahan kecil, maka labanya pun berbeda dengan yang komersial.
3. Cadangan resiko kredit macet. Cadangan terhadap macetnya kredit yang
diberikan karena setiap kredit yang diberikan pasti mengandung suatu risiko
tidak terbayar. Risiko ini dapat timbul baik disengaja maupun tidak disengaja.
Oleh karena itu, pihak bank perlu mencadangkannya sebagai sikap bersiaga
menghadapinya.
4. Biaya operasi. Merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam
melaksanakan kegiatan operasinya. Biaya ini terdiri dari biaya administrasi,
biaya pemeliharaan dan biaya-biaya lainnya
5. Pajak. Yaitu pajak yang dibebankan pemerintah kepada bank yang memberikan
fasilitas kredit kepada nasabah lainnya

D. Jenis-jenis Pembebanan Suku Bunga Kredit


Penggunakan metode perhitungan yang akan digunakan, sangat
mempengaruhi jumlah bunga yang akan dibayar. Jumlah bunga bank yang akan
dibayar akan mempengaruhi jumlah angsuran per bulan, dimana jumlah angsuran
terdiri dari utang/pinjaman pokok dan bunga. Adapun metode pembebanan bunga
yang dimaksud:
40

1. Flat rate
Pembebanan bunga setiap bulan tetap dari jumlah pinjamannya,
demikian pula pokok pinjaman setiap bulan juga dibayar sama, sehingga
angsuran setiap bulan juga sama sampai kredit tersebut lunas.
2. Sliding rate
Pembebanan bunga setiap bunga dihitung dari sisa pinjamannya,
sehingga jumlah bunga yang dibayar nasabah setiap bulan menurun seiring
dengan turunnya pokok pinjaman. Akan tetapi, pembayaran pokok pinjaman
setiap bulan sama.
3. Floating rate
Suku bunga mengambang adalah suku bunga yang selalu berubah
mengikuti suku bunga di pasaran. Jika suku bunga di pasaran naik, maka suku
bunganya juga ikut naik, begitupun sebaliknya. Contohnya adalah suku bunga
KPR untuk periode tertentu. Misalnya untuk dua tahun pertama diberlakukan
suku bunga tetap, namun periode selanjutnya menggunakan suku bunga
mengambang.
41

BAB 13
TRANSFER, KLIRING, DAN INKASO

A. Kiriman Uang (Transfer)


1. Pengertian Transfer
Pengertian transfer secara umum adalah pengiriman uang lewat bank.
Transfer dapat pula diartikan pemindahan uang dari rekening satu ke rekening
yang lain dengan berbagai tujuan. Pengiriman uang atau pemindahan uang
dapat dilakukan dengan berbagai tujuan, baik dalam kota, luar kota atau
bahkan ke luar negeri. Secara sederhana transfer adalah suatu kegiatan jasa
bank untuk memindahkan sejumlah dana tertentu sesuai dengan perintah si
pemberi amanat yang ditujukan untuk keuntungan seseorang yang ditunjuk
sebagai penerima transfer. Berkat kemajuan teknologi informasi Sobat semakin
mudah melakukan transfer dengan bank yang sama maupun antar bank, antrian
di teller juga gak seramai dulu. Kalau transfer ke rekening bank yang sama
prosesnya lebih cepat dan bebas biaya, sebaliknya, kalau transfer antar bank
berbeda prosesnya membutuhkan waktu dan akan dikenakan biaya.
Besarnya biaya kirim tergantung sarana yang digunakan dan jarak
tempat tujuan pengiriman. Pertimbangan lainnya adalah nasabah bank yang
bersangkutan atau bukan, artinya jika nasabah bank berarti nasabah memiliki
rekening di bank yang bersangkutan. Kalau nasabah bank yang bersangkutan
malah terkadang gratis. Sebaliknya buka nasabah, biaya kirim yang dibebankan
tidak terlalu besar.
2. Keuntungan Transfer
Pengiriman uang atau pemindahan uang lewat bak melalui jasa
transfer sangat banyak memberikan keuntungan, baik bagi bank maupun
nasabah. Berikut beberapa keuntungan yang dimaksud:
a. Bagi nasabah
42

1) Biaya pengiriman uang relative sangat murah jika dibandingkan


dengan cara lain, secara lewat kantor pos atau sarana pengiriman
lainnya.
2) Uang yang dikirim dijamin aman sampai tujuan.
3) Waktu tiba sangat sepat, apalagi sistem on line computer, begitu uang
dikirim saat itu juga tiba di tempat tujuan.
4) Prosedur dan proses pengiriman sangat mudah, cukup mengisi
formulir lalu bayar dan uang terkirim ke tempat tujuan,
5) Dapat mengirim ke beberapa tempat tujuan sekaligus
6) Tempat dan berbagai bank nasabah cukup datang ke satu bank, semua
transaksi akan dilayani
7) Pengiriman uang tidak selalu tunai, tetapi dapat dilakukan
pembebanan rekening nasabah yang bersangkutan.
b. Bagi bank
1) Memperoleh penghasilan dari biaya pengiriman dan untuk pengiriman
kearah daerah tersebut nasabah dibebankan biaya provisi dan komisi
2) Memperoleh dana cash dari uang yang dikirim dan dana yang
mengendap selama pengiriman atau selama uang hasil kiriman belum
ditarik atau dicairkan nasabah penerima
3) Bentuk pelayanan yang diberikan kepada nasabah, sehingga nasabah
merasa terbantu dan merasa dihargai oleh bank.
B. Kliring (Clearing)
1. Pengertian kliring
Pengertian kliring adalah merupakan jasa penyelesaian utang piutang
antar bank dengan cara saling menyerahkan warkat-wakat yang akan
dikliringkan di lembaga kliring. Penyelesaian utang yang dimaksud yaitu
penagihan cek atau bilyet giro melalui bank. Lembaga kliring adalah lembaga
yang dibentuk dan dikoordinasikan oleh Bank Indonesia yang bank itu sudah
mendapat izin dari Bank Indonesia itu sendiri.
43

Keuntungan dengan adanya kliring adalah waktu penagihan menjadi


cepat terutama untuk warkat dalam jumlah yang banyak. Kemudian biaya
penagihan menjadi lebih murah serta resiko keamanan dari uang nasabah
terjamin. Tujuan utama dilaksanakan kliring oleh bank Indonesia adalah:
a. Untuk memajukan dan memperlancar lalulintas pembayaran giral antar
bank diseluruh Indonesia
b. Agar perhitungan penyelesaian utang piutang dapat dilaksanakan lebih
mudah, aman dan efisien
c. Pelayanan bank kepada nasabah masing-masingnya, terutama dalam hal
keamanan dan biaya yang dikeluarkan
2. Manfaat Kliring
Tujuan umum dari kliring adalah untuk memudahkan dan
memperlancar setiap transaksi pembayaran yang aman dan cepat. Kliring
dilakukan agar perhitungan penyelesaian utang dan piutang dapat berjalan
dengan mudah, aman, dan hemat waktu. Dengan adanya mekanisme
pembayaran yang cepat, maka setiap urusan akuntansi dan keuangan juga dapat
dikerjakan dengan ringkas dan efisien. Hal ini membantu mempercepat
pemindahan saldo dari pengirim ke penerima. Adapun manfaat yang dapat
dirasakan oleh nasabah antara lain:
a. Transfer dana oleh sistem layanan jadi lebih mudah, sesuai dengan
keperluan masyarakat.
b. Efektifitas dan efisiensi sistem pembayaran nasional meningkat. Ini akan
memudahkan kedua belah pihak (nasabah atau pun pihak lain) yang
terkait.
c. Melalui rekening pribadi maupun perusahaan, nasabah dapat melakukan
pengiriman uang atau transaksi lain dalam jumlah besar karena adanya
layanan peningkatan yang luas.
3. Warkat-warkat yang dikliring
44

Warkat yang bisa dikliringkan dilembaga kliring adalah, warkat yang


berasal dari dalam kota, wilayah yang sama seperti misalnya, cek dari
Danamon cabang Blok “M” harus diuangkan dibank Jakarta. Sedangkan
warkat-warkat yang dapat di kliringkan oleh Bank lewat lembaga kliring:
a. Cek
b. Bilyet giro
c. Wesel Bank
d. Surat Bukti Penerimaan Transfer dari luar kota
e. Lalu Lintas Giral / nota kredit
4. Proses Kliring
Proses yang sama berlaku untuk setiap transaksi keuangan yang
terjadi antara dua atau lebih bank atau lembaga lain. Baik cek kertas atau
transfer elektronik, transaksi ini harus direkonsiliasi melalui proses kliring.
Lembaga kliring independen memfasilitasi proses ini, memastikan sistem yang
lebih aman. Dibandingkan dengan metode transfer lain, metode kliring
membuat proses transfer sejumlah uang menjadi jauh lebih lama secara umum,
yaitu sekitar 2 atau 3 hari. Itu dikarenakan pihak bank akan memastikan
ketersediaan saldo dalam rekening pengirim terlebih dahulu.
5. Penolakan Kliring
Ada beberapa alasan penolakan kliring pada saatpeneriaan warkat-
warkat kliring dalam kliring masuk. Dalam praktinya alasa penolakan
pembayaran cek atau BG disebabkan oleh:
a. Asal cek atau BG salah, misalnya cek atau BG berasal dari luar kota atau
wilayah kliring / luar negeri
b. Tanggal cek atau BG belum jatuh tempo, cek atau BG tanggalnya diatas
tanggal hari ini.
c. Meterai tidak ada atau tidak cukup sesuai dengan peraturan yang berlaku
d. Jumlah yang tertulis diangka dan huruf berbeda. Sebagai contoh nominal
angka tertulis Rp 100.000.- tetapi huruf tertulis satu juta rupiah
45

e. Tanda tangan/ cap perusahaan tidak sama dengan specimen atau bisa pula
tidak lengkap, misalnya harus ditandatangani oleh dua orang, sedangkan di
dalam cek hanya ditandatangani oleh satu orang.
f. Coretan atau perubahan tidak ditandatangani, artinya terdapat coretan atau
perubahan, namun diatas coretan atau perubahan tidak ditandatangani
g. Cek atau BG sudah kadaluarsa.
h. Resi belum kembali, nasabah belum mengirim resi ke bank bahwa nasabah
sudah menerima buku cek atau BG
i. Endorsement cek tidak benar, pemindahtanganan antar nasabah dalam cek
tidak benar atau tidak penuhi syarat.
j. Rekening sudah ditutup. Nasabah pemilik cek atau BG yang Dikliringkan
ternyata sudah menutup rekeningnya
k. Dibatalkan penarik, si pemberi cek atau BG dengan suatu alasan tertentu
membatalkan cek yang diberikannya dan melaporkan ke bank dimana
rekeningnya berada.
l. Rekening diblokir oleh pihak berwajib, rekening nasabah yang
mengeluarkan cek atau BG karena sesuatu hal diblokir oleh pihak berwajib
m. Kondisi cek atau BG rusak atau tidak sempurna
46

BAB 14
SAFE DEPOSIT BOX, BANK NOTES, DAN TRAVELLERS CHEQUE

A. Pengertian Safe Deposit Box


Salah satu resiko menyimpan dokumen dokumen penting seperti
ijazah, surat-surat berharga, sertifikat tanah atau dokumen lainnya adalah
risiko kehilangan atau risiko kerusakan. Untuk mengatasi masalah
kerusakan atau kehilangan dokumen, bank menyediakan pelayanan
dokumen dengan system sewa.
Pengertian safe deposit box adalah jasa bank yang diberikan khusus
kepada para nasabah utamanya. Jasa ini dikenal sebagai jasa safe loket.
SDB berbentuk kotak dengan ukuran kokoh dengan ukuran tertentu dan
disewakan kepada nasabah yang berkepentingan untuk menyimpan
dokumen-dokumen atau benda-benda berharga miliknya.

B. Dokumen-dokumen yang dapat disimpan di SDB


Berikut ini dokumen atau surat-surat berharga dan surat-surat penting
yang dapat disimpan di SDB seperti :
- Sertifikat deposito
- Sertifikat tanah
- Saham
- Obligasi
- Surat perjanjian
- Akte kelahiran
- Surat nikah
- Ijazah paspor
- Dan surat atau dokumen lainnya

SDB dapat digunakan untuk menyimpan harta/benda-benda berharga


seperti :
47

- Emas
- Mutiara
- Berlian
- Intan
- Permata
- Dan benda yang dianggap berharga lainnya

Sedangkan larangan yang diberikan bank kepada nasabah untuk


menyimpan barang-barang seperti :
- Narkotik dan sejenisnya
- Bahan yang mudah meledak
- Benda/harta yang dilarang bank dan pemerintah

C. Keuntungan Safe deposit box


1) Memperoleh biaya sewa yang disetor oleh nasabah penyewa SDB
2) Memperoleh uang yang mengendap berupa setoran jaminan yang
diberikan oleh nasabah untuk jangka waktu tertentu
3) Merupakan bentuk pelayanan kepada nasabah, sehingga dengan adanya
SDB nasabah otomatis akan sering mengunjungi bank atau membeli
produk bank yang bersangkutan
4) Keamanan terjamin
5) Mengurangi risiko kehilangan
6) Prosedur pendaftaran mudah
7) Ada berbagai ukuran penyimpanan
8) Bisa memperpanjang waktu sewa

Kekurangan Safe deposit box


1) Biaya swa SDB yang besarnya tergantung ukuran box yang di inginkan,
serta jangka waktu sewa. Biaya sewa dibayar biasanya pertahun
2) Risiko kerusakan akibat force majeur
48

3) Ada barang yang tidak boleh disimpan di SDB

D. Bank notes
Merupakan uang kartal asing yang dikeluarkan atau diterbitkan oleh bank
di luar negeri.
Pengelompokan bank notes yang kuat berdasarkan kategori sebagai berikut:
1) Bank notes tersebut mudah diperjual belikan
2) Nilai tukar terkendali/stabil
3) Frekuensi penjualan sering terjadi
4) Dan pertimbangan lainnya

Contoh bank notes yang tergolong dalam kategori bank notes yang
kuat adalah sebagai berikut.
 USD (United Stated Dollar)
 SGD (Singapore Dollar)
 GDP (Great Britain Poundsterling)
 AUD (Australian Dollar)
 DEM (Deutsche Mark)
 JPY (Japanese Yen)
 HKD (Hongkong Dollar)
Sedangkan contoh bank notes yang tergolong dalam bank notes yang
lemah adalah sebagai berikut.
 ITL (Irtalian Lira)
 NLG (Netherlands Guilder)
 FRF (French Franc)
 CAD (Canadian Dollar)
 NZD (New Zealands Dollar)
 MYR (Malaysia Ringgit)
 THB (Thai Baht)
49

Dalam transaksi jual beli bank notes menggunkan kurs. Kurs yang
dikeluarkan oleh Bank Indonesia oleh perbankan dijadikan patokan harga
mata uang asing tersebut. Kurs ini dipergunakan untuk transaksi jual dan
beli ditambah dengan keuntungan yang diharapkan oleh bank tersebut.
Berikut beberapa pengertian:
 Valuta (Mata uang)
 Kurs (Nilai Mata Uang)
 Konversi (Penyesuaian)
 Kurs Konversi (Penyesuaian nilai valuta asing terhadap rupiah)
Dalam setiap transaksi transaksi jual beli bank notes ada dua macam
kurs yang digunakan, yaitu kurs beli (buying rates) dan kurs jual (selling
rates).

E. Cek wisata
1) Pengertian Cek wisata (Travellers cheque)
Traveller Cheque (TC) dikenak dengan nama acek wisata atau cek
perjalanan yang biasanya digunakan oleh mereka yang hendak
bepergian atau sering dibawa oleh tursi/wisatawan. Travellers Cheque
diterbitkan dalam mata uang rupiah dan mata uang asing. Penggunaan
Traveller Cheque dapat dibelanjakan di berbagai tempat terutama
cabang bank yang mengeluarkan traveller cheque tersebut.

2) Keuntungan Cek Wisata


Keuntungan atau manfaat penggunaan travellers cheque terutama
bagi mereka yang suka berpegian atau berwisata antara lain:
a. Memberikan kemudahan berbelanja, karena traveller cheque dapat
diberlanjakan atau diuangkan diberbagai tempat
b. Mengurangi risiko kehilangan uang karena setiap travellers cheque
yang hilang dapat diganti
50

c. Memberikan rasa percaya diri, karena si pemakai travellers cheque


dilayani secara prima
d. Dapat dijadikan hadiah buat teman, kolega atau nasabah
e. Biasanya untuk pembelian traveller cheque, tidak dikenakan biaya,
begitu pula pada saatpencairannya, namun hal ini sangat tergantung
kepada bank yang menerbitkannya.
Jenis-jenis travellers cheque yang beredar dapatdilihatdari segi
mata uang antara lain
a. Travellers cheque mata uang rupiah
b. Travellers cheque dalam valuta asing, untuk cek ini diterbitkan oleh
bank yang berstatus bank devisa
BAB 15
KARTU KREDIT

A. Pengertian Kartu kredit


Kartu kredit merupakan kartu plastic yang dikeluarkan oleh bank atau
lembaga pembiaayaan lainnya yang diberikan kepada nasabah untuk dapat
dipergunakan sebagai alat pembayaran dan pengambilan uang tunai.

Kartu Kredit adalah APMK yang dapat digunakan untuk melakukan


pembayaran atas kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi,
termasuk transaksi pembelanjaan dan/atau untuk melakukan penarikan
tunai, dimana kewajiban pembayaran pemegang kartu dipenuhi terlebih
dahulu oleh acquirer atau penerbit, dan pemegang kartu berkewajiban
untuk melakukan pembayaran pada waktu yang disepakati baik dengan
pelunasan secara sekaligus (charge card) ataupun dengan pembayaran
secara angsuran.

B. Pihak-pihak yang Terlibat


Pihak-pihak yang terlibat membentuk sistem kerja kartu kredit dengan
sendirinya, dimana masing-masing pihak memiliki persanan tersendiri.
Dalam sistem kerja kartu kredit ada tiga pihak yang terlibat langsung
untuk setiap transaksi penggunaan dan pembayaran kartu kredit. Pihak-
pihak yang dimaksud adalah:
1. Bank dan Lembaga Pembiayaan
Fungsi bank dan lembaga pembiayaan adalah sebagai pihak
penerbit dan/atau pihak pembayar kartu kredit yang ditagihkan oleh
pedagang (merchant).
2. Pedagang (merchant)

51
52

Pedagang adalah mitra bank dan lembaga pembiayaan, sebagai


tempat belanja bagi pemegang kartu. Contohnya seperti hotel,
swalayan, restoran, bioskop dan tempat lainnya.
3. Pemegang kartu (card holder)
Merupakan nasabah yang namanya tertera dalam kartu kredit
sekaligus merupakan pihak yang berhak menggunakan kartu kredit
tersebut.
C. Sistem Kerja Kartu Kredit
Berikut ini sistem kerja dapat dijelaskan sebagai berikut.
1) Nasabah mengajukan permohonan sebagai pemegang kartu dengan
memenuhi segala peraturan yang telah ditetapkan oleh bank atau
perusahaan pembiayaan.
2) Bank atau perusahaan pembiayaan akan menerbitkan kartu, apabila
disetujui, setelah melalui penelitian terhadap kredibilitas (kepercayaan)
dan kapabilitas (kemampuan) calon nasabah, kemudian kartu tersebut
diserahkan ke nasabah pemegang kartu.
3) Dengan kartu yang telah disetujui, pemegang kartu dapat melakukan
berbagai transaksi pembelanjaan atau pembayaran di berbagai tempat
yang mengikat perjanjian dengan bank atau perusahaan pembiayaan
atau mengambil uang tunai di berbagai ATM.
Selanjutnya apabila nasabah pemegang kartu melakukan transaksi, maka
sistem kerja penagihannya adalah sebagai berikut.
a. Pemegang kartu melakukan transaksi dengan menunjukkan kartu dan
menandatangani bukti belanja untuk memastikan kepemilikan kartu.
b. Pihak pedagang akan menagihkan ke bank atau lembaga pembiayaan
berdasarkan bukti transaksi dengan nasabah dengan pihak pedagang.
c. Bank atau lembaga pembiayaan akan membayar kembali kepada
pedagang sesuai dengan perjanjian yang telah mereka sepakati.
d. Bank atau lembaga pembiayaan akan menagih ke pemegang kartu
berdasarkan bukti transaksi sampai batas waktu yang telah ditentukan.
53

e. Pemegang kartu akan membayar sejumlah nominal yang tertera


sampai batas waktu yang telah ditentukan dan apabilsa terjadi
keterlambatan, maka nasabah akan dikenakan denda dengan disertai
suku bunga yang telah ditetapkan.
54

BAB 16
LETTER OF CREDIT

A. Pengertian letter of credit (L/C)


Pengertian letter of Credit (L/C) adalah jasa bank yang diberikan
kepada masyarakat untuk memperlancar pelayanan arus barang, baik arus
barang dalam negeri (antar pulau) atau arus barang ke luar negeri (ekspor-
impor).
Kegunaan letter of credit (L/C) adalah menjamin kelancaran pembayaran
dan pengiriman barang sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat antara
eksportir dengan importir melalui iktikad baik kedua belah pihak.

Pembukaan L/C oleh importir dilakukan nasabah melalui bank yang


disebut opening bank / issuing bank.
Keuntungan bank dari pembukaan L/C adalah dari biaya-biaya yang di
bebankan baik kepada pembeli maupun penjual.

B. Jenis-jenis L/C
Jenis-jenis L/C yang ada saat ini antara lain :
1. Revocable L/C
Merupakan L/C yang setiap saat dapat di batalkan/diubah secara
sepihak oleh bank pembuka, tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
2. Irrevocable L/C
L/C yang tidak dapat di batalkan atau diubah tanpa persetujuan dari
semua pihak yang terlibat.
3. Sight L/C
Merupakan L/C yang syarat pembayarannya langsung pada saat
dokumen diajukan oleh eksportir kepada advise bank.
55

4. Usance L/C
Merupakan L/C yang pembayarannya baru dilakukan dengan renggang
waktu tertentu
5. restricted L/C
Merupakan L/C yang pembayarannya hanya dibatasi kepada bank-
bank tertentu saja untuk namanya tercantum pada L/C
6. Unrestricted L/C
Merupakan jenis L/C yang membebaskan negosiasi dokumen dibank
mana pun.
7. Red clause L/X
Merupakan L/C dimana bank pembuka L/C memberi kuasa kepada
bank pembayar untuk membayar uang muka kepada beneficiary
8. Transferable L/C
Merupakan L/C yang memberikan kepada beneficiary untuk
memindahkan sebagian/seluruh nilai L/C kepada satu atau beberapa
pihak lainnya.
9. Revolving L/C
Merupakan jenis L/C yang penggunaannya dapat dilakukan berulang-
ulang
10. Dan lain- lain.

C. Untuk menyelesaikan L/C diperlukan dokumen dokumen tertentu yang


mempunyai andil besar dalam proses penyelesaian L/C diantaranya :
1. Bill of Loading (B/L)
B/L atau sering disebut konosemen berguna sebagai bukti tanda
pengiriman, bukti kontrak penyerahan barang, dan bukti pemilikan
barang.
56

2. Draft (Wesel)
Perintah yang tidak bersyarat dalam bentuk tertulis ditujukan oleh
seseorang yang menariknya dan mengharuskan si tertarik untuk
membayar sejumlah uang pada waktu yang telah ditentukan kepada si
pemegang wesel.
3. Faktur (Invoice)
Daftar perincian harga dari barang - barang yang dikeluarkan oleh
penjual sebagai tanda bukti transaksi dan dapat juga dijadikan sebagai
alat tagihan.
4. Asuransi (Insurance)
Jaminan yang diberikan oleh perusahaan atas kereugian yang dialami
para eksportir apabila terjadi kehilangan atau kerusakan barangnya.
5. Daftar Pengepakan (Packing List)
Daftar uraian barang yang dimasukkan kedalam peti (Container).
6. Certificate of Origin
Surat keterangan asal barang yang diekspor
7. Certificate of Inspection
Surat keterangan pemeriksaan tentang keadaan barang yang dibuat oleh
independent surveyor
57

BAB 17
BANK GARANSI

A. Pengertian bank garansi

Bank Garansi adalah merupakan jaminan pem- bayaran yang


diberikan oleh bank kepada suatu pihak, baik per- orangan, perusahaan
atau badan/lembaga lainnya dalam bentuk surat jaminan. Pemberian
jaminan dengan maksud bank menjamin akan memenuhi (membayar)
kewajiban-kewajiban dari pihak yang dijaminkan kepada pihak yang
menerima jaminan, apabila yang dijamin di kemudian hari ternyata tidak
memenuhi kewajiban kepada pihak lain sesuai dengan yang diperjanjikan
atau cedera janji.

B. Pihak-pihak yang terlibat

Pihak-pihak yang terlibat dalam proses pemberian fasilitas bank garansi


adalah sebagai berikut:

1. Pihak Penjamin (Bank)

bank akan memberikan jaminan pembayaran kepada pihak lain (pihak


ketiga) apabila nasabah yang dijaminkannya ingkar janji.

Untuk menghindari kerugian bank dari pihak nasabah, maka bank juga
meminta jaminan lawan dari pihak nasabah.

Biasanya nilai jaminan yang diberikan bank melebihi nilai jaminan


lawan yang harus disediakan oleh pihak nasabah. Contoh jaminannya
yakni,

dalam bentuk surat-surat berharga atau aset lainnya.


58

2. Pihak Terjamin (Nasabah)

Merupakan pihak yang meminta jaminan kepada bank untuk


membiayai suatu usaha atau proyek.

Jaminan dilakukan untuk mengikuti tender. Tujuannya adalah agar


oleh pihak pemberi pekerjaan (pihak ketiga) nasabah dianggap
memiliki uang.

Untuk memperolehnya dari bank nasabah harus menyediakan jaminan


lawan sebesar atau lebih besar dari nilai proyek. Jaminan ini akan
dicairkan oleh bank apabila nasabah ingkar janji atau tidak dapat
menyelesaikan kewajibannya terhadap si pemberi proyek.

3. Pihak Penerima Jaminan atau Bouwheer (Pihak Ketiga) Merupakan


pihak yang memberikan pekerjaan kepada nasa- bah untuk
mengerjakan suatu proyek. Tujuannya adalah agar proyek yang
dikerjakan selesai tepat waktu dan sesuai pula dengan persyaratan
yang telah disepakati. Dengan jaminan bank garansi dari bank yang
dipegang pihak ketiga, maka jika nasabah ingkar janji pihak ketiga
dapat langsung menagihkannya ke bank.

c. Proses Bank
Untuk memperoleh jaminan dari bank, maka penerbitan bank garansi
sampai dengan pencairan memerlukan berbagai persyaratan. Tahap-
tahap atau proses penerbitan sampai dengan pencairan bank garansi
adalah sebagai berikut.
59

 Melakukan perbandingan rencana kerja proyek antara kontraktor


yang akan menerima projek dengan pemilik proyek.
 Pihak kontraktor akan mengajukan bank garansi ke bank dengan
membayar komisi atau provisi.
 Setelah proses pengajuan berhasil, pihak bank akan memberikan
sertifikat bank garansi kepada kontraktor.
 Sertifikat bank garansi tersebut akan diberikan kepada pemilik
proyek ketika pemilik proyek memberikan proyek ke kontraktor.
 Jika kontraktor wanprestasi atau cidera janji, maka pemilik proyek
dapat mencairkan sertifikat bank garansi tersebut kepada bank yang
mengeluarkan sertifikat sebelumnya.
 Bank yang menerima sertifikat tersebut akan membayar sertifikat
tersebut kepada pemilik proyek.
 Untuk diingat juga, ketika pekerjaan atau proyek dapat diselesaikan
oleh kontraktor dan memenuhi perjanjian sebelumnya, maka
sertifikat bank wajib dikembalikan.
 Jangka waktu bank garansi akan berakhir ketika perjanjian pokok
dari kedua belah pihak sudah berakhir.

d. Tujuan Bank Garansi


Secara umum tujuan pemberian bank garansi oleh pihak bank kepada si
penerima jaminan atau yang dijaminkan adalah sebagai berikut.
 Bagi bank tujuannya adalah memberikan bantuan fasilitas dan
kemudahan dalam mempelancar transaksi nasabah dalam hal untuk
mengerjakan suatu usaha atau proyek.
 Bagi pemegang jaminan (pemberi pekerjaan) bank garansi adalah
untuk memberikan keyakinan bahwa pemegang jaminan tidak akan
mengalami kerugian, bila pihak yang dijaminkan melalaikan
60

kewajibannya, karena pemegang akan mendapatkan ganti rugi dari


pihak perbankan yang menerbitkan bank garansi.
 Menumbuhkan rasa percaya antara pemberi jaminan, yang
dijaminkan dan menerima jaminan dengan diikatkan kepada suatu
perjanjian yang saling menguntungkan dalam sertifikat bank garansi.
 Memberikan rasa aman dan ketentraman dalam berusaha baik, bagi
bank maupun bagi pihak lainnya. Demikian pula, bank sebagai
pemberi jaminan tidak akan menderita kerugian selama jaminan
lawan yang diberikan benar dan sesuai persyaratan yang ditetapkan
 Bagi bank disamping keuntungan yang diatas juga ada memperoleh
keuntungan dari biaya-biaya yang harus dibayar nasabah serta
jaminan lawan yang berikan.

E. Jenis-Jenis Bank Garansi


Dalam praktiknya bank garansi dapat dibedakan kedalam beberapa
jenis. Jenis-jenis bank garansi dapat dibagi berdasarkan tujuannya,
sebagai berikut.
1) Bank garansi untuk penangguhan bea masuk
Merupakan bank garansi yang diberikan kepada kantor bea cukai
untuk kepentingan pemilik barang guna penangguhan pembayaran
bea masuk atau barang yang dikeluarkan oleh pelabuhan.
2) Bank garansi untuk pita cukai tembakau
Merupakan bank garansi yang diberikan kepada kantor bea cukai
untuk kepentingan yang dijamin (pengusaha pabrik rokok) guna
penangguhan pembayaran pita cukai tembakau atas rokok-rokok
yang akan dikeluarkan dari pabrik untuk peredaran.
3) Bank garansi untuk tender dalam negeri
61

Merupakan bank garansi yang diberikan pada bouwheer (yang


memberi pekerjaan) untuk kepentingan kontraktor/leveransir yang
akan mengikuti tender dalam negeri.
4) Bank garansi untuk pelaksanaa pekerjaan
Merupakan bank garansi yang diberikan kepada bouwheer untuk
kepentingan kontraktor guna menjamin pelaksanaa pekerjaan yang
diterima dari bouwheer.
5) Bank garansi untuk muka pekerjaan
Merupakan bank garansi yang diberikan kepada bouwheer untuk
kepentingan kontraktor untuk menerima pembayaran uang muka
dari yang memberikan pekerjaan.
6) Bank garansi untuk tender luar negeri
Merupakan bank garansi yang diberikan untuk kepentingan
kontraktor yang mengikuti tender pemborong yang mana bouwheer
adalah pihak luar negeri. Bank garansi untuk menjamin
kontraktor/eksportir Indonesia yang turut tender/melaksanakan
kontrak.
7) Bank garansi untuk perdagangan
Merupakan bank garansi yang diberikan kepada agen atau dealer
perdagangan atau depot-depot perdagangan.
8) Bank garansi untuk penyerahan barang
Merupakan bank generasi yang diberikan kepada nasabah yang
akan melakukan penyerahan barang, baik yang dibiayai oleh bank
maupun tidak.

9) Bank garansi untuk mendapatkan keterangan pemasukan barang


Merupakan bank garansi yang diberikan untuk pengeluaran barang
yang L/C nya belum dilakukan pembayarannya secara penuh oleh
importer.
10) Bank garansi untuk pemeliharaan
62

Merupakan bank garansi yang diberikan kepada bouwheer untuk


kepentingan kontraktor dalam menjamin pemeliharaan atas proyek
yang sedang dikerjakan.

F. Biaya-biaya Yang Dikeluarkan


Biaya-biaya yang dikenakan kepada nasabah yang mengajukan
permohonan bank garansi merupakan balas jasa atau pendapatan bagi
bank. Biaya-biaya ini merupakan kompensasi dari risiko yang akan
dihadapi bank yang mungkin akan terjadi dikemudian hari. Biaya-biaya
yang dimaksud terdiri dari:
1) Biaya Provisi
Merupakan sejumlah uang yang wajib dibayar oleh terjamin kepada
bank sebagai balas jasa untuk pemberian bank garansi. Besarnya
provisi ditetapkan berdasarkan dengan tujuan penggunaan bank
garansi dan ditetapkan berdasarkan persentase.
2) Biaya Administrasi
Merupakan biaya yang lazim dipungut berhubungan dengan
pelaksanaan administrasi. Jumlah yang dikenakan dapat bervariasi
sesuai dengan bank masing-masing.
3) Bea Materai
Merupakan biaya materai yang dilekatkan pada surat perjanjian
bank garansi yang ditandatangani oleh bank dan pihak terjamin.
63

BAB 18

BANK INDONESIA

A. Pengertian bank indonesia

Bank sentral di tiap negara hanya ada satu dan mempunyai cabang
hampir di tiap provinsi. Fungsi utama bank sentral adalah mengatur
masalah-masalah yang berhubungan dengan keuangan di suatu negara
secara luas. Tugas bank sentral di Indonesia dipegang oleh Bank Indonesia
(BI).

Bank Indonesia berasal dari De Javasche Bank NV yang merupakan


salah satu bank milik pemerintah Belanda. De Javasche Bank NV didirikan
pada zaman penjajahan Belanda, tepatnya pada tanggal 10 Oktober 1827.
Pendirian bank ini dimaksudkan untuk membantu pemerintah Belanda,
untuk mengurus keuangannya di Hindia Belanda pada waktu itu.

Berdasarkan Penetapan Presiden Nomor 17 Tahun 1965, Bank


Indonesia bersama bank-bank lainnya seperti Bank Koperasi Tani dan
Nelayan, Bank Negara Indonesia dan Bank Tabungan Negara dilebur ke
dalam Bank Tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia (BNI). Bank
Negara Indonesia ini terdiri dari BNI unit I, BNI unit II, BNI unit III, BNI
unit IV, dan BNI unit V.

Peranan Bank Indonesia sebagai bank sentral atau sering juga disebut
bank to bank. Tugas-tugas Bank Indonesia sebagai bank to bank adalah
mengatur, mengoordinasi, mengawasi, serta memberikan tindakan kepada
dunia perbankan. Bank Indonesia juga mengurus dana yang dihimpun dari
masyarakat agar disalurkan kembali ke masyarakat benar-benar efektif
penggunaannya sesuai dengan tujuan pembangunan. Kemudian di samping
mengurus dana perbankan, Bank Indonesia juga mengatur dan mengawasi
64

kegiatan perbankan secara keseluruhannya. Peranan lain dari Bank


Indonesia adalah dalam hal mencetak dan menyalurkan uang, terutama
uang kartal (kertas dan logam). Bahkan Bank Indonesia mempunyai hak
tunggal untuk menyalurkan uang kartal.

B. Tujuan Bank Indonesia

Tujuan Bank Indonesia seperti tertuang dalam Undang- Undang RI


Nomor 23 Tahun 1999 Bab III Pasal 7 adalah untuk mencapai dan
memelihara kestabilan rupiah. Mata uang rupiah perlu dijaga dan dipelihara
mengingat dampak yang ditimbulkan apabila suatu mata uang tidak stabil
sangatlah luas.

Adapun maksud dari kestabilan rupiah yang diinginkan oleh Bank


Indonesia adalah:

1. Kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa yang dapat diukur
dengan atau tercermin dari perkembangan laju inflasi.

2. Kestabilan nilai rupiah terhadap mata uang negara lain. Hal ini dapat
diukur dengan atau tercermin dari perkembangan nilai tukar rupiah
terhadap mata uang negara lain.

Dengan stabilnya nilai mata uang rupiah, maka akan sangat banyak
manfaat yang akan diperoleh terutama untuk mendukung pembangunan
ekonomi yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Agar
kestabilan nilai rupiah dapat tercapai dan terpelihara, maka Bank Indonesia
memiliki tugas antara lain:

1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter

2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran


65

C. Tugas-tugas Bank Indonesia

Berikut ini akan diuraikan garis-garis besar dari masing-masing tugas


Bank Indonesia seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 23
Tahun 1999.

1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter

Dalam rangka menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter


Bank Indonesia berwenang:

a. Menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memerhatikan sasaran


laju inflasi yang ditetapkannya.

b. Melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-cara


yang termasuk

c. Memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah,


paling lama 90 (sembilan puluh) hari kepada bank untuk mengatasi
kesulitan pendanaan jangka pendek bank yang bersangkutan.

d. Melaksanakan kebijakan nilai tukar berdasarkan sistem nilai tukar


yang telah ditetapkan.

e. Mengelola cadangan devisa.

f. Menyelenggarakan survei secara berkala atau sewaktu-waktu


diperlukan yang dapat bersifat makro dan mikro.

2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran

Dalam tugas mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran


Bank Indonesia berwenang:

a. Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas


penyelenggaraan jasa sistem pembayaran.
66

b. Mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk


menyampaikan laporan kegiatannya.

c. Menetapkan penggunaan alat pembayaran.

d. Mengatur sistem kliring antarbank baik dalam mata uang rupiah


maupun asing.

e. Menyelenggarakan penyelesaian akhir transaksi pembayaran


antarbank.

f. Menetapkan macam, harga, ciri uang yang akan dikeluarkan, bahan


yang digunakan, dan tanggal mulai berlakunya sebagai alat
pembayaran yang sah.

g. Mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah serta mencabut,


menarik, dan memusnahkan uang dari peredaran, termasuk
memberikan penggantian dengan nilai yang sama.

D. Hubungan dengan Pemerintah

Hubungan Bank Indonesia dengan pemerintah seperti yang dituangkan


dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 adalah sebagai berikut.

1. Bertindak sebagai pemegang kas pemerintah.

2. Untuk dan atas nama pemerintah Bank Indonesia dapat menerima


pinjaman luar negeri, menatausahakan serta menyelesaikan tagihan dan
kewajiban keuangan pemerintah terhadap pihak luar negeri.

3. Pemerintah wajib meminta pendapat Bank Indonesia dan/ atau


mengundang Bank Indonesia dalam sidang kabinet yang membahas
masalah ekonomi, perbankan, dan keuangan yang berkaitan dengan
tugas Bank Indonesia atau kewenangan Bank Indonesia
67

4. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah mengenal


Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta kebijakan
lain yang berkaitan dengan tugas dan wewenang Bank Indonesia.

5. Dalam hal pemerintah menerbitkan surat-surat utang negara, pemerintah


wajib terlebih dulu berkonsultasi dengan Bank Indonesia dan
pemerintah juga wajib terlebih dulu berkonsultasi dengan Dewan
Perwakilan Rakyat.

6. Bank Indonesia dapat membantu penerbitan surat-surat utang negara


yang diterbitkan pemerintah.

7. Bank Indonesia dilarang memberikan kredit kepada pemerintah.

E. Hubungan dengan Dunia Internasional

Dalam hal hubungan Bank Indonesia dengan Dunia Internasional,


maka Bank Indonesia:

1. Dapat melakukan kerja sama dengan

a. Bank Sentral negara lain

b. Organisasi dan Lembaga Internasional

2. Dalam hal dipersyaratkan bahwa anggota internasional dan/ atau


lembaga Multilateral adalah negara, maka Bank Indonesia dapat
bertindak untuk dan atas nama negara Republik Indonesia sebagai
anggota.
68

DAFTAR PUSTAKA

Dasar

Bab 7

https://pintu.co.id/blog/pengertian-cek-adalah

https://www.jurnal.id/id/blog/jenis-cek/

https://www.cimbniaga.co.id/id/inspirasi/perencanaan/bilyet-giro

Bab 8

http://repo.uinsatu.ac.id/25478/5/BAB%20II.pdf

https://www.mikirbae.com/2016/09/sarana-dan-persyaratan-
penarikan.html

Bab 9

https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Category/
121#:~:text=Deposito%20adalah%20simpanan%20yang
%20pencairannya,dicairkan%20setelah%20jangka%20waktu
%20berakhir.

https://www.tanamduit.com/belajar/investasi/pengertian-deposito-jenis-
jenis-keuntungan-dan-risikonya

Bab 10

https://majoo.id/solusi/detail/kredit-adalah

Bab 11

https://universalbpr.co.id/blog/prinsip-5c-pemberian-kredit/

https://www.simulasikredit.com/prinsip-5c-dan-7p-dalam-pemberian-
kredit-di-lembaga-keuangan-bank/
69

https://www.neliti.com/id/publications/155160/aspek-aspek-penilaian-
dalam-pemberian-kredit-bank/

Anda mungkin juga menyukai