Sumber-sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana untuk membiayai
operasinya. Sumber-sumber dana bank antara lain dana yang bersumber dari bank itu sendiri,
dana yang berasal dari masyarakat luas, dan dana yang bersumber dari lembaga lainnya. Sumber
dana dari masyarakat luas merupakan sumber dana yang paling penting bagi bank. Sumber dana
dari pihak ketiga ini di samping mudah untuk mencarinya juga tersedia banyak di masyarakat,
kemudian persyaratan untuk mencarinya juga tidak sulit. Asal bank tersebut dapat menarik minat
para penyimpan dengan segala strategi yang dimilikinya sumber dana dari masyarakat ini tidak
terlalu sulit.
Pembagian jenis simpanan ke dalam beberapa jenis dimaksudkan agar para penyimpan
mempunyai pilihan sesuai dengan tujuan masing-masing. Tiap pilihan mempunyai pertimbangan
tertentu dan adanya suatu pengharapan yang ingin diperolehnya. Pengharapan yang ingin
diperoleh dapat berupa keuntungan, kemudahan atau keamanan uangnya atau kesemuanya.
Sebagai contoh tujuan utama menyimpan uang dalam bentuk rekening giro adalah untuk
kemudahan dalam melakukan pembayaran, terutama bagi mereka yang bergelut dalam bisnis dan
biasanya pemegang rekening giro tidak begitu memerhatikan bunganya. Sedangkan bagi mereka
yang menyimpan uangnya di rekening tabungan di samping kemudahan untuk mengambil
uangnya juga adanya pengharapan bunga yang lebih besar jika dibandingkan dengan rekening
giro. Kemudian tujuan menyimpan uangnya di rekening deposito dengan mengharapkan
penghasilan dari bunga yang lebih besar. Hal ini disebabkan bunga deposito yang diberikan
kepada deposan paling tinggi dari simpanan lainnya. Bagi bank simpanan deposito merupakan
dana mahal dan simpanan giro dana murah.
Rumusan Masalah
Sumber-sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana untuk membiayai
operasinya. Hal ini merupakan implementasi dari fungsi bank sebagai lembaga keuangan yang
kegiatan sehari-harinya ada pada bidang jual beli uang. Sebelum menjual uang (memberikan
pinjaman) bank harus lebih dulu membeli uang (menghimpun dana) sehingga dari selisih bunga
tersebutlah bank mencari keuntungan.
Dana untuk membiayai operasinya dapat diperoleh dari berbagai sumber. Perolehan dana ini
tergantung bank itu sendiri apakah secara pinjaman (titipan) dari masyarakat atau dari lembaga
lainnya. Di samping itu, untuk membiayai operasinya dana dapat pula diperoleh dengan modal
sendiri, yaitu dengan mengeluarkan atau menjual saham. Perolehan dana disesuaikan pula
dengan tujuan dari penggunaan dana tersebut.
Adapun sumber-sumber dana bank adalah dana yang bersumber dari bank itu sendiri, dana yang
berasal dari masyarakat luas, dan dana yang bersumber dari lembaga lainnya.
Secara umum kegiatan penghimpunan dana ini dibagi ke dalam tiga jenis yaitu:
Sedangkan pengertian simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank
dalam bentuk giro, deposito berjangka sertifikat deposito, tabungan atau yang dapat
dipersamakan dengan itu.
Jenis-jenis sarana penarikan untuk menarik dana yang tertanam d rekening giro adalah sebagai
berikut:
1. Cek (Cheque)
Cek merupakan surat perintah tanpa syarat dari nasabah kepada bank yang memelihara
rekening giro nasabah tersebut, untuk membayar sejumlah uang kepada pihak yang
disebutkan di dalamnya atau kepada pemegang cek tersebut. Artinya bank harus
membayar kepada siapa saja yang membawa cek ke bank yang memelihara rekening
nasabah untuk diuangkan sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan baik secara
tunai atau secara pemindahbukuan.
Syarat hukum dan penggunaan cek sebagai alat pembayaran gir seperti yang diatur di
dalam KUH Dagang Pasal 178 dengan syarat yaitu:
a. Pada surat cek harus tertulis perkataan “CEK”.
b. Surat cek harus berisi perintah tak bersyarat untuk membayar sejumlah uang
tertentu.
c. Nama bank yang harus membayar (tertarik).
d. Penyambutan tanggal dan tempat cek dikeluarkan.
e. Tanda tangan penarik.
Syarat lainnya yang dapat ditetapkan oleh bank untuk menarik sejumlah uang yang
diinginkan adalah sebagai berikut:
a. Tersedianya dana.
b. Ada materai yang cukup.
c. Jika ada coretan atau perubahan harus ditandatangani oleh si pemberi cek.
d. Jumlah uang yang tertulis di angka dengan huruf haruslah sama.
e. Memperlihatkan masa kedaluwarsa cek, yaitu 70 hari setelah dikeluarkannya cek
tersebut.
f. Tanda tangan atau stempel perusahaan harus sama dengan yang di specimen
(contoh tanda tangan).
g. Tidak diblokir pihak berwenang resi cek sudah kembali.
h. Endorsment cek benar.
i. Kondisi cek sempurna.
j. Rekening belum ditutup.
k. Dan syarat-syarat lainnya.
Penarikan dana dengan menggunakan sarana cek di samping persyaratan di atas juga sangat
tergantung dari jenis-jenis cek yang dikeluarkan oleh si pemberi cek.
2. Bilyet Giro
Bilyet Giro merupakan surat perintah dari nasabah kepada bank yang memelihara
rekening giro nasabah tersebut untuk memindah- bukuan sejumlah uang dari rekening
yang bersangkutan kepada pihak penerima yang disebutkan namanya pada bank yang
sama atau bank lainnya.
Syarat-syarat yang berlaku untuk Bilyet Giro agar pemindahbuk annya dapat dilakukan
antara lain:
a. Ada nama bilyet giro dan nomor serinya.
b. Perintah tanpa syarat untuk memindahbukukan sejumlah uang atas beban
rekening yang bersangkutan.
c. Nama dan tempat bank tertarik.
d. Jumlah dana yang dipindahkan dalam angka dan huruf.
e. Nama pihak penerima.
f. Tanda tangan penarik atau stempel penarik jika si penarik merupakan perusahaan.
g. Tanggal dan tempat penarikan.
h. Nama bank yang menerima pemindahbukuan tersebut.
Masa berlaku dan tanggal berlakunya Bilyet Giro juga diatur sesuai persyaratan yang telah
ditentukan seperti:
Kemudian dalam hal sarana atau alat penarikan juga tergantung dengan perjanjian antara
keduanya yaitu bank dan penabung. Ada beberapa alat penarikan tabungan, hal ini tergantung
bank masing-masing, mau menggunakan sarana yang mereka inginkan. Alat ini dapat digunakan
sendiri-sendiri atau secara bersamaan. Alat-alat yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1) Buku Tabungan
Yaitu buku dipegang oleh nasabah, di mana berisi catatan saldo tabungan, penarikan,
penyetoran dan pembebanan-pembebanan yang mungkin terjadi. Buku ini digunakan
pada saat penarikan sehingga langsung dapat mengurangi saldo yang ada di buku
tabungan tersebut.
2) Slip Penarikan
Merupakan formulir penarikan di mana nasabah cukup menulis nama, nomor rekening,
jumlah uang serta tanda tangan nasabah untuk menarik sejumlah uang. Slip penarikan
ini biasanya digunakan bersamaan dengan buku tabungan.
3) Kwitansi
Merupakan bukti penarikan yang dikeluarkan oleh bank yang fungsinya sama dengan
slip penarikan, di mana tertulis nama penarik, nomor penarik, jumlah uang, dan tanda
tangan penarik Alat ini juga dapat digunakan secara bersamaan dengan buku tabungan.
4) Kartu yang terbuat dari plastik
Yaitu sejenis kartu kredit yang terbuat dari plastik yang dapat digunakan untuk menarik
sejumlah uang dari tabungannya, bal bank maupun di mesin Automated Teller Machine
(ATM). Mesin ATM ini biasanya tersebar di tempat-tempat yang strategis.
Dalam praktik perbankan di Indonesia dewasa ini terdapat beberapa jenis-jenis tabungan.
Perbedaan jenis tabungan ini hanya terletak daripada fasilitas yang diberikan kepada si
penabung, Dengan demikian, si penabung mempunyai banyak pilihan. Jenis-jenis dimaksud
adalah:
1. Tabanas
Ada beberapa jenis bentuk tabanas seperti:
a. Tabanas Umum Tabanas Pemuda
b. Tabanas Pelajar
c. Tabanas Pramuka
2. Taska
Yaitu tabungan yang dikaitkan dengan asuransi jiwa
3. Tabungan lainnya
Yaitu tabungan selain tabanas dan taska. Tabungan ini dikeluarkan oleh masing-masing
bank dengan ketentuan-ketentuan yang diatur oleh BI.
Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 yang dimaksud dengan deposito adalah simpanan
yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah
penyimpan dengan bank.Artinya jika nasabah deposan menyimpan uangnya untuk jangka waktu
tiga bulan, maka uang tersebut baru dapat dicairkan setelah jangka waktu tersebut berakhir dan
sering disebut tanggal jatuh tempo.
Sarana atau alat untuk menarik uang yang disimpan di deposito sangat tergantung dari jenis
depositonya. Artinya setiap jenis deposito mengandung beberapa perbedaan sehingga diperlukan
sarana yang berbeda pula. Sebagai contoh untuk deposito berjangka menggunakan bilyet
deposito, sedangkan untuk sertifikat deposito menggunakan sertifikat deposito.
1. Deposito Berjangka
Merupakan deposito yang diterbitkan menurut jangka waktu ter tentu. Jangka waktu
deposito biasanya bervariasi mulai dari 1, 2, 3, 6, 12, 18 sampai dengan 24 bulan.
Deposito berjangka diterbitkan atas nama baik perorangan maupun lembaga. Artinya di
dalam bilyet depo sito tercantum nama seseorang atau lembaga.
Bunga deposito dapat ditarik setiap bulan atau setelah jatuh tempo sesuai jangka
waktunya, baik ditarik tunai maupun non tunai (pemindahbukuan) dan dikenakan pajak
dari jumlah bunga yang diterimanya. Jumlah yang disetorkan dalam bentuk bulat dan ada
batas minimalnya. Penarikan deposito sebelum jatuh tempo dikenakan penalty rate
(denda)
Insentif diberikan untuk jumlah nominal yang besar baik berupa, special rate maupun
insentif, seperti hadiah atau cendramata lainnya. Insentif juga dapat diberikan kepada
nasabah yang loyal terhadap bank tersebut.
2. Sertifikat Deposito
Merupakan deposito yang diterbitkan dengan jangka waktu 2, 3, 6, dan 12 bulan
Sertifikat deposito diterbitkan atas unjuk dalam bentuk sertifikat dan dapat
diperjualbelikan atau dipindahtangankan kepada pihak lain.
Pencairan bunga sertifikat deposito dapat dilakukan di muka, baik tunai maupun non
tunai.
Penerbitan nilai sertifikat deposito sudah tercetak dalam berbagai nominal dan biasanya
dalam jumlah bulat. Dengan demikian, nasabah dapat membeli dalam lembaran banyak
untuk jumlah nominal yang sama.
3. Deposito on Call
Merupakan deposito yang berjangka waktu minimal tujuh han dan paling lama kurang
dari satu bulan. Diterbitkan atas nama dan biasanya dalam jumlah yang besar misalnya 50
juta rupiah (tergantung bank yang bersangkutan).
Pencairan bunga dilakukan pada saat pencairan deposito on call sebelum deposit on call
dicairkan terlebih dahulu tiga hari sebelumnya nasabah sudah memberitahukan bank
penerbit. Besarnya bunga biasanya dihitung per bulan dan biasanya untuk menentukan
bunga dilakukan negosiasi antara nasabah dengan pihak bank.
Kesimpulan
Sumber-sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana untuk membiayai
operasinya. Sumber-sumber dana bank antara lain dana yang bersumber dari bank itu sendiri,
dana yang berasal dari masyarakat luas, dan dana yang bersumber dari lembaga lainnya.
Secara umum kegiatan penghimpunan dana ini dibagi ke dalam tiga jenis yaitu: simpanan giro
(demand deposit), simpanan tabungan (arving deposit), dan simpanan deposito (time deposit).