Anda di halaman 1dari 13

RINGKASAN MATERI MANAJEMEN PERBANKAN

MANAJEMEN PASIVA BANK

KELOMPOK II :
1. DEWANI AGUSTIN (05)
2. I DW. GD. AGUNG PRASETYA Y.B. (06)
3. NI PUTU ASHARANI WINATI (34)
4. PUTU CHINTIA PRAMESTI (41)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MAHASARASWATI
DENPASAR
2020
MANAJEMEN PASIVA BANK
Dominasi dana masyarakat (simpanan) menjadi sangat penting bagi bank.
Penurunan jumlah simpanan masyarakat pada bank dapat menghilangkan kesempatan
bank untukmemperoleh pendapatan dari penempatan dana dan pada gilirannya akan
menimbulkan kebangrutan. Sumber dana yang dapat dihimpun oleh bank akan tampak
pada sisi pasiva neraca suatu bank. Pada sisi pasiva terdiri dari bagian utang (giro,
tabungan, deposito, dan pinjaman diterima) dan modal sendiri. Modal sendiri antara lain
modal disetor, cadangan pemupukan modal, cadangan penyisihan aktiva produktif, laba
ditahan dan laba tahun berjalan. Namun, jika sumber dana dari masyarakat tidak dapat
memenuhi operasional bank, maka bank akan melakukan pencarian dana di pasar
dengan borrowing, dan dengan modal sendiri yang dapat dilakukan dengan pemupukan
modal setiap tahunnya, terutama diperoleh dari penyisihan earning. Manajemen pasiva
pada dasarnya adalah pengelolaan sumber dana melalui mobilisasi dana. Pada arti
sempit, manajemen pasiva adalah pengelolaan dana pinjaman (borrowing) untuk
memenuhi keutuhan likuiditas yang tak terduga. Dalam arti luas, manajemen pasiva
adalah sebagai proses pengendalian dan pengkoordinasian berbagai sumber dana yang
memiliki karakteristik yang berbeda dengan biaya serendah-rendahnya.
I. Prinsip-prinsip Manajemen Pasiva
Dalam menetukan porsi dana harus memperhatikan prinsip-prinsip :
1. Biaya dana sedapat mungkin minimal melalui pengaturan komposisi tertentu
agar biaya dana minimal
2. Perlu kestabilan porsi dana dana yang memiliki royalitas rendah dan relatif stabil
merupakan pendukung bagi manajemen likuiditas.
3. Komposisi sumber dana sedapat mungkin mendukung pelakasanaan komitmen
pemberian kredit dan penempatan aktiva produktif lainnya.
II. Fungsi Sumber Dana bagi Bank
1. Sebagai alat pembayaran kegiatan usahanya.
Sumber dana yang akan ditempatkan untuk membiayai usahanya, harus dengan
melihat karakteristik dan sesuai prinsp-prinsip manajemen pasiva.
Alokasi dana tersebut diperuntukan sebagai :
a. Demand deposit membiayai kebutuhan jangka pendek, contoh : primary
reserve, secondary reserve, serta kredit jangka pendek.
b. Saving deposit membiayai kebutuhan penanaman jangka pendek berupa
primary reserve dan kredit jangka pendek.
c. Time deposit membiayai secondeary reserve, kredit jangka menengah dan
surat berharga.
d. Capital deposit membiayai kredeit jangka panjang, perdagangan surat
berharga dan aktiva tetap.
2. Sebagai sumber likuiditas bank.
Pemeliharaan likuiditas bisa dicermati dari dana yang ditempatkan pada kas
ataupun giro wajib (giro BI) atau bahkan pada secondary reserve berupa
marketable security berjangka pendek.semakin banyak sumber dana yang
ditempatkan pada pos-pos tersebut, maka semakin lukuid bank yang
bersangkutan dan sebaliknya, jika semakin mengecil dana yang ditempatkan
pada pos tersebut mengindikasikan likuiditas bank yang bersangkutan relatif
ketat.
3. Sebagai tolak ukur kepercayaan masyarakat terhadap bank yang bersangkutan.
Semakin tinggi volume dana pihak ketiga mengindikasikan bahwa masyarakat
relatif percaya kepada bank yang bersangkutan, namun sebaliknya, bila volume
dana pihak ketiga semakin mengecil maka mengindikasikan masyarakat semakin
tidak percaya pada bank tersebut.
III. Produk Penghimpunan Dana Masyarakat
1. Giro (demand deposit)
Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukannya dapat
dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah
bayar lainnya, atau dengan pemindahbukuan. Suatu cek diberikan kepada pihak
penerima pembayaran (payee) yang menyimpannya di bank mereka, sedangkan
giro diberikan oleh pihak pembayar (payer) ke banknya, yang selanjutnya akan
mentransfer dana kepada bank pihak penerima, langsung ke akun mereka.
Dimana simpanan giro merupakan dana murah bagi bank karena bunga atau
balas jasa yang dibayar paling murah jika dibandingkan simpanan tabungan dan
simpanan deposito. Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan
setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana pembayaran lainnya
atau dengan cara pemindahbukuan, definisi ini dijelaskan dalam undang-undang
perbankkan nomor 10 tahun 1998.
Berdasarkan pengertian giro diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
 Simpanan pihak ketiga
Simpanan pihak ketiga berupa penyimpanan sejumlah uang di bank
dalam bentuk giro. Simpanan ini dilakukan atas kesepakatan antara pihak bank
dan nasabah, dimana nasabah menyimpan dananya dibank, untuk kemudian
dikelola oleh pihak bank, dan dalam setoran pertama untuk membuka rekening
giro ini masingmasing bank mematok jumlah yang berbeda.
 Penarikan dana dapat setiap saat
  Penarikan dana dari rekening giro dapat dilakukan kapan saja, asalkan
dana yang tersedia mencukupi dana yang hendak diambil pada saat itu.Sehingga
untuk seorang pebisnis memiliki rekening giro akan sangat membantu mereka
untuk menyediakan dana kapan saja, selama kantor kas bank buka.

Cara penarikan

Ada beberapa jenis sarana yang dapat dipakai untuk menarik dana yang tertanam di
rekening giro, adalah sebagai berikut :

a. Cek
Cek merupakan surat perintah dari nasabah kepada pihak bank yang
memelihara rekening giro, untuk membayar kepada pihak yang disebutkan
didalam cek atau kepada pihak yang memegang cek tersebut. Untuk lebih
jelasnya cek terbagi lagi menjadi beberapa jenis cek, yaitu :
 Cek atas nama, merupakan cek yang diterbitkan atas nama orang atau badan
tertentu yang terlis jelas didalam cek.
 Cek atas unjuk, merupakan cek yang tidak tertulis nama seseorang atau badan
tertentu didalam cek, sehingga di dalam cek hanya terdapat nilai nominal
tertentu yang hendak diambil.
 Cek silang, bila di pojok kiri atas sebuah cek diberi dua tanda silang, maka ini
berarti cek hanya dapat dipindahbukukan.
 Cek kosong, merupakan cek dimana dana yang tersedia di dalam rekening tidak
mencukupi atau kurang dari dana yang akan diambil oleh sipemegang cek.
Misalnya ; Pulan mengeluarkan cek senilai Rp 45.000.000 untuk Palun, namun
ternyata dana yang tersedia di rekening Palun hanya senilai Rp 40.000.000. Cek
seperti inilah yang disebut cek kosong dimana dana yang tersedian kurang dari
dana yang diminta. Dalam hal penarikan cek kosong, apabila dilakukan hingga
maksimal tiga kali maka si pemegang cek dapat terkena Black List atau daftar
hitam oleh Bank Indonesia, yang kemudian akan disebarkan ke seluruh bank
yang ada di Indonesia sehingga yang bersangkutan tidak dapat berhubungan
dengan bank manapun yang ada di Indonesia. Namun sebelum termasuk ke
dalam daftar hitam maka nasabah terlebih dahulu mendapatkan peringatan dari
bank yang selama ini memelihara rekening gironya. Namun bila ternyata bank
berpandangan bahwa nasabah yang mengeluarkan cek kosong adalah nasabah
yang loyal terhadap bank dan tidak memiliki unsur kesengajaan maka bank
dapat memberikan fasilitas overdraff, agar nasabah tidak masuk ke dalam black
list.
b. Bilyet Giro
Bilyet giro merupakan surat perintah dari nasabah kepada bank yang
memelihara rekening giro nasabah tersebut untuk memindahbukukan sejumlah
uang dari rekening yang bersangkutan kepada pihak penerima yang disebutkan
namanya pada bank yang sama atau bank lainnya.
2. Tabungan (saving deposit)
Pengertian tabungan menurut undang-undang perbankan nomor 10 tahun
1998 adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut
syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek,
bilyet giro dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Tabungan ini dikatakan pula dana yang sensitif atau peka terhadap
perubahan sehingga disebut pula sebagai dana yang labil yang sewaktu-waktu
dapat ditarik atau disetor oleh nasabah, meskipun frekuensi pengambilannya
relatif rendah bila dibandingkan dengan giro. Akibatnya adalah dana tabungan
ini dapat mengendap di bank dalam waktu relatif lebih lama dari dana
giro. Simpanan tabungan adalah sebagian pendapatan masyarakat yang tidak
dibelanjakan disimpan sebagai cadangan guna berjaga-jaga dalam jangka
pendek. Mengenai syarat administrasi, besarnya bunga dan setoran awal
simpanan tabungan disetiap bank menjadi berbeda, sesuai dengan prosedur
masing-masing bank dan perjanjian kesepakatan antara pihak bank dan
nasabah. Alat penarikan yang digunakan untuk mengambil dana yang tersimpan
didalam simpanan tabungan antara lain adalah sebagai berikut :
 Buku tabungan adalah buku yang dipegang oleh nasabah, yang diberikan
kepada nasabah pada awal menabung. Di dalamnya berisi catatan penambahan
dana dan penarikan dana oleh nasabah.Bila nasabah akan menarik dana dengan
menggunakan buku tabungan maka nasabah perlu menambahkan slip penarikan,
yang dapat dijumpai di bank yang bersangkutan sebagai alat bukti bahwa benar
telah terjadi penarikan sejumlah uang tertentu oleh nasabah pada tanggal
tertentu.
 Kartu penarikan adalah kartu yang dapat digunakan untuk menarik sejumlah
dana pada mesin penarikan uang yang telah disediakan oleh pihak bank pada
lokasi tertentu, dimana kita lebih mengenal kartu penarikan ini dengan nama
ATM (Automated Teller machine).
 Surat Kuasa adalah surat yang berisi pernyataan nasabah yang memberikan
kuasa pada si pemegang surat kuasa yang terdapat tandatangan nasabah dan si
pemegang surat kuasa untuk menarik sejumlah dana dari rekening nasabah,
selain itu disertakan fotocopy tanda pengenal si pemegang surat kuasa dan buku
tabungan nasabah.
a) Faktor-faktor tingkat Tabungan, antara lain:
 Tinggi rendahnya pendapatan masyarakat
 Tinggi rendahnya suku bunga bank
 adanya tingkat kepercayaan terhadap bank
3. Simpanan Deposito
Jangka waktu simpanan deposito lebih lama bila dibandingkan dengan
simpanan giro ataupun simpanan tabungan, serta tidak dapat diambil setiap
waktu. Menurut undang-undang no.10 tahun 1998 deposito adalah simpanan
yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan
perjanjian nasabah penyimpan bank.
Alat yang dapat digunakan untuk penarikan simpanan deposito
tergantung dari jenis depositonya. Seperti alat yang digunakan untuk menarik
deposito berjangka adalah bilyet deposito sedangkan untuk menarik sertifikat
deposito digunakan sertifikat deposito.
Jenis-jenis dari deposito :
 Deposito berjangka
Merupakan deposito yang diterbitkan oleh bank umum, dimana didalam
deposito berjangka diterbitkan atas nama orang atau lembaga dan terdapat nilai
nominal dari uang. Jangka waktu deposito bervariasi mulai dari 1,  3, 6, 12, dan
24 bulan. Pengambilan bunga deposito dapat ditarik setiap bulan atau pada saat
jatuh tempo baik tunai ataupun nontunai dengan cara pemindahbukuan, dan
pendapatan bunga bunga bersih didapat dari bunga dipotong pajak. Jumlah yang
disetorkan pada simpanan deposito berjangka untuk saat ini ada peraturan dari
pemerintah bahwa batas minimalnya adalah sebesar Rp 5.000.000. dan bila
nasabah mengambil dananya sebelum jatuh temponya maka nasabah
dikenakan penalty rate. Sedangkan insentif yang diberikan untuk nasabah yang
memiliki nominal dana yang cukup besar dapat berupa spesial rate maupun
hadiah ataupun cindera mata.
 Sertifikat Deposito
Merupakan jenis deposito yang diterbitkan atas unjuk, maksudnya
adalah didalam sertifikat deposito yang diterbitkan hanya ada nilai nominalnya
tidak disertai dengan nama orang ataupun lembaga. Sehingga sertifikat deposito
dapat diperjualbelikan kepada pihak lain. Sertifikat deposito dapat diterbitkan
dengan jangka waktu 2, 3, 4, 6, dan 12 bulan. Pengambilan bunga dapat
dilakukan dimuka, baik tunai maupun nontunai.
 Deposito on call
Merupakan deposito yang berjangka waktu minimal 7 hari dan paling
lama 1 bulan. Diterbitkan atas nama dan biasanya dalam jumlah yang besar
misalnya 100 juta rupiah, tergantung dari bank yang menerbitkan deposito on
call tersebut.
IV. Perilaku Suku Bunga Simpanan
Bunga simpanan merupakan tingkat harga tertentu yang dibayarkan oleh bank
kepada nasabah atas simpanan yang dilakukannya. Bunga simpanan ini, diberikan oleh
bank untuk memberikan rangsangan kepada nasabah penyimpan dana agar
menempatkan dananya di bank. Beberapa bank memberikan tambahan bunga kepada
nasabah yang menempatkan dananya dalam bentuk deposito sejumlah tertentu. Hal ini
dilakukan bank agar nasabah akan selalu meningkatkan simpanan dananya. 
a. Jenis suku bunga simpanan
Suku bunga simpanan tidak memiliki sifat dan perhitungan yang serumit suku
bunga kredit. Jenis suku bunga simpanan dapat dibagi menjadi dua, berikut
diantaranya:
 Simpanan tabungan
Kita semua tahu bahwa tabungan merupakan simpanan yang bersifat
sangat fleksibel. Nasabah dapat melakukan penarikan jumlahnya kapanpun
mereka inginkan dari ATM (automated teller machine). Suku bunga simpanan
tabungan dapat dihitung melalui tiga pendekatan yakni berdasar saldo terendah,
saldo rata-rata dan saldo harian.
 Pendekatan saldo terendah merupakan perhitungan bunga yang mengacu pada
saldo terendah di bulan pelaporan. Seperti contohnya bank menjanjikan bunga
simpanan sebesar 5%/tahun dan berikut transaksi yang terjadi pada bulan Juli
2017.

Tanggal Ket Debet Kredit Saldo

01/07/2017 Saldo awal 10.000.000 10.000.000

07/07/2017 Setoran tunai 1.000.000 11.000.000

15/07/2017 Tarik tunai 2.000.000 9.000.000

17/07/2017 Tarik tunai 3.000.000 6.000.000

21/07/2017 Setoran tunai 1.000.000 7.000.000

29/07/2017 Setoran tunai 5.000.000 12.000.000


Maka berdasarkan mutasi rekening tabungan tersebut, saldo terendah adalah Rp
6.000.000 untuk periode Juli 2017. Maka kalkulasi bunga yang diterima nasabah adalah
Rp 6.000.000 x 5% / 12 bulan = Rp 25.000
 Pendekatan saldo rata-rata adalah perhitungan bunga yang mengacu pada
saldo rata-rata harian pada bulan pelaporan. Maka perhitungan bunga tabungan
tersebut dapat dihitung dengan rumus:
Bunga = saldo rata-rata harian x suku bunga bank x jumlah hari / 365
Berdasarkan ilustrasi sebelumnya berikut perhitungan saldo rata-rata harian = [(Rp
10.000.000 x 6 hari) + (Rp 11.000.000 x 8 hari) + (Rp 9.000.000 x 2 hari) + (Rp
6.000.000 x 4 hari) + (Rp 7.000.000  x 8 hari) + (Rp 12.000.000 x 2 hari)] / 30  = Rp
9.000.000
Bunga tabungan untuk periode Juli 2017 berdasarkan pendekatan rata-rata adalah Rp
9.000.000 x 5% x 31 / 365 = Rp 38.219
 Saldo harian mengacu pada besar saldo harian selama bulan pelaporan
dikalikan dengan bunga tabungan per tahun dan dibagikan per harinya. Sehingga
kalkulasi bunga harus diperhitungkan setiap harinya. Sebagai contoh untuk
ilustrasi di atas:
Tanggal 1 Juli bunga yang diterima dari tabungan adalah Rp 10.000.000 x 5% x
1 / 365 sehingga bunga tanggal 1 Juli adalah Rp 1.369, demikian juga tanggal 2
Juli, 3 Juli hingga 6 Juli. Sedangkan untuk bunga tanggal 7 Juli sampai tanggal
14 Juli maka bunga yang diterima per harinya adalah Rp 11.000.000 x 5% x 1 /
365 = Rp 1.506. Jadi untuk total bunga tabungan pada bulan Juli adalah
pertambahan bunga berdasarkan saldo harian setiap harinya.
 Simpanan Deposito
Suku bunga simpanan deposito boleh dikatakan cukup mudah untuk
dihitung dibandingkan tabungan. Hal ini karena tidak ada perubahan di jumlah
deposito selama periode yang ditentukan. Jika terjadi penambahan atau
pencairan jumlah deposito maka bunga tidak akan diberikan. Jadi untuk
menghitung bunga deposito dapat dilakukan dengan rumus:
Bunga = Jumlah deposito x suku bunga x tenor / 12
Jadi apabila nasabah membuka rekening deposito dengan jumlah Rp 10 juta
selama enam bulan dengan bunga 7% maka total bunga yang diperoleh di
tanggal jatuh tempo deposito adalah Rp 350.000.
V. Penentuan Biaya Dana
Biaya dana atau yang dikenal dengan Cost of Funds adalah biaya yang harus
dikeluarkan bank untuk setiap rupiah dana yang dihimpunnya dari berbagai sumber
sebelum dikurangi dengan likuiditas wajib minimum yang harus selalu dipelihara oleh
bank. Biaya dana adalah salah satu biaya input yang paling penting untuk lembaga
keuangan karena biaya yang lebih rendah akan menghasilkan pengembalian yang lebih
baik ketika dana tersebut digunakan untuk pinjaman jangka pendek dan jangka panjang
kepada peminjam.
Bagi bank menghitung Cost of funds merupakan keharusan, sebab :
1) dengan menghitung cost of Funds akan diketahui jumlah biaya sesungguhnya yang
dikeluarkan bank dalam setiap penghimpunan dana,
2). Untuk memperoleh kombinasi sumber dana murah dan menguntungkan yang
tersedia di pasar.
3). Untuk menentukan keuntungan yang harus diperoleh bank atas aktiva
produktifnya, 4).Jenis sumber dana dan cara penggunaanya memiliki dampak
terhadap risiko likuiditas, risiko tingkat bunga, dan risiko modal bank yang
bersangkutan.
a. Unsur-unsur Biaya Dana
 Sumber Dana: Jenis-jenis dana yang dapat dihimpun bank, bisa dari dana sendiri
maupun dana yang berasal dari luar, yang mana dalam perhitungannya sumber
dana ini dibagi dua yaitu dana berbiaya dan dana tidak berbiaya.
 Jumlah Dana: Jumlah semua dana yang dapat dihimpun bank, baik dana dari
dalam maupun dari luar.
 Loanable Fund: Dana yang dapat dialokasikan untuk pemberian kredit atau
untuk pembelian surat-surat berharga dengan tujuan memperoleh penghasilan.
 Unloanable Fund: Dana yang tidak dapat dialokasikan untuk pemberian kredit
dan investasi lainnya. Dana ini diperuntukkan bagi aktiva tetap dan pengelolaan
likuiditas.
 Reserve Requirement: Dana yang ditahan bank untuk kepentingan likuiditas,
besarnya dana ini akan ditentukan oleh Bank Indonesia.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Biaya Dana
 Tingkat suku bunga yang dibayar.
 Komposisi dari portofolio sumber dana.
 Ketentuan mengenai cadangan wajib minimum (reserve requirement).
 Biaya pelayanan untuk mendapatkan dana (service cost).
 Pajak atas bunga.
 Tahun efisiensi
c. Cara Menghitung Cost of Fund :
Perhitungan Cost of Fund secara umum dibagi menjadi 4 :
1. COF (Cost of Mixed Fund)

Biaya Bunga
X 100%
Total Dana Masyarakat

2. COM (Cost of Money)

 Biaya Bunga + Biaya Operasional Lainnya


X 100%
Total Dana Masyarakat

3. COL (Cost of Loanable Fund)

Biaya Bunga + Biaya Operasional Lainnya


X 100%
Total Dana Masyarakat – Unloanable Fund

4. COP (Cost of Operable Fund)

Biaya Bunga + Biaya Operasional Lainnya


X 100%
Total Aktiva Produktif
VI. Mobilisasi Dana
Mobilisasi dana bank atau Manajemen dana asing bank adalah mengatur
penarikan dan penetapan sarana tabungan yang efektif agar pemilik uang tertarik untuk
menabungkan uangnya pada bank bersangkutan.
Dana asing bank adalah sejumlah uang tabungan atau pinjaman yang di terima
bank dari pihak ketiga dan harus di kembalikan bersama bunganya sesuai dengan
perjanjian (Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan-1996). Dana asing bank ini sangat penting
untuk operasi investasi sekunder suatu bank.
            Dana asing bank bersumber dari pihak ketiga seperti deposito, giro tabungan dll.
A. Strategi Mobilisasi Dana
 Pengembangan produk yang disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan nasabah
(individual product & line of product).
 Segmentasi pasar yang menjanjikan.
 Deferensiasi dan citra produk.
B. Faktor-Faktor Penting Dalam Mobilisasi Dana
a. Reputasi bisnis bank, seperti kinerja bank, posisi keuangan,kapabilitas,
integritas, dan kredibilitas para manajemen bank (bank management overall)
b. Tingkat suku bunga yang kompetitif (pricing)
c. Kemampuan distribusi jasa bank (distribution network)
d. Kelengkapan produk dan jasa bank yang ditawarkan (product range)
e. Keberhasilan program promosi bank (marketing)
f. Pelayanan yang lebih cepat dan fleksibel (service)
g. Pengelolaan dana bank yang hati-hati (prudent banking)
DAFTAR PUSTAKA

https://bukharawrite.wordpress.com/2014/08/16/sumber-sumber-dana-bank/

https://www.kajianpustaka.com/2018/03/pengertian-jenis-fungsi-dan-faktor-tingkat-
suku-bunga.html

https://www.aturduit.com/articles/panduan-perbankan/suku-bunga-perbankan/

Dahlan Siamat, 1995 Manajemen Lembanga Keuangan,  Jakarta : CV. Intermedia.

Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, 1996 Dasar-dasar Perbankan, Jakarta : PT. Bumi


Aksara

http://catatan-ekonomi.blogspot.com/2009/08/mobilisasi-dana-bank.html

http://heriyanto90.blogspot.com/2013/09/makalah-mobilisasi-dana-bank-dana-
asing.html

Anda mungkin juga menyukai