Anda di halaman 1dari 22

RMK KELOMPOK TIGA (3)

MANAJEMEN DAN AKUNTANSI SUMBER DANA BANK

Disusun oleh:
1. RATIH AYU K. (3119 30965)
2. YANI LISNAWATI (3119 30974)
3. NOVEN SANDHEA G.Y. (3119 30986)

STIE YKPN YOGYAKARTA


OKTOBER
2020
MANAJEMEN SUMBER DANA BANK

A. Pengertian Sumber Dana Bank


Kegiatan membeli barang dan menjual barang juga terjadi di bank. Dalam bisnis
bank, yang dijual dan dibeli adalah jasa keuangan. Sebelum dilakukan penjualan jasa
keuangan, bank harus terlebih dahulu membeli jasa keuangan yang tersedia di masyarakat.
Pembelian jasa keuangan dapat diperoleh dari berbagai sumber dana yang ada, terutama
sumber dana dari masyarakat luas.
Sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari
masyarakat. Perolehan dana bank disesuaikan dengan tujuan dari penggunaan dana
tersebut. Pemilihan sumber dana akan menentukan besar kecilnya biaya yang
ditanggung.
Sumber dana bank dapat diperoleh dari:
 bank itu sendiri;
 masyarakat luas;
 lembaga lainnya.

Yang paling penting bagi bank adalah bagaimana memilih dan mengelola sumber
dana yang tersedia. Dalam pengelolaan sumber dana dimulai dari perencanaan akan
kebutuhan dana, kemudian pelaksanaan pencarian sumber dana dan pengendalian terhadap
sumber-sumber dana yang tersedia. Pengelolaan sumber dana ini kita kenal dengan nama
manajemen Dana Bank. Dengan kata lain, Manajemen Dana Bank adalah suatu kegiatan
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian terhadap penghimpunan dana yang ada di
masyarakat.
1. Perencanaan : saldo minimum disetor, produk jasa bank yang ditawarkan
2. Pelaksanaan :
3. Pengendalian :

B. Dana yang Bersumber dari Bank Itu Sendiri


Perolehan dana dari sumber bank itu sendiri (modal sendiri) adalah dana yang
diperoleh dari dalam bank. Perolehan dana ini biasanya digunakan apabila bank mengalami
kesulitan untuk memperoleh dana dari luar. Dana ini dapat pula dicari sesuai dengan tujuan
bank. Contoh: tujuan bank  melakukan perluasan usaha atau mengganti berbagai sarana
dan prasarana yang lama dengan yang baru.
Adapun pencarian dana yang bersumber dari bank itu sendiri terdiri dari:
a. Setoran modal dari pemegang saham, yaitu merupakan modal dari para pemegang
saham lama atau pemegang saham baru;
b. Cadangan laba, yaitu merupakan laba yang setiap tahun dicadangkan oleh bank dan
sementara waktu belum digunakan;
c. Laba bank yang belum dibagi, merupakan laba tahun berjalan tapi belum
dibagikan kepada para pemegang saham.
1
Keuntungan dari sumber dana sendiri adalah mudah untuk memperoleh dana
(relatif kecil) yang dinginkan dan tidak perlu membayar bunga yang relatif lebih besar
daripada jika meminjam ke lembaga lain. Sedangkan kerugiannya adalah untuk jumlah dana
yang relatif besar harus melalui berbagai prosedur yang relatif lama.

C. Dana yang Berasal dari Masyarakat Luas


Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi bank dan
merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana
ini. Pencarian dana dari sumber ini relatif paling mudah jika dibandingkan dengan sumber
lainnya. Hal ini karena, asal dapat memberikan bunga yang relatif lebih tinggi dan dapat
memberikan fasilitas menarik lainnya (seperti hadiah dan pelayanan yang memuaskan), maka
menarik dana dari sumber ini tidak terlalu sulit. Kemudian keuntungan lainnya adalah dana
yang tersedia di masyarakat tidak terbatas. Sedangkan kerugiannya adalah biaya bunga
maupun biaya promosi relatif lebih mahal jika dibandingkan dari dana sendiri.
Untuk memperoleh dana dari masyarakat luas bank dapat menggunakan tiga macam
Jenis simpanan (rekening), yaitu:
1. Simpanan Giro
2. Simpanan Tabungan
3. Simpanan Deposito
Pembagian jenis simpanan ke dalam beberapa jenis dilakukan agar para penyimpan
mempunyai pilihan sesuai dengan tujuan masing-masing. Contoh: tujuan utama menyimpan
uangnya di rekening tabungan adalah untuk memperoleh kemudahan dalam mengambil
uangnya dan juga mendapatkan bunga.

D. Dana yang Bersumber dari Lembaga Lain


Sumber dana ini merupakan tambahan jika bank mengalami kesulitan dalam
pencarian sumber dana dari bank itu sendiri dan dana dari masyarakat luas. Pencarian dari
sumber dana ini relatif lebih mahal dan sifatnya hanya sementara waktu saja. Perolehan
dana dari sumber ini antara lain dapat diperoleh dari:
1. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), merupakan kredit yang diberikan Bank
Indonesia kepada bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditasnya.
2. Pinjaman antarbank (Call Money), biasanya pinjaman ini diberikan kepada bank-
bank yang mengalami kalah kliring di dalam lembaga kliring dan tidak mampu untuk
membayar kekalahannya. Pinjaman ini bersifat jangka pendek dengan bunga yang
relatif tinggi jika dibandingkan dengan pinjaman lainnya.
3. Pinjaman dari bank-bank luar negeri, merupakan pinjaman yang diperoleh
perbankan dari pihak luar negeri.
4. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)  Pihak perbankan menerbitkan SBPU
kemudian diperjualbelikan kepada pihak yang berminat, baik perusahaan keuangan

2
maupun nonkeuangan. SBPU diterbitkan dan ditawarkan dengan tingkat suku bunga,
sehingga masyarakat tertarik untuk membelinya.

(Sumber: Kasmir. 2014. Manajemen Perbankan. Edisi Revisi. Jakarta: Rajagrafindo Perkasa, Bab 4)

AKUNTANSI SUMBER DANA BANK

A. GIRO NASABAH

Giro merupakan simpanan masyarakat pada bank yang penarikannya dapat dilakukan
dengan menggunakan cek, surat perintah bayar yang lain, bilyet giro, atau surat
pemindahbukuan yang lain. Cek adalah surat perintah pembayaran tanpa syarat, sedangkan
bilyet giro adalah surat perintah pemindahbukuan.
Giro dapat ditarik setiap saat, sehingga giro dikelompokkan sebagai sumber dana jangka
pendek bagi bank dan berbiaya murah. Bank cenderung memberikan jasa giro relatif lebih
rendah dibandingkan dengan sumber dana lainnya seperti tabungan dan deposito. Penetapan
tingkat jasa atau bunga giro merupakan otorisasi bank-bank yang bersangkutan.
Tingkat jasa giro dan cara pemberlakuan jasa giro antara bank yang satu dengan bank
yang lain bisa berbeda. Beberapa bank bisa menerapkan sistem bunga harian, tetapi ada juga
yang menerapkan sistem bunga terendah. Beberapa bank lain mungkin menerapkan bunga
yang sama besarnya untuk setiap nominal, namun di bank lain bisa menerapkan sistem bunga
berjenjang. Bunga berjenjang adalah tingkat bunga giro yang semakin menaik untuk posisi
saldo tertentu. Contoh:

Saldo (Rp) Bunga Giro (%)


0 - 5.000.000 0%
5.000.000 - 25.000.000 8%
25.000.000 - 100.000.000 12%
100.000.000 - tak terhingga 14%

Jenis Rekening Giro:


a. Giro Swasta yaitu giro yang dimiliki oleh perseorangan, kelompok, instansi swasta,
yayasan sosial, dan badan nonpemerintah lainnya.
b. Giro Pemerintah yaitu giro yang dimiliki oleh instansi pemerintah misalnya giro
kelurahan, giro departemen, giro dinas perpajakan, dan sebagainya.

3
1. Akuntansi Giro
Pada saat pembukaan, giran diberikan ketentuan saldo minimal, setoran perdana, cara
penarikan/penyetoran, jasa giro, penutupan giro dan biaya yang menjadi beban giran. Setoran
perdana dan saldo minimal setiap bulan pada setiap bank berbeda, karena ketentuan ini
diserahkan pada bank masing-masing. Bila calon giran sepakat, maka giro bisa langsung
dibuka dan giran dibebani penggantian barang cetakan berupa buku cek dan bilyet giro.
Transaksi giro dicatat sebesar nilai nominal dan disajikan sebesar nilai
kewajiban bank terhadap nasabah giran. Nilai nominal adalah nilai nominal
setoran/penarikan, sedangkan nilai kewajiban adalah nilai saldo setelah mengalami mutasi
pendebetan atau penarikan. Pendebetan misalnya akibat adanya penarikan dan beban biaya
untuk giran. Pengkreditan rekening giro akibat adanya setoran uang tunai /cek, bilyet giro
atau adanya jasa giro yang diperhitungkan bank.
Pada posisi normal, giro akan selalu bersaldo kredit. Namun, tidak menutup
kemungkinan terdapat giran yang melakukan transaksi bisnis yang menimbulkan penarikan
cek atau bilyet giro melebihi saldo giro yang dimilikinya. Bila ini terjadi, maka terjadi saldo
negatif (saldo debet untuk giro). Saldo negatif ini terjadi (dalam arti cek/BG bisa dicairkan
oleh pemegangnya) karena bank memberikan talangan/cerukan terlebih dahulu. Dalam istilah
perbankan disebut overdraft. Overdraft diperlakukan sebagaimana pemberian kredit kepada
nasabah. Giran akan dikenakan biaya provisi, administrasi, dan biaya lainnya.
Dalam hal mutasi giro, bisa dijadikan indikasi bahwa giro tersebut tergolong aktif atau
pasif. Giro dianggap pasif bila selama enam bulan berturut-turut tidak mengalami mutasi
dan bersaldo di bawah saldo minimal. Giro pasif tetap akan dikenakan biaya administrasi
setiap bulan yang dibebabkan pada rekening giro hinga bersaldo nol dan kemudian ditutup
secara sepihak oleh bank, walaupun tidak menutup kemungkinan giran berinisiatif sendiri
untuk menutup gironya.
Contoh:
Transaksi di bawah ini adalah transaksi yang dilakukan oleh Susilo nasabah giro Bank Bisnis
Semarang selama bulan April 2015.
Tanggal:
1/4. Dibuka rekening giro atas nama Susilo dengan setoran perdana Rp1.000.000 secara
tunai. Biaya penggantian barang cetakan berupa buku cek dan bilyet giro sebesar
Rp50.000 yang dibayar tunai
5/4. Susilo setor tunai untuk giro sebesar Rp500.000
10/4. Susilo menyetor giro berupa cek BNI Semarang Rp1.500.000 dan kliring dinyatakan
berhasil hari ini.

4
15/4. Susiolo menarik cek no.1124 sebesar Rp 500.000 untuk membayar hutang kepada
Samsudin nasabah giro Bank Bisnis Semarang. Pada hari ini juga Samsudin
menyetorkannya kepada Bank Bisnis tersebut.
17/4. Pada hari ini Susilo mentransfer dananya ke cabang Surabaya atas beban giro sebesar
Rp 1.000.000
20/4. Susilo setor giro secara tunai Rp 750.000
25/4. Bank bisnis Semarang menerima transfer masuk dari Cabang Cirebon sebesar Rp
1.200.000 untuk keuntungan giro Susilo
27/4. Penarikan Giro oleh Susilo untuk ditransfer ke Cabang Bandung sebesar Rp
2.000.000
30/4 Bank Bisnis menentukan jasa giro 12% akan diberikan dengan saldo minimal Rp
1.000.000. jasa giro dihitung dari saldo terendah dalam bulan yang bersangkutan.
Pajak penghasilan bunga (PPh) sebesar 15% dan biaya administrasi Rp 50.000 setiap
bulan.
Jurnal :

1/4 Dr. Kas 1.050.000


Cr.Giro Susilo 1.000.000
Cr. Barang Cetakan 50.000

5/4 Dr. Kas 500.000


Cr. Giro Susilo 500.000

10/4 Dr. Giro BI 1.500.000


Cr.Giro Susilo 1.500.000

15/4 Dr. Giro Susilo 500.000


Cr. Giro Samsudin 500.000

17/4 Dr. Giro Susilo 1.000.000


Cr. RAK. Cabang Surabaya 1.000.000

20/4 Dr. Kas 750.000


Cr. Giro Susilo 750.000

25/4 Dr. RAK: Cabang Cirebon 1.200.000


Cr. Giro Susilo 1.200.000

27/4 Dr. Giro Susilo 2.000.000


Cr. RAK. Cabang Bandung 2.000.000

30/4 Dr. Bunga Giro 10.000


Cr. Giro Susilo 10.000

5
Dr. Giro Susilo 1.500
Cr. Hutang PPh 1.500

Dr. Giro Susilo 50.000


Cr. Pendapatan Operasional Lainnya 50.000

Jika perhatikan, saldo terendah selama bulan yang bersangkutan adalah Rp1.000.000,
sehingga bunga giro yang dibayar oleh bank sebesar Rp1.000.000 x 12% X 1 /12= Rp 10.000
dikurangi pajak bunga yang harus dititipkan di bank sebesar Rp10.000 X 15% Rp1.500.
Dengan demikian dibayar bersih ke Susilo sebesar Rp8.500. Untuk jurnalnya bisa dilihat
pada tanggal 30/4 di atas. Sedangkan buku mutasi giro yang berfungsi sebagai buku
pembantu dapat digunakan sebagai rekening kontrol.
Kasus di atas menunjukkan semua transaksi dilakukan secara normal sehingga
menghasilkan saldo normal (kredit). Bagaimana kalau terdapat penarikan giro di atas saldo
yang ada? Jika ini terjadi, maka bank bisa menolak pencairan (cek) atau pemindahbukuan
(bilyet Giro) dengan alasan saldonya tidak cukup. Namun, tidak menutup kemungkinan pihak
giran bernegoslasi untuk mendapatkan overdraft. Bila overdraft disetujui maka sama saja
bank mengijinkan giro bersaldo negatif (debet). Overdraft dicatat sebagai kredit yang
diberikan.
Contoh:
Tanggal 3 Mei 2015 terjadi penarikan giro oleh Susilo sebesar Bila bank menyetujui, maka
penarikan dapat dilakukan dan berarti terjadi saldo negatif sebesar Rp1.950.000. Untuk
menutup saldo tersebut, bank memberikan kredit overdraft sebesar Rp2.050.000 yang
dikurangi biaya provisi Rp60.000 dan biaya administrasi Rp40.000.

3/5/2015 Dr. Kredit yang Diberikan 2.050.000


Cr. Pendapatan Provisi Kredit 60.000
Cr. Pendapatan operasional Lainnya 40.000
Cr. Giro Susilo 1.950.000

Dr. Giro Susilo 3.358.500


Cr. Kas 3.358.500

Dengan Demikian, Mutasi giro Sdr. Susilo menjadi sebagai berikut :

Tgl Keterangan Debet Kredit Saldo


1/4 Setor Tunai 1.000.000 1.000.000
5/4 Setor Tunai 500.000 1.500.000
10/4 Setor Kliring 1.500.000 3.000.000
15/4 Pengambilan 500.000 2.500.000
17/4 Transfer keluar 1.000.000 1.500.000
20/4 Setor Tunai 750.000 2.250.000
25/4 Transfer Masuk 1.200.000 3.450.000
27/4 Transfer Keluar 2.000.000 1.450.000
30/4 Bunga Giro 10.000 1.460.000
PPh 1.500 1.458.500
6
Beban Administrasi 50.000 1.408.500

3/5 Overdraft 1.950.000 3.358.500


Penarikan Tunai 3.358.500 0
Dalam hal terjadi saldo sebesar nol, maka giran harus segera menyetor untuk mengisi
rekening tersebut pada transaksi selanjutnya.

3.358.500 - 1.408.500 = 1.950.000


(Sumber: Taswan. 2013. Akuntansi Perbankan: Transaksi dalam Valuta Rupiah. Edisi Ketiga.
Yogyakarta: UPP AMP, Bab 5)

B. TABUNGAN

Tabungan merupakan simpanan masyarakat atau pihak lain yang penarikannya hanya
dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang telah disepakati tetapi tidak bisa ditarik
dengan menggunakan cek, bilyet giro, atau yang dipersamakan dengan itu. Syarat-syarat
tertentu misalnya harus ditarik secara tunai, penarikan hanya dalam kelipatan nominal
tertentu, jumlah penarikan tidak boleh melebihi saldo minimal tertentu.
Produk tabungan (seperti Simpedes dari BRI, Tahapan dari BCA, pada prinsipnya
mengikuti ketentuan BI yang dalam SK Dir. BI No. 22/63 Kep. Dir. Tanggal 01-12-1989)
bahwa syarat-syarat penyelenggaraan tabungan adalah sebagai berikut:
1. Bank hanya dapat menyelenggarakan tabungan dalam bentuk rupiah.
2. Ketentuan mengenai penyelenggaraan tabungan ditetapkan oleh bank masing-masing.
3. Penarikan tabungan tidak dapat menggunakan cek, bilyet giro, serta surat perintah
bayar lainnya yang sejenis.
4. Penarikan hanya dapat dilakukan dengan mendatangi bank atau alat yang disediakan
untuk keperluan tersebut misalnya Automatic Teller Machine (ATM).
5. Bank penyelenggara tabungan diperkenankan untuk menetapkan sendiri cara
pelayanan, sistem administrasi, setoran, frekuensi pengambilan, tabungan pasif, tingkat
suku bunga, cara perhitungan dan pembayaran bunga, pemberian hadiah, nama
tabungan.
6. Bunga tabungan dikenakan pajak penghasilan (PPh) sebesar 15% final untuk penduduk
dan 20% untuk bukan penduduk. (Kep. Menteri Keu. No. 1308/KMK.04/ 1989).

1. Pencatatan Transaksi Tabungan

7
Setiap setoran tabungan akan dicatat sebesar nilai nominal setoran dan
selanjutnya disajikan sebesar nilai kewajiban. Nilai kewajiban adalah saldo
ditambah bunga yang diperhitungkan dikurangi pajak. Setiap bunga yang
diperhitungkan dikreditkan ke rekening tabungan. Untuk setor tabungan, seorang
penabung bisa menggunakan uang tunai, warkat, transfer masuk, dan sebagainya yang
disetujui bank. Setoran menggunakan warkat atau surat berharga lain bisa dikreditkan ke
tabungan kalau warkat itu sudah efektif. artinya bisa diuangkan saat Itu.

Contoh:
Tanggal 1 Mei 2015 Mas Rangga membuka tabungan prima pada Bank Duta Prima
Semarang dengan setoran berupa uang tunai Rp1.000.000, wesel yang telah jatuh tempo
dan telah diendos oleh Bank Maxi Cabang Cilacap sebesar Rp5.000.000, cek BNI
Semarang Rp10.000.000. Inkaso dan kliring terhadapwarkat tersebut dinyatakan berhasil
pada tanggal 1 Mei 2015. Biaya inkaso Rp50.000, biaya meterai untuk surat kuasa
Rp10.000. Maka jurnal pada tanggal 1 Mei 2015 adalah:

Terima Wakat Inkaso Dr. RAR.Warkat Inkaso Diterima 5.000.000

Inkaso Berhasil Cr. RAR.Warkat Inkaso Diterima 5.000.000

Catat ke Tabungan Dr. RAK.Cabang Cilacap 5.000.000


Dr. Giro BI 10.000.000
Dr. Kas 1.000.000
Cr. Pendapatan Inkaso 50.000
Cr. Bea Materai 10.000
Cr. Tab. Prima-Mas Rangga 15.940.000

Penyetoran tabungan tidak hanya bisa dilakukan pada bank tempat penabung
membuka tabungan, namun bisa dilakukan di kantor cabang yang lain. Bila ini yang terjadi
maka akan dicatat pada Rekering Antar Kantor (RAK). Contoh: Mas Rangga setor tunai
untuk tabungan pada tanggal 5 Mei 2015 sebesar Rp10.000.000 dari cabang Cirebon.
Pencatatannya adalah:

Di Cab. Dr. RAK. Cabang Cirebon 10.000.00


Semarang 0
Cr. Tabungan Prima 10.000.000

Di Cab. Cirebon Dr. Kas 10.000.00


0
Cr. RAK Cabang Semarang 10.000.000

2. Penarikan Tabungan
Penarikan tabungan hanya bisa dilakukan secara tunai di setiap counter-
counter cabang bank yang bersangkutan atau dengan menggunakan alat tertentu berupa
kartu ATM. Penarikan di cabang lain umumnya dibatasi maksimum plafond
8
penarikannya, sedangkan di cabang tempat membuka tabungan bahwa penarikan
diijinkan sampai tabungan bersaldo minimal. Kartu ATM merupakan kartu tunai (cash
card) yang hanya bisa digunakan untuk penarikan tunai di setiap tempat yang tersedia
Automatic Teller Machine (ATM). Penarikan di cabang lain akan dicatat pada Rekening
Antar Kantor (RAK).
Contoh:
10/5-2015 Mas Rangga mencairkan tabungan di cabang Semarang Rp10.000.000.
25/5-2015 Mas Rangga mencai(kan tabungan di cabang Surabaya sebesar
Rp15.000.000.
Pencatatan transaksi ini dapat ditunjukkan baik di cabang Semarang maupun di cabang,
Surabaya sebagai berikut:

Di Cab. 10/5/2015 Dr. Tabungan Prima 10.000.000


Semarang
Cr. Kas 10.000.000

25/5/2015 Dr. Tabungan Prima 15.000.000


Cr. RAK. Cab 15.000.000

Di Cab. Surabaya 25/5/2015 Dr. RAK. Cab Semarang 15.000.000


Cr. Kas 15.000.000

Daftar mutasi Tabungan Prima a/n Mas Rangga:

Tanggal Keterangan Debit Kredit Saldo


1/5/2015 Setor Pembukaan 15.940.000 15.940.000
5/5/2015 Setor dari Cab. Cirebon 10.000.000 25.940.000
10/5/2015 Penarikan Tunai 10.000.000 15.940.000
25/5/2015 Penarikan tunai dari Cab. 15.000.000 940.000
Surabaya

3. Bunga Tabungan dan Perhitungannya


Bunga tabungan dihitung pada setiap akhir bulan dan langsung dikreditkan ke
rekening tabungan. Dengan demikian bunga tabungan akan menambah saldo tabungan.
Perhitungan bunga bisa dilakukan secara harian atau bulanan dengan mendasarkan pada
saldo terendah, suku bunga tetap atau berubah, atau kombinasi dari kedua hal tersebut.
a. Bunga diperhitungkan dengan dasar lamanya saldo mengendap dan tingkat suku
bunga berubah-ubah. Lamanya waktu mengendap dihitung sejak perubahan sampai
terjadi perubahan bunga. Contoh perhitungan waktu: tanggal 5/5/2015 sampai
10/05/2015, maka lamanya dana mengendap 10-4=6hari. Di sini hari pada tanggal
5/5/2015 diperhitungkan, sedangkan tgl 10/5/2015 tidak diperhitungkan. Seperti
kasus dibawah ini, suku bunga tabungan selama Mei 2015:
Tanggal Tingkat Suku Bunga Tabungan
01/05/2015 12%
15/05/2015 14%

9
20/05/2015 15%
25/05/2015 11%

Bunga yang diperoleh Mas Rangga pada bulan Mei 2015 adalah:
Waktu Dana Hari Saldo Suku Bunga Jumlah
Mengendap Bunga Bunga
1/5 s.d 5/5/2015 4 15.940.000 12% 21.253,33
5/5 s.d 10/5/2015 5 25.940.000 12% 43.233,33
10/5 s.d 15/5/2015 5 15.940.000 12% 26.566,67
15/5 s.d 20/5/2015 5 15.940.000 14% 30.994,44
20/5 s.d 25/5/2015 5 15.940.000 15% 33.208,33
25/5 s.d 31/5/2015 6 940.000 11% 1.723,43
Jumlah
Ket. : Perhitungan 4/360 x 15.940.000 x 12% = 21.253,33 , yang lain sama
perhitungannya.

Pencatatan bunga dan PPh:


Pencatatan Bunga Dr. Biaya Bunga 156.979,4
3
Cr. Tabungan Prima 156.979,43

Pencatatan Pajak 15% Dr. Tabungan Prima 23.546,92


Cr. Hutang PPh 23.546,92

Bila PPh Disetor ke Kas Dr. Hutang PPh 23.546,92


Negara
Cr. Giro Kantor Kas 23.546,92
Negara

b. Perhitungan bunga berdasarkan lamanya saldo mengendap dan tingkat suku


bunga tetap. Dengan menggunakan contoh sebelumnya dan tingkat suku bunga tetap
12%, maka dapat ditentukan bunga sebagai berikut:
Tanggal Hari Saldo Suku Bunga Jumlah Bunga
Bunga
1/5 s.d 5/5/2015 4 15.940.000 12% 21.253,13
5/5 s.d 10/5/2015 5 25.940.000 12% 43.233,13
10/5 s.d 25/5/2015 15 15.940.000 12% 79.700
25/5 s.d31/5/2015 6 940.000 12% 1.880
Jumlah 146.066,66

c. Perhitungan bunga tabungan berdasarkan saldo terendah dalam bulan yang


bersangkutan dengan bunga berjenjang.
Contoh:
Saldo Terendah Dalam Bulan itu (Rp) Suku Bunga (%)
0 sampai 10.000.000 12
10.000.000 sampai 20.000.000 13
20.000.000 sampai 50.000.000 14
Lebih dari 50.000.000 15
10
Perhitungan bunganya adalah (31/360) x 940.000 x 12% = 9.713,33

4. Hadiah untuk Penabung


Bank sering menyelenggarakan tabungan berhadiah. Hadiah yang diberikan ini dalam
pandangan akuntansi dicatat sebagai biaya. Biaya ini umumnya diperhitungkan proporsional
dengan kemampuan suatu cabang dalam menghimpun dana melalui tabungan. Kemampuan
ini tercermin dari posisi saldo tabungan di neraca cabang. Semakin besar suatu cabang
menghimpun dana tabungan, maka semakin besar porsi biaya hadiahnya. Sebaliknya semakin
kecil saldo tabungan di neraca cabang maka semakin kecil kontribusi untuk menanggung
biaya hadiah.
Total biaya hadiah ditentukan sekian persen dari total dana tabungan yang dihimpun
dari seluruh cabang (termasuk kantor pusat) ditambah sumbangan untuk sosial melalui
pemerintah dan pajak undian. Pajak undian ini adalah pajak yang ditanggung bank. Bila pajak
ditanggung pemenang, maka pajak tidak diperhitungkan bank. Nilai hadiah undian sebelum
sumbangan sosial berkisar antara 0,1% hingga 0,5% dari posisi saldo tabungan bank yang
bersangkutan. Sumbangan sosial sekitar 10% dan pajak undian sekitar 25%.

Contoh:
Bank Express Utama berkantor pusat di Surabaya mempunyai cabang di Gresik, Malang,
Kediri, Jember. Pada tahun 2013 akan mengadakan undian berhadiah untuk Tabungan Prima
Utama. Undian akan dilaksanakan dua kali dalam setahun. Posisi saldo Prima Utama per 31
Desember 2012 sebesar Rp12.750.000.000. Nilai hadiah sebelum sumbangan ditentukan
0,4% dari posisi saldo tabungan tersebut. Sumbangan sosial melalui pemerintah 10% dari
nilai hadiah, pajak undian 25% ditanggung bank. Perhitungan hadiah adalah:
Nilai hadiah sebelum sumbangan sosial = 12.750.000.000 x 0,4% 51.000.000
Sumbangan sosial = 10% x 51.000.000 5.100.000
Pajak undian 25% x 5.100.000 12.750.000
Jumlah 68.850.000

Biaya yang harus dilimpahkan ke cabang secara proporsional sebagai berikut :


Kantor Posisi Saldo Porsi1) Beban / semester2) Beban / bulan3)
Cabang (Rp) (Rp) (Rp)
Surabaya 4.250.000.000 0,333334 22.950.000 3.825.000
Gresik 3.700.000.000 0,290196 19.980.000 3.330.000
Malang 2.100.000.000 0,164706 11.340.000 1.890.000
Kediri 1.250.000.000 0,098039 6.750.000 1.125.000
Jember 1.450.000.000 0,113725 7.830.000 1.305.000
Jumlah 12.750.000.000 1,000000 68.850.000 11.475.000

Keterangan :
1)4.250.000.000
12.750.000.000 = 0,333334

2)68.850.000 x 0,333334 = 22.950.000


3)22.950.000 : 6 = 3.825.000
11
Pencatatan biaya promosi berupa hadiah sebagai berikut:
Keterangan Rekening Debit Kredit (Rp)
(Rp)
Di kantor pusat Dr. Biaya Promosi Dibayar Dimuka 22.950.000
Surabaya Dr. RAK Cabang Gresik 19.980.000
Untuk Dr. RAK Cabang Malang 11.340.000
pembelian
Hadiah Dr. RAK Cabang Kediri 6.750.000
Dr. RAK Cabang Jember 7.830.000
Cr. Kas 68.850.000

Di Cabang Dr. Biaya Promosi Dibayar Dimuka 19.980.000


Gresik Cr. Kantor Pusat Surabaya 19.980.000

Di Cabang Dr. Biaya Promosi Dimuka 11.340.000


Malang Cr. RAK Kantor Pusat Surabaya 11.340.000

Di Cabang Dr. Biaya Promosi Dimuka 6.750.000


Kediri Cr. RAK Kantor Pusat Surabaya 6.750.000

Di Cabang Dr.Biaya Promosi Dimuka 7.830.000


Jember Cr.RAK Kantor Pusat Surabaya 7.830.000

Pencatatan Biaya Promosi yang dibayar dimuka :


Keterangan Rekening Debit Kredit (Rp)
(Rp)
Di Kantor Pusat Dr. Biaya Promosi 3.825.000
Surabaya Cr. Biaya Promosi Dimuka 3.825.000

Di Cabang Gresik Dr. Biaya Promosi 3.330.000


Cr. Biaya Promosi Dimuka 3.330.000

Di Cabang Dr. Biaya Promosi 1.890.000


Malang Cr. Biaya Promosi Dimuka 1.890.000

Di Cabang Kediri Dr. Biaya Promosi 1.125.000


Cr. Biaya Promosi Dimuka 1.125.000

Di Cabang Jember Dr. Biaya Promosi 1.305.000


Cr. Biaya Promosi Dimuka 1.305.000

Bila dalam undian terdapat penabung yang memenangkan hadiah, maka cabang akan
mendebet rekening antar kantor (RAK) kantor pusat dan mengkredit rekening tabungan
nasabah yang bersangkutan. Pencatatan seperti ini dilakukan karena pada saat pembagian
hadiah, asumsinya dana promosi telah di pool di kantor pusat sebagaimana ditunjukkan

12
dalam jurnal di atas sehingga pada saat pembagian ke nasabah, kantor cabang meminta ke
kantor pusat.

Contoh:
Indra Prasetya nasabah Tabungan Prima Utama Cabang Gresik memenangkan hadiah utama
sebesar Rp25.000.000. Pencatatannya pada saat pelimpahan ke rekening nasabah:
Keterangan Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
Jurnal di Cabang Gresik Dr. RAK Kantor Pusat 25.000.000

Cr. Tabungan Indra 25.000.000


Prasetya

Jurnal Di Kantor Pusat Dr. Biaya Promosi 25.000.000

Cr. RAK Cabang Gresik 25.000.000

5. Tabungan Ongkos Naik Haji (ONH)


Tabungan ONH diselenggarakan baik oleh Bank Konvensional maupun Bank
Syariah. Pada Bank Konvensional tabungan ONH tidak diberikan bunga, namun jasa
tabungan diberikan dalam bentuk lain misalnya bingkisan tertentu pada setiap bulan
selama saldo tabungan masih mengendap. Sedangkan pada Bank Syariah, tabungan ONH
mendapatkan bagi hasil. Biaya untuk membeli souvenir tertentu dibukukan sebagai
biaya promosi
Contoh :
Tanggal 1/05/2015 Bapak Ali membuka tabungan ONH dengan setoran perdana Rp.
20.000.000. Kemudian pada tanggal 1 Agustus 2015 Pak Ali terdaftar sebagai calon haji.
Pada saat tersebut, Pak Ali harus melunasi kekurangannya melalui bank yang bersangkutan
sebesar Rp. 14.000.000. bingkisan seharga Rp. 200.000 diserahkan pada 1 Agustus 2015.
Pencatatan jurnalnya adalah :

Keterangan Tgl Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Setoran tabungan 1/5/15 Dr. Kas 20.000.000
Cr. Tabungan 20.000.000
ONH
Pelimpahan tabungan ke 1/8/15 Dr. Tabungan ONH 20.000.000
ONH
Dr. Kas 14.000.000
Cr. Setoran ONH 34.000.000
Pemberian bingkisam 1/8/15 Dr. Biaya promosi 200.000
Cr. Kas 200.000

(Sumber: Taswan. 2013. Akuntansi Perbankan: Transaksi dalam Valuta Rupiah. Edisi
Ketiga. Yogyakarta: UPP AMP, Bab 6)

13
C. DEPOSITO
Deposito merupakan simpanan masyarakat atau pihak ketiga yang
penarikannnya dapat dilakukkan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara
penyimpan dengan bank yang bersangkutan. Penarikan deposito hanya boleh dilakukan
pada waktu tertentu menurut jatuh temponya. Jatuh tempo deposito umumnya terdiri dari
1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, 18 bulan dan 24 bulan. Pada kondisi bank
membutuhkan dana likuiditas relatif besar, semakin lam jangka waktu deposito
semakin tinggi tingkat suku bunganya. Sebaliknya dalam kondisi longgar (ekonomi
normal) tingkat suku bunga deposito akan semakin kecil ntuk deposito yang semakin
berjangka waktu semakin lama.
Deposito masyarakat dapat dikategorikan kewajiban jangka pendek ataupun
kewajiban jangka panjang. Deposito disajikan sebagai kewajiban jangka pendek bila
sejak tanggal pelaporan hingga jatuh temponya tidak melebih 1 tahun. Sedangkan
deposito yang jatuh tempo lebih dari 1 tahun sejak tangggal pelaporan, dapat dicatat sebagai
pelaporan jangka panjang. Dengan demikian deposito berjangka panjang misalnya 18 bulan
bisa digolongkan kewajiban jangka pendek ketika sisa jatuh waktunya kurang dari 12 bulan.
1. Deposito Berjangka

a. Pembukaan Deposito
Untuk membuka deposito, deposan dapat menggunakan setoran tunai, dengan
cek, bilyet giro, bukti transfer masuk, wesel atau warkat lain yang disepakati bank.
Prinsipnya pada saat disetor warkat itu sudah efektif, artinya dapat diuangkan. Bank akan
mencatat dalam rekening bila warkat itu telah diuangkan. Deposito dicatat sebesar nilai
nominal deposito yang tertera dalam perjanjian. Contoh: 31 mei 2008 Reni membuka
deposito berjangka di Bank Mitra Niaga Semarang dengan nominal Rp 50.000.000, bunga
18%pa, jangka waktu 3 bulan. Untuk ini Reni menyerahkan bilyet giro atas nama Reni Rp
20.000.000, cek Bank Mitra Niaga Semarang yang ditarik oleh Sinta sebesar Rp. 10.000.000,
transfer masuk dari Bank Mitra Niaga Cabang Bandung Rp 10.000.000 dan kekurangannya
dibayar tunai. Pajak bunga 15%. Pencatatan transaksi ini adalah:
Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
31 Mei 2008 Dr. Giro Reni 20.000.000
Dr. Giro Sinta 10.000.000
Dr. RAK. Cabang Bandung 10.000.000
Dr. Kas 10.000.000

14
Cr. Deposito Berjangka 50.000.000

b. Bunga Deposito Berjangka

Delam perkembangan terakhir, beberapa Bank memperhitungkan bunga harian untuk


deposito. Ini artinya berapa haripun deposito mengendap akan diberikan bunga sebagaimana
tabungan, hanya saja tetap terikat jangka waktu deposito. Perhitungan bunga yang lazim
adalah minimal mengendap satu bulan. Bank akan memberikan bunga setelah deposito
minimal mengendap satu bulan. Kalau yang menjadi pedoman ini, maka untuk deposito yang
dibuka pada tanggal akhir bulan bunga diperhitungkan pada akhir bulan juga walaupun
tanggalnya berbeda. Misalnya deposito dibuka tanggal 31 Januari, maka jatuh tempo bunga
pada tanggal 28 Februari atau 29 Februari, 31 Maret, 30 April dan seterusnya. Tetapi jika
deposito dibuka tidak pada tanggal akhir bulan, maka jatuh tempo bunga akan sama dengan
tanggal pembukaan deposito. Contoh deposito dibuka tanggal 15 Januari untuk 3 bulan, maka
jatuh tempo bunga pada tanggal 15 Februari, 15 Maret, dan 15 April.
Contoh:
Dengan merujuk pada contoh diatas, dengan asumsi deposan mengambil bunga
deposito setiap tanggal 5 dan pajak bunga 15% dibayar setiap tanggal 10 kepada kantor kas
Negara, maka pencatatan penghitungan bunganya adalah sebagai berikut:
50000000 ×18 % × 30
Bunga Deposioto= =750000
360
Hutang Pajak=750000 ×15 %=112500
Keterangan Tgl Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
Bunga ke-1 30 Juni Dr. Biaya Bunga 750.000
Cr. Bunga DB Harus dibayar 750.000

Penarikan Bunga 5 Juni Dr. Bunga harus dibayar 750.000


Cr. Hutang PPh 112.500
Cr. Kas/Giro 637.500

Pelimpahan 10 Juni Dr. Hutang PPh 112.500


Pajak
Cr. Giro Kantor Kas Negara 112.500

Bunga ke-2 31 Juli Dr. Biaya Bunga 750.000


Cr. Bunga DB harus dibayar 750.000

Penarikan Bunga 5 Juli Dr. Bunga DB harus dibayar 750.000


Cr. Hutang PPh 112.500
Cr.Kas/giro 637.500

Pelimphan Pajak 10 Juli Dr. Hutang PPh 112.500


Cr. Giro Kantor Kas Negara 112.500

Bunga ke-3 31 Agustus Dr. Biaya Bunga 750.000


dan jatuh tempo Cr. Bunga DB Harus dibayar 750.000
perpanj. deposito
15
Dr. Deposito Berjangka-Reni 50.000.000
Cr. Deposito berjangk jth 50.000.000
tempo

Penarikan Bunga 5 Agustus Dr. Bunga DB harus dibayar 750.000


dan Deposito Dr. DB berjangka Tlh Jth Tempo 50.000.000
Cr. Hutang PPh 112.500
Cr. Kas 50.637.500

Pelimpahan 10 Agustus Dr. Hutang PPh 112.500


Pajak
Cr. Giro Kantor Kas Negara 112.500

c. Pencatatan Deposito Jatuh Tempo

Pada contoh diatas dinyatakan bahwa penarikan bunga dilakukan setiap tanggal 5,
dengan demikian Bank akan mebukukan bunga dua kali yaitu pada jatuh tempo bunga dan
saat penarikan bunga. Hal ini sampai dengan jatu tempo deposito. Oleh karena itu penarikan
deposito diasumsikan terjadi pada tanggal 5 juga. Pada kasus ini bank juga harus
membukukan dua kali yaitu saat jatuh tempo dan saat deposito ditarik. Bagaiman kalau bunga
dan deposito pada saat jatuh tempo ditarik tepat pada tanggal jatuh tempo? Bila ini yang
terjadi maka bank hanya membukukan sekali yaitu:

Keterangan Tgl Rekening Debet (Rp) Kredit


(Rp)
Penarikan 31/8-2008 Dr. Deposito Berjangka 50.000.000
Bunga Dan Deposito Dr. Biaya Bunga 750.000
Cr. Kas 50.637.500
Cr. Hutang PPh 112.500
Asumsi bunga pada bulan ke-1 dan ke-2 telah ditarik nasabah.
Jika pada saat jatuh tempo, nasabah tidak mengambil deposito/ tidak memperpanjang, maka
deposito tersebut harus di reklasifikasi menjadi kewajiban lain. Sehingga tidak lagi dilakukan
acru bunga deposito dan tidak ada kewajiban untuk menyiapkan GWM.
Jurnalnya adalah:
Deposito 50.000.000
Kewajiban lain 50.000.000
Jika nasabah memutuskan untuk melanjutkan maka jurnalnya adalah:
Kewajiban lain 50.000.000
Deposito 50.000.000
d. Perpanjangan Deposito Berjangka
Deposito yang telah jatuh tempo bisa diperpanjang dengan dua cara yaitu:
1) Perpanjangan Otomatis (Automatic Rollover)

16
Perpanjangan ini dilakukakan karena permintaan deposan yang sudah dibuat atau
diperjanjikan pada saat pembukaan deposito. Dengan demikian bank tidak perlu
menghubungi deposan atau sebaliknya deposan tidak perlu lagi menghubungi bank untuk
memperpanjang deposito.
2) Perpanjangan Biasa
Perpanjangan ini terjadi bila ada kesepakatan antara bank dengan deposan dikemudian
hari saat jatuh tempo. Perpanjangan ini bisa inisiatif deposan atau inisiatif bank (hime
service) untuk nasabah deposan.
Kedua cara perpanjangan tersebut tidak berbeda pencatatannya. Bank akan mendebet
rekening deposito lama dan mengkredit rekening deposito baru. Nomor rekening deposito
dan bilyet deposito tetap sama (menggunakan yang lama). Kecuali suku bunga deposito
berubah ketika terjadi perpanjangan deposito. Contoh: kalau deposito atas nama Reni
diperpanjang saat jatuh tempo (13/8-2008), maka bank akan mencatat:

Dr. Deposito berjangka (lama) Rp50.000.000


Cr. Deposito Berjangka (baru) Rp50.000.000

e. Penarikan Deposito Berjangka Sebelum Jatuh Tempo

Lazimnya deposito ditarik setelah jatuh tempo, sebab dalam perjanjian sudah tertera
jangka waktunya. Namun, dalam praktik perbankan, deposan bisa saja menarik deposito yang
masih outstanding. Penarikan deposito sebelum jatuh tempo dapat mengganggu likuiditas
bank, sebab idealnya bank akan menyiapkan dana untuk membayarkan sesuai dengan jadwal
pembayaran. Oleh karena itu bang umum (konvensional) mengenakan penalty tertentu
terhadap deposan bila penarikan dilakukan sebelum jatuh tempo. Penalty dicatat sebagai
pendapatan lain-lain bank. Kebijakan mengenai penalty setiap bank berbeda-beda. Namun
secara umum adalah:
a. Penalty dihitung sekian persen tertentu dari bunga sebelum pajak.
b. Penalty dihitung sekian persen tertentu dari bunga setelah pajak.
c. Penalty dihitung sekian persen tertentu dari nominal deposito.

Contoh:
Intan NawangSasi memiliki deposito di Bank Mitra Niaga Semarang nominal Rp 10.000.000,
jangka waktu 6 bulan, suku bunga 18%pa. deposito yang dibuka pada tanggal 31 Mei 2008,
kemudian ditarik kembali oleh Intan Nawang Sasi pada Tanggal 30 Juni 2008. Perhitungan
dan pencatatan jurnalnya bila:
Penalty dihitung 20% dari bunga sebelum pajak. Pajak 15%
No Keterangan Jumlah
.
1 Bunga deposito = Rp 10.000.000 x 18% x (1/12) 150.000
2 Pajak bunga = 15% x 150.000 22.500
3 Bunga setelah pajak 127.500
4 Penalty = 20% x Rp 150.000 30.000
5 Bunga Deposito yang dibayar bank 97.500
17
Jurnalnya adalah:
Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
Dr. Deposito Berjangka 10.000.000
Dr. Biaya Bunga 150.000
Cr. Pendapatan lain-lain Penalty 30.000
Cr. Hutang PPh 22.500
Cr. Kas 10.097.500

Penalty dihitung 20% dari bunga setelah pajak. Pajak 15%


No Keterangan Jumlah
.
1 Bunga deposito = Rp 10.000.000 x 18% x (1/12) 150.000
2 Pajak bunga = 15% x 150.000 22.500
3 Bunga setelah pajak 127.500
4 Penalty = 20% x Rp 127.500 25.500
5 Bunga Deposito yang dibayar bank 102.000

Jurnalnya adalah sebagai berikut:


Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
Dr. Deposito Berjangka 10.000.000
Dr. Biaya Bunga 150.000
Cr. Pendapatan lain-lain Penalty 25.500
Cr. Hutang PPh 22.500
Cr. Kas 10.102.000

Penalty dihitung 1% dari nominal deposito


No Keterangan Jumlah
.
1 Bunga deposito = Rp 10.000.000 x 18% x (1/12) 150.000
2 Pajak bunga = 15% x 150.000 22.500
3 Bunga setelah pajak 127.500
4 Penalty = 1% x Rp 10.000.000 100.000
5 Bunga Deposito yang dibayar bank 27.500

f. Perpindahan Deposito Berjangka antar Kantor Cabang


Deposito yang telah dibuka dicabang bank tertentu dapat dipindahkan ke cabang bank
yang sama di kota lain. Perpindahan ini atas dasar permintaan deposan (misalnya karena
pindah domisili). Perpindahan deposito berjangka antarkantor cabang menimbulkan
hubungan rekening antarkantor. Disamping itu harus ada alokasi beban bunga yang sudah
berjalan. Alokasi beban bunga dapat diperhitungkan secara prorata berdasarkan lamanya
pengendapan deposito di suatu cabang.
Contoh:
Deposito berjangka waktu 6 bulan, nominal Rp 10.000.000, talah dibuka di Bank
Mitra Niaga Semarang pada tanggal 31 Mei 2008 dengan suku bunga 18%pa. pada tanggal 5

18
Juni 2008 deposito tersebut dipindahkan kje Bank Mitra Niaga Cabang Solo. Ketentuan
alokasi beban bunga perpindahan deposito di Bank Mitra Niaga adalah:
Lama Pengendapan Deposito Alokasi Beban Bunga di Cabang
1 sampai dengan 7 hari 25%
8 sampai dengan 15 hari 50%
16 sampai dengan 21 hari 75%
22 sampai dengan akhir bulan 100%

Bagaimana alokasi beban bunga dan pencatatan pada jurnal perpindahan deposito?
Kalau kita perhatikan hari bunga, tanggal pembukaan (31 Mei 2008) sampai tanggal
perpindahan (5 Juni 2008) atau selama 5 hari masih berada antara 1 sampai dengan 7 hari,
sehiungga menjadi beban Bank Mitra Niaga Semarang 25% dari bunga perbulan. Sedangkan
deri Bank Mitra Niaga Solo akan menanggung bunga Juni 2008 sebesar 75% dari total bunga
Juni 2008. Untuk bulan selanjutnya di Cabang Solo adalah 100%. Sedangkan perhitungan
alokasi beban bunga adalah:
Kantor Cabang Perhitungan Hasil atau
Jumlah
Bank Mitra Niaga Bunga = 10.000.000 x 18% x (1/12) x 37.500
Semarang 25%
Pajak = 15% x 37.500 5.625
Bunga setelah Pajak pada Bulan Juni 31.875
2008

Bank Mitra Niaga Solo Bunga = 10.000.000 x 18% x (1/12) x 112.500


75%
Pajak = 15% x 112.500 16.875
Bunga setelah Pajak pada Bulan Juni 95.625
2008

Jurnal untuk transaksi ini adalah sebagai berikut:


Keterangan Tgl Rekening Debet (Rp) Kredit
(Rp)
Di Bank 31/5-2008 Dr. Kas 10.000.000
Mitra Niaga Cr.Deposito 10.000.000
Berjangka
Semarang
5/6-2008 Dr. Deposito Berjangka 10.000.000
Dr. Biaya bunga 37.500
Cr. Hutang PPh 52.625
Cr. RAK Cabang Solo 10.031.875

Keterangan Tgl Rekening Debet (Rp) Kredit


(Rp)
Di Bank 5/6-2008 Dr. RAK Cab Semarang 10.031.875

19
Mitra Niaga Cr.Deposito 10.000.000
Berjangka
Cabang Solo Cr.Bunga DB harus 31.875
dibyr

30/6-2008 Dr. Biaya bunga 112.500


Dr. Bunga DB harus 31.875
dibayar
Cr. Hutang PPh 16.875
Cr. Kas 127.500

2. Sertifikat Deposito

Sertifikat deposito pada prinsipnya sama dengan deposito berjangka yaitu simpanan dana
pihak ketiga/masyarakat dan terikat oleh jangka waktu (fixed time). Perbedaannya adalah
sertifikat deposito diterbitkan atas unjuk (pembawa), sedangkan deposito berjangka
diterbitkan atas tunjuk (nama). Sebagai deposito yang diterbitkan atas pembawa berarti siapa
saja boleh menarik sertifikat deposito selama bisa menunjukkan sertifikat deposito tersebut
kepada bank penerbit. Disamping itu sertifikat deposito dapat diperdagangkan oleh
masyarakat setelah mendapat izini dari Bank Indonesia. Perbedaan yang lain dengan deposito
berjangka adalah bahwa bunga bunga sertifikat deposito diperhitungkan dan dibayarkan di
muka. Dengan demikian deposan untuk sertifikat deposito pada saat mebuka deposito
tersebut hanya membayar sebesar nilai tunai sertifikat deposito ditambah sejumlah pajak
bunga yang diperhitungkan di muka. Walaupun demikian pencatatan sertifikat deposito tetap
sebesar nilai nominalnya. Nilai tunai sertifikat deposito ditentukan dengan rumus:
P ×360
Nilai Tunai Sertifikat Deposito=
360+ ( i× t )

Keterangan : P = nilai nominal sertifikat deposito


i = tingkat suku bunga sertifikat deposito
t = jangka waktu (dalam hari)
Contoh:
Tanggal 1 Mei 2015 Diana membeli sertifikat deposito seri A sebanyak 10 lembar @ Rp
10.000.000 secara tunai pada Bank Mitra Niaga Semarang. Jangka waktu 3 bulan dengan
suku bunga 20%pa. Pajak bunga 15%

No Keterangan Jumlah
.
1 Nominal Sertifikat Deposito 100.000.000
2 Nilai Tunai = (100.000.000 x 360) / (360 + (0,20 x 95. 238.095
90))
3 Bunga dibayar di muka (diskonto) 4.761.905
4 Pajak bunga = 15% x 4.761. 905 714.286
5 Bunga bersih yang dibayar oleh bank 4.047. 619

20
Berdasarkan perhitungan tersebut, maka dapat diketahui jumlah yang harus
dibayarkan ke bank oleh deposan untuk membuka sertifikat deposito tersebut, yaitu:
100.000.000 – 4.047.619= Rp 95.952.381. jurnal transaksi ini adalah:

Keterangan Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit


(Rp)

Penerbitan 1/5-2008 Dr. Kas 95.952.381


Sertifikat Dr. Biaya Bunga dibayar 4.761.905
Deposito dimuka
Cr. Hutang PPh 714.286
Cr. Sertifikat Deposito 100.000.000

Amortisasi 1/6-2008 Dr. Biaya Bunga 1.587.302


Bunga
Cr. Biaya Bunga Dibyr 1.587.302
dimuka

Amortisasi 1/7-2008 Dr. Biaya Bunga 1.587.302


Bunga
Cr. Biaya Bunga Dibyr 1.587.302
dimuka

Amortisasi 1/8-2008 Dr. Biaya Bunga 1.587.302


Bunga
Dan Penarikan Dr. Sertifikat Deposito 100.000.00
0
Sertifikat depo Cr. Biaya Bunga Dibyr 1.587.302
dimuka
Cr. Kas/giro 100.000.000

(Sumber: Taswan. 2013. Akuntansi Perbankan: Transaksi dalam Valuta Rupiah. Edisi
Ketiga. Yogyakarta: UPP AMP, Bab 7)

21

Anda mungkin juga menyukai