Anda di halaman 1dari 44

MATERI KULIAH

1. ASPEK HUKUM PERKREDITAN


2. MANAJEMEN RISIKO HUKUM DALAM AKTIVITAS
PERKREDITAN
3. KAPITA SELEKTA PERMASALAHAN HUKUM DAN KEJAHATAN
PERBANKAN (DALAM AKTIVITAS PERKREDITAN)

Oleh : Dr.Th.Endang Ratnawati,S.H,M.Kn.

Disampaikan pada acara :

Kuliah Hukum Perbankan


Magister Hukum Universitas Gadjah Mada
PENGERTIAN KREDIT
“Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan
itu, berdasarkanpersetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.”
(Pasal 1 butir 16 Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998)

PROSES PERKREDITAN

Target Pasar Pemantauan &


Penyelesaian Krd
bermasalah
Inisiasi Kredit
POST
Disbursement
Administrasi
Evaluasi
PRE
Disbursement
Dokumentasi
Negosiasi dan Realisasi

Keputusan
PRINSIP PENILAIAN CALON
DEBITUR -- 5 C

• CHARACTER
Penilaian watak untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat kejujuran, integritas dan itikad baik
(calon) debitur dalam memenuhi kewajibannya.
• CAPACITY
Penilaian terhadap kemampuan manajemen (calon) debitur dalam menjalankan usahanya sehingga
dapat memenuhi segala kewajiban kredit secara rutin dan tepat waktu
• CAPITAL
Penilaian terhadap kemampuan manajemen (calon) debitur menyediakan dana sendiri untuk
membiayai usaha yang sedang atau akan dijalankan.
• COLLATERAL
Penilaian terhadap jaminan yang diserahkan oleh (calon) debitur atas kredit yang diberikan.
Manfaat agunan ini sebagai pengaman terhadap kegagalan usaha atau ketidakmampuan
debitur untuk melunasi kredit yang diberikan.
• CONDITION
Penilaian terhadap situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi, budaya dan lain-lain yang dapat
mempengaruhi kelancaran usaha (calon) debitur yang memperoleh kredit
JENIS KREDIT
Jenis kredit menurut tujuan penggunaannya

1. Kredit Produktif / Komersial


Kredit untuk membiayai kebutuhan atas suatu usaha yang menghasilkan nilai
tambah untuk memperoleh keuntungan.
• Kredit Modal Kerja
Kredit yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja suatu usaha
(membiayai perputaran aktiva lancarnya)
• Kredit Investasi
Kredit yang digunakan untuk pembelian barang-barang modal, perluasan
usaha, atau pendirian proyek baru
--- biasanya jangka waktu pelunasannya lebih lama dibandingkan kredit modal
kerja.

2. Kredit Komsumtif
Kredit yang digunakan untuk membiayai kebutuhan konsumsi, misalnya pembelian
kendaraan bermotor atau untuk pembelian rumah.

-Dalam praktik juga dikenal juga Non Cash Loan seperti LC Line dan Bank
Garansi (dalam hal ini bank bertindak sebagai penjamin)
BANK GARANSI
Bank Garansi
Pernyataan tertulis yang dikeluarkan oleh bank atas permintaan nasabahnya
(terjamin) untuk menanggung risiko tertentu (penggantian kerugian) yang
Timbul bila pihak terjamin tidak dapat memenuhi kewajibannya (wanprestasi)
kepada pihak yang menerima jaminan.

Mekanisme Bank Garansi

MENERBITKAN BANK GARANSI

PERMOHONAN
BANK
BANK GARANSI
PPBG/
PK

PERJANJIAN /
PEMOHON
PENERIMA JAMINAN
(NASABAH) TRANSAKSI BISNIS

Ciri-ciri Produk Bank Garansi :


• Jangka waktu bank garansi maksimal 1 tahun.
• Batas waktu klaim 14 hari atau 30 hari setelah berakhirnya bank garansi.
• Debitur dikenakan komisi atas setiap bank garansi yang dibuka.
JENIS BANK GARANSI
1. Bid Bonds
Jaminan bank untuk menjamin peserta tender.
2. Performance Bonds
Jaminan bank untuk menjamin kualitas pekerjaan dari suatu kontrak
kerja
3. Maintenance Bonds
Jaminan bank untuk menjamin menjamin pemeliharaan kerja
4. Payment Bonds
Jaminan bank untuk menjamin suatu pembayaran
5. Advance Payment Bonds
Jaminan bank untuk menjamin suatu pembayaran uang muka
BANK GARANSI
STUDI KASUS PENANGANAN KLAIM BANK GARANSI
PT Bangun Gubug (Kontraktor) telah meminta Bank Pesona menerbitkan performance
bond dengan jangka waktu 1 tahun untuk menjamin pelaksanaan pekerjaan
pemborongan bangunan hotel milik PT Bintang Lima.
Selanjutnya sekitar 6 bulan setelah penerbitan bank garansi tersebut PT Bintang Lima
mengajukan klaim pencairan bank garansi tersebut kepada Bank Pesona dengan alasan
PT Bangun Gubug telah default karena tidak dapat menyelesaikan pekerjaan dalam tahap
kelima tepat pada waktunya.

PT Bangun Gubug meminta Bank Pesona tidak mencairkan bank garansi tersebut
dengan alasan bahwa memang benar PT Bangun Gubug tidak menyelesaikan pekerjaan
tahap kelima tepat pada waktunya namun keterlambatan tersebut memang disengaja
karena PT Bintang Lima telah default terlebih dahulu terhadap PT Bangun Gubug karena
tidak melakukan pembayaran sejak penyelesaian pekerjaan tahap III dan IV (pembayaran
seharusnya dilakukan pertahap setelah pekerjaan tahap yang bersangkutan selesai)
sebagaimana ditentukan dalam kontrak yang jadi dasar penerbitan bank garansi.

PERMASALAHAN :
- Apakah klaim pencairan bank garansi dari PT Bintang Lima dapat dikabulkan oleh Bank
Pesona sesuai dengan ketentuan yang berlaku ?
STANDBY LC
STANDBY LC

Jaminan yang diterbitkan oleh bank untuk menjamin beneficiary.


Jika applicant wanprestasi (ingkar janji) maka beneficiary dapat mencairkan standby LC tersebut.

--- beda antara bank garansi dan standby LC adalah Standby LC tunduk pada UCPDC sedangkan
Bank Garansi tunduk pada hukum dengan tertentu.

Mekanisme Standby LC sebagai jaminan kredit :

MENERBITKAN STANDBY LC

MENGAJUKAN PERMOHONAN
ISSUING BANK
STANDBY LC

PP SBLC

PINJAMAN
Bank as Benefeciary of
DEBTOR
Standby LC

HAL HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN JIKA MENERIMA SBLC SEBAGAI JAMINAN
KREDIT :
• Jangka waktu SBLC Harus lebih lama dari jangka waktu Perjanjian Kredit.
• Bank Penerbit SBLC harus kredibel.
PERJANJIAN KREDIT

• Perjanjian kredit merupakan Perjanjian Pokok sedangkan perjanjian


pengikatan jaminan bersifat Accesoir terhadap perjanjian pokoknya.

• Syarat sahnya Perjanjian (Pasal 1320 KUH Perdata) :


a. Kesepakatan
b. Kecakapan bertindak
c. Obyek tertentu
d. Kausa yang halal.

• Perjanjian dapat dibuat dalam bentuk akte notaris atau dibawah tangan ---
 tergantung jenis perjanjiannya.
ISI PERJANJIAN KREDIT
Perjanjian Kredit minimal memuat klausula sebagai berikut:

• Klausula tentang jenis dan jumlah serta tujuan kredit;


• Klausula-klausula tentang batas waktu penarikan/penggunaan fasilitas kredit
dan ketentuan pembayaran kembali kredit;
• Klausula-klausula tentang bunga, provisi, commitment fee dan denda
keterlambatan;
• Klausula tentang kuasa bank untuk melakukan pembebanan atas rekening
giro dan rekening pinjaman nasabah debitor;
• Klausula tentang pernyataan dan jaminan (representations and warranties);
• Klausula tentang prasyarat penarikan (conditions of precedent),
• Klausula tentang agunan kredit dan asuransi barang-barang agunan;
• Klausula tentang hal-hal yang wajib dilaksanakan (affirmative covenants);
• Klausula tentang hal-hal yang tidak boleh dilaksanakan (negative covenants);
• Klausula tentang financial covenants;
• Klausula tentang tindakan yang dapat diambil oleh bank dalam rangka
pengawasan, pengamanan, penyelamatan, dan penyelesaian kredit;
• Klausula tentang kejadian kelalaian (events of default);
• Klausula tentang yurisdiksi;
• Klausula-klausula lain-lain (miscellaneous provisions)
AGUNAN & PENGIKATANNYA
Jaminan dan Agunan dalam Ketentuan Perbankan :
 Jaminan :
 Keyakinan atas kemampuan dan kesangupan debitur untuk
melunasi hutang sesuai yang diperjanjkan.Untuk memperoleh
keyakinan tersebut harus dilakukan penilaian yang seksama
terhadap Watak, Kemampuan, Modal, Agunan dan Prospek
Usaha Debitur (5 C Analisis)

 Agunan
 Agunan sebagai salah satu unsur jaminan pemberian kredit,
dapat hanya berupa proyek, barang atau hak tagih yang dibiayai
dengan kredit (Agunan Utama) dan tidak wajib meminta
agunan berupa barang yang tidak berkaitan langsung dengan
objek yang dibiayai (Agunan Tambahan).

(Penjelasan Pasal 8 ayat 1 UU No.10 Tahun 1998)


KETENTUAN TENTANG JAMINAN UMUM DALAM KITAB UNDANG
UNDANG HUKUM PERDATA
 Pasal 1131 Kitab Undang Undang Hukum Perdata
Segala kebendaan si berhutang baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak
baik yang sudah ada maupun yang baru akan ada dikemudian hari menjadi
tanggungan untuk segala perikatan perseorangan.
 Pasal 1132 Kitab Undang-undang Hukum Perdata
Kebendaan tersebut menjadi jaminan bersama-sama bagi semua orang yang
mengutangkan padanya, pendapatan penjualan benda-benda tersebut itu dibagi-
bagi menurut keseimbangan yaitu menurut besar kecilnya piutang masing-masing
kecuali apabila diantara para berpihutang itu ada alasan-alasan yang sah untuk
didahulukan.

Kesimpulan :
Apabila kreditur tidak meminta jaminan secara khusus, pembentuk undang-undang
tetap memberikan perlindungan kepada para kreditur berupa pemberian jaminan
umum yakni “semua harta debitur” kecuali ada beberapa kreditur yang punya
“alasan sah untuk didahulukan” yakni :
 Pasal 1133 Kitab Undang-undang Hukum Perdata
Hak untuk didahulukan diantara orang-orang berpiutang terbit dari hak istimewa,
dari gadai dan dari hipotik.
 Pasal 1134 Kitab Undang-undang Hukum Perdata
Hak istimewa ialah suatu hak yang oleh undang-undang diberikan kepada seorang
berpiutang sehingga tingkatnya lebih tinggi dari pada orang yang berpiutang
lainnya, semata-mata berdasarkan sifatnya piutang.
Gadai dan hipotik adalah lebih tinggi dari pada hak istimewa, kecuali dalam hal-hal
dimana oleh undang-undang ditentukan sebaliknya.
JENIS AGUNAN

BENDA TAK BERGERAK


KEBENDAAN Tanah/Bangunan
Kapal Laut isi > 20m3

BENDA BERGERAK

BERWUJUD
Logam Mulia
Kendaraan Bermotor
Stok Barang
JAMINAN Mesin
Deposito
Saham

TAK BERWUJUD
Hak Tagih/Piutang
Hak Sewa

BUKAN JAMINAN PERORANGAN


KEBENDAAN Personal Guarantee

Penanggungan
JAMINAN PERUSAHAAN
(Borgtocht)
Corporate Guarantee
BENTUK PENGIKATAN JAMINAN

1. HAK TANGGUNGAN (UU No.4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan)


Ciri-ciri Hak Tanggungan:

● Accessoir pada perjanjian pokok


● Mengikuti obyeknya
● Kedudukan diutamakan
● Tidak dapat dibagi-bagi

Obyek Hak Tanggungan

▪ Hak atas tanah dengan status Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna
Bangunan dan Hak Pakai atas tanah negara, atau
▪ Hak atas tanah dengan status hak di atasnya berikut bangunan,
tanaman dan hasil karya yang telah ada atau akan ada yang merupakan
satu kesatuan dengan tanah tersebut.
PERINGKAT HAK TANGGUNGAN

 Atas obyek Hak Tanggungan dapat dibebani lebih dari satu


Hak Tanggungan
 Ditentukan menurut tanggal pendaftarannya pada Kantor
Pertanahan.

Eksekusi Hak Tanggungan dapat dilakukan dengan 2 cara :

- Dijual melalui pelelangan umum atau


- Obyek Hak Tanggungan dijual dibawah-tangan

Berakhirnya (hapusnya) Hak Tanggungan

 Hapusnya utang yang dijamin dengan Hak Tanggungan;


 Pemegang Hak Tanggungan melepaskan Hak Tanggungannya;
 Pembersihan Hak Tanggungan berdasarkan penetapan peringkat oleh
Ketua Pengadilan Negeri
 Hapusnya hak atas tanah yang dibebani Hak Tanggungan.
2. GADAI (KUH. Perdata)
Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang kreditor (pemberi
kredit) atas barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh
seorang berutang / pemilik barang, dan memberikan kekuasaan
kepada kreditor untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut
secara didahulukan dari kreditor-kreditor lain." (Ps 1150 KUH
Perdata)

Ciri-ciri Gadai
 Accessoir terhadap perjanjian kredit;
 Preferen, didahulukan dari piutang yang lain
 Parate Executie, artinya pemegang gadai diberi hak oleh undang-undang
untuk menjual lelang barang-barang yang digadaikan tanpa melalui
pengadilan, bila debitor lalai;
 Bersifat kebendaan, artinya pemegang gadai berhak menjual barang
jaminan bila debitor cidera janji.

Objek Gadai : Barang-barang bergerak

Syarat Mutlak Gadai

Barang gadai harus dilepaskan dari penguasaan pemberi gadai/pemilik dan


harus diserahkan dalam penguasaan pemegang/penerima gadai atau
seorang pihak ketiga yang telah disetujui oleh kedua belah pihak, bila
tidak maka gadai tersebut batal.
Hak Pemegang Gadai (Kreditor)

- Pelunasan utang lebih dahulu (Hak Preferen);


- Menjual lelang barang yang digadaikan (Parate Executie);
- Memperoleh ganti rugi dari debitor atas biaya-biaya untuk
memelihara barang yang digadaikan;
- Berhak menahan barang yang digadaikan sampai seluruh utang
dilunasi (Hak Retensi).

Kewajiban Pemegang Gadai

• Bertanggung jawab atas hilangnya/merosotnya nilai barang gadai;

• Wajib memberitahukan kepada pemberi gadai/pemilik barang


bilamana barang gadai dijual;

• Bertanggung jawab atas hasil penjualan barang gadai.


3. FIDUSIA
(UU No.42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia)

Pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas


dasar kepercayaan dengan ketentuan benda tetap dalam
penguasaan pemilik benda

Ciri-ciri Fidusia

● Accessoir terhadap perjanjian pokok


● Tetap berada dalam penguasaan pemberi Fidusia
● Tetap mengikuti obyeknya dalam tangan siapapun
● Memberikan kedudukan diutamakan
Pendaftaran Jaminan Fidusia

 Wajib didaftarkan pada Kantor Pendaftaran Fidusia

 Diterbitkan Sertifikat Jaminan Fidusia

 Mempunyai kekuatan eksekutorial

 Jaminan Fidusia lahir pada tanggal dicatatnya Jaminan


Fidusia dalam Buku Daftar Fidusia.

Peralihan Jaminan Fidusia

Mengakibatkan beralihnya segala hak dan kewajiban Penerima


Fidusia kepada kreditor baru.
Eksekusi Jaminan Fidusia

● Dapat dilaksanakan tanpa melalui pengadilan;


● Melalui pelelangan umum;
● Dibawah-tangan

Berakhirnya Jaminan Fidusia

 Hapusnya utang yang dijamin dengan Fidusia;


 Pelepasan hak atas Jaminan Fidusia oleh Penerima Fidusia;
 Musnahnya benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia.

Pencoretan Pencatatan Jaminan Fidusia


 Setelah Jaminan Fidusia berakhir (hapus); dan
 Kantor Pendaftaran Fidusia menerbitkan surat keterangan
yang menyatakan Sertipikat Jaminan Fidusia ybs tidak
berlaku lagi;


4. PENANGGUNGAN (Borgtocht)

“ Penanggungan adalah suatu persetujuan dengan mana


seorang pihak ketiga, guna kepentingan si berpiutang,
mengikatkan diri untuk memenuhi perikatannya si
berutang manakala orang itu sendiri tidak
memenuhinya.“ (pasal 1820 KUH Perdata)

Ciri-ciri Borgtocht
 Penjamin tidak secara spesifik memberikan suatu
barang sebagai jaminan kepada kreditor.
 Penanggungan tidak memberikan preferensi terhadap
tagihan pihak kreditor, pemberi kredit hanya mempunyai
kedudukan kreditor konkuren.
KREDIT BERMASALAH

PENYEBAB KREDIT BERMASALAH

1. FAKTOR INTERNAL BANK


mis: kelemahan analis kredit, kelemahan dokumen kredit, atau kelemahan supervisi
kredit.
2. FAKTOR INTERNAL NASABAH
mis: karakter nasabah kurang baik atau usaha nasabah macet.
3. FAKTOR EKSTERNAL
mis :Peraturan Pemerintah yang melarang penggunaan produk nasabah, atau terjadi
bencana alam yang menimpa nasabah.

PENGGOLONGAN KUALITAS AKTIVA KREDIT


1. LANCAR
2. DALAM PERHATIAN KHUSUS
3. KURANG LANCAR
4. DIRAGUKAN
5. MACET
PENYELAMATAN/ PENYELESAIAN
KREDIT BERMASALAH
PENYELAMATAN KREDIT :
Suatu langkah untuk mengatasi kredit bermasalah melalui perundingan kembali
antara kreditur dan debitur dengan cara :
1. Penjadwalan kembali (Rescheduling)
2. Persyaratan kembali (Reconditioning)
3. Penataan kembali (Restructuring)

BEBERAPA UPAYA UNTUK PENYELESAIAN KREDIT


• Pengurangan Penalti
• Pengurangan Tunggakan Bunga
• Pengurangan Tunggakan Pokok
• Pelepasan Agunan dengan pembayaran.
• Kompensasi agunan/aset dengan pinjaman
• Eksekusi agunan
• Pembelian agunan melalui lelang
• Pengalihan/penjualan kredit
PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH
Internal Full Amount
Collection
Eksternal
Haircut
(Jasa Pihak III)
Cessie
Full Amount
(Take Over)
Disposal
Refinancing Haircut

Penyelesaian Pidana
(Exit)
Litigasi Perdata Recovery

Pailit
Penebusan

Sukarela Jual Beli

Likuidasi Lelang Sukarela


agunan
Gugatan
Eksekusi Fiat Pengadilan
Lelang Eksekusi
Non Fiat Pengadilan
PENYELESAIAN PINJAMAN BERMASALAH
MELALUI JALUR HUKUM

PENYELESAIAN KREDIT :

Langkah mengatasi kredit bermasalah melalui jalur hukum


-- Eksekusi Agunan.

Penyelesaian kredit bermasalah melalui jalur hukum dapat ditempuh melalui cara :

• Proses Perdata
o Permohonan Eksekusi Hak Tanggungan
o Gugat Perdata
o Gugat Kepailitan
• Proses Pidana
o Dilakukan jika debitur melakukan tindak pidana seperti penipuan, pemalsuan atau
penggelapan agunan.
PERMOHONAN LELANG EKSEKUSI
BERDASARKAN SERTIPIKAT HAK
TANGGUNGAN

- Untuk tanah dan bangunan HM, HGB, HGU dan Hak


Pakai yang telah dipasang/dibebani Hak
Tanggungan;

- Berdasarkan Sertipikat Hak Tanggungan yang


berkepala: “Demi keadilan berdasarkan Ke-
Tuhanan Yang Maha Esa”;

- Kekuatan hukum sama dengan putusan pengadilan


yang telah berkekuatan hukum tetap.
GUGAT PERDATA DAN PERMOHONAN SITA
JAMINAN (CB/CONSERVATOIR BESLAG)

- Untuk barang tetap (T/B) yang belum/tidak dapat


dipasang Hak Tanggungan (Tanah Hak Pakai/Kartu
Kavling/Girik);

- Untuk barang bergerak (kendaraan, mesin-mesin,


barang dagangan dan harta kekayaan lainnya) milik
debitor.

-- Pada saat eksekusi sering ditemukan agunan


berupa stock barang dagangan sudah tidak ada
lagi.

- Untuk pemberian jaminan pribadi (personal guarantee)/


jaminan perusahaan (corporate guarantee).
- Di sarankan sebelum pengikatan jaminan dimintakan
daftar kekayaan pemberi jaminan untuk
memudahkan pelaksanaan sita jaminan.
PROSES EKSEKUSI AGUNAN DI PENGADILAN NEGERI

• EKSEKUSI SERTIPIKAT HAK TANGGUNGAN


Permohonan Lelang Eksekusi
dengan melampirkan bukti-
Bank mengajukan
bukti berupa:
Permohonan Aanmaning
dan Lelang Eksekusi ke
- Sertipikat Tanah
Pengadilan Negeri di
- Sertipikat Hak
tempat yang dipilih dalam
Tanggungan
APHT/di tempat jaminan
EKSEKUSI SERTIPIKAT - APHT
berada
HAK TANGGUNGAN - SKMHT
- Perjanjian Kredit

Ketua Pengadilan Negeri


Dibuat Berita Acara
membuat Penetapan
Aanmaning, Debitor dipanggil
Aanmaning
ke PN dan diberi kesempatan
(Teguran untuk
untuk menjalankan
menjalankan keputusan)
putusan/nenbayar utang dalam
jangka waktu 8 hari
Sita Eksekusi
Ketua PN membuat Dibuat Berita Acara
didaftarkan oleh PN ke
Penetapan Sita Eksekusi Eksekusi oleh Jurusita
Kantor Pertanahan
(Executorial Beslag) dan 2 Saksi
setempat

Pengumuman Lelang Eksekusi


di Surat Kabar 2x PN meminta kepada
Ketua PN membuat
Tenggang waktu pengumunan: Kantor Lelang untuk
penetapan lelang
14 hari menentukan tanggal
lelang

Diserahkan uang hasil


Peserta Lelang membayar Pelaksanaan Lelang
lelang Kantor Lelang
Uang Jaminan Lelang (jumlah Eksekusi (dibuat Berita
kepada Bank
ditetapkan Kantor Lelang) Acara Lelang) oleh
Kantor Lelang setempat
• GUGATAN PERDATA DAN PERMOHONAN SITA
JAMINAN
GUGATAN PERDATA DAN
PERMOHONAN SITA JAMINAN
(CONSERVATOIR BESLAG)

JAWABAN T
Penetapan sita jaminan
oleh Ketua Pengadilan
Negeri REPLIK P

DUPLIK T
Dibuat Berita Acara
Sita Jaminan
Pembuktian P & T
Bukti-bukti:
Sita jaminan didaftarkan di • Perjanjian Kredit
Kantor Pertanahan Nasional Akta Pengikatan
Setempat Surat-surat lain

KESIMPULAN P & T

Putusan perkara dan


sita jaminan dinyatakn
sah dan berharga
Putusan dapat Ketua PN membuat PN meminta kepada
dilaksanakan lebih Penetapan Lelang Kantor Lelang untuk
dahulu Eksekusi menentukan tanggal
(uitvoerbaar bij lelang
voorraad)
Ijin PT/MA
Dibuat Berita Acara Aanmaning
Debitor dipanggil ke PN dan Pengumuman Lelang
diberikan kesempatan untuk Eksekusi di Surat Kabar
menjalankan putusan/membayar 2x Tenggang waktu
BANDING/PT
utang dalam jangka waktu 8 hari pengumuman: 14 hari

KASASI/MA
Ketua PN membuat: Peserta lelang
• Penetapan Aanmaning membayar uang jaminan
• Teguran untuk lelang (ditetapkan oleh
Putusan Pengadilan
menjalankan keputusan Kantor Lelang)
berkekuatan hukum
tetap/pasti
(in kracht van gewijsde)

Pelaksanaan lelang
Permohonan
eksekusi (dibuat Berita
Aanmaning
PENINJAUAN Acara Lelang) oleh
KEMBALI/PK Kantor Lelang setempat

Bank mengajukan
Gugatan perdata dan CB permohonan Aanmaning
Uang Hasil Lelang
putusan pengadilan sudah dan lelang eksekusi ke
diserahkan Kantor
berkekuatan hukum PN yang memeriksa dan
Lelang kepada Bank
tetap/pasti memutus perkara
• PROSES PENGOSONGAN MELALUI
PENGADILAN NEGERI

PERMOHONAN PENGOSONGAN TANAH/


BANGUNAN KEPADA PENGADILAN NEGERI
(Apabila pemilik/penghuni tidak mau
mengosongkan secara sukarela)

TEGURAN KEPADA PEMILIK/PENGHUNI


UNTUK MENGOSONGKAN TANAH DAN
BANGUNAN
(diberi jangka waktu 8 hari)

PENETAPAN/PERINTAH PENGADILAN
UNTUK MENGOSONGKAN T/B

PELAKSANAAN PENGOSONGAN OLEH


PENGADILAN DIBANTU DENGAN
APARAT KEAMANAN
Penjualan agunan yang dipasang dengan hak
tanggungan tanpa melalui proses lelang

• Pasal 20 ayat 2 UU No. 4 Tahun 1996 :


Atas kesepakatan pemberi dan pemegang hak tanggunan dapat dilakukan penjualan
dibawah tangan jika dapat diperoleh harga yang tertinggi dan menguntungkan semua pihak

Pasal 20 ayat 3 UU No. 4 Tahun 1996 :


pelaksanaan penjualan tersebut dapat dilakukan setelah lewat 1 bulan sejak diberitahukan
secara tertulis kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan diumumkan min dalam 2 surat
kabar setempat, serta tidak ada yang keberatan.
-- Jika tidak dipenuhi persyaratan tersebut batal demi hukum

• Permasalahan yang timbul dalam praktik :

Bagaimana jika sudah ada calon pembeli obyek hak tanggunan, namun pemilik
jaminan keberatan dilakukan pengumuman di surat kabar sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 20 ayat 3 UU No. 4 Tahun 1996.
MANAJEMEN RISIKO HUKUM DALAM
AKTIVITAS PERKREDITAN BANK

RISIKO HUKUM
Risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis yang antara lain disebabkan adanya
tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung, atau kelemahan
perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan agunan yang tidak
sempurna.

DASAR HUKUM
– PBI Nomor 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 perihal Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank
Umum
– SE BI Nomor 5/21/DPNP tanggal 24 September 2003 perihal Penerapan Manajemen Risiko bagi
Bank Umum

PENGENDALIAN RISIKO HUKUM DALAM BERBAGAI AKTIVITAS BANK

• Operasional dan Jasa


• Perkreditan/Penyediaan Dana
• Tresuri dan Investasi
• Jasa Pembiayaan Perdagangan
• Teknologi Informasi dan Sistem Informasi Manajemen
• Pengelolaan Sumber Daya Manusia
PENGENDALIAN RISIKO HUKUM
DALAM AKTIVITAS PERKREDITAN
Suatu upaya mitigasi risiko hukum
dalam aktivitas perkreditan
PENGENDALIAN RISIKO HUKUM DALAM
AKTIVITAS PERKREDITAN
A. HINDARI TERJADINYA KELEMAHAN PERIKATAN ANTARA BANK DENGAN
DEBITUR

– Perhatikan Syarat Sahnya Perjanjian (Pasal 1320 KUH Perdata)

1) Kesepakatan
2) Kecakapan bertindak
3) Obyek tertentu
4) Kausa yang halal

-- TIDAK PENUHI SYARAT SUBYEKTIF (1-2)


DAPAT DIBATALKAN
---> TIDAK PENUHI SYARAT OBYEKTIF (3-4)
BATAL DEMI HUKUM

– Perhatikan Kelengkapan Dokumen sebagai dasar pembuatan


Perjanjian Kredit dan Pengikatan Agunan.

PERMASALAHAN KESEPAKATAN

– Debitur klaim merasa tidak pernah sepakat atas


suatu klausula dalam perjanjian kredit
– Debitur merasa tidak pernah menandatangani perjanjian kredit
atau perjanjian pengikatan agunan.
PENGENDALIAN RISIKO HUKUM DALAM
AKTIVITAS PERKREDITAN

B. Ketiadaan peraturan perundangan


yang mendukung

Untuk meluncurkan produk baru atau melakukan aktivitas baru,


bank harus melakukan analisa aspek hukum mengenai
kemungkinan adanya risiko hukum dari produk/aktivitas baru
tersebut serta kesesuaian dengan ketentuan perundangan yang
berlaku.
PENGENDALIAN RISIKO HUKUM DALAM
AKTIVITAS PERKREDITAN
C. Tuntutan Hukum

1. Perkara Perdata
– Permohonan Eksekusi
– Gugat Perdata
– Kepailitan

2. Perkara Pidana
– Penipuan
– Penggelapan
– Pemalsuan

3. Permohonan Eksekusi Hak Tanggungan


 Aanmaning
 Sita eksekusi atas agunan
 Penetapan Lelang
 Lelang
 Pengosongan Agunan
KAPITA SELEKTA
PERMASALAHAN HUKUM DAN
KEJAHATAN PERBANKAN
DALAM AKTIVITAS PERKREDITAN
JAMINAN MILIK ANAK DIBAWAH UMUR DAN
ORANG DIBAWAH PENGAMPUAN

JAMINAN MILIK ANAK DIBAWAH UMUR

• Pasal 345 KUH Perdata :


Dalam hal salah satu dari kedua orang tua meninggal dunia maka demi hukum perwalian
terhadap anak dibawah umur berada pada orang tua yang masih hidup (jika tidak
dikecualikan atau dipecat dari perwalian).
• Pasal 393 KUH Perdata :
Wali tidak boleh meminjam uang, mengagunkan atau mengalihkan hak atas harta anak yang
belum dewasa, tanpa mendapatkan ijin dari Pengadilan Negeri.

Untuk mengamankan kreditur :


--- Ijin Pengadilan harus mencakup ijin menjaminkan dan menjual agunan yang bersangkutan

JAMINAN MILIK ORANG DIBAWAH PENGAMPUAN

Harus ada penetapan pengadilan mengenai penunjukan pengampu


(Pasal 449 ayat 2 KUH Perdata) dan berita acara sumpah pengampu
(Pasal 362 KUH Perdata)
SUAMI/ISTERI PEMILIK AGUNAN MENINGGAL

• Jika pada saat penyerahan agunan suami/isteri pemilik agunan telah meninggal
mohon diperhatikan:
o Kapan agunan diperoleh, dalam masa perkawinan atau diluar perkawinan.
• Jika agunan diperoleh dalam perkawinan dan pada saat pengikatan agunan, suami
atau isteri pemilik agunan telah meninggal maka untuk pengikatan agunan tersebut
diperlukan persetujuan dari ahli waris.

AGUNAN DALAM KONDISI DISEWAKAN


• Periksa perjanjian sewa antara pemilik agunan dengan pihak lain khususnya
masa sewa.
• Perhatikan sewa menyewa terjadi sebelum penandatanganan perjanjian kredit
atau setelah tanggal penandatanganan perjanjian kredit -- apa yang harus
dipertimbangkan bank untuk menentukan disetujui atau tidaknya sewa atas
agunan tersebut
• Setiap perpanjangan sewa harus dengan persetujuan dari bank.
PEMBLOKIRAN REKENING PINJAMAN OLEH KANTOR PAJAK
BERHUBUNG ADA TUNGGAKAN PAJAK OLEH DEBITUR.

• Peraturan Pajak tentang Pemblokiran Rekening

 Pemblokiran adalah tindakan pengamanan harta kekayaan milik Penanggung Pajak


yang tersimpan pada bank dengan tujuan agar terhadap harta kekayaan dimaksud
tidak terdapat perubahan apapun, selain penambahan jumlah atau nilai
 Permohonan Pemblokiran harus diajukan oleh Kepala Kantor Pelayanan
Pajak/Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan dan disertai dengan
salinan Surat Paksa dan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan

• Undang-undang Nomor 19/2000 tentang Perubahan Atas Undang-undang


Nomor 19/1997 tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa

Penyitaan dapat dilaksanakan terhadap barang milik penanggung pajak


termasuk yang dijaminkan sebagai pelunasan utang tertentu baik berupa barang
bergerak maupun barang tidak bergerak (pasal 14 ayat 1)
LANJUTAN …..
TAGIHAN PAJAK LEBIH DIUTAMAKAN DARI TAGIHAN KREDITUR LAIN

• Undang-Undang Nomor 16/2000 tentang Perubahan Kedua atas UU Nomor 6/1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan)
– Negara mempunyai hak mendahulu untuk tagihan pajak atas barang-barang milik
penanggung pajak (pasal 21 ayat 1)
– Negara sebagai kreditur preferen yang mempunyai hak mendahulu atas barang-barang
milik Penanggung Pajak yang akan dilelang. Negara akan mendapat bagian lebih dahulu
dari Kreditur lain atas hasil pelelangan barang-barang milik penanggung pajak (penjelasan
pasal 21 ayat 1)

• Hak mendahulu untuk tagihan pajak melebihi hak


mendahulu lainnya, kecuali terhadap:
a. Biaya perkara yang semata-mata disebabkan suatu penghukuman untuk melelang suatu
barang bergerak dan atau barang tidak bergerak
b. Biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan barang dimaksud
c. Biaya perkara yang semata-mata disebabkan pelelangan dan penyelesaian suatu warisan
(pasal 21 ayat 3)

*ketentuan serupa diatur dalam pasal 19 ayat 6 UU No 19/2000 tentang Perubahan Atas Undang-
undang Nomor 19/1997 tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa
SERBA-SERBI KEJAHATAN PERBANKAN TERKAIT
DENGAN PENYELESAIAN PINJAMAN BERMASALAH
(PROBLEM LOAN)

• Pemilik agunan merasa tidak pernah menjaminkan tanah miliknya di bank.


• Pemilik Aguna merasa tidak pernah menandatangani akte pengikatan agunan.
• Agunan yang dinilai pejabat bank sebagai dasar pemberian kredit ternyata
berbeda dengan kondisi fisik agunan yang sebenarnya. .
• Kekuranglengkapan dokumen perkreditan yang cukup material sehingga
menyebabkan dokumen perkreditan cacat hukum.
- Misalnya : jaminan milik anak dibawah umur tidak dimintakan ijin
menjaminkan dari Pengadilan Negeri.
• Kelemahan dalam analisa kelayakan kredit, misalnya pejabat bank sengaja
membuat asumsi peningkatan penjualan yang signifikan padahal dalam
kenyataannya hasil usaha debitur tidak mampu untuk membayar angsuran
pokok dan bunga yang wajib dibayar oleh debitur.

Anda mungkin juga menyukai