Anda di halaman 1dari 187

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK (S2)

Abstraksi

Tujuan pembelajaran Kurikulum Akuntansi Sektor Publik adalah untuk


meningkatkan pemahaman, identifikasi, analisis dan menjelaskan secara detail
tentang konsep dasar akuntansi sektor publik, tujuan dan kharakteristik serta
pelaporan akuntansi sektor publik.
Metode pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar adalah
melalui ceramah, diskusi dan studi kasus, sehingga mahasiswa lebih mudah untuk
memahami dan menjelaskan seluruh isi silabus dan bahan ajar yang disajikan.
Kurikulum yang disajikan disesuaikan dengan ketentuan dan perundang-undangan
yang berlaku, meliputi akuntansi manajemen sektor publik, penganggaran,
akuntansi keuangan sektor publik dan audit sektor publik
Dari data yang diperoleh pada survey di perguruan tinggi penyelenggara,
ditemukan bahwa materi yang diperoleh masih sangat teoritis dan berbasis pada
kajian akademik, sehingga perlu adanya penyempurnaan materi, silabus dan bahan
ajar yang sesuai dengan materi substansi yang diperlukan..
Hasil pembelajaran yang diperoleh para mahasiswa ternyata belum memenuhi
seluruh kebutuhan materi substantive yang dibutuhkan, sehingga perlu adanya
penyempurnaan kurikulum, silabus dan bahan ajar yang bobotnya 60% materi
praktikum dan 40% teoritis. Disamping itu bahwa materi muatan lokal tentang
akuntansi sktor public untuk strata dua (S2), pada program kekhususan Akuntansi
Pemerintahan/ Pengawasan Keuangan Negara perlu adanya penyempurnaan yang
mendasar sesuai dengan perkembangan ilmu dan standar akuntansi.
Dengan penyempurnaan kurikulum, silabus dan bahan ajar yang disajikan
pada setiap program, diharapkan dapat membantu menyelesaikan masalah yang
dihadapi oleh setiap aparatur pemerintahan.

Key world : Kharakteristik Sektor Publik, tujuan, akuntansi manajemen SP,


Budgeting, Akuntansi keuangan dan audit sektor publik.
PUBLIC SECTOR ACCOUNTING (S2)
Abstraction

Learning objectives for Public Sector Accounting curriculum is to enhance the


understanding, identification, analysis and explain in detail about the concept of
public sector accounting basis, purposes and characteristics as well as reporting of
public sector accounting.
Learning methods used in teaching and learning is through lectures,
discussions and case studies, so the students easier to understand and explain the
entire syllabus and teaching materials are presented. The curriculum is presented
according to the provisions and legislation in force, including public sector
management accounting, budgeting, public sector financial accounting and auditing
of public sector
From the data obtained in the survey organizers in college, found that the
material obtained is still very theoretical and based on academic studies, so that there
is need for improvement of materials, syllabus and teaching materials in accordance
with the substance of the required material.
The results of lessons learned from the students has yet to meet all the needs
required substantive material, so that there is need for improvement of curriculum,
syllabus and teaching materials that weigh 60% material and 40% practical
theoretical. Besides, that local content material of public accounting for strata sktor
two (S2), the specificity of the program the Government Accounting / Financial
Control State that there is need for fundamental improvements in accordance with
the development of science and accounting standards.
With the improvement of curriculum, syllabus and teaching materials are
presented in each program, are expected to help solve problems faced by every
government apparatus.

Key World: Public sector characteristics, objectives, SP management


accounting, budgeting, financial accounting and auditing public sector.
Bahan Kuliah 1

KONSEP DASAR LINGKUNGAN


SEKTOR PUBLIK

1. P e n d a h u l u a n

a. Pengantar

Peran Akuntansi Sektor Publik di Indonesia sebelum reformasi


birokrasi, dinilai kurang berkembang. Akibatnya berbagai jenis pelayanan
sektor publik menjadi kurang efisien dan jauh tertinggal dari sektor privat
(swasta). Setelah era reformasi tuntutan peningkatan kinerja sektor publik
semakin berorientasi pada terciptanya ”good public and good governance”,
karena sektor publik memiliki peran strategis dalam perwujudannya. Pada
bahan ajar ini, terdapat tiga pokok bahasan yang fital, yaitu meliputi: (1)
Public Sector Accounting Management, (2) Public Sector Financial
Accounting dan (3) Public Sector Audit.

b. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, diharapkan mahasiswa dapat
memahami dan menjelaskan secara detail tentang masalah-masalah berikut
ini.
1) Memahami konsep dasar Sektor Publik dan Akuntansi Sektor Publik,
2) Memahami dan menjelaskan Faktor dominan Sektor Publik,
3) Dapat memahami dan menjelaskan tentang Perbedaan dan Persamaan
Sektor Publik dan Sektor Swasta,
4) Memahami Tujuan Pokok Akuntansi Sektor Publik,
5) Memahami Perkembangan Akuntansi Sektor Publik,
6) Mampu memberikan ringkasan dan rangkuman secara rinci dari seluruh
pokok bahasan pada bab ini,
7) Mampu mnyelesaikan soal dan kasus yang berkaitan dengan
Kharakteristik Akuntansi Sector Publik.

1
Akuntansi Sektor Publik S2
c. Pokok Bahasan
1) Definisi Sektor Publik dan Akuntansi Sektor Publik
2) Kharakteristik Akuntansi Sektor Publik,
3) Perbedaan dan Persamaan Sektor Publik dan Swasta,
4) Tujuan Akuntansi Sektor Publik,
5) Perkembangan Akuntansi Sektor Publik,
6) Rangkuman
7) Latihan Soal

d. Metode Pembelajaran
1) Metode ceramah ;
2) Metode diskusi,
3) Studi kasus dan pembahasan,

2. Pokok Bahasan
a. Definisi Sektor Publik dan Akuntansi Sektor Publik
Dari sudut pandang Ilmu Ekonomi ;
”Sektor Publik” adalah suatu entitas yang aktifitasnya berhubungan
dengan usaha untuk menghasilkan barang dan pelayanan publik, dalam
rangka memenuhi kebutuhan hak publik.
Sedangkan akuntansi adalah suatu proses pencatatan,
pengklasifikasian dan pelaporan berbagai informasi ekonomi yang
disajikan kepada pemakai laporan tersebut.
Dengan demikian Public Sector Accounting adalah merupakan suatu
proses pencatatan, pengklasifikasian dan pelaporan yang berhubungan
dengan usaha untuk menghasilkan (outcome) barang dan pelayanan publik
(public service) dalam rangka memenuhi kebutuhan hak publik.
Memperhatikan kompleksnya lingkungan yang mempengaruhi
lembaga-lembaga publik, domain publik meliputi :
(1) badan-badan pemerintahan (pusat dan daerah),
(2) perusahaan milik negara (BUMN dan BUMD),
(3) yayasan, organisasi politik/organisasi masa,
(4) LSM, Universitas dan organisasi nirlaba.

2
Akuntansi Sektor Publik S2
b. Kharakteristik Akuntansi Sektor Publik,
Akuntansi digunakan baik untuk swasta maupun sektor publik untuk
tujuan yang berbeda berdasarkan tujuannya. Oleh karena itu kharakteristik
PSA dipengaruhi oleh :
1) Faktor ekonomi :
(1) pertumbuhan ekonomi,
(2) tingkat inflasi,
(3) income percapita (GNP/GDP),
(4) struktur produksi, arus modal dalam negeri, tenaga kerja, cadangan
devisa dll.
2) Faktor politik :
(1) hubungan negara dengan masyarakat,
(2) legitimasi pemerintahan,
(3) tipe rezim yang berkuasa,
(4) ideologi negara, elit politik dsb.
3) Faktor kultural :
(1) keragaman suku, agama, ras, bahasa dan budaya,
(2) historis, sosiologi masyarakat, pendidikan dsb.
4) Faktor demografi :
(1) pertumbuhan penduduk,
(2) struktur usia penduduk,
(3) migrasi, tingkat kesehatan dsb.
Pentingnya “Value For Money” Pada Akuntansi sector Publik adalah bahwa
sektor publik sering dinilai sebagai inefisiensi, pemborosan dan institusi yang
selalu merugi, sehingga dalam konsep pengelolaan sektor publik dikenal adanya
”VALUE FOR MONEY”, yaitu didasarkan pada 3-E. (ekomoni, efisiensi dan
efektifitas).

3
Akuntansi Sektor Publik S2
3. Perbedaan dan Persamaan Kharakteristik Sektor Publik dan Sektor Swasta:
a. Kharakteristik ;
Perbedaan Sektor Publik Sektor Swasta
Tujuan Organisasi Non profit motive Profit motive,
Sumber pendanaan Pajak, retribusi, utang, Pembiayaan internal :
obligasi pemerintah, laba Equity, retained earning,
BUMN/BUMD, SUN dsb Pemb. Eksternal :
Utang bank, obligasi dan
penerbitan sekuritas.
Pertanggung- Kepada masyarakat (publik) Kepada pemegang saham
jawaban dan parlemen (DPR/DPRD) dan kreditor,
Struktur Organisasi Birokratis, kaku dan Flexible : piramid,
hierarkhis. fungsional atau datar.
Kharakteristik Terbuka untuk publik Tertutup untuk publik
Anggaran
Sistem Akuntansi Cash Accounting Accrual Accounting
Sumber : Akuntansi Sektor Publik, Mardiasmo (2005)
Bahwa sistim anggaran pada sektor publik menganut sistim terbuka,
sementara pada sector swasta justru tertutup, karena merupakan rahasia
perusahaan.
b. Perbedaan stakeholder sector public dengan sector swasta
Sektor public Sektor swasta
Stakeholder Eksternal : Stakeholder ekternal :
- masyarakat pengguna jasa public - Bank sbg kreditor,
- masyarakat pembayar pajak, - Serikat buruh,
- perus./organ social ekonomi yang - Pemerintah,
menggunakan pelayanan public, - Supplier,
- bank sbg kreditor peme-rintah, - Distributor,
- badan-badan internasional, seperti - Customer,
IMF, ADB, PBB dsb. - Masyarakat,
- Investor asing, dll. - Pasar modal, dll.
Stakeholder Internal : Stakeholder internal :

4
Akuntansi Sektor Publik S2
- Lembaga negara (misal : Kabinet, - Manajemen,
MPR, DPR/DPRD, - Karyawan, dan
- Kelompok politik, - Pemegang saham.
- Manajer publik (gubernur, bupati,
dir. BUMN/BUMD)
- Pegawai pemerintah

c. Persamaannya :
1) Kedua sektor, merupakan bagian integral dari sistim ekonomi disuatu
negara, dan keduanya menggunakan sumberdaya yang sama dalam
mencapai tujuannya
2) Keduanya menghadapi masalah yang sama, yaitu ”scarcity of resources”
sehingga keduanya dituntut untuk menggunakan sumberdya secara
ekonomis, efisien dan efektif.
3) Proses pengendalian manajemen termasuk manajemen keuangan, pada
dasarnya sama, yaitu sama-sama mebutuhkan informasi yang handal dan
relevan dalam melaksanakan fungsi manajemen.
4) Kedua sektor menghasilkan produk yang sama, misal sama-sama bergerak
dibidang transportasi masa, pendidikan, kesehatan, penyediaan energi
dsb.
5) Kedua sektor terikat pada peraturan perundang-undangan dan ketentuan
hukum lain yang disyaratkan.

4. Tujuan Akuntansi Sektor Publik.


American Accounting Asociation (1970) dalam Glynn (1993), menyatakan
bahwa tujuan PSA, adalah :
a) Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara tepat, efisien
dan ekonomis atas suatu operasi dan alokasi sumberdaya (terikat pada
Magement Controll system).
b) Memberikan informasi yang memungkinkan bagi manajer untuk melaporkan
pelaksanaan tanggungjawab secara tepat dan efektif program dan penggunaan
sumberdaya yang menjadi wewenangnya ;

5
Akuntansi Sektor Publik S2
Oleh karna itu PSA terkait dengan 3 masalah pokok, yaitu :
a) penyediaan informasi,
b) pengendalian manajemen, dan
c) akuntabilitas.
Sedangkan manfaat PSA adalah untuk pengambilan keputusan, terutama untuk
melakukan alokasi sumberdaya.
Informasi akuntansi digunakan untuk :
a) pemilihan program dan penilaian investasi,
b) penentuan indikator kinerja sektor publik,
c) pembuatan laporan keuangan, yang merupakan bagian penting dari proses
akuntabilitas publik.

5. Perkembangan Akuntansi Sektor Publik,


Istilah sektor publik, dipakai pertama kali tahun 1952, yang dikaitkan
dengan manajemen ekonomi mikro dengan pelaksana pembangunan.
Tahun 1970 dikritik, dengan mempertanyakan peran sektor publik ?
Tahun 1980an terjadi reformasi sektor publik yang dilakukan dinegara-negara
industri maju sebagai jawaban atas berbagai kritikan.
Kemudian PSA berkembang pesat sejak dua dasawarsa terakhir, yaitu munculnya
”Akuntabilitas publik”, value of money, privatisasi dan GPG (good public
governance).
Governance diartikan sebagai cara kelola urusan publik.
World Bank, mendefinisikan : sebagai ”the way state power is used in managing
economic and social resources for development of society”.
United Nation Development Program (UNDP), mendefinisikan: akuntabilitas
public sebagai “the exercise of political, economic, and administrative authority
to manage a nation’s affair at all levels”.
Dalam hal ini World Bank lebih menekankan pada cara pemerintah
mengelola sumberdaya sosial dan ekonomi untuk kepentingan pembangunan
masyarakat ;
Sedangkan UNDP lebih menekankan pada aspek politik, ekonomi dan
administrative dalam pengelolaan Negara.
Karakteristik ”Good Governance” menurut UNDP, al :

6
Akuntansi Sektor Publik S2
a. Paticipation,
b. Rule of low,
c. Transparency,
d. Responsiveness,
e. Consensus orientation,
f. Equity,
g. Efficiency and effectiveness,
h. Accountability,
i. Strategic vision.
Dari 9 kharakteristik tersebut, sekurangnya ada tiga hal yang dapat
diperankan oleh akuntansi sektor publik, yaitu :
a) penciptaan transparansi,
b) akuntabilitas publik,
c) value of money (economy, efficiency and effectiveness).
Untuk mewujudkan Good Governance diperlukan reformasi kelembagaan
(institutional reform) dan rformasi manajemen public (public management
reform).
Dalam hal pengelolaan keuangan daerah, diperlukan rangkaian reformasi utama
pada
a. Reformasi sistim anggaran (budgeting reform),
b. Reformasi sistim akuntansi (accounting reform),
c. Reformasi sistim pemeriksaan (audit reform), dan
d. Reformasi system Manajemen Keuangan Daerah (financial management
reform).
Tuntutan pembaharuan sistim keuangan tersebut adalah agar pengelolaan
uang rakyat (public money) dilakukan secara transparan dengan mendasarkan
pada konsep Value for money, sehingga tercipta akuntabilitas publik (public
accountability).

7
Akuntansi Sektor Publik S2
6. Akuntabilitas Publik
Fenomena yang terjadi saat ini adalah semakin menguatnya tuntutan
pelaksanaan Akuntabilitas Publik, seperti tuntutan pada:
a. pemerintah pusat dan daerah,
b. unit-unit kerja pemerintah,
c. departemen dan lembaga negara,
Yaitu agar dilakukan secara transparan dalam pemberian informasi, terutama
pada hak-hak publik.
Contoh : pembangunan blok cepu, Paiton, PLN Palembang dsb.
Apa sebenarnya Akuntabilitas Publik itu ?
”Akuntabilitas Publik adalah kewajiban pihak pemegang amanah (agent), untuk
memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan dan mengungkapkan
segala aktifitas kepada pemberi amanah (principal) yang memiliki hak dan
wewenang untuk minta pertanggungjawaban”
Ada dua macam AP, yaitu :
(1) akuntabilitas vertical (Vertical accountability), dan
(2) akuntabilitas horizontal (Horizontal accountability)
Vertical Accountability adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan dana
kepada otoritas yang lebih tinggi, misal :
a) unit kerja daerah kepada pemerintah daerah,
b) pemerintah daerah kepada pemerintah pusat,
c) pemerintah pusat kepada MPR, dsb.
Horizontal Accountability adalah pertanggungjawaban kepada masyarakat luas.
Turner dan Hulme (1997), menyatakan bahwa akuntabilitas adalah konsep yang
komplek yang lebih sulit daripada memberantas korupsi.
Ellwood (1993) menjelaskan bahwa ada 4 dimensi akuntabilitas, yaitu :
a) akuntabilitas kejujuran dan akuntablitas hukum (probity & legality)
b) akuntabilitas proses (process accountability),
c) akuntablitas program (program accountability), dan
d) akuntabilitas kebijakan (policy accountability).
Ad.a. Probity & legality accountability ;

8
Akuntansi Sektor Publik S2
Akuntabilitas kejujuran terkait adanya penyalah-gunaan jabatan (abuse of
power), sedangkan legality accountability adalah kepatuhan thd. Hukum dan
peraturan yang disyaratkan.
Ad. b Process accountability ;
Adalah terkait adanya prosedur yang digunakan dlm melaksanakan cukup baik
dalam hal kecukupan sistem informasi akuntansi, SIM dan prosedur
administratif.
Ad. c Program accountability ;
Adalah pertanggungjawaban yang terkait dg pertimbangan, apakah tujuan yang
ditetapkan dpt dicapai atau tidak, dan apakah output telah maksimal atau tidak.
Ad. 4. Policy accountability ;
Adalah terkait adanya pertanggungjawaban pemerintah baik pusat maupun
daerah terhadap DPR/DPRD maupun masyarakat luas.

7. Privatisasi
Perusahaan publik banyak dituding melakukan korupsi, kolusi dan
nepotisme, inefisiensi dan pemborosan. Hal ini disebabkan oleh:
a) intervensi politik,
b) sentralisasi,
c) rent seeking behaviour,
d) manajemen yang buruk.
Oleh karena itu BUMN / BUMD menghadapi tekanan (pressure) tuntutan
berikut :
a) regulation & political pressure (memberikan bag laba ke pemerintah),
b) social pressure (tekanan masyarakat untuk menghasilkan produk kualitas dan
harga yang murah)
c) rent seeking behaviour (berhadapan dg orang-orang yang ingin melakukan
KKN ),
d) economic & efficiency (dituntut untuk efisiensi agar menjadi entitas bisnis
yang ekonomis dan profesional).
Upaya untuk efisiensi antara lain “Strategic cost management” dengan
melakukan:
a) restrukturisasi organisasi,

9
Akuntansi Sektor Publik S2
b) privatisasi,
c) rightsizing (downsizing), serta
d) rekrutmen SDM.
Privatisasi adalah pelibatan modal swasta dalam struktur modal perusahaan
Publik, shg kinerja finansial dapat dipengaruhi secara langsung oleh investor
melalui mekanime pasar uang.
Turner & Hulme, 1997, menyatakan selama 1988 s/d 1993 terdapat lebih dari
2700 perushaan dari 60 negara berkembang dialihkan ke Swasta untuk
meningkatkan pendapatan negara.

8. Rangkuman
Public Sector Accounting adalah merupakan suatu proses pencatatan,
pengklasifikasian dan pelaporan yang berhubungan dengan usaha untuk
menghasil-kan (outcome) barang dan pelayanan publik (public service) dalam
rangka memenuhi kebutuhan hak publik. Melihat kompleknya, akuntansi sector
Publik memiliki kaitan yang sangat erat dengan domain Publik.
Domain Publio memiliki wilayah yang Sangay luas dibandingkan dengan
sector swasta. Oleh sebab itu dari sudut pandang Ilmu Ekonomi, sector Publio
dapat difahami sebagai entitas yang aktifitasnya berhubungan dengan usa untuk
menghasilkan barang dan jasa layanan Publik dalam rangka memenuhi
kebutuhan hak Publik. Dalam beberapa hal, akuntansi sector Publio berbeda
dengan sector swasta dalam kharakteristik dan stake holdernya.
Organisasi sector Publio bergerak dalam lingkungan yang kompleks dan
turbulence. Factor-faktor yang mempengaruhinya antara lain (1) ekonomi, (2)
politik, (3) kultur, (4) dan demografi. Walaupun memiliki kharakteristik dan
stakeholder yang berbeda, tetapi juga memiliki beberapa persamaan.
Sektor publik sering dipandang negatif oleh beberapa pihak, karena sering
terjadi inefisiensi, pemborosan, kebocoran dana, institusi yang selalu merugi dan
sebagainya. Dengan demikian maka sektor publik dituntut untuk mampu
menciptakan ”Good Governance” dalam segala pengelolaannya.

10
Akuntansi Sektor Publik S2
9. Latihan Soal
Teori
1) Dewasa ini tuntutan akuntabilitas publik dalam sistem penyusunan anggaran
sek-tor publik semakin tajam, yaitu dituntut adanya transparansi dan
responsibility publik.
a) Sebutkan perbedaan sifat dan kharakteristik sektor publik & sektor swasta
?
b) Apakah yang dimaksud dengan budgeting reform, accounting reform ?
Jelaskan .
c) Apakah yang dimaksud dengan akuntabilitas publik? Jelaskan dan berikan
contoh implementasinya pada negara berkembang ? Jelaskan singkat.
2) Untuk menuju suatu pemerintahan yang bersih dan berwibawa diperlukan
adanya sistim tata kelola yang baik (Good Governance).
a) Sebutkan 8 kharakteristik Good Governance menurut UNDP ?
b) Sebutkan 3 kharakteristik yang relevan pada sektor publik, dan jelaskan
masing-masing.
c) Apakah yang dimaksud dengan social opportunity cost rate (COCR) ?
Jelaskan.

11
Akuntansi Sektor Publik S2
Daftar Bacaan
PP No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
Permendagri No. 59 Tahun 2007 tentang Pengelolaan keuangan Daerah
Bastian, Indra, 2007, Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar, Jakarta, Penerbit
Erlangga.
Baswir, Revrison, 2007, Akuntansi Pemerintahan di Indonesia, BPFE-UGM
Yogyakarta.
Jones, Rowan: & Pendlebury, Maurice, 2004., Public Sector Accounting, Eight
Edition, Prentice Hall.
Badan Pemeriksa Keuangan, (2005), Standar Audit Pemerintahan, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), 2002 Exposure Draft Standar Akuntansi keuangan
Sektor Publik, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta, Salemba
Empat.
Mardiasmo (2007), ”Akuntansi Sektor Publik”, siuatu konsep dan implementasinya,
Jakarta, Salemba Empat.

12
Akuntansi Sektor Publik S2
Bahan Kuliah 2

AKUNTANSI MANAJEMEN
SEKTOR PUBLIK
(Public Sector Accounting Management)

1. P e n d a h u l u a n

a. Pengantar

Untuk mewujudkan sistem tata kelola sektor publik yang baik diperlukan
sistem perencanaan dan pengendalian yang efektif. Akuntansi sebagai suatu proses
yang menyajikan, melaporkan dan menganalisis informasi memiliki peran penting
dalam aktifitas tersebut. Oleh karena itu sistem akuntansi dan manajemen yang
efektif akan dibahas tersendiri dalam kurikulum Akuntansi Manajemen khususnya
untuk Akuntansi Manajemen Sektor Publik.
Informasi akuntansi sangat diperlukan dalam rangka penyusunan
perencanaan dan pengendalian organisasi sektor publik, khsusnya pada saat
menyusun Anggaran sektor publik yang sangat padat dengan berbagai fenomena
berkembang saat ini.

b. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, diharapkan mahasiswa dapat
memahami dan menjelaskan secara detail tentang masalah-masalah berikut ini.
1) Memahami konsep dan definisi Akuntansi manajemen Sektor Publik.
2) Memahami dan menjelaskan Akuntansi sebagai alat Perencanaan,
3) Dapat memahami dan menjelaskan peran Akuntansi Manajemen Sektor Pu-blik,
4) Mampu memberikan ringkasan dan rangkuman secara rinci dari seluruh pokok
bahasan pada bab ini,
5) Mampu menyelesaikan soal dan kasus yang berkaitan dengan Akuntansi
manajemen.

1
Akuntansi Sektor Publik S2
c. Pokok Bahasan
1) Definisi Akuntansi Manajemen Sektor Publik,
2) Akuntansi sebagai alat Perencanaan,
3) Peran Akuntansi Manajemen Sektor Publik
4) Rangkuman Akuntansi Manajemen Sektor Publik
5) Latihan soal dan kasus
b. Metode Pembelajaran
1) Metode ceramah ;
2) Metode diskusi,
3) Studi kasus dan pembahasan,
4) Metode aplikasi pada Pemerntah Daerah / Pusat.

2. Pokok Bahasan
1) Pengertian Akuntansi Manajemen Sektor Publik,
PSAM menurut “Institute of Management Accounting” adalah sebagai
suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, pengakumulasian, penganalisaan,
penyiapan, penginterpretasian dan pengkomunikasian financial yang digunakan
oleh manajmen untuk perencanaan, evaluasi, dan pengendalian organisasi serta
menjamin bahwa sumberdaya digunakan scara tepat dan akuntabel”.
Perbedaan pokok Akuntansi Manajemen dengan Akuntansi Keuangan ;
AKMEN SP AKKEU
a. Terkait dg. Pemberian informasi a. Terkait dg pelaporan &
kpd pihak intern organisasi, pengkomunikasian informasi
b. Memberikan laporan yang sifatnya kpd pihak ekternal organisasi,
prospektif, yaitu digunakan unt. b. Memberikan informasi yang
Perencanaan masa yad. bersifat laporan historis dan
retrospektif, yaitu berupa
laporan masa lalu.

2) Akuntansi sebagai alat Perencanaan,


a) Peran Akuntansi manajemen
Akuntansi Manajemen berperan dalam pemberian informasi historis dan
prospektif untuk memfasilitasi perencanaan, sedangkan perencanaan

2
Akuntansi Sektor Publik S2
merupakan suatu proses untuk mencapai sasaran organisasi. Oleh karena
itu perencanaan organisasi sangat penting dilakukan untuk mengantisipasi
keadaan dimasa yang akan datang.
Informasi akuntansi sebagai alat perencanaan dibedakan menjadi 3, y.i
(1) informasi sifatnya rutin, atau ad hock,
(2) informasi kuantitatif atau kualitatif,
(3) informasi disampaikan melalui saluran formal atau informal.
Dengan demikian informasi tidak dapat disampaikan secara personal, tetapi
harus melalui lembaga-lembaga publik.
b) Akuntansi sebagai alat pengendalian organisasi ;
Untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien, ekonomis dan efektif,
diperlukan sistem pengendalian yang efektif.
Organisasi Bisnis, alat pengendaliannya bertumpu pada mekanisme
negosiasi (negotiated borgain), sedangkan pada Organisasi Sektor publik
berupa peraturan-peraturan / birokrasi.
Fungsi utama informasi akuntansi adalah :
(1) sebagai alat pengendalian, karena sifatnya kuantitatif,
(2) sebagai alat pengendalian keuangan, dan
(3) sebagai alat pengendalian organisasi.
Akan tetapi penggunaannya harus dibedakan antara pengendalian keuangan
dan pengendalian organisasi.
c) Proses perencanaan dan pengendalian manajerial organisasi Sektor Publik ;
Jones & Pendlebury (1996), menyatakan ada lima tahap proses perencanaan
dan pengendalian manajerial ;
(1) Perencanaan tujuan dan sasaran dasar,
(2) Perencanaan operacional,
(3) Penganggaran,
(4) Pengendalian dan pengukuran, dan
(5) Pelaporan, analisa dan umpan balik.
3) Proses Perencanaan dan Pengendalian Manajerial Organisasi Sector Publio;
Perencanaan dan pengendalian sesuangguhnya merupakan dua sisi satu
mata uang yang sama, sehingga keduanya harus dipertimbangkan secara
bersama-sama. Artinya tanpa pengendalian perencanaan akan tidak memiliki

3
Akuntansi Sektor Publik S2
arti apa-apa, karena tidaka ada tindak lanjut untuk mengidentifikasi apakah
tujuan organisasi telah tercapai.
Jones and Pendlebury (1996), membagi proses perencanaan dan pengendalian
manajerial pada organisasi sector Publio menjadi lima tahap, yaitu :
a) perencanaan tujuan dan sasaran dasar,
b) perencanaan operacional,
c) penganggaran,
d) pengendalian dan pengukuran, dan
e) pelaporan, analisia dan umpan balik.
4) Peran Akuntansi Manajemen Sektor Publik
Peran akuntansi manajemen sector Publik meliputi :
a) Perencanaan strategik,
b) Pemberian informasi biaya,
c) Penilaian Investasi,
d) Penganggaran,
e) Penentuan biaya pelayanan (cost of service), & penetapan tarif,
f) Penilaian kinerja.
Ad.a. Perencanaan strategik;
Pada tahap perencanaan sytrategik, manajemen organisasi strategik membuat
alternatif-altenatif program yang dapat mendukung strategi organisasi.
Program-program tersebut diseleksi dan dipilih program yang sesuai dengan
skala prioritas dan sumberdaya yang dimiliki. Peran akuntansi manajemen
adalah memberikan nformasi biaya program (cost of program) dan berapa biaya
suatu aktifitas (cost of activity), sehingga berdasarkan informasi akuntansi
manajer dapat menentukan berapa anggaran yang dibutuhkan dikaitkan dengan
sumberdaya yang dimiliki.
Ad.b. Pemberian informasi Biaya ;
Dalam kontek organisasi sektor Publik, biaya dikatagorikan menjadi 3
a) Biaya input (tenaga kerja, bahan baku),
b) Biaya output (biaya pengantar produk sampai ke konsumen),
c) Biaya proses (biaya berdasar fungsi, misal : fungsi organisasi : - biaya
personalia, biaya departemen, biaya dinas dsb.)

4
Akuntansi Sektor Publik S2
Akuntansi manajemen Sektor Publik memiliki peran yang strategis dalam
perencanaan finansial, terkait dengan identifikasi biaya. Dalam pengambilan
keputusan diperlukan Cost Accounting (akuntansi biaya).
Cost Accounting berperan memberikan informasi biaya pengeluaran
publik yang digunakan oleh internal (pemerintah), dan eksternal (masyarakat,
LSM, DPRD, Universitas dsb) dalam proses pengambilan keputusan (decision
making).
Penetapan biaya berdasar aktifitas (activity based costing), terdiri dari :
a) Cost finding (mengakumulasi biaya untuk menghasilkan produk/jasa).
b) Cost recording (kegiatan pencatatan data kedalam sistem akuntansi
organisasi),
c) Cost analyzing (melakukan analisa biaya, mengidentifikasi jenis dan perilaku
biaya, perubahan biaya, dan volume kegiatan),
d) Strategic cost reduction (penghematan biaya agar tercapai value of money
(efieinsi, efektifitas dan ekonomis).
e) Cost reporting (memberikan informasi biaya secara lengkap kepada
pimpinan, dalam bentuk : - internal report yang diagregasikan kedalam
laporan yang disampaikan kepada eksternal).
Ad.c. Penilaian Investasi ;
Akuntansi manajemen diperlukan untuk studi kelayakan investasi secara
ekonomis dan finansial.
Faktor-faktor yang diperlukan meliputi :
* Tingkat. Diskonto, inflasi, risiko dan turbulensi (ketidkpastian).
Penilaian Investasi pada sektor swasta lebih mudah dibanding pada sektor
publik.
Swasta Menggunakan : NPV, IRR, ROA/ROI, Payback period dsb.
Sektor publik menggunakan : cost benefit analysis, yaitu membandingkan
antara Social cost dan social benefit, dan alat analisis biaya digunakan
”Analisis efektifitas biaya” (cost effectiveness analysis).
Akuntansi Manajemen sektor publik sangat berperan vital dalam proses :
a) pemilihan program,
b) penentuan biaya program, dan
c) penganggaran.

5
Akuntansi Sektor Publik S2
Akmen berperan dalam memvasilitasi terciptanya anggaran publik yang
efektif, yang terkait dengan 3 fungsi anggaran, yaitu:
a) sbg alat alokasi sumberdaya publik,
b) sbg alat distribusi,
c) sbg alat stabilisasi.
Penentuan Biaya Pelayanan (Cost of service) dan Penetapan Tarif (Charging of
service).
Cost of service dan Charging of service merupakan rangkaian biaya yang sama-
sama memerlukan informasi akuntansi.
Intinya : biaya murah, memuaskan pelayanan masyarakat dan memberikan
kemaslahatan yang maksimal bagi masyarakat.
Misal Pemerintah daerah membangun “Puskesmas” atau RSUD, tentunya
dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam kebutuhan kesehatan
dan dengan tarif yang terjangkau, serta dapat membantu masyarakat yang tidak
mampu.

Ad.d. Penganggaran
Dalam hal ini akuntansi manajemen memainkan peran yang vital dalam proses
pemilihan program, penentuan biaya program dan penganggaran.
Akuntansi manajemen berperan memfasilitasi terciptanya anggaran public yang
efektif, terkait dengan tiga fungsi anggaran, yaitu :
(1) sebagai alat alokasi sumberdaya public,
(2) alat distribusi,
(3) alat stabilisasi,
(4) alat untuk proses mengalokasikan dan mendistribusikan sumberdaya secara
ekonomis.

Ad. e. Penentuan biaya pelayanan (cost of service);


Akuntansi manajemen diperlukan untuk menentukan berapa biaya yang
dikeluarkan untuk memberikan pelayanan tertentu dan berapa tariff yang akan
dibebankan kepada pemakai jasa pelayanan public.

6
Akuntansi Sektor Publik S2
Penentuan biaya pelayanan public (cost of service) dan penentuan tariff
pelayanan merupakan satu rangkaian yang keduanya bersama-sama
membutuhkan informasi akuntansi.
Ad.f. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja merupakan bagian dari system pengendalian. Penilaian
kinerja dilakukan untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektifitasorganisasi
dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Dalam tahap penilaian kinerja, akuntansi manajemen berperan dalam
pembuatan indikator kinerja kunci (key performance indicator) dan satuan ukur
untuk masing-masing aktifitas yang dilakukan.
Peran Akuntansi Sektor Publik di Indonesia semakin pesat, seiring
dengan;
a) Tap MPR No. XV/1998 ; tentang ”Penyelenggaraan Otonomi Daerah”
b) UU No. 22 / 1999 tentang Otonomi Daerah,
c) UU No. 33/2004, tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Daerah adalah desentraliasi.
Korelasi antara Indek Desentralisasi terhadap Kualitas Pemerintahan ;
KOMPONEN Koefisien
No. Korelasi Pearson
1 PARTISIPASI PUBLIK ;
* Kebebasan politik 0,599
* Stabilitas politik 0,604
2 ORIENTASI PEMERINTAH :
* Efisiensi Peradilan (judicial effisi) 0,544
* Efisiensi Birokrasi 0,540
* Ketiadaan korupsi 0,532
3 PEMBANGUNAN SOSIAL :
* Indek Pembangunan Manusia 0,369
* Keadilan distribuís pendapatan 0,373
4 MANAJEMEN EKONOMI
* Independensi Bank Central 0,327
* Disiplin Manajemen Utang (ratio

7
Akuntansi Sektor Publik S2
utang thp. GDP) 0,263
* Keterbukaan Ekonomi 0,523
1+2+3 GOVERNANCE QUALITY INDEX 0,617
+4
Sumber : Teori desentralisasi
5) Manfaat Desentralisasi
a) Mendorong peningkatan partisipasi, prakarsa & kreatifitas masyarakat
dalam pembangunan dan mendorong pemerataan hasil pembangunan
diseluruh daerah.
b) Memperbaiki alokasi sumberdaya produktif melalui pergeseran peran
pengambilan keputusan publik ketingkat pemerintah yang paling rendah
yang memiliki informasi lengkap.
c) Bermanfaat untuk penilaian investasi bagi setiap daerah, terutama dalam
meningkatkan pendapatan asli daerah.

3. E v a l u a s i
Rangkuman Akuntansi Manajemen Sektor Publik
Akuntansi manajemen memiliki kaitan yang sangat erat dengan system
pengendalian manajemen sector publik, karena system pengendalian
manajemen memiliki dua komponen besar, yaitu :
(a) proses pengendalian manajemen, dan
(b) struktur pengendalian manajemen.
Sementara proses pengendalian manajemen melibatkan beberapa aktifitas,
antara lain :
(a) perencanaan,
(b) koordinasi,
(c) komunikasi informasi,
(d) pengambilan keputusan,
(e) motivasi,
(f) pengendalian, dan
(g) penilaian kinerja.

8
Akuntansi Sektor Publik S2
Sedangkan struktur pengendalian terkait dengan desain struktur organisasi
yang tercermin dalam bentuk pusat-pusat pertanggungjawaban.
Akuntansi manajemen sector public berfungsi sebagai penyedia informasi
untuk pengambilan keputusan ekonomi, social dan politik.
Disamping itu akuntansi manajemen juga berfungsi membatu memberikan
informasi untuk perencanaan dan pengendalian bagi manajer public.
Dalam organisasi sector public, berperan untuk merencanaan strategi,
memberikan informasi biaya, penilaian investasi, penganggaran dan
penentuan biaya pelayanan (cost of service).

9
Akuntansi Sektor Publik S2
4. Latihan Soal dan Kasus
a) T e o r i
1) Akuntansi Manajemen sektor publik berperan dalam pemberian informasi
historis dan prospektif untuk memfasilitasi perencanaan.
(a). Sebutkan perbedaan pokok Akuntansi Manajemen sektor publik dengan
Akmen swasta ?
(b) Jelaskan perbedaan informasi akuntansi sebagai alat perenca-naan
2) Zero Based Budgeting dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan yang ada
pada Conventional Budgeting System.
(a) Sebutkan keunggulan dan kelemahan ZBB.
(b) Sebutkan dan jelaskan tahap-tahap proses implementasi ZBB.
3) Planning, Programming and Budgeting System (PPBS) merupakan tehnik
penganggaran yang didasarkan pada teori sistem yang berorientasi pada output.
a) Jelaskan proses implementasi PPBS ?
b) Sebutkan dan jelaskan kelemahan dan keunggulan PPBS.
4) Kinerja sektor publik bersifat multidimensional, sehingga tidak ada indikator
tunggal yang dapat digunakan untuk menunjukkan kinerja secara komprehensif.
a) Sebutkan tujuan umum sistem pengukuran kinerja sektor publik ?
b) Sebutkan pula manfaat pengukuran kinerja sektor publik ?
c) Jelaskan pengukuran kinerja sektor publik yang berperspektif pada efisiensi
proses internal pada metode balanced scorecard ?

b. P r o b l e m 1.
Saudara diminta menyusun RENSTRA yang dijabarkan dalam suatu inisiatif
strategi dan tujuan strategi. Kemudian dari inisiatif strategi (Peningkatan sarana
transportasi murah dan nyaman) dijabarkan dalam program kerja berdasarkan
Propenas. Program kerja dijabarkan dalam suatu Rencana Kerja tahunan,
sehingga mencerminkan penyusunan anggaran yang dubutuhkan dalam satu
tahun anggaran.

Problem 2
Pemerintah daerah adalah non profit oriented, tetapi lebih pada cost
effectiveness, efficiency dan economis. (Value of money).

10
Akuntansi Sektor Publik S2
1) Pilihlah salah satu kasus pada BUMD (missal PDAM di DKI Jakata),
2) Pelajari struktur biaya pada perusahaan tersebut,
3) Saudara lakukan analisis biaya, yang meliputi alokasi macam-macam biaya,
dan penilaian investasinya.

11
Akuntansi Sektor Publik S2
Daftar Bacaan
PP No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
Permendagri No. 59 Tahun 2007 tentang Pengelolaan keuangan Daerah
Bastian, Indra, 2007, Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar, Jakarta, Penerbit
Erlangga.
Baswir, Revrison, 2007, Akuntansi Pemerintahan di Indonesia, BPFE-UGM Yogyakarta.
Jones, Rowan: & Pendlebury, Maurice, 2004., Public Sector Accounting, Eight Edition,
Prentice Hall.
Badan Pemeriksa Keuangan, (2005), Standar Audit Pemerintahan, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), 2002 Exposure Draft Standar Akuntansi keuangan Sektor
Publik, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta, Salemba Empat.
Mardiasmo (2007), ”Akuntansi Sektor Publik”, siuatu konsep dan implementasinya,
Jakarta, Salemba Empat.

12
Akuntansi Sektor Publik S2
Bahan Kuliah 3

SISTEM PENGENDALIAN
MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK

1. P e n d a h u l u a n

a. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, diharapkan mahasiswa dapat
memahami dan menjelaskan secara detail tentang masalah-masalah berikut ini.
1) Memahami konsep dan definisi Sistem Pengendalian Manajemen Sektor
Publik
2) Memahami dan menjelaskan tipe pengendalian Sektor Publik,
3) Dapat memahami dan menjelaskan struktur Pengendalian manajemen,
4) Dapat memahami dan menjelaskan proses pengendalian manajemen,
5) Mampu memberikan ringkasan dan rangkuman secara rinci dari seluruh
pokok bahasan pada bab ini,
6) Mampu menyelesaikan soal dan kasus yang berkaitan Sistem Pengendalian
Manajemen Sektor Publik.
b. Pokok Bahasan
1) Definisi SPM Sektor Publik
2) Tipe Pengendalian Sektor Publik
3) Struktur Pengendalian Manajemen
4) Proses Pengendalian Manajemen Sektor Publik
5) Rangkuman
6) Latihan Soal dan kasus
c. Metode Pembelajaran
1) Metode ceramah ;
2) Metode diskusi,
3) Studi kasus dan pembahasan,
4) Metode aplikasi pada Pemerntah Daerah / Pusat.

1
Akuntansi Sektor Publik S2
2. Pokok bahasan
Pengertian dan Fungsi Sistem Pengendalian Manajemen Sektor Publik
a) Pengertian Sistim Pengendalian Manajemen Sektor Publik
Sistem Pengendalian Manajemen adalah merupakan suatu proses untuk
menentukan suatu sasaran agar seluruh fungsi dapat melaksanakan sesuai
dengan fungsinya;
Sedangkan proses pengendalian manajemen adalah proses dimana
manajer diseluruh tingkatan memastikan bahwa orang-orang yang mereka
awasi mengimplementasikan strategi yang dimaksudkan.
b) Fungsi Pengendalian Manajemen meliputi :
1) perencanaan,
2) koordinasi,
3) komunikasi informasi,
4) pengambilan keputusan,
5) memotivasi orang2 dlm org.
6) pengendalian,
7) penilaian kinerja.
c) Tipe Pengendalian Manajemen
Tipe Sistem Pengendalian Manajemen Sektor Publik dikategorikan
menjadi tiga kelompok, yaitu:
1) Pengendalian preventif (preventive control),
2) Pengendalian operasional (operastional control), dan
3) Pengendalian kinerja (performance control)
d) Struktur Pengendalian Manajemen
Struktur pengendalian termanifestasi dalam bentuk struktur pusat
pertanggungjawaban (responsibility centers).
Tujuannya :
1) Sebagai basis perencanaan,
2) Untuk memudahkan dalam mencapai tujuan,
3) Memfasilitasi terbentuknya goal congruence,
4) Mendelegasikan tugas-tugas kepada yang berkompeten,
5) Mendorong kreativitas & daya inivasi,

2
Akuntansi Sektor Publik S2
6) Sebagai alat unt melaksanakan strategi,
7) Sebagai alat pengendalian anggaran.
Sedangkan tanggungjawab Manajer Pusat Pertanggungjawaban adalah
untuk menciptakan hubungan yang optimal antara sumberdaya input dengan
output yang terkait dengan kinerja.
Pusat pertanggungjawaban dalam PSA, dibedakan menjadi 4 kelompok, yaitu:
1) Pusat biaya (cost center),
2) Pusat pendapatan (revenue center),
3) Pusat laba (profit center) dan
4) Pusat Investasi (Investment center).
Hubungan Pusat Pertanggungjawaban dengan Pengendalian anggaran ;
”Responsibility center, sebagai budget-holder memiliki tanggungjawab
untuk melaksanakan anggaran, dan anggaran menciptakan nilai rupiah dari
input yang dialokasikan dan output yang dihasilkan atau level aktifitas yang
dihasilkan”.
Sedangkan pengendalian anggaran meliputi pengukuran terhadap output
dan belanja riil yang dibandingkan dengan anggaran.
Pusat pertanggungjawaban dapat berfungsi sebagai jembatan untuk bottom- up
budgeting atau participating budgeting.
Berbagai informasi terkait dengan sistem pengendalian anggaran, biasanya
banyak diketahui oleh Departemen Anggaran.
Departemen Anggaran memiliki fungsi sebagai berikut:
1) menetapkan prosedur untuk persiapan anggaran,
2) mengkoordinasikan dan mebuat asumsi bagi dasar anggaran,
3) membantu mengkomunikasikan anggaran,
4) menganalisis anggaran yang diajukan,
5) menganalisis kinerja anggaran,
6) menyiapkan pembuatan revisi anggaran jika diperlukan.
Komisi anggaran, biasanya terdiri dari para pimpinan puncak (kepala
departemen, kepala biro, kepala Dinas dan sebagainya. Fungsinya adalah
menyusun anggaran untuk tiap-tiap aktifitas operasional.

3
Akuntansi Sektor Publik S2
3. Proses Pengendalian Manajemen sektor Publik
Proses pengendalian manajemen sektor publik dapat dilakukan dengan
menggunakan saluran komunikasi baik saluran formal maupun informal.
Saluran formal meliputi :
a) perumusan strategi (strategic formulation),
b) perencanaan strategi (strategic planning),
c) penganggaran ,
d) operasional,
e) evaluasi kinerja
Saluran komunikasi informal biasanya dilakukan dengan pertemuan informal,
diskusi atau melalui metoda Management by walking around.
Sistem pengendalian manajemen hendaknya dapat menjadi jembatan dalam
mencapai ”Goal congruence” (keselarasan antara tujuan organisasi dengan tujuan
personal).
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengendalian terdiri dari dua
kelompok:
(1) Faktor pengendalian formal (sistem aturan, reward & punishment),
(2) Faktor pengendalian informal (etos kerja, loyalitas karyawan dengan istilah
abdi negara dan abdi masyarakat).
Strategi untuk mencapai tujuan organisasi Sektor Publik dirumuskan dalam
berbagai srtategi, antara lain berikut ini.
1) Perumusan strategi (strategic planning) ;
Perumusan strategi merupakan proses penentuan visi, misi, tujuan,
sasaran dan target (outcome) dan arah kebijakan serta strategi organisasi.
Perumusan strategi merupakan tugas manajemen puncak, yang dalam
pemerintah dilakukan oleh dewan legislatif yang hasilnya berupa GBHN
yang menjadi acuhan bagi eksekutif untuk bertindak. Strategi yang dihasilkan
merupakan strategi global (makro), dalam perusahaan disebut ”corporate level
strategy”, yang kemudian dijabarkan dalam program kerja, atau proyek dalam
unit-unit kerja organisasi.

4
Akuntansi Sektor Publik S2
Metode penentuan strategi yang lazim digunakan adalah analisis SWOT,
yaitu menganalisis kekuatan dan kelemahan baik faktor internal maupun
ekternal.
Olsen dan Eadie (1982), merumuskan 5 rumusan strategi :
a) Pernyataan visi, misi dan tujuan organisasi,
b) Analisis atau scanning lingkungan,
c) Profil internal, atau audit sumberdaya,
d) Perumusan, evaluasi dan pemilihan strategi,
e) Implementasi dan pengendalian rencana strategi.

Initiate & agree process

Stakeholders Misión & mandate

Strength & weakness stretegic issues opportunity &


threats

Strategies

Vision for future

Actions

Outcomes

5
Akuntansi Sektor Publik S2
2) Strategi Anggaran
a) Konsep dan pengertian Anggaran Ssktor Publik ;
Anggaran merupakan estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode
tertentu, yang dinyatakan dalam ukuran finansial, sedangkan penganggaran
adalah proses untuk mempersiapkan anggaran.
Dengan demikian Anggaran Sektor Publik adalah suatu rencana kegiatan
dalam bentuk perolehan pendapatan dan belanja dalam satuan moneter.
ASP merupakan suatu rencana finansial yang menyatakan :
a) berapa biaya atas rencana2 yang dibuat (pengeluaran/belanja),
b) berapa banyak dan bgaimana cara memperoleh uang untuk mendanai
(pendapatan)
b) Aspek2 ASP :
1) aspek perencanaan,
2) aspek pengendalian,
3) aspek akuntabilitas publik.
c) Pentingnya ASP ;
ASP sangat penting dalam rangka membantu menentukan tingkat
kebutuhan masyarakat, sehingga ASP merupakan blur-print keberadaan
sebuah negara dan merupakan arahan dimasa yang akan datang.
d) Anggaran dan Kebijakan Fiscal ;
Kebijakan fiscal merupakan suatu usaha yang dilakukan pemerintah untuk
mempengaruhi keadaan ekonomi melalui sistim pengeluaran atau sistim
perpajakan dlam rangka mencapai tujuan tertentu.
Kriteria ASP ;
(1) merefleksikan perubahan prioritas, keinginanb asyarakat,
(2) menentukan penerimaan dan pengeluaran (Departemen, pem. Propinsi dan
daerah).
Dengan demikian ASP penting karena :
(1) merupakan alat pemerintah unt menetukan arah pembangunan,
(2) adanya keinginan dan kebutuhan masyarakat yang tak terbatas,
(3) diperlukan untuk meyakinkan bahwa pemerintah tlh bertanggungjawab
kepada masyarakat.

6
Akuntansi Sektor Publik S2
e) Fungsi Anggaran Sektor Publik;
(1) alat perencanaan (planning tool),
(2) alat pengendalian(control tool),
(3) alat kebijakan fiskal (fiscal tool),
(4) alat politik (politic tool),
(5) alat koordinasi dan komunikasi,
(6) alat penilaian kinerja (performance measurement tool),
(7) alat motifasi motivation tool), dan
(8) alat menciptakan ruang publik (public sphere).
f) Jenis-jenis
(1) Anggaran operasional (operational budget),
(2) Anggaran Modal (capital/invesment budget).
g) Prinsip-prinsip ASP , meliputi :
(1) otorisasi legislatif,
(2) Komprehensif,
(3) Keutuhan anggranan,
(4) Nondiscretionary appropriation,
(5) Periodic,
(6) Akurat,
(7) Jelas dan
(8) Diketahui publik.

Proses Penyusunan Anggaran sektor Publik.


APBN/APBD yang dipresentasikan eksekutif memberi informasi rinci kepada
DPR/DPRD dan masyarakat tenttang program2 apa yang direncanakan pemerintah
dlm meningkatkan kualitas kehidupam rakyat.
Tujuan penyusunan anggaran ;
a. membantu pemerintah mencapai tujuan fiskal dan meningkatkan kordinasi
dalam lingkungan pemerintah,
b. membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan barang
dan jasa,
c. memungkinkan pemerintah untuk memenuhi prioritas belanja,

7
Akuntansi Sektor Publik S2
d. meningkatkan transparansi dan pertanggungjawaban pemerintah kepada
DPR/DPRD dan masyarakat.
Faktor-faktor dominan dalam Penyusunan Anggaran
Faktor dominan ;
a) Tujuan dan target yang hendak dicapai,
b) Ketersediaan sumberdaya,
c) Waktu yang dibutuhkan,
d) Faktor lain yang mempengaruhi anggaran (politik, fluktuasi pasar, inflasi,
bencana alam dll.)
Prinsip Pokok dalam Siklus Anggaran.
Richard Musgrave dalam Coe (1989), mengidentifikasi 3 pertimbangan mengapa
pemerintah perlu terlibat :
1) stabilitas ekonomi,
2) redistribusi pendapatan, dan
3) alokasi sumberdaya.
Lemahnya perencanaan anggaran memungkinkan 2 hal ;
a) uderfinancing, (kekurangan anggaran/defisit),
b) overfinancing (kelebihan anggaran)

Henley et.al., 1990, siklus anggaran meliputi 4 tahap, al. :


1) Tahap persiapan anggaran (preparation),
2) Tahap ratifikasi (approval/ratifikasi),
3) Tahap implementasi (implementation),
4) Tahap pelaporan dan evaluasi (reporting & evaluation).

Paradigma baru dalam proses perencanaan APBD di Indonesia menekankan pada


pendekatan ”bottom-up planning” dengan tetap mengacu pada arah pembangunan
pemerintah pusat.
Arah kebijakan pemerintah tertuang pada :
PROPENAS,
RENSTRA, dan
REPETA.

8
Akuntansi Sektor Publik S2
PP No. 108 tahun 2000, Pemda disyaratkan membuat Perda yang terdiri atas
Propeda (Renstrada) yang mengacu pada Propenas dan Renstra.
PP No. 105 tahun 2000, Penda bersama DPRD menetapkan arah dan kebijakan
umum APBD, setelah itu pemda menetapkan Strategi dan Prioritas APBD.
Penjabaran RENSTRA dalam REPETADA dilengkapi dengan. :
a) pertimbangan-pertimbangan yang berasal dari hasil evaluasi,
b) masukan aspirasi masyarakat,
c) pengkajian kondisi yang saat ini terjadi, shg mengetahu kekuatan dan
kelemahan yang sedang terjadi.

Contoh :
1. Inisiatif strategi :
“Peningkatan sumberdaya pangan nasional”
2. Program kerja :
a) Budidaya pertanian rakyat,
b) Mekanisasi pertanian /agraris,
c) Peningkatan tehnologi modern.
Sedangkan program kerja yang telah ditetapkan, kemudian dijabarkan dalam
rencana kerja tahunan berikut ini.
Ad. a. Budidaya pertanian rakyat ;
1) pengadaan bibit unggul,
2) pengadaan pupuk,
3) pengolahan intensif,
4) pemenuhan pengairan/irigasi. Dsb.

Ad.b. Mekanisasi agraris, dijabarkan sebagai berikut. :


1) pengadaan mesin pertanian,
2) pengolahan lahan,
3) peningkatan kesuburan melalui sistem tumpangsari, dsb.

Ad. c. Peningkatan tehnologi modern ;


1) pembajakan lahan melalui mesin-mesin,

9
Akuntansi Sektor Publik S2
2) penyemaian bibit secara modern,
3) penanaman melalui pesawat,
4) pengairan yang teratur (tidak pemborosan air) dsb.

3. Proyeksi anggaran :
1) Pengadaan bibit (10,000 ha) a $ 10,000) ........... $ 100,000,000.-
2) Pengadaan pupuk (10,000 ha a $ 1,000 ) ............. $ 10,000,000.-
3) Pengolahan dan irigasi (10,000 ha a $ 2, 000) ........... $ 20,000,000,-
Total anggaran budidaya pertanian .............. $ 130,000,000.-
Anggaran mekanisasi pertanian ;
pengadaan mesin-mesin (10 unit tractor ) ………. $ 25,000,000.-
pengolahan melalui ahli agraris ............................ $ 15,000,000.-
Total anggaran mekanisasi ........................... $ 40,000,000.-

4. Anggaran tehnologi pertanian :


a. tehnologi pembibitan ............................ $ 5,000,000.-
b. tehnologi informasi pasar ...................... $ 7,500,000.-
c. tehnologi pengolahan data dan ll .......... $ 12,500,000.-
Estimasi anggaran tehnologi ............................. $ 25,000,000.-
TOTAL ESTIMASI ANGGARAN SUMBERDAYA PANGAN TAHUN 2006
SEBESAR ………………………………….…… $ 195,000,000.-

5) Rangkuman
Pengendalian manajemen meliputi beberapa aktifitas, antara lain :
a) perencanaan (planning),
b) koordinasi (coordinating),
c) komunikasi informasi (information comunication),
d) pengambilan keputusan (decisión making),
e) memotivasi (motivation),
f) pengendalian (controlling), dan
g) penilaian kinerja (performance ).

10
Akuntansi Sektor Publik S2
Sistem pengendalian manajemen sektorpublik dirancang untuk
mempengaruhi orang-orang dalam suatu organisasi, agar berperilaku sesuai
dengan tujuan organisasi.
Sistem pengendalian manajemen harus didukung struktur organisasi
yang baik, dan struktur organisasi termanifestasi dalam bentuk struktur pusat
pertanggungjawaban (responsibity centres).
Pusat pertanggungjawaban dapat berfungsi sebagai jembatan untuk dapat
dilakukannya bottom-up budgeting atau participative budgeting, karena pusat
pertanggungjawaban mengemban fungsi sebagai budget holder.

11
Akuntansi Sektor Publik S2
6) Latihan Soal dan kasus

A. Teori
1. Apa yang dimaksud dengan sistem Pengendalian Manajemen Sektor
publik? Jelaskan dan sebutkan fungsi-fungsi sistem pengendalian
manajemen.
2. Jelaskan tujuan dan manfaat dibentuknya Pusat Pertanggungjawaban
dalam organisasi sektor publik?
3. Jelaskan elemen-elemen pengendalian manajemen sektor publik?
Dan apa pentingnya perencanaan strategik bagi organisasi?.
4. Jelaskan perbedaan formulasi strategi dengan perencanaan strategi?
Berikan contoh sederhana dalam organisasi sektor publik.
5. Berikan evaluasi tentang efisiensi dan efektifitas birokrasi
pemerintah di Indonesia? Berikan contoh singkat.

B. K a s u s
Saudara diminta menyusun RENSTRA yang dijabarkan dalam suatu
inisiatif strategi dan tujuan strategi. Kemudian dari inisiatif strategi
(Peningkatan sarana transportasi murah dan nyaman) dijabarkan dalam
program kerja berdasarkan Propenas.
Program kerja dijabarkan dalam suatu Rencana Kerja tahunan, sehingga
mencerminkan penyusunan anggaran yang dubutuhkan dalam satu tahun
anggaran.

12
Akuntansi Sektor Publik S2
Daftar Bacaan
PP No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
Permendagri No. 59 Tahun 2007 tentang Pengelolaan keuangan Daerah
Bastian, Indra, 2007, Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar, Jakarta, Penerbit
Erlangga.
Baswir, Revrison, 2007, Akuntansi Pemerintahan di Indonesia, BPFE-UGM
Yogyakarta.
Jones, Rowan: & Pendlebury, Maurice, 2004., Public Sector Accounting, Eight
Edition, Prentice Hall.
Badan Pemeriksa Keuangan, (2005), Standar Audit Pemerintahan, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), 2002 Exposure Draft Standar Akuntansi keuangan
Sektor Publik, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta, Salemba
Empat.
Mardiasmo (2007), ”Akuntansi Sektor Publik”, siuatu konsep dan implementasinya,
Jakarta, Salemba Empat.

13
Akuntansi Sektor Publik S2
Bahan Kuliah 4

PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK

1. P e n d a h u l u a n

a. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, diharapkan mahasiswa dapat
memahami dan menjelaskan secara detail tentang masalah-masalah berikut ini.
1) Memahami konsep dan definisi Anggaran Sektor Publik.
2) Memahami dan menjelaskan pentingnya Anggaran Sektor Publik.
3) Dapat memahami dan menjelaskan peran dan fungsi Anggaran Sektor
Publik.
4) Dapat memahami dan menjelaskan jenis-jenis dan prinsip-prinsip anggaran
sektor publik.
5) Mampu memberikan ringkasan dan rangkuman secara rinci dari seluruh
pokok bahasan pada bab ini,
6) Mampu menyelesaikan soal dan kasus yang berkaitan Anggaran Sektor
Publik.

b. Pokok Bahasan
b. Konsep Dasar Anggaran Sektor Publik
c. Pentingnya Anggaran Setor Publik
d. Peran dan Fungsi anggaran sektor Publik
e. Jenis-jenis Anggaran sektor Publik
f. Prinsip-prinsip dan Proses Penyusunan anggaran Sektor Publik
g. Rangkuman Latihan soal dan kasus

1
Akuntansi Sektor Publik S2
b. Metode Pembelajaran
1) Metode ceramah ;
2) Metode diskusi,
3) Studi kasus dan pembahasan,
4) Metode aplikasi pada Pemerntah Daerah / Pusat.
2. Pokok Bahasan
a. Konsep ASP ;
Anggaran merupakan estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode
tertentu, yang dinyatakan dalam ukuran finansial ;
Sedangkan penganggaran adalah proses atau metode untuk mempersiapkan
suatu anggaran.
Penganggaran sektor publik terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi
dana untuk tiap-tiap program dan aktifitas dalam satuan moneter. Tahap
oenyusunan anggaran sektor publik menjadi sangat penting karena anggaran
yang tidak efektif dan tidak berorientasi pada kinerja akan dapat
menggagalkan perencanaan yang sudah ditentukan. Oleh karena itu anggaran
merupakan managerial plan for action untuk memfasilitasi tercapainya tujuan
organisasi.

1) Aspek-aspek Anggaran Sektor Publik meliputi:


a. aspek perencanaan,
b. aspek pengendalian,
c. aspek akuntabilitas publik.
Oleh karena itu, penganggaran sektor publik harus diawasi mulai tahap
perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan agar lebih efektif.
2) Pengertian Angaran Sektor Publik ;
”Anggaran Sektor Publik adalah suatu rencana kegiatan dalam bentuk
perolehan pendapatan dan belanja dalam satuan moneter.
ASP merupakan suatu rencana finansial yang menyatakan :
a) berapa biaya atas rencana-rencana yang dibuat (pengeluaran/belanja),
dan

2
Akuntansi Sektor Publik S2
b) berapa banyak serta bagaimana cara memperoleh uang untuk mendanai
(pendapatan).
3) Pentingnya ASP ;
ASP Sangat penting dalam rangka membantu menentukan tingkat
kebutuhan masyarakat, sehingga ASP merupakan blur-print keberadaan
sebuah negara dan merupakan arahan dimasa yang akan datang.
a) Anggaran dan Keb. Fiscal ;
Kebijakan fiscal merupakan suatu usaha yang dilakukan pemerintah
untuk mempengaruhi keadaan ekonomi melalui sistim pengeluaran
atau sistim perpajakan dalam rangka untuk mencapai tujuan tertentu.

b) Kriteria ASP ;
b) merefleksikan perubahan prioritas, keinginanb asyarakat,
c) menentukan penerimaan dan pengeluaran (Departemen, pem.
Propinsi dan daerah).
Dengan demikian Angaran Sektor Publik penting karena :
a) merupakan alat pemerintah unt menetukan arah pembangunan,
b) adanya keinginan dan kebutuhan masyarakat yang tak terbatas,
c) diperlukan untuk meyakinkan bahwa pemerintah tlh
bertanggungjawab kepada masyarakat.

4) Fungsi Anggaran Sektor Publik


d) sebagai alat perencanaan (planning tool),
e) alat pengendalian(control tool),
f) alat kebijakan fiskal (fiscal tool),
g) alat politik (politic tool),
h) alat koordinasi dan komunikasi,
i) alat penilaian kinerja (performance measurement tool),
j) alat motifasi (otivation tool), dan
k) alat menciptakan ruang publik (public sphere).
Ad.a. Anggaran sebagai alat perencanaan ;

3
Akuntansi Sektor Publik S2
Anggaran merupakan alat perencanaan manajemen untuk
mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu anggaran sektor publik
dibuat untuk merencanakan tindakan apa yang akan dilakukan oleh
pemerintah tentang berapa biaya yang dibutuhkan dan berapa hasil
yang diperoleh dari belanja pemerintah tersebut.
Anggaran sebagai alat perencanaan digunakan untuk :
(1) merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan,
(2) menerncanakan berbagai program dan kegiatan,
(3) mengalokasikan dana pada berbagai program,
(4) menentukan indikator kinerja.

Ad.b. Anggaran sebagai alat pengendalian


Sebagai alat pengendalian, anggaran memberikan rencana detail
atas prndapatan dan pengeluaran pemerintah agar pembelanjaan yang
dilakukan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.
Tanpa nggaran pemerintah tidak dapat mengendalikan pemborosan-
pemborosan dari pengeluaran.
Pengendalian anggaran sektor publik dilakukan melalui empat cara,
yaitu :
(1) membandingkan kinerja aktual,
(2) menghitung selisih anggaran,
(3) menemukan penyebab yang dapat dikendalikan,
(4) merevisi standar biaya atau target anggaran.

Ad.c. Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal (fiscal tool);


Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal pemerintah digunakan
untuk menstabilkan ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Melalui anggaran tersebut dapat diketahui arah kebijakan fiskal
pemerintah, sehingga dapat dilakukan prediksi-prediksi dan estimasi
ekonomi.

4
Akuntansi Sektor Publik S2
Ad.d. Anggaran sebagai alat politik (politic tool)
Anggaran digunakan untuk memutuskan prioritas-prioritas dan
kebutuhan keuangan terhadap prioritas tersebut. Pada sektor publik
anggaran merupakan dokumen politik sebagai bentuk komitmen
eksekutif dan kesepakat legislatif atas penggunaan dana publik untuk
kepentingan tertentu.
Oleh karena itu anggaran bukan hanya sekedar masalah teknis, akan
tetapi lebih merupakan alat politik, yaitu digunakan untuk bernegosiasi
dan pemahaman tentang prinsip manajemen keuangan publik oleh para
manajer publik.

Ad.e. Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasi


Setiap unit kerja pemerintahan terlibat dalam proses penyusunan
anggaran. Anggaran publik merupakan alat koordinasi antar bagian
dalam pemerintahan. Anggaran sektor publik yang disusun dengan
baik akan mampu mendeteksi terjadinya inkonsistensi suatu unit kerja
dalam pencapain tujuan organisasi. Disamping itu anggaran juga
berfungsi sebagai alat komunikasi antar unit kerja dalam lingkungan
eksekutif.

Ad.f. Anggaran sebagai alat Penilaian Kinerja (performance


measurement toll)
Anggaran merupakan wujud komitmen dari budget holder
(eksekutif) kepada pemberi wewenang (legislatif). Kinerja eksekutif
akan dinilai berdasarkan pencapaian target anggarandan efisiensi
pelaksanaan anggaran. Kinerja manajer publik dinilai berdasarkan
berpa yang berhasil ia capai dikaitkan dengan anggaran yang telah
disiapkan.

5
Akuntansi Sektor Publik S2
Ad. g. Anggaran sebagai alat motivasi (motivation tool)
Anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi
manajer dan stafnya agar bekerja secara ekonomis, efektif dan efisien
dalam mencapai target dn tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Agar dapat memotivasi pegawai, anggaran hendaknya bersifat
challenging but attainable atau demanding but achieveable.
Maksudnya adalah bahwa target anggaran hendaknya tidak terlalu
tinggi, sehingga tidak dapat dipenuhi, namun juga tidak terlalu rendah
sehingga terlalu mudah untuk dicapai.

Ad.h. Anggaran sebagai alat untuk Menciptakan Ruang Publik.


Anggaran publik tidak boleh diabaikan oleh kabinet, birokrat,
DPR/DPRD. Masyarakat, LSM, Perguruan Tinggi dan berbagai
organisasi masyarakat harus terlibat dalam proses penganggaran
publik. Kelompok masyarakat yang terorganisir akan mencoba
mempengaruhi anggaran pemerintah untuk kepentingan mereka.
Sedangkan kelompok masyarakat dari yang tidak terorganisir, akan
mempercayakan aspirasinya melalui9 proses politik yang ada. Seperti
pengguran, tuna wisma dan kelompok lain yang tidak terorganisir akan
dengan mudah dan tidak berdaya mengikuti tindakan pemerintah,
karena mereka akan mengambil tindakan lain dengan jalan melakukan
boikot, tindakan masa dan vandalisme.

5) Jenis jenis Anggaran Sektor Publik (ASP) ;


a) Anggaran operasional (operational budget),
b) Anggaran Modal (capital/invesment budget).
Ad. a. Anggaran Operasional (operation budget)
Anggaran operasional digunakan untuk merencakan kebuthan
sehari-hari dalam menjalankan pemerintahan. Pengeluaran pemerintah
yang dapat dikatagorikan daam anggaran operasional adalah ”Belanja
Rutin”.

6
Akuntansi Sektor Publik S2
Belanja Rutin adalah merupakan pengeluaran yang manfaatnya hanya
untuk satu tahun anggaran dan tidak dapat menambah aset atau
kekayaan bagi pemerintah. Dikatakan rutin, karena pengeluaran
tersebut sifatnya berulang-ulang dan ada setiap tahun.
Ad.b. Anggaran Modal/Investasi (Investment budget)
Anggaran modal merupakan rencana jangka panjang dan
pembelanjaan atas aktiva tetap (fixed assets), seperti gedung, mesin-
mesin, peralatan, kendaraan dan perabot lainnya.
Pengeluaran modal yang besar biasanya dilakukan dengan
menggunakan pinjaman. Belanja modal adalah pengeluaran yang
manfaatnya cenderung melebihi satu tahun anggaran dan akan
menambah aset atau kekayaan pemerintah.

6) Prinsip-prinsip Anggaran Sektor Publik.


Prinsip Anggaran Sektor Publik, meliputi :
(a) Otorisasi legislatif,
(b) Komprehensif,
(a) Keutuhan anggranan,
(b) Nondiscretionary appropriation,
(c) Periodic,
(d) Akurat,
(e) Jelas dan
(f) Diketahui publik.

7) Proses Penyusunan Anggaran Sektor Publik


APBN/APBD yang dipresentasikan eksekutif memberi informasi
rinci kepada DPR/DPRD dan masyarakat tentang program-program apa
yang direncanakan pemerintah dalam meningkatkan kualitas kehidupam
rakyat.
Tujuan penyusunan anggaran adalah untuk:
a. membantu pemerintah mencapai tujuan fiskal dan meningkatkan
kordinasi dalam lingkungan pemerintah,

7
Akuntansi Sektor Publik S2
b. membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan
barang dan jasa,
c. memungkinkan pemerintah untuk memenuhi prioritas belanja,
d. meningkatkan transparansi dan pertanggungjawaban pemerintah kpd
DPR/DPRD dan masyarakat.
8) R a n g k u m a n
Penganggaran sektor publik merupakan proses yang sangat vital
bagi organisasi sektor publik. Anggaran Publik sangat penting, karena
anggaran dapat membantu menentukan tingkat kebutuhan masyarakat.
Disamping itu anggaran juga merupakan instrumen kebijakan fiskal
pemerintah untuk mempengaruhi keadaan ekonomi melalui kebijakan
pengeluaran dan perpajakan.
Dengan anggaran pemerintah dapat mengalikasikan sumberdaya
yang langka untuk menggerakan pembangunan sosial ekonomi,
menjamin kesinambungan , dan meningkatkan kualitas hidup
masyarakat, dan yang lebih penting lagi dapat merupakan sarana untuk
menunjukkan akuntabilitas pemerintah terhadap publik.
Anggaran sektor publik terdiri dari anggaran operasional dan
anggaran modal/investasi.

8
Akuntansi Sektor Publik S2
9) Latihan soal dan kasus
A. T e o r i
2. Sistem Anggaran pada Sktor Pblik berbeda dengan Sktor Sasta,
karena disatu pihak bersifat terbuka dan dilain pihak bersifat tertutup
karena merupakan salah satu bagian dari rahasia perusahaan.
a. Sebutkan perbedaan pokok stakeholder sektor publik dan sektor
swasta, baik ditinjau dari segi internal maupun eksternalnya ?
b. Sebutkan pula perbedaan dan persamaan yang mendasar antara
sistim akuntansi sektor publik dengan sistim akuntansi pada
sektor swasta.
3. Untuk menuju suatu pemerintahan yang bersih dan berwibawa
diperlukan adanya sistim tata kelola yang baik (Good Governance).
a. Sebutkan 8 kharakteristik Good Governance menurut UNDP ?
b. Sebutkan 3 kharakteristik yang relevan pada sektor publik, dan
jelaskan masing-masing.
c. Apakah yang dimaksud social opportunity cost rate (SOCR) ?
Jelaskan.
4. Akuntansi Manajemen sektor publik berperan dalam pemberian
informasi historis dan prospektif untuk memfasilitasi perencanaan.
a. Sebutkan perbedaan pokok antara Akuntansi Manajemen sektor
publik dengan Akmen swasta ?
b. Sebutkan dan jelaskan 3 perbedaan informasi akuntansi sebagai
alat perencanaan ?
c. Jelaskan hubungan antara Pusat Pertanggungjawban dengan
pengendalian anggaran, berikan contoh relevansinya?

9
Akuntansi Sektor Publik S2
B. K a s u s
Problem 1
PT. GARUDA Indonesia, untuk tahun anggaran 2006/2007 dituntut
untuk melakukan Penilaian Investasi terhadap rencana
pengembangan Lintas Udara antar pulau di Wilayah Indonesia.
Saudara sebagai Proyec Manager, diminta untuk :
1) Menetapkan struktur biaya pada perusahaan tersebut (cost
finding, reporting and analyzing).
2) Melakukan analisis biaya, yang meliputi alokasi macam-macam
biaya, dan penilaian investasinya.
3) Melakukan analisis kinerjanya dengan Cost benefit analysis,
4) Berikan rekomendasi untuk memperbaiki kinerja yang terjadi
pada BUMN tersebut, dan Strategi pengendalian biaya yang tepat
pada organisasi sektor publik tersebut.
Problem 2
Sistem penyusunan anggaran di Indonesia lebih ditekankan
pada jumlah anggaran yang dibutuhkan (budget maximizing) dan
bukan berfokus pada memperbesar aparat pelaksana anggaran (staff
maximizing).
Bagaimana menurut saudara sebagai staf ahli anggaran di Dep.
Keuangan, apakah konsep ini rasional atau tidak, berikan tanggapan
menurut konsep NPM dan konsep Konvensional.
Berikan saran seperlunya yang saudara anggap sesuai dengan
masing-masing konsep.

10
Akuntansi Sektor Publik S2
DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo. 2004. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi Yogyakarta.


Osborne, D. dan T. Gaebler. 1992. Reinventing Government: How the
Entrepreneurial Spirit Is T
Saprudin. 2001. Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran dan Sistem Pelaporan
Terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen Pada Rumah
Sakit Daerah di Indonesia. Tesis. Program Pasca Sarjana, UGM:
Yogyakarta.
Suhartono, E. 2004. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Kejelasan
Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Pemerintah Daerah
dengan Motivasi Sebagai Variabel Pemoderasi. Tesis. Program Pasca
Sarjana, UGM: Yogyakarta.
Syakhroza, A. 2002. The Effect of Politics on Budgetary Control: A Study of
Fertilizer Industry in Indonesia. International Journal of Business
Studies, Vol 10, December 2002: 75-96.
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Pemerintah Pusat dan Daerah.

11
Akuntansi Sektor Publik S2
Bahan Kuliah 5

PERKEMBANGAN ANGGARAN SEKTOR


PUBLIK DAN PENDEKATANNYA

1. P e n d a h u l u a n

a. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, diharapkan mahasiswa dapat
memahami dan menjelaskan secara detail tentang masalah-masalah berikut ini.
1) Memahami perkembangan Anggaran Sektor Publik.
2) Memahami dan menjelaskan Anggaran Konvensional,
3) Dapat memahami dan menjelaskan konsep New Publik Mnagement,
4) Dapat memahami dan menjelaskan anggaran kinerja sektor publik,
5) Mampu memberikan ringkasan dan rangkuman secara rinci dari seluruh
pokok bahasan pada bab ini,
6) Mampu menyelesaikan soal dan kasus yang berkaitan perkembangan
Anggaran Sektor Publik.
b. Pokok Bahasan
a. Perkembangan Anggaran Sektor Publik
b. Anggaran konvensional,
c. Anggaran New Public Management (NPM)
d. Anggaran Kinerja Sektor Publik
e. Zero Base Budgeting dan Planning Programing and Budgeting system
f. Rangkuman
g. Latihan Soal dan kasus
c. Metode Pembelajaran
1) Metode ceramah ;
2) Metode diskusi,
3) Studi kasus dan pembahasan,

1
Akuntansi Sektor Publik S2
2. Pokok Bahasan
a. Perkembangan Anggaran Sektor Publik
1) Faktor-faktor dominan Anggaran Sektor Publik
a) Tujuan dan target yang hendak dicapai,
b) Ketersediaan sumberdaya,
c) Waktu yang dibutuhkan,
d) Faktor lain yang mempengaruhi anggaran (politik, fluktuasi pasar, inflasi,
bencana alam dll.)

b. Prinsip Pokok dalam Siklus Anggaran


Richard Musgrave dalam Coe (1989), mengidentifikasi 3 pertimbangan
mengapa pemerintah perlu terlibat :
a) stabilitas ekonomi,
b) redistribusi pendapatan, dan
c) alokasi sumberdaya.

c. Lemahnya perencanaan anggaran memungkinkan dua hal ;


1) underfinancing, (kekurangan anggaran/defisit),
2) overfinancing (kelebihan anggaran)
Henley et.al., 1990, siklus anggaran meliputi 4 tahap, al. :
1) Tahap persiapan anggaran (preparation),
2) Tahap ratifikasi (approval/ratifikasi),
3) Tahap implementasi (implementation),
4) Tahap pelaporan dan evaluasi (reporting & evaluation).
Paradigma baru dlm proses perencanaan APBD di Indonesia menekankan
pada pendekatan ”bottom-up planning dg tetap mengacu pada arah
pembangunan pemerintah pusat.

d. Arah kebijakan pemerintah tertuang pada :


a) GBHN,
b) PROPENAS,
c) RENSTRA, dan

2
Akuntansi Sektor Publik S2
d) REPETA.
PP No. 108 tahun 2000, Pemerintan daerahg disyaratkan membuat Peraturan
daerah yang terdiri atas Program pembangunan daerah (Renstrada) yang
mengacu pada Propenas dan Renstra.
PP No. 105 tahun 2000, Penda bersama DPRD menetapkan arah dan
kebijakan umum APBD, setelah itu pemda menetapkan Strategi dan Prioritas
APBD.

e. Penjabaran RENSTRA dalam REPETADA dilengkapi dg. :


a) pertimbangan2 yang berasal dari hasil evaluasi,
b) masukan aspirasi masyarakat,
c) pengkajian kondisi yang saat ini terjadi, shg mengetahu kekuatan dan
kelemahan yang sedang terjadi.

3. Jenis-jenis Anggaran Sektor Publik


Ada dua jenis Anggaran Sektor Publi, yaitu “
a. Anggaran Tradisional atau konvensional,
b. Anggaran New Public Management

Perbedaan :
TRADISIONAL NPM
Sentralistis, Desentralisasi & developed managmt
Berorientasi pada input, Berorientasi input, output & outcome
Tdk terkait perencanaan Jk. Pjng, Utuh & komprehensif (jk.pjng)
Line-item & incrementalism Berdasarkan sasaran kerja,
Batasan departemen kaku (rigid) Lintas departemen (cross department
Aturan klasik :Vote accounting PPBS, ZBB, performance budgeting
Prinsip anggaran bruto Sistematik & rasional
Bersifat tahunan Bottom-up budgeting
Spesifik
* Sistem ASP sebagai instrumen kebijakan multifungsi ;

3
Akuntansi Sektor Publik S2
Yaitu anggaran yang mencerminkan komposisi dan besarnya anggaran yang .
secara langsung merefleksikan arah dan tujuan pelayanan masyarakat yang
diharapkan.

a. Anggaran Konvensional (Tradisional)


Ciri-ciri utama :
1) cara penyusunan menggunakan pendekatan incrementalism,
2) struktur anggaran bersifat line-item
Ciri lain :
3) cenderung sentralistik,
4) bersifat spesifikasi,
5) tahunan,
6) prinsip anggaran bruto.
Dlm konsep incrementalism, cenderung menerima konsep ”Harga Pokok
Pelayanan Historis (Historis cost of service)”, tanpa memperhatikan :
1) pelayanan tertentu masih perlu dibiayai dg pengeluaran pemerintah ?
2) pelayanan tertentu telah terdistribusi secara adil ?
3) pelayanan diberikan secara ekonomis dan efisien ?
4) pelayanan yang diberikan mempengaruhi pola kebutuhan Publik ?

Kelemahan-kelemahan :
1) Hubungan tidak memadai (angg tahunan dan jk panjang),
2) Sebagian besar pengeluaran tdk pernah diteliti secara menyeluruh,
3) Lebih berorientasi pada output dan input, shg. Apakah dana sudah
dibelanja-kan semua, bukan tujuan yang dicapai.
4) Sekat-sekat antar departemen yang kaku, shg. menimbulkan overlaping,
kesenjangan, prsaingan antar departemen,
5) Proses anggaran terpisah antara rutin dg investasi,
6) Anggaran bersifat tahunan (cenderung KKN),
7) Sentralisasi anggaranan, menyebabkan budget padding/budgetary slack,
8) Persetujuan anggaran yang lambat, shg sering dilakukan revisi yang
menimbulkan manipulasi,

4
Akuntansi Sektor Publik S2
9) Sistim informasi finansial yang tdk memadai.
b. Anggaran dengan Pendekatan New Public Management (NPM);
NPM berfokus pada kinerja organisasi, bukan kebijakan, sehingga
memunculkan konsep ”Managerialism”(Pollit, 1993), Market based public
administration (Lan, Zhiong dan Rosenbloom, 1992), dan Entrepreneurial
goverment (Osborne and Gaebler, 1992).
Konsep yang diterima pemerintah pada Era NPM adalah konsep Osborne dan
Gaebler, yang dikenal dengan konsep ”Reinventing government”, yang
berperspektif pada :
1) Pemerintahan katalis,
2) Pemerintahan milik asyarakat,
3) Pemerintah yang kompetitif,
4) Pemerintah yang digerakan melalui misi,
5) Pemerintah yang berorientasi pada hasil.
6) Pemerintah berorientasi pd pelanggan,
7) Pemerintah wirausaha,
8) Pemerintah antisipatif,
9) Pemerintah desentralisasi,
10) Pemerintah berorientasi pada mekanisme pasar.

c. Perubahan Pendekatan Anggaran


Reformasi sektor publik ditandai dg. munculnya era ”New Public
management”, yang mendorong usaha mengembangkan pendekatan yang
sistematis dalam perencanaan anggaran.
New approach memiliki kharakteristik :
1) Komprehensif/komparatif,
2) Terintegrasi dan lintas departemen,
3) Proses pengambilan keputusan yang rasional,
4) Berjangka panjang,
5) Spesifikasi tujuan dan perangkingan prioritas,
6) Analisis total cost & Benedit,
7) Berorientasi input, output dan outcome bukan hanya input saja,

5
Akuntansi Sektor Publik S2
8) Adanya pengawasan kerja.
d. Performance Budgeting
Anggaran konsep ini menekankan konsep “Value of Money” dan
pengawasan atas kinerja output.
Dominasi pemerintah dapat diawasi dan dikendalikan melalui internal cost
awareness, audit keuangan dan audit kinerja serta evaluasi kinerja eksternal.
Sistem anggaran kinerja ; - mencakup penyusunan program, dan tolok ukur
kinerja sebagai instruyen untuk mencapai tujuan dan sasaran.

e. Anggaran berbasis pendekatan New Public Management


1) Zero Based Budgeting
Konsep ini dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan sistem
tradisional, yaitu menghilangkan incrementalism dan line-item, karena
anggaran diasumsikan mulai dari nol (zero based).
Oleh karena itu ZBB tidak berdasarkan pada realisasi anggaran tahun yang
lalu untuk menyusun anggaran tahun ini, tetapi didasarkan pada kebutuhan
saat ini dan seolah-oleh mulai dari baru sama sekali.
a) Proses Zro Based Budgeting (ZBB)
Terdiri dari tiga tahap, yaitu :
1) Identifikasi unit-unit keputusan,
Bahwa Pusat pertanggungjawaban merupakan unit pembuat
keputusan (decision unit).
2) Penentuan paket-paket keputusan
Paket keputusan merupakan gambaran komprehensif mengenai
bagian dari aktivitas organisasi atau fungsi yang dapat dievaluasi
secara individual.
a) paket keputusan mutually-exclusive,
b) paket kuputusan incremental.
3) Merangking dan mengevaluasi paket keputusan.
Tahap ini meranking berdasarkan manfaatnya terhadap organisasi,
yaitu merupakan jembatan menuju proses alokasi sumberdaya

6
Akuntansi Sektor Publik S2
diantara berbagai kegiatan, yang dinataranya ada yang sudah ada,
dan ada yang baru sama sekali.
b) Keunggulan-keunggulan ZBB ;
1) Jika dilaksanakan dengan baik, dapat menghasilkan alokasi
sumberdaya secara lebih efisien,
2) Berfokus pada value of money,
3) Memudahkan untuk mengidentifikasi terjadinya inefisiensi dan
ketidak efektifan biaya,
4) Meningkatkan pengetahuan dan motivasi staf dan manajer,
5) Meningkatkan partisipasi manajemen level bawah,
6) Merupakan cara yang sistematis untuk menggeser status quo dan
mendorong organisasi pada pola perilaku biaya.
c) Kelemahan-kelemahan ZBB ;
1) Prosesnya memakan waktu lama (time consuming),
2) Cenderung menekankan manfaat jangka pendek,
3) Implementasinya membutuhkan teknologi yang maju,
4) Masalah besar yang dihadapi adalah meranking,
5) Perankingan membutuhkan staf yang memiliki keahlian,
6) Memungkinkan munculnya kesan yang keliru, semua masuk
anggaran,
7) Implementasinya membuthkan keperilakuan dlm organiasi.

2) Planning, Programming and Budgeting System (PPBS)


PPBS merupakan tehnik penganggaran yang berorientasi pada output
dan tujuan, dan penekanan pada sumberdaya berdasarkan analisis
ekonomi.
a). Proses Implementasinya :
(1) Menentukan tujuan umum dan tujuan unit organisasi,
(2) Mengidentifikasi program2 dan kegiatan unt mencapai tujuan,
(3) Mengevaluasi berbagai alternatif program (cost and benefit),
(4) Pemilihan program yang memiliki manfaat besar, cost kecil,
(5) Alokasi sumberdaya kemasing-masing program yang disetujui.

7
Akuntansi Sektor Publik S2
b) Kharakeristik PPBS
(1) Berfokus pada tujuan,
(2) Secara ekplisit berorientasi pada masa depan,
(3) Mempertimbangkan semua biaya yang terjadi,
(4) Dilakukan analisis secara sistematis, yang meliputi :
a) identifikasi tujuan,
b) identifikasi alternatif program,
c) estimasi biaya dari masing2 program,
d) estimasi manfaat yang ingin diperoleh dari masing2
program.
c) Keunggulan-keunggulan PPBS
(1) Memudahkan dalam pendelegasian tanggungjawab,
(2) Jangka panjang dapat mengurangi beban kerja,
(3) Memperbaiki kualitas pelayanan melalui sadar biaya (cost
awareness),
(4) Dapat meningkatkan komunikasi, koordinasi dan kerjasama lintas
departemen,
(5) Menghilangkan program yang overlaping,
(6) Menggunakan teori marginal utility.
d) Kelemahan-kelemahan PPBS
(1) Membutuhkan sistem informasi yang canggih,
(2) Implementasi mebutuhkan biaya yang besar,
(3) PPBS baik dalam teori, tetapi sulit dalam implementasi,
(4) Mengabaikan realitas politik sbg kumpulan manusia yang
kompleks,
(5) Merupakan tehnik anggaran yang statistically,
(6) Pengaplikasiannya menghadapi masalah tehnis.
e) Masalah utama penggunaan ZBB dan PPBS
(1) Bounded rationality, yaitu keterbatasan dalam menganalisis
semua alternatif untuk melaksanakan aktifitas,
(2) Kurangnya data untuk membandingkan semua altenatif, terutama
untuk mengukur output,

8
Akuntansi Sektor Publik S2
(3) Masalah ketidak pastian sumberdaya, pola kebutuhan dimasa
depan,
(4) Pelaksanaan tehnik menimbulkan beban pekerjaan yang sangat
berat
(5) Kesulitan dalam menentukan tujuan dan perankingan program,
(6) Seringkali tidak memungkinkan untuk melakukan perubahan
program secara tepat dan tepat,
(7) Terdapat hambatan birokrasi dan perlawanan politik.
4. R a n g k u m a n
Dalam pengembangan dan penyusunan anggaran, terdapat dua pendekatan
yang sangat turbulen, yaitu (1) pendekatan tradisional, dan (2) pendekatan New
Public Management.
Anggaran tradisonal memiliki ciri-ciri utama line-item dan incrementalism.
Sedangkan New Public Management dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan
dari sistem tradisional. Anggaran dengan pendekatan NPM terdiri dari beberapa
jenis, antara lain : (1) Anggaran kinerja, (2) Zero Base Budgeting System, dan
(3) PPBS.
Anggaran dengan pendekatan NPM sangat menekankan pada konsep Value For
Money (VFM), dan pengawasan atas kinerja output.
Perubahan dari sistem anggaran tradisional menuju sistem pendekatan New
Public Management, merupakan bagian penting dalam reformasi anggaran
(budgeting reform). Reformasi anggaran sektor publik dilakukan untuk
menjadikan anggaran lebih berorientasi pada kepentingan publik dan menekankan
Valur For Money.
Bebarapa jenis anggaran kontemporer dengan pendekatan NPN, antara lain
ZBB dan PPBS dan Anggaran Kinerja perlu dikaji lebih mendalam sebelum
diaplikasikan , karena pada masing-masing jenis anggaran memiliki kelebihan dan
kelemahan.
Implementasi sistem anggaran yang sangat penting adalah harus
mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi, budaya dan kesiapan teknologi yang
dimiliki oleh Pemerintah.

9
Akuntansi Sektor Publik S2
5. Latihan soal dan Kasus
a. T e o r i
1. Dewasa ini tuntutan akuntabilitas publik dalam sistem penyusunan anggaran
sektor publik semakin tajam, yaitu dituntut adanya transparansi dan
responsibility publik.
a. Sebutkan perbedaan sifat dan kharakteristik antara sektor publik dan sektor
swasta ?
b. Sebutkan perbedaan antara Anggaran Konvensional dengan Anggaran
NPM
c. Mengapa NPM lebih akseptable dalam implementasinya pada negara
berkembang ? Jelaskan singkat.
2 Akuntansi Manajemen sektor publik berperan dalam pemberian informasi
historis dan prospektif untuk memfasilitasi perencanaan.
a. Sebutkan perbedaan pokok antara Akuntansi Manajemen sektor publik
dengan Akmen swasta ?
b. Sebutkan dan jelaskan tiga perbedaan informasi akuntansi sebagai alat
perencanaan ?
3. Zero Based Budgeting dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan yang ada pada
sistem anggaran tradisional.
a. Sebutkan keunggulan dan kelemahan ZBB.
b. Sebutkan dan jelaskan tahap-tahap proses implementasi ZBB.
4. Planning, Programming and Budgeting System (PPBS) merupakan tehnik
penganggaran yang didasarkan pada teori sistem yang berorientasi pada output.
a. Jelaskan proses implementasi PPBS ?
b. Sebutkan dan jelaskan kelemahan dan keunggulan PPBS.

10
Akuntansi Sektor Publik S2
b. Diskusikan
Coba saudara lakukan analisis implementasi ZBB dan PPBS pada negara-
negara maju dan negara-negara berkembang (misal : AS, Jepang, Inggris
dengan Indonesia atau Malaysia).
Kemudian simpulkan, apakah ZBB dan PPBS dapat diimplementasikan di
Indonesia Sekarang ini ? Jelaskan dan uraikan singkat.

11
Akuntansi Sektor Publik S2
Daftar Bacaan
PP No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
Permendagri No. 59 Tahun 2007 tentang Pengelolaan keuangan Daerah
Bastian, Indra, 2007, Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar, Jakarta, Penerbit
Erlangga.
Baswir, Revrison, 2007, Akuntansi Pemerintahan di Indonesia, BPFE-UGM
Yogyakarta.
Jones, Rowan: & Pendlebury, Maurice, 2004., Public Sector Accounting, Eight
Edition, Prentice Hall.
Badan Pemeriksa Keuangan, (2005), Standar Audit Pemerintahan, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), 2002 Exposure Draft Standar Akuntansi keuangan
Sektor Publik, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta, Salemba
Empat.
Mardiasmo (2007), ”Akuntansi Sektor Publik”, siuatu konsep dan implementasinya,
Jakarta, Salemba Empat.

12
Akuntansi Sektor Publik S2
Bahan Kuliah 6
INVESTASI SEKTOR PUBLIK

1. P e n d a h u l u a n

a. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, diharapkan mahasiswa dapat
memahami dan menjelaskan secara detail tentang masalah-masalah berikut ini.
1) Memahami konsep Investasi Sektor Publik.
2) Memahami dan menjelaskan tehnik dasar penilaian Investasi Publik.
3) Dapat memahami dan menganalisis tingkat kelayakan Investasi Sektor
Publik.
4) Dapat memahami dan menjelaskan proses pengendalian manajemen,
5) Mampu memberikan ringkasan dan rangkuman secara rinci dari seluruh
pokok bahasan pada bab ini,
6) Mampu menyelesaikan soal dan kasus yang berkaitan Investasi Sektor
Publik.

b. Pokok Bahasan
a. Pengertian Investasi Sektor Publik
b. Tehnik Dasar Penilaian Investasi Publik,
c. Analisis Investasi Sektor Publik
d. Rangkuman
e. Latihan Soal dan kasus

c. Metode Pembelajaran
1) Metode ceramah ;
2) Metode diskusi,
3) Studi kasus dan pembahasan,
4) Metode aplikasi

1
Akuntansi Sektor Publik S2
2. Pokok Bahasan
a. Program Investasi Publik
Invstasi publik memiliki hubungan yang sangat erat dengan
penganggaran modal/investasi (capital budgeting).
Penganggaran modal merupakan proses untuk menganalisis proyek-peoyek
dan memutuskan, apakah proyek tersebut dapat diakomodasi oleh anggaran
modal/investasi?
Untuk memberikan mekanisme dalam dalam mengatur proyek investasi
publik, secara lebih efisien dan efektif, perlu dilakukan analisis investasi
secara turbulen agar tujuan investasi efektif.
Pada beberapa negara berkembang, seperti India, Filipina, Thailan dan
Indonesia, anggaran pembangunan dan anggaran rutin harus dipisahkan.
Dalam hal ini fokusnya ditujukan untuk mengintegrasikan kebijakan dengan
pengendalian manajemen.
Dalam implementasinya terdapat beberapa kendala yang sulit untuk diatasi,
antara lain :
1) memastikan bahwa program investasi publik yang diajukan merupakan
program yang komprehensif,
2) memperkirakan pengeluaran yang dibutuhkan dimasa yang akan datang,
3) mengevaluasi relevansi proyek-proyek yang telah ada,
4) mengembangkan analisis dan perencanaan untuk pengeluaran investasi
dan pengeluaran rutin.

b. Keputusan Investasi Publik, diperlukan untuk mendukung ;


1) Pelaksanaan program,
2) Kegiatan dan
3) Fungsi yang menjadi prioritas kebijakan.

Alasan usul Investasi Publik :


(1) Invetasi Penggantian (replacement),
(2) Penambahan Kapasitas (development),
(3) Investasi baru (new invesment)

2
Akuntansi Sektor Publik S2
Aspek Kelayakan Investasi :
(1) Aspek tehnis,
(2) Aspek sosial dan budaya,
(3) Aspek ekonomi dan financial, dan
(4) Aspek distribusi.

Ad. (1) Aspek Teknis ;


Aspek teknis merupakan bagian penting dari analisis investasi yang harus
dipertimbangkan , jika suatu usulan investasisudah tidak layak dilihat dari
aspek teknisnya, sehingga usulan tersebut menduduki prioritas pertama untuk
ditolak.

Ad. (2) spek sosial dan budaya ;


Suatu proyek dapat dilaksanakan apabila telah melalui pertimbangan sosial
yang dimungkinkan akan menimbulkan implikasi sosial lebih luas.
Oleh karena itu aspek sosial dan budaya merupakan pertimbangan yang
menyangkut pendistribusian secara detail dan merata, sehingga mampu
memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat
Aspek soail dan budaya merupakan aspek legal dan lingkungan . Dengan
demikian maka suatu proyek investasi dapat dilakukan apabila telah
memenuhi aspek legalitas dan aspek lingkungan yang merugikan.

Ad.(3) Aspek ekonomi dan financial ;


Aspek ekonomi dan financial merupakan dua aspek yang sangat berpengaruh
pada tingkat kelayakan investasi.

Aspek ini memberikan kontribusi yang tinggi dalam menentukan penggunan


sumberdaya yang digunakan. Pad aspek financial yang sering
dipertimbangkan meliputi : (1) tingkat likuiditas, (2) tingkat solvabilitas dan
(3) tingkat net present value.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Investasi Publik :


(1) Tingkat diskonto,
(2) Tingkat Inflasi,

3
Akuntansi Sektor Publik S2
(3) Risiko ketidak pastian,
(4) Capital rationing.

Ad. (1) Tingkat diskonto ;


Tingkat diskonto merefleksikan tingkat keuntungan (rate of return) yang
diperoleh dari suatu proyek dengan tingkat risiko tertentu.
Apabila suatu proyek tidak memberikan return yang disyaratkan, maka
proyek tersebut harus ditolak. Penghitungan tingkat diskonto merupakan
bagian yang cukup komplek dalam analisis investasi.

Ad.(2) Tingkat inflasi ;


Tingkat inflasi di suatu negara merupakan bagian penting yang harus
dipertimbangkan dalam mengambil keputusan investasi. Karena semakin
tinggi tingkat inflasi akan semakin tinggi cost. Dengan semakin tinggi
operasional cost mengakibatkan tingkat kembalian menurun, bahkan dapat
dibawah rate of return. Sehingga inflasi sangat berpengaruh terhadap
keputusan investasi.

Ad.(3) Risiko ketidakpastian ;


Apabila tingkat risiko ketidakpastian semakin tinggi, maka besaran rate of
return juga semakin tinggi.

Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain : tingkat
pertumbuhan ekonomi suatu negara, kebijakan yang tidak konsisten, dan
situasi makro yang tidak kondusif. Terjaminnya tingkat keamanan
berinvestasi, penegakan hukum dan demokrasi dapat menurunkan faktor
ketidakpastian disuatu negara.

Ad.(4) Capital rationing


Capital rationing adalah merupakan suatu keadaan ketika organisasi
menghadapi masalah ketersediaan dana untuk melakukan pengeluaran
investasi.

4
Akuntansi Sektor Publik S2
Dalam keadaan seperti tersebut diatas, terdapat bebagai alternatif investasi
yang cukup feasible tetapi tidak tersedia dana yang cukup, sehingga proyek
tidak dpat dilakukan.
Pada sektor privat cukup jelas, bahwa tingkat diskonto merupakan
pertimbangan, apakah suatu proyek layak dilaksanakan atau tidak, yaitu
dengan membandingkan dengan ”kembalian yang disyaratkan” (Rate Of
Return).
Untuk menentukan ROR terlebih dahulu hitung besarnya Biaya Modal (Cost
of Capital), yaitu dengan rumus sbb. :
Ko = Ke. (E/V) + Kd (1 – T) . (D/V)
Ko = biaya modal total,
Ke = biaya modal (tkt keuntungan disyaratkan dari investasi modal), 20%
Kd = biaya utang (tkt keuntungan disyaratkan dari investasi utang), 10%
T = tingkat pajak, 30%
E = Harga Pasar saham, ( Rp. 10.000 /lembar)
D = Harga pasar surat berharga utang (mis. Obligasi), (Rp. 1.000.000,-)
V = E + D = nilai pasar perusahaan secara keseluruhan.
Ko = 0,2 (10.000 / 1.010.000) + 0,1 (1 - 0,30) . (1.000.000 / 1.010.000)
= …………………….

d) Tehnik Dasar Penilaian Investasi Publik


Ada empat langkah tehnik Penilian Investasi :
1) Identifikasi kebutuhan investasi,
2) Menentukan manfaat dan biaya dari proyek (cost/Benedit ratio),
3) Menghitung manfaat dan biaya (cost effectiveness analysis),
4) Memilih proyek yang memiliki manfaat dan efektifitas tinggi.
Tehnik untuk mengevaluasi proyek secara tradisional adalah DCF (discounted
cash flow), sedangkan metode yang digunakan ROCE (return on capital
employee), rumus :
ROCE = Laba akuntansi / Jml modal diinvestasikan.
Secara umum, Metode Analisis Investasi Sektor Publik adalah :
1) Payback period,

5
Akuntansi Sektor Publik S2
2) Net Present Value,
3) Net Present Benefit,
4) Cost benefit analysis.

Rumus :
CF1 CF2 CF3 CFn
NPV = CFo + ------- + -------- + ------- + ….. + -------
(1+i)1 (1+i)2 (1+i)3 (1+i)n

i = tingkat diskonto,
n = 1, ............. 50 th (umur proyek),
CF = cash flow.

M- C M2 - C2 M3 Mn - Cn
NPB = Mo - Co + --------- + -------- + ---------- + …… + -----------
(1+t ) (1 + t )2 (1 + t )3 (1 + t )n
Keterangan :
NPB = nilai bersih, yaitu manfaat dikurangi biaya pada tahun ke n

i = tingkat bunga,
n = 1 …………. 50 th (umur proyek)
M = manfaat,
C = biaya.
Investasi awal
Payback period = --------------------------
Keuntungan tahunan
Cost benefit analysis :

GPV
B/CR = ----------------
Investasi

6
Akuntansi Sektor Publik S2
Dari ilustrasi soal diatas, dengan rumus diatas besarnya BCR dihitung sbb. :
Pro Investasi CI Th DF(10%) GPV B/CR
A $ 16,000 $ 9,200 1 0,909 $ 17,562,8 1,10
B $ 24,000 $ 7,200 1 - 5 3,791 $ 27,295,2 1,14

e) Perolehan, Hasil Investasi, dan Pelepasan Investasi Jangka Panjang


Pengeluaran yang dilakukan untuk memperoleh investasi jangka
panjang dicatat sebagai pengeluaran pembiayaan. Untuk investasi jangka
panjang yang sifatnya permanen, digunakan biaya perolehan sebagai
dasar pencatatannya. Biaya perolehan meliputi harga transaksi investasi
itu sendiri ditambah biaya lain yang timbul dalam rangka perolehan
investasi tersebut.
Untuk investasi jangka panjang yang sifatnya nonpermanen, ada
beberapa nilai yang dapat digunakan, yaitu:
1. Pembelian obligasi jangka panjang dan investasi yang dimaksudkan
tidak untuk dimiliki berkelanjutan → dicatat sebesar nilai
perolehannya.
2. Investasi dalam bentuk dana talangan untuk penyehatan perbankan
yang akan segera dicairkan → dinilai sebesar nilai bersih yang dapat
direalisasikan.
3. Investasi nonpermanen dalam bentuk penanaman modal di proyek-proyek
pembangunanpemerintah (seperti Proyek PIR) → dinilai sebesar biaya
pembangunan termasuk biaya yang dikeluarkan untuk perencanaan dan biaya
lain yang dikeluarkan dalam rangka penyelesaian proyek sampai proyek
tersebut diserahkan ke pihak ketiga.
Jurnal yang dibuat untuk mencatat perolehan investasi jangka panjang
melibatkan setidaknya empat kode rekening, yaitu kas, pengeluaran,
pembiayaan, dan jurnal corollary.
Sebagai ilustrasi, Pemkot Harapan melakukan Penyertaan Modal pada
BUMD sebesar Rp 100 juta. Selain itu, juga diberikan pinjaman kepada
perusahaan daerah sebesar Rp 30 juta yang berjangka waktu tiga tahun.
Jurnal untuk mencatat kedua transaksi tersebut adalah:

7
Akuntansi Sektor Publik S2
Dr. Pembiayaan-Penyertaan Modal Pemda100.000.000
Cr. Kas 100.000.000
Dr. Penyertaan Modal Pemda 100.000.000
Cr. Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang 100.000.000

Penyertaan Modal Pemda pada BUMD-Investasi Jangka Panjang


Permanen
Dr. Pembiayaan-Pemberian Pinjaman kepada PD 30.000.000
Cr. Kas
30.000.000
Dr. Pinjaman kepada Perusahaan Daerah 30.000.000
Cr. Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang 30.000.000
Pemberian Pinjamon kepada Perusahaan Daerah-Investasi Jangka
Panjang Nonpermanen

Pencatatan tersebut merupakan contoh jurnal untuk mencatat


perolehan investasi, baik yang menggunakan metode biaya (cost method)
maupun metode ekuitas (equity method) berdasarkan kas modifikasi.
Metode analisis investasi yang dilakukan oleh Dixon menerangkan ada 3
langkah melakukan analisis Biaya-manfaat, yi :
1) Memutuskan biaya dan manfaat apa saja yang akan dimasukan,
2) Mengukur dan mengevaluasi biaya manfaat,
3) Timing dan aliran biaya dan manfaat.
Sedangkan langkah2 analisis efektifitas biaya (Cost-Effectifenenss Analysis)
1) Menentukan jumlah dan waktu atas semua biaya modal,
2) Membuat estimasi biaya yang akan terjadi,
3) Membuat estimasi output terukur selama umur yang diharapkan dari suatu
proyek,
4) Membuat estimasi pengaruh biaya dan pendapatan atas aktifitas yang
dilakukan,
5) Mendiskontokan biaya dan manfaat yang dapat diukur untuk
memungkinkan melakukan perbandingan,

8
Akuntansi Sektor Publik S2
6) Menjelaskan secra realistis mengenai kemungkinan adanya biaya dan
manfaat yang tidak dapat dikuantifikasi dari proyek yang akan
dijalankan.

3. E v a l u a s i
Rangkuman
Pada dasarnya Pemerintah melakukan berbagai pengeluaran untuk
melakukan pelayanan kepada public. Seluruh pengeluaran tersbut tercantum
dalam Anggaran Pendapat dan Belanja Negara. Pembelanjaan pemerintah
terdiri atas belanja rutin dan belanja modal/investasi, sehingga Investasi
merupakan bagian yang terkait dengan belanja modal.
Analisis investasi publik dilakukan untuk mengetahui apa yang menjadi
kebutuhan publik dan apakah proyek investasi tersebut fesible atau tidak.
Suatu proyek dikatakan feasible, artinya memberikan manfaat bagi publik
walaupun tidak dapat diterima secara langsung, akan tetapi dapat dinikmati
secara tidak langsung dimasa yang akan datang.
Untuk menganalisis investasi publik dapat dilakukan dengan
menggunakan tehnik yang biasa digunakan pada sektor swasta. Metode
evaluasi investasi yang biasa digunakan adalah metode R O C E, metode
aliran kas yang didiskontokan (DCF), Net Present Value (NPV), Internal Rate
of Return (IRR), Cash benefit analysis, dan cost effectifeness analysis.
Hal-hal lain yang harus diperhatikan adlah tingkat diskonto yang
digunakan, tingkat inflasi, risiko ketidakpastian dan capital rationing.

9
Akuntansi Sektor Publik S2
4. Latihan Soal ;
PDAM, di Bogor sedang merencanakan investasinya untuk
mengganti Mesin barunya, karena yang lama sudah tidak dapat memenuhi
target produksi. Informasi yang diperoleh dlam mengambil keputusan
diantara pilihan dua Mesin Merk YAMAHA (X ) dan Merk TOYOTA (Y)
adalah sebagai berikut :

Mesin X, capital costnya $ 16.000,000.- dengan umur ekonomis 5


tahun, dan diperkirakan pada akhir tahun kelima masih memiliki nilai residu $
1,000,000.- Mesin Y, capital costnya $ 12,000,000.- dengan umur ekonomis
5 tahun, diperkirakan akhir tahun kelima masih memiliki nilai sisa $
2,000,000.- Dengan penggantian mesin baru tersebut diharapkan dapat
memenuhi target revenue dan pendapatan sebelum bunga dan pajak sebagai
berikut :
Informasi financial periode 2007 ;
YAMAHA (X) TOYOTA (Y) (dalam ribuan $)
Tahun Revenue EBIT Revenue EBIT DF
10%
1 9,000 2,000 8,500 2.000
0,909
2 8,500 3,500 9,000 3,000
0,826
3 9,000 2,500 9,000 2,000
0,751
4 9,500 3,000 9,500 2,500
0,683
5 9,800 2,300 9,200 2,200 0,621
Pajak yang dibebankan berdasarkan PP No. 26 adalah 30%,dan penyusutan
menggunakan metode STRAIGHT LINE .
Dari informasi tersebut diatas,sebagai bahan pengambilan keputusan
apakah akan membeli Mesin X atau Mesin Y ( mutually exclusive), dengan
menggunakan metode :

10
Akuntansi Sektor Publik S2
a. Pay back period,
b. Net Present Value, dengan discount factors masing-masing 10%
c. Berdasarkan jawaban a dan b, rekomendasikan apakah saudara akan
membeli Mesin X Atau Mesin Y.

Selamat berlatih

11
Akuntansi Sektor Publik S2
Daftar Pustaka

Leo Agustino, 2004, Otonomi Daerah dan Perdagangan International Bebas di


Indonesia, dalam Jurnal Ekonomi Pembangunan, P2E-LIPI
Sukarna Wiranta, 2004, Pengembangan Investasi di Era Globalisasi dan
Otonomi Daerah, Jurnal Ekonomi dan Pembangunan, P2E-LIPI
Undang-undang Republik Indonesia, Nomor 33 Tahun 2004, tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah, BP Dharma Bhakti
Undang-undang Republik Indonesia, Nomor 32 Tahun 2004, tentang
Pemerintah Daerah, BP Dharma Bhakti

12
Akuntansi Sektor Publik S2
Bahan Kuliah 7
PETAPAN HARGA DAN
TARIF LAYANAN PUBLIK

1. P e n d a h u l u a n

a. Pengantar

Tugas pokok badan publik/pemerintah adalah memberikan pelayanan


kepada masyarakat (public service). Pemberian pelayanan public pada
dasarnya dapat dibiayai melalui dua sumber, yaitu: (1) pajak, dan (2)
pembebanan langsung kepada masyarakat sebagai konsumen jasa public
(charging for service).
Jika pelayanan publik dibiayai dengan pajak, maka setiap wajib pajak harus
membayar tanpa memperdulikan apakah dia menikmati secara langsung jasa
publik tersebut atau tidak.

b. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, diharapkan mahasiswa dapat
memahami dan menjelaskan secara detail tentang masalah-masalah berikut ini.
1) Memahami konsep dan definisi Pelayanan Publik,
2) Memahami dan menjelaskan metode Pelayanan Publik yang dapat dijual,
3) Dapat memahami dan menjelaskan metode Pembebanan Tarif Layanan
Publik
4) Dapat memahami dan menjelaskan prinsip-prinsip pembebanan biaya,
5) Mampu memberikan ringkasan dan rangkuman secara rinci dari seluruh
pokok bahasan pada bab ini,
6) Mampu menyelesaikan soal dan kasus yang berkaitan Tarif Layanan
Publik.

c. Pokok Bahasan
a. Definisi Pelayanan Publik
b. Metode Pelayanan Publik yang dapat dijual,
c. Metode Pembebanan Tarif Pelayanan Publik

1
Akuntansi Sektor Publik S2
d. Prinsip-prinsip Pembebanan biaya
e. Rangkuman
f. Latihan Soal dan kasus
d. Metode Pembelajaran
1) Metode ceramah ;
2) Metode diskusi,
3) Studi kasus dan pembahasan,

2. Pokok Bahasan
a. Definisi Pelayanan Publik
Pelayanan public adalah merupakan suatu tugas pokok badan-badan atau
pemerintah kepada masyarakat (public service) yang dapat dibiayai dari
sumber-sumber pendapatan publik.
Pembiayaan kepada publik pada dasarnya dapat dibiayai melalui dua
sumber, yaitu: (1) pajak, dan (2) pembebanan langsung kepada masyarakat
sebagai konsumen jasa public (charging for service). Jika pelayanan public
dibiayai dengan pajak, maka setiap wajib pajak harus membayar tanpa
memperdulikan apakah dia menikmati secara langsung jasa public tersebut
atau tidak.
Hal tersebut karena pajak merupakan iuran masyarakat kepada Negara
yang tidak memiliki jasa timbal (kontraprestasi) individual yang secara
langsung dapat dinikmati oleh pembayar pajak. Jika pelayanan public dibiayai
melalui pembebanan langsung, maka yang membayar hanyalah mereka yang
memanfaatkan jasa pelayanan public tersebut, sedangkan yang tidak
menggunakan tidak diwajibkan untuk membayar. Permasalahan yang
kemudian muncul adalah apakah suatu pelayanan public lebih baik dibiayai
melalui pajak atau dengan pembebanan langsung pada konsumen.

a. Metode Pelayanan Publik yang dapat dijual,


         Dalam memberikan pelayanan publik, pemerintah dapat dibenarkan
menarik tarif untuk pelayanan tertentu baik secara langsung atau tidak
langsung melalui perusahaan milik pemerintah.

2
Akuntansi Sektor Publik S2
Pelayanan publik yang dapat dibebankan tariff pelayanan misalnya:
1. Penyediaan air bersih
2. Transportasi public
3. Jasa pos dan telekomunikasi
4. Energi dan listrik
5. Perumahan rakyat
6. Fasilitas rekreasi (pariwisata)
7. Pendidikan
8. Jalan tol
9. Irigasi
10. Jasa pemadam kebakaran
11. Pelayanan kesehatan
12. Pengelolaan limbah/sampah
Pembebanan tariff pelayanan public kepada konsumen dapat dibenarkan
karena beberapa alasan, yaitu:
a. Adanya barang privat dan barang public
b. Efisiensi ekonomi
c. Prinsip keuntungan

Ad.a. Adanya Barang privat vs Barang public


Terdapat tiga jenis barang yang menjadi kebutuhan masyarakat, yaitu:
1) Barang privat
2) Barang public
2) Campuran antara barang privat dan barang public

Barang privat adalah barang – barang kebutuhan masyarakat yang


manfaat barang atau jasa tersebut hanya dinikmati secara individual oleh yang
membelinya, sedangkan yang tidak mengkonsumsi tidak dapat menikmati
barang atau jasa tersebut. Contoh barang privat adalah makanan, listrik,
telepon, dsb.
Barang public adalah barang – barang kebutuhan masyarakat yang
manfaat barang dan jasa tersebut dinikmati oleh selureuh masyarakat secara

3
Akuntansi Sektor Publik S2
bersama – sama. Contoh barang public adalah pertahanan nasiona,
pengendalian penyakit, jasa polisi, dsb.
Dalam praktiknya, terdapatnya beberapa barang dan jasa yang
merupakan campuran antara barang privat dan barang public. Karena,
meskipun dikonsumsi secara individual, seringkali masyarakat secara umum
juga membutuhkan barang dan jasa tersebut, Contohnya adalah pendidikan ,
pelayanan kesehatan, transportasi public, dan air bersih. Barang – barang
tersebut sering disebut “merit good” karena semua orang membutuhkannya
akan tetapi tidak semua orang bias mendapatkan barang dan jasa tersebut.
Untuk memenuhi kebutuhan barang tersebut pemerintah dapat
menyediakannya secara langsung (direct public provision), memberikan
subsidi, atau mengontrakannya ke pihak swasta. Sebagai contoh pendidikan,
meskipun pemerintah bertanggung jawab untuk menyediakan pendidikan,
namun bukan berarti barang tersebut sebagai pure public good yang harus
dibiayai semuanya dengan pajak dan dilaksanakan sendiri oleh pemerintah.
Dapat saja sektro swasta terlibat dalam penyediaan pelayanan pendidikan
tersebut.
Untuk menyelenggarakan pendidikan, pemerintah dapat melakukan tiga
tindakan, yaitu:
(1) mendirikan sekolah negeri yang murni milik pemerintah dan dibiayai
sepenuhnya oleh pemerintah,
(2) memberikan subsidi pendidikan kepada lembaga – lembaga pendidikan,
dan (3) menyerahkan pihak swasta untuk ikut menyelenggarakan pendidikan.
Hal yang sama juga terjadi untuk penyediaan transportasi public dan
pelayanan kesehatan.
Pada tataran praktik, terdapat kesulitan dalam membedakan barang
public dengan barang privat. Beberapa sebab sulitnya membedakan barang
public dengan barang privat tersebut antara lain:
1) Batasan antara barang public dan barang privat sulit untuk ditentukan
Barang – barang yang memiliki sifat sebagai barang privat, seperti
transportasi atau perumahan yang memadai dapat dianggap sebagai
kebutuhan dasar manusia. Apakah akses terhadapnya harus dibatasi hanya

4
Akuntansi Sektor Publik S2
bagi mereka yang mampu membayar? Padahal mekanisme distribusi
pelayanan public harus dapat dinikmati setiap orang, baik orang kaya maupun
orang miskin.
2) Terdapat barang dan jasa yang merupakan brg/jasa public, tetapi dalam
penggunaannya (konsumsinya) tidak dapat dihindari keterlibatan beberapa
elemen pembebanan langsung. Contohnya adalah biaya pelayanan medis,
tarif obat – obatan, dan air. Pembeban terhadap pemanfaatan barang
tersebut memaksa orang untuk berhati – hati dalam mengkonsumsi sumber
– sumber yang mahal.
3) Terdapat kecenderungan untuk membebankan tariff pelayanan daripada
membebankan pajak karena pembebanan tariff lebih mudah
pengumpulannya. Jika digunakan pajak, maka akan terdapat kesulitan
dalam menentukan besar pajak yang pantas dan cukup. Sedangkan jika
digunakan pembebanan tarif pelayanan, orang harus membayar untuk
memperoleh jasa yang diinginkannya, dan mungkin bersedia untuk
membayar lebih tinggi dibandingkan dengan tarif pajak. Terdapat argumen
yang menyatakan bahwa pembebanan pada dasarnya demokratis karena
orang dapat memilih barang apa yang ingin mereka bayar dan apa yang
tidak mereka inginkan, sehingga pola pengeluaran public dapat diarahkan
menurut pilihan mereka.
Biasanya terdapat anggapan bahwa dalam suatu system ekonomi campuran
(mixed economi), barang privat lebih baik disediakan oleh pihak swasta (privat
market) dan barang public lebih baik diberikan secara kolektif oleh pemerintah
yang dibiayai melalui pajak. Namun demikian tidak menutup kemungkina
pemerintah menyerahkan penyediaan barang public kepada sector swasta
melalui regulasi, subsidi, atau system kontrak.
Jika manfaat dirasakan secara perorangan seperti listrik, telpon, dan air
bersih, maka untuk memperoleh barang – barang tersebut masyarakat biasanya
dibebani dengan tariff tertentu. Pemerintah dapat menarik sejumlah tariff
untuk penyediaan kebutuhan tersebut. Jika manfaat dirasakan secara umum,
karena spillover effects (eksternalitas positif), yang tidak bisa dihilangkan dan

5
Akuntansi Sektor Publik S2
pasti ada seperti pertahanan dan pengendalian kesehatan, maka pendanaan
untuk hal – hal tersebut lebih tepat didanai lewat pajak.
Dalam hal penyediaan pelayanan public, yang perlu diperhatika adalah:
(a) identifikasi brg/jasa yang menjadi kebutuhan masyarakat (apakah barang
public atau privat), (b) siapa yang lebih berkompeten (lebih efisien) untuk
menyediakan kebutuhan public tersebut (pemerintah atau swasta), (c)
dapatkah penyediaan pelayanan public tertentu diserahkan kepada sector
swasta dan sector ketiga, (d) pelayanan public apa saja yang tidak harus
dilakukan oleh pemerintah namun dapat ditangani oleh swasta. Pola hubungan
tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Unit bisnis Pemerintah Unit – unit


Pemerintah Pelayanan
(BUMN atau BUMD
Pemerintah

Pelayanan
Gbr 1.
Publik
Hubungan sector publik,
Sector swasta dan sector
ketiga Non Pemerintah:
Swasta, Voluntary, LSM,
GAbungan (kontrak dan kerja
sama)

Ad.b. Efisiensi ekonomi


Ketika setiap individu bebas menentukan berapa banyak barang atau jasa
yang mereka ingin konsumsi, mekanisme harga memiliki peran penting dalam
mengalokasikan sumber daya melalui:
1) Pendistribusian permintaan: siapa yang mendapatkan manfaat paling banyak,
maka ia akan membayar lebih banyak pula.
2) Pemberian insentif untuk menghindari pemborosan.

6
Akuntansi Sektor Publik S2
3) Pemberian insentif pada supplier untuk mempertahankan dan meningkatkan
persediaan jasa (supply of service).
Tanpa adanya suatu mekanisme harga, permintaan dan penawaran tidak mungkin
menuju titik keseimbangan sehingga alokasi sumber daya tidak efisien, seperti:
penyediaan air, obat – obatan dan sebagainya.
Akan tetapi dalam kenyataannya pasar seringkali tidak sempurna. Dalam
banyak hal pemerintah mungkin menjadi supplier namun tidak boleh
memanfaatkan situasi untuk memaksimalkan keuntungan, seperti penyediaan air
dan obat – obatan. Dalam kondisi tertentu, ketika barang atau jasa mengandung
sifat – sifat public goods (eksternalitas positif), pemerintah lebih baik
menetapkan harga dibawah harga normalnya (full price) atau bahkan tanpa
dipungut biaya. Pemerintah juga dihadapkan pada masalah distribusi pendapatan
yang tidak seimbang, yang berarti golongan kaya mampu membayar lebih
disbanding yang miskin sehingga golongan kaya mampu mendapatkan
pelayanan lebih baik.
Mekanisme pembebanan tarif pelayanan merupakan salah satu cara yang
menciptakan keadilan dalam distribusi pelayanan public. Mereka yang
memanfaatkan pelayanan public lebih banyak akan membayar lebih banyak
pula. Pembebanan tarif pelayanan akan mendorong efisiensi ekonomi karena
setiap orang dihadapkan pada masalah pilihan karena adanya kelangkaan
sumber daya. Jika diberlakukan tariff maka setiap orang dipaksa berfikir
ekonomis dan tidak boros.
Ad.c. Prinsip keuntungan
Ketika pelayanan tidak dinikmati oleh semua orang, pembebanan
langsung kepada mereka yang menerima jasa tersebut dianggap “wajar” bila
didasarkan prinsip bahwa yang tidak menikmati manfaat tidak perlu membayar.
Jadi pembebanan hanya dikenakan kepada mereka yang diuntungkan dengan
pelayanan tersebut.
Pembebanan tariff pelayanan public pada dasarnya juga menguntungkan
pemerintah karena dapat digunakan sebagai salah satu sumber penerimaan
pemerintah. Hanya saja pemerintah tidak boleh melakukan maksimisasi

7
Akuntansi Sektor Publik S2
keuntungan, bahkan lebih baik menetapkan harga dibawah full cost,
memberikan subsidi, atau memberikannya secara gratis.
Charging fir service berbeda dengan fee. Fee adalah biaya atas perjanjian
atau lisensi yang diberikan pemerintah. Biaya perijinan/lisensi relative kecil,
biasanya berupa biaya administrasi dan pengawasan. Biaya perijinan didasarkan
pada: (a) kategoro perijinan yang diajukan, dan (b) ada tidaknya keuntungan
financial yang diperoleh pemegang ijin atau lisensi atas lisensi yang dimiliki.
Kendatipun demikian, ketika tujuan utama perijinan atau lisensi adalah untuk
mengintrol suatu aktifitas, tingkat fee tidak boleh ditetapkan terlalu tinggi
sehingga tidak mendorong masyarakat untuk mengajukan ijin atau llisensi
tersebut. Sebagai contoh pemerintah dapat menarik fee dari Ijin Mendirikan
Bangunan (IMB). Akan tetapi hendaknya biaya IMB tidak terlalu tinggi
sehingga menimbulkan kecenderungan masyarakat untuk tidak memiliki IMB

c. Metode Pembebanan Tarif Pelayanan Publik


Dalam praktik pembebanan langsung (direct charging) biasanya
ditentukan karena alasan – alasan sebagai berikut:
1) Suatu jasa, baik merupakan barang public maupun barang privat, mungkin
tidak dapat diberikan kepada setiap orang,sehingga tidak adil bila biayanya
dibebankan kepada semua masyarakat melalui pajak, sementara mereka
tidak menikmati jasa tersebut.
2) Suatu pelayanan mungkin membutuhkan sumber daya yang mahal atau
langka sehingga konsumsi public harus didisiplinkan (hemat), misalnya
pembebanan terhadap penggunaan air dan obat – obatan medis.
3) Terdapat variasi dalam konsumsi individual yang lebih berhubungan dengan
pilihan daripada kebutuhan, misalnya penggunaan fasilitas rekreasi.
4) Suatu jasa mungkin digunakan untuk operasi komersial yang
menguntungkan dan untuk memenuhi kebutuhan domestic secara individual
maupun industrial, misalnya air, listrik, jasa pos, dan telepon.
5) Pembebanan dapat digunakan untuk mengetahui arah dan skala permintaan
public atas suatu jasa apabila jenis dan standar pelayanan tidak dapat
ditentukan secara tegas.

8
Akuntansi Sektor Publik S2
Terlepas dari kasus yang merupakan barang public murni, terdapat
argument yang menentang pembebanan tarif pelayanan, yaitu:
1) Terdapat kesulitan administrasi dalam menghitung biaya pelayanan, dan
2) Yang miskin tidak mampu untuk membayar
3) Adanya eksternalitas, merit good, dan persyaratan legal

Ad.1) Terdapat kesulitan administrasi dalam menghitung biaya pelayanan


Penetapan tarif pelayanan mensyaratkan adanya sistem pencatatan dan
pengukuran yang handal (seperti: tarif jalan tol, meteran untuk air). Hal tersebut
dapat meningkatkan biaya penyediaan pelayanan. Akan tetapi keterukuran
membuat penaksiran tarif pelayanan lebih mudah dibandingkan dengan
penghitungan pajak (seperti: menghitung besarnya biaya untuk air dan listrik
lebih mudah dibandingkan dengan menghitung pajak penghasilan).

Ad.2) Yang miskin tidak mampu untuk membayar


Kesenjangan ekonomi dan pendapatan yang lebar menyebabkan orang
miskin tidak mampu membayar pelayanan dasar yang mestinya mereka
dapatkan, seperti pendidikan, kesehatan, air bersih, transportasi umum dan
bahkan makanan sehat.
Namun, yang menjadi masalah adalah dapatkah kita membuat daftar
kebutuhan dasar secara objektif. Yang penting bagi seseorang belum tentu
penting bagi orang lain, sehingga skala prioritas dan pilihan individu berbeda –
beda. Pilihan yang berbeda – beda tersebut membutuhkan perlakuan yang
berbeda- beda pula, sehingga pembebanan tarif pelayanan dipandang sesuai
dengan pilihan kebutuhan seseorang. Pelayanan public dapat juga diberikan
secara gratis oleh pemerintah, akan tetapi penyediaan gratis tersebut akan
mempengaruhi pilihan individu. Pemberian beras gratis mungkin tidak pas
untuk orang tertentu karena mungkin ia lebih suka diberi uang untuk membeli
pakaian. Keputusan untuk membebankan pelayanan kepada pelanggan harus
dikompensasi dengan pemberian subsidi atau pemberian pelayanan gratis.
Penyediaan pelayanan gratis atau subsidi mungkin sia – sia dan kurang
efektif. Apakah subsidi menjamin dinikmati bagi yang miskin? Mungkin saja

9
Akuntansi Sektor Publik S2
subsidi menguntungkan yang kaya. Bila kita peduli pada golongan miskin,
pendekatan terbaik adalah melalui distribusi pendapatan (lump sum transfer),
tetapi hal ini sulit dilakukan di Negara berkembang.

Ad. 3) Adanya eksternalitas, merit good, dan persyaratan legal


Eksternalitas positif (spillover effects) misalnya tarif pelayanan yang
terlalu tinggi membuat masyarakat tidak terdorong untuk menggunakannya
(seperti: imunisasi). Demikian juga barang yang dianggap merit good mungkin
lebih baik diberikan secara gratis atau tanpa beban biaya, seperti pendidikan.
Selain itu juga terdapat peraturan perundang – undangan yang mensyaratkan
pemerintah untuk menyediakan pelayanan tertentu, seperti pendidikan dasar,
sehingga kebutuhan barang tersebut biasanya dianggap bebas dari beban
masyarakat. Untuk kebutuhan – kebutuhan tersebut tidak perlu ditarik tarif
pelayanan, karena terdapat cara alternative untuk alokasi sumber daya selain
dengan pembebanan harga pelayanan, misalnya melalui pembagian kupon
(cards) dan vouchers. Meskipun metode pelayanan dengan kupon tersebut lebih
menjamin kaum miskin mendapatkan pelayanan yang sama, akan tetapi system
kupon tersebut tidak dapat memenuhi fungsi system harga dan mudah untuk
disalahgunakan.

d. Prinsip-prinsip Pembebanan biaya


Sebagian barang dan jasa yang disediakan pemerintah lebih sesuai
dibiayai dengan pembebanan tarif. Semakin dekat suatu pelayanan terkait
dengan barang privat, semakin sesuai barang tersebut dikenai tarif. Namun
batasan identifikasi barang privat dan public kadang sulit dan harus dilakukan
dengan dasar per pelayanan. Kegagalan dalam menetapkan biaya pada situasi
tertentu menyebabkan distorsi harga dan alokasi sumber daya yang keliru,
sehingga mengurangi pilihan bagi konsumen.
Meskipun demikian, dalam praktiknya permasalahan administrasi dan
pertimbangan social dan politik memiliki prioritas yang lebih besar
dibandingkan pertimbangan efisiensi ekonomi. Namun perlu diwaspadai bahwa

10
Akuntansi Sektor Publik S2
kesalahan dalam menetapkan tariff pelayanan public merupakan penyebab
utama deficit anggaran di banyak Negara berkembang (Devas, 1989)
Dalam praktiknya, pelayanan yang gratis secara nominal seringkali sulit
dijumpai. Pelayanan gratis menyebabkan insentif rendah, sehingga terkadang
kualitas pelayanan menjadi sangat rendah. Misalnya pemberian pelayanan
kesehatan gratis biasanya kualitasnya kurang memuaskan.

Manfaat Pembebanan dalam praktek ;


Praktik pembebanan pelayanan public berbeda – beda urk setiap Negara,
antar jasa yang disediakan langsung oleh pemerintah dan yang disediakan oleh
perusahaan milik Negara, dan antar pemerintah pusat dan daerah. Charging for
service merupakan salah satu sumber penerimaan bagi pemerintah daerah
tertentu. Pemerintah memperoleh penerimaan dari beberapa sumber, antara lain:
1) Pajak
2) Pembebanan langsung kepada masyarakat (charging for service)
3) Laba BUMN/BUMD
4) Penjualan asset milik pemerintah
5) Utang
6) Pembiayaan deficit anggaran
Data biaya kadang sulit diperoleh dan sulit diperbandingkan, terutama
antar jasa yang disediakan langsung oleh pemerintah dan yang disediakan oleh
perusahaan milik Negara. Pada kasus perusahaan Negara, hanya net deficit atau
surplus yang muncul dalam rekening pemerintah.
Pada umumnya kita mengharapkan bahwa penyediaan barang public
seperti pertahanan, kesehatan public, dan jasa kepolisian seharusnya diberikan
secara gratis, dalam arti dibiayai dari pajak. Sementara itu, penyediaan barang
privat yaitu jasa untuk kepentingan individu seperti listrik, telepon, transportasi
umum, ditarik tarif sebesar harga pemulihan biaya totalnya (full cost recovery
prices). Untuk barang campuran (mixed/merit good), seperti pendidikan
menengah, penyembuhan kesehatan, sanitasi disediakan sebagian melalui pajak
dan sebagian lagi dari tarif.

11
Akuntansi Sektor Publik S2
3. Evaluasi
Rangkuman

Penyediaan pelayanan publik dapat dibiayai melalui dua sumber yaitu


pajak dan pembebanan langsung kepada masyarakat sebagai konsumen jasa
publik (charging for services). Pembebanan tarif dilakukan karena alasan
efisiensi ekonomi, untuk memperoleh keuntungan, dan karena adanya barang
privat dan barang publik yang perlu diatur penggunaannya secara proporsional
dan memenuhi asas keadilan.
Pembebanan pelayanan publik merupakan salah satu sumber penerimaan
bagi pemerintah selain pajak, penjualan asset milik pemerintah,utang, dan laba
BUMN/BUMD. Masalah utama dalam pembebanan pelayanan publik adalah
menentukan berapa harga yang harus dibebankan. Aturan yang bisa dipakai
adalah beban dihitung sebesar total biaya untuk menyediakan pelayanan
tersebut. Dalam menentukan harga pelayanan publik juga dianut prinsip
different cost for different purposes yaitu untuk membedakan kos pelayanan
yang berbeda. Masalah lain adalah adanya hidden cost yang menyulitkan dalam
mengetahui total kos. Kesulitan untuk menghitung biaya total adalah karena
sulit mengukur jumlah yang di konsumsi dan perbedaan jumlah biaya untuk
melayani masing – masing orang. Pembebanan tidak memperhitungkan
kemampuan masyarakat untuk membayar dan biaya apa saja yang
diperhitungkan sehingga untuk memudahkan digunakan konsep current cost
operation, capital cost dan marginal cost (biaya penambahan kapasitas).

Marginal cost pricing menganut prinsip bahwa tarif yang dipungut


seharusnya sama dengan biaya untuk melayani tambahan konsumen. Marginal
cost pricing mengacu pada harga pasar yang paling efisien. marginal cost
pricing memperhatikan biaya operasi variable, semi variable overhead cost,
biaya penggantian atas asset modal dan biaya penambahan asset modal yang
digunakan untuk memenuhi tambahan permintaan. Namun demikian, konsep
marginal cost pricing juga menghadapi berbagai kendala. Oleh karena itu perlu
ditemukan metoda terbaik untuk menetapkan harga pelayanan publik.

12
Akuntansi Sektor Publik S2
4. Latihan Soal

1. Perusahaan milik pemerintah disatu sisi dituntut untuk lebih efisien dan
professional. Di sisi lain, terdapat tekanan dari masyarakat agar pemerintah
mampu mmemberikan pelayanan publik yang murah dan berkualitas.

Terhadap fenomena tersebut, diskusikan strategi dalam menentukan harga


produk pelayanan tertentu agar memenuhi prinsip efisiensi dan keadilan.

2. Jelaskan prinsip – prinsip charging for services?

3. Jelaskan teknik akuntansi untuk menentukan harga pelayanan publik.

4. Jelaskan peranan akuntansi biaya dalam penentuan harga pelayanan publik.

5. Diskusikan biaya apa saja yang relevan dipertimbangkan untuk penentuan


harga pelayanan publik.

13
Akuntansi Sektor Publik S2
Daftar bacaan
1. Bastian, Indra, 2007, Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar, Jakarta,
Penerbit Erlangga.
2. Jones, Rowan: & Pendlebury, Maurice, 2004., Public Sector Accounting,
Eight Edition, Prentice Hall.
3. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), 2002 Exposure Draft Standar Akuntansi
keuangan Sektor Publik, Jakarta.
4. Mardiasmo (2007), ”Akuntansi Sektor Publik”, siuatu konsep dan
implementasinya, Jakarta, Salemba Empat.

14
Akuntansi Sektor Publik S2
Bahan Kuliah 8
PENGUKURAN KINERJA
SEKTOR PUBLIK

1. P e n d a h u l u a n

a. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, diharapkan mahasiswa dapat
memahami dan menjelaskan secara detail tentang masalah-masalah berikut
ini.
1) Memahami konsep Pengukuran Kinerja Organisasi sektor Publik
2) Memahami dan menjelaskan Informasi sebagai Pengukuran Kinerja
3) Dapat memahami dan menjelaskan Indikator Kinerja dan Pengukuran
Value For Money
4) Dapat memahami dan menjelaskan Langkah-langkah Pengukuran
Value For Money
5) Mampu memberikan ringkasan dan rangkuman secara rinci dari
seluruh pokok bahasan pada bab ini,
6) Mampu menyelesaikan soal dan kasus yang berkaitan Kinerja Sektor
Publik.
b. Pokok Bahasan
1) Pengukuran Kinerja Organisasi sektor Publik
2) Informasi sebagai Pengukuran Kinerja
3) Indikator Kinerja dan Pengukuran Value For Money
4) Langkah-langkah Pengukuran Value For Money
5) Rangkuman
6) Latihan Soal dan kasus
c. Metode Pembelajaran
1) Metode ceramah ;
2) Metode diskusi,

1
Akuntansi Sektor Publik S2
3) Studi kasus dan pembahasan,
4) Metode aplikasi pada Sektor Publik.

2. Pokok Bahasan
a. Pengantar
Setelah operasionalisasi anggaran, langkah selanjutnya adalah
pengukuran kinerja untuk menilai prestasi manajer dan unit organisasi
yang dipimpinnya. Pengukuran kinerja sangat penting untuk menilai
akuntabilitas organisasi dan manajer dalam menghasilkan pelayanan
publik yang lebih baik. Akuntabilitas bukan sekedar kemampuan
menunjukkan bagaimana uang publik dibelanjakan tetapi meliputi
kemampuan menunjukkan bahwa uang publik tersebut telah dibelanjakan
secara ekonomis, efisien dan efektif. Pusat pertanggungjawaban berperan
untuk menciptakan indicator kinerja sebagai dasar untuk menilai kinerja.
Dipergunakannya system pengukuran kinerja yang handal (reliable)
merupakan salah satu factor kunci suksesnya organisasi.

b. Pengukuran Kinerja Organisasi sektor Publik

Pengukuran kinerja sector publik adalah merupakan suatu system


yang bertujuan untuk membantu manajer publik dalam menilai pencapaian
suatu strategi melalui alat ukur financial dan nonfinansial. Sistem
pengukuran kinerja dapat dijadikan sebagai alat pengendalian organisasi,
karena pengukuran kinerja diperkuat dengan menetapkan reward and
punishment system.

Pengukuran kinerja sector public dilakukan untuk memenuhi tiga


sasaran, antara lain :

1) sasaran pengukuran kinerja sector publik ditujukan untuk membantu


memperbaiki kinerja pemerintah.

Ukuran kinerja dimaksudkan untuk membantu pemerintah berfokus


pada tujuan dan sasaran program unit kerja.Hal ini pada akhirnya akan

2
Akuntansi Sektor Publik S2
meningkatkan efisiensi dan efektifitas organisasi sector publik dalam
pemberian pelayanan publik.

2) sasaran ukuran kinerja sector publik ditujukan untuk pengalokasian


sumber daya dan penbuatan keputusan.

3) sasaran ukuran kinerja sector public ditujukan untuk mewujudkan


pertang-gungjawaban publik dan memperbaiki komunikasi
kelembagaan.

Oleh pihak legislatif, ukuran kinerja digunakan untuk menentukan


kelayakan biaya pelayanan (cost of service) yang dibebankan kepada
masyarakat pengguna jasa publik. Masyarakat tentu tidak mau terus
menerus ditarik pungutan sementara pelayanan yang mereka terima tidak
ada peningkatan kualitas dan kuantitasnya. Oleh karena itu, pemerintah
berkewajiban untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan
publik. Masyarakat menghendaki pemerintah dapat memberikan banyak
pelayanan dengan biaya yang murah (do more with less).

Kinerja sector public bersifat multi dimensional, sehingga tidak ada


indicator tunggal yang dapat digunakkan untuk menunjukkan kinerja
secara komprehensif. Berbeda dengan sector swasta, karena sifat output
yang dihasilkan sector publik lebih banyak bersifat intangible output,
maka ukuran financial saja tidak cukup untuk mengukur kinerja sector
public. Oleh karena itu perlu dikembangkan ukuran kinerja non financial.

Tujuan dan manfaat Sistem Pengukuran Kinerja

Secara umum, tujuan system pengukuran kinerja adalah:

a. Untuk mengkomunikasikan strategi secara lebih baik (top down dan


bottom up)

b. Untuk mengukur kinerja financial dan non financial secara berimbang


sehingga dapat diukur perkembangan pencapaian strategi

c. Untuk mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level


menengah dan bawah serta memotivasi untuk mencapai gold
congruence: dan

3
Akuntansi Sektor Publik S2
d. Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan
individual dan kemampuan kolektif yang rasioanal.

Manfaat Pengukuran kinerja

a. Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk


menilai kinerja manajemen

b. Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan

c. Untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan


membandingkannya dengan target kinerja serta melakukan tindakan
korektif untuk memperbaiki kinerja

d. Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman (reward


& punishment) secara objektif atas pencapaian prestasi yang diukur
sesuai dengan system pengkuran kinerja yang telah disepakati

e. Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka


memperbaiki kinerja organisasi

f. Membantu mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah


terpenuhi

g. Membantu memahami proses kegiatan pemerintah dan

h. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif.

c. Informasi sebagai Pengukuran Kinerja

1) Informasi Finansial

Penilaian laporan kinerja finaansial diukur berdasarkan pada


anggaran yang telah dibuat. Penilaian tersebut dilakukan dengan
menganilisis varians (selisih atau perbedaan) antara kinerja actual
dengan yang dianggarkan

Analisis varians secara garis besar berfokus pada:

a) Varians pendapatan (revenue variance

b) Varians pengeluaran(expenditure variance)

4
Akuntansi Sektor Publik S2
- Varians belanja rutin (recurrent expenditure variance)

- Varians belanja investasi/modal(capital expenditure variance)

Setelah dilakukan analisis varians, maka dilakukan identifikasi


sumber penyebab terjadinya varians dengan menelusur varians tersebut
hingga level manajemen paling bawah. Hal tersebut dilakukan guna
mengetahui unit spesifik mana yang bertangguang jawab terhadap
terjadinya varians sampai tingkat manajemem paling bawah.

Penggunaan analisis varians saja belum cukup untuk mengukur


kinerja, karena dalam analisis varians masih mengandung keterbatasan
(constrain). Keterbatasan analisis varians diantaranya terkait dengan
kesulitan menetapkan signifikansi besarnya varians.

1) Informasi NonFinansial

Informasi Non Finansial dapat dijadikan sebagai tolak ukur


lainnya. Informasi non-Fiansial dapat menambah keyakinan terhadap
kualitas proses pengendalian manajemen. Teknik pengukuran kinerja
secara komprehensif yang banyak dikembangkan oleh berbagai
organisasi dewasa ini adalah Balance Scorecard. Dengan Balance
Scorecard kinerja organisasi diukur tidak hanya berdasarkan aspek
finansialnya saja, akan tetapi juga aspek non – Finansial. Pengukuran
dengan metode Balance Scorecard melibatkan empat aspek yaitu:

a) Perspektif Finansial (financial perpective)

b) Perspektif Kepuasan pelanggan (customer perspective)

c) Perspektif efisiensi proses internal (internal proses efficiency)

d) Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth


perpective).

Jenis informasi non Finansial dapat dinyatakan dalam variable kunci


(key variable) atau sering dinamakan key success factor. Key result
factor, atau pulse point.

5
Akuntansi Sektor Publik S2
Variabel kunci adalah variable yang mengindikasikan factor – factor
yang menjadi sebab kesuksesan suatu organisasi. Jika terjadi perubahan
yang tidak diinginkan, maka variable ini harus segera disesuaikan. Suatu
variable memiliki beberapa karakteristik antara lain:

a. Menjelaskan factor pemicu keberhasilan dan kegagalan organisasi

b. Sangat volatile dan dapat berubah dengan cepat

c. Perubahannya tidak dapat diprediksi

d. Jika terjadi perubahan perlu diambil tindakan segera, dan

e. Variabel tersebut dapat diukur, baik secara langsung maupun


melalui ukuran antara (surrogate). Sebagai
contoh, kepuasan masyarakat tidak dapat diukur secara langsung; akan
tetapi dapat dibuat ukuran antaranya, misalnya jumlah aduan, tuntutan,
demonstrasi dapat dijadikan variable kunci.

Contoh Variabel Kunci

Dinas/unit kerja Variabel Kunci

Rumah sakit dan hotel Tingkat hunian kamar yang


dipakai (kamar yang dipakai:
jumlah total kamar yang
tersedia)

Klinik Kesehatan Jumlah pelanggan (masyarakat)


yang dilayani per hari

Perusahaan Listrik negara KWH yang terjual

Perusahaan Telekomunikasi Jumlah pulsa yang terjual

Perusahaan air minum Jumlah debit air yang terjual

DLLAJ Jumlah alat angkutan umum (paid


seats/capacity seats)

6
Akuntansi Sektor Publik S2
Pekerjaan Umum Panjang jalan yang diperbaiki

Panjang jalan yang disapu atau


dibersihkan

Kepolisian Jumlah kriminalitas yang tertangani

Jumlah kecelakaan atau pelanggaran lalu


lintas

Jumlah pengaduan masyarakat yang


tertangani

DPR/DPRD Jumlah pengaduan dan tuntutan


masyarakat yang tertangani

Jumlah rapat yang dilakukan

Jumlah undang – undang atau perda yang


dihasilkan

Jumlah peserta rapat per total anggota

Dipenda Jumlah pendapatan yang terkumpul

d. Indikator Kinerja dan Pengukuran Value For Money

Untuk melakukan pengukuran kinerja, variable kunci yang sudah


teridentifikasi tersebut kemudian dikembangkan menjadi indikator kinerja
untuk unit kerja yang bersangkutan. Untuk dapat diketahui tingkat capaian
kinerja, indicator kinerja tersebut kemudian dibandingkan dengan target
kinerja atau standar kinerja. Tahap terkhir adalah evaluasi kinerja yang
hasilnya berupa feedback, reward, dan punishment kepada manajer pusat
pertanggungjawaban.

Indikator kinerja digunakan sebagai indicator pelaksanaan strategi yang


telah ditetapkan. Indikator kinerja tersebut dapat berbentuk factor – factor
keberhasilan utama organisasi (critical success factor) dan indicator
kinerja kunci (key performance indicator).

7
Akuntansi Sektor Publik S2
Faktor Keberhasilan Utama adalah suatu area yang mengindikasikan
kesuksesan kinerja unit kerja organisasi. Area ini merefleksikan preferensi
manajerial dengan memperhatikan variable – variable kunci financial dan
non Finansial pada kondisi waktu tertentu. Critical success factor tersebut
harus secara konsisten mengikuti perubahan yang terjadi dalam organisasi.

Indikator Kinerja Kunci merupakan sekumpulan indicator yang dapat


dianggap sebagai ukuran kinerja kunci baik yang bersifat Finansial
maupun non Finansial untuk melaksanakan operasi dan kinerja unit bisnis.
Indikator ini dapat digunakan oleh manajer untuk mendeteksi dan
memonitor capaian kinerja.

Pengembangan Indikator Kerja

Penggunaan indicator kinerja sangat penting untuk mengetahui


apakah suatu aktifitas atau program telah dilakukan secara efisien dan
efektif. Indikator untuk tiap – tiap unit organisasi berbeda – beda
tergantung pada tipe pelayanan yang dihasilkan. Penentuan indicator
kinerja perlu mempertimbangkan komponen berikut:

a. Biaya Pelayanan (cost of service)

b. Penggunaan (utilization)

c. Kualitas dan standar pelayanan (quality and standards)

d. Cakupan pelayanan (coverage)

e. Kepuasan (satisfaction)

Indikator biaya biasanya diukur dalam bentuk biaya unit (unit


cost), misalnya biaya per unit pelayanan (panjang jalan yang diperbaiki,
jumlah ton sampah yang terangkut, biaya persiswa). Beberapa pelayanan
mungkin tidak dapat ditentuksn biaya unitnya, karena output yang
dihasilkan tidak dapat dikuantifikasi atau tidak ada keseragaman tipe
pelayanan yang diberikan. Untuk kondisi tersebut dapat dibuat indicator
kinerja proksi misalnya belanja per kapita (misalnya belanja per 1000
penduduk).

8
Akuntansi Sektor Publik S2
e. Langkah-langkah Pengukuran Value For Money

Pengukuran Ekonomi

Pengukuran efektifitas hanya mempehatikan keluaran y didapat,


sedangkan pengukuran ekonomi hanya mempertimbangkan masukan yang
dipergunakan. Ekonomi merupakan ukuran yang relative. Pertanyaan
sehubungan dengan pengukuran ekonomu adalah:

a. Apakah biaya organisasi lebih besar dari yang telah dianggarkan oleh
organisasi?

b. Apakah biaya organisasi lebih besar daripada biaya organisasi lain


yang sejenis yang dapat diperbandingkan?

c. Apakah organisasi telah menggunakan sumber daya finansialnya


secara optimal?

Pengukuran Efisiensi

Efisiensi merupakan hal penting dari ketiga pokok bahasan value


for money. Efisiensi diukur dengan rasio antara output dengan input.
Semakin besar output disbanding input, maka semakin tinggi tingkat
efisiensi suatu organisasi
output
Efisiensi =
input

Rasio efisiensi tidak dinyatakan dalam bentuk absolute tetapi


dalam bentuk relative. Unit A adalah lebih efisien dibandingkan unit B,
unit A lebih efisien tahun ini disbanding tahun lalu, dan seterusnya.
Karena efisiensi diukur dengan membandingkan keluaran dan masukan,
maka perbaikan efisiensi dapat dilakukan dengan cara:

1. Meningkatkan output pada tingkat input yang sama


2. Meningkatkan output dalam proprsi yang lebih besar daripada proporsi
peningkatan input.
3. Menurunkan inout pada tingkatan output yang sama

9
Akuntansi Sektor Publik S2
4. Menurunkan input dalam proporsi yang lebih besar daripada proporsi
penurunan output
Penyebut atau input sekunder seringkali diukur dalam bentuk
satuan mata uang. Pembilang atau output dapat diukur baik dalam jumlah
uang ataupun satuan fisik. (Catatan: efisiensi seringkali juga dinyatakan
dalam bentuk input/output, dengan interpretasi yang sama dengan bentuk
input/output, contoh: biaya per unit output).
Dalam pengukuran kinerja value for money , efisiensi dapat dibagi
menjasi dua: (a) efisiensi alokasi (efisiensi 1), dan (b) efisiensi teknis atau
efisiensi manajerial (efisiensi 2). Efisiensi alokasi terkait dengan
kemampuan untuk mendayagunakan sumber daya input pada tingkat
kapasitas optimal. Efisiensi teknis (manajerial) terkait dengan
kemampauan mendayagunakan sumber daya input pada tingkat output
tertentu.

Pengukuran Efektifitas
Efektifitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi
mencapai tujuannya. Apabila suatu organisasi berhasil mencapai tujuan,
maka organisasi tersebut dikatakan telah berjalan dengan efektif. Hal
terpenting yang perlu dicatat adalah bahwa efektifitas tidak menyatakan
berapa besar biaya yang telah dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut.
Biaya boleh jadi melebihi apa yang telah dianggarkan, boleh jadi dua kali
lebih besar atau bahkan tiga kali lebih besar daripada yang telah
dianggarkan. Efektifitas hanya melihat apakah suatu program atau
kegiatan telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Pengukuran Outcome
Outcome adalah dampak suatu program atau kegiatan terhadap
masyarakat. Outcome lebih tinggi nilainya daripada output, karena output
hanya mengukur hasil tanpa mengukur dampaknya terhadap masyarakat,
sedangkan outcome mengukur kualitas outputdan danpak yang dihasilkan
(Smith, 1996). Pengukuran outcome memiliki dua peran yaitu peran

10
Akuntansi Sektor Publik S2
retrospektif dan prospektif. Peran retrospektif terkait dengan penilaian
kinerja masa lalu, sedangkan peran prospektif terkait dengan perencanaan
kinerja masa yang akan dating.
Sebagai peran prospektif, pengukuran outcome di gunakan untuk
mengarahkan keputusan alokasi sumber daya publik. Analisis retrospektif
memberikan bukti terhadap praktik yang baik (good management). Bukti
tersebut dapat menjadi dasar untuk menetapkan target di masa yang akan
dating dan mendorong untuk menggunakan praktik yang terbaik. Atau
dapat juga bukti tersebut digunakan untuk membantu pembuat keputusan
dalam menentukan program mana yang perlu dilaksanakan dan metode
terbaik mana yang perlu digunakan untuk melaksanakan program tersebut.

3. Evaluasi
Rangkuman
Sistem pengukuran kinerja sector publik adalah suatu system yang
bertujuan untuk membantu manajer publik menilai pencapaian suatu
strategi melalui alat ukur financial dan non financial. Sistem pengukuran
kinerja merupakan salah satu alat pengendalian organisasi karena
diperkuat dengan adanya mekanisme reward and punishment. Pengukuran
kinerja sector publik dimaksudkan untuk membantu memperbaiki kinerja
pemerintah, memperbaiki pengalokasian sumber daya dan pembuatan
keputusan, serta untuk memfasilitasi terwujudanya akuntabilitas publik.
Inti pengukuran kinerja pemerintah adalah pengukuran value for
money. Kinerja pemerintah harus diukur dari sisi input,outpur dan
outcome. Tujuan pengukuran value for money yaitu mengukur tingkat
keekonomisan dalam alokasi sumber daya, efisiensi dalam penggunaan
sumber daya dan hasil yang maksimal, serta efektifitas dalam penggunaan
sumber daya.

11
Akuntansi Sektor Publik S2
4. Latihan soal
1. Diskusikan prospek dan permasalahan dalam pengaplikasian konsep
Balance Scorecard pada organisasi sector publik, khususnya pada
pemerintah daerah.
2. Analisislah key success factor pada organisasi pemerintah daerah,
setelah itu tentukan key performance indicator nya.
3. Diskusikan bagaimanakah menciptakan system manajemen
kompensasi yang dapat mendorong kinerja unit kerja pemerintahan!
4. Jelaskan strategi implementasi pengukuran kinerja value for money!
5. Jelaskan factor – factor yang harus diperhatikan dalam menentukan
indicator kinerja!

12
Akuntansi Sektor Publik S2
Daftar Bacaan
PP No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
Permendagri No. 59 Tahun 2007 tentang Pengelolaan keuangan Daerah
Bastian, Indra, 2007, Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar, Jakarta, Penerbit
Erlangga.
Baswir, Revrison, 2007, Akuntansi Pemerintahan di Indonesia, BPFE-UGM
Yogyakarta.
Jones, Rowan: & Pendlebury, Maurice, 2004., Public Sector Accounting, Eight
Edition, Prentice Hall.
Badan Pemeriksa Keuangan, (2005), Standar Audit Pemerintahan, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), 2002 Exposure Draft Standar Akuntansi
keuangan Sektor Publik, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta, Salemba
Empat.
Mardiasmo (2007), ”Akuntansi Sektor Publik”, siuatu konsep dan
implementasinya, Jakarta, Salemba Empat.

13
Akuntansi Sektor Publik S2
Bahan Kuliah 9
TEHNIK AKUNTANSI KEUANGAN
SEKTOR PUBLIK

1. P e n d a h u l u a n

a. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, diharapkan mahasiswa dapat
memahami dan menjelaskan secara detail tentang masalah-masalah berikut
ini.
1) Memahami konsep dan teori Akuntansi Keuangan Sektor Publik.
2) Memahami dan menjelaskan standar Akuntansi Keuangan Sektor
Publik,
3) Dapat memahami dan menjelaskan Tehnik Akuntansi Keuangan Sektor
Publik
4) Dapat memahami dan menjelaskan Sistem Akuntansi Keuangan Sektor
Publik
5) Mampu memberikan ringkasan dan rangkuman secara rinci dari seluruh
pokok bahasan pada bab ini,
6) Mampu menyelesaikan soal dan kasus yang berkaitan Akuntansi
Keuangan Sektor Publik.
b. Pokok Bahasan
1) Teori Akuntansi Sektor Publik
2) Standar Akuntansi Sektor Publik
3) Tehnik Akuntansi Sektor Publik
4) Sistem Akuntansi Sektor Publik
5) Rangkuman
6) Latihan Soal dan kasus
c. Metode Pembelajaran
1) Metode ceramah ;
2) Metode diskusi,

1
Akuntansi Sektor Publik S2
3) Metode aplikasi pada Pemerntah Daerah / Pusat.

2. Pokok Bahasan
a. Pengantar
Teknik Akuntansi keuangan sector public dibahas pada Bahan Ajar
ke 9, dan Laporan Keuangan Sektor Publik pada Bahan Ajar ke 10.
Dalam bagian ini, pembahasan difokuskan pada akuntansi keuangan,
setelah bagian sebelumnya dibahas akuntansi manajemen. Akuntansi
keuangan sector publik sangat erat kaitannya dengan fungsi akuntansi
sebagai penyedia informasi keuangan untuk pihak eksternal organisasi.
Disektor public, kebutuhan akan infprmasi akuntansi semakin
tinggi seiring dengan semakin meningkatnya akuntabilitas publik dan
transparansi oleh lembaga – lembaga publik. Laporan keuangan sector
publik menjadi instrument utama untuk menciptakan akuntabilitas publik.
Untuk menghasilkan laporan keuangan sector publik yang relevan dan
handal, maka diperlukan standar akuntansi keuangan sector publik dan
system akuntansi sector publik. Pengembangan standar akuntansi
keuangan sector publik merupakan suatu yang sangat krusial, karena
kualitas srndar akuntansi secara langsung akan mempengaruhi kualitas
laporan keuangan.
Dengan demikian pada bahan ajar ini perlu dikembangkan system
akuntansi yang handal yang mampu memfasilitasi dihasilkannya laporan
keuangan yang dapat dipercaya.

b. Teori Akuntansi Sektor Publik


Teori akuntansi memiliki kaitan yang erat dengan akuntansi,
terutama pelaporan keuangan pada pihak eksternal. Teori akuntansi sector
publik sendiri sebenarnya masih dipertanyakan apakah memang ad teori
akuntansi sector publik. Sektor swasta yang perkembangan akuntansinya
lebih pesat saja oleh beberapa ilmuwan masih dipertanyakan apakah
sampai saat ini benar – benar memiliki teori akuntansi yang mapan. Suatu
teori perlu didukung oleh berbagai riset yang didalamnya terdapat hipotesa

2
Akuntansi Sektor Publik S2
– hipotesa yang diuji kebenarannya. Teori memiliki tiga karakteristik
dasar, yaitu:
1) Kemampuan untuk menerangkan atau menjelaskan fenomena yang ada
(the ability to explain), 2) Kemampuan untuk memorediksi (the ability to
predict), 3) Kemampuan mengendalikan fenomena (the ability to control
given phenomena). Pada dasarnya terdapat tiga tujuan mempelajari teori
akuntansi, yaitu: 1) untuk memahami praktik akuntansi yang ada saat ini,
2) mempelajari kelemahan dan kekurangan dari praktik akuntansi yang
saat ini dilakukan, dan 3) memperbaiki praktik akkuntansi di masa dating.
Suatu disiplin ilmu dapat diklasifikasikan dalam lima kelompok
yaitu: (1) ilmu murni atau abstrak (abstract science), (2) ilmu deskriptif
(general descriptive science), (3) ilmu derivative (special derivative
science), (4) ilmu sinoptik (synoptic science), (5) ilmu terapan (applied
science). Ilmu abstrak misalnya adalah matematika, ilmu logika, dan
metafisik. Disiplin ilmu yang termasuk kategori ilmu deskriptif
mendasarkan pengetahuannya melalui observasi dan pendeskripsian suatu
fenomena actual, misalnya ilmu kimia,sosiologi dan biologi. Ilmu
derivative merupakan turunan dari ilmu lain, misalnya botani, zoology,
minerologi dan etnologi. Synoptic science adalah turunan dari derivative
special science yang merupakan gabungan dari beberapa disiplin ilmu,
contohnya adalah auditing geologi dan geografi. Ilmu trepan adalah
disiplin ilmu yang secara khusu terpisah dari disiplin ilmu lain yang
disesuaikan dengan kebutuhan praktis ilmu tersebut, contonhya ilmu
akuntansi.
Untuk menghasilkan Laporan Keuangan sector publik yang relevan
dan dapat diandalkan, terdapat beberapa kendala (constraints) yang
dihadapi akuntansi sector publik. Hambatan tersebut adalah:
1. Objektivitas
2. Konsistensi
3. Daya banding
4. Tepat waktu
5. Ekonomis dalam penyajian laporan

3
Akuntansi Sektor Publik S2
6. Materialitas

Objektivitas
Objektivitas merupakan kendala utama dalam menghasilkan laporan
keuangan yang relevan. Laporan keuangan disajikan oleh manajemen
untuk melaporkan kinerja yang telah dicapai oleh manajemen selama
periode waktu tertentu kepada pihak eksternal yang menjadi Stakeholder
organisasi.
Seringkali terjadi masalah objektivitas laporan kinerja disebabkan
oleh adanya benturan kepentingan antara kepentingan manajemen dengan
kepentingan stakeholder. Manajemen tidak selalu bertindak untuk
kepentingan stakeholder, namun seringkali ia bertindak untuk
memaksimumkan kesejahteraan mereka dan mengamankan posisi mereka
tanpa memandang bahaya yang ditimbulkan terhadap stakeholder yang
lain, misalnya karyawan, investor, kreditor dan masyarakat.
Masalah objektivitas juga dapat dijelaskan melalui teori kontrak
(contracting theory). Proses kontrak menghasilkan hubungan keagenan
(agency relationship). Hubungan keagenan muncul ketika salah satu pihak
(principal) mengontak pihak lain (agen) untuk melakukan tindakan yang
diinginkan oleh principal. Dengan kontrak tersebut principal
mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan pada agen. Karena
baik agen maupun principal keduanya adalah utility maximize, maka tidak
ada alasan yang dapat diyakini bahwa agen akan selalu bertindak untuk
kepentingan principal. Masalah keagenan (agency problem) kemudian
muncul karena adanya perilaku opurtunis (opurtunistic behaviour) dari
agen, yaitu perilaku manajemen (agen) untuk memaksimumkan
kesejahteraannya sendiri yang mungkin berlawanan dengan kepentingan
principal.

Konsistensi
Konsistensi mengacu pada penggunaan metode atau teknik
akuntansi yang sama untuk menghasilkan laporan keuangan organisasi

4
Akuntansi Sektor Publik S2
selama beberapa periode waktu secara berturut – turut. Tujuannya adalah
agar laporan keuangan dapat diperbandingkan kinerjanya dari tahun ke
tahun. Konsitensi penerapan metode akuntansi merupakan hal yang sangat
penting karena organisasi memiliki orientasi jangka panjang (going
concern), sedangkan laporan keuangan hanya melaporkan kinerja selama
satu periode. Oleh karena itu, agar tidak terjadi keterputusan proses
evaluasi kinerja organisasi oleh pihak eksternal, maka organisasi perlu
konsisten dalam menerpakan metode akuntansinya.

Daya banding
Laporan keuangan sector publik hendaknya dapat diperbandingkan
antar periode waktu dan dengan instansi lain yang sejenis. Dengan
demikian, daya banding berartyi bahwa laporan keuangan dapat digunakan
untuk membandingkan kinerja organisasi dengan organisasi lain yang
sejenis. Kendala daya banding terkait dengan objeltivitas karena semakin
objektif suatu laporan keuangan maka akan semakin tinggi daya
bandingnya karena dengan dasar yang sama akan dapat dihasilkan laporan
yang berbeda. Selain itu, daya banding juga terkait dengan konsitensi.
Adanya beberapa alternative penggunaan metode akuntansi juga dapat
menyulitkan tercapainya daya banding

Tepat waktu
Laporan keuangan harus disajikan tepat waktu agar dapat
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi, social, dan
politik serta untuk menhindari tertundanya pengambilan keputusan
tersebut. Kendala ketepatan waktu penyajian laporan terkait dengan lama
waktu yang dibutuhkan oleh organisasi untuk menghasilkan laporan
keuangan. Semakin cepat waktu penyajian laporan keuangan, maka akan
semakin baik untuk pengambilan keputusan. Permasalahannya adalah
semakin banyak kebutuhan informasi, maka akan semakin banyak pula
waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan berbagai informasi tersebut.

5
Akuntansi Sektor Publik S2
Laporan keuangan mungkin disajikan tidak tepat waktu sehingga tidak
relevan untuk pengambilan keputusan meskipun disajikan lebih awal.

Ekonomis dalam Penyajian Laporan


Penyajian laporan keuangan membutuhkan biaya. Semakin banyak
informasi yang dibutuhkan semakin besar pula biaya yang dibutuhkan.
Kendala ekonomis dalam penyajian laporan keuangan bisa berarti bahwa
manfaat yang diperoleh harus lebih besar dari biaya yang dikeluarkan
untuk menghasilkan laporan tersebut.

Materialitas
Suatu informasi dianggap material bila mempengruhi keputusan,
atau jika informasi tersebut dihilangkan akan menghasilkan keputusan
yang berbeda. Penentuan materialitas memang bersifat pertimbangan
subjektif (subjective judgement), namun pertimbangan tersebut tidak dapat
dilakukan menurut selera pribadi. Pertimbangan yang digunakan
merupakan Professional judgement yang mendasarkan pada teknik
tertentu.

c. Standar Akuntansi Sektor Publik

Standar akuntansi merupakan pedoman atau prinsip – prinsip yang


mengatur perlakuan akuntansi dalam penyusunan laoran keuangan untuk
tujuan pelaporan kepada para pengguna laporan keuangan, sedangkan
prosedur akuntansi merupakan praktik khusus yang digunakan untuk
mengimplementasikan standar. Untuk memastikan diikutinya prosedur
yang telah ditetapkan, system akuntansi sector publik harus dilengkapi
dengan system pengendalian intern atas penerimaan dan pengeluaran dana
publik.

Standar akuntasi sangat diperlukan untuk menjamin konsistensi


dalam pelaporsan keuangan. Tidak adanya standar akuntansi yang
memadai akan menimbulkan impilkasi negative berupa rendahnya

6
Akuntansi Sektor Publik S2
reliabilitas dan objektivitas informasi yang disajikan, inkonsistensi dl
pelaporna keuangan serta menyulitkan dalam pengauditan.

Proses penetapan dan pelaksanaan standar akuntansi sector publik


merupakan masalah yang serius bagi praktik akuntansi, profesi akuntansi,
dan bagi pihak – pihak yang berkepentingan. Pembuatan suatu standar
mungkin dapat bermanfaat bagi satu pihak, namun dapat juga merugikan
bagi pihak lain. Penentuan mekanisme yang terbaikdlm menetapkan
keseragaman standar akuntansi merupakan factor penting agar standar
akuntansi dapat diterima pihak – pihak yang berkepentingan dan
bermanfaat bagi pengembangan akuntansi sector publik itu sendiri.

Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam penetapan


standar akuntansi, antara lain:

a) Standar memberikan dokumen tentang informasi yang harus


disajikan dalam laporan keuangan posisi keuangan, kinerja, dan
aktivitas sebuah organisasi bagi seluruh pengguna informasi

b) Standar memberika petunjuk dan aturan tindakan bagi auditor yang


memungkinkan pengujian secara hati – hati dan independen saat
menggunakan keahlian dan integritasnya dalam mengaudit laporan
suatu organisasi serta saat membuktikan kewajarannya.

c) Standar memberikan petunjuk tentang kumpulan data yang perlu


disajikan yang berkaitan dengan berbagai variable yang patut
dipertimbangkan dalam bidang perpajakan, regulasi, perencanaan
seta regulasi ekonomi dan penigkatan efisiensi ekonomi serta tujuan
social lainnya.

d) Standar menghasilkan prinsip dan teori yang penting bagi seluruh


pihak yang berkepentingan dalam disiplin ilmu akuntansi.

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam penyusunan dan penetapan standar
adalah sedapat mungkin menghindari terjadinya standar yang overload.
Standar yang overload terjadi ketika:

a) Standar terlalu banyak

7
Akuntansi Sektor Publik S2
b) Standar terlalu rumit
c) Tidak ada standar yang tegas (rigid) sehingga sulit untuk membuat
pilihan dalam penerapannya
d) Standar mempunyai tujuan yang sifatnya umum (general purpose
standards), sehingga gagal dalam menyajikan pebedaan kebutuhan
diantara para penyaji dan pengguna.
e) Standar kurang spesifik sehingga gagal dalam mengidentifikasi
perbedaan antara:
- Entitas publik dan entitas non publik
- Laporan keuangan tahunan dan interim
- Organisasi besar dan kecil
- Laporan keuangan auditan dan non auditan
f) Pengungkapan yang berlebihan, pengukuran yang terlalu kompleks,
atau keduanya.

d. Tehnik Akuntansi Sektor Publik


Beberapa teknik akuntansi keuangan yang dapat diadopsi oleh sector
publik ::
1) Akuntansi Anggaran
2) Akuntansi Komitmen
3) Akuntansi Dana
4) Akuntansi Kas
5) Akuntansi Akrual
Akuntansi kas, akuntansi akrual, dan akuntansi komitemen berbeda satu
dengan lainnya karena adanya perbedaan waktu pengakuan pendapatan
dan biaya. Dalam hal pengakuan pendapatan, pada dasarnya terdapat dua
langkah yang mempengaruhi pencatatan, yaitu pada saat barang dikirim
dan faktur dikeluarkan, dan pada saat barang dikirim dan faktur dibayar.

8
Akuntansi Sektor Publik S2
Akuntansi Anggaran
Teknik akuntansi anggaran merupakan teknik akuntansi yang
menyajikan jumlah yang dianggarkan dengan jumlah actual dan dicatat secara
berpasangan (double entry). Akuntansi anggaran merupakan praktik akuntansi
yang banyak digunakan organisasi sector publik, khususnya pemerintahan,
yang mencatat dan menyajikan akun operasi dalam format yang sama dan
sejajar dengan anggarannya. Jumlah belanja yang dianggarkan dikreditkan
terhadap akun yang sesuai kemudian apabila belanja tersebut direalisasikan,
maka akun tersebut didebit kembali. Saldo yang ada dengan demikian
menunjukkan jumlah anggaran yang belum dibelanjakan. Teknik akuntansi
anggaran dapat membandingkan secara sistematik dan kontinu jumlah
anggaran dan realisasi anggaran. Tujuan utama teknik ini adalah untuk
menekankan peran anggaran dalam siklus perencanaan, pengendalian dan
akuntabilitas.
Alasan yang melatarbelakangi teknik akuntansi anggaran adalah bahwa
anggaran dan realisasi harus selalu dibandingkan sehingga dapat dilakukan
tindakan koreksi apabila terdapat varians (selisih). Namun akuntansi anggaran
lebih menekankan pada bemtuk dari akun-akun keuangan bukan isi (content)
dari akun itu sendiri.
Salah satu kelemahan teknik akuntansi anggaran adalah bahwa teknik
ini sangat kompleks. Akan lebih mudah dan lebih komprhensif apabila akun –
akun yang ada menunjukkan pendapatan dan biaya dianggarkan.

Akuntansi Komitmen
Akuntansi Komitmen adalah system akuntansi yang mengakui transaksi
dan mencatatnya pada saat order dikelurkan. Sistem akuntansi akrual
mengakui biaya pada saat faktur diterima dan mengakui pendapatan pada saat
faktur dikeliurkan. Akuntansi komitmen dapat digunakan bersama – sama
dengan akuntansi kas atau akuntansi akrual. Akuntansi komitmen terkadang
hanya menjadi subsistem dari system akuntansi utama yang dipakai
organisasi. Akuntansi komitmen mengakui transaksi ketika organisasi

9
Akuntansi Sektor Publik S2
melakukan transaksi tersebut. Hal ini berarti transaksi tidak diakui ketika kas
telah dibayarkan atau diterima, tidak juga ketika faktur diterima atau
dikeluarkan, akan tetapi pada waktu yang lebih awal, yaitu ketika order
dikeluarkan atau diterima.
Tujuan utama akuntansi komitmen adalah untuk pengendalian
anggaran. Agar manajer dapat mengendalikan anggaran, ia perlu mengetahui
berapa besar anggaran yang telah dilaksanakan atau dikeluarkan jika dihitung
berdasarkan order yang telah dikeluarkan. Dengan menerima akun atas faktur
yang diterima atau dibayarkan, ia dapat dengan mudah menghabiskan
anggaran (overcommit). Tentu saja manajer yang teliti akan tahu bahwa akun
– akun tidak memasukkan order yang dikeluarkan yang mana faktur belum
diterima dan oleh karena itu ia membuat catatan sendiri agar ia tidak
melakukan pemborosan anggaran (over commit the budget).
Akuntansi komitmen berfokus pada order yang dikeluarkan. Order
yang diterima yang terkait dengan pendapatan tidak akan dicatat sebelum
faktur dikirimkan. Meskipun akuntansi komitmen dapat memperbaiki
pengendalian terhadap anggaran, namun terdapat masalah dalam
pengadopsian system tersebut ke dalam akun – akun keuangan. Akun yang
dicatat hanya didukung oleh order yang dikeluarkan. Pada umunya tidak ada
kewajiban hokum (legal liability) untuk patuh terhadap order yang terjadi dan
order tersebut dapat dengan mudah dibatalkan.

Akuntansi Dana (Fund Accounting)


Pada organisasi sector publik masalah utama yang dihadapi adalah
pencarian sumber dana dan alokasi dana. Penggunaan dana dan peran
anggaran sangat penting dalam organisasi sector publik. Dalam tahap awal
perkembangan akuntansi dana, pengertian “dana” dimaknai sebagai dana kas
(cash fund). Tiap – tiap dana tersebut harus ditempatkan pada laci (cash
drawer) secara terpisah; beberapa tagihan harus diambilkan dari satu laci dan
tagihan lainnya diambil dari laci lainnya. Namun saat ini “ dana” dimaknai
sebagai entitas anggaran dan entitas akuntansi yang terpisah, termasuk sumber
daya nonkas dan utang diperhitungkan didalamnya.

10
Akuntansi Sektor Publik S2
Teori akuntansi dana pada awalnya dikembangkan oleh Vatter (1947)
untuk tujuan organisasi bisnis. Pada waktu itu ia melihat bahwa antara
perusahaan pribadi dengan perusahaan badan memiliki beberapa kelemahan.
Kelemahan tersebut adalah, pertama perusahaan perorangan (milik pribadi)
kurang menguntungkan bila dibandingkan dengan perusahaan yang dimiliki
publik (perseroan terbatas). Kedua, adanya kesalahan dalam memahami
makna entitas. Berdasarkan kedua hal tersebut Vatter berpendapat bahwa
reporting unit harus diperlakukan sebagai dana (fund) dan organisasi dilihat
sebagai satu rangkaian dana (series of fund), maka laporan keuangan
organisasi tersebut merupakan penggabungan (konsolidasi) dari laporan
keuangan dana yang menjadi bagian organisasi.
Pengertian dana berdasarkan GASB (1999 par.208) adalah:
“A fiscal and accounting entity with a self balancing set of accounts recording
cash and other financial resources, together with all related liabilities ang
residual equitities or balances, and change therein, which are segregated for
the purposes of carrying on specific activities or attaining ceratin objectives
in accordance with special regulations, restrictions, and limitations.”

e. Sistem Akuntansi Sektor Publik


Sistem akuntansi pemerintah yang dilakukan dengan menggunakan
konsep dana, memperlakukan suatu unit kerja sebagai entitas akuntansi
(accounting entity) dan entitas anggaran (budget entity) yang berdiri sendiri.
Penggunaan akuntansi dana merupakan salah satu perbedaan utama antara
akuntansi pemerintahan dan akuntansi bisnis. Sistem akuntansi dana dibuat
untuk memastikan bahwa uang publik dibelanjakan untuk tujuan yang telah
ditetapkan. Dana dapat dikeluarkan apabila terdapat otorisasi dari dewan
legislative, pihak eksekutif atau karena tuntutan perundangan. Sistem
akuntansi dana adalah metode akuntansi yang menekankan pada pelaporan
pemanfaatan dana bukan pelaporan organisasi itu sendiri.
Terdapat dua jenis dana yang digunakan pada organisasi sector publik,yaitu:
1. Dana yang dapat dibelanjakan (expendable fund): dicatat untuk mancatat
nilai aktiva, utang, perubahan aktiva bersih, dan saldo dana yang dapat

11
Akuntansi Sektor Publik S2
dibelanjakan untuk kegiatan yang tidak bertujuan untuk mencari laba.
Jenis akuntansi dana ini digunakan pada organisasi pemerintahan
(governmental funds).
2. Dana yang tidak dapat dibelanjakan (nonexpendable funds): untuk
mencatat biaya pendapatan, aktiva,utang dan modal untuk kegiatan yang
sifatnya mencari laba. Jenis dana ini digunakan pada organisasi bisnis
(proprietary funds).
Akuntansi Kas
Penerapan akuntansi kas, pendapatan dicatat pada saat kas diterima,
dan pengeluaran dicatat ketika kas dikeluarkan. Kelebihan cash basis adalah
mencerminkan pengeluaran yang actual, riil dan obyectif. Namun demikian
GAAP tidak menganjurkan pencatatan dengan dasar kas karena tidak dapat
mencerminkan kinerja yang sesungguhnya. Dengan cash basis, tingkat
efisiensi dan efektifitas suatu kegiatan, program atau aktifitas tidak dapat
diukur dengan baik. Sebagai contoh, penerimaan kas dari pinjaman akan
dicatat sebagai pendapatan (revenue) bukan sebagai utang. Untuk mengoreksi
hal tersebut kebanyakan system akuntansi kas tidak hanya mengakui kas saja,
akan tetapi juga aktiva dan hutang yang timbul sebelum terjadi transaksi kas.
Namun demikian, koreksi semacam ini tidak dapat mengubah kenyataan
bahwa pada setiap waktu, obligasi yang beredar dalam bentuk kontrak atau
order pembelian yang dikeluarkan tidak tampak dalam catatan akuntansi.
Konsekuensinya adalah saldo yang tercatat akan dicatat lebih (overstated). Hal
ini dapat menyebabkan pemborosan anggaran (unwise expenditure atau
overspending).

Akuntansi Akrual
Akuntansi akrual dianggap lebih baik dibandingkan akuntansi kas.
Teknik akuntansi berbasis akrual diyakini dapat menghasilkan laporan
keuangan yang lebih dipercaya, lebih akurat, komprehensif dan relevan untuk
pengambilan keputusan ekonomi, social dan politik. Basis akrual diterapkan
agak berbeda antar Proprietary fund (full accrual) dengan Governmental fund

12
Akuntansi Sektor Publik S2
(modified accrual) karena biaya (expenses) diukur dalam Proprietary fund,
sedangkan expenditure difokuskan pada general fund. Expense adalah sumber
daya yang dikonsumsi selama periode akuntansi. Expenditure adalah jumlah
kas yang dikeluarkan atau akan dikeluarkan selama periode akuntansi. Karena
Governmental fund tidak memiliki catatan modal dan utang
(dicatat/dikategorikan dalam aktiva tetap dan utang jangka panjang),
expenditure yang diukur bukan expense.
Pada Governmental fund, hendaknya digunakan modified accrual basis.
Expenditure di accrued, tetapi revenue dicatat berdasarkan kas basis, yaitu
pada saat diterima bukan saat diperoleh. Pendapatan seperti PPN,PPh dan fee
(retribusi)dihitung pada saat diterima kasnya. Salah satu pengecualian adalah
property tax (PBB) yang di accrued karena jumlahnya dapat diestimasi secara
lebih pasti.
Pengaplikasian accrual basis dalam akuntansi sector publik pada
dasarnya adalah untuk menentukan cost of services dan charging for services,
yaitu untuk mengetahui besarnya biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan
pelayanan publik serta penentuan harga pelayanan yang dibebankan kepada
publik. Hal ini berbeda dengan tujuan pengaplikasian accrual basis dalam
sector swasta yang digunakan untuk mengetahui dan membandingkan
besarnya biaya terhadap pendapatan (proper matching cost against revenue).
Perbedaan ini disebabkan karena pada sector swasta orientasi lebih difokuskan
pada usaha untuk memaksimumkan laba (profit oriented), sedangkan dalam
sector publik orientasi difokuskan pada optimalisasi pelayanan publik (public
service oriented).

3. Evaluasi
Rangkuman
Fokus akuntansi keuangan sector publik adalah pemberian laporan
keuangan kepada pihak eksternal organisasi. Dimensi kualitas laporan
keuangan sector publik menjadi sangat penting bagi pihak – pihak yang
menajdikan laporan keuangan sebagai dasar untuk pembuatan keputusan

13
Akuntansi Sektor Publik S2
ekonomi, social dan politik. Namun demikian, untuk menghasilkan
laporan keuangan sector publik yang relevan dan handal terdapat beberapa
kendala (constraint), yiatu: objektivitas, konsistensi, daya banding, tepat
waktu, ekonomis dalam penyajian laporan, dan materialitas.
Pada dasarnya terdapat beberapa teknik akuntansi keuangan yang dpat
diadopsi oleh organisasi sector publik untuk memfasilitasi dihasilkannya
laporan keuangan. Teknik akuntansi keuangan tersebut adalah: akuntansi
anggaran, akuntansi komitmen, akuntansi kas, akuntansi akrual, dan
akuntansi dana. Masing – masing teknik akuntansi tersebut memiliki
kelebihan dan kekurangan, dan sebenarnya diantar kelima teknik tersebut
tidak bersifat mutually exclusive. Teknik akuntansi keuangan yang cukup
mudah dan sederhana serta banyak digunakan adalah akuntansi kas. Akan
tetapi, seiring dengan adanya reformasi sektro publik, terjadi pula
pergeseran dari system akuntansi kas menjadi system akuntansi akrual atau
akrual modifikasian. GASB bahkan merekomendasikan untuk tidak lagi
menggunakan akuntansi kas dan menggantinya dengan akuntansi dana.

14
Akuntansi Sektor Publik S2
4. Latihan Soal dan kasus
1) Jelaskan karakteristik kualitas laporan keuangan sektorr publik
1) Jelaskan batasan dalam menghasilkan laporan keuangan sector publik
yang relevan dan handal
2) Jelaskan konsep akuntansi anggaran. Apakah kelebihan dan
kelemahannya?
3) Jelaskan konsep akuntansi komitmen. Apakah kelebihan dan
kelemahannya?
4) Jelaskan konsep akuntansi kas. Apakah kelebihan dan kelemahannya?
5) Jelaskan konsep akuntansi akrual. Apakah kelebihan dan
kelemahannya?
6) Jelaskan konsep akuntansi akuntansi dana. Apakah kelebihan dan
kelemahannya?

15
Akuntansi Sektor Publik S2
Daftar Bacaan
PP No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
Permendagri No. 59 Tahun 2007 tentang Pengelolaan keuangan Daerah
Bastian, Indra, 2007, Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar, Jakarta, Penerbit
Erlangga.
Baswir, Revrison, 2007, Akuntansi Pemerintahan di Indonesia, BPFE-UGM
Yogyakarta.
Jones, Rowan: & Pendlebury, Maurice, 2004., Public Sector Accounting, Eight
Edition, Prentice Hall.
Badan Pemeriksa Keuangan, (2005), Standar Audit Pemerintahan, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), 2002 Exposure Draft Standar Akuntansi
keuangan Sektor Publik, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta, Salemba
Empat.
Mardiasmo (2007), ”Akuntansi Sektor Publik”, siuatu konsep dan
implementasinya, Jakarta, Salemba Empat.

16
Akuntansi Sektor Publik S2
Bahan Kuliah 10
LAPORAN KEUANGAN
SEKTOR PUBLIK

1. P e n d a h u l u a n

a. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, diharapkan mahasiswa dapat
memahami dan menjelaskan secara detail tentang masalah-masalah berikut
ini.
1) Memahami tujuan dan fungsi Laporan Keuangan Sektor Publik,
2) Memahami dan menjelaskan Pengguna Laporan Keuangan Sektor
Publik,
3) Dapat memahami dan menjelaskan Hak dan Kebutuhan Pemakai
Laporan Keuangan Sektor Publik.
4) Dapat memahami dan menjelaskan luas pengungkapan (disklosur),
5) Mampu memberikan ringkasan dan rangkuman secara rinci dari seluruh
pokok bahasan pada bab ini,
6) Mampu menyelesaikan soal dan kasus yang berkaitan
b. Pokok Bahasan
1) Pendahuluan
2) Tujuan dan Fungsi Laporan Keuangan Sektor Publik
3) Pengguna LK Sektor Publik dan Kepentingannya
4) Hak dan Kebutuhan Pemkai Laporan Keuangan SP
5) Luas Pengungkapan (Dislosure)
6) Rangkuman
7) Latihan Soal dan Kasus
c. Metode Pembelajaran
1) Metode ceramah ;
2) Metode diskusi,
3) Studi kasus dan pembahasan,

1
Akuntansi Sektor Publik S2
4) Metode aplikasi pada Pemerntah Daerah / Pusat.

2. Pokok Bahasan
a. Pendahuluan

Laporan keuangan organisasi sector publik merupakan komponen


penting untuk mencipatakan akuntabilitas sector publik. Adanya tuntutan
yang semakin besar terhadap pelaksanaan akuntabilitas publik
menimbulkan implikasi bagi manajemen sector publik untuk memberikan
informasi kepada publik,salah satunya adalah informasi akuntansi yang
berupa laporan keuangan. Meskipun demikian, informasi keuangan bukan
merupakan tujuan akhir akuntansi sector publik. Informasi keuangan
berfungsi memberikan dasar pertimbangan untuk pengambilan keputusan.
Informasi akuntansi adalah alat untuk melaksanakan akuntabillitas sector
publik secara efektif, bukan tujuan akhir sector publik itu sendiri. Selama
ini akuntansi identik dengan pelaksanaan akuntabilitas financial saja.
Tantangan yang dihadapi akuntansi sector publik adalah mampukah
akuntansi menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk memonitor
akuntabilitas manajemen, akuntabilitas politik dan akuntabilitas
kebijiakan? Dapatkah akuntansi dijadikan sebagai alat utuk merencanakan
dan memetakan arah pembengunan dan pertumbuhan sector publik?
Dalam bab ini dibahas tentang pentingnya akuntansi untuk menghasilkan
laporan keuangan sector publik. Secara spesifik dibahas tujuan laporan
keuangan sector publik, identifikasi pengguna lap keuangan, hak, dan
kebutuhan masing – masing pengguna laporan keuangan serta
perbedaannya dengan sector swasta.

b. Tujuan dan Fungsi Laporan Keuangan Sektor Publik

Sektor publik merupakan organisasi yang kompleks dan heterogen.


Kompleksitas sector publik tersebut menyebabkan kebutuhan informasi
untuk perencanaan dan pengendalian manajemen lebih bervariasi.
Demikian juga bagi stakeholder sector publik, mereka membutuhkan
informasi yang lebih bervariasi, handal dan relevan untuk pengambilan

2
Akuntansi Sektor Publik S2
keputusan. Tugas dan tanggung jawab akuntan sector publik adalah
menyediakan informasi baik untuk memenuhi kebutuhan internal
organisasi maupun pihak eksternal.

Akuntansi sector publik memiliki peran utama untuk menyiapkan


laporan keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas
publik. Akuntansi dan laporan keuangan mengandung pengertian sebagai
suatu proses pengumpulan, pengolahan, dan pengkomunikasian informasi
yang bermanfaat untuk pembuatan keputusan dan untuk menilai kinerja
organisasi. Karena kebutuhan informasi di sekitar sector publik lebih
bervariasi, maka informasi tidak terbatas pada informasi keuangan yang
dihasilkan dari system akuntansi organisasi. Informasi non moneter seperti
ukuran output pelayanan harus juga dapat dipertimbangkan dalam
pembuatan keputusan.

Langenderfer (1973) Dalam Glynn, J.J (1993) menyatakan bahwa


akuntansi secara normtif memiliki tiga aspek, yaitu: (1) sifat informasi
yang diberikan; (2) kepada siapa informasi tersebut diberikan; dan (3)
tujuan informasi tersebut diberikan. Lebih lanjut lagi langenderfer
menyatakan bahwa:

“Akuntansi merupakan suatu system pengukuran dan system komunikasi


untuk memberikan informasi ekonomi dan sosial atas suatu entitas yang
dapat diidentifikasi sehingga memungkinkan pemakai untuk membuat
pertimbangan dan keputusan mengenai alokasi sumber daya yang optimal
dan tingkat pencapaian tujuan organisasi” (Langenderfer, 1973, p.50)

Organisasi sector publik dituntut untuk dapat membuat laporan


keuangan eksternal yang meliputi laporan keuangan formal seperti laporan
surplus/deficit, Laporan Realisasi anggaran, Laporan Rugi/laba, Laporan
aliran kas, Neraca, serta Laporan Kinerja yang dinyatakan dalam ukuran
financial dan non financial. Bentuk laporan keuangan sector publik pada
dasarnya dapat diadaptasikan dari laporan keuangan pada sector swasta
yang disesuaikan dengan sifat dan karakteristik sector publik serta
mengakomodasi kebutuhan pemakai laporan keuangan sector publik.

3
Akuntansi Sektor Publik S2
Namun demikian, laporan keuangan sector publik tidak dapat
dipersamakan begitu saja dengan laporan keuangan di sector swasta baik
format maupun elemennya. Hal ini disebabkan organisasi sector publik
memilki batasan – batasan berupa pertimbangan non moneter, seperti
pertimbangan sosial dan politik.

Terdapat beberapa alasan mengapa perlu dibuat laporan keuangan.


Dilihat dari sisi manajemen perusahaan, laporan keuangan merupakan alat
pengendalian dan evaluasi kinerja manajerial dan organisasi. Sedangkan
dari sisi pemakai eksternal, laporan keuangan merupakan salah satu bentuk
mekanisme pertanggung jawaban dan sebagai dasar untuk pengambilan
keputusan.

Beberapa otoritas keuangan di sector swasta, seperti pasar modal


dan lembaga pengawas pasar modal, mensyaratkan dibuatnya laporan
keuangan yang telah diaudit untuk memberikan jaminan keandalan dan
adapt diprcayainya laporan keuangan. Selain itu laporan keuangan perlu
dilampiri pengungkapan (disclosure) mengenai informasi – informasi yang
dapat mempengaruhi keputusan. Demikian juga pada sector publik,
organisasi sector publik diwajibkan untuk membuat laporan keuangan dan
laporan tersebut perlu diaudit untuk menjamin telah dilakukannya true and
fair presentation.

1) Fungsi Laporan Keuangan Sektor Publik

Secara umum, fungsi laporan keuangan sector publik adalah:


a) Kepatuhan dan Pengelolaan (compliance and stewardship)
Laporan keuangan digunakan untuk memberikan jaminan kepada
pengguna laporan keuangan dan pihak otoritas penguasa bahwa
pengelolaan sumber daya yang telah dilakukan sesuai dengan
ketentuan hokum dan peraturan lain yang telah ditetapkan.
b) Akuntabilitas dan Pelaporan Retrospektif (accountability and
retrospective reporting)
Laporan keuangan digunakan sebagai bentuk pertanggung jawaban
kepada publik. Laporan keuangan digunakan untuk memonitor

4
Akuntansi Sektor Publik S2
kinerja dan mengevaluasi manajemen, memberikan dasar untuk
mengamati trend antar kurun waktu, pencapaian atas tujuan yang
telah ditetapkan dan memabndingkannya dengan kinerja organisasi
lain yang sejenis jika ada. Laporan keuangan juga memungkinkan
pihak luar untuk memperoleh informasi biaya atas barang dan jasa
yang diterima, serta memungkinkan bagi mereka untuk menilai
efisiensi dan efektifitas penggunaan sumber daya organisasi.
c) Perencanaan dan Informasi Otorisasi (planning and autorhization
information):
Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan dasar perencanaan
kebijakan dan aktifitas di masa yang akan datang. Laporan
keuangan berfungsi untuk memberikan informasi pendukung
mengenai otorisasi penggunaan dana.
d) Kelangsungan Organisasi (viability)
Laporan keuangan berfungsi untuk membantu pembaca dalam
menentukkan apakah suatu organisasi atau unit kerja dapat
meneruskan menyediakan barang dan jasa (pelayanan) di masa
yang akan datang.
e) Hubungan masyarakat (public relation)
Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan kesempatan
kepada organisasi untuk mengemukakan pernyataan atas prestasi
yang telah dicapai kepada pemakai yang dipengaruhi, karyawan,
dan masyarakat. Laporan keuangan berfungsi sebagai alat
komunikasi dengan publik dan pihak – pihak yang berkepentingan.
f) Sumber fakta dan gambaran ( source of facts and figures):

Bagi organisasi pemerintahan, tujuan umum akuntansi dan laporan


keuangan adalah:

a) Untuk memberikan informasi yang digunakan dalam pembuatan


keputusan ekonomi, sosial dan politik serta sebagai bukti
pertanggung jawaban (accountability) dan pengelolaan
(stewardship)

5
Akuntansi Sektor Publik S2
b) Untuk memberikan informasi yang digunakan untuk menevaluasi
kinerja manajerial dan organisasional.

Pemerintah berkewajiban untuk memberikan informasi


keuangan yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan
ekonomi, sosial, dan politik oleh pihak – pihak yang berkepentingan.
Laporan keuangan untuk mendukung pembuatan keputusan
ekonomi,sosial, dan politik tersebut meliputi informasi yang digunakan
untuk (a) membandingkan kinerja keuangan actual dengan yang
dianggarkan, (b) menilai kondisi keuangan dan hasil – hasil operasi,
(c) membantu menentukan tingkat kepatuhan terhadap peraturan
perundangan yang terkait dengan masalah keuangan dan ketentuan
lainny, serta (d) membantu dalam mengevaluasi efisiensi dan
efektifitas.

Governmental Accounting Standards Boards (GASB) dalam


Concepts Statement No.1 tentang Objektives of Financial Reporting
menyatakan bahwa akuntabilitas merupakan tujuan tertinggi pelaporan
keuangan pemerintah. GASB menjelaskan keterkaitan akuntabilitas
dan pelaporan keuangan sebagai berikut:

…Accounting requires governments to answers the citizenry to


justify the raising of public resources and the purposes for which they
are used. Governmental accountability is based on the belief that the
citizenry has a “right to know” a right to receive openly declared facts
that may leads the public debate by the citizens and their elected
representatives. Financial repoting plays a major role in fulfilling
government’s duty to be publicly accountable in a democratic society
(par.56)

Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa akuntabilitas meliputi


pemberian informasi keuangan kepada masyarakat dan pemakai
lainnya sehingga memungkinkan bagi mereka untuk menilai
pertanggung jawaban pemerintah atas semua aktifitas yang dilakukan,
bukan hanya aktifitas finansialnya saja. Concepts Statement No. 1

6
Akuntansi Sektor Publik S2
menekankan bahwa laporan keuangan pemerintah harus dapat
memberikan informasi untuk membantu pemakai dalam pembuatan
keputusan, ekonomi, sosial, dan politik.

Untuk melakukan pengambilan keputusan ekonomi, sosial dan


politik diperlukan informasi akuntansi yang salah satunya berupa
laporan keuangan. Meskipun laporan keuangan bukan merupakan satu-
satunya sumber informasi untuk pembuatan keputusan, akan tetapi
laporan keuangan sebagai sumber informasi financial memiliki
pengaruh yang sangat besar terhadap kualitas keputusan yang
dihasilkan. Laporan keuangan merupakan tindakan pragmatis, oleh
karena itu laporan keuangan pemerintah harus dievaluasi dalam hal
manfaat laporan tersebut terhadap kualitas keputusan yang
dihasilkanserta mudah tidaknya laporan tersebut dipahami oleh
pemakai. Pada sector publik keputusan tidak hanya dipengaruhi oleh
pertimbangan ekonomi saja, tetapi banyak keputusan politik dan sosial
seperti pengangkatan dan pemberhentian menteri dan pejabat
pemerintah, serta pemberian bantuan program kepada kelompok
masyarakat tertentu sangat tergantung pada pertimbangan ekonomi
pemerintah.

Dalam konteks akuntansi sector publik, jenis informasi yang


diberikan untuk pengambilan keputusan adalah terbatas pada informasi
yang bersifat financial saja. Informasi financial yang dimaksud adalah
informasi yang dapat diukur dengan satuan moneter. Dengan
demikian, informasi mengenai jumlah penduduk, iklim dan letak
geografis yang mungkin informasi tersebut bermanfaat untuk
pembuatan keputusan ekonomi, sosial dan politik tetapi informasi
tersebut tidak dapat dianggap sebagai informasi financial.Oleh karena
itu, informasi non financial tersebut tidak dimasukkan dalam laporan
keuangan sector publik.

Secara rinci tujuan dan laporan keuangan organisasi pemerintah


adalah:

7
Akuntansi Sektor Publik S2
a) Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan
memperdiksi aliran kas, saldo, neraca, dan kebutuhan sumber daya
financial jangka pendek unit pemerintah;
b) Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan
memprediksi kondisi ekonomi suatu unit pemerintahan dan
perubahan – perubahan yang terjadi di dalamnya
c) Memberikan informasi keuangan untuk memonitor
kinerja,kesesuainnya dengan peraturan perundang – undangan,
kontrak yang telah disepakati, dan ketentuan lain yang disyaratkan;
d) Memberikan informasi untuk perencanaan dan penganggaran, serta
untuk memprediksi pengaruh akuisisi dan alokasi sumber daya
terhadap pencapaian tujuan operasional;
e) Memberikan informasi untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan
organisasional;
(1) Untuk menentukan biaya program, fungsi, dan aktivitas
sehingga memudahkan analisis dan melakukan perbandingan
dengan criteria yang telah ditetapkan, membandingkan dengan
kinerja periode- periode sebelumnya, dan dengan kinerja unit
pemerintah lain;
(2) Untuk mengevaluasi tingkat ekonomi dan efisiensi operasi,
program, aktivitas, dan fungsi tertentu di unit pemerintah;
(3) Untuk mengevaluasi hasil suatu program, aktivitas, dan fungsi
serta efektifitas terhadap pencapaian tujuan dan target
(4) Untuk mengevaluasi tingkat pemerataan (equality) dan
keadilan (equity).

2) Sumber Daya Finansial Jangka Pendek

Sumber daya financial jangka pendek sangat penting bagi


pemerintah untuk melakukan transaksi rutin. Sumber keuangan jangka
pendek tidak selalu dapat disediakan dengan segera. Oleh karena itu,
penggunaan dana tersebut sering dibatasi. Kas merupakan contoh

8
Akuntansi Sektor Publik S2
sumber financial jangka pendek yang siap digunakan. Bagian
keuangan perlu mengetahui jumlah uang yang ada di tangan (cash on
hand) dan yang berada di bank. Jika sumber financial tidak mencukupi
untuk membiayai transaksi jangka pendek, maka perlu dicari cara
untuk menutup kebutuhan financial jangka pendek tersebut, mungkin
dengan menggunakan pinjaman. Informasi mengenai ketersediaan
dana financial untuk penggunaan transaksi jangka pendek sangat
diperlukan. Pemakai laporan keuangan ingin mengetahui apakah
pemerintah memilki dana yang cukup untuk membiayai suatu
transakasi dan mampu membayar utang – utangnya yang telah jatuh
tempo. Pemerintah yang mengalami kesulitan likuiditas dapat
menimbulkan konsekuensi serius yang berakibat terganggunya
pelayanan publik atau bahkan terhentinya pelayanan publik. Informasi
akuntansi diperlukan untuk mengukur likuiditas dan solvabilitas unit
pemerintah. Informasi akuntansi juga diperlukan untuk memprediksi
kemampuan pemerintah untuk melanjutkan memberikan pelayanan.

3) Kondisi Ekonomi

Kondisi ekonomi suatu entitas mengacu pada seberapa bagus


nilai ekonomi suatu entitas pada waktu tertentu. Nilai ekonomi
merupakan selisih antara sumber daya total yang dimiliki oleh suatu
entitas dengan total utang yang menjadi kewajibannya. Nilai ekonomi
merupakan nilai bersih entitas (total asset – total utang). Unit
pemerintah dapat dipandang sebagai lembaga politik dan juga sebagai
lembaga usaha. Sebagai lembaga politik, pemerintah merupakan alat
untuk menyejahterkan konstituennya. Di sisi lain, pemerintah juga
dapat di pandang sebagai lembaga usaha yang dapat dibenarkan secara
hokum untuk memiliki kekayaan, melakukan kontrak, dan transaksi
ekonomi sebagaimana perusahaan swasta.

Konsep nilai bersih lebih relevan untuk memandang pemerintah


sebagai entitas usaha yang memiliki kekayaan dan utang. Interpretasi
atas konsep kekayaan bersih tersebut penting untuk mengukur kondisi

9
Akuntansi Sektor Publik S2
ekonomi pemerintah.Informasi akuntansi dibutuhkan untuk
memprediksi nilai bersih unit pemerintah dan mengukur kondisi
ekonomi pemerintah. Informasi mengenai kondisi ekonomi pemerintah
tersebut penting sebagai dasar untuk pengambilan keputusan ekonomi,
sosial, politik baik oleh pemerintah maupun konstituen pemerintah.

4) Ketentuan Hukum, Kontraktual dan Ketentuan lainnya

Unit pemerintah memiliki kendala khusus dalam melakukan


aktivitasnya, yaitu dibatasi oleh perturan hokum dan perundang –
undangan serta ketentuan lain yang ditetapkan. Dalam melakukan
eksploitasi sumber daya dan penggunaannya, pemerintah harus selalu
mengacu pada peraturan – peraturan hukum yang mengikat, misalnya
undang – undang, peraturan pemerintah, Letter of intent (Loi),
Memorandum of Understanding (MoU), dan sebagainya. Masyarakat
pemilih, legislative, lembaga pengawasan, dan pemberi bantuan sangat
berkepentingan untuk memastikan bahwa sumber dana digunakan
sesuai dengan ketentuan hukum dan perundang – undangan serta
kontrak yang disepakati.

3. E v a l u a s i

Rangkuman

Akuntansi sector publik memiliki peran utam untuk menyediakan


laporan keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas
publik. Dilihat dari sisi internal organisasi, laporan keuangan sector publik
merupakan alat pengendalian dan evaluasi kinerja manajerial dan
organisasi. Sedangkan dari sisi eksternal laporan keuangan merupakan alat
pertanggungjawaban kepada publik dan sebagai dasar pengambilan
keputusan. Akuntansi sector publik bertujuan member informasi yang
bertujuan untuk pengambilan keputusan ekonomi, sosial dan politik, dan
sebagai bukti pertanggungjawaban dan pengelolaan; serta untuk memberi
informasi yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan
organisasional. Laporan keuangan pemerintah dan laporan keuangan
komersial memiliki beberapa perbedaan. Perbedaan laporan tersebut

10
Akuntansi Sektor Publik S2
meliputi jenis laporan yang di hasilkan, elemen laporan keuangan, tujuan
laporan keuangan dan teknik akuntansi yang ddigunakan

11
Akuntansi Sektor Publik S2
4. Latihan soal

1. Jelaskan luas pengungkapan (disclosure) yang perlu disampaikan pada


para user laporan keuangan sector publik.
2. Bahaslah standar kualitas laporan keuangan sector publik.
3. Jelaskan keterbatasn (constraint) dalam menghasilkan laporan keuangan
sector publik yang berkualitas
4. Hal – hal apa saja yang perlu dianalisis terhadap laporan keuangan sector
publik. Jelaskan pula bagaimanakan melakukan interpretasi laporan
keuangan sector publik.

12
Akuntansi Sektor Publik S2
Daftar bacaan
1) Jones, Rowan: & Pendlebury, Maurice, 2004., Public Sector Accounting,
Eight Edition, Prentice Hall.
2) Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), 2002 Exposure Draft Standar Akuntansi
keuangan Sektor Publik, Jakarta.
3) Mardiasmo (2007), ”Akuntansi Sektor Publik”, siuatu konsep dan
implementasinya, Jakarta, Salemba Empat.

13
Akuntansi Sektor Publik S2
Bahan Ajar 11

PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN SEKTOR


PUBLIK DAN KEPENTINGANNYA
1. P e n d a h u l u a n

a. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, diharapkan mahasiswa dapat
memahami dan menjelaskan secara detail tentang masalah-masalah berikut
ini.
1) Memahami tujuan dan fungsi Laporan Keuangan Sektor Publik,
2) Memahami dan menjelaskan Pengguna Laporan Keuangan Sektor
Publik,
3) Dapat memahami dan menjelaskan Hak dan Kebutuhan Pemakai
Laporan Keuangan Sektor Publik.
4) Dapat memahami dan menjelaskan luas pengungkapan (disklosur),
5) Mampu memberikan ringkasan dan rangkuman secara rinci dari seluruh
pokok bahasan pada bab ini,
6) Mampu menyelesaikan soal dan kasus yang berkaitan

b. Pokok Bahasan
1) Pendahuluan
2) Tujuan dan Fungsi Laporan Keuangan Sektor Publik
3) Pengguna LK Sektor Publik dan Kepentingannya
4) Hak dan Kebutuhan Pemkai Laporan Keuangan SP
5) Luas Pengungkapan (Dislosure)
6) Rangkuman
7) Latihan Soal dan Kasus

c. Metode Pembelajaran
1) Metode ceramah ;
2) Metode diskusi,

1
Akuntansi Sektor Publik S2
3) Studi kasus dan pembahasan,
4) Metode aplikasi pada Pemerntah Daerah / Pusat.
1. Pokok Bahasan
a. Pengantar

Informasi akuntansi diperlukan untuk melakukan perencanaan keuangan,


menghitung biaya program, dan penganggaran. Anggaran merupakan alat
perencanaan sekaligus alat pengendalian pemerintah. Anggaran
merupakan alat perencanaan sekaligus alat pengendalian pemerintah,
sedangkan anggaran sebagai alat pengendalian mengindikasikan alokasi
sumber dana yang disetujui legislative untuk dibelanjakan. Proses
penganggaran sector publik melibatkan partisipasi banyak pihak, sehingga
informasi financial sangat diperlukan agar publik dapat mengevaluasi
anggaran yang diajukan pemerintah.

b. Kinerja Manajerial dan Organisasional

Kinerja pemerintah tidak dapat dinilai berdasarkan laba yang diperoleh,


karena organisasi pemerintah bukan entitas bisnis yang mencari laba.
Mungkin saja pemerintah memiliki program atau aktivitas yang dari
program tersebut dihasilkan pendaptan yang lebih besar dari biayanya,
sehingga pemerintah mengalami surplus atas program tersebut. Akan
tetapi, surplus yang diperoleh tidak berarti menunjukkan kinerja unit
pemerintah yang bagus sebab harus dilihat juga apakah surplus tersebut
karena tarif yang terlalu tinggi yang dibebankan kepada publik, termasuk
tingkat kualitas pelayanan yang diberikan apakah sudah memadai.

Laba bukan merupakan ukuran kinerja yang relevan bagi unit pemerintah.
Oleh karena itu, diperlukan alat ukur kinerja yang lain yang lebih tepat.
Sampai saat ini belum terdapat alat ukur kinerja yang standar di sector
publik. Akuntansi sector publik berfungsi untuk memfasilitasi terciptanya
alat ukur kinerja sector publik yang memadai. Ukuran kinerja sector publik
dapat berupa biaya program, efisiensi, dan efektifitas program. Akuntan
sector publik bertanggung jawab menetapkan biaya program dan
menghitung tingkat efisiensi dan efektifitas program. Pengukuran efisiensi

2
Akuntansi Sektor Publik S2
memerlukan informasi biaya, sehingga biaya pelayanan dapat dijadikan
sebagai salah satu ukuran kinerja. Selain informasi biaya, pengukuran
efisiensi memerlukan penghitungan output atau hasil. Akan tetapi, output
pada sector publik lebih banyak berupa intangible output, sehingga
pengukuran efisiensi sering mengalami kesulitan. Ukuran kinerja yang
kemudian dikembangkan adalah pengukuran efektivitas. Karena sulitnya
mengukur secara tepat kinerja di sector publik, maka analisis terakhir
adalah dengan mempertimbangkan seberapa jauh suatu program dan
pelayanan memenuhi kebutuhan masyarakat relative terhadap biaya yang
dikeluarkan.

Pemerintah juga berkepentingan untuk mendistribusikan beban biaya


kepada pembayar pajak dan pengguna jasa publik secara adil. Berbeda
dengan sector swasta, pemerintah bertanggungjawab tidak sebatas pada
produksi barang dan jasa publik akan tetapi juga bertanggung jawab
terhadap distribusi secara adil dan merata. Laporan keuangan pemerintah
dapat digunakan oleh kelompok – kelompok yang berkepentingan untuk
mengevaluasi apakah pemerintah telah melakukan distribusi beban biaya
secara adil.

c. Laporan Keuangan menurut SFAC No. 4

Sebagai bagian dari usaha untuk membuat rerangka konseptual, Financial


Accounting Standards Boards (FASB, 1980) mengeluarkan Statement of
financial accounting Concepts No. 4 (SFAC 4) mengenai tujuan laporan
keuangan untuk organisasi nonbisnis/nirlaba (objectives of financial
reporting by nonbusiness organization). Tujuan laporan keuangan
organisasi nirlaba dalam SFAC 4 tersebut adalah:

1) Laporan keuangan organisasi nonbisnis hendaknya dapat memberikan


informasi yang bermanfaat bagi penyedia dan calon penyedia sumber
daya, serta pemakai dan calon pemakai lainnya dalam pembuatan
keputusan yang rasioanl mengenai alokasi sumber daya organisasi.

2) Memberikan informasi untuk membantu para penyedia dan calon


penye-dia sumber daya, serta pemakai dan calon pemakai lainnya

3
Akuntansi Sektor Publik S2
dalam menilai pelayanan yang diberikan oleh organisasi nonbisnis
serta kemampuannya untuk melanjutkan member pelayanan tersebut.

3) Memberikan informasi yang bermanfaat bagi penyedia dan calon


penye-dia sumber daya, serta pemakai dan calon pemakai lainnya
dalam menilai kinerja manajer organisasi non bisnis tas pelaksanaan
tanggung jawab pengelolaan serta aspek kinerja lainnya.

4) Memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi, kewajiban


dan kekayaan bersih organisasi,serta pengaruh dari transaksi,
peristiwa, dan kejadian ekonomi yang mengubah sumber daya dan
kepentingan sumber daya tersebut.

5) Memberikan informasi mengenai kinerja organisasi selama satu


periode. Pengukuran secara periodic atas perubahan jumlah dan
keadaan/kondisi sumber kekayaan bersih organisasi nonbisnis serta
informasi mengenai usaha dan hasil pelayanan organisasi secara
bersama - sama yang dapat menunjukkan informasi yang berguna
untuk menilai kinerja.

6) Memberikan informasi mengenai bagaimana organisasi memperoleh


dan membelanjakan kas dan sumber daya kas, mengenai utang dan
pembayaran kembali utang, dan mengenai factor – factor lain yang
dapat mempengaruhi likuiditas organisasi.

7) Memberikan penjelasan dan interpretasi untuk membantu pemakai


dalam memahami informasi keuangan yang diberikan.

d. Pemakai Laporan Keuangan Sektor Publik dan Kepentingannya

Pemakai laoran keuangan sector publik dapat diidentifikasikan dengan


menelusur siapa yang menajdi stakeholder organisasi. Stakeholder
organisasi sector publik telah dibahaspd BAB 2, pada bab ini akan
dilakukan pengklasifikasian pengguna laporan keuangan dan kebutuhan
masing – masing kelompok pengguna laoran keuangan sector publik
tersebut.

4
Akuntansi Sektor Publik S2
Derbin et. al. (1981), mengidentifikasikan terdapat sepuluh kelompok
pemakai laporan keuangan. Lebih lanjut Drebin menjelaskan keterkaitan
antara kelompok pemakai laporan keuangan tersebut dan menjelaskan
kebutuhannya. Kesepuluh kelompok pemakai laporan keuangan tersebut
adalah:

a) Pembayar pajak (taxpayers)


b) Pemberi dana bantuan
c) Investor
d) Pengguna jasa (fee paying service recipients)
e) Karyawan/pegawai
f) Pemasok (vendor)
g) Dewan legislative
h) Manajemen
i) Pemilih (voters)
j) Badan pengawas (oversight bodies)

Pengklasifikasian tersebut didasarkan atas pertimbangan bahwa pemabyar


pajak,pemberi dana bnatuan, investor, dan pembayar jasa pelayanan
merupakan sumber penyedia keuangan organisasi; karyawan dan pemasok
merupakan penyedia tenaga kerja dan sumber daya material; dewan
legislative dan manajemen membuat keputusan alokasi sumber daya; dan
aktivitas mereka semua diawasi oleh pemilih dan badan pengawas,
termasuk level pemerintahan yang lebih tinggi. Kompleksitas pengguna
laporan keuangan sector publik dan keterkaitan antara kelompok tersebut
dapat dilihat di tabel 4.1.

Anthony mengklasifikasikan pemakai laporan keuangan sector publik


menjadi 5 kelompok, yaitu:

1) Lembaga Pemerintah (governing bodies)


2) Investor dan kreditor
3) Pemberi sumber daya (resource provider)
4) Badan pengawas (oversight bodies)
5) Konstituen

5
Akuntansi Sektor Publik S2
Pemerinta
Pembayar Pengguna
h di
pjk jasa atasnya

Memilih dan memberikan arah


pemilih

menunjuk

menunjuk
Dewan Lembaga
legislatif pengawas
pengajuan anggaran

pengesahan,penetapan dan kebijakan pengawasan

kebijakan & pengawasan

Pimpinan Menunjuk
Eksekutif Administrasi

Implementasi kebijakan

pendapatan jasa

Penerimaan pajak barang dan jasa


Pelaksan
a
pemerint
Memberikan
ahan
dana

bunga dan pokok pinjaman kompensasi

tenaga kerja pembayaran


Investor dan Pemasok
kreditor Karyawan
(pegawai)

Gambar 10.1

Pemakai potensial laporan keuangan dan keterkaitannya

6
Akuntansi Sektor Publik S2
Pengklasifikasian pemakai laporan keuangan yang dilakukan Anthony
adalah dengan mempertimbangkan semua organisasi non bisnis, bukan
untuk organisasi pemerintahan saja, sedangkan Drebin et all
mengklasifikasikan pemakai laporan keuangan untuk sector pemerintahan
saja. Jika dibandingkan dengan analisis Drebin et al, Anthony
memasukkan pembayar pajak, pemilih dan karyawan dalam satu kelompok
yang ia sebut konstituen; ia mengelompokkan pemberi dana bantuan dan
pembayar jasa sebagai pemberi sumber daya; investor dan kreditor
dikelompokkan menjadi satu.

Sementara itu, hanley et al (1992) mengklasifikasikan pengguna laporan


keuangan sector publik menjadi dua belas kelompok, yaitu:

1) Anggota terpilih (elected members)


2) Masyarakat sebagai pemilih dan atau pembayar pajak
3) Pelanggan atau klien
4) Karyawan atau pegawai
5) Pelanggan dan pemasok
6) Pemerintah
7) Pesaing (competitor)
8) Regulator
9) Pemberi pinjaman (lenders)
10) Donor dan sponsor
11) Investor dan partner bisnis
12) Kelompok penekan lainnya

Pengklasifikasian pemakai laporan keuangan sector publik menurut


Bornogovi dan Anessi –Pessina (1997):

1) Masyarakat pengguna jasa publik


2) Masyarakat pembayar pajak
3) Perusahaan dan organisasi social ekonomi yang menggunakan
pelayanan publik sebagai input atas aktivitas organisasi
4) Bank dan masyarakat sebagai kreditor pemerintah

7
Akuntansi Sektor Publik S2
5) Badan – badan internasional, seperti Bank Dunia, IMF, ADB, PBB,
dsb
6) Investor asing dan country Analyst
7) Generasi yang akan datang
8) Lemabag Negara
9) Kelompok politik
10) Manajer publik (Gubernur, Bupati, Direktur BUMN atau BUMD)
11) Pegawai pemerintah

Serikat dagang sector publik GASB (1999, p.B184) mengidentifikasi


pemakai laporan keuangan pemerintah menjadi tiga kelompok besar yaitu:

1) Masyarakat yang kepadanya pemerintah bertanggung jawab


2) Legislatif dan badan Pengwasan yang secara langsung mewakili
rakyat
3) Investor dan kreditor yang member pinjaman dan atau berpartisipasi
dalam proses pemberi pinjaman

e. Hak dan Kepentingan Pemakai Laopran Keuangan

Pada dasarnya masyarakat (publik) memiliki hak dasar terhadap


pemerintah, yaitu:

a. Hak untuk menngetahui (right to know), yaitu:


1) mengetahui kebijakan pemerintah
2) mengetahui keputusan yang akan diambil pemerintah
3) mengetahui alasan dilakukannya suatu kebijakan dan keputusan
tertentu
b. Hak untuk diberi informasi (right to be informed) yang meliputi hak
untuk diberi penjelasn secara terbuka atas permaslahan –
permasalahan tertentu yang menjadi perdebatan publik.
c. Hak untuk didengar aspirasinya (right to be heard dan listened to)

8
Akuntansi Sektor Publik S2
Laporan keuangan pemerintah merupakan hak publik yang harus diberikan
oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah. Hak publik atas informasi
keuangan muncul sebagai konsekuensi konsep pertanggung jawaban
publik. Pertanggung jawaban publik mensyaratkan organisasi publik untuk
memberikan laporan keuangan sebagai bukti pertanggung jawaban dan
pengelolaan (accountability & stewardship)

Kebutuhan informasi pemakai laporan keuangan pemerintah tersebut dapat


diringkas sebagai berikut:

1) Masyarakat pengguna pelayanan publik membutuhkan informasi atas


biaya, harga dan kualitas pelayanan yang diberikan
2) Masyarakat pembayar pajak dan pemberi bantuan ingin mngetahui
keberradaan dan penggunaan dana yang telah diberikan. Publik ingin
mengetahui apakah pemerintah telah melakukan ketaatan fiscal dan
ketaatan pada peraturan perundangan atas pengeluaran – pengeluaran
yang dilakukan.
3) Kreditor dan investor membutuhkan informasi untuk menghitung
tingkat resiko, likuiditas dan solvabilitas.
4) Parlemen dan kelompok politik membutuhkan informasi keuangan,
untuk melakukan fungsi pengawasan, mencegah terjadinya laporan
yang bias atas kondisi keuangan pemerintah, dan penyelewengan
keuangan Negara
5) Manajer publik membutuhkan informasi akuntansi sebagai komponen
system informasi manajemen untuk membantu perencanaan dan
pengendalian organisasi, pengukuran kinerja, dan membandingkan
kinerja organisasi antar kurun waktu dan dengan organisasi lain yang
sejenis.
6) Pegawai membutuhkan informasi atas gaji dan manajemen
kompensasi.

9
Akuntansi Sektor Publik S2
f. Perbedaan Laporan Keuangan Sektor Publik dan Sektor Swasta

Beberapa perbedaan laporan keuangan pemerintahan dengan laporan


keuangan sector swasta dapat dilihat pada tabel 10.1. Laporan keuangan
pemerintah dalam beberapa hal berbeda dengan laporan keuangan pada
sector swasta. Perbedaan tersebut meliputi perbedaan jenis – jenis laporan
keuangan, elemen laoran keuangan, tujuan pelaporan keuangan, dan teknik
akuntansi yang digunakan. Disamping memiliki beberapa karakteristik
yang berbeda, kedua sector juga memiliki persamaan yaitu kedua – duanya
membutuhkan standar akuntansi keuangan untuk sebagai pedoman dalam
membuat laporan keuangan. Siklus akuntansi pada kedua sector tidak
terdapat perbedaan yang signifikan.

Perbedaan
Laporan Departemen pemerintah Laporan keuangan sector swasta
Fokus financial dan politik Fokus financial
Kinerja diukur secara financial dan Sebagian bsr kinerja diukur secara financial
nonfinansial Pertanggungjawaban kepada pemegang
Pertanggungjawaban parlemen dan saham dan kreditur
masyarakat luas
Berfokus pada bag organisasi Berfokus pada organisasi secara luas
Melihat ke masa depan secara detail Tidak dapat melihat ke depan secara detail
Aturan pelaporan ditentukan oleh Aturan pelaporan ditentukan oleh undang –
dep.keuangan undang, standar akuntansi,pasar modal, dan
praktik akuntansi
Laporan diperiksa oleh Treasury Laporan keuangan diperiksa oleh auditor
independen
Cash accounting Accrual accounting
Persamaan
Dokumen – dokumen sumber
Berperan sebagai hubungan masyarakat
(public relation

Tabel 10.1
Perbandingan Laporan keuangan Pemerintah dan sektor swasta

10
Akuntansi Sektor Publik S2
Sebagaimana dijelaskan pada tabel 10.1 bahwa laporan keuangan lembaga
pemerintah tidak berfokus pada organisasi secara keseluruhan, akan tetapi
berfokus pada unit kerja pemerintah sebagai suatu bagian organisasi. Unit
– unit kerja pemerintah tersebut merupakan entitas akuntansi (accounting
entity) dan entitas enggaran (budgetary entity) yang otonom. Laporan
keuangan pemerintah lebih berorientasi pada jangka panjang (forward
looking) karena terkait dengan konsep politik dan kenegaraan. Pada sector
swasta focus jangka panjang secara detail tidak dapat dilakukan karena
dibatasi oleh adanya ketidakpastian pasar.

Pada sector swasta, laporan keuangan perlu diaudit oleh auditor


independen untuk memberikan jaminan kualitas (quality assurance) bahwa
laporan keuangan yang dibuat manajemen tersebut terbebas dari salah saji
yang material dan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berterima umum. Laporan keuangan sector publik juga perlu diaudit,
namun pengauditan untuk sector publik tersebut lebih luas, tidak sekedar
audit keuangan dan kepatuhan saja, akan tetapi harus juga dilakukan audit
value for money. Dewan legislative dapat menunjuk auditor independen,
seperti Badan Pemeriksa Keuangan atau kantor akuntan publik untuk
mengaudit pemerintah.

Penggunaan akuntansi akrual pada sector swasta telah berjalan lama,


sementara pada sector publik hingga saat inin banyak yang masih
menggunakan akuntansi kas. Akan tetapi, dengan adanya reformasi sector
publik pada awal tahun 10980an telah mendorong dilakukannya reformasi
akuntansi sector publik, salah satunya adalah penggantian akuntansi kas
menjadi akuntansi akrual.

Laporan Keuangan pemerintah yang buruk dapat menimbulkan implikasi


negative, antara lain:

a. Menurunkan keprcayaan masyarakat kepada pengelola dana publik


(pemerintah)
b. Investor akan takut menanamkan modalnya karena laporan keuangan
tidak dapat diprediksi yang berakibat meningkatnya resiko investasi

11
Akuntansi Sektor Publik S2
c. Pemberi donor akan mengurangi atau menghentikan bantuannya
d. Kualitas keputusan menjadi buruk
e. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan kinerja aktual.

g. Luas Pengungkpan (Disclosure) yang diperlukan.

Pemerintah harus menentukan kebijakan yang menjelaskan komponen apa


saja yang dapat dikategorikan sebagai pendapatan atau biaya operasi yang
tepat untuk suatu unit kerja yang dilaporkan, luas pengungkapan
(disclosure) dan kebijakan – kebijakan akuntansi yang dipraktikan secara
konsisten. Pemerintah diharapkan dapat memberi tambahan informasi
untuk hal – hal sebagai berikut:

a. Fokus pengukuran dan dasar akuntansi yang digunakan untuk


membuat laporan
b. Kebijakan menghapus/menghentikan aktivitas internal unit kerja pada
laporan aktivitas
c. Kebijakan kapitalisasi aktiva dan menaksir umur ekonomi aktiva –
aktiva tersebut untuk menentukan biaya depresiasinya
d. Deskripsi mengenai jenis – jenis transaksi yang masuk dalam
penerimaan program dan kebijakan untuk mengalokasikan biaya –
biaya tdl langsung kepada suatu fungsi atau unit kerja dalam laporan
aktivitas
e. Kebijakan pemerintah dalam menentukan pendapatan operasi dan non
operasi
f. Pemerintah harus mengungkapkan secara detail dan lengkap dalam
catatan (notes) laporan keuangan mengenai ast modal dan utang jangka
panjang. Aset modal yang tidak didepresiasi harus diungkapkan secara
terpisah dari asset modal yang didepresiasi. Informasi mengenai
kewajiban jangka panjang meliputi obligasi, utang wesel, pinjaman,
utang leasing, tuntutan dan sebagainya.

12
Akuntansi Sektor Publik S2
2. Evaluasi
Rangkuman
Membuat anggaran membutuhkan pertimbangan – pertimbangan teknis
akuntansi yang matang. Dalam membuat anggaran, akuntansi dibutuhkan
terutama untuk mengestimasi biaya program dan memprediksi kondisi
ekonomi pemerintah dan perubahan – perubahan yang akan terjadi. Informasi
akuntansi sangat membantu dalam pemilihan program yang efektif sesuai
dengan kemampuan ekonomi pemerintah.

13
Akuntansi Sektor Publik S2
7. Contoh Soal
1. Jelaskan mengenai isi yang terkandung dalam Laporan Keuangan menurut
SFAC No. 4!
2. Siapa pemakai laporan keuangan sektor publik? Jelaskan kepentingan
masing-masing pemakai tersebut!
3. Sebutkan hak dan kepentingan pemakai laporan keuangan!
4. Apa perbedaan laporan keuangan sektor publik dan sektor swasta?

14
Akuntansi Sektor Publik S2
Daftar Bacaan
PP No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
Permendagri No. 59 Tahun 2007 tentang Pengelolaan keuangan Daerah
Bastian, Indra, 2007, Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar, Jakarta, Penerbit
Erlangga.
Baswir, Revrison, 2007, Akuntansi Pemerintahan di Indonesia, BPFE-UGM
Yogyakarta.
Jones, Rowan: & Pendlebury, Maurice, 2004., Public Sector Accounting, Eight
Edition, Prentice Hall.
Badan Pemeriksa Keuangan, (2005), Standar Audit Pemerintahan, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), 2002 Exposure Draft Standar Akuntansi
keuangan Sektor Publik, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta, Salemba
Empat.
Mardiasmo (2007), ”Akuntansi Sektor Publik”, siuatu konsep dan
implementasinya, Jakarta, Salemba Empat.

15
Akuntansi Sektor Publik S2
Bahan Kuliah 12
PEMERIKSAAN SEKTOR PUBLIK

1. P e n d a h u l u a n

a. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, diharapkan mahasiswa dapat
memahami dan menjelaskan secara detail tentang masalah-masalah berikut
ini.
1) Memahami konsep kharakteristik Valur For Money Audit
2) Memahami dan menjelaskan Audit ekonomi dan audit efisiensi,
3) Dapat memahami dan menjelaskan Audit Efektifitas,
4) Dapat memahami dan menjelaskan Standar Audit Pemerintahan dan
Sektor Publik.
5) Mampu memberikan ringkasan dan rangkuman secara rinci dari seluruh
pokok bahasan pada bab ini,
6) Mampu menyelesaikan soal dan kasus yang berkaitan Pemeriksaan
(audit) Sektor Publik.

b. Pokok Bahasan
1) Pendahuluan
2) Kharakteristik Valur For Monery Audit,
3) Audit efisiensi dan Ekonomi,
4) Audit Efektifitas
5) Standar Audit Pemerintahan
6) Rangkuman
7) Latihan Soal dan kasus

c. Metode Pembelajaran
1) Metode ceramah ;
2) Metode diskusi,
3) Studi kasus dan pembahasan,

1
Akuntansi Sektor Publik S2
4) Metode aplikasi pada Pemerntah Daerah / Pusat

2. Pokok Bahasan
a. Pengantar
Untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan sektor publik, sebagai
pertanggungjawaban maka diperlukan pihak lain yang independen dan
obyektif untuk melakukan penilaian atas kelayakan tersebut. Kegiatan
penilaian tersebut lajim disebut sebagai audit atau pemeriksaan. Pihak
independen dan obyektif tersebut selanjutnya dikenal sebagai auditor,
sedangkan pihak yang diaudit disebut sebagai auditan atau auditi.
Sedangkan pihak yang menerima hasil pemeriksaan disebit reciepent atau
pihak stakeholder sebagai pengguna atas hasil laporan tersebut.
b. Kharakteristik Valur For Monery Audit,
Dalam pemeriksaan konvensional, lingkup pemeriksaan hanya sebatas
audit keuangan dan kepatuhan audit kinerja (performance audit). Sedangan
VFMA lebih luas, yaitu melingkupi 3 E Audit.

Kharakteristik Audit Kinerja :

Ekonomi
Audit Manajemen
3E Efisiensi Audit
kinerja

(VFMA)
Efektifitas Audit program

Ad. 1. Audit Ekonomi dan Efisiensi :

Ekonomi memiliki arti biaya terendah, sedangkan efisiensi lebih mengacu


pada rasio terbaik antara output dengan inputnya.

2
Akuntansi Sektor Publik S2
Tujuan audit Ekonomi dan Efisiensi adalah untuk menentukan :
a) apakah sustu entitas telah memperoleh, melindungi dan menggunakan
sumberdayanya secara ekonomis?
b) apakah penyebab terjadinya praktik2 yang tidak ekonmis atau tidak
efisien, termasuk ketidak mampuan organsasi dalam mengelola sistem
informasi, prosedur dan struktur organisasi ?
Ad. 2. Audit Efektifitas :
Menurut Audit Commision (1986), menyatakan bahwa efektifitas
berarti menyediakan jasa-jasa yang benar, sehingga memungkinkan
pihak yang berwenang untuk mengimplementasikan kebijakn dan
tujuannya.
Tujuan pelaksanaan audit :
a) menilai tujuan program,
b) menentukan tingkat pencapain hasil,
c) menilai tingkat efektifitas program dan atau unsur-unsur program,
a. mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat kinerja,
d) menentukan apakah manajemen telah mempertimbangkan
alternative untuk melaksanakan program,
f.) apakah program tersebut sudah saling melengkapi ?
a) mengidentifikasi cara untuk dapat melaksanakan program,
b) menilai ketaatan terhadap peraturan dan perundang-undangan ?
c) menilai apakah sistem pengendalian manajemen sudah cukup
memadai?
d) menentukan apakah manajemen telah melaporkan ukuran yang
syah dan dapat dipertanggung-jawabkan tentang efektifitas
program ?.

Ada tiga Katagori kegiatan ”VALUE FOR MONEY AUDIT” :


1) By-product VFM work ;
2) An Arrangement Review, dan
3) Performance Review.
Prasyarat yang harus dipenuhi dalam Audit Kinerja :

3
Akuntansi Sektor Publik S2
1. Auditor (orang / lembaga), auditee (pihak yang diaudit) dan
recipient (pihak yang menerima hasil audit).
2. Hubungan akuntabilitas antara auditee (subordinate) dan audit
recipient (otoritas yang lebih tinggi),
3. Independensi antara auditor dan auditee,
4. Pengujian dan evaluasi tertentu atas aktifitas yang menjadi
tanggungjawab
auditee oleh auditor untuk audit recipent.
Syarat-syarat menjadi auditor sektor publik (ASP) ;
1) Seorang auditor harus telah diakui dapat melakukan pemeriksaan
(audit):
a. Memiliki pemahaman tentang akun-akun yang ada serta
mentaati perundang-undangan yang berlaku,
b. telah diakui kemampuannya dlm melakukan praktek audit,
c. harus dapat memahami apakah klien telah memanfaatkan
sumberdaya yang dimiliki secara ekonomis, efisien dan efektif
?.
2) Seorang auditor harus mematuhi kode etik yang berlaku,
3) Seorang auditor harus dapat melakukan audit dengan bertanggung-
jawab, karena terdorong kesadaran bahwa audit akan dilaksanakan
pada organisasi sektor publik dalam memenuhi kepentingan
masyarakat.

Dua prosedur utama dalam melakukan praktek audit kinerja :


2) Management and Technical Review, meliputi :
a. rencana yang matang,
b. terdapat struktur yang memadai,
c. manajemen secara jelas mengkomunikasikan,
d. pelaksanaan diawasi dan dievaluasi
3) Special Studies, sesuai permintaan untuk :
a) penelitian tentang dugaan adanya kesalahan/kecurangan,
b) menilai kecukupan pengendalian internal, dan

4
Akuntansi Sektor Publik S2
c) konsultasi dg manajemen yang berkaitan dengan keuangan
khusus atau kinerja, dan
d) mengevaluasi penggunaan dana untuk kegiatan investasi yang
akan berpengaruhn pada operasional dimasa yang akan datang.

c. Standar Audit Pemerintahan (SAP) Tahun 1995 ;


Standar yang digunakan adalah SAP yang dikeluarkan oleh BPK
tahun 1995, yang terdiri dari :
1. Standar umum, meliputi :
a. staf yang ditugasi melaksanakan audit,
b. dalam semua hal yang berkaitan dg pekerjaan audit harus
independen, bebas dari gangguan, dan harus dapat
mempertahankan sikap dan penampilan yang independen.
c. Wajib menggunakan kemahiran profesinya secara cermat dan
saksama,
d. Setiap yang melaksanakan audit ini harus memiliki sistem
pengendalian intern yang memadai dan dapat direview oleh
pihak lain uh kompeten.
2. Standar Pekerjaan Lapangan Audit Kinerja, meliputi :
a. perencanaan,
b. supervisi,
c. kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan,
d. pengendalian manajemen.
3. Standar Pelaporan Audit Kinerja, meliputi :
a. bentuk (laporan harus tetulis dan dapat mengkomunikasikan
hasil) setiap audit,
b. ketepatan waktu.
c. Isi laporan mencakup :
1) tujuan, lingkup, dan metodologi audit,
2) hasil audit harus dilaporkan yang signifikan, bila perlu
menyimpulkan,

5
Akuntansi Sektor Publik S2
3) merekomendasikan untuk melalkukan tindakan perbaikan
atas bidang yang bermasalah,
4) melaporkan berdasar standar audit pemerintahan,
5) kepatuhan terhadap peraturan dan perundangan,
6) ketidakpatuhan terhadap peraturan dan perundangan,
7) melaporkan langsung adanya pelanggaran hukum,
8) pengendalian manajemen,
9) tanggapan pejabat yang bertanggungjawab,
10) hasil prestasi yang patut dihargai,
11) adanya hal2 yang perlu penelaahan lanjut, dan
12) informasi istimewa.
d. Penyajian Laporan
e. Distribusi Laporan.

d. Standar Audit Sektor Publik


Standar audit sektor publik diterbitkan BPK melalui Peraturan
BPK Nomor 1 Tahun 2007 Tentang Standar Pemeriksaan Keuangan
Negara (SPKN). SPKN dimaksud memuat persyaratan profesional
auditor, mutu pelaksanaan audit, dan persyaratan laporan audit yang
profesional. Pelaksanaan audit yang didasarkan pada standar audit
akan menjamin kredibilitas informasi yang dilaporkan atau diperoleh
dari entitas yang diperiksa Apabila auditor melaksanakan pekerjaannya
dengan mengikuti standar audit dan melaporkan hasilnya sesuai
dengan standar audit maka hasil pekerjaannya diharapkan dapat
mendukung peningkatan mutu pengelolaan dan pertanggungjawaban
keuangan Negara serta pengambilan keputusan Pemerintah.
Perlu dijelaskan terlebih dahulu bahwa dalam SPKN
istilahistilah yang digunakan tidak sama dengan yang digunakan dalam
modul ini. Untuk istilah audit, SPKN menggunakan istilah
pemeriksaan, meskipun isinya juga diperuntukkan sebagai pedoman
dalam pelaksanaan pengawasan. Selaras dengan penggunaan istilah
pemeriksaan tersebut, maka untuk istilah profesi audit, yang dalam

6
Akuntansi Sektor Publik S2
modul ini diistilahkan sebagai auditor, dalam SPKN digunakan istilah
pemeriksa. Demikian pula standar audit menjadi standar pemeriksaan.
Dalam uraian selanjutnya pada modul bagian ini, untuk tetap
menjaga kesesuaian dengan sumbernya, penggunaan istilah
pemeriksaan, pemeriksa dan standar pemeriksaan pada SPKN tetap
digunakan. SPKN yang diterbitkan BPK menjadi standar pemeriksaan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 Undang-undang No. 15
Keuangan Daeraviu Laporan
SPKN dimaksudkan untuk menjadi patokan bagi para auditor
dalam melaksanakan pemeriksaan atas pengelolaan dan
pertanggungjawaban keuangan negara agar dapat memelihara
kompetensi, integritas, obyektivitas dan independensi dalam
perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan pekerjaan yang
dilaksanakannnya. Tujuan SPKN adalah untuk membantu Pemerintah,
termasuk instansi dan para pejabatnya dalam menyelenggarakan
pengelolaan
dan membuat pertanggungjawaban keuangan negara, yang semakin
baik.
Bab ini tidak bertujuan membahas seluruh isi SPKN tetapi
menguraikan beberapa bagian penting yang relevan dengan kegiatan
reviu yang dilakukan oleh Inspektorat (Bawasda). Hakikatnya kegiatan
pemeriksaan dan reviu tidaklah berbeda dan karenanya hal yang
berlaku pada pemeriksaan berlaku pula dalam reviu.

1) Kerangka Pemikiran
SPKN diperlukan karena adanya standar pemeriksaan yang
dapat digunakan secara nasional sudah merupakan kebutuhan yang
mendesak saat ini. SPKN merupakan patokan untuk melakukan
pemeriksaan atas semua kegiatan Pemerintah dalam mengelola dan
mempertanggungjawabkan Keuangan Negara yang meliputi
pelaksanaan APBN, APBD, pelaksanaan anggaran tahunan BUMN
dan BUMD, serta kegiatan yayasan yang didirikan oleh Pemerintah,

7
Akuntansi Sektor Publik S2
BUMN dan BUMD atau badan hukum lain dimana terdapat
kepentingan Keuangan Negara atau yang menerima bantuan
Pemerintah. Pengertian pengelolaan dan tanggung jawab Keuangan
Negara mencakup akuntabilitas yang harus diterapkan oleh semua
instansi atau pejabat yang melakukan pengelolaan dan
pertanggungjawaban keuangan negara. Akuntabilitas diperlukan agar
masyarakat dapat mengetahui pelaksanaan program yang dibiayai
dengan keuangan negara, tingkat ketaatannya pada
peraturanPertanggungjawaban manajemennrah
Manajemen entitas yang diperiksa bertanggung jawab untuk:
1. Mengelola keuangan negara secara tertib, efisien, ekonomis,
efektif, transparan, dan bertanggung jawab.
2. Menyusun dan menyelenggarakan pengendalian intern yang
efektif.
3. Membuat laporan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan
negara secara tepat waktu.
4. Menindaklanjuti rekomendasi pemeriksa, serta menciptakan dan
memelihara suatu proses untuk memantau status tindak lanjut atas
rekomendasi pemeriksa dimaksud.
Dalam melaksanakan tanggung jawab profesionalnya, pemeriksa
harus memahami prinsip-prinsip pelayanan kepentingan publik dan
menjunjung tinggi integritas, obyektivitas, dan independensi.
Pemeriksa harus memiliki sikap untuk melayani kepentingan
publik, menghargai dan memelihara kepercayaan publik dan
mempertahankan profesionalisme. Tanggung jawab ini sangat penting
dalam pelaksanaan pemeriksaan di lingkungan pemerintahan.
Tanggung jawab pemeriksa lainnya adalah mempertahankan dan
memperluas kepercayaan publik. Dalam kerangka tanggung jawab
tersebut pemeriksa harus melaksanakan seluruh tanggung jawab
profesionalnya dengan derajat integritas yang tertinggi. Pemeriksa
harus profesional, obyektif, berdasarkan fakta, dan tidak berpihak.
Pemeriksa harus bersikap jujur dan terbuka kepada entitas yang

8
Akuntansi Sektor Publik S2
diperiksa dan para pengguna laporan hasil pemeriksaan dalam
melaksanakan pekerjaannya dengan tetap memperhatikan batasan
kerahasiaan yang dimuat dalam peraturan perundangundangan.
Pemeriksa harus berhati-hati dalam menggunakan informasi yang
diperoleh selama melaksanakan tugasnya. Pemeriksa tidak boleh
menggunakan informasi tersebut untuk kepentingan pribadi atau hal-
hal lainnya yang dapat mengganggu legitimasi dan nilai-nilai etika
entitas yang diperiksa

2) Tanggungjawab Organisasi Auditor Sektor Publik ;.


Organisasi pemeriksa mempunyai tanggung jawab untuk
meyakinkan bahwa: (1) independensi dan obyektivitas dipertahankan
dalam seluruh tahap penugasan, (2) pertimbangan profesional
(professional judgment) digunakan dalam perencanaan
dan pelaksanaan pekerjaan dan pelaporan hasil pekerjaan, (3)pekerjaan
dilakukan oleh personil yang mempunyai kompetensi profesional dan
secara kolektif mempunyai keahlian dan pengetahuan yang memadai,
dan (4) peer-review yang independen
dilaksanakan secara periodik dan menghasilkan suatu pernyataan,
apakah sistem pengendalian mutu organisasi pemeriksa tersebut
dirancang dan memberikan keyakinan yang memadai.

d. Standar Umum Pemeriksaan


Standar umum memberikan kerangka dasar yang penting untuk
menerapkan secara efektif standar pekerjaan lapangan dan pelaporan.
Dengan demikian, standar umum harus diikuti oleh semua pemeriksa
dan organisasi pemeriksa.
Semua organisasi audit bertanggung jawab bahwa setiap pemeriksaan
dilaksanakan oleh staf yang secara kolektif memiliki pengetahuan,
keahlian dan pengalaman yang dibutuhkan untuk tugas tersebut.
Pemeriksa harus memiliki pengetahuan yang mendalam tentang

9
Akuntansi Sektor Publik S2
pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara,
tentang keadaan khas yang diperiksa,
serta kaitannya dengan sifat dan jenis pemeriksaan yang dilaksanakan.
Suatu organisasi pemeriksa dapat mempekerjakan stafnya sendiri atau
mempekerjakan konsultan luar yang memiliki pengetahuan, keahlian,
atau pengalaman di bidang tertentu, seperti akuntansi, statistik, hukurn,
teknik, desain dan metodologi pemeriksaan, teknologi informasi,
administrasi negara, ilmu ekonomi, ilmu sosial, atau ilmu aktuaria.
Standar umum menetapkan bahwa pemeriksa harus memelihara
kompetensinya melalui pendidikan profesional berkelanjutan.
Reviu Laporan
3. E v a l u a s i
Rangkuman
Pemberlakuan SPKN sebagai standar membawa konsekuensi pada
personel pemeriksa dan organisasi pemeriksa yang tidak terbatas pada
aspek teknis pemeriksaan, seperti perencanaan persiapan, pelaksanaan, dan
pelaporan, melainkan mencakup pula aspek pengembangan
profesionalisme pemeriksaan.
Laporan hasil Pemeriksaan Keuangan harus: (1) menjelaskan lingkup
pengujian pemeriksaan atas kepatuhan terhadap ketentuan dan peraturan
perundang-undangan, ketidakpatuhan tehadap kontrak/perjanjian dan atas
pengendalian intern yang berkaitan dengan pelaporan keuangan serta
menyajikan hasil pengujiannya, atau (2) mengacu kepada laporan
terpisah yang berisi informasi tersebut, danR(3) Standar pelaporan
Pemeriksaan Keuangan tambahan ketiga Laporan atas pengendalian intern
harus mengungkapkan kelemahan dalam pengendalian intern atas
pelaporan keuangan yang dianggap sebagai "kondisi yang dapat
dilaporkan".

10
Akuntansi Sektor Publik S2
4. Latihan Soal dan kasus
1. Standar akuntansi merupakan pedoman atau prinsip-prinsip yang
mengatur pelaksanaan akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan
untuk tujuan pelaporan bagi pengguna laporan keuangan.
a. Sebutkan pertimbangan-pertimbangan yang diperlukan dalam
penetapan standar akuntansi sektor publik ?
b. Kapan standar akuntansi sektor publik dianggap overload ?
Jelaskan.
c. Jelaskan isi pada PSAP No. 04, 05 dan 06 dan apa perbedaan prinsip
standar antara akuntansi sektor publik dengan standar akuntansi
publik? Jelaskan singkat.
2. Dua prosedur utama dalam melakukan praktek audit kinerja sektot
publik meliputi ::
(1) Management and Technical Review, dan (2) Special Studies,
a. Uraikan dan jelaskan isi prosedur pada kedua prosedur tersebut
diatas?
b. Sejauhmana pengaruh evaluasi penggunaan dana terhadap
efektifitas kegiatan operasional dimasa yang akan datang?
c. Bagimana implementasi audit kinerja terhadap kegiatan Investasi
pada Sektor Publik?
3. Standar audit yang digunakan adalah SAP yang dikeluarkan oleh BPK
tahun 1995, terdiri dari :
4. Standar umum, (2) Standar Pekerjaan Lapangan audit kinerja dan (3)
Standar Pelaporan audit kinerja.
a. Sebutkan isi kegiatan yang termasuk dalam Standar Umum?
b. Sebutkan / jelaskan aktifitas Standar Pekerjaan Lapangan audit
Kinerja?
c. Sebutkan isi Standar Pelaporan audit Kinerja Sektor Publik (12
item)

11
Akuntansi Sektor Publik S2
Daftar Bacaan
PP No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
Permendagri No. 59 Tahun 2007 tentang Pengelolaan keuangan Daerah
Bastian, Indra, 2007, Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar, Jakarta, Penerbit
Erlangga.
Baswir, Revrison, 2007, Akuntansi Pemerintahan di Indonesia, BPFE-UGM
Yogyakarta.
Jones, Rowan: & Pendlebury, Maurice, 2004., Public Sector Accounting, Eight
Edition, Prentice Hall.
Badan Pemeriksa Keuangan, (2005), Standar Audit Pemerintahan, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), 2002 Exposure Draft Standar Akuntansi
keuangan Sektor Publik, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta, Salemba
Empat.
Mardiasmo (2007), ”Akuntansi Sektor Publik”, siuatu konsep dan
implementasinya, Jakarta, Salemba Empat.

12
Akuntansi Sektor Publik S2
Bahan Kuliah 13
AUDIT INTERNAL DAN
AUDIT EKSTERNAL SEKTOR PUBLIK

1. P e n d a h u l u a n

a. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, diharapkan mahasiswa dapat
memahami dan menjelaskan secara detail tentang masalah-masalah berikut
ini.
1) Memahami konsep auditan, auditor dan receipent,
2) Memahami dan menjelaskan audit internal dan audit eksternal,
3) Dapat memahami dan menjelaskan kharaktersiik auditor internal dan
auditor eksternal,
4) Dapat memahami dan menjelaskan tujuan review audit sektor publik,
5) Mampu memberikan ringkasan dan rangkuman secara rinci dari seluruh
pokok bahasan pada bab ini,
6) Mampu menyelesaikan soal dan kasus yang berkaitan audit internal dan
audit eksternal.
b. Pokok Bahasan
1) Pengertian auditor, auditi dan receipent.
2) Audit internal dn audit eksternal,
3) Kharakteristik auditor internal dan eksternal,
4) Tujuan review audit
1) Rangkuman
2) Latihan Soal dan kasus
c. Metode Pembelajaran
1) Metode ceramah ;
2) Metode diskusi,
3) Studi kasus dan pembahasan,

1
Akuntansi Sektor Publik S2
2. Pokok Bahasan ;
a. Pengantar
Laporan keuangan pemerintah daerah merupakan hasil akhir dari
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD).
Adapun tujuan penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah adalah
untuk memberikan informasi kepada masyarakat serta pihak-pihak yang
berkepentingan lainnya tentang aktivitas penyelenggaraan pemerintahan
daerah. Sebagai informasi, laporan keuangan pemerintah daerah juga dapat
dipandang sebagai: alat pertanggungjawaban, alat pengendalian, alat
mengkomunikasikan hasil kepada struktur yang lebih tinggi, alat untuk
menilai kinerja, dan alat untuk referensi di masa yang akan datang.
Agar layak menjadi pertanggungjawaban kepala daerah kepada
DPRD, laporan keuangan yang disampaikan harus memenuhi syarat bebas
dari salah saji material dan disusun sesuai dengan sistem akuntansi
keuangan daerah (SAKD). Salah saji material merupakan kesalahan baik
yang disengaja maupun yang tidak sengaja dalam penyajian informasi
keuangan yang dapat merubah kesimpulan dan keputusan yang diambil.
Sedangkan SAKD adalah sistem akuntansi yang ditetapkan oleh peraturan
perundang-undangan yang berlaku pada pemerintah daerah.
Untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah
sebagai pertanggungjawaban maka diperlukan pihak lain yang independen
dan obyektif untuk melakukan penilaian atas kelayakan tersebut. Kegiatan
penilaian tersebut lajim disebut sebagai audit atau pemeriksaan. Pihak
independen dan obyektif tersebut selanjutnya dikenal sebagai auditor,
sedangkan pihak yang diaudit disebut sebagai auditan atau auditi.

b. Auditor Eksternal dan Auditor Internal


Dari sisi hubungan organisasi auditan dengan auditor, dikenal adanya
2 (dua) kelompok auditor, yaitu (1) auditor eksternal dan (2) auditor
internal. Auditor eksternal sering juga disebut sebagai auditor independen
karena tidak memiliki hubungan organisasi dengan pihak yang diaudit.

2
Akuntansi Sektor Publik S2
Dalam lingkup pemerintah daerah dan sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) merupakan auditor eksternal.
Dalam pelaksanaannya dan sesuai dengan kewenangan yang dimilikinya
BPK dapat menugaskan pihak lain seperti Kantor Akuntan Publik (KAP)
untuk melakukan audit atas laporan keuangan pemerintah daerah.
Kewenangan BPK melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan
pemerintah daerah didasarkan pada Undang-undang Nomor 15 Tahun
2004 tentang Pemeriksaan dan Pertanggungjawaban Pengelolaan
Keuangan Negara dan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 Tentang
Badan Pemeriksa Keuangan.
Dalam hal pemerintah daerah, sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah, auditor
internal pemerintah daerah adalah unsur pengawas penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang selanjutnya disebut Inspektorat. Hingga modul
ini disusun belum seluruh pemerintah daerah menamai organisasi auditor
internal-nya sebagai inspektorat.
Beberapa pemerintah daerah masih menamakan organisasi auditor
internal-nya sebagai Badan Pengawas Daerah (Bawasda).
Oleh karena inspektorat dan bawasda memiliki arti dan makna yang
sama sebagai auditor internal pemerintah daerah, modul ini akan menyebut
keduanya atau saling menggantikan. Selanjutnya, sesuai dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Pedoman Tata
Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dinyatakan
bahwa orang yang karena jabatannya melaksanakan tugas pengawasan atas
penyelenggaraan pemerintahan daerah untuk dan atas nama Menteri
Dalam Negeri atau Kepala Daerah disebut Pejabat Pengawas Pemerintah
(PPP).
Walau sama-sama melakukan pemeriksaan atas sumber dan bahan
yang sama - laporan keuangan pemerintah daerah, auditor eksternal dan
auditor internal memiliki pendekatan penilaian yang berbeda. Auditor

3
Akuntansi Sektor Publik S2
eksternal fokus pada penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan di masa
yang telah lewat.
Sedangkan auditor internal menilai kegiatan di masa lalu dan
sekarang untuk fokus pada perbaikan dan peningkatan kinerja di masa
depan.
Karakter Auditor Eksternal - Auditor Internal
Berdasarkan karakter yang dimilikinya, perbedaan auditor eksternal
dengan auditor internal dapat dijelaskan berikut ini.
05
1) Karakter Auditor Eksternal Auditor Internal
Status kepegawaian Auditor Eksternal atau pemeriksa
merupakan orang di luar pemerintah daerah. Sedangkan auditor atau
pemeriksa atau inspektur atau pejabat pengawas pemerintah
merupakan pegawai pemerintah pusat/daerah Pihak yang dilayani,
seperti DPRD, Pemerintah Pusat, dan masyarakat yang memerlukan
informasi mengenai pelaksanaan APBD/APBN dan pertanggung-
jawabannya.
Melayani kepala daerah dalam memperbaiki dan meningkatkan
kinerja perangkat daerah dan pemerintah daerah. Fokus audit pada
penilaian penyajian dan perhitungan serta ketaatan adalah pada
peraturan, sedangkan fokus pada perbaikan dan peningkatan kinerja
dimasa depan adalah dengan mengevaluasi pengendalian internal.
Sikap terhadap kecurangan secara umum memperhatikan dan
melakukan pencegahan serta pendeteksian terjadinya kecurangan.
Perhatian akan lebih bila kecurangan yang dideteksi mempengaruhi
laporan keuangan secar material Terlibat langsung dalam pencegahan
kecurangan dengan segala bentuknyaoranerah
Perbedaan karakter tersebut di atas penting dikenali karena
akan menghasilkan perbedaan peran kedua organisasi auditor ini
terhadap pihak yang dilayani dan pihak yang diaudit.

4
Akuntansi Sektor Publik S2
Dalam hal auditor eksternal, hasil audit merupakan penilaian atas
kelayakan penyajian laporan keuangan pemerintah daerah sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.

Selanjutnya, hasil audit disampaikan kepada kepala daerah dan


DPRD yang bersangkutan, serta pihak-pihak lain yang berkepentingan
atas pertanggungjawaban pelaksanaan APBD. Hasil audit BPK
tersebut juga di-down load pada website BPK sehingga dapat di-akses
berbagai kalangan umum.
Bagi pihak yang diaudit kepala daerah, hasil audit dapat
dipandang sebagai hasil penilaian final atas penyelenggaraan
pengelolaan APBD yang menjadi tanggunjawabnya. Walau hasil audit
BPK memuat saran dan rekomendasi perbaikan serta penyempurnaan
namun hal tersebut tidak merubah penilaian yang telah dilakukan.
Bagi pihak yang dilayani hasil audit BPK akan menjadi dasar
pertimbangan untuk hal-hal berikut tetapi tidak terbatas pada:
* DPRD - bahan pertimbangan pembahasan pertanggungjawaban
kepala daerah.
* Pemerintah - bahan pertimbangan untuk kebijakan strategis.

2) Karakter Auditor Eksternal Auditor Internal


Independen dalam kenyataan dan mental terhadap pemerintahan
daerah Independen terhadap aktivitas yang diawasi atau diaudit tetapi
bersedia menanggapi kebutuhan dan keinginan dari berbagai tingkatan
manajemen
Frekuensi Penelaahan atas informasi yang terkait dengan laporan
keuangan dilakukan secara periodik, misalnya setahun sekali.
Penelaahan atas informasi dan aktivitas yang terkait dengan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dilakukan secara terus
menerus pembangunan, seperti kebijakan pengelolaan dana
perimbangan.

5
Akuntansi Sektor Publik S2
a) Masyarakat ; - bahan pertimbangan untuk berbagai hal tergantung
kepentingannya masing-masing.
Masyarakat sendiri terdiri dari berbagai golongan dan kelompok
yang dapat berbentuk partai politik, lembaga swadaya masyarakat,
organisasi profesi, organisasi kedaerahan, bahkan pribadi-pribadi yang
berdiri sendiri.
Dalam hal auditor internal, sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Pedoman Tata Cara
Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah hasil
kegiatan inspektorat (bawasda) antara lain disampaikan kepada:
b) Laporan hasil pemeriksaan Inspektorat Provinsi disampaikan
kepada Gubernur dengan tembusan kepada Menteri Dalam
Negeri dan BPK Perwakilan.
c) Laporan hasil pemeriksaan Inspektorat Kabupaten/Kota
disampaikan kepada Bupati/Walikota dengan tembusan kepada
Gubernur dan BPK Perwakilan.
Bagi kepala daerah, hasil pemeriksaan inspektorat merupakan
informasi atas pelaksanaan APBD yang menjadi tanggungjawab
organisasi perangkat daerahnya (SKPD dan SKPKD). Selanjutnya,
kepala daerah akan menindaklanjuti hasil pemeriksaan inspektorat
sebagai upaya untuk menyesuaikan, memperbaiki, dan
menyempurnakan pengelolaan APBD pada organisasi perangkat
daerahnya.
Dari tinjauan manajemen, inspektorat menjalankan fungsi
pengawasan kepala daerah. Dengan demikian baik atau buruknya hasil
pengawasan yang dilakukan oleh inspektorat sesungguhnya
mencerminkan kualitas kepala daerah menjalankan fungsi pengawasan
yang menjadi tanggungjawabnya.
Dalam mekanisme pengelolaan APBD, sesungguhnya
inspektorat merupakan komponen penting dari sistem peringatan dini
(early warning system) yang dimiliki kepala daerah.

6
Akuntansi Sektor Publik S2
Kepala daerah seyogyanya mengetahui dengan baik bagaimana
masingmasing organisasi perangkat daerah melaksanakan
tanggungjawab pengelolaan APBD-nya. Idealnya, inspektorat
melakukan pemeriksaan dan penilaian tersebut sebelum BPK sebagai
auditor eksternal datang melakukan audit.
Bagi auditan - SKPD dan SKPKD, penilaian yang dilakukan
inspektorat seyogyanya menjadi masukan yang berharga untuk
memperbaiki dan menyempurnakan kualitas pengelolaan APBDnya.
Inspektorat sesungguhnya merupakan konsultan dan mitra
auditan yang penting dalam meningkatkan tatakelola yang baik (good
governance).
Bagi Menteri Dalam Negeri, Gubernur, dan BPK Perwakilan, laporan
inspektorat yang ditembuskan padanya mencerminkan berjalan
tidaknya fungsi pengawasan yang menjadi tanggungjawab kepala
daerah. Inspektorat dapat saja menyembunyikan fakta yang tidak benar
dalam laporan yang disampaikan.
Tetapi bila kemudian BPK menemukan fakta yang tidak benar
tersebut dan mengungkapkan hal dimaksud dalam laporan hasil
auditnya, kepala daerah sebagai penanggungjawab pemerintahan
daerah tentu akan dihadapkan pada posisi yang sulit. Kepala daerah
yang bersangkutan dapat saja dianggap tidak akuntabel dalam
penyelenggaraan pemerintahannya.
Fungsi pengawasan merupakan bagian dari fungsi manajemen
yang memberi masukan kepada manajemen tentang hal yang
sesungguhnya terjadi dalam fungsi pelaksanaan. Hasil pengawasan
akan menjadi bahan manajemen untuk memperbaiki dan
menyempurnakan kualitas perencanaan dan pelaksanaan. Jika fungsi
pengawasan tidak bejalan sebagaimana mestinya, maka sudah dapat
dipastikan kualitas perencanaan dan pelaksanaan tidak akan baik.

7
Akuntansi Sektor Publik S2
c. Tujuan Review
Reviu atas laporan keuangan ditujukan untuk menginformasikan epada
kepala daerah mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan
APBD yang menjadi tanggungjawab masingmasing organisasi perangkat
daerahnya. Informasi tersebut selanjutnya digunakan kepala daerah
untuk memperbaiki ketepatan dan kesesuaian laporan keuangan dengan
peraturan yang berlaku serta
meningkatkan kinerja masing-masing organisasi perangkat daerahnya.
Agar informasi yang disampaikan inspektorat (bawasda) tersebut
memiliki nilai tambah bagi upaya perbaikan dan peningkatan kinerja
dimasa depan maka serangkaian proses dan teknik reviu harus dilakukan
untuk:
1) Meneliti dan menilai baik-tidaknya, memadai-tidaknya penerapan
pengen-dalian yang dilakukan oleh para auditan terhadap
penyelenggaraan akuntansi, keuangan, dan operasional, serta
meningkatkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang wajar.
2) Meyakinkan sejauhmana peraturan, kebijakan, rencana, dan prosedur
yang ditetapkan telah ditaati auditan.
3) Memeriksa sejauhmana kekayaan/harta pemerintah daerah dapat
dipertang-gungjawabkan dan diamankan terhadap segala bentuk
gangguan yang dapat menimbulkan kerugian/ kehilangan.
4) Memeriksa sejauhmana pengelolaan administrasi yang dilakukan
dapat diandalkan.
5) Menilai mutu hasil pekerjaan/kegiatan terkait dengan pelaksanaan
tangungjawab atau kewajiban.
6) Menyusun dan menyampaikan rekomendasi/saran untuk
meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan ke-ekonomisan dalam
pencapaian kinerja auditan.
Reviu Laporangan Daerah
d. Dukungan Kepala Daerah
Dukungan Kepala Daerah dilakukan inspektorat (bawasda)
hendaknya benar dan nyata bentuknya agar temuan dan rekomendasi

8
Akuntansi Sektor Publik S2
yang disampaikan dapat segera ditanggapi dan ditindaklanjuti oleh
auditan (SKPD dan dukungan kepala daerah terhadap kegiatan reviu
yang SKPKD). Dukungan disini termasuk melindungi pereviu atau
Pejabat Pengawas Pemerintah (PPP) apabila pekerjaannya dalam
mengungkapkan temuan atau menyampaikan rekomendasi mendapat
tentangan atau penolakan dari jajaran pimpinan auditan tertentu yang
merasa bahwa segala hak kewenangannya tidak dapat diganggu gugat.
Termasuk dalam hal ini dukungan menghadapi hambatan-hambatan
kecil dalam pelaksanaan reviu yang bertanggungjawab.
Kepala daerah selayaknya mendukung kegiatan reviu yang
dilakukan inspektorat (bawasda) bukan karena tuntutan peraturan
perundang-undangan semata tetapi karena tujuan keberadaannya yang
fokus pada perbaikan dan peningkatan kinerja.
Kompleksnya masalah penyelenggaraan pemerintahan daerah dan
luasnya rentang kendali dapat mengakibatkan kepala daerah lepas
kendali dalam mengarahkan organisasi perangkat daerahnya mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Agar organisasi perangkat daerahnya tetap fokus pada tujuan yang
telah ditetapkan, kepala daerah membutuhkan informasi yang nyata yang
diperoleh melalui penilaian yang independen dan obyektif atas
pelaksanaan APBD – sesuatu yang dimiliki dan menjadi tugas pokok
serta fungsi inspektorat (bawasda).
Peran inspektorat sebagai bagian dari sistem peringatan dini (early
warning system) dan pendorong keterlaksanaan tatakelola yang baik
(good governance) mendapat dukungan penuh berdasarkan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Pedoman Tata
Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
Berdasarkan peraturan tersebut, keberadaan inspektorat bagi kepala
daerah dan auditan merupakan suatu hal yang terberi (given) dan tidak
dapat dihindari dimana hasil pemeriksaannya pun ditembuskan kepada
berbagai pihak selain disampaikan kepada kepala daerahnya masing-
masing.

9
Akuntansi Sektor Publik S2
Dari perspektif negatif, keberadaan inspektorat bisa jadi dianggap
sebagai 'kerikil' yang menyusahkan karena menginformasikan kekeliruan
dan ketidakberesan yang terjadi dalam penyelenggaraan pemerintahan
daerahnya. Bagi kepala daerah dan auditan yang ber-perspektif seperti
ini keberadaan inspektorat merupakan bencana yang harus dibatasi
ruanglingkup kegiatan dan keberadaannya.
Kepala daerah dan auditan yang ber-perspektif negatif dapat saja
membatasi keberadaan dan ruang lingkup kegiatan inspektorat.
Namun hal ini dipastikan tidak akan berlangsung lama karena peran
pengawasan sebagai umpan balik penyelenggaraan pemerintahan dibuat
lebih strategis dan taktis. Secara sistematis melalui laporan hasil kegiatan
inspektorat yang ditembuskan kepada berbagai pihak, peran inspektorat
yang dibatasi keberadaanya akan terdeteksi.
Bahkan jika inspektorat menyampaikan laporan yang tidak benar
pun akan terdeteksi. Cepat atau lambat kepala daerah yang ber-perspektif
negatif akan menghadapi masalah sebagai penanggungjawab
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Dalam hal penyelenggaraan pemerintahan daerah, BPK sebagai
auditor eksternal berperan menjadi pemain kunci dalam
pertanggungjawaban kepala daerah. Dalam melaksanakan tugasnya,
sesuai dengan norma pemeriksaan, langkah pertama BPK dalam
melakukan audit adalah menilai pengendalian interen pemerintahan
daerah yang diperiksanya. Hal ini termasuk menilai independensi dan
obyektivitas keberadaan inspektorat (bawasda) pemerintah daerah
tersebut. BPK berkepentingan pada penilaian tersebut karena akan
menentukan luas dan dalamnya ruang lingkup pemeriksaan serta bukti-
bukti yang harus dikumpulkan untuk mendukung simpulan dan
rekomendasinya.
Dari perspektif positif, pengungkapan dan ketidak beresan yang
ditemukan dan diungkapkan oleh inspektorat (bawasda) menunjukkan
pada berbagai pihak bahwa kepala daerah pada pemerintah daerah
tersebut telah menjalankan fungsi pengawasan yang menjadi

10
Akuntansi Sektor Publik S2
tanggungjawabnya dengan baik. Berjalannya fungsi pengawasan yang
dilaksanakan oleh inspektorat menjadi indikator berjalannya tatakelola
yang baik (good governance) pada pemerintahan daerah yang
bersangkutan.
Dari sisi inspektorat (bawasda), dukungan peraturan perundang-
undangan yang besar terhadap peran, independensi dan obyektivitas
tersebut hendaknya menjadi pemicu untuk meningkatkan kualitas hasil
kegiatannya - simpulan, saran, dan rekomendasiyang dapat
meningkatkan kinerja kepala daerahnya.
Makin baik reviu yang dilakukan oleh inspektorat (bawasda) akan
berpengaruh pada penilaian yang dilakukan BPK atas laporan
pertanggungjawaban kepala daerahnya. Untuk mendapatkan kualitas
reviu yang baik, inspektorat perlu membenahi dan meningkatkan
kualifikasi PPP-nya.

3. E v a l u a s i
Rangkuman
Dari sisi hubungan organisasi auditan dengan auditor, dikenal
adanya 2 (dua) kelompok auditor, yaitu (1) auditor eksternal dan (2)
auditor internal.
Status kepegawaian Auditor Eksternal atau pemeriksa merupakan orang di
luar pemerintah daerah. Sedangkan auditor atau pemeriksa atau inspektur
atau pejabat pengawas pemerintah merupakan pegawai pemerintah
pusat/daerah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman
Tata Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, hasil
kegiatan inspektorat (bawasda) disampaikan kepada:
a) Laporan hasil pemeriksaan Inspektorat Provinsi disampaikan kepada
Gubernur dengan tembusan kepada Menteri Dalam Negeri dan BPK
Perwakilan.

11
Akuntansi Sektor Publik S2
b) Laporan hasil pemeriksaan Inspektorat Kabupaten/Kota disampaikan
kepada Bupati/Walikota dengan tembusan kepada Gubernur dan
BPK Perwakilan.
Tujuan Review audit adalah :
1) Meneliti dan menilai baik-tidaknya, memadai-tidaknya penerapan
pengen-dalian yang dilakukan oleh para auditan terhadap pengendalian
yang efektif dengan biaya yang wajar.
2) Meyakinkan sejauhmana peraturan, kebijakan, rencana, dan prosedur
yang ditetapkan telah ditaati auditan.
3) Memeriksa sejauhmana kekayaan/harta pemerintah daerah dapat
dipertang-gungjawabkan.
4) Memeriksa sejauhmana pengelolaan administrasi yang dilakukan dapat
diandalkan.
5) Menilai mutu hasil pekerjaan/kegiatan terkait dengan pelaksanaan
tangungjawab atau kewajiban.
6) Menyusun dan menyampaikan rekomendasi/saran untuk meningkatkan
efisiensi, efektifitas, dan ke-ekonomisan dalam pencapaian kinerja
auditan.

12
Akuntansi Sektor Publik S2
4. Latihan soal
1) Ditinjau dari status kepegawaiannya, terdapat perbedaan antara auditor
inter-nal dan auditor eksternal. Jelaskan perbedaan dari kedua statement
tersebut?
2) Jelaskan isi pokok dalam Permendagri Nomor 23 Tahun 2007 tentang
Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah?
3) Kepada siapa Hasil Pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintah Daerah
disampaikan? Mengapa demikian ?
4) Apakah tujuan review audit laporan keuangan? Sebutkan dan jelaskan
masing-masing singkat.
5) Kepala daerah dan auditan yang ber-perspektif negatif dapat saja
membatasi keberadaan dan ruang lingkup kegiatan inspektorat.
a. Apakah yang dimaksud dengan auditan berperspektif positif dan auditan
berperspeksif negatif? Jelaskan.

13
Akuntansi Sektor Publik S2
Daftar Bacaan
PP No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
Permendagri No. 59 Tahun 2007 tentang Pengelolaan keuangan Daerah
Bastian, Indra, 2007, Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar, Jakarta, Penerbit
Erlangga.
Baswir, Revrison, 2007, Akuntansi Pemerintahan di Indonesia, BPFE-UGM
Yogyakarta.
Jones, Rowan: & Pendlebury, Maurice, 2004., Public Sector Accounting, Eight
Edition, Prentice Hall.
Badan Pemeriksa Keuangan, (2005), Standar Audit Pemerintahan, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), 2002 Exposure Draft Standar Akuntansi
keuangan Sektor Publik, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta, Salemba
Empat.
Mardiasmo (2007), ”Akuntansi Sektor Publik”, siuatu konsep dan
implementasinya, Jakarta, Salemba Empat.

14
Akuntansi Sektor Publik S2
Bahan Kuliah 14
STUDI KASUS RESTRUKTURISASI
PERUSAHAAN PUBLIK

1. P e n d a h u l u a n

a. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, diharapkan mahasiswa dapat
memahami dan menjelaskan secara detail tentang masalah-masalah berikut
ini.
1) Memahami konsep dasar restrukturisasi ?
2) Memahami dan mengidentifikasi berbagai masalah perusahaan publik,
3) Dapat memahami dan merumuskan masalah yang dihadapai
perusahaan,
4) Dapat memahami dan menjelaskan penilaian kinerja perusahaan
dengan kon-sep Good Corporate Governance (GCG),
5) Mampu memberikan ringkasan dan rangkuman secara rinci dari
seluruh pokok bahasan pada bab ini,
6) Mampu menyelesaikan soal dan kasus yang berkaitan Restrukturisasi
Perusahaan Publik. .
b. Pokok Bahasan
1) Menemukan fenomena pada Perusahaan Publik,
2) Identifikasi masalah perusahaan publik,
3) Merumuskan masalah,
4) Membahas masalah kinerja dan penilaian Publio,
5) Mencari solusi dan memecahkan masalah restrukturisasi perusahaan
publik.
c. Metode Pembelajaran
1) Metode presentasi.
2) Metode diskusi,

1
Akuntansi Sektor Publik S2
3) Metode aplikasi pada Perusahaan Publik.

2. Studi Kasus
a. Latar Belakang masalah

Pada saat ini perusahaan-perusahaan BUMN atau BUMS sangat


diperlukan sarana dan prasarana yang dapat menunjang keberhasilan yang
telah direncanakan terutama dalam pembangunan.Untuk kepentingan tersebut
maka dibutuhkan alat-alat atau cara-cara yang sangat bermanfaat bagi suatu
pengambilan keputusan.
Di dalam lingkup manajemen masalah-masalah yang muncul hampir
seluruhnya merupakan masalah-masalah yang usulan pemecahannya perlu
dipertanggungjawabkan, bahkan terkadang seluruh prosesnya perlu
diungkapkan untuk dapat diperiksa. Ini semua menuntut penggunaan
pendekatan yang bersifat formalistik, setiap perusahaan memiliki cara-cara
untuk upaya meningkatkan produksinya, dengan demikian setiap perusahaan
tidak akan mengambil suatu langkah atau keputusan yang sembarangan.
Karena pengambilan suatu keputusan merupakan suatu langkah yang akan
menentukan didalam persaingan dan jalannya perusahaan.
Pengambilan keputusan suatu perusahaan memang sangat banyak sekali
jalannya, baik melalui peningkatan kualitas, pengawasan, pelayanan, produksi,
pemasaran dan peningkatan lainnya. Sebagai contoh, keputusan suatu
perusahaan untuk mengembangkan produk tidaklah dapat dilaksanakan
dengan cara intuitif.
Apabila sesuatu telah diputuskan baik secara sembarangan atau
direncanakan maka semuanya harus tunduk dan mentaati keputusan itu dengan
konsekuen, sekalipun keputusan itu datangnya langsung dari manajer atau
lewat musyawarah terlebih dahulu. Tetapi dalam perusahaan-perusahaan
pengambilan keputusan biasanya selalu menggunakan cara yang telah
direncanakan akan tetapi ada juga perusahaan-perusahaan yang mengambil
keputusan atau suatu langkah yang cepat sekali tanpa menimbang-nimbang
terlebih dahulu akibat dan faktor yang mempengaruhinya. Hingga didapat

2
Akuntansi Sektor Publik S2
suatu pengambilan keputusan yang kurang tepat dan tidak akurat.

2. Identifikasi Masalah
Sehubungan dengan uraian diatas, masalah-masalah yang akan
diidentifikasi dalam penyusunan tugas atau makalah ini adalah sebagai
berikut:
™ Bagaimana perusahaan PT.TAMBANG TIMAH ini mendapatkan
suatu cara pengambilan keputusan yang tepat dan akurat didalam
mempertahankan kelangsungan hidup didalam memerangi persaingan yang
sangat keras ini.
™ Sejauhmana penerapan peningkatan atau restrukturisasi perusahaan
dapat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan, sehingga
membantu pimpinan perusahaan didalam meningkatkan kegiatan atau aktivitas
lainnya didalam perusahaan yang dijalankan agar perusahaan semakin maju.
™ Bagaimana proses pengambilan keputusan didalam
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

3. Pembahasan
PT.Tambang Timah (persero) memproduksi sekitar 18% dari produksi
tahunan timah dunia dan dikenal sebagai perusahaan tambang timah terbesar
didunia dengan biaya produksi terendah kurang lebih 95% dari produksi
perusahaan ini dipasarkan keberbagai negara Asia, Amerika dan Eropa
sedangkan sisanya dikonsumsi dalam negeri.
Padahal lima tahun lalu perusahaan ini berjalan terseok-seok kelebihan
beban, namun adanya restrukturisasi yang dilakukan lewat empat komponen
restrukturisasi, dilanjutkan perusahaan yang core business-nya adalah
menambang timah laut dan darat melayu, bahkan terunggul diantara produsen
timah lain didunia.
Pada era 1980-an salah satu BUMN dibawah Departemen
Pertambangan dan Energi yaitu PT.Tambang Timah pernah mengalami suatu
masa krisis yang mengarah pada kebangkrutan. Apabila krisis tersebut tidak
dibenahi secara mendasar, jelas nasib perusahaan tersebut tidak tertolong lagi.

3
Akuntansi Sektor Publik S2
Perubahan-perubahan yang terjadi dilingkungan industri pertimahan pada
waktu itu tidak memungkinkan perusahaan ini menjalankan business as usual.
Perubahan itu diantaranya pola permintaan akan komoditi timah, munculnya
pesaing baru yang lebih kaya akan sumber daya dan lebih murah biaya
produksi, serta perilaku harga timah dipasaran dunia menyusul hancurnya
dewan timah internasional (ITC) yang berperan sebagai buffer stock manager.
Sementara dari sisi permintaan terdapat pergeseran pasar logam timah
secara tradisional baik menurut industri pengguna maupun secara regional.
Secara tradisional logam timah digunakan oleh industri-industri pelat timah,
solder, dan kimia timah.
Pelat timah mengalami persaingan dari produk pengganti seperti
alumunium, plastik, dan kertas sebagai bahan pengemas.
Pertumbuhan industri solder juga mengalami stagnasi, walaupun
terjadi perkembangan yang pesat pada industri elektronika, namun kemajuan
teknologi mengakibatkan miniaturisasi produk-produk elektronika.
Satu-satunya sektor pengguna yang berkembang adalah kimia timah,
namun itupun penggunaannya hanya skala kecil. Di tambah lagi kesadaran
akan lingkungan hidup juga mengindikasikan perkembangan permintaan ke
arah produk-produk dengan tingkat kemurnian tinggi dan kandungan timbul
(plumbum atau timah hitam) yang sangat rendah.
Secara geografis terjadi pula pergeseran pola permintaan. Jika secara
keseluruhan permintaan logam timah hanya tumbuh sekitar 2% pada dekade
1980-an, meskipun untuk kawasan Asia pertumbuhannya mencapai 8%
pertahun. Disisi pasokan, muncul negara-negara produsen baru yang
menemukan cadangan timah yang relatif lebih kaya dan dengan biaya lebih
rendah. Negara-negara itu adalah negara Brazil dan Cina.
Meskipun dalam perkembangannya kedua negara tersebut bukan lagi
saingan,meskipun tetap diwaspadai. Kini muncul pesaing baru yaitu Peru.
Seperti disebut diatas, ketidakseimbangan antara permintaan dan
penawaran mengakibatkan persediaan logam timah dipasaran, yang dikenal
dengan istilah overhanging stock. Hingga tahun 1985, kelebihan pasokan ini
diserap oleh ITC yang berperan sebagai buffer stock manager yang

4
Akuntansi Sektor Publik S2
memungkinkan harga timah dipertahankan pada tingkat yang tinggi meskipun
bersifat artificial.
Sejak saat itu, harga timah terus merosot. Sebagai perbandingan, harga
tertinggi yang pernah dicapai pada dekade 1980-an adalah sekitar US $ 16000
per ton dibandingkan dengan tingkat harga dewasa ini sekitar US $ 6400 per
ton.
Perubahan eksternal tadi tampaknya tidak dianggapi secara tepat oleh
manajemen PT. Tambang Timah pada waktu itu, sehingga apabila perusahaan
dibiarkan berjalan sebagaimana biasanya mustahil akan dapat bertahan.
Mengingat banyak juga problem yang hinggap pada internal perusahaan itu
sendiri. Diantaranya, organisasi terlalu besar dan banyak duplikasi fungsi,
rentang kendali lebar serta rantai komando panjang. Juga sarana komunikasi
yang buruk dan sistem informasi manajemen yang tidak memadai.
Belum lagi, praktek manajemen tidak efektif, sikap mental dan budaya
kerja belum profesional. Ditambah, kondisi peralatan produksi sudah tua,
tidak terpelihara, dan tidak efisien, terlalu banyak menanggung beban sosial
dalam bentuk asset dan pelayanan, kesemuanya itu mengakibatkan biaya
produksi menjadi tinggi, bahkan di pulau Singkep dan Pulau Belitung lebih
tinggi dibanding harga timah.
Dengan kondisi seperti itu, Direktur utama PT.Tambang Timah waktu
itu yang baru diangkat pada akhir tahun 1989, mengusulkan agar dilakukan
pembenahan secara mendasar (restrukturisasi).
Restrukturisasi yang dilaksanakan merupakan upaya pembenahan
perusahaan secara mendasar yang diperlukan agar perusahaan tetap survive,
mampu menghasilkan laba besar, dan pada gilirannya memiliki daya saing.
Restrukturisasi itu sendiri meliputi empat hal yaitu reorganisasi,
relokasi, rekonstruksi, dan pelepasan aset.

Reorganisasi
Yakni suatu upaya menyusun struktur organisasi yang sederhana,
ramping dan fleksibel sehingga memudahkan pengambilan keputusan,
mempercepat arus informasi dan berorientasi pada fungsi.

5
Akuntansi Sektor Publik S2
Melalui program ini, maka kesatuan perencanaan - pelaksanaan -
pengendalian dalam manajemen PT Tambang Timah dapat dicapai. Secara
struktural, pembagian unit penambangan atas dasar geografi, yakni Bangka,
Belitung, dan Singkep akan diubah menjadi pembagian berdasarkan atas
teknologi dan cara penambangan, yakni Penambangan Lepas Pantai dan
Penambangan Darat. Penambangan Lepas Pantai sepenuhnya akan
dilaksanakan oleh PT Tambang Timah, sedangkan Penambangan Darat
sebagian besar akan dilaksanakan oleh swasta dan koperasi sehingga pada
sektor ini PT.Tambang Timah akan berfungsi sebagai pembina usaha. Sejalan
dengan itu, semua pelatihan akan lebih ditingkatkan.

4. Relokasi
Merupakan upaya pemindahan kantor pusat dari Jakarta ke Pangkal
Pinang, Bangka. Maksudnya untuk mendekatkan pengambilan keputusan pada
operasi perusahaan, menekan biaya overhead dan meningkatkan kebersamaan.
Dengan demikian, kegiatan perencanaan lebih dapat mendekati operasi
penambangan, komunikasi dan telekomunikasi dapat lebih disederhanakan,
penyederhanaan organisasi dapat lebih dicapai, dan biaya dapat lebih ditekan
lagi.

5. Rekonstruksi
Upaya perbaikan dan peningkatan unjuk kerja peralatan produksi
beserta sarana pendukungnya dan di mana perlu dilakukan penyesuaian
teknologi pada kegiatan Penambangan Lepas Pantai, Perbengkelan, dan
Pembangkit Listrik. Sasarannya adalah untuk meningkatkan efisiensi hingga
mencapai 85% dan produktivitas lima kali dibandingkan dengan keadaan saat
itu. Bagian yang baru sama sekali adalah pemasangan jaringan telekomunikasi
antar pulau dan antar Kapal Keruk sebagai prasarana pokok dalam manajemen
operasi. Karena perbaikan yang bersifat menyeluruh, maka tahap ini disebut
sebagai tahap rekonstruksi yang akan banyak menyerap biaya.

6
Akuntansi Sektor Publik S2
6. Pelepasan asset dan fungsi
Upaya melepaskan fungsi dan aset yang melekat pada PT. Tambang
Timah yang tidak berkaitan langsung dengan usaha pokok penambangan
timah sehingga dapat mengurangi beban biaya yang tidak perlu. Fungsi-fungsi
tersebut selama ini berada di dalam perusahaan karena awalnya (30-40 tahun
yang lalu) masyarakat belum mampu untuk mengelolanya. Fungsi-fungsi dan
aset tersebut antara lain adalah Rumah Sakit, Sekolah, Wisma-wisma,
Bengkel-bengkel pelengkap, pembangkit listrik, angkutan darat, dan angkutan
laut. Melalui penglepasan ini, maka biaya umum dapat ditekan dan organisasi
dapat menjadi lebih sederhana sehingga PT Tambang Timah dapat lebih
mengkonsentrasikan pada kegiatan penambangannya. Di lain pihak, kegiatan
ekonomi di masyarakat dapat lebih berkembang.

Secara kualitatif, sasaran program restrukturisasi adalah menjadi


perusahaan modern yang menguntungkan dan berdaya saing tinggi dengan
sikap dan budaya kerja profesional. Sedangkan secara teknis, sasaran
restrukturisasi adalah meningkatkan produktivitas empat kali lipat dalam lima
tahun, peningkatan efisiensi teknis menjadi 85%-90%, dan menekan biaya
produksi menjadi US $ 4500 per metrik ton. Sejalan dengan empat hal
restrukturisasi tadi, PT. Tambang Timah juga melaksanakan restrukturisasi
keuangan, pengembangan sistem informasi manajemen (SIM) yang modern
dan pengembangan sumber daya manusia.
Apabila ditelusuri hingga pada pondasinya, maka penerapan landasan
budaya kerja dan sikap kerja baru tersebut diberi nama akronim 3 K dan
PTPRS terdiri dari budaya kebersamaan, keterbukaan, kebersihan, dan sikap
percaya, terbuka, positif, rasional dan sadar biaya. “ Hal ini untuk
pengembangan manusia timah yang tangguh, unggul dan bermartabat”.
Semua itu merupakan kiat utama PT. Tambang Timah melakukan
perubahan mendasar sehingga dapat memulihkan tingkat profitabilitas,
produktivitas dan efisiensi. Pada gilirannya berhasil melakukan privatisasi.
Jika awal tahun 1989-1990 sasaran manajemen adalah menyehatkan
perusahaan melalui program restrukturisasi dalam kurun waktu lima tahun,

7
Akuntansi Sektor Publik S2
meskipun hanya dalam waktu tiga tahun hampir seluruh sasaran telah tercapai.
Dirumuskan kembali pandangan strategis untuk jangka menengah, dan jangka
panjang tahap berikutnya.
Dimulai dengan melakukan penjagaan terhadap situasi industri
pertimahan dan kinerja perusahaan sehingga dapat diketahui posisi perusahaan
dalam lingkup industri timah. Jumlah karyawan PT. Tambang timah akhir
tahun 1995 tercatat 5.630 karyawan, atau pengurangan sebesar 2.080
karyawan dibanding tahun lalu.
Pada tahun 1995 juga merupakan tahun terakhir perusahaan
membiayai pengurangan staf dalam skala besar. Sejak awal masa
restrukturisasi tahun 1991, jumlah karyawan terus menurun dari 23.335
karyawan ketingkat optimal yang dianggap layak.
Tahap terakhir pengurangan karyawan juga menandai berakhirnya
tahap restrukturisasi organisasi. Berakhirnya program penyusutan karyawan
menandai awal tahapan baru dalam pengembangan SDM. Para karyawan saat
ini bisa memfokuskan diri pada efektifitas dan jenjang karier tanpa diganggu
dampak perubahan dan pengurangan staf.
Guna membangun kepercayaan karyawan, PT. Tambang Timah juga
melakukan pelatihan secara terus menerus, baik berkala dibidang teknis,
manajerial maupun bersifat umum. Selain itu dibangun pula pusat pelatihan
perusahaan,” Bangka Island Outdoors”. Suatu pelatihan yang didasarkan atas
konsep pelatihan tantangan alam terbuka.
Saat ini kuasa pertambangan PT. Tambang Timah mencakup daerah
seluas lebih dari 7.800 km yang meliputi daerah penambangan lepas pantai
dan penambangan darat. Kegiatan penambangan dilakukan di pulau Bangka,
Belitung, Karimun dan Kundur di pesisir timur pulau Sumatera. Kawasan ini
termasuk dalam Jalur Timah Asia Tenggara (South East Asia Tin Belt) yang
merupakan bagian dari Jalur Timah Asia Tenggara (South East Asia Tin Belt).
Perlu diketahui kawasan ini merupakan salah satu wilayah yang
memiliki kandungan timah paling kaya di dunia. Kegiatan pemboran lebih
difokuskan pada identifikasi sumber daya terukur dan cadangan mereka.
Kegiatan intensif pada wilayah-wilayah yang prospektif dilaksanakan

8
Akuntansi Sektor Publik S2
dengan metoda pemetaan geologis, penelitian geofisika dan geologi kuarter
mencakup cekungan pengendapan material akibat gejala dinamika bumi.
Kegiatan eksplorasi darat difokuskan dipulau Bangka, Belitung dan
Kepulauan Riau.
Keberhasilan program eksplorasi pada tahun 1995 menambah sumber
daya terukur 92.266 ton dengan rincian 30.137 ton dengan kekayaan timah
rata-rata 0,33 kg meter kubik berasal dari darat dan 62.129 ton dari lepas
pantai dengan kekayaan timah rata-rata 0,34 kg per meter kubik.
Dari kegiatan pemboran prospeksi, PT. Tambang Timah mendapatkan
cadangan indikasi sebesar 56.077 ton dimana 28.450 ton berasal dari darat dan
27.627 ton dari lepas pantai. Produksi biji timah dihasilkan oleh armada 21
kapal keruk dan 278 tambang darat.
Produksi biji timah mencapai 38.829 ton terdiri dari 19.674 ton dari
penambangan lepas pantai dan 19.155 ton dari penambangan darat. Pabrik
peleburan timah mentok menghasilkan 44,226 ton logam timah murni pada
tahun 1995, yang terdiri dari 37.416 ton logam dengan merk” Bangka”, “
Bangka LL” dan “Mentok” sisanya 6.810 ton dengan merk “Koba”.
Pada tahun 1995 volume pemindahan tanah yang dihasilkan oleh kapal
keruk mencapai 48,6 juta meter kubik atau kenaikan sebesar 11%
dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa adanya
perbaikan dalam kegiatan operasi kapal keruk. Jam jalan kapal meningkat ke
135.017 jam, naik hampir 11% dari tahun 1994. Tingginya kekayaan cadangan
rata-rata yang ditambang pada tahun 1995, perbaikan sistem perawatan kapal
keruk secara terus menerus dan pengelolaan yang baik merupakan faktor
keberhasilan ini.
Semua kapal keruk milik PT. Tambang Timah beroperasi, kecuali satu
kapal keruk Singkep 31 karena menjalani rekonstruksi, pada tahun 1995
PT.Tambang Timah juga membeli sebuah kapal keruk dari produsen timah
Malaysia yang memiliki kapasitas mangkok sebesar 30 kaki kubik, terbesar
diantara kapal keruk perusahaan lain. Perencanaan proyek telah memasuki
tahap akhir dan diperkirakan akan beroperasi pada tahun 1997.
Sedangkan pemindahan tanah tambang darat pada tahun 1995 sebesar

9
Akuntansi Sektor Publik S2
40,48 juta meter kubik, meningkat 1,8 % dibanding 39,8 juta meter kubik pada
tahun 1994. Jam jalan penambangan darat mencapai 889.474 jam, naik 3,7 %
dibanding tahun lalu. Penggabungan peningkatan jam kerja dan tambang-
tambang yang beroperasi dan pemindahan tanah menghasilkan kenaikan
tingkat produksi sebesar 12,5% dibanding tahun 1994.
Kekayaan cadangan timah rata-rata yang ditambang di penambangan
darat hampir sama dengan tahun sebelumnya. Jumlah tambang yang
beroperasi pada akhir tahun 1995 meningkat dari 269 unit (1994) menjadi 278
unit (1995). Mengenai pemindahan tanah tambang darat, PT. Tambang Timah
menerapkan teknik total mining. Jadi meskipun jumlah unit tambang darat
lebih sedikit, tapi mampu meningkatkan produksi timah.
Dari kegiatan produksi diatas, terjadi kenaikan keseluruhan biaya
produksi pada tahun 1995 sebesar 17% sedangkan biaya produksi per metrik
ton dapat dipertahankan pada tingkat yang sama dengan tahun sebelumnya.
Kenaikan jumlah biaya produksi akibat adanya penyesuaian untuk
membukukan keseluruhan kewajiban dari penyisihan pencegahan perusakkan
dan rehabilitasi lingkungan sebesar Rp 12,6 milyar.
Dengan tambahan penyisihan ini jumlah yang ada cukup untuk
memenuhi kewajiban dalam membiayai kegiatan pencegahan dan rehabilitasi
lingkungan. Meningkatnya jam jalan dan hasil produksi juga menyebabkan
unsur-unsur biaya produksi lainnya berubah. Sementara, beban usaha yang
dikeluarkan pada tahun 1995 terdiri dari biaya eksplorasi, umum dan
administrasi serta biaya penjualan berjumlah Rp 84 milyar, tahun sebelumnya
Rp 83 milyar.
Sehingga laba usaha yang diperoleh PT.Tambang Timah pada tahun
1995 mencatat angka Rp 140,8 milyar. Dibandingkan tahun sebelumnya Rp
81,8 milyar naik sebesar Rp 59 milyar atau dalam prosentase 72,13%. Laba
sebelum pajak dan pos luar biasa adalah Rp 164,5 milyar, naik 112% dari
tahun 1994 yang besarnya Rp 77,6 milyar. Laba bersih tahu 1995 mencapai
134,5 milyar, naik 11,9 % dari tahun sebelumnya sebesar Rp 120,2 milyar.
Laba tahun 1994 tidak dikenakan pajak penghasilan badan karena masih dapat
dikompensasi dengan sisa akumulasi kerugian fiskal tahun 1991. Artinya

10
Akuntansi Sektor Publik S2
tahun 1995 merupakan tahun keempat PT.Tambang Timah meraup
keuntungan secara berturut-turut.
Perusahaan ini juga telah berhasil mempertahankan biaya produksi
pada tingkat yang relatif sama dengan tahun sebelumnya. Dengan komposisi
seperti ini, ia dapat mengkokohkan kedudukannya sebagai produsen timah
dengan biaya terendah.
Pos luar biasa tahun 1995 tercatat sebesar Rp 24,4 milyar yang pada
umumnya berasal dari laba penjualan aset.
Sementara penjualan timah 1995 mencapai Rp 502,2 milyar, naik
15,74% dari tahun sebelumnya yaitu Rp 433,9 milyar. Volume penjualan
turun 2,9 % dari 37.130 metrik ton tahun sebelumnya menjadi 36.040 metrik
ton pada tahun 1995. Penurunan volume penjualan ini disebabkan adanya
keinginan untuk meningkatkan persediaan ke tingkat optimum sebagaimana
diisyaratkan oleh ISO-9002.

Perbandingan Kinerja Keuangan PT.Tambang Timah
Tahun 1994‐1995
Volume Penjualan  Penjualan 
Tahun Laba Bersih
(metrik ton) (Rp)
1994                        37,130 433.9 M 120.2 M
1995                        36,040 502.2 M 134.5 M

Tahun 1996 merupakan awal dari suatu perubahan yang substansial


dalam PT.Tambang timah. Rangkaian kegiatan restrukturisasi, konsolidasi,
dan perbaikan telah berhasil diselesaikan dalam tahun 1995. Kini perusahaan
mengalami peningkatan pesat dalam menghasilkan laba, produksi dan
pertumbuhan.

7. Evaluasi
Kesimpulan / Ikhtisar
Untuk menghadapi persaingan dalam dunia usaha yang semakin ketat
maka perusahaan dituntut untuk dapat menyelenggarakan sistem pengendalian

11
Akuntansi Sektor Publik S2
intern yang semakin berkembang pesat dapat diawasi dengan baik sehingga
akan menghindarkan perusahaan dari kerugian.
Salah satu alat yang patut dikembangkan untuk dapat membantu para
pimpinan perusahaan dalam menyelenggarakan sistem pengendalian intern
yang memadai adalah restrukturisasi, dimana restrukturisasi ini merupakan
perencanaan yang dihasilkan dari perhitungan yang cermat mengenai
kejadian-kejadian yang akan dilakukan dimasa yang akan datang untuk
memenuhi target yang telah ditentukan.
Tampaknya program restrukturisasi yang dilakukan manajemen
PT.Tambang Timah diikuti oleh perkembangan kepulihan ekonomi
inernasional. Pasar komoditas telah memberikan reaksi positif atas
menguatnya prospek perekonomian internasional tersebut dengan tingkat
harga yang semakin mantap sepanjang tahun 1995. Pasar timah juga menguat
sepanjang tahun lalu menyebabkan harga timah mencapai tingkat tertinggi
selama beberapa tahun terakhir, terutama karena permintaan dan pemasokan
terus membaik.
Kelebihan persediaan dipasar, yang telah diupayakan untuk dikurangi
oleh produsen timah sejak tahun 1980-an juga telah membaik. Ada 2 faktor
utama yang jadi kecenderungan ; pertama, berkurangnya jumlah timah yang
diekspor oleh beberapa negara produsen, terutama karena berkurangnya
cadangan yang dimilikinya, turut memperbaiki keseimbangan persediaan
(stock). Kedua, PT.Tambang Timah sendiri mengalami peningkatan
permintaan akan timah. Jumlah persediaan yang ada di London Metal
Exchange tampaknya kewalahan akan permintaan, bahkan dikabarkan adanya
kelangkaan logam timah trade A dipasar internasional. Sementara pemindahan
dana spekulatif dalam jumlah pesat kedalam dan keluar pasar timah telah
menimbulkan dampak yang cukup besar atas harga timah pada tahun 1995.
PT.Tambang Timah sendiri menyadari bahwa angin sejuk berkiblat
pada produsen timah. Sehingga perusahaan ini berkomitmen terus
meningkatkan produksinya sepanjang tahun, seperti disebutkan diatas
produksi timah, pemindahan tanah, dan jam jalan kapal-kapal keruk berhasil
meningkatkan produktivitasnya.

12
Akuntansi Sektor Publik S2
Hal ini tercermin pada perolehan dan pos luar biasa. Sementara
program pembelanjaan barang modal akan berlangsung dalam beberapa tahun
mendatang, Sementara sebagian besar rencana diversifikasi perusahaan akan
dibiayai dari sumber-sumber internal yang ada.
Rangkaian kegiatan restrukturisasi, konsolidasi dan perbaikan telah
berhasil dilakukan sejak tahun 1995 menyebabkan PT.Tambang Timah
mengalami peningkatan pesat dalam menghasilkan laba, produksi dan
pertumbuhan.
Sasaran perusahaan ini adalah menggandakan asetnya dalam jangka
waktu tiga tahun setelah terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan secepatnya
meningkatkan asetnya hingga menjadi lebih besar dengan melakukan investasi
hanya pada usaha-usaha yang strategis dan dengan besaran investasi yang
berarti.

13
Akuntansi Sektor Publik S2
8. Saran-saran
Agar restrukturisasi dapat berfungsi sebagai salah satu alat
pengendalian intern dan sebagai pengambilan suatu keputusan yang memadai
maka kelemahan-kelemahan tersebut diatas, harus dapat diatasi. Adapun saran
yang dapat menjadi alternatif bagi perusahaan dalam mengatasi kelemahan-
kelemahan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Perusahaan harus menyadari dan mengetahui apa-apa saja perubahan yang
terjadi baik perubahan internal maupun eksternal pada setiap waktu,
sehingga apabila perusahaan baik dalam keadaan berkembang, maju dan
mundur dapat bersaing dan mempertahankan kelangsungan hidup
perusahaan.
2) Perusahaan janganlah membuat organisasi terlalu besar dan banyak
duplikasi fungsi, sehingga rentang kendali tidak terlalu besar serta rantai
komando tidak panjang.
3) Menggunakan manajemen efektif, sikap mental dan budaya kerja
profesional, menggunakan alat yang baru sebagai pengganti alat lama
sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik dan lancar.

14
Akuntansi Sektor Publik S2
9. Latihan Soal
Dari Informasi tersebut diatas, saudara diminta untuk :
1. Mengidentifikasi masalah fenomena tersebut diatas,
2. Menganalisis efek dari restrukturisasi pada PT. Timah Persero?
3. Mengevaluasi Kinerja perusahaan selama periode anggaran?
4. Berikan uraian dan penjelasan terhadap akibat krisis dan saran
perbaikannya?
5. Berikan rekomendasi saudara terhadap Kebijakan Good Corporate
Governance pada perusahaan publik tersebut diatas?

15
Akuntansi Sektor Publik S2
Daftar Bacaan
PP No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
Permendagri No. 59 Tahun 2007 tentang Pengelolaan keuangan Daerah
Bastian, Indra, 2007, Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar, Jakarta, Penerbit
Erlangga.
Baswir, Revrison, 2007, Akuntansi Pemerintahan di Indonesia, BPFE-UGM
Yogyakarta.
Jones, Rowan: & Pendlebury, Maurice, 2004., Public Sector Accounting, Eight
Edition, Prentice Hall.
Badan Pemeriksa Keuangan, (2005), Standar Audit Pemerintahan, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), 2002 Exposure Draft Standar Akuntansi
keuangan Sektor Publik, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta, Salemba
Empat.
Mardiasmo (2007), ”Akuntansi Sektor Publik”, siuatu konsep dan
implementasinya, Jakarta, Salemba Empat.

16
Akuntansi Sektor Publik S2

Anda mungkin juga menyukai