Anda di halaman 1dari 43

UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA Y.A.

MAKALAH

TEORI AKUNTANSI

STANDAR AKUNTANSI

Kelompok VII

1. Inten Najibah Z (1414190026)


2. Widyan Panji Negoro (1514190050)
3. Rahardian Hanif (1514190142)
4. Rahmat Kusuma Samita (1514190147)
2

PENDAHULUAN

Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi, akuntansi juga turut berkembang

sesuai dengan tuntutan dunia ekonomi dan bisnis. Tentunya perkembangan akuntansi sendiri

membawa dampak positif bagi para pelaku ekonomi dan semua pihak yang terlibat. Tetapi

bagaimana jadinya bila semua negara mengembangkan akuntansi secara semena-mena untuk

kemajuan perekonomian di negaranya sendiri? Dan bagaimana pula cara untuk mengukur

perkembangan suatu usaha jika indikator dan parameter di setiap negara tidaklah sama?

Untuk menjawab semua pertanyaan tersebut, maka dibuatlah standar akuntansi sebagai

patokan bagi tiap instansi dalam melaksanakan praktek akuntansi. Dimana seiring dengan

perkembangan jaman dibutuhkan suatu standar akuntansi yang bersifat global yang

berkualitas tinggi dan kerangka akuntasi berbasiskan prinsip yang meliputi penilaian

profesional yang kuat dengan disclosure yang jelas dan transparan mengenai substansi

ekonomis transaksi, penjelasan hingga mencapai kesimpulan tertentu, dan akuntansi terkait

transaksi tersebut. Dengan demikian, pengguna laporan keuangan dapat dengan mudah

membandingkan informasi keuangan entitas antarnegara di berbagai belahan dunia.

Oleh karena itu, makalah ini membahas mengenai standar akuntansi di beberapa

negara dan juga standar akuntansi internasional yaitu IFRS agar memberikan kita

pengetahuan dan informasi mengenai standar akuntansi.


3

A. Pengertian dan Sumber Standar Akuntansi

Akuntansi memiliki kerangka teori konseptual yang menjadi dasar pelaksanaan teknik-
tekniknya, kerangka dasar konseptual ini terdiri dari standar(teknik, prinsip) dan praktik yang
sudah diterima oleh umum karena kegunaannya dan kelogisannya. Standar itu disebut standar
akuntansi, di Indonesia berlaku Prinsip Akuntansi Keuangan(SAK) Indonesia kemudian
menjadi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan(PSAK). Sedang di USA berlaku General
Accepted Accounting Principle(GAAP), kemudian Accounting Principle Board Statement
dan terakhir menjadi FASB Statements. SAK merupakan pedoman bagi siapa saja dalam
menyusun laporan keuangan yang akan diterima oleh umum.

Standar akuntansi mencakup konvensi, peraturan, dan prosedur yang sudah disusun dan
disahkan oleh lembaga resmi (Standard Setting Body) pada saat tertentu. Standar ini
merupakan consensus pada kala itu tentang pencatatan sumber-sumber ekonomi, kewajiban,
modal, hasil, biaya, dan perubahannya dalam bentuk laporan keuangan. Dalam standar ini
dijelaskan transaksi apa yang harus dicatat; bagaimana mencatatnya, dan bagaimana
mengungkapkannya dalam laporan keuangan yang akan disajikan.

Standar akuntansi ini merupakan masalah penting dalam profesi dan semua pemakai
laporan yang memiliki kepentingan terhadapnya. Oleh karena itu, mekanisme penyusunan
standar akuntansi harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kepuasan kepada
semua pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan. Standar akuntansi ini akan
terus-menerus berubah dan berkembang sesuai perkembangan dan tuntutan masyarakat.
Belkaoui(1985) mengemukakan alasan pentingnya standar akuntansi yang relevan sebagai
berikut:

1. Dapat menyajikan informasi tentang posisi keuangan, prestasi, dan kegiatan


perusahaan. Informasi yang disusun berdasarkan standar akuntansi yang lazim
diharapkan mempunyai sifat jelas, konsisten, terpercaya, dan dapat diperbandingkan.
2. Memberi pedoman dan peraturan bekerja bagi akuntan publik agar mereka dapat
melaksanakan tugas dengan hati-hati, independen, dan dapat mengabdikan
keahliannya dan kejujurannya melalui penyusunan laporan akuntan setelah melalui
pemeriksaan akuntan.
4

3. Memberikan data base kepada regulator tentang berbagai informasi yang dianggap
penting dalam perhitungan pajak, peraturan tentang perusahaan, perencanaan dan
pengaturan ekonomi, dan peningkatan efesiensi ekonomi, dan peningkatan efesiensi
ekonomi, dan tujuan-tujuan makro lainnya.
4. Dapat menarik perhatian para ahli dan praktisi di bidang teori dan standar akuntansi.
Semakin banyak standar yang dikeluarkan, semakin banyak kontroversi dan semakin
bergairah untuk berdebat, berpolemik, dan melakukan penelitian.

Dalam penyusunan standar akuntansi ini ada tiga kemungkinan:

1. Diserahkan sepenuhnya kepada kekuatan atau mekanisme pasar;


2. Diserahkan kepada swasta/profesi; atau
3. Diserahkan kepada pemerintah.

Standar akuntansi saat ini umumnya disusun oleh lembaga resmi yang diakui
pemerintah, profesi, dan umum. Kalau di Indonesia yang berwenang menyusun ini adalah
Dewan Standar Akuntansi Keuangan yang berada di bawah naungan IAI(Ikatan Akuntansi
Indonesia). Dewan Standar Akuntansi menyerahkan hasil kerjanya kepada Komite Pensahan
Standar Akuntansi Keuangan Indonesia dan akhirnya akan ditetapkan dan disahkan dalam
kongres IAI. Sementara itu, di USA sekarang lembaga yang berwenang mensahkan standar
akuntansi(standard setting body) adalah Financial Accounting Standard Board(FASB) yang
bebas dari pengaruh profesi secara langsung. Namun, pda mulanya standar akuntansi
dilahirkan oleh AICPA. FASB mengeluarkan Statement of Financial Accounting Standards
dan Interpretation bersama dengan Accounting Research Bulletin yang dikeluarkan oleh
AICPA.

Selengkapnya, Stevin Rubin(1984) menjelaskan sumber GAAP dalam bentuk rumah


sebagai berikut.

1. Dasar
Dasar GAAP disebutkan going concern, substance over form, neutrality, accrual
basis, conservatism, materiality.
2. Lantai I
a. FASB Statement
b. FASB Interpretations
5

c. APB Opinions
d. ARS Bulletins yang dikeluarkan AICPA
e.
3. Lantai II
a. AICPA Industry Audit Guides
b. AICPA Industry Accounting Guides
c. AICPA Statement of Position

Fourth APB AICPA Other profesioanal FASB Textbooks


Floor Statements issues papers pronouncements concepts and Articles
statements
Third floor FASB Technical Bulletins AICPA Prevalent Industry
Accounting Practices
interpretations
Second AICPA Industry Audit Guides AICPA Industry AICPA Statement of
floor Accounting Position
Guides
First floor FASB FASB Interpretations APB AICPA Accounting
Statements Opinions Research Bulletins
Foundatio Includes the going concern assumption, substance over form neutrality, the
n accrual basis, conservatism, materiality
Gambar Rumah GAAP

4. Lantai III

a. FASB Technical Bulletins

b. AICPA Accounting Interpretation


6

c. Praktik Industri yang lazim

5. Lantai IV

a. APB Statement

b. Makalah yang dikeluarkan AICPA

c. Pendapat-pendapat organisasi profesi

d. FASB Concepts Statement

e. Buku-buku teks

f. Artikel-artikel para ahli tentang Akuntansi

Sedangkan untuk Indonesia adalah sebagai berikut ini:

Rerangka prinsip Akuntansi yang berlaku umum di Indonesia

Tingkat 3 Prinsip Konvensi dan Buku teks/ajar, Artikel,


Kebiasaan pelaporan
yang sehat dan pendapat para ahli
Landasan
Tingkat 2 Buletin Peraturan Pedoman atau Simpulan
Operasional
Teknis Pemerintah Praktik Riset
Atau
untuk Akuntansi Akuntansi

Tingkat 1 Pernyataan Standar Interpretasi


Industri Pernyataan

Akuntansi Keuangan Standar Akuntansi


Keuangan

Landasan Konseptual Rerangka Dasar penyusunan dan Penyajian Laporan


7

B. Hubungan Standar Akuntansi dengan Perangkat Peraturan


Lainnya

Profesi Akuntansi mempunyai kaitan erat dengan FASB atau SFAS karena diatur dalam kode
etik maupun GAAP. Dalam kode etik AICPA disebutkan sebagai berikut:

Rule 203

”Setiap akuntan tidak dibenarkan mengeluarkan pendapat bahwa laporan keuangan adalah
wajar sesuai dengan GAAP jika laporan tersebut tidak sesuai dengan FASB Statement &
Interpretation, atau APB Opinion, atau ARS Bulletin, kecuali jika akuntan yang bersangkutan
dapat menunjukkan bahwa dengan menggunakannya dapat menimbulkan salah pengertian.”

Rule 204

”Akuntan harus menjelaskan alasan untuk tidak menggunakan pedoman FASB yang
berkaitan dengan pengungkapan informasi di luar laporan keuangan yang dipublisir seperti
seperti data tambahan untuk menyesuaikan pengaruh inflasi dalam laporan keuangan.”

Hubungan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia dengan Norma Pemeriksaan Akuntansi


(Pernyataan Standar Auditing) disebutkan dalam norma pelaporan yang pertama dengan
bunyi sebagai berikut:

”Laporan akuntan harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan
Standar Prinsip Akuntansi Keuangan Indonesia.”

Dalam nada yang sama, GAAP yang berlaku di USA menjelaskan hubungan yang erat itu
sebagai berikut:

The report shall state whether the financial statement are presented in accordance with
general accepted principle of accounting
8

Standar akuntansi (GAAP) diperlukan untuk lembaga sebagai berikut:

1. GAAP untuk lembaga pemerintah

2. GAAP untuk organisasi sosial yang tidak bertujuan untuk mencari laba
(nirlaba)

3. GAAP untuk perusahaan komersil

Pernyusunan standar akuntansi (GAAP) ini adalah wewenang dari Financial Accounting
Foundation (FAF) yang mempunyai dua dewan sebagai berikut:

1. Governmental Accounting Standard Board (GASB) yang didirikan tahun 1984


sebagai lanjutan dari National Council on Governmental Accounting. Dewan ini
menyusun standar akuntansi untuk lembaga pemerintah

2. Financial Accounting Standard Board (FASB) yang didirikan tahun 1973 yang
merupakan kelanjutan dari Accounting Principal Board. Dewan inilah yang menyusun
dan mengeluarkan standar akuntansi dalam bentuk FASB Statements & Intrepretation.

C. Penyusun Standar Akuntansi di USA

Adapun pihak yang ikut serta dalam menyusun standar akuntansi di Amerika adalah:

1. Kantor Akuntan Besar yang dikenal dengan ”Big 8”.

2. American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) – Akuntan Publik

3. Financial Accounting Standard Board (FASB) – Lembaga penyusun standar


akuntansi

4. Governmental Accounting Standard Board (GASB) – Lembaga penyusun standar


akuntansi untuk pemerintah

5. Security and Exchange Commission (SEC) – Badan pengawasan pasar modal

6. American Accounting Association (AAA) – Organisasi Akademisi

7. Financial Executives Institute (FEI) – Institusi Eksekutif Keuangan


9

8. The Institute of Management Accounting yang dahulu namanya National


Association of Accountant (NAA) – Organisasi Akuntan Manajemen.

9. Dan lain-lain

Berikut ini adalah profil yang terlibat dalam penyusunan standar akuntansi di Amerika:

1. Kantor Akuntan Big Eight (Big 8)

Banyak pengaruh prinsipil yang disarankan kantor akuntan besar ini dalam
perkembangan akuntansi secara keseluruhan. Sebelum adanya standar yang baku,
masing-masing kantor ini sebenaranya sudah memiliki praktik aknuntansi yang
mungkin berbeda antara satu kantor dengan kantor lain. Mereka banyak mengeluarkan
dana untuk kepentingan riset dan pengembangan profesi akuntansi secara
keseluruhan.

Adapun nama-nama dari 8 kantor akuntan besar tersebut adalah:

1. Arthur Andersen & Co

2. Arthur Young & Co

3. Coopers & Lybrand

4. Ernst & Whinney

5. Deloitte, Haskins & Sells

6. Peat Marwick, Mitchell & Co

7. Price Waterhouse & Co

8. Touche Ross & Co

Pada tahun terakhir ini dari beberapa kantor akuntan sudah melakukan merger
sekarang dikenal dengan Big 5 (1998-2001) yang terdiri dari:

1. Arthur Andersen;

2. Ernst & Young;


10

3. Pricewaterhouse;

4. Deloitte Touche;

5. KPMG

Karena Arthur Andersen bubar karena kasus Enron (2002), saat ini dikenal dengan
Big 4, yang terdiri dari:

1. Ernst & Young;

2. Pricewaterhouse;

3. Deloitte Touche;

4. KPMG

2. Financial Accounting Standard Board (FASB)

Pada tahun 1930 AICPA menunjuk tim yang bekerja sama dengan SEC dan
terbentuklah sebuah komite yang disebut Committee on Accounting Procedures yang
anggotanya terdiri dari praktisi di bidang Akuntansi Publik. Komite ini selama masa
kerjanya mengeluarkan 51 Accounting Research Bulletins (ARB) dari tahun 1939
sampai tahun 1959.

Komite ini berhasil menelorkan beberapa standar akuntansi, tetapi tidak berhasil
merumuskan struktur dari standar akuntansi dan akhirnya pada tahun 1959 AICPA
membentuk APB (Accounting Principle Board). Badan ini lebih banyak
wewenangnya dari komite sebelumnya, anggotanya berjumlah 18-21 orang yang
berasal dari praktisi akuntan publi, perusahaan dan akademisi. Badan ini
mengeluarkan APB Opinion sebanyak 31 yaitu dari tahun 1959 sampai dengan 1973.

Pada tahun 1971 karena kekhawatiran akan campur tangan pemerintah terhadap
penyusunan standar akuntansi, AICPA menunjuk Wheat Commitee yang
membubarkan APB dan membentuk FAF (Financial Accounting Foundation) serta
membawahi FASB, FASAC (Financial Accounting Standard Advisory Council).
FASB dibandingkan dengan APB mempunyai perbedaan sebagai berikut :
11

a. Anggota berjumlah 7 orang, sedangkan dulu 18 sampai dengan 21 orang.

b. Status anggota adalah full time.

c. Posisinya lebih otonom.

d. Kedudukannya lebih independen.

e. Badan ini diwakili lebih luas dari kelompok profesi dan bisnis.

FASB ini berkantor pusat di Stanford Connecticutt. Masing-masing anggota FASB


memiliki staf asing-masing dan anggaran tahunan melebihi 6 juta dollar.

Pronouncement (pengumumuman hasil kerja) yang dikeluarkan FASB mencakup


standar dan konsep akuntansi yang dikeluarkan berupa :

a. Standard & Interpretation.

b. Financial Accounting Concept.

c. Technical Bulletins.

Sebelum FASB mengeluarkan statement ini biasanya ditempuh prosedur sebagai


berikut :

a. Merumuskan masalah dan dimuat dalam agenda Dewan.

b. Membentuk task force yang beranggotakan para ahli dan praktisi yang akan
mempelajari literatur dan selanjutnya disusun rumusan dalam bentuk
discussion memorandum yang menjelaskan standar yang berkaitan dengan
masalah akuntansi yang dirumuskan. Memorandum ini biasanya berisi
pembahasan dari segala aspek degandaftar literartur yang banyak dan
mengemukakan permasalahan-permasalahan dan alternatif pemecahannya
tanpa dibuat kesimpulan.

c. Memorandum ini dibagikan kepada umum untuk dibahas selama 60 hari.

d. Memorandum ini dibagikan kepada para ahli yang diundang untuk


mediskusikannya baik lisan ataupun tertulis dalam bentuk “public hearing”.
12

e. Berdasarkan hasil diskusi itu dan tanggapan-tanggapan dari penanggap maka


FASB mengeluarkan “exposure draft” dari FASB Statement termasuk saran-
saran untuk akuntansi keuangan dan pelaporan.

f. Exposure draft ini dibagikan kepada umum khususnya profesi akuntansi dan
bisnis untuk dibahas selama 30 hari.

Setelah input diterima dan dianalisis dan dibuka public hearing kedua untuk
membahas exposure draft, maka dikeluarkanlah sikap FASB yang mungkin berupa :

a. Menerima draft tadi sebagai standar akuntansi yang berlaku. Statement of


Financial Accounting Standards (SFAS).

b. Menyarankan revisi atas draft dan seterusnya prosedur tadi diulang lagi.

c. Menunda menerbitkan standar akuntansi dan permasalahan tersebut tetap


dalam agenda.

d. Tidak mengeluarkan standar akuntansi dan menghapus permasalahan tersebut


dari agenda.

Untuk memperjelas FASB statement, kadang-kadang FASB harus mengeluarkan FASB


Interpretation. interpretation ini memiliki kekuatan yang sama dengan statement. Di samping
itu FASB juga mengeluarkan Technical Bulletin sebagai pedoman yang menyangkut
penerapan standart akuntansi tanpa mengubah delapan standar yang ada. Dari segi lain
hubungan FASB dengan organanisasi dan badan lain dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
13
14

3. Securities and Exchange Comimision ( SEC )


SEC sebagai lembaga yang mengatur pasar modal di USA dibentuk tahun 1934.
Lembaga ini bertanggung jawab untuk mengatur dan menyusun undang-undang
tentang bursa efek dan menjamin bahwa laporan keuangan yang dibuat oleh
perusahaan yang go public disajikan secara layak dan full disclosure.
Karena Tanggung jawab SEC untuk mengatur laporan keuangan yang sisajikan
oelh perusahaan yang go public “ Full Disclosure, “ peranan standar akuntansi sangat
dominan. Oleh karena itu bersama lembaga lainnya SEC ikkut aktif dalam
menelorkan suatu standar akuntansi . Berdasarkan securities Act tahun 1934, SEC
memiliki kekuasaan untuk menetapkan standar akuntansi. Namun, dalam praktik
kekuasaan akuntansi yang dimiikinya ini didelegasikan ke FASB adalah badan resmi
yang menyusun standar akuntansi. Beberapa Ciri dan peraturan SEC yang agak
berbeda dengan yang lazim adalah sebagai berikut.
a. Regulation S – X
Peraturan ini mengatur tentang bentuk dan isi laporan keuangan yang
diserahkan kepada SEC yang paling dominan dari laporan keuangan adalah :
 10 K : laporan tahunan diserahkan maksimal Sembilan puluh hari
setelah akhir tahun buku
 10 Q : laporan Triwulan diserahkan maksimal empat puluh lima hari
setelah akhir kuartal.
 8 K : Laporan Insidentil, yang timbul Karen a factor tertentu seperti
perubahan struktur modal, dan lain – lain.
b. Accounting series Release ( ASR )
ASR adalah wahan SEC dalam mengatur perusahaan yang go public tentang
masalah akuntansinya.
c. SEC decision and Reports
(Keputusan dan Laporan SEC )
d. The SEC Annual Reports
(Laporan Tahunnan SEC )
e. Pidato, makalah, pimpinandan staf SEC:
Tidak semua standar akuntansi yang berlaku sesuai dengan ketentuan SEC.
Disinilah ASR berperan untuk menjelaskan sikap SEC.
15

Situasi seperti ini masih juga berlaku di Indonesia yang untuk pengelolaan
pasar modal diwakili oleh badan Pengawas Pasar Modal ( Bapepapm). Pada
prinsipnya Bapepam menyetujui/mewajibkan agar laporan keuangan
perusahaan yang go public harus disusun sesuai dengan PSAK. Namun, ada
hala-hal tertentu di mana Bapepam memiliki peraturan sendiri yang mungkin
berbeda dengan PSAK.

4. The American ccounting Association ( AAA )


The AAA adalah organisasi akuntan yang berkiprah di bidang akademik seperti
professor, dosen, staf, pengajar, atau orang yang mempunyai perhatian terhadap
pengembangan teori dan praktik akuntansi. AAA memiliki jurnal triwulan yang diberi
nama Accounting Review yang merupakan majalah paling bergengsi di bidang
akuntansi. Majalah ini memuat analisis penelitian dan teori-teori yang menyangkut
pengembangan akuntansi secara umum. Disamping penerbitan jurnal, AAA juga
melakukan kegiatan seminar, pertemuan, symposium, penelitian, dan lain-lain secara
periodic untuk membahas bidang akuntansi.
Beberapa upaya AAA dalam pengembangan standar akuntansi maupun
kerangka teoritisnya adalah sebagai berikut.
a. Pada tahun 1936 AAA menerbitkan hasil penelitian tentang A Tentative
Statement of Accounting Principle Underlying Corporate Financial Statement.
Penerbitan ini telah direvisi pada tahun 1941, 1948, 1950, 1954, 1957, dan 1964.
b. Pada tahun 1940 melalui buah karya WA Paton dan AC Littleton yang bekerja di
bawah naungan AAA telah menerbitkan: An Introducing to Corporate
Accounting standards.
c. Pada tahun 1964 melalui buah karya Louis Golberg, AAA menerbitkan An
Inquiry Into The nature of Accounting.
d. Pada tahun 1966 AAA menerbitkan A Stetement of Basic Accounting Theory.
e. Pada tahun 1977 AAA menerbitkan A Statement on Accoounting Theory and
theory Acceptance.

Pada mulanya, pendekatan AAA dalam merumuskan teori akuntansi adalah induktif
dan akhirnya secara perlahan-lahan berpindah mengikuti pola deduktif setelah revisi
buku Accounting and Reporting Standards for Corporate Financial Statement pada
16

tahun 1957. Anggota AAA yang umumnya adalah professor dan peneliti senior yang
memiliki pengetahuan yang luas di bidangnya merupakan mata air dan sumber
inspirasi standar akuntansi. Mereka melakukan penelitian dan penerbitan melalui
majalah –majalah bulletin, dan jurnal – jurnal akuntansi terkenal seperti Accounting
Review. Pengaruh dari tulisan-tulisan tersebut tentu meiliki peranan penting dalam
formulasi standar akuntansi.

5. Organisasi / Badan Lain


Sebenarnya kalau kita kaji lebih banayak lagi badan atau organisasi yang
mempunyai peranan langsung atau tidak langsung terhadap perumusan standar
akuntansi. Dibawah ini kita sebutkan beberapa, yaitu sebagai berikut.
a. “The national Association of Accountant” yang sekarang sudah berganti
nama menjadi The Institute of Management Acountant (IMA) merupakan
organisasi profesi yang menggabungkan para akuntan manajemen di USA.
Organisasi ini menerbitkan majalah bulanan yang memuat artikel-artikel
tentang akuntansi yang bernama management Accounting.
b. The Cost Accounting Standard Board ( CASB )
c. The Financial Execute Institute (FEI)
d. International Accounting standard Commite (IASC)
e. Badan-badan /organisasi di luar negeri lainnya.

International Accounting Sdtandard Committee ( IASC ) sekarang bernama


IFRS ( International Financial Reporting Standard )

Secara international profesi akuntan memiliki organisasi yang disebut dengan


International Federation of accountant. IFAC ini memiliki badab khusus yang
mengeluarkan standar akuntansi yang disebut dengan IASC atau international
Accounting Standard Committee. IASC dikuasai pemikiran eropa dan bermarkas di
London dan biasanya dalam beberapa hal, IASC ini selalu menjadi pesaing FASB
USA.

6. Pemakai Laporan Keuangan


17

Laporan keuangan yang disusun menurut standar akuntansi dibaca dan


dipergunakan oleh pihak-pihak yang menggunakanya. Mereka ini dapat
dikelompokan sebagai berikut.
1. Pemakai langsung yang termasuk dalam kelompok ini adalah :
a. Pemilik perusahaan
b. Kreditor
c. Pemasok (supplier )
d. Manajemen
e. Fiskus ( Pajak)
f. Pegawai/karyawan perusahaan
g. langganan
2. Pemakai tidak langsung yang ttermasuk kelompok ini :
a. Konsultan dan analisis laporan keuangan
b. Bursa efek
c. Penasihat hukum
d. Badan pemerintah terkait
e. Penerbitan –penerbitan/majalah/ bulletin/ jurnal keuangan.
f. Perusahaan konsultan/ pusat-pusat data bisnis
g. Asosiasi pengusaha/kadin
h. Serikat pekerja
i. Para pesaing
j. Masyarakat umum

Kedua kelompok pemakai pemakai ini memiliki kepentingan yang berbeda


dan bahakan sering bertentangan. Kelompok pemakai ini apabila bersedia
mengungkapkan responnya terhadap suatu laporan keuangan maka akan muncul
bahan-bahan penting dalam pembahasan dan analisis terhadap standar akuntansi yang
berlaku atau yang belum diatur sehingga standar akuntansi yang berlaku akan dapat
terus menerus uo to date sesuai dengan keinginan sebagian besar para pemakainya.
Kedua kelompok ini mepunyai andil dalam perumusan standar akuntansi.
Untuk menghasilkan suatu laporan keuangan yang dapat memuaskan semua
pihak tentu tidak mungkin karena masing –masing pemakai mempunyai keinginan
yang berbeda. Ada tiga jenis lapran keuangan, yaitu sebagai berikut.
18

1. Laporan keuangan general purpose, yaitu laporan keuangan yang disajikan


dengan kepentingan umum, tanpa membedakan satu pihak dengan pihak
lain.
2. Laporan keuangan specific purpose, yaitu laporan keuangan yang disajikan
untuk kepentingan pihak tertentu pula.
3. Different disclosure artinya angka-angka laporan keuangan itu disajikan
untuk pihak-pihak tertentu, angka ini untuk pihak ini, angka itu untuk
pihak itu. Jadi untuk pihak tertentu disajikan laporan tertentu.

D. Perumusan Standar Akuntansi di Amerika Serikat (AS)

Di AS tidak ada persyaratan hukum yang mewajibkan publikasi laporan keuangan periodik
yang telah diaudit kecuali ketentuan lembaga regulator misalnya SEC. AS menyukai regulasi
akuntansi yang mendetail. Praktik akuntansi keuangan di AS menekankan pada segmentasi
dan spesialisasi. Dalam penyusunan standar akuntansi keuangan AS sangat berpegang pada
kerangka teoritis konsepsual yang ditetapkan FASB sebagai berikut.

1. Tujuan Pelaporan Keuangan oleh Perusahaan yang bertujuan mencari laba yang
diterbitkan November 1978.
2. Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi yang diterbitkan Mei 1980 kemudian
direvisi dengan Statement Nomor 6, Desember 1980.
3. Tujuan Pelaporan Keuangan Organisasi Nonprofit diterbitkan Desember 1980.
4. Pengakuan dan Pengukuran Dalam Laporan Keuangan Perusahaan Bisnis diterbitkaan
Desember 1984.
5. Elemen-Elemen Laporan Keuangan yang diterbitkan pada Desember 1985.

FASB mempunyai tujuh anggota full time, yaitu tiga orang berasal dari praktisi akuntansi
profesional (CPA), dua orang anggota dari industri dan masing-masing satu dari akademi dan
pemerintah. Anggota-anggota dewan harus memutuskan semua ikatan ekonomi dan
organisasi dengan tempat kerja atau kepemilikan sebelumnya.

Fungsi FASB dijelaskan secara jelas dalam mission statementnya, yaitu untuk membentuk
dan mengembangkan standar-standar akuntansi dan pelaporan keuangan sebagai pedoman
dan pendidikan bagi publik, termasuk penerbit laporan keuangan, auditor dan pemakai
19

laporan keuangan. FASB juga membentuk konsep-konsep akuntansi yang luas seta standar-
standar bagi pelaporan keuangan selain itu juga menyediakan pedoman mengenai
implementasi standar-standar tersebut.

Umumnya karena harus melewati begitu banyak prosedur, perlu dua tahun atau lebih untuk
membentuk standar akuntansi dan akhirnya menerbitkan standar akuntansi keuangan yang
baru. Standar akuntansi yang diterima umum (GAAP) adalah jumlah total dari semua standar,
aturan dan regulasi akuntasi keuangan yang harus diperhatikan dalam penyiapan laporan
keuangan yang dapat diterima oleh SEC. Statement of Financial Accounting Standards
(SFAS) merupakan komponen utama dari GAAP.

Sampai pada tahun 1990, FASB telah mengeluarkan 106 SAFS. Topik-topik yang penting
meliputi :

No. SAFS Tahun

2. Akuntansi Biaya Litbang 1974

5. Akuntansi Kontijensi 1975

14. Akuntansi Bagi Segmen-segmen Perusahaan Bisnis 1976

52. Translasi Valuta Asing 1981

89. Pelaporan Keuangan dan Perubahan harga (pengganti No.33) 1986

106. Akuntansi Pemberi Kerja Bagi Manfaat-manfaat Pasca Kerja selain 1990
Pensiun

Organisasi yang memiliki kekuasaan dalam melaksanakan penyusunan berbagai standar


akuntansi keuangan AS adalah SEC, yang memiliki wewenang hukum untuk membentuk
standar-standar akuntansi keuangan dan pelaporan seperti yang telah disebutkan dalam seksi
ini. SEC memiliki lima anggota yang ditunjuk oleh Presiden AS dan menjalankan kekuasaan
hukum kuasai dan merupakan badan pengatur data terakhir independen.
20

E. Pengukuran Akuntansi di Amerika Serikat

Konsep pengukuran akuntansi yang dianut oleh kebanyakan perusahaan di AS adalah


menggunakan pengukuran biaya historis. Seiring dengan perluasan konsep akrual, batas-batas
pengukuran biaya transaksi diterobos dengan teknik-teknik present value yang digunakan
untuk mengukur piutang dan utang jangka panjang, ketika kewajiban kontijensi tertentu
diakui atau ketika manfaat-manfaat pasca dari karyawan dicatat. Kecuali jika terbukti
menunjukkan kondisi sebaliknya, dimana pengukuran akuntansi di AS mengasumsikan
bahwa antitas bisnis akan melangsungkan usahanya (going concern), terus beroperasi sampai
kapan pun. Pengukuran berbasis akrual dan aturan pengakuan transaksi sangat tergantung
pada konsep pencocokan (matching concept). Terdapat juga aturan konsistensi yang
mengharuskan keseragaman perlakuan akuntansi atas item-item yang sama dalam tiap
periode akuntansi dan dari satu periode ke periode berikutnya. Jika terjadi perubahan dalam
praktik atau prosedur, diwajibkan untuk menyajikan pengungkapan atas perubahan dan
efeknya atas laporan keuangan.

Salah satu yang unik bagi AS adalah jika metode LIFO digunakan bagi tujuan pajak
federal, juga harus digunakan tujuan laporan keuangan. Jika “cadangan” LIFO material, harus
diberi catatan atas laporan keuangan. Upward valuation dari aset-aset jangka panjang tidak
boleh diestimasi untuk kegunaan-ekonomis dengan menentukan lamanya periode depresiasi
dan amortisasi. Biaya R&D tidak dikapitalisasi (menurut SFAS No. 2), diterapkan dalam
pengakuan biaya pengembangan software. Goodwill dicatat sebagi aset dan diamortisasikan
selama periode tidak melebihi 40 tahun. Aturan-aturan pengukuran dengan asumsi-asumsi
aktuarial harus dibuat dan metode-metode biaya yang digunakan harus ditentukan, kontijensi
dicatat jika dapat diidentifikasikan dan dapat diukur. Deferred credit method diwajibkan
dalam mengakui alokasi pajak komprehensif sampai tahun 1991 dan stelah itu diganti dengan
sebutan liability method dari SFAS No. 96.

Ekuitas pemilik berdasarkan kontribusi modal dan laba ditahan (yaitu semua laba/rugi
sejak perusahaan didirikan, dikurangi distribusi dividen atau penarikan oleh pemilik dan prior
period adjustments). Kontrak konstruksi dapat diukur dengan completed-contracts method
atau percentage-of-completion method. Metode pooling-of-interest menjadi batasan ketaatan
(compliance), karenanya sebagian penggabungan bisnis dicatat dengan purchase method.
21

Distribusi saham kepemilikan diukur pada nilai pasar saham pada saat distribusi yang
merupakan aturan mengikat bagi perusahaan.

Mengenai efek perubahan harga, APB merekomendasikan penyajian sesuai tingkat harga
umum (tahun 1969), SC mewajibkan perusahaan-perusahaan melampirkan data current-cost
tertentu sebagai pelengkap (tahun 1976), kemudian FASB mengeluarkan SFAS No. 33:
mewajibkan sekitar 1000 perusahaan besar AS melaporkan efek perubahan harga, yang
kemudian peraturan ini dibekukan. Menyebabkan pengukuran efek perubahan tingkat harga
tidak lagi dilaporkan ke publik sejak tahun 1985.

Krisis industri simpan-pinjam selama dekade 1980-an terdapat berbagai usulan terutama
SEC yang mendesak pemakaian pengukuran mark to market bagi aset yang disimpan dalam
portofolio bank, karena selama masa resesi atau depresi akan mengurangi nilai aset jangka
panjang tertentu.

F. Perkembangan Pihak yang Menyusun standar Akuntansi

Dalam proses perumusan standar akuntansi, Belkaoui (1985) memberikan tiga fase berikut.

1. Fase Peranan Manajemen (1900-1933)

Dalam fase ini manajemen dianggap memeiliki peranan yang besar dalam merumuskan
standar akuntansi. Peranan ini muncul sebagai akibat dari bertambahnya investor (pemilik
perusahaan) dan peranannya yang besar dalam perkembangan perusahaan setelah tahun 1900.
Pemisahan fungsi antara pemilik dan manajemen menimbulkan kekuasaan besar di tangan
manajemen dalam mengontrol perusahaan sekaligus menyajikan laporan keuangan sehingga
standar akuntansi yang muncul banyak berasal dari manajemen.
Jika situasi manajemen mempengaruhi penyusunan standar akuntansi, terjadi keadaan
sebagai berikut ( Belkaoui 1985).
a. Banyak teknik/ standar akuntansi lemah dari segi teoritis, metode pemecahan
masalah akuntansi adalah pragmatis bukan didasarkan pada teori.
b. Fokus perhatian manajemen adalah hanya keinginan untuk menentukan Lba
kena Pajak dan upaya mengurangi baban pajak.
22

c. Teori akuntansi yang dianut selalu dilatarbelakangi oleh konsep smooth


earnings (penetapan laba yang disesuaikan dengan keinginan kepentingan
penyusunan laporan keuangan).
d. Masalah-masalah rumit selalu dihindarkan dan muncullah pemecahan masalah
yang dimudahkan (expediency).
e. Beberapa perusahaan yang berbeda menerapkan teknik yang berlainan untuk
satu masalah yang sama.

Demikianlah ciri-ciri keadaan pada fase manajemen dimana yang dominan


dalam penyusunan laporan keuangan adalah manajemen.

2. Fase Peranan Profesi (1933-1973)

Pada fase ini perumusan standar akuntansi didominasi oleh profesi. Pada periode
organisasi tumbuh dan berkembang dengan pesat. Pada fase ini pulalah keluar Securities
Acts, yaitu peraturan tentang modal pada tahun 1933 dan 1934 yang merupakan bentuk
campur tangan pemerintah dalam akuntansi. AICPA pada tahun 1933-1959 menerbitkan
Accounting Research Bulletin dan 1959-1973 diterbitkan APB Opinion, demikian juga
AAA sebagai organisasi melakukan penelitian dan penerbitan tentang kerangka teori
akuntansi. Pada periode ini organisasi profesi memiliki peranan yang dominan dan
perumusan standar akuntansi.
Dominasi profesi ini juga memberikan dampak sebagai berikut.
a. Asosiasi dan organisasi-organisasi profesi belum yakin terhadap kerangka teori yang
sudah ada.
b. Kekuatan/otoritasnya tidak jelas.
c. Adanya beberapa alternative menimbulkan timbulnya flexibilitas dalam menerapkan
standar akuntansi.

3. Fase Politisasi (1973-Sekarang)

Kelemahan yang terdapat pada fase peranan manajemen dan fase profesi menimbulkan
kecenderungan pada metode yang lebih condong deduktif dan politisasi (keikiutsertaan
pemerintah) dalam penyusunan standar akuntansi. Standar akuntansi dianggap mempengaruhi
masyarakat sehingga dapat dijadikan dasar untuk masuknya unsur politik dalam perumusan
23

standar akuntansi. Pada fase ini FASB lahir yang merupakan peleburan dari unsur praktisi,
bisnis, akademi, dan lembaga formal.
Di USA sendiri masalah akuntansi sudah pernak menjadi agenda kongres yang dikenal
dengan Metcalf Report yang berjudul The Accounting Establishment. Laporan ini menuduh
kantor akuntan yang tergabung dalam “Big8” melakukan monopoli terhadap audit
perusahaan-perusahaan besar dan proses penyusunan standar akuntansi. Dalam laporan ini
dapat dilihat kaitan antara Big 8 dengan FASB sebagaimana dalam gambar sebagai berikut.

G. Penyusunan Standar Akuntansi di Indonesia

Ikatan Akuntan Indonesia adalah organisasi profesi akuntan yang juga merupakan
badan yang menyusun standar akuntansi keuangan di Indonesia. Organisasi profesi ini terus
berusaha menaggapi perkembangan akuntansi keuangan baik di tingkat nasional, regional
maupu global, khususnya yang mempengaruhi dunia usaha dan profesi akuntansi sendiri.
Perkembangan standar akuntansi keuangan sejak berdirinya IAI pada tahun 1957 hingga kini
terus dilakukan secara terus menerus. Pada tahun 1973 terbentuk Panitia Penghimpun Bahan-
bahan dan Struktur GAAP dan GAAS. Dan pada tahun 1974 dibentuk Komite Prinsip
24

Akuntansi Indonesia (Komite PAI) yang bertugas menyusun standar keuangan. Komite PAI
telah bertugas selama 4 periode kepengurusan IAI sejak tahun 1974 hingga 1994 dengan
susunan personel yang terus diperbaharui. Pada kepengurusan IAI tahun 1994-1998 nama
Komite PAI diubah menjadi Komiter Standar Akuntansi Keuangan (Komite SAK), kemudian
pada kongres VIII, tanggal 23-24 September 1998 di jakarta, Komite SAK diubah menjadi
dewan Standar Akuntansi Keuangan untuk masa bakti 1998-2000 dan diberikan otonomi
untuk menyusun dan mengesahkan PSAK>

Sejak IAI berdiri telah dihasilkan 3 standar akuntansi keuangan sebagai berikut :

1. Pada ttahun 1973 untuk pertama kali IAI menerbbitkan suatu buku Prinsip Akuntansi
Indonesia (PAI) yang sebagian besar merupakan terjemahan buku Paul grady,
penerbitan ini dipicu oleh diaktifkannya pasar modal di Indonesia pada tahun 1973.
2. Pada tahun 1984 buku Prinsip Akuntansi Indonesia 1984 yang menggantikan PAI
1973 diterbitkan. Komite PAI melakukan revisi secara mendasar terhadap PAI 1973.
3. pada tahun 1994, IAI kmbali melakukan revisi total PAI 1984 dan sejak itu
mengeluarkan standar keuangan yang diberi nama Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) yang diterbitkan sejak 1 Oktober 1994. Pengembangan standar akuntansi
ketiga ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dunia usaha dan profesi akuntansi
dalam rangka mengikuti dan mengantisipasi perkembanga internasional. Banyak
standar yang dikeluarkan itu sesuai atau sama dengan standar akuntansi internasional
yang dikeluarkan oleh IASC.

H. Penyusunan Metode Standar Akuntansi di Inggris

United Kingdom (UK), Britania Raya dan Irlandia Utara terdiri dari 4 negara bagian yaitu
: Inggris, Skotlandia, Wales dan irlandia Utara. Walaupun UK memiliki sistem hukum dan
kebijaka moneter dan fiskal yang terpadu, beberapa perbedaan tetap ada. Situasi
perkembangan akuntansi di UK sama uniknya dengan situasi aturan hukum di negara
lainnya. Ketentuan hukum dilaksanakan secara fleksibel dan diterapkan kasuk per kasus.
Dalam lingkungan akuntansi sebagai tambahan aturan umum maka dikeluarkan
rekomendasi akuntansi tambahan yang dibuat melalui organisasi atau lembaga atau jjalur
profesional. Rekomendasi profesional hanya mengikat anggota badan profesi yang
mengikuti rekomendasi tersebut jadi tiidak berlaku wajib secara keseluruhan. Perusahaan
25

yang didirikan di UK diatur oleh undang-undang yang bernama Companies Acts.


Companies Acts 1948 selanjutnya diamandemen secara mendasar pada tahun 1967, 1976,
1980 dan 1981, 1985 dan 1989.

Badan-badan akuntansi utama di UK adalah :

1. The Institute of Chartered Accountants in england and Wales.


2. The Institute of Chartered Accountants in england of Ireland.
3. The Institute of Chartered Accountants in england of Scotlands.
4. The Association of Certified Chartered Accountants (ACCA).
5. The Institute of Cost and Management Accountant.
6. The Chartered Institute of Public Finance and Accountancy.

Selama bertahun-tahun banyak proposal yang dibuat masing-masing organisasi, tetapi


tidak terkoordinasi dengan baik sehingga harmonisasi tidak terjadi. Oleh karena itu,
profesi akuntan di UK menjadi terpecah dan terbentuklah Consultative Committee yang
didirikan pada tahun 1970. Keenam organisasi ini dihubungkan secara individual maupun
bersama-sama oleh Consultative Committee of Accountancy Bodies ini. Sampai tahun
1990, komite ini mengarahkan aktivitas penyusunan standar akuntansi dan memiliki hak
veto atas standar keuangan yang diusulkan. Sekarang komite ini bertugas membantu
profesi akuntansi memberikan pengarahan kepada berbagai lembaga pemerintah mengenai
isu-isu yang berhubungan dengan perpajakan, undang-undang perusahaan dan membahas
berbagai usulan MEE (Masyarakat Ekonomi Eropa).

Di UK, perusahaan perusahaan bentuk PT yang dimiliki oleh pribadi atau swasta dan
publik diakui. Semua perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas harus diaudit oleh
akuntan independen setiap tahun dan anggota dari empat badan akuntansi sektor swasta
pertama di atas diberi wewenang untuk melakukan audit.

Konsep dan praktik akuntansi di Inggris ini telah mempengaruhi akuntansi secara
global terutama terhadap negara-negara bekas jajahan Inggris, misalnya akuntansi di
Australia, Kanada, serta negara persemakmuran lainnya seperti Kenya, India, Hongkong,
Selandia Baru, Singapura dan Afrika Selatan. Memang tidak persis sama, tetapi banyak
pengaruhya terhadap sistem akuntansi di negara yang bersangkutan. Hal ini bahkan
menimbulkan munculnya model akuntansi Inggris.
26

Hanya ada dua sumber standar akuntansi di UK, yaitu company act dan standar
profesi akuntansi. Lima prinsip akuntansi dasar yang tercantum langsung dalam
perundang-undangan adalah sebagai berikut:

1. Matching concept dan beban berdasarkan accrual basis.


2. Penilaian akun aktiva dan kewajiban individual secara terpisah dalam masing-masing aset
dan kewajiban.
3. Penerapan prinsip-prinsip konservatisme, terutama dalam pengakuan realisasi laba dan
semua kewajban dan kerugian yang diketahui.
4. Kewajiban penerapan kebijakan-kebijakan akuntansi secara konsisten dari tahun ke tahun.
5. Anggapan bahwa prinsip kelangsungan usaha dapat diterapkan pada entitas yang
bersangkutan.

Undang-undang perusahaan di UK sampai dengan tahun 1989 telah


mengimplikasikan semua directive (peraturan) EC yang berhubungan dengan akuntansi.
Agak mirip dengan perkembangan yang terjadi di Amerika, di UK juga mulai berkembang
mulai dari status rekomendasi awal prinsip akuntansi sampai pembentukan Accounting
Standard Steering Committee (ASSC) pada tahun 1970. Atas usul Steering Committee,
maka komite ini kemudian diberi nama baru Accounting Standard Board (ASB) tahun
1990. Selama masa itu badan ini telah banyak mengeluarkan Statement of Standard
Accounting Practise (SSAPs) dan Statement of Recommended Practise (SORPs).

SORPs dikeluarkan dalam dua kategori, yaitu kategori umum, keputusan tahun 1986
berjudul Pension Scheme Account. Dan kategori khusus, keputusan yang dikeluarkan pada
tahun 1986 berjudul Pension Scheme Account. Dan kategori khusus, keputusan yang
dikeluarkan pada tahun 1986, yaitu Disclosure about Oil dan Gas Exploration and
Production Activities. Sampai pada tahun 1990, penerbitan standar akuntansi sulit
dilakuakan di UK karena ASSC dan ASB berada di bawah Consultative Committee of
Accountancy Bodies tadi.

Dalam pembentukan ASB masing-masing organisasi tersebut menominasikan


anggota-anggota ASC ditambah wakil dari konsumen laporan keuangan. Setiap produk
ASC harus mendapatkan persetujuan dari Consultative Committee, sebelum ASB
mengeluarkan SSAP. Dengan kata lain, masing-masing badan akuntansi diatas memiliki
hak veto penuh terhadap penyusunan standar akuntansi keuangan. Dewan ini memiliki
27

seorang ketua, seorang direktur tekni yang bekerja full time, dan 7 orang anggota part
time. ASB diberi wewenang untuk mengeluarkan standar akuntansi. ASB beroperasi mirip
dengan pendahulunya, AASC dan FASB di Amerika.

Beberapa perbedaan standar akuntansi yang umum di Amerika dengan di UK dapat


dijelaskan sebagai berikut. Pengukuran akuntansi di UK hampir sama dengan pengukuran
akuntansi di Amerika namun ada juga beberapa perbedaan. perbedaan paling penting
adalah bahwa di Uk dimungkinkan untuk menilai semua aset berdasarkan biaya historis,
current cost maupun campuran dari kedua sistem pengukuran tersebut. Revaluasi tanah
dan bangunan berdasarkan harga pasar juga diperbolehkan. Beban depresiasi dan
amortisasi harus sesuai dengan basis pengukuran yang digunakanuntuk aset yang
bersangkutan. Dalam pengukuran persediaan, metode the lower of cost or net realizable
value digunakan secara luas. Penilaian LIFO tidak diperbolehkan oelh SSAP No. 9 atau
untuk tujuan pajak. Merger dan oposisi diperlakukan secara unik di UK. Misalnya, jika
perusahaan pembeli mendapatkan 90% atau lebih saham perusahaan lain, perusahaan
tersebut boleh mencatat kepemilikan tersebut pada nilai nominal saham yang dikeluarkan
untuk tujuan akuisisi. Metode pooling of interest jarang dipergunakan dan goodwill hasil
pembelian biasanya langsung dihapuskan.

I. Perubahan Penerapan Akuntansi

Kewajiban akuntan untuk menyajikan laporan keuangan sesuai dengan standar


akuntansi sudah diatur dalam berbagai ketentuan yang berlaku, bukan saja oleh organisasi
profesi, tetapi juga lembaga lainnya seperti BEJ, BAPEPAM, Bank Indonesia, Departemen
Keuangan, Direktorat Jendral Pajak dan sebagainya. kepatuhan ini harus juga melihat
konsistensinya. Artinya penerapan standar akuntansi itu harus konsisten tidak boleh berubah-
ubah.

Sebagaimana diketahui Standar Pelaporan Auditing pertama menyatakan sebagai berikut :

Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
28

Namun perlu juga diketahui bahwa prinsip akuntansi juga membuka peluang bagi
akuntan untuk memilih berbagai alternnatif standar akuntansi yang sama-sama dibenarkan.
Oleh karena itu, adakalanya perusahaan ingin mengubah standar akuntansi yang berbeda
mengatur perubahan in?

Istilah “prinsip akuntansi yang berlaku umum” merupakan padaan dari kata “
Generally Accepted Accounting atau GAAP” dan adalah suatu istilah teknis akuntansi yang
mencakup konvensi, aturan dan prosedur yang diperlukan untuk membatasi praktik akuntansi
yang berlaku umum di wilayah tertentu pada saat tertentu. Prinsip akuntansi yang berlaku
umum di suatu negara tertentu mungkin berbeda dari prinsip akuntansi yang berlaku di
negara lain. Oleh karena itu untuk laporan keuangan yang akan didistribusikan kepada umum
di Indonesia.

Istilah prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dimaksudkan meliputi


tidak hanya prinsip dan praktik akuntansi, tetapi juga metode penerapannya. Dalam hal suatu
laporan keuangan disebutkan sesuai dengan basis akuntansi komprehensif selain prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, maka menurut standar itu dinyatakan akan
terpenuhi jika laporan kkeuangan telah disusun sesuai dengan basis akuntansi komperehensif,
selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tidak semuanya berupa fakta. Ada
informasi yang diukur berdasarkan taksiran (seperti nilai buku aktiva tetap, kerugian piutang)
dan ada informasi yang pada tanggal penyajian laporan keuangan berasal dari transaksi yang
belum selesai secara tuntas misalnya contingent liability atau utang bersyarat.

J. Perubahan Akuntansi yang Mempengaruhi konsisten

Perubahan dalam prinsip akuntansi

Suatu perubahan dalam prinsip akuntansi terjadi karena adanya pemakaian suatu
prinsip akutansi yang berlaku umum di Indonesia dalam suatu periode berbeda dengan
yang digunkan dalam periode sebelumnya. Istilah prinsip akuntansi meliputi, misalnya
suatu perubahan dari metode depresiasi garis lurus (straight line method) menjadi metode
double declining. Standar konsistensi harus dapat diterapkan untuk jenis perubahan ini dan
29

perlu diungkapkan dalam laporan keuangan. bagi auditor keadaan ini harus dilaporkan
melalui penambahan paragraf penjelasan yang dicantumkan setelah paragraf pendapat.
perubahan ini dapat berupa : perubahan entitas, taksiran atau prinsip.

Perubahan dalam entitas

Karena perubahan dalam entitas yang membuat laporan merupakan betuk khusus
perubahan dalam prinsip akuntansi, standar konsistensi juga berlaku. Dalam standar
pengungkapan, perubahan dalam entitas dari penyaji laporan harus dinyatakan dalam
laporan keuangan yang meliputi :

a. Penyajian laporan keuangan konsolidasian atau gabungan sebagai pengganti laporan


keuangan masing-masing perusahaan.
b. Perubahan anak perusahaan tertentu yang merupakan anggota grup perusahaan yag
termasuk ke dalam laporan keuangan konsolidasian.
c. Perubahan perusahaan yang termasuk dalam laporan keuangan gabungan.
d. Perubahan diantara metode-metode akutansi : metode kos (cost method), metode ekuitas
(equity method) dan metode konsolidasian untuk anak perusahaan atau investasi lainnya
dalam bentuk saham biasa.

Laporan setelah terjadi penggabungan kepentingan (pooling of interest)

Jika perusahaan telah melakukan penggabunga yang dipertanggungjawabkan dengan


metode penggabungan kepentingan, dampak penyatuan kepentingan harus ditunjukkan
dalam penyajian posisi keuangan, hasil usaha, arus kas, serta data keuangan historis lain
bisnis yang melanjutkan usaha untuk tahun terlaksananyapenggabungan tersebut dan
dalam laporan keuangan komparatif untuk tahun-tahun sebelum terlaksanya
penggabungan kepentingn tersebut.

Jika laporan keuangan tahun-tahun sebelum penggabungan tidak dinyatakan kembali


untuk mengakui adanya penggabungan kepentingan tersebut, laporan keuangan komparatif
tidak disajikan secara konsisten, dalam hal ini ketidakkonsistenan timbul sebagai akibat
suatu perubahan prinsip akuntansi dalam tahun sekarang, namun bukan karena
ketidakonsistenan timbul sebagai akibat suatu perubahan prinsip akuntansi dalam tahun-
30

tahun sebelumnya. Ketidakkonsistenan ini harus diungkapkan oleh auditor harus


menambah paragraf penjelasan dalam laporannya. Sebagai tambahan, dengan tidak
diakuinya penyatuan kepentingan dalam laporan keuangan komparatif, berarti terdapat
penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Jika laporna keuangan satu tahun saja yang disajikan dalam tahun selesainya
penggabungan, catatan atas laporan keuangan harus mengungkapkan dengan lengkap
transaksi penggabungan kepentingan yang terjadi dan menyatakan pendapatan (revenues),
unsur-unsur luar biasa, dan laba bersih masing-masing perusahaan yang digabungkan
untuk tahun sebelumnya dalam bentuk gabungan. Tidak diungkapkannya transaksi
penggabungan kepentingan dan dampaknya atas tahun sebelumnya mengharuskan auditor
memberikan pendapat wajar dengan pengecualian karena kurangnya pengungkapan dan
dapat menyebabkan auditor menambah paragraf penjelasan dalam laporannya karena
adanya ketidakkonsistenan.

Untuk tujuan penerapan standar konsistensi, suatu perubahan dalam entitas yang
membuat laporan dipandang tidak terjadi pada pembentukan, penghentian, pembelian atau
pelepasan suatu anak perusahaan atau unit usaha lainnya

Koreksi Kesalahan Penerapan dalam Prinsip

Perubahan suatu prinsip akutansi yang tidak berlaku umum ke suatu prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia, termasuk koreksi kesalahan dalam penerapan suatu
prinsip keadaan ini merupakan suatu koreksi kesalahan. Walaupun bentuk perubahan
prinsip akuntansi ini harus dipertanggungjawabkan sebagai bentuk koreksi kesalahan,
namun perubahan ini harus dikemukakan dalam laporan keuangan. oleh auditor harus
dijelaskan melalui penambahan parahraf penjelasan

Perubahan dalam Prinsip yang Tidak Dapat Dipisahkan dari Perubahan dalam
Estimasi Akuntansi

Suatu perubahan dalam prinsip akuntansi mungkin tidak dapat dipisahkan dari
pengaruh perubahan dalam estimasi akuntansi. Walaupun perlakuan akuntansi untuk
perubahan semacam itu sama dengan perlakuan akuntansi untuk perubahan yang hanya
31

menyangkut estimasi akuntansi, di dalamnya tersangkut pula perubahan dalam prinsip


akuntansi. Oleh karena itu, perubahan semacam ini harus dikemukakan dalam laporan
auditor melalui penambahan paragraf penjelasan.

Penambahan dalam Penyajian Arus Kas

Untuk kepentingan penyajian arus kas, prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia menyatakan berikut ini: “Suatu perusahaan harus mengungkapkan kebijakannya
dalam menentukan unsur-unsur yang diperlukan setara kas(cash equivalents)”. Suatu
perubahan dalam kebijakan ini merupakan perubahan dalam prinsip akuntansi yang harus
diperhitungkan dampaknya, dengan menyatakan kembali laporan arus kas tahun
sebelumnya, yang disajikan dalam bentuk laporan arus kas komparatif. Oleh karena itu,
perubahan semacam ini harus dikemukakan dalam laporan auditor melalui penambahan
paragraf penjelasan.

K. Perubahan Akuntansi yang tidak Mempengaruhi Konsistensi

Perubahan dalam Estimasi Akuntansi

Taksiran akuntansi biasanya dilakukan seperti dalam hal:

a. Menentukan masa manfaat dan nilai sisa aktiva;


b. Pembentukan penyisihan untuk jaminan atau warranty cost;
c. Penyisihan piutang yang tidak tertagih; dan
d. Penyisihan keusangan persediaan.

Taksiran akuntansi berubah begitu suatu peristiwa baru terjadi dan begitu pengalaman
dan informasi baru diperoleh. Bentuk perubahan akuntansi ini diperlukan oleh keadaan yang
berubah yang mempengaruhi daya banding laporan keuangan, tetapi tidak melibatkan standar
konsistensi. Perubahan ini harus tidak mempunyai pengaruh terhadap perubahan prinsip
akuntansi. Jika benar tidak mengubah prinsip konsistensi, tidak perlu memberikan penjelasan
mengenai perubahan tersebut dalam laporan keuangan. Namun, jika perubajan akuntansi
semacam itu mempunyai pengaruh material terhadap laporan keuangan yang memerlukan
pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan.
32

Korelasi Kesalahan yang Tidak Melibatkan Prinsip Akuntansi

Korelasi kesalahan dari laporan keuangan tahun sebelumnya yang disebabkan oleh
kesalahan perhitungan(mathematical mistakes), kekeliruan atau kesalahan penggunaan fakta
yang timbul pada saat laporan keuangan dipersiapkan, tidak melibatkan standar konsistensi,
jika tidak ada unsure prinsip akuntansi atau penerapannya yang terkait di dalamnya. Oleh
karena itu, tidak perlu koreksi dalam laporannya.

Perubahan dalam Klasifikasi dan Reklasifikasi

Klasifikasi dalam laporan keuangan tahun berjalan dapat berbeda dari klasifikasi dalam
laporan keuangan tahun sebelumnya. Walaupun perubahan dalam klasifikasi biasanya tidak
terlalu penting untuk diungkapkan, perubahan yang material dalam klasifikasi harus
ditunjukkan dan dijelaskan dalam laporan keuangan yang diterbitkan dalam tahun
sebelumnya dengan tujuan untuk mempertinggi daya banding laporan tersebut dengan
laporan keuangan tahun berjalan, biasanya tidak perlu disebut dalam laporan keuangan.

Transaksi atau Peristiwa yang Sangat Berbeda

Prinsip akuntansi dipilih pada saat peristiwa atau pada saat transaksi pertama kali
mempunyai pengaruh yang material. Penerapan prinsip tersebut, demikian pula perubahan
atau pemakaian suatu prinsip akuntansi yang menjadi perlu karena transaksi atau peristiwa
yang secara jelas berbeda sekali dengan yang terjadi dalam periode sebelumnya, tidak
berkaitan dengan standar konsistensi, walaupun pengungkapan dalam catatan atas laporan
keuangan mungkin diperlukan.

Perubahan Akuntansi yang Diperkirakan Berdampak Material di Masa yang akan


Datang

Bila perubahan akuntansi tidak mempunyai pengaruh material terhadap laporan


keuangan periode sekarang, tetapi perubahan tersebut akan mempunyai pengaruh yang besar
dalam periode yang akan datang, perubahan ini harus diungkapakan oleh manajemen dalam
catatan atas laporan keuangan dalam periode terjadinya perubahan tersebut, namun auditor
tidak perlu mengungkapkan hal ini dalam laporannya.
33

Periode Standar Konsistensi

Menurut standar yang berlaku, agar laporan keuangan disusun sesuai dengan standar
akuntansi, konsistensi penerapan prinsip akuntansi harus diterapkan tanpa memperhatikan
disajikan atau tidaknya laporan keuangan periode sebelumnya. Istilah “periode sekarang”
berarti tahun yang paling dekat, atau periode yang kurang dari satu tahun, yang dilaporkan
oleh auditor. Bila laporan keuangan dibandingkan untuk dua tahun atau lebih, harus
dilaporkan konsistensi penerapan prinsip akuntansi diantara tahun-tahun tersebut dan juga
konsistensi dengan tahun sebelumnya. Jika laporan keuangan suatu perusahaan baru disajikan
pertama kali dan tidak dibandingkan dengan tahun sebelumnya, tidak perlu ada masalah
konsisten. Akan tetapi, jika seandainya laporan keuangan tahun sebelumnya ada, harus
dijelaskan apakah laporan ini disajikan secara konsisten atau tidak.
34

Apa itu IFRS???

Standar Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial Reporting Standards


(IFRS) adalah Standar dasar, Pengertian dan Kerangka Kerja yang diadaptasi oleh Badan
Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards Board (IASB)).
Sejumlah standar yang dibentuk sebagai bagian dari IFRS dikenal dengan nama terdahulu
Internasional Accounting Standards (IAS). IAS dikeluarkan antara tahun 1973 dan 2001 oleh
Badan Komite Standar Akuntansi Internasional (Internasional Accounting Standards
Committee (IASC)). Pada tanggal 1 April 2001, IASB baru mengambil alih tanggung jawab
guna menyusun Standar Akuntansi Internasional dari IASC. Selama pertemuan pertamanya,
Badan baru ini mengadaptasi IAS dan SIC yang telah ada. IASB terus mengembangkan
standar dan menamai standar-standar barunya dengan nama IFRS.

Struktur IFRS
IFRS dianggap sebagai kumpulan standar "dasar prinsip" yang kemudian menetapkan
peraturan badan juga mendikte penerapan-penerapan tertentu.
Standar Laporan Keuangan Internasional mencakup:
 Peraturan-peraturan Standar Laporan Keuangan Internasional (Internasional
Financial Reporting Standards (IFRS)) dikeluarkan setelah tahun 2001
 Peraturan-peraturan Standar Akuntansi Internasional (International Accounting
Standards (IAS)) dikeluarkan sebelum tahun 2001
 Interpretasi yang berasal dari Komite Interpretasi Laporan Keuangan Internasional
(International Financial Reporting Interpretations Committee (IFRIC)) dikelularkan
setelah tahun 2001
 Standing Interpretations Committee (SIC) dikeluarkan sebelum tahun 2001
 Kerangka Kerja untuk Persiapan dan Presentasi Laporan Keuangan (1989)
(Framework for the Preparation and Presentation of Financial Statements (1989))

Kerangka Kerja IFRS


Kerangka kerja guna Persiapan dan Presentasi Laporan Keuangan untuk menyampaikan
prinsip-prinsip dasar IFRS.
Kerangka kerja IASB dan FASB sedang dalam proses pembaharuan dan perangkuman.
Proyek Kerangka Konseptual Gabungan (The Joint Conceptual Framework project) bertujuan
untuk memperbaharui dan merapikan konsep-konsep yang telah ada guna menggambarkan
perubahan di pasar, praktek bisnis dan lingkungan ekonomi yang telah timbul dalam dua
dekade atau lebih sejak konsep pertama kali dibentuk.
Tujuan keseluruhan adalah untuk menciptakan dasar guna standar akuntansi di masa
mendatang yang berbasis prinsip, konsisten secara internal dan diterima secara
internasional. Karena hal tersebut, (dewan) IASB dan FASB Amerika Serikat melaksanakan
proyek secara bersama.

Mengapa IFRS itu perlu???


Akuntansi merupakan satu-satunya bahasa bisnis utama di pasar modal. Tanpa standar
akuntansi yang baik, pasar modal tidak akan pernah berjalan dengan baik pula karena
35

laporan keuangan merupakan produk utama dalam mekanisme pasar modal. Efektivitas dan
ketepatan waktu dari informasi keuangan yang transparan yang dapat dibandingkan dan
relevan dibutuhkan oleh semua stakeholder (pekerja, suppliers, customers, institusi
penyedia kredit, bahkan pemerintah). Para stakeholder ini bukan sekadar ingin mengetahui
informasi keuangan dari satu perusahaan saja, melainkan dari banyak perusahaan (jika bisa,
mungkin dari semua perusahaan) dari seluruh belahan dunia untuk diperbandingkan satu
dengan lainnya.
Pertanyaannya, bagaimana kebutuhan ini dapat terpenuhi jika perusahaan-perusahaan
masih menggunakan bentuk dan prinsip pelaporan keuangan yang berbeda-beda?
International Accounting Standards, yang lebih dikenal sebagai International Financial
Reporting Standards(IFRS), merupakan standar tunggal pelaporan akuntansi berkualitas
tinggi dan kerangka akuntasi berbasiskan prinsip yang meliputi penilaian profesional yang
kuat dengan disclosure yang jelas dan transparan mengenai substansi ekonomis transaksi,
penjelasan hingga mencapai kesimpulan tertentu, dan akuntansi terkait transaksi tersebut.
Dengan demikian, pengguna laporan keuangan dapat dengan mudah membandingkan
informasi keuangan entitas antarnegara di berbagai belahan dunia.
Implikasinya, mengadopsi IFRS berarti mengadopsi bahasa pelaporan keuangan global yang
akan membuat suatu perusahaan dapat dimengerti oleh pasar global. Suatu perusahaan
akan memiliki daya saing yang lebih besar ketika mengadopsi IFRS dalam laporan
keuangannya. Tidak mengherankan, banyak perusahaan yang telah mengadopsi IFRS
mengalami kemajuan yang signifikan saat memasuki pasar modal global.
Di dunia internasional, IFRS telah diadopsi oleh banyak negara, termasuk negara-negara Uni
Eropa, Afrika, Asia, Amerika Latin dan Australia. Di kawasan Asia, Hong Kong, Filipina dan
Singapura pun telah mengadopsinya. Sejak 2008, diperkirakan sekitar 80 negara
mengharuskan perusahaan yang telah terdaftar dalam bursa efek global menerapkan IFRS
dalam mempersiapkan dan mempresentasikan laporan keuangannya.
Dalam konteks Indonesia, konvergensi IFRS dengan Pedoman Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) merupakan hal yang sangat penting untuk menjamin daya saing nasional. Perubahan
tata cara pelaporan keuangan dari Generally Accepted Accounting Principles (GAAP), PSAK,
atau lainnya ke IFRS berdampak sangat luas. IFRS akan menjadi kompetensi wajib dan
baru•bagi akuntan publik, penilai (appraiser), akuntan manajemen, regulator dan akuntan
pendidik. Mampukah para pekerja accounting menghadapi perubahan yang secara terus-
menerus akan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasar global terhadap informasi
keuangan? Bagaimanakah persiapan Indonesia untuk IFRS ini?

Indonesia dalam menghadapi persaingan global


Sejak 2004, profesi akuntan di Indonesia telah melakukan harmonisasi antara
PSAK/Indonesian GAAP dan IFRS. Konvergensi IFRS diharapkan akan tercapai pada 2012.
Walaupun IFRS masih belum diterapkan secara penuh saat ini, persiapan dan kesiapan
untuk menyambutnya akan memberikan daya saing tersendiri untuk entitas bisnis di
Indonesia.
Dengan kesiapan adopsi IFRS sebagai standar akuntansi global yang tunggal, perusahaan
Indonesia akan siap dan mampu untuk bertransaksi, termasuk merger dan akuisisi (M&A),
lintasnegara. Tercatat sejumlah akuisisi lintas negara telah terjadi di Indonesia, misalnya
akuisisi Philip Morris terhadap Sampoerna (Mei 2005), akuisisi Khazanah Bank terhadap
Bank Lippo dan Bank Niaga (Agustus 2005), ataupun UOB terhadap Buana (Juli 2005).
36

Sebagaimana yang dikatakan Thomas Friedman, “The World is Flat”, aktivitas M&A
lintasnegara bukanlah hal yang tidak lazim. Karena IFRS dimaksudkan sebagai standar
akuntansi tunggal global, kesiapan industri akuntansi Indonesia untuk mengadopsi IFRS akan
menjadi daya saing di tingkat global. Inilah keuntungan dari mengadopsi IFRS.
Bagi pelaku bisnis pada umumnya, pertanyaan dan tantangan tradisionalnya: apakah
implementasi IFRS membutuhkan biaya yang besar? Belum apa-apa, beberapa pihak sudah
mengeluhkan besarnya investasi di bidang sistem informasi dan teknologi informasi yang
harus dipikul perusahaan untuk mengikuti persyaratan yang diharuskan. Jawaban untuk
pertanyaan ini adalah jelas, adopsi IFRS membutuhkan biaya, energi dan waktu yang tidak
ringan, tetapi biaya untuk tidak mengadopsinya akan jauh lebih signifikan. Komitmen
manajemen perusahaan Indonesia untuk mengadopsi IFRS merupakan syarat mutlak untuk
meningkatkan daya saing perusahaan Indonesia di masa depan.

Bagaimana proses konvergensi IFRS???


Seperti yang dijelaskan sebelumnyya, IFRS (International Financial Reporting Standard)
merupakan pedoman penyusunan laporaan keuangan yang diterima secara global. Sejarah
terbentuknya pun cukup panjang dari terbentuknya IASC/ IAFC, IASB, hingga menjadi IFRS
seperti sekarang ini. Jika sebuah negara menggunakan IFRS, berarti negara tersebut telah
mengadopsi sistem pelaporan keuangan yang berlaku secara global sehingga
memungkinkan pasar dunia mengerti tentang laporan keuangan perusahaan di negara
tersebut berasal.

Indonesia pun akan mengadopsi IFRS secara penuh pada 2012 nanti, seperti yang dilansir IAI
pada peringatan HUT nya yang ke – 51. Dengan mengadopsi penuh IFRS, laporan keuangan
yang dibuat berdasarkan PSAK tidak memerlukan rekonsiliasi signifikan dengan laporan
keuangan berdasarkan IFRS.

Adopsi penuh IFRS diharapkan memberikan manfaat :


1. memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan menggunakan SAK yang
dikenal secara internasional
2. meningkatkan arus investasi global
3. menurunkan biaya modal melalui pasar modal global dan menciptakan efisiensi
penyusunan laporan keuangan

Strategi adopsi yang dilakukan untuk konvergensi ada dua macam, yaitu big bang strategy
dan gradual strategy. Big bang strategy mengadopsi penuh IFRS sekaligus, tanpa melalui
tahapan – tahapan tertentu. Strategi ini digunakan oleh negara – negara maju. Sedangkan
pada gradual strategy, adopsi IFRS dilakukan secara bertahap. Strategi ini digunakan oleh
negara – negara berkembang seperti Indonesia.

PSAK akan dikonvergensikan secara penuh dengan IFRS melalui tiga tahapan, yaitu tahap
adopsi, tahap persiapan akhir dan tahap implementasi.
37

Tahap adopsi dilakukan pada periode 2008-2011 meliputi aktivitas adopsi seluruh IFRS ke
PSAK, persiapan infrastruktur, evaluasi terhadap PSAK yang berlaku. Pada 2009 proses
adopsi IFRS/ IAS mencakup :
1. IFRS 2 Share-based payment
2. IFRS 3 Business combination
3. IFRS 4 Insurance contracts
4. IFRS 5 Non-current assets held for sale and discontinued operations
5. IFRS 6 Exploration for and evaluation of mineral resources
6. IFRS 7 Financial instruments: disclosures
7. IFRS 8 Segment reporting
8. IAS 1 Presentation of financial statements
9. IAS 8 Accounting policies, changes in accounting estimates
10. IAS 12 Income taxes
11. IAS 21 The effects of changes in foreign exchange rates
12. IAS 26 Accounting and reporting by retirement benefit plans
13. IAS 27 Consolidated and separate financial statements
14. IAS 28 Investments in associates
15. IAS 31 Interests in joint ventures
16. IAS 36 Impairment of assets
17. IAS 37 Provisions, contingent liabilities and contingent assets
18. IAS 38 Intangible assets

Pada 2010 adopsi IFRS/ IAS mencakup :


1. IFRS 7 Statement of Cash Flows
2. IFRS20 Accounting for Government Grants and Disclosure of Government Assistance
3. IFRS24 Related Party Disclosures
4. IFRS29 Financial Reporting in Hyperinflationary Economies
5. IFRS33 Earnings per Share
6. IFRS34 Interim Financial Reporting
7. IFRS41 Agriculture

Sedangkan arah pengembangan konvergensi IFRS meliputi :


1. PSAK yang sama dengan IFRS akan direvisi, atau akan diterbitkan PSAK yang baru
2. PSAK yang tidak diatur dalam IFRS, maka akan dikembangkan
3. PSAK industri khusus akan dihapuskan
4. PSAK turunan dari UU tetap dipertahankan

Pada 2011 tahap persiapan akhir dilakukan dengan menyelesaikan seluruh infrastruktur
yang diperlukan. Pada 2012 dilakukan penerapan pertama kali PSAK yang sudah
mengadopsi IFRS. Namun, proses konvergensi ini tidak semudah membalikkan telapak
tangan karena dampak yang ditimbulkan dari konvergensi ini akan sangat mempengaruhi
semua kalangan, baik itu bidang bisnis maupun pendidikan.

Konvergensi SAK menuju IFRS di Indonesia


Pada bulan Desember 2008, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah mencanangkan
konvergensi PSAK ke IFRS secara penuh pada tahun 2012. Sejak tahun 2009, Dewan Standar
38

Akuntansi Keuangan - Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) melaksanakan program kerja


terkait dengan proses konvergensi tersebut sampai dengan tahun 2011.
Ditargetkan bahwa pada tahun 2012, seluruh PSAK tidak memiliki beda material dengan
IFRS yang berlaku per 1 Januari 2009. Setelah tahun 2012, PSAK akan di-update secara terus-
menerus seiring adanya perubahan pada IFRS. Bukan hanya mengadopsi IFRS yang sudah
terbit, DSAK-IAI juga bertekad untuk berperan aktif dalam pengembangan standar akuntansi
dunia.
International Financial Reporting Standards (IFRS) memang merupakan kesepakatan global
standar akuntansi yang didukung oleh banyak negara dan badan-badan internasional di
dunia. Popularitas IFRS di tingkat global semakin meningkat dari waktu ke waktu.
Kesepakatan G-20 di Pittsburg pada tanggal 24-25 September 2009, misalnya, menyatakan
bahwa otoritas yang mengawasi aturan akuntansi internasional harus meningkatkan standar
global pada Juni 2011 untuk mengurangi kesenjangan aturan di antara negara-negara
anggota G-20.
Terlepas dari trend pengadopsian IFRS tersebut, adalah suatu keharusan bagi kita untuk
mempertanyakan secara kritis, apa sesungguhnya hakikat dari konvergensi. Melalui
partisipasi global, IFRS memang diharapkan menjadi standar akuntansi berbasis teori dan
prinsip yang memiliki kualitas tinggi. Penerapan standar akuntansi yang sama di seluruh
dunia juga akan mengurangi masalah-masalah terkait daya banding (comparability) dalam
pelaporan keuangan. Yang paling diuntungkan sudah jelas, investor dan kreditor trans-
nasional serta badan-badan internasional.
Tapi apakah konvergensi ke IFRS tidak menimbulkan masalah di tingkat domestik masing-
masing negara? Belum lama ini otoritas keuangan dan pasar modal AS memunculkan isu
kedaulatan regulasi. Beberapa negara lainnya juga mengkhawatirkan pengaruh IASB yang
semakin dominan.
Dalam konteks Indonesia yang memiliki segudang masalah domestik, banyak sekali
pertanyaan-pertanyaan dan masalah-masalah yang perlu dijawab dan diteliti secara cermat.
Sebagai contoh, bagaimanakah dampak konvergensi terhadap implementas ACFTA yang
efektif per Januari 2010? Bagaimanakah dampaknya terhadap bisnis mikro, kecil, dan
menengah? Sejauh manakah regulasi keuangan dan pasar modal akan terpengaruh dengan
adanya konvergensi ke IFRS?
Pertanyaan-pertanyaan dan masalah-masalah tersebut tentu saja hanya sebagian. Semakin
luas dan dalam kajian dan penelaahan sangat mungkin akan memunculkan pertanyaan dan
masalah lainnya.
Hal inilah sepertinya yang mendorong IAI, khususnya DSAK, meminta keterlibatan lebih
intensif dari kalangan akademisi dan universitas dalam mengkaji isu-isu terkait IFRS (Berita
IAI tanggal 26 Januari 2010). Dalam sebuah seminar yang dilaksanakan di Bandung belum
lama ini, Ketua DSAK-IAI menyoroti fakta bahwa belum semua perguruan tinggi di Indonesia
memiliki unit gugus tugas (task force), atau lembaga khusus, yang bertugas memantau
perkembangan ekonomi dan dinamika penyusunan standar akuntansi dan pelaporan
keuangan di kancah internasional

Dampak dari adanya konvergensi IFRS


Dalam rangka menyongsong pemberlakuan Standar Akuntansi Keuangan yang sudah secara
penuh menggunakan standar akuntansi internasional (Konvergensi IFRS) pada awal tahun
39

2012 hendaknya setiap pelaku ekonomi bersiap-siap diri dalam menyambutnya. Hal ini
sangat penting mengingat penerapan konvergensi IFRS dimungkinkan sangat berpengaruh
pada iklim dunia bisnis di Indonesia.

Disisi lain tujuan konvergensi IFRS adalah agar laporan keuangan berdasarkan PSAK tidak
memerlukan rekonsiliasi dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS dan kalaupun ada
diupayakan hanya relatif sedikit sehingga pada akhirnya laporan auditor menyebut
kesesuaian dengan IFRS, dengan demikian diharapkan meningkatkan kegiatan investasi
secara global, memperkecil biaya modal (cost of capital) serta lebih meningkatkan
transparansi perusahaan dalam penyusunan laporan keuangan.

Dengan konvergensi IFRS, PSAK akan bersifat principle-based dan memerlukan professional
judgment, senantiasa peningkatan kompetensi harus pula dibarengi dengan peningkatan
integritas. Peta arah (roadmap) program konvergensi IFRS yang dilakukan melalui tiga
tahapan. Pertama tahap adosi (2008 - 2011) yang meliputi Adopsi seluruh IFRS ke PSAK,
persiapan infrastruktur yang diperlukan, evaluasi dan kelola dampak adopsi terhadap PSAK
yang berlaku. Kedua tahap persiapan akhir (2011) yaitu penyelesaian infrastruktur yang
diperlukan. Ketiga yaitu tahap implementasi (2012) yaitu penerapan pertama kali PSAK yang
sudah mengadopsi seluruh IFRS dan evaluasi dampak penerapan PSAK secara komprehensif.

Program konvergensi IFRS tentu akan menimbulkan berbagai dampak terhadap bisnis antara
lain:
1. Akses ke pendanaan internasional akan lebih terbuka karena laporan keuangan akan
lebih mudah dikomunikasikan ke investor global.
2. Relevansi laporan keuangan akan meningkat karena lebih banyak menggunakan nilai
wajar.
3. Disisi lain, kinerja keuangan (laporan laba rugi) akan lebih fluktuatif apabila harga-
harga fluktuatif.
4. Smoothing income menjadi semakin sulit dengan penggunakan balance sheet
approach dan fair value.
5. Principle-based standards mungkin menyebabkan keterbandingan laporan keuangan
sedikit menurun yakni bila penggunaan professional judgment ditumpangi dengan
kepentingan untuk mengatur laba (earning management).
6. Penggunaan off balance sheet semakin terbatas.

SAK Update 2011


Berikut ini merupakan perkembangan Standar Akuntansi keuangan per 1 Januari 2011. SAK
ini diperbaharui sesuai perkembangan SAK di Indonesia sebagai dampak program
konvergensi IFRS yang sedang dilaksanakan DSAK IAI.

Tanggal
PSAK per Januari 2011 yang Telah Disahkan
efektif
PSAK 1 ( revisi
Penyajian Laporan Keuangan 01-Jan-11
2009)
40

PSAK 5 (Revisi
Segmen Operasi 01-Jan-11
2009)
PSAK 12 (Revisi
Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama 01-Jan-11
2009)
PSAK 15 (Revisi
Investasi pada Entitas Asosiasi 01-Jan-11
2009)
PSAK 25 (Revisi Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi,
01-Jan-11
2009) dan Kesalahan
PSAK 57 (Revisi
Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi 01-Jan-11
2009)
PSAK 58 (Revisi Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi
01-Jan-11
2009) yang Dihentikan

Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi,


ISAK 9 01-Jan-11
Restorasi, dan Liabilitas Serupa

ISAK 10 Program Loyalitas Pelanggan 01-Jan-11


ISAK 11 Distrubusi Aset Nonkas kepada Pemilik 01-Jan-11
Pengendalian Bersama Entitas : Kontribusi Nonmoneter
ISAK 12 01-Jan-11
oleh Venturer
Pencabutan PSAK 41: Akuntansi Waran dan PSAK 43
PPSAK 2 01-Jan-10
Akuntansi Anjak Piutang
Pencabutan PSAK 54: Akuntansi Rekstrukturisasi Utang
PPSAK 3 01-Jan-10
Piutang Bermasalah
PSAK 2 (revisi
Laporan Arus Kas 01-Jan-11
2009)
PSAK 4 (revisi Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan
01-Jan-11
2009) Tersendiri
ISAK 7 Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus 01-Jan-11

Pencabutan PSAK 31:Akuntansi Perbankan, PSAK 42:


PPSAK 4 Akuntansi Perusahaan Efek, dan PSAK 49: Akuntansi 01-Jan-10
Perusahaan Reksa Dana

Pencabutan ISAK 06 : Interpretasi atas paragraf 12 dan 16


PPSAK 5 PSAK 55 (1999) tentang Instrumen Derivatif Melekat 01-Jan-10
pada Kontrak Dalam Mata Uang Asing.
01-Jan-12
PSAK 10 (revisi Penerapan
Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing
2010) dini
diijinkan

ISAK 13 Lindung Nilai Investasi Neto Kegiatan Usaha Luar Negeri. 01-Jan-12
41

PSAK 48 (revisi
Penurunan Nilai Aset 01-Jan-11
2009)
PSAK 19 (Revisi
Aset Takberwujud 01-Jan-11
2010)
PSAK 22(revisi
Kombinasi Bisnis 01-Jan-11
2010)
PSAK 23 (revisi
Pendapatan 01-Jan-11
2010)
PSAK 7(revisi
Pengungkapan Pihak-pihak berelasi 01-Jan-12
2009)
ISAK 14 Aset Takberwujud-Biaya Situs Web 01-Jan-11
PSAK 3 (revisi
Laporan Keuangan Interim 01-Jan-11
2010)
PSAK 18 (revisi
Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya 01-Jan-12
2010)
PSAK 24 (revisi
Imbalan Kerja 01-Jan-12
2010):
PSAK 24-Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan
ISAK 15 01-Jan-12
Pendanaan Minimum dan Interaksinya

ISAK 17 Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai 01-Jan-11


PSAK 60 Instrumen Keuangan:Pengungkapan 01-Jan-12
PSAK 50 (Revisi
Insurumen Keuangan: Penyajian 01-Jan-12
2010)
PSAK 8 (Revisi
Peristiwa Setelah Periode Pelaporan 01-Jan-11
2010)
ED PSAK 34
Akuntansi Kontrak Konstruksi 01-Jan-12
(Revisi 2010)
PSAK 46 (Revisi
Akuntansi Pajak Penghasilan 01-Jan-12
2010)
Pajak penghasilan - Perubahan Dalam Status Pajak Entitas
ISAK 20 01-Jan-12
atau Para Pemegang Saham
Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan
PSAK 61 01-Jan-12
Pemerintah
Bantuan Pemerintah – Tidak Ada Relasi Spesifik dengan
ISAK 18 01-Jan-12
Aktivitas Operasi
PPSAK 8 Pencabutan PSAK 27: Akuntansi Perkoperasian 01-Jan-12
PSAK 53 (Revisi
Pembayaran Berbasis Saham 01-Jan-12
2010)
Tanggal
ED PSAK per Januari 2011 Menunggu Masukan Publik
Efektif

PPSAK 6 Pencabutan PSAK 21: Akuntansi Ekuitas, ISAK 1: Sejak


42

Interpretasi atas Paragraf 23 PSAK No. 21 tentang pengesahan


Penentuan Harga Pasar Dividen Saham; ISAK 2 PPSAK ini.
Interpretasi atas Penyajian Piutang pada Pemesan Saham
dan ISAK 3 Interpretasi tentang Perlakuan Akuntansi atas
Pemberian Sumbangan atau Bantuan.
Pencabutan PSAK 44: Akuntansi Aktivitas Pengembangan
PPSAK 7 01-Jan-12
Real Estat
ED ISAK 16 Perjanjian Konsesi Jasa 01-Jan-12
ED PSAK 63 Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi 01-Jan-12

Penerapan Pendekatan Penyajian Kembali dalam PSAK


ED ISAK 19 01-Jan-12
63: Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi
ED PSAK 45
Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba 01-Jan-12
(Revisi 2010)
ED ISAK 21 Perjanjian Konstruksi Real Estat 01-Jan-12

Tanggal
ED PSAK per 1 Januari 2011 yang akan Public Hearing
Efektif

ED PSAK 28
Akuntansi Asuransi Kerugian 01-Jan-12
(Revisi 2010)
ED PSAK 36
Akuntansi Asuransi Jiwa 01-Jan-12
(Revisi 2010)
ED PSAK 56
Laba per Saham 01-Jan-12
(Revisi 2010)
ED PSAK 62
Kontrak Asuransi 01-Jan-12
(Revisi 2010)
ED PPSAK 9 Pencabutan PSAK 47: Akuntansi Tanah 01-Jan-12

ED PPSAK 10 Pencabutan PSAK 51: Akuntansi kuasi reorganisasi 01-Jan-12


43

Contoh Kasus

Anda mungkin juga menyukai