MAKALAH
TEORI AKUNTANSI
STANDAR AKUNTANSI
Kelompok VII
PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi, akuntansi juga turut berkembang
sesuai dengan tuntutan dunia ekonomi dan bisnis. Tentunya perkembangan akuntansi sendiri
membawa dampak positif bagi para pelaku ekonomi dan semua pihak yang terlibat. Tetapi
bagaimana jadinya bila semua negara mengembangkan akuntansi secara semena-mena untuk
kemajuan perekonomian di negaranya sendiri? Dan bagaimana pula cara untuk mengukur
perkembangan suatu usaha jika indikator dan parameter di setiap negara tidaklah sama?
Untuk menjawab semua pertanyaan tersebut, maka dibuatlah standar akuntansi sebagai
patokan bagi tiap instansi dalam melaksanakan praktek akuntansi. Dimana seiring dengan
perkembangan jaman dibutuhkan suatu standar akuntansi yang bersifat global yang
berkualitas tinggi dan kerangka akuntasi berbasiskan prinsip yang meliputi penilaian
profesional yang kuat dengan disclosure yang jelas dan transparan mengenai substansi
ekonomis transaksi, penjelasan hingga mencapai kesimpulan tertentu, dan akuntansi terkait
transaksi tersebut. Dengan demikian, pengguna laporan keuangan dapat dengan mudah
Oleh karena itu, makalah ini membahas mengenai standar akuntansi di beberapa
negara dan juga standar akuntansi internasional yaitu IFRS agar memberikan kita
Akuntansi memiliki kerangka teori konseptual yang menjadi dasar pelaksanaan teknik-
tekniknya, kerangka dasar konseptual ini terdiri dari standar(teknik, prinsip) dan praktik yang
sudah diterima oleh umum karena kegunaannya dan kelogisannya. Standar itu disebut standar
akuntansi, di Indonesia berlaku Prinsip Akuntansi Keuangan(SAK) Indonesia kemudian
menjadi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan(PSAK). Sedang di USA berlaku General
Accepted Accounting Principle(GAAP), kemudian Accounting Principle Board Statement
dan terakhir menjadi FASB Statements. SAK merupakan pedoman bagi siapa saja dalam
menyusun laporan keuangan yang akan diterima oleh umum.
Standar akuntansi mencakup konvensi, peraturan, dan prosedur yang sudah disusun dan
disahkan oleh lembaga resmi (Standard Setting Body) pada saat tertentu. Standar ini
merupakan consensus pada kala itu tentang pencatatan sumber-sumber ekonomi, kewajiban,
modal, hasil, biaya, dan perubahannya dalam bentuk laporan keuangan. Dalam standar ini
dijelaskan transaksi apa yang harus dicatat; bagaimana mencatatnya, dan bagaimana
mengungkapkannya dalam laporan keuangan yang akan disajikan.
Standar akuntansi ini merupakan masalah penting dalam profesi dan semua pemakai
laporan yang memiliki kepentingan terhadapnya. Oleh karena itu, mekanisme penyusunan
standar akuntansi harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kepuasan kepada
semua pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan. Standar akuntansi ini akan
terus-menerus berubah dan berkembang sesuai perkembangan dan tuntutan masyarakat.
Belkaoui(1985) mengemukakan alasan pentingnya standar akuntansi yang relevan sebagai
berikut:
3. Memberikan data base kepada regulator tentang berbagai informasi yang dianggap
penting dalam perhitungan pajak, peraturan tentang perusahaan, perencanaan dan
pengaturan ekonomi, dan peningkatan efesiensi ekonomi, dan peningkatan efesiensi
ekonomi, dan tujuan-tujuan makro lainnya.
4. Dapat menarik perhatian para ahli dan praktisi di bidang teori dan standar akuntansi.
Semakin banyak standar yang dikeluarkan, semakin banyak kontroversi dan semakin
bergairah untuk berdebat, berpolemik, dan melakukan penelitian.
Standar akuntansi saat ini umumnya disusun oleh lembaga resmi yang diakui
pemerintah, profesi, dan umum. Kalau di Indonesia yang berwenang menyusun ini adalah
Dewan Standar Akuntansi Keuangan yang berada di bawah naungan IAI(Ikatan Akuntansi
Indonesia). Dewan Standar Akuntansi menyerahkan hasil kerjanya kepada Komite Pensahan
Standar Akuntansi Keuangan Indonesia dan akhirnya akan ditetapkan dan disahkan dalam
kongres IAI. Sementara itu, di USA sekarang lembaga yang berwenang mensahkan standar
akuntansi(standard setting body) adalah Financial Accounting Standard Board(FASB) yang
bebas dari pengaruh profesi secara langsung. Namun, pda mulanya standar akuntansi
dilahirkan oleh AICPA. FASB mengeluarkan Statement of Financial Accounting Standards
dan Interpretation bersama dengan Accounting Research Bulletin yang dikeluarkan oleh
AICPA.
1. Dasar
Dasar GAAP disebutkan going concern, substance over form, neutrality, accrual
basis, conservatism, materiality.
2. Lantai I
a. FASB Statement
b. FASB Interpretations
5
c. APB Opinions
d. ARS Bulletins yang dikeluarkan AICPA
e.
3. Lantai II
a. AICPA Industry Audit Guides
b. AICPA Industry Accounting Guides
c. AICPA Statement of Position
4. Lantai III
5. Lantai IV
a. APB Statement
e. Buku-buku teks
Profesi Akuntansi mempunyai kaitan erat dengan FASB atau SFAS karena diatur dalam kode
etik maupun GAAP. Dalam kode etik AICPA disebutkan sebagai berikut:
Rule 203
”Setiap akuntan tidak dibenarkan mengeluarkan pendapat bahwa laporan keuangan adalah
wajar sesuai dengan GAAP jika laporan tersebut tidak sesuai dengan FASB Statement &
Interpretation, atau APB Opinion, atau ARS Bulletin, kecuali jika akuntan yang bersangkutan
dapat menunjukkan bahwa dengan menggunakannya dapat menimbulkan salah pengertian.”
Rule 204
”Akuntan harus menjelaskan alasan untuk tidak menggunakan pedoman FASB yang
berkaitan dengan pengungkapan informasi di luar laporan keuangan yang dipublisir seperti
seperti data tambahan untuk menyesuaikan pengaruh inflasi dalam laporan keuangan.”
”Laporan akuntan harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan
Standar Prinsip Akuntansi Keuangan Indonesia.”
Dalam nada yang sama, GAAP yang berlaku di USA menjelaskan hubungan yang erat itu
sebagai berikut:
The report shall state whether the financial statement are presented in accordance with
general accepted principle of accounting
8
2. GAAP untuk organisasi sosial yang tidak bertujuan untuk mencari laba
(nirlaba)
Pernyusunan standar akuntansi (GAAP) ini adalah wewenang dari Financial Accounting
Foundation (FAF) yang mempunyai dua dewan sebagai berikut:
2. Financial Accounting Standard Board (FASB) yang didirikan tahun 1973 yang
merupakan kelanjutan dari Accounting Principal Board. Dewan inilah yang menyusun
dan mengeluarkan standar akuntansi dalam bentuk FASB Statements & Intrepretation.
Adapun pihak yang ikut serta dalam menyusun standar akuntansi di Amerika adalah:
9. Dan lain-lain
Berikut ini adalah profil yang terlibat dalam penyusunan standar akuntansi di Amerika:
Banyak pengaruh prinsipil yang disarankan kantor akuntan besar ini dalam
perkembangan akuntansi secara keseluruhan. Sebelum adanya standar yang baku,
masing-masing kantor ini sebenaranya sudah memiliki praktik aknuntansi yang
mungkin berbeda antara satu kantor dengan kantor lain. Mereka banyak mengeluarkan
dana untuk kepentingan riset dan pengembangan profesi akuntansi secara
keseluruhan.
Pada tahun terakhir ini dari beberapa kantor akuntan sudah melakukan merger
sekarang dikenal dengan Big 5 (1998-2001) yang terdiri dari:
1. Arthur Andersen;
3. Pricewaterhouse;
4. Deloitte Touche;
5. KPMG
Karena Arthur Andersen bubar karena kasus Enron (2002), saat ini dikenal dengan
Big 4, yang terdiri dari:
2. Pricewaterhouse;
3. Deloitte Touche;
4. KPMG
Pada tahun 1930 AICPA menunjuk tim yang bekerja sama dengan SEC dan
terbentuklah sebuah komite yang disebut Committee on Accounting Procedures yang
anggotanya terdiri dari praktisi di bidang Akuntansi Publik. Komite ini selama masa
kerjanya mengeluarkan 51 Accounting Research Bulletins (ARB) dari tahun 1939
sampai tahun 1959.
Komite ini berhasil menelorkan beberapa standar akuntansi, tetapi tidak berhasil
merumuskan struktur dari standar akuntansi dan akhirnya pada tahun 1959 AICPA
membentuk APB (Accounting Principle Board). Badan ini lebih banyak
wewenangnya dari komite sebelumnya, anggotanya berjumlah 18-21 orang yang
berasal dari praktisi akuntan publi, perusahaan dan akademisi. Badan ini
mengeluarkan APB Opinion sebanyak 31 yaitu dari tahun 1959 sampai dengan 1973.
Pada tahun 1971 karena kekhawatiran akan campur tangan pemerintah terhadap
penyusunan standar akuntansi, AICPA menunjuk Wheat Commitee yang
membubarkan APB dan membentuk FAF (Financial Accounting Foundation) serta
membawahi FASB, FASAC (Financial Accounting Standard Advisory Council).
FASB dibandingkan dengan APB mempunyai perbedaan sebagai berikut :
11
e. Badan ini diwakili lebih luas dari kelompok profesi dan bisnis.
c. Technical Bulletins.
b. Membentuk task force yang beranggotakan para ahli dan praktisi yang akan
mempelajari literatur dan selanjutnya disusun rumusan dalam bentuk
discussion memorandum yang menjelaskan standar yang berkaitan dengan
masalah akuntansi yang dirumuskan. Memorandum ini biasanya berisi
pembahasan dari segala aspek degandaftar literartur yang banyak dan
mengemukakan permasalahan-permasalahan dan alternatif pemecahannya
tanpa dibuat kesimpulan.
f. Exposure draft ini dibagikan kepada umum khususnya profesi akuntansi dan
bisnis untuk dibahas selama 30 hari.
Setelah input diterima dan dianalisis dan dibuka public hearing kedua untuk
membahas exposure draft, maka dikeluarkanlah sikap FASB yang mungkin berupa :
b. Menyarankan revisi atas draft dan seterusnya prosedur tadi diulang lagi.
Situasi seperti ini masih juga berlaku di Indonesia yang untuk pengelolaan
pasar modal diwakili oleh badan Pengawas Pasar Modal ( Bapepapm). Pada
prinsipnya Bapepam menyetujui/mewajibkan agar laporan keuangan
perusahaan yang go public harus disusun sesuai dengan PSAK. Namun, ada
hala-hal tertentu di mana Bapepam memiliki peraturan sendiri yang mungkin
berbeda dengan PSAK.
Pada mulanya, pendekatan AAA dalam merumuskan teori akuntansi adalah induktif
dan akhirnya secara perlahan-lahan berpindah mengikuti pola deduktif setelah revisi
buku Accounting and Reporting Standards for Corporate Financial Statement pada
16
tahun 1957. Anggota AAA yang umumnya adalah professor dan peneliti senior yang
memiliki pengetahuan yang luas di bidangnya merupakan mata air dan sumber
inspirasi standar akuntansi. Mereka melakukan penelitian dan penerbitan melalui
majalah –majalah bulletin, dan jurnal – jurnal akuntansi terkenal seperti Accounting
Review. Pengaruh dari tulisan-tulisan tersebut tentu meiliki peranan penting dalam
formulasi standar akuntansi.
Di AS tidak ada persyaratan hukum yang mewajibkan publikasi laporan keuangan periodik
yang telah diaudit kecuali ketentuan lembaga regulator misalnya SEC. AS menyukai regulasi
akuntansi yang mendetail. Praktik akuntansi keuangan di AS menekankan pada segmentasi
dan spesialisasi. Dalam penyusunan standar akuntansi keuangan AS sangat berpegang pada
kerangka teoritis konsepsual yang ditetapkan FASB sebagai berikut.
1. Tujuan Pelaporan Keuangan oleh Perusahaan yang bertujuan mencari laba yang
diterbitkan November 1978.
2. Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi yang diterbitkan Mei 1980 kemudian
direvisi dengan Statement Nomor 6, Desember 1980.
3. Tujuan Pelaporan Keuangan Organisasi Nonprofit diterbitkan Desember 1980.
4. Pengakuan dan Pengukuran Dalam Laporan Keuangan Perusahaan Bisnis diterbitkaan
Desember 1984.
5. Elemen-Elemen Laporan Keuangan yang diterbitkan pada Desember 1985.
FASB mempunyai tujuh anggota full time, yaitu tiga orang berasal dari praktisi akuntansi
profesional (CPA), dua orang anggota dari industri dan masing-masing satu dari akademi dan
pemerintah. Anggota-anggota dewan harus memutuskan semua ikatan ekonomi dan
organisasi dengan tempat kerja atau kepemilikan sebelumnya.
Fungsi FASB dijelaskan secara jelas dalam mission statementnya, yaitu untuk membentuk
dan mengembangkan standar-standar akuntansi dan pelaporan keuangan sebagai pedoman
dan pendidikan bagi publik, termasuk penerbit laporan keuangan, auditor dan pemakai
19
laporan keuangan. FASB juga membentuk konsep-konsep akuntansi yang luas seta standar-
standar bagi pelaporan keuangan selain itu juga menyediakan pedoman mengenai
implementasi standar-standar tersebut.
Umumnya karena harus melewati begitu banyak prosedur, perlu dua tahun atau lebih untuk
membentuk standar akuntansi dan akhirnya menerbitkan standar akuntansi keuangan yang
baru. Standar akuntansi yang diterima umum (GAAP) adalah jumlah total dari semua standar,
aturan dan regulasi akuntasi keuangan yang harus diperhatikan dalam penyiapan laporan
keuangan yang dapat diterima oleh SEC. Statement of Financial Accounting Standards
(SFAS) merupakan komponen utama dari GAAP.
Sampai pada tahun 1990, FASB telah mengeluarkan 106 SAFS. Topik-topik yang penting
meliputi :
106. Akuntansi Pemberi Kerja Bagi Manfaat-manfaat Pasca Kerja selain 1990
Pensiun
Salah satu yang unik bagi AS adalah jika metode LIFO digunakan bagi tujuan pajak
federal, juga harus digunakan tujuan laporan keuangan. Jika “cadangan” LIFO material, harus
diberi catatan atas laporan keuangan. Upward valuation dari aset-aset jangka panjang tidak
boleh diestimasi untuk kegunaan-ekonomis dengan menentukan lamanya periode depresiasi
dan amortisasi. Biaya R&D tidak dikapitalisasi (menurut SFAS No. 2), diterapkan dalam
pengakuan biaya pengembangan software. Goodwill dicatat sebagi aset dan diamortisasikan
selama periode tidak melebihi 40 tahun. Aturan-aturan pengukuran dengan asumsi-asumsi
aktuarial harus dibuat dan metode-metode biaya yang digunakan harus ditentukan, kontijensi
dicatat jika dapat diidentifikasikan dan dapat diukur. Deferred credit method diwajibkan
dalam mengakui alokasi pajak komprehensif sampai tahun 1991 dan stelah itu diganti dengan
sebutan liability method dari SFAS No. 96.
Ekuitas pemilik berdasarkan kontribusi modal dan laba ditahan (yaitu semua laba/rugi
sejak perusahaan didirikan, dikurangi distribusi dividen atau penarikan oleh pemilik dan prior
period adjustments). Kontrak konstruksi dapat diukur dengan completed-contracts method
atau percentage-of-completion method. Metode pooling-of-interest menjadi batasan ketaatan
(compliance), karenanya sebagian penggabungan bisnis dicatat dengan purchase method.
21
Distribusi saham kepemilikan diukur pada nilai pasar saham pada saat distribusi yang
merupakan aturan mengikat bagi perusahaan.
Mengenai efek perubahan harga, APB merekomendasikan penyajian sesuai tingkat harga
umum (tahun 1969), SC mewajibkan perusahaan-perusahaan melampirkan data current-cost
tertentu sebagai pelengkap (tahun 1976), kemudian FASB mengeluarkan SFAS No. 33:
mewajibkan sekitar 1000 perusahaan besar AS melaporkan efek perubahan harga, yang
kemudian peraturan ini dibekukan. Menyebabkan pengukuran efek perubahan tingkat harga
tidak lagi dilaporkan ke publik sejak tahun 1985.
Krisis industri simpan-pinjam selama dekade 1980-an terdapat berbagai usulan terutama
SEC yang mendesak pemakaian pengukuran mark to market bagi aset yang disimpan dalam
portofolio bank, karena selama masa resesi atau depresi akan mengurangi nilai aset jangka
panjang tertentu.
Dalam proses perumusan standar akuntansi, Belkaoui (1985) memberikan tiga fase berikut.
Dalam fase ini manajemen dianggap memeiliki peranan yang besar dalam merumuskan
standar akuntansi. Peranan ini muncul sebagai akibat dari bertambahnya investor (pemilik
perusahaan) dan peranannya yang besar dalam perkembangan perusahaan setelah tahun 1900.
Pemisahan fungsi antara pemilik dan manajemen menimbulkan kekuasaan besar di tangan
manajemen dalam mengontrol perusahaan sekaligus menyajikan laporan keuangan sehingga
standar akuntansi yang muncul banyak berasal dari manajemen.
Jika situasi manajemen mempengaruhi penyusunan standar akuntansi, terjadi keadaan
sebagai berikut ( Belkaoui 1985).
a. Banyak teknik/ standar akuntansi lemah dari segi teoritis, metode pemecahan
masalah akuntansi adalah pragmatis bukan didasarkan pada teori.
b. Fokus perhatian manajemen adalah hanya keinginan untuk menentukan Lba
kena Pajak dan upaya mengurangi baban pajak.
22
Pada fase ini perumusan standar akuntansi didominasi oleh profesi. Pada periode
organisasi tumbuh dan berkembang dengan pesat. Pada fase ini pulalah keluar Securities
Acts, yaitu peraturan tentang modal pada tahun 1933 dan 1934 yang merupakan bentuk
campur tangan pemerintah dalam akuntansi. AICPA pada tahun 1933-1959 menerbitkan
Accounting Research Bulletin dan 1959-1973 diterbitkan APB Opinion, demikian juga
AAA sebagai organisasi melakukan penelitian dan penerbitan tentang kerangka teori
akuntansi. Pada periode ini organisasi profesi memiliki peranan yang dominan dan
perumusan standar akuntansi.
Dominasi profesi ini juga memberikan dampak sebagai berikut.
a. Asosiasi dan organisasi-organisasi profesi belum yakin terhadap kerangka teori yang
sudah ada.
b. Kekuatan/otoritasnya tidak jelas.
c. Adanya beberapa alternative menimbulkan timbulnya flexibilitas dalam menerapkan
standar akuntansi.
Kelemahan yang terdapat pada fase peranan manajemen dan fase profesi menimbulkan
kecenderungan pada metode yang lebih condong deduktif dan politisasi (keikiutsertaan
pemerintah) dalam penyusunan standar akuntansi. Standar akuntansi dianggap mempengaruhi
masyarakat sehingga dapat dijadikan dasar untuk masuknya unsur politik dalam perumusan
23
standar akuntansi. Pada fase ini FASB lahir yang merupakan peleburan dari unsur praktisi,
bisnis, akademi, dan lembaga formal.
Di USA sendiri masalah akuntansi sudah pernak menjadi agenda kongres yang dikenal
dengan Metcalf Report yang berjudul The Accounting Establishment. Laporan ini menuduh
kantor akuntan yang tergabung dalam “Big8” melakukan monopoli terhadap audit
perusahaan-perusahaan besar dan proses penyusunan standar akuntansi. Dalam laporan ini
dapat dilihat kaitan antara Big 8 dengan FASB sebagaimana dalam gambar sebagai berikut.
Ikatan Akuntan Indonesia adalah organisasi profesi akuntan yang juga merupakan
badan yang menyusun standar akuntansi keuangan di Indonesia. Organisasi profesi ini terus
berusaha menaggapi perkembangan akuntansi keuangan baik di tingkat nasional, regional
maupu global, khususnya yang mempengaruhi dunia usaha dan profesi akuntansi sendiri.
Perkembangan standar akuntansi keuangan sejak berdirinya IAI pada tahun 1957 hingga kini
terus dilakukan secara terus menerus. Pada tahun 1973 terbentuk Panitia Penghimpun Bahan-
bahan dan Struktur GAAP dan GAAS. Dan pada tahun 1974 dibentuk Komite Prinsip
24
Akuntansi Indonesia (Komite PAI) yang bertugas menyusun standar keuangan. Komite PAI
telah bertugas selama 4 periode kepengurusan IAI sejak tahun 1974 hingga 1994 dengan
susunan personel yang terus diperbaharui. Pada kepengurusan IAI tahun 1994-1998 nama
Komite PAI diubah menjadi Komiter Standar Akuntansi Keuangan (Komite SAK), kemudian
pada kongres VIII, tanggal 23-24 September 1998 di jakarta, Komite SAK diubah menjadi
dewan Standar Akuntansi Keuangan untuk masa bakti 1998-2000 dan diberikan otonomi
untuk menyusun dan mengesahkan PSAK>
Sejak IAI berdiri telah dihasilkan 3 standar akuntansi keuangan sebagai berikut :
1. Pada ttahun 1973 untuk pertama kali IAI menerbbitkan suatu buku Prinsip Akuntansi
Indonesia (PAI) yang sebagian besar merupakan terjemahan buku Paul grady,
penerbitan ini dipicu oleh diaktifkannya pasar modal di Indonesia pada tahun 1973.
2. Pada tahun 1984 buku Prinsip Akuntansi Indonesia 1984 yang menggantikan PAI
1973 diterbitkan. Komite PAI melakukan revisi secara mendasar terhadap PAI 1973.
3. pada tahun 1994, IAI kmbali melakukan revisi total PAI 1984 dan sejak itu
mengeluarkan standar keuangan yang diberi nama Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) yang diterbitkan sejak 1 Oktober 1994. Pengembangan standar akuntansi
ketiga ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dunia usaha dan profesi akuntansi
dalam rangka mengikuti dan mengantisipasi perkembanga internasional. Banyak
standar yang dikeluarkan itu sesuai atau sama dengan standar akuntansi internasional
yang dikeluarkan oleh IASC.
United Kingdom (UK), Britania Raya dan Irlandia Utara terdiri dari 4 negara bagian yaitu
: Inggris, Skotlandia, Wales dan irlandia Utara. Walaupun UK memiliki sistem hukum dan
kebijaka moneter dan fiskal yang terpadu, beberapa perbedaan tetap ada. Situasi
perkembangan akuntansi di UK sama uniknya dengan situasi aturan hukum di negara
lainnya. Ketentuan hukum dilaksanakan secara fleksibel dan diterapkan kasuk per kasus.
Dalam lingkungan akuntansi sebagai tambahan aturan umum maka dikeluarkan
rekomendasi akuntansi tambahan yang dibuat melalui organisasi atau lembaga atau jjalur
profesional. Rekomendasi profesional hanya mengikat anggota badan profesi yang
mengikuti rekomendasi tersebut jadi tiidak berlaku wajib secara keseluruhan. Perusahaan
25
Di UK, perusahaan perusahaan bentuk PT yang dimiliki oleh pribadi atau swasta dan
publik diakui. Semua perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas harus diaudit oleh
akuntan independen setiap tahun dan anggota dari empat badan akuntansi sektor swasta
pertama di atas diberi wewenang untuk melakukan audit.
Konsep dan praktik akuntansi di Inggris ini telah mempengaruhi akuntansi secara
global terutama terhadap negara-negara bekas jajahan Inggris, misalnya akuntansi di
Australia, Kanada, serta negara persemakmuran lainnya seperti Kenya, India, Hongkong,
Selandia Baru, Singapura dan Afrika Selatan. Memang tidak persis sama, tetapi banyak
pengaruhya terhadap sistem akuntansi di negara yang bersangkutan. Hal ini bahkan
menimbulkan munculnya model akuntansi Inggris.
26
Hanya ada dua sumber standar akuntansi di UK, yaitu company act dan standar
profesi akuntansi. Lima prinsip akuntansi dasar yang tercantum langsung dalam
perundang-undangan adalah sebagai berikut:
SORPs dikeluarkan dalam dua kategori, yaitu kategori umum, keputusan tahun 1986
berjudul Pension Scheme Account. Dan kategori khusus, keputusan yang dikeluarkan pada
tahun 1986 berjudul Pension Scheme Account. Dan kategori khusus, keputusan yang
dikeluarkan pada tahun 1986, yaitu Disclosure about Oil dan Gas Exploration and
Production Activities. Sampai pada tahun 1990, penerbitan standar akuntansi sulit
dilakuakan di UK karena ASSC dan ASB berada di bawah Consultative Committee of
Accountancy Bodies tadi.
seorang ketua, seorang direktur tekni yang bekerja full time, dan 7 orang anggota part
time. ASB diberi wewenang untuk mengeluarkan standar akuntansi. ASB beroperasi mirip
dengan pendahulunya, AASC dan FASB di Amerika.
Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
28
Namun perlu juga diketahui bahwa prinsip akuntansi juga membuka peluang bagi
akuntan untuk memilih berbagai alternnatif standar akuntansi yang sama-sama dibenarkan.
Oleh karena itu, adakalanya perusahaan ingin mengubah standar akuntansi yang berbeda
mengatur perubahan in?
Istilah “prinsip akuntansi yang berlaku umum” merupakan padaan dari kata “
Generally Accepted Accounting atau GAAP” dan adalah suatu istilah teknis akuntansi yang
mencakup konvensi, aturan dan prosedur yang diperlukan untuk membatasi praktik akuntansi
yang berlaku umum di wilayah tertentu pada saat tertentu. Prinsip akuntansi yang berlaku
umum di suatu negara tertentu mungkin berbeda dari prinsip akuntansi yang berlaku di
negara lain. Oleh karena itu untuk laporan keuangan yang akan didistribusikan kepada umum
di Indonesia.
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tidak semuanya berupa fakta. Ada
informasi yang diukur berdasarkan taksiran (seperti nilai buku aktiva tetap, kerugian piutang)
dan ada informasi yang pada tanggal penyajian laporan keuangan berasal dari transaksi yang
belum selesai secara tuntas misalnya contingent liability atau utang bersyarat.
Suatu perubahan dalam prinsip akuntansi terjadi karena adanya pemakaian suatu
prinsip akutansi yang berlaku umum di Indonesia dalam suatu periode berbeda dengan
yang digunkan dalam periode sebelumnya. Istilah prinsip akuntansi meliputi, misalnya
suatu perubahan dari metode depresiasi garis lurus (straight line method) menjadi metode
double declining. Standar konsistensi harus dapat diterapkan untuk jenis perubahan ini dan
29
perlu diungkapkan dalam laporan keuangan. bagi auditor keadaan ini harus dilaporkan
melalui penambahan paragraf penjelasan yang dicantumkan setelah paragraf pendapat.
perubahan ini dapat berupa : perubahan entitas, taksiran atau prinsip.
Karena perubahan dalam entitas yang membuat laporan merupakan betuk khusus
perubahan dalam prinsip akuntansi, standar konsistensi juga berlaku. Dalam standar
pengungkapan, perubahan dalam entitas dari penyaji laporan harus dinyatakan dalam
laporan keuangan yang meliputi :
Jika laporna keuangan satu tahun saja yang disajikan dalam tahun selesainya
penggabungan, catatan atas laporan keuangan harus mengungkapkan dengan lengkap
transaksi penggabungan kepentingan yang terjadi dan menyatakan pendapatan (revenues),
unsur-unsur luar biasa, dan laba bersih masing-masing perusahaan yang digabungkan
untuk tahun sebelumnya dalam bentuk gabungan. Tidak diungkapkannya transaksi
penggabungan kepentingan dan dampaknya atas tahun sebelumnya mengharuskan auditor
memberikan pendapat wajar dengan pengecualian karena kurangnya pengungkapan dan
dapat menyebabkan auditor menambah paragraf penjelasan dalam laporannya karena
adanya ketidakkonsistenan.
Untuk tujuan penerapan standar konsistensi, suatu perubahan dalam entitas yang
membuat laporan dipandang tidak terjadi pada pembentukan, penghentian, pembelian atau
pelepasan suatu anak perusahaan atau unit usaha lainnya
Perubahan suatu prinsip akutansi yang tidak berlaku umum ke suatu prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia, termasuk koreksi kesalahan dalam penerapan suatu
prinsip keadaan ini merupakan suatu koreksi kesalahan. Walaupun bentuk perubahan
prinsip akuntansi ini harus dipertanggungjawabkan sebagai bentuk koreksi kesalahan,
namun perubahan ini harus dikemukakan dalam laporan keuangan. oleh auditor harus
dijelaskan melalui penambahan parahraf penjelasan
Perubahan dalam Prinsip yang Tidak Dapat Dipisahkan dari Perubahan dalam
Estimasi Akuntansi
Suatu perubahan dalam prinsip akuntansi mungkin tidak dapat dipisahkan dari
pengaruh perubahan dalam estimasi akuntansi. Walaupun perlakuan akuntansi untuk
perubahan semacam itu sama dengan perlakuan akuntansi untuk perubahan yang hanya
31
Untuk kepentingan penyajian arus kas, prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia menyatakan berikut ini: “Suatu perusahaan harus mengungkapkan kebijakannya
dalam menentukan unsur-unsur yang diperlukan setara kas(cash equivalents)”. Suatu
perubahan dalam kebijakan ini merupakan perubahan dalam prinsip akuntansi yang harus
diperhitungkan dampaknya, dengan menyatakan kembali laporan arus kas tahun
sebelumnya, yang disajikan dalam bentuk laporan arus kas komparatif. Oleh karena itu,
perubahan semacam ini harus dikemukakan dalam laporan auditor melalui penambahan
paragraf penjelasan.
Taksiran akuntansi berubah begitu suatu peristiwa baru terjadi dan begitu pengalaman
dan informasi baru diperoleh. Bentuk perubahan akuntansi ini diperlukan oleh keadaan yang
berubah yang mempengaruhi daya banding laporan keuangan, tetapi tidak melibatkan standar
konsistensi. Perubahan ini harus tidak mempunyai pengaruh terhadap perubahan prinsip
akuntansi. Jika benar tidak mengubah prinsip konsistensi, tidak perlu memberikan penjelasan
mengenai perubahan tersebut dalam laporan keuangan. Namun, jika perubajan akuntansi
semacam itu mempunyai pengaruh material terhadap laporan keuangan yang memerlukan
pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan.
32
Korelasi kesalahan dari laporan keuangan tahun sebelumnya yang disebabkan oleh
kesalahan perhitungan(mathematical mistakes), kekeliruan atau kesalahan penggunaan fakta
yang timbul pada saat laporan keuangan dipersiapkan, tidak melibatkan standar konsistensi,
jika tidak ada unsure prinsip akuntansi atau penerapannya yang terkait di dalamnya. Oleh
karena itu, tidak perlu koreksi dalam laporannya.
Klasifikasi dalam laporan keuangan tahun berjalan dapat berbeda dari klasifikasi dalam
laporan keuangan tahun sebelumnya. Walaupun perubahan dalam klasifikasi biasanya tidak
terlalu penting untuk diungkapkan, perubahan yang material dalam klasifikasi harus
ditunjukkan dan dijelaskan dalam laporan keuangan yang diterbitkan dalam tahun
sebelumnya dengan tujuan untuk mempertinggi daya banding laporan tersebut dengan
laporan keuangan tahun berjalan, biasanya tidak perlu disebut dalam laporan keuangan.
Prinsip akuntansi dipilih pada saat peristiwa atau pada saat transaksi pertama kali
mempunyai pengaruh yang material. Penerapan prinsip tersebut, demikian pula perubahan
atau pemakaian suatu prinsip akuntansi yang menjadi perlu karena transaksi atau peristiwa
yang secara jelas berbeda sekali dengan yang terjadi dalam periode sebelumnya, tidak
berkaitan dengan standar konsistensi, walaupun pengungkapan dalam catatan atas laporan
keuangan mungkin diperlukan.
Menurut standar yang berlaku, agar laporan keuangan disusun sesuai dengan standar
akuntansi, konsistensi penerapan prinsip akuntansi harus diterapkan tanpa memperhatikan
disajikan atau tidaknya laporan keuangan periode sebelumnya. Istilah “periode sekarang”
berarti tahun yang paling dekat, atau periode yang kurang dari satu tahun, yang dilaporkan
oleh auditor. Bila laporan keuangan dibandingkan untuk dua tahun atau lebih, harus
dilaporkan konsistensi penerapan prinsip akuntansi diantara tahun-tahun tersebut dan juga
konsistensi dengan tahun sebelumnya. Jika laporan keuangan suatu perusahaan baru disajikan
pertama kali dan tidak dibandingkan dengan tahun sebelumnya, tidak perlu ada masalah
konsisten. Akan tetapi, jika seandainya laporan keuangan tahun sebelumnya ada, harus
dijelaskan apakah laporan ini disajikan secara konsisten atau tidak.
34
Struktur IFRS
IFRS dianggap sebagai kumpulan standar "dasar prinsip" yang kemudian menetapkan
peraturan badan juga mendikte penerapan-penerapan tertentu.
Standar Laporan Keuangan Internasional mencakup:
Peraturan-peraturan Standar Laporan Keuangan Internasional (Internasional
Financial Reporting Standards (IFRS)) dikeluarkan setelah tahun 2001
Peraturan-peraturan Standar Akuntansi Internasional (International Accounting
Standards (IAS)) dikeluarkan sebelum tahun 2001
Interpretasi yang berasal dari Komite Interpretasi Laporan Keuangan Internasional
(International Financial Reporting Interpretations Committee (IFRIC)) dikelularkan
setelah tahun 2001
Standing Interpretations Committee (SIC) dikeluarkan sebelum tahun 2001
Kerangka Kerja untuk Persiapan dan Presentasi Laporan Keuangan (1989)
(Framework for the Preparation and Presentation of Financial Statements (1989))
laporan keuangan merupakan produk utama dalam mekanisme pasar modal. Efektivitas dan
ketepatan waktu dari informasi keuangan yang transparan yang dapat dibandingkan dan
relevan dibutuhkan oleh semua stakeholder (pekerja, suppliers, customers, institusi
penyedia kredit, bahkan pemerintah). Para stakeholder ini bukan sekadar ingin mengetahui
informasi keuangan dari satu perusahaan saja, melainkan dari banyak perusahaan (jika bisa,
mungkin dari semua perusahaan) dari seluruh belahan dunia untuk diperbandingkan satu
dengan lainnya.
Pertanyaannya, bagaimana kebutuhan ini dapat terpenuhi jika perusahaan-perusahaan
masih menggunakan bentuk dan prinsip pelaporan keuangan yang berbeda-beda?
International Accounting Standards, yang lebih dikenal sebagai International Financial
Reporting Standards(IFRS), merupakan standar tunggal pelaporan akuntansi berkualitas
tinggi dan kerangka akuntasi berbasiskan prinsip yang meliputi penilaian profesional yang
kuat dengan disclosure yang jelas dan transparan mengenai substansi ekonomis transaksi,
penjelasan hingga mencapai kesimpulan tertentu, dan akuntansi terkait transaksi tersebut.
Dengan demikian, pengguna laporan keuangan dapat dengan mudah membandingkan
informasi keuangan entitas antarnegara di berbagai belahan dunia.
Implikasinya, mengadopsi IFRS berarti mengadopsi bahasa pelaporan keuangan global yang
akan membuat suatu perusahaan dapat dimengerti oleh pasar global. Suatu perusahaan
akan memiliki daya saing yang lebih besar ketika mengadopsi IFRS dalam laporan
keuangannya. Tidak mengherankan, banyak perusahaan yang telah mengadopsi IFRS
mengalami kemajuan yang signifikan saat memasuki pasar modal global.
Di dunia internasional, IFRS telah diadopsi oleh banyak negara, termasuk negara-negara Uni
Eropa, Afrika, Asia, Amerika Latin dan Australia. Di kawasan Asia, Hong Kong, Filipina dan
Singapura pun telah mengadopsinya. Sejak 2008, diperkirakan sekitar 80 negara
mengharuskan perusahaan yang telah terdaftar dalam bursa efek global menerapkan IFRS
dalam mempersiapkan dan mempresentasikan laporan keuangannya.
Dalam konteks Indonesia, konvergensi IFRS dengan Pedoman Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) merupakan hal yang sangat penting untuk menjamin daya saing nasional. Perubahan
tata cara pelaporan keuangan dari Generally Accepted Accounting Principles (GAAP), PSAK,
atau lainnya ke IFRS berdampak sangat luas. IFRS akan menjadi kompetensi wajib dan
baru•bagi akuntan publik, penilai (appraiser), akuntan manajemen, regulator dan akuntan
pendidik. Mampukah para pekerja accounting menghadapi perubahan yang secara terus-
menerus akan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasar global terhadap informasi
keuangan? Bagaimanakah persiapan Indonesia untuk IFRS ini?
Sebagaimana yang dikatakan Thomas Friedman, “The World is Flat”, aktivitas M&A
lintasnegara bukanlah hal yang tidak lazim. Karena IFRS dimaksudkan sebagai standar
akuntansi tunggal global, kesiapan industri akuntansi Indonesia untuk mengadopsi IFRS akan
menjadi daya saing di tingkat global. Inilah keuntungan dari mengadopsi IFRS.
Bagi pelaku bisnis pada umumnya, pertanyaan dan tantangan tradisionalnya: apakah
implementasi IFRS membutuhkan biaya yang besar? Belum apa-apa, beberapa pihak sudah
mengeluhkan besarnya investasi di bidang sistem informasi dan teknologi informasi yang
harus dipikul perusahaan untuk mengikuti persyaratan yang diharuskan. Jawaban untuk
pertanyaan ini adalah jelas, adopsi IFRS membutuhkan biaya, energi dan waktu yang tidak
ringan, tetapi biaya untuk tidak mengadopsinya akan jauh lebih signifikan. Komitmen
manajemen perusahaan Indonesia untuk mengadopsi IFRS merupakan syarat mutlak untuk
meningkatkan daya saing perusahaan Indonesia di masa depan.
Indonesia pun akan mengadopsi IFRS secara penuh pada 2012 nanti, seperti yang dilansir IAI
pada peringatan HUT nya yang ke – 51. Dengan mengadopsi penuh IFRS, laporan keuangan
yang dibuat berdasarkan PSAK tidak memerlukan rekonsiliasi signifikan dengan laporan
keuangan berdasarkan IFRS.
Strategi adopsi yang dilakukan untuk konvergensi ada dua macam, yaitu big bang strategy
dan gradual strategy. Big bang strategy mengadopsi penuh IFRS sekaligus, tanpa melalui
tahapan – tahapan tertentu. Strategi ini digunakan oleh negara – negara maju. Sedangkan
pada gradual strategy, adopsi IFRS dilakukan secara bertahap. Strategi ini digunakan oleh
negara – negara berkembang seperti Indonesia.
PSAK akan dikonvergensikan secara penuh dengan IFRS melalui tiga tahapan, yaitu tahap
adopsi, tahap persiapan akhir dan tahap implementasi.
37
Tahap adopsi dilakukan pada periode 2008-2011 meliputi aktivitas adopsi seluruh IFRS ke
PSAK, persiapan infrastruktur, evaluasi terhadap PSAK yang berlaku. Pada 2009 proses
adopsi IFRS/ IAS mencakup :
1. IFRS 2 Share-based payment
2. IFRS 3 Business combination
3. IFRS 4 Insurance contracts
4. IFRS 5 Non-current assets held for sale and discontinued operations
5. IFRS 6 Exploration for and evaluation of mineral resources
6. IFRS 7 Financial instruments: disclosures
7. IFRS 8 Segment reporting
8. IAS 1 Presentation of financial statements
9. IAS 8 Accounting policies, changes in accounting estimates
10. IAS 12 Income taxes
11. IAS 21 The effects of changes in foreign exchange rates
12. IAS 26 Accounting and reporting by retirement benefit plans
13. IAS 27 Consolidated and separate financial statements
14. IAS 28 Investments in associates
15. IAS 31 Interests in joint ventures
16. IAS 36 Impairment of assets
17. IAS 37 Provisions, contingent liabilities and contingent assets
18. IAS 38 Intangible assets
Pada 2011 tahap persiapan akhir dilakukan dengan menyelesaikan seluruh infrastruktur
yang diperlukan. Pada 2012 dilakukan penerapan pertama kali PSAK yang sudah
mengadopsi IFRS. Namun, proses konvergensi ini tidak semudah membalikkan telapak
tangan karena dampak yang ditimbulkan dari konvergensi ini akan sangat mempengaruhi
semua kalangan, baik itu bidang bisnis maupun pendidikan.
2012 hendaknya setiap pelaku ekonomi bersiap-siap diri dalam menyambutnya. Hal ini
sangat penting mengingat penerapan konvergensi IFRS dimungkinkan sangat berpengaruh
pada iklim dunia bisnis di Indonesia.
Disisi lain tujuan konvergensi IFRS adalah agar laporan keuangan berdasarkan PSAK tidak
memerlukan rekonsiliasi dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS dan kalaupun ada
diupayakan hanya relatif sedikit sehingga pada akhirnya laporan auditor menyebut
kesesuaian dengan IFRS, dengan demikian diharapkan meningkatkan kegiatan investasi
secara global, memperkecil biaya modal (cost of capital) serta lebih meningkatkan
transparansi perusahaan dalam penyusunan laporan keuangan.
Dengan konvergensi IFRS, PSAK akan bersifat principle-based dan memerlukan professional
judgment, senantiasa peningkatan kompetensi harus pula dibarengi dengan peningkatan
integritas. Peta arah (roadmap) program konvergensi IFRS yang dilakukan melalui tiga
tahapan. Pertama tahap adosi (2008 - 2011) yang meliputi Adopsi seluruh IFRS ke PSAK,
persiapan infrastruktur yang diperlukan, evaluasi dan kelola dampak adopsi terhadap PSAK
yang berlaku. Kedua tahap persiapan akhir (2011) yaitu penyelesaian infrastruktur yang
diperlukan. Ketiga yaitu tahap implementasi (2012) yaitu penerapan pertama kali PSAK yang
sudah mengadopsi seluruh IFRS dan evaluasi dampak penerapan PSAK secara komprehensif.
Program konvergensi IFRS tentu akan menimbulkan berbagai dampak terhadap bisnis antara
lain:
1. Akses ke pendanaan internasional akan lebih terbuka karena laporan keuangan akan
lebih mudah dikomunikasikan ke investor global.
2. Relevansi laporan keuangan akan meningkat karena lebih banyak menggunakan nilai
wajar.
3. Disisi lain, kinerja keuangan (laporan laba rugi) akan lebih fluktuatif apabila harga-
harga fluktuatif.
4. Smoothing income menjadi semakin sulit dengan penggunakan balance sheet
approach dan fair value.
5. Principle-based standards mungkin menyebabkan keterbandingan laporan keuangan
sedikit menurun yakni bila penggunaan professional judgment ditumpangi dengan
kepentingan untuk mengatur laba (earning management).
6. Penggunaan off balance sheet semakin terbatas.
Tanggal
PSAK per Januari 2011 yang Telah Disahkan
efektif
PSAK 1 ( revisi
Penyajian Laporan Keuangan 01-Jan-11
2009)
40
PSAK 5 (Revisi
Segmen Operasi 01-Jan-11
2009)
PSAK 12 (Revisi
Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama 01-Jan-11
2009)
PSAK 15 (Revisi
Investasi pada Entitas Asosiasi 01-Jan-11
2009)
PSAK 25 (Revisi Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi,
01-Jan-11
2009) dan Kesalahan
PSAK 57 (Revisi
Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi 01-Jan-11
2009)
PSAK 58 (Revisi Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi
01-Jan-11
2009) yang Dihentikan
ISAK 13 Lindung Nilai Investasi Neto Kegiatan Usaha Luar Negeri. 01-Jan-12
41
PSAK 48 (revisi
Penurunan Nilai Aset 01-Jan-11
2009)
PSAK 19 (Revisi
Aset Takberwujud 01-Jan-11
2010)
PSAK 22(revisi
Kombinasi Bisnis 01-Jan-11
2010)
PSAK 23 (revisi
Pendapatan 01-Jan-11
2010)
PSAK 7(revisi
Pengungkapan Pihak-pihak berelasi 01-Jan-12
2009)
ISAK 14 Aset Takberwujud-Biaya Situs Web 01-Jan-11
PSAK 3 (revisi
Laporan Keuangan Interim 01-Jan-11
2010)
PSAK 18 (revisi
Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya 01-Jan-12
2010)
PSAK 24 (revisi
Imbalan Kerja 01-Jan-12
2010):
PSAK 24-Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan
ISAK 15 01-Jan-12
Pendanaan Minimum dan Interaksinya
Tanggal
ED PSAK per 1 Januari 2011 yang akan Public Hearing
Efektif
ED PSAK 28
Akuntansi Asuransi Kerugian 01-Jan-12
(Revisi 2010)
ED PSAK 36
Akuntansi Asuransi Jiwa 01-Jan-12
(Revisi 2010)
ED PSAK 56
Laba per Saham 01-Jan-12
(Revisi 2010)
ED PSAK 62
Kontrak Asuransi 01-Jan-12
(Revisi 2010)
ED PPSAK 9 Pencabutan PSAK 47: Akuntansi Tanah 01-Jan-12
Contoh Kasus