BAB 4
Aspek Kelembagaan dalam Pengembangan Akuntansi
Kelompok 6 [Kelas K] :
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI
DENPASAR
2018/2019
4.1. Penyusunan Standar Akuntansi di AS
Di Amerika Serikat sebelum tahun 1930, secara garis besar akuntansi belum diatur. Praktek
dan prosedur akuntansi yang digunakan oleh perusahaan, secara umum dianggap
konfidensial. Dengan demikian, satu perusahaan memiliki pengetahuan yang kurang
mengenai prosedur yang diikuti oleh perusahaan lain. Jadi, hasilnya pun sangat sedikit dari
keseragaman praktek akuntansi di antara masing-masing perusahaan, dari tahun ke tahun
dalam industri yang sama. Bank dan kreditur sebagai pengguna utama dari laporan keuangan,
disediakan hanya satu pelaporan yang nyata dari praktek akuntansi.
Sebelum perang dunia pertama, masyarakat Amerika tidak menginvestasikan dana mereka
dalam jumlah besar pada perusahaan tertutup. Ketika pemerintah menerbitkan pembayaran
tunai untuk obligasi, masyarakat tiba-tiba mempunyai dana tunai dalam jumlah yang besar.
Perusahaan tertutup akhirnya memperluas perusahaannya, perusahaan dan pemerintah
mendorong masyarakat untuk berinvestasi pada Bisnis Amerika. Sehingga pelaporan
keuangan sangat diperlukan oleh investor untuk berinvestasi pada perusahaan.
Tidak sampai terjadi kekacauan pada bursa saham di tahun 1929, investor mulai
mempertanyakan tentang akuntansi dan praktek pelaporan yang memadai untuk menilai
investasi. Kenyataannya, bahwa laporan keuangan berdasarkan pada praktek akuntansi dan
sering kali menyesatkan investor dan calon investor. Terdapat 3 periode perkembangan
standar akuntansi, yaitu:
1. Tahun Formatif, 1930 – 1946
2. Periode Pasca Perang, 1946 – 1959
3. Periode Modern 1959 – sekarang
Pada tahun 1880-an, dinyatakan secara jelas bahwa akuntansi menjadi instrument penting di
Amerika untuk melakukan bisnis. Organisasi yang disebut American Association of Public
Accountants dibentuk pada tahun 1886 dengan beranggotakan 10 anggota. Pada tahun 1986,
organisasi ini ditambah dengan organisasi lain, The Institute of Bookkeepers and Accountants
menjadi bagian kesuksesan dalam undang-undang Kota New York yang membuat
penunjukkan professional “Certified Public Accountant”. Pada tahun 1913, 31 negara telah
menerbitkan sertifikat Certified Public Acountant. Pencapaian lainnya pada asosiasi ini
adalah menemukan jurnal akuntansi pada tahun 1905. Penerbitan jurnal ini berlanjut menjadi
sangat penting hingga saat ini.
The American Institute of Accountant terbentuk pada tahun 1916 dari American Association
of public Accountants (namanya berubah menjadi The American Association of public
Accountants [AICPA] pada tahun 1957). Kelompok ini dibentuk bukan untuk mengganti
kelompok yang terdahulu, namun melengkapi kelompok sebelumnya dan memberikan
keseragaman dan standar dalam kualifikasi dan persyaratan untuk keanggotaan.
Organisasi lainnya, The American Society of Certified Public Accountants dibentuk pada
tahun 1921. Di mana AIA terfokus pada satu masalah seperti pemeriksaan dan kualifikasi,
masyarakat Amerika lebih terkonsentrasi pada pertahanan kekuasan di berbagai Negara.
Terdapat persaingan antara kedua organisasi ini, Namun karena tekanan dari masyarakat New
york, organisasi ini bersatu pada tahun 1936, dan mempertahankan nama pada kelompok
sebelumnya.
Selama persaingan berlangsung, lembaga menjadi pemimpin yang jelas dalam daerah
penyebaran material teknis. Selama tahun 1918, lembaga bekerja sama dengan Federal Trade
Commission, mempublikasikan pamflet yang berjudul “Approved Methods for The
Preparation of Balance Sheet Statements”. Dokumen ini dipublikasikan pada Federal
Reserve Statements dan dipertimbangkan untuk menyediakan standar minimum untuk
melakukan pemeriksaan pada neraca. Pamflet tersebut akhirnya direvisi pada tahun 1929
berdasarkan keputusan langsung dari Federal Reserve Board. Dokumen tersebut menangani
secara utama mengenai prosedur pemeriksaan, namun akuntansi keuangan masih
didiskusikan.
Faktor lainnya yang meningkatkan jasa pemeriksaan sebaik pertanyaan yang signifikan
mengenai praktek akuntansi pada permulaan tahun 1929. Pertanyaan muncul di mana praktek
akuntansi menghasilkan keputusan investasi yang sangat rendah untuk bisnis. Namun, kasus
ini tidak pernah dibuktikan.
Maka, akibat dari crash di pasar modal pada tahun 1929 (Market crash) periode 1930 sampai
1946 memiliki pengaruh yang signifikan di dalam praktek akuntansi di Amerika. Usaha
pertama mengembangkan standar dimulai dengan adanya persetujuan antara American
Institut Certified Public Accountant (AICPA) dan New York Stock Exchanges. Hasil
kerjasama ini adalah format draft “Five Broad Accounting Principles” yang disiapkan oleh
Komite AICPA dan disetujui oleh Komite NYSE pada tanggal 22 September 1932. Dokumen
ini merupakan usaha formal untuk mengembangkan “Generally Accepted Accounting
Principles” dan dimasukan ke dalam Accounting Research Bulletin (ARB) No. 43 Upaya
bersama yang dilakukan NYSE dan AICPA memiliki pengaruh besar dalam pembuatan
kebijakan akuntansi di Amerika Serikat selama 50 tahun ke depan. Rekomendasi (semua
aspek dari dokumen NYSE / AICPA asli) belum sepenuhnya diimplementasikan, tetapi
konsep dasar yang mengizinkan tiap perusahaan untuk memilih metode-metode dan prosedur
yang paling tepat untuk laporan keuangannya sendiri dalam kerangka dasar “Accepted
Accounting Principles” menjadi titik fokus pembangunan prinsip-prinsip di Amerika Serikat.
Respon CAP terhadap ASR 4 dimulai pada tahun 1939, untuk mengeluarkan pernyataan
dalam prinsip akuntansi bahwa prima facie mempunyai dukungan otoritas yang mendasar.
Selama 2 tahun periode (1938-1939), CAP mengeluarkan 12 buletin penelitian akuntansi.
CAP awalnya puas dengan usaha profesi akuntansi untuk menetapkan prinsip akuntansi.
Namun, profesi akuntansi selalu membiarkan, bahwa prinsip akuntansi dipersiapkan untuk
mengambil alih proses pembuatan aturan jika profesi tertinggal.
Tidak semua penyusun akuntansi senang dengan cara aturan akuntansi dikembangkan selama
periode ini. Anggota AAA menyukai pendekatan deduktif untuk memformulasikan aturan
akuntansi.
Era formatif ini tidak menghasilkan prinsip akuntansi komprehensif. Namun memberikan dua
kontribusi yang sangat penting. Pertama praktek akuntansi, khususnya pada keseragaman
aturan, meningkat secara signifikan. Kedua, sektor pribadi dengan tegas membentuk sumber
untuk membuat kebijakan akuntansi di Amerika Serikat.Ketika perang dunia pertama
dimulai, pengembangan aturan akuntansi menurun secara signifikan.Selama tahuntersebut,
CAP ditangani hampir secara eksklusif masalah akuntansi yang melibatkan transaksi perang.
Dalam Buletin Penelitian Akuntansi 13 menerbitkan antara Januari 1942 dan September
1946, 7 urusan yang berkaitan dengan masalah perang dan 3 dengan terminology.
4.4. Periode setelah Perang
Terdapat peningkatan yang sangat drastis dalam periode pasca perang ini. Perusahaan mulai
aktif dalam bursa saham. Terlihat pada tahun 1940 terdapat 4 juta pemegang saham di
Amerika Serikat. Tahun 1952, bertambah menjadi 7 juta, tahun 1962 mencapai 17 juta.
Laporan keuangan perusahan menjadi sumber yang sangat penting dalam pengambilan
keputusan keuangan. Dengan demikian laporan keuangan dan aturan akuntansi menjadi
perhatian yang lebih untuk para investor dalam mengambil keputusan.
a. ARB 32 dan SEC
CAP sibuk selama periode pasca perang. 18 ARB telah diterbitkan dari tahun 1946
hingga 1953. Meskipun komite telah dengan sukses mengeliminasi praktek akuntansi
yang dipertanyakan pada tahun 1930, strategi menciptakan satu masalah baru selama
akhir 1940 dan awal 1950. Sementara mengeliminasi dugaan praktek akuntansi, CAP
gagal untuk membuat rekomendasi positif untuk prinsip akuntansi umum. Hasilnya,
terdapat kelebihan pasokan prinsip akuntansi yang baik. Banyak praktek alternative
berlanjut untuk berkembang karena tidak ada yang mendasari teori akuntansi. Situasi ini
menimbulkan konflik antara CAP dan SEC.
Konflik yang paling dipublikasikan adalah antara semua laporan laba/rugi dengan
penampilan operasional saat ini. CAP merasa bahwa penampilan operasional saat ini akan
meningkatkan perbandingan laporan penghasilan masing-masing perusahaan dan masing-
masing tahun di perusahaan yang sama. Laba dan rugi yang tidak biasa dikecualikan
dalam laba bersih dibawah konsep penampilan operasional saat ini. Akibatnya, hal
tersebut mendorong diterbitkannya ARB 32.
Pada tahun 1950, SEC mengusulkan amandemen untuk peraturan S-X penggunaan semua
konsep inklusif.Proposal ini menimbulkan konflik langsung dengan ARB 32. Kemudian
CAP dan SEC mencapai pejanjian mengenai ARB 3 mengenai hal yang tidak biasa akan
menjadi bagian terakhir dalam laporan laba/rugi. Namun hal tersebut sangat tunduk pada
pengawasan SEC.
b. Masalah Tingkat Harga
Di akhir 1953, profesi akuntansi menjadi semakin mengkhawatirkan dengan akuntansi
dibawah kondisi perubahan tingkat harga. Hasilnya, kira-kira tiga tahun jika kemajuan
dibuat mengenai pengembangan prinsip akuntansi.Dorongan utama dalam perdebatan
tingkat harga adalah berurusan dengan biaya depresiasi. Biaya depresiasi berdasarkan
pada nilai historis tidak merupakan ukuran yang akurat.hal tersebut menghasilkan
pernyataan yang berlebihan pada pelaporan laba rugi. Secara umum, profesi pada
akhirnya memutuskan untuk memperlihatkan biaya dalam pembelian akan
membingungkan pengguna laporan keuangan. Sebagai hasilnya, mereka akan
menangguhkan perdebatan tingkat harga untuk beberapa tahun dan menjadi perhatian lagi
pada perkembangan standar akuntansi keuangan.
Pada tahun 1957, AAA sudah menerbitkan pernyataan yang mendasari konsep dan definisi
dimana setidaknya mendekati pendekatan deduktif. Dari awal didirikannya, CAP sudah
menolak pendekatan deduktif karena membutuhkan banyak waktu. Faktanya, komite
mgkhususkan ini waktunya untuk menyelesaikan masalah khusus dengan aturan yang
mendasar.
Pendekatan Baru
Alvin R. Jennings menyarankan organisasi ulang untuk AICPA untuk mempercepat
pengemebangan prinsip akuntansi. Jennings menekankan keperluan untuk penelitian sebagai
bagiann dari proses ini. Dengan kata lain, ia menginginkan pendekatan konseptual untuk
menggantikan metode sedikit demi sedikit. Profesi akuntansi siap untuk mempertimbangkan
pendekatan baru Jennings. AICPA mengatur Special Committee on Research Program yang
menyelesaikan laporannya kurang dari satu tahun. Laporan ini menjadi Articles of
Incorporation untuk Accounting Priciples Board (APB) dan Accounting Research Division.
CAP dikritik dengan sangat berat, mungkin sudah sepatutnya, tp ia menunjukan profesi
pertama yang terus menerus berusaha untuk mengembangkan aturan akuntansi keuangan. Ia
menerbitkan jumlahnya 51 ARB selama ia berada. Salah satunya, no 43 menunjukan
pernyataan ulang dan revisi dari 42 buletin bertama.Bagian besar dari ARB 43 tetap berlaku
hinga sekarang.Sepanjang hidup CAP, ARB semakin diakui sebagai wibawa dan mempunyai
efek yang jelas dalam praktik akuntansi.
Dengan tujuan meningkatkan kepercayaan investor, SOX mewajibkan chief executive officers
(CEO) dan chief financial officers (CFO)nperusahaan yang terdaftar di pasar modal, secara
hukum bertanggung jawab terhadap kebenaran laporan keuangan yang mereka tanda tangani
(Goodman 2004). SOX juga menentukan dengan jelas peran akuntan publik dan audit
committee dalam mekanisme corporate governance, persyaratan pelaporan keuangan dan
hukuman bagi yang tidak mematuhi (Miller and Pashkoff 2002). Aturan yang terdapat dalam
SOX tidak hanya mempengaruhi perusahaan Amerika dab perusahaan asing yang terdaftar di
pasar modal Amerika, tetapi juga mempengaruhi regulator, akuntan publik, komite audit,
pengacara, direktur perusahaan dan para analis. Salah satu implikasi SOX terhadap profesi
akuntansi adalah bahwa auditor perusahaan yang terdaftar di pasar modal wajib
mengeluarkan tiga opini:
Atas dasar ketentuan yang terdapat dalam SOX, di Amerika dibentuk Public Company
Accountability Oversight Board (PCAOB). PCAOB ini merupakan organisasi nirlaba swasta
terdiri dari lima anggota dan maksimal dua diantaranya adalah anggota yang bersertifikat
akuntan publik (certified public accountant). Misi utama PCAOB adalah untuk melindungi
kepentingan investor dan kepentingan publik dengan cara mengawasi auditor perusahaan
publik dalam menyajikan laporan audit yang independen, jujur dan informatif. SOX memberi
wewenang kepada PCAOB untuk membuat aturan tentang pendaftaran (perizinan) dan
pelaporan kantor akuntan publik, standar audit dan standar profesional lainnya, serta inspeksi
dan investigasi atas kegiatan kantor akuntan publik.
Aturan yang dibuat PCAOB yang ditujiukan kepada akuntan publik adalah kewajiban
akuntan publik untuk menilai keefektivan internal control dalam praktik pelaporan keuangan
berdasarkan pada kriteria tertentu seperti “integrated framework” yang dikeluarkan oleh the
Committee of Sponsoring Organizations the Treadway Commission (COSO). PCAOB juga
mengeluarkan Auditing Standard No.2 yang mendefinisikan konsep internal control dalam
pelaporan keuangan dan mengatur tujuan auditor dalam menilai internal control. Selain itu
PCAOB menekankan arti penting “Control Environment” dan “Antri-Fraud Program and
Control” bagi auditor dalam menilai internal controlyang digunakan dalam pelaporan
keuangan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anis Chariri & Imam Ghozali. 2007. Teori Akuntansi. Semarang: Badan Penerbit UNDIP
2. https://www.academia.edu/12623241/RMK_Bab_III_Perkembangan_Lembaga_Penyusu
n_Akuntansi_Keuangan (diakses tanggal 24 Februari 2019)
3. http://www.academia.edu/23864379/ARTIKEL_TEORI_AKUNTANSI (diakses tanggal
24 Februari 2019)